SKRIPSI
Oleh:
JUNIANTONO
NIM. 1501025
Nama : Juniantono
NIM : 1501025
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu tempat Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis dalam makalah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Juniantono
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI
Nama : Juniantono
NIM : 1501025
Dengan Hak Bebas Royalty Nonekslusif ini Stikes Muhammadiyah Klaten berhak
menyimpan, mengalih media / formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis / pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Juniantono
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
limpahan Rahmat, kesehatan, dan kekuatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan
proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Jus Tomat Terhadap Penurunan
Kadar Gula Darah Pada Klien Dengan Diabetes Mellitus Di Puskesmas Kalikotes”.
Penyusunan dan penyelesaian proposal penelitian ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, maka dengan rendah hati pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Sri Sat Titi Hamranani, S.Kep, Ns, M.Kep. Selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Klaten
2. Istianna Nurhidayati M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom.Selaku ketua prodi S1 keperawatan
3. Supardi S.Kep.,Ns.,M.Sc Selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
arahan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik.
4. Fitri Suciana S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik.
5. Saifudin Zukhri, S.Kep.,M.Kes selaku penguji skripsi.
6. Kedua orang tua, dan Kakak yang telah memberikan banyak sekali dukungan, doa dan
motivasi agar saya tetap semagat dalam menyelesaikan proposal penelitian ini
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan proposal penelitian ini. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Juniantono
ii
DAFTAR ISI
iii
I. Uji Coba Instrument ......................................................................................................... 32
J. Uji validitas dan realibilitas.............................................................................................. 32
K. Jalannya penelitian............................................................................................................ 32
L. Metode pengolahan dan Analisa data.............................................................................. 34
BAB IV ............................................................................................................................................ 36
HASIL PENELITIAN ............................................................................................................... 36
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................................. 36
B. Hasil Penelitian ................................................................................................................. 37
BAB V.............................................................................................................................................. 41
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 41
A. Pembahasan ..................................................................................................................... 41
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................................................... 48
BAB VI ............................................................................................................................................ 49
PENUTUP ................................................................................................................................... 49
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 49
B. Saran................................................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 51
Daftar Pustaka
Lampiran
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT TERHADAP PENURUNAN KADAR
GULA DARAH PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS
KALIKOTES
INTISARI
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dan heterogen dengan karakteristik
hiperglikemik (kadar gula darah tinggi) sebagai akibat dari kurangnya sekresi insulin,
aktifitas insulin ataupun keduanya. Diabetes melitus dapat diatasi dengan mengelola
beberapa hal yang mempengaruhi penurunan glukosa, yaitu aktivitas fisik, kadar insulin,
diet, edukasi dan terapi. Tomat mengandung kalium dan likopen yang sangat baik untuk
mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian jus tomat terhadap penurunan kadar gula darah
pada klien dengan diabetes mellitus.
Jenis penelitian quasi experiment dengan pendekatan one grup pre-post time series
design (before and after) dan tehnik sampling purposive sampling. Sampel sebanyak 32
penderita DM yang terbagi dalam 2 kelompok. Instrument penelitian ini adalah lembar
observasi. Uji statistik menggunakan T-test dependent dan independent.
Analisis uji perbedaan kelompok jus tomat dan kontrol didapatkan p value 0,363 (p >
0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada perbedaan penurunan kadar gula darah
pada klien dengan diabetes mellitus untuk kelompok dengan pemberian jus tomat dan
kelompok kontrol.
Kata kunci: jus tomat, penurunan kadar gula darah, diabetes melitus
viii
THE INFLUENCE OF TOMATOUS JUICE ON BLOOD SUGAR REDUCTION IN
CLIENTS WITH DIABETES MELLITUS IN PUSKESMAS KALIKOTES
ESSENCE
Diabetes mellitus is a metabolic disease and heterogeneous characteristics
hyperglycemic (high blood sugar levels) as a result of a lack of insulin secretion, insulin
activity or both. Diabetes mellitus can be overcome by managing several things that affect
the decrease in glucose, namely physical activity, insulin levels , diet, education and
therapy . Tomatoes contain potassium and lycopene which is very good for controlling
blood sugar levels in people with diabetes mellitus. This study aims to determine the effect
of giving tomato juice on reducing blood sugar levels in clients with diabetes mellitus .
This type of research is quasi experiment with one group approach pre-post time
series design (before and after) and purposive sampling technique sampling. Samples were
3 2 DM patients who were divided into 2 groups . The research instrument was
an observation sheet . Statistical tests using dependent and independent T-tests .
Analysis of the differences in the tomato juice and control groups obtained p value
of 0.363 (p> 0.05) . The conclusion of this study is not a da differences decrease the levels
of blood sugar in clients with diabetes mellitus for the group with the provision of tomato
juice and a control group .
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang timbul akibat kadar
gula darah tinggi. Kadar gula darah yang tinggi disebabkan ketidak mampuan tubuh
memproduksi hormon insulin atau penggunaan yang tidak efektif dari produksi
insulin. Gula darah dapat meningkatkan karena makanan, stres, sakit, dan obat-obatan
tertentu (Holistic Health Solution, 2011). Penderita Diabetes Mellitus (DM) di
Indonesia menempati peringkat ke 6 terbanyak di dunia setelah India, Cina, Rusia,
Jepang, dan Brazil. DM dapat diderita oleh semua kelompok umur dan populasi, DM
tipe II 9 kali lebih banyak dari pada DM tipe I. DM tipe I 5-10% dari penderita DM
dan terjadi pada masa anak atau dewasa muda, DM tipe II merupakan 90-95% dari
seluruh penderita DM (Sutejo, 2010). Secara global, jumlah penderita Diabetes
Mellitus (DM) pada tahun 2015 sebanyak 415 juta orang dan diperkirakan pada tahun
2040 akan meningkat menjadi 642 juta orang (International Diabetes Federation
(IDF), 2015).
Sebanyak 43% dari 3,7 juta kematian DM terjadi sebelum berusia 70 tahun
dan persentase kematian tersebut lebih banyak terjadi di negara berkembang dari pada
di negara maju (WHO, 2016a). Berdasarkan data dari WHO, prevalensi DM di
Indonesia pada tahun 2000 yakni 8,4 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2030
akan mencapai 21,3 juta orang (WHO, 2016b).
Prevalensi diabetes melitus di Jawa Tengah pada tahun 2015 menempati
urutan ke-2 setelah penyakit hipertensi dengan persentase 18,33% atau sebanyak
110.702 orang, diabetes melitus tipe 1 sebanyak 8.611 orang dan diabetes melitus tipe
2 sebanyak 102.091 orang. Prevalensi diabetes melitus tertinggi berada di Kabupaten
Klaten sebanyak 7.482
Diabetes melitus adalah suatu kondisi dimana kadar gula di dalam darah lebih
tinggi dari biasa/normal (Normal : 80 mg/dl sampai dengan 150 mg/dl) atau kadar gula
darah puasa> 126 mg/dl dan kadar gula darah sewaktu tidak berpuasa > 200 mg/dl
yang disebabkan ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau
karena penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin (Maulana,2015).
2
dan sudah mengkonsumsi obat anti diabetes mellitus yang diberikan oleh instansi
puskesmas
Masyarakat belum pernah mengkonsumsi jus tomat untuk menurunkan kadar
gula darah. Masyarakat belum pernah diadakan penelitian tentang efektifitas jus tomat.
Diharapkan dengan penatalaksanaan non-farmakologi dengan cara mengkonsumsi jus
tomat akan mengurangi peningkatan penderita diabetes mellitus di masyarkat
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang “ pengaruh
pemberian jus tomat terhadap penurunan kadar gula darah pada klien dengan
diabetes mellitus di puskesmas kalikotes”.
B. Rumusan Masalah
Menurut laporan dari beberapa tempat di Indonesia, angka kejadian dan
komplikasi DM cukup tersebar sehingga bisa dikatakan sebagai salah satu masalah
nasional yang harus mendapat perhatian lebih.
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dan heterogen dengan
karakteristik hiperglikemik (kadar gula darah tinggi) sebagai akibat dari kurangnya
sekresi insulin, aktifitas insulin ataupun keduanya. Dasar pengobatan yang dapat
dilakukan ketika sudah terjadi komplikasi hanyalah dengan cara mengontrol kadar
gula darah semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya keadaan yang lebih
buruk. Diabetes melitus dapat diatasi dengan mengelola beberapa hal yang
mempengaruhi penurunan glukosa, yaitu aktivitas fisik (latihan jasmani), kadar
insulin, diet, edukasi, terapi, dan meminum jus tomat secara rutin.
Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti di desa ngemplak belum
pernah diadakan penelitian tentang jus tomat untuk menurun kadar gula darah.
Masyarakat biasanya mengkonsumsi obat-obatan dan mengkonsumsi sayur dan buah
yang disarankan oleh isntansi puskesmas yang dipercaya untuk menurunkan kadar
gula darah pada penderita diabetes mellitus. Diharapakan pemberian jus tomat bisa
memberikan pengetahuan bahwa jus tomat bisa menurunkan kadar gula darah pada
penderita diabetes mellitus. Selain itu tomat banyak ditemukan di pasar dan harganya
terjangkau untuk masyarakat, tomat yang digunakan juga harus yang bagus dan
kelihatan segar. Tomat mengandung kalium dan likopen diharapkan dapat
menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus. Berdasarkan
permasalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
4
“pengaruh pemberian jus tomat terhadap penurunan kadar gula darah pada klien
dengan diabetes mellitus di puskesmas kalikotes”
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “ apakah ada pengaruh pemberian jus tomat terhadap penurunan
kadar gula darah pada klien dengan diabetes mellitus berpengaruh terhadap
penurunan resiko buruk terhadap diabetes mellitus “
C. Tujuan Penilitian
1. Tujuan umum penelitian
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian jus
tomat terhadap penurunan kadar gula darah pada klien dengan diabetes mellitus
2. Tujuan khusus penelitian
Tujuan khusus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Mendiskripsikan karakteristik responden yang meliputi usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, masalah kesehatan lain yang dirasakan, obat yang
dikosumsi
b. Mengetahui pemberian jus tomat
c. Penurunan kadar gula darah setelah diberikan jus tomat
d. Menganalisis pengaruh jus tomat terhadap penurunan kadar gula darah pada
klien setelah diberikan jus tomat
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara praktis sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
Sebagai pengembangan kemampuan peneliti dalam membuat penelitian
sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan khususnya
mata kuliah riset dan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai
pemberian pendidikan kesehatan pada pasien diabetes
5
E. Keaslian Penelitian
Penelitian dengan topik diabetes mellitus telah banyak dilakukan oleh
para peneliti terdahulu. Melalui hasil telah kepustakaan ditemukan beberapa
penelitian antara lain :
1. Jurnal : Pengaruh Pemberian Jus Tomat Terhadap Kadar Gula Darah Pada Klien
Dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Cempaka Banjarmasin
Penelitian yang dilakukan oleh Dinda Puteri Febiola dan Zaqyyah
Huzaifah (2018) dengan Jenis penelitian ini adalah Quasy eksperiment dengan
one grup pre-post time series design dan tehnik sampling purposive sampling.
Menggunakan Uji Paired Sampel T-test kepada 15 orang Penelitian ini untuk
menganalisis pengaruh pemberian jus tomat terhadap kadar gula darah pada klien
dengan diabetes melitus Rata-rata kadar gula darah sebelum pemberian jus tomat
adalah 238,64 mg/dl dan rata-rata kadar gula darah setelah pemberian jus tomat
adalah 139,04 mg/dl. Hasil uji Paired Sampel T-test didapatkan nilai p (0,000) < α
(0,05). Ada pengaruh pemberian jus tomat terhadap kadar gula darah pada klien
dengan diabetes melitus.
Perbedaan penelitiaan diatas akan dilakukan 15 orang sedangkan yang
dilakukan pengujiaan hanya intervensi 16 sample dan kontrol 16 sample orang
untuk dilakukan uji penelitian menggunakan jus tomat dan dilakukan di desa
ngemplak kec. kalikotes
6
2. Jurnal : Asupan Vitamin C dan E Tidak Mempengaruhi Kadar Gula Darah Puasa
Pasien DM Tipe 2
Penelitian yang dilakukan oleh Cleonara Yanuar Dini, Maulida Sabila, Intan
Yusuf Habibie, Fajar Ari Nugroho (2017) Penelitian ini merupakan penelitian
cross sectional dengan jumlah responden 31 orang yang diambil secara purposive
sampling. Data asupan vitamin C dan E selama 3 bulan terakhir dicatat
menggunakan form SQ-FFQ. Nilai median asupan vitamin C dan vitamin E
seluruh responden berturut-turut adalah 95,1 mg dan 5,3 mg. Median kadar
glukosa darah puasa seluruh responden adalah 191 mg/dL. Uji analisa hubungan
vitamin C dan E dengan kadar gula darah menggunakan uji Pearson (CI 95%)
menunjukkan nilai hubungan asupan vitamin C dan E terhadap kadar gula darah
berturut-turut p = 0.697 dan p = 0.215. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
hubungan asupan vitamin C dan E terhadap kadar gula darah puasa pasien rawat
jalan diabetes melitus
Perbedaan penelitiaan diatas akan dilakukan 15 orang sedangkan yang
dilakukan pengujiaan hanya intervensi 16 sample dan kontrol 16 sample orang
untuk dilakukan uji penelitian menggunakan jus tomat dan dilakukan di desa
ngemplak kec. kalikotes
3. Jurnal : ASUPAN ZAT-ZAT GIZI DAN KADAR GULA DARAH PENDERITA
DM-TIPE2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. ABDUL
MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
Penelitian yang dilakukan oleh Usedeka Muliani (2013) Pasien DM di
ruang rawat jalan RSUDAM Provinsi Lampung tahun 2011 menempati urutan
ketiga dari 10 penyakit terbanyak. Tujuan penelitian, untuk mengetahui hubungan
asupan zat-zat gizi dengan kadar gula darah penderita DM-tipe2 di poliklinik
penyakit dalam RSUDAM Provinsi Lampung. Jenis penelitian analitik dengan
rancangan cross sectional. Populasi, adalah pasien DM-tipe2 rawat jalan di poli
penyakit dalam RSUDAM Provinsi Lampung. Sampel 57 orang dengan teknik
accidental sampling. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil analisis
univariat 68,4% pasien kurang baik asupan energinya, 63,2% pasien asupan
protein kurang baik, 52,6% pasien baik asupan karbohidratnya, 61,4% pasien
asupan lemak kurang baik, 86% pasien baik asupan kholesterol, dan 68,4% pasien
asupan serat kurang dari seharusnya. Hasil analisis bivariat (1) Ada hubungan
7
yang bermakna antara asupan energi dengan kadar gula darah (p= 0,001) ; (2) Ada
hubungan antara asupan protein dengan kadar gula darah (p = 0,033) ; (3) Ada
hubungan antara asupan karbohidrat dengan kadar gula darah (p = 0,004) ; (4)
Tidak ada hubungan antara asupan lemak dengan kadar gula darah( p = 0,590) ;
(5) Tidak ada hubungan asupan kholesterol dengan kadar gula darah (p=0,422) ;
(6) Ada hubungan asupan serat dengan kadar gula darah (p = 0,001). Saran,
sebaiknya pasien DM di poli penyakit dalam mendapat penyuluhan dan konseling
gizi secara berkala, serta perlu dilakuka penelitian lebih lanjut mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi asupan makanan penderita DM-tipe2.
Perbedaan dengan penelitian diatas antara lain variabel bebas dan
variabel terikat, serta menggunakan quasy eksperiment serta responden yang
digunakan hanyalah intervensi 16 sample dan kontrol 16 sample untuk diberikan
jus tomat dan penelitian dilakukan di desa ngemplak kec. kalikotes
4. Jurnal : PEMERIKSAAN KESEHATAN KADAR GULA DARAH SEBAGAI
UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF KESEHATAN MASYARAKAT
DUSUN SUREN DESA BLULUK LAMONGAN
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Helmi Setiawan, Dhifran Nobel Bistara
(2018)
Latar belakang : Penyakit diabetes mellitus saat ini banyak dikaitkan dengan
perubahan polahidup, status sosial ekonomi dan faktor keturunan. namun dalam
beberapa dekade terakhir inikurang gizi pada usia dini yang kronis sebagai
penyebab terjadinya berbagai penyakit kronistermasuk penyakit diabetes mellitus,
penyakit jantung dan hipertensi. Tujuan :Kegiatan pengabdian pada masyarakat
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan masyarakat dusun Suren Bluluk
melalui pemeriksaan kadar gula darah dan konsultasi kesehatan sebagai upaya
promotif dan preventif. Metode : Metode yang dilakukan adalah memberikan
pelayanan kesehatan berupa melalui pemeriksaan kadar gula darah dan tekanan
darah serta konsultasi kesehatan dengan tahapan pra kegiatan, kegiatan inti dan
post kegiatan. Hasil : Hasil pemeriksaan dan konsultasi kesehatan terhadap 145
patisipann masyarakat dusun Suren desa Bluluk dan sekitarnya didapatkan
karakteristik jenis kelamin terbanyak yang hadir 87 orang (60%) laki-laki, dengan
usia masyarakat yang hadir terbanyak 88 orang (61%) berusia 41-59 tahun dengan
domisili sebagian besar berasal dari dusun Suren desa Bluluk Lamongan sebanyak
8
A. Tinjauan Teori
1. Diabetes Mellitus
a. Definisi
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang timbul
akibat kadar gula darah tinggi. Kadar gula darah yang tinggi disebabkan
ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin atau penggunaan yang
tidak efektif dari produksi insulin. Gula darah dapat meningkatkan karena
makanan, stres, sakit, dan obat-obatan tertentu (Holistic Health Solution,
2011).
Secara global, jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) pada tahun
2015 sebanyak 415 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2040 akan
meningkat menjadi 642 juta orang (International Diabetes Federation (IDF),
2015).
Sebanyak 43% dari 3,7 juta kematian DM terjadi sebelum berusia 70
tahun dan persentase kematian tersebut lebih banyak terjadi di negara
berkembang dari pada di negara maju (WHO, 2016).
Penderita Diabetes Mellitus (DM) di Indonesia menempati peringkat
ke 6 terbanyak di dunia setelah India, Cina, Rusia, Jepang, dan Brazil. DM
dapat diderita oleh semua kelompok umur dan populasi, DM tipe II 9 kali
lebih banyak dari pada DM tipe I. DM tipe I 5-10% dari penderita DM dan
terjadi pada masa anak atau dewasa muda, DM tipe II merupakan 90-95%
dari seluruh penderita DM (Sutejo, 2010).
b. Etiologi
Diabetes type ini ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas.
Kombinasi faktor genetik, imunologi, dan mungkin pula lingkungan
diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta, diabetes ini biasanya
terjadi pada usia 30 tahun.
1) Faktor Genetika
Penderita Diabetes Mellitus tidak mewarisi diabetes type I itu sendiri,
tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
10
bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (80 -150
mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level
terendah pada pagi hari, sebelum orang makan. Diabetes mellitus adalah
penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh gagalnya pengaturan
gula darah. Meskipun disebut "gula darah", selain glukosa, kita juga
menemukan jenis-jenis gula lainnya, seperti fruktosa dan galaktosa. Namun,
hanya tingkatan glukosa yang diatur melalui insulin dan leptin.
b. Pengaruh langsung dari masalah gula darah
Bila level gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi
yang bisa fatal yang disebut hipoglikemia. Gejala-gejalanya adalah perasaan
lelah, fungsi mental yang menurun, rasa mudah tersinggung, dan kehilangan
kesadaran. Bila levelnya tetap tinggi, yang disebut hiperglikemia, nafsu
makan akan tertekan untuk waktu yang singkat. Hiperglikemia dalam jangka
panjang dapat menyebabkan masalah-masalah kesehatan yang
berkepanjangan pula yang berkaitan dengan diabetes, termasuk kerusakan
pada mata, ginjal, dan saraf Peningkatan rasio gula darah disebabkan karena
terjadi percepatan laju metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis yang
terjadi pada hati
c. Mekanisme pengaturan gula darah
Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk
mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam
darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan
glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati).
Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini
disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga
meningkatkan level gula darah.
Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan
glikogen, atau karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari
butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut
insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen.
Proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi level gula darah.
18
(0,007 %), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid
(termasuk likopen, α dan ß-karoten), protein, lemak, vitamin, mineral dan
histamin (Canene, 2005). Likopen berwarna merah terang adalah karotenoid
dan sekitar 85% merupakan likopen dari total karotenoid. Selama proses
pematangan, kandungan likopen meningkat tajam (Sanjiv AA dan
Venketeshwer Rao, 2000). Lycopene (likopen) sering disebut sebagai α-
karoten adalah suatu karotenoid pigmen merah terang, banyak ditemukan
dalam buah tomat dan buah-buahan lain yang berwarna merah. Likopen di
alam, berada dalam bentuk trans yang secara termodinamika merupakan
bentuk yang stabil, larut dalam pelarut non polar dan ditemukan pada range
panjang gelombang 446-506nm, Keberadaan cahaya dan pemanasan
berpotensi mengubah bentuk isomer trans menjadi cis (O’Neill, M. J, 2006).
Riset makanan dan phytonutrien terbaru, menjadikan likopen objek paling
populer. Karotenoid ini telah dipelajari secara ekstensif dan ternyata
merupakan sebuah antioksidan yang sangat kuat dan memiliki kemampuan
anti-kanker. Nama lycopene (likopen) diambil dari penggolongan buah tomat,
yaitu Lycopersicon esculantum.
c. Manfaat buah tomat
Dengan semua kandungan gizi yang penting dan bermanfaat
didalamnya, tidak salah bila para ahli kesehatan menganjurkan kepada kita
untuk rajin mengkonsumsi buah tomat. Berikut manfaat buah tomat untuk
kesehatan tubuh anda.
1) Mencegah dan mengobati penyakit anemia.
Bagi para penderita penyakit anemia, Tomat adalah salah satu
jenis buah yang dianjurkan untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan buah
tomat mengandung zat besi dan vitamin C cukup tinggi. Perpaduan zat
besi dan vitamin C didalamnya mampu meningkatkan sintesis
hemoglobin dan pembentukan sel darah merah pada tubuh. Jumlah
hemoglobin yang cukup dalam tubuh dapat mencegah dan juga
mengobati berbagai jenis anemia.
2) Melindungi tubuh dari serangan kanker.
Buah tomat mengandung zat likopen dengan kadar tinggi. Zat
ini berperan sebagai antioksidan bagi tubuh, salah satunya dapat
21
Cara membuat :
1. Bersihkan tomat sampai bersih dan tidak ada kotoran sedikitpun
2. Kemudian potong kecil-kecil
3. Siapkan blender dilanjutkan dengan potongan tomat dan air mineral
4. Nyalakan blender dengan kecepatan sedang selama 4 menit sampai halus
lalu matikan dan saring
5. Siapkan gelas cup dan tuangkan secara perlahan supaya tidak tumpah
6. Jus tomat segar pun siap dinikmati
24
B. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan teori diatas peneliti membuat kerangka teori sebagai berikut
Komplikasi
Tanda dan gejala
Tipe DM 1. Penyakit jantung
1. Mudah lapar
DM Tipe 1 2. Kerusakan
2. Mudah haus
(produksi insulin Proses Kadar Gula ginjal
3. Sering buang air kecil
berkurang) darah 3. Kerusakan mata
Hiperglikemia : 4. Mudah merasa lelah
DM Tipe 2 meningkat 4. Gangguan
\ tapi ≥ 150mg/dl 5. Penurunan berat badan
pendengaran
(insulin cukup 6. Gatal diarea kemaluan
tidak berkerja 5. Gangguan kulit
7. Luka yang sulit sembuh
dengan baik) 6. alzheimer
8. Gangguan penglihatan
Farmakologi Non
farmakologi
1. Sulfonilurea
2. metformin 1. Jus buah tomat
Kandungan
1. Vit. C
Efek 2. Vit. A
3. Vit. K
1. Diare
4. Likopen
2. Maag
5. Kalsium
3. Alergi
6. Fosfor
4. Gula rendah
7. Zat besi
C. Hipotesis
Berdasarkan konsep penelitian maka hipotesis yang dapat diambil dalam
penelitian ini adalah :
1. Ha : ada pengaruh pemberian jus tomat pada penderita diabetes mellitus terhadap
penurunan tingkat gulah darah pada penderita DM
2. Ho : tidak ada pengaruh pemberian jus tomat pada penderita diabetes mellitus
terhadap penurunan tingkat gulah darah pada penderita DM
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Variabel pengganggu:
1. Umur
2. Lama DM
3. Obesitas
4. Diet
5. Gula Darah Sewaktu
6. Kurang aktivitas
7. Stres
8. Obat
Keterangan :
: Variabel Diteliti
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode quasi
experiment dengan pendekatan one grup pre-post time series design (before and after)
dan tehnik sampling purposive sampling. Menggunakan Uji Paired Sampel T-test.
27
O1 O1’
O2 X O2’
Keterangan :
n : Perkiraan jumlah sampel
N : Perkiraan jumlah populasi
Z : Nilai standar normal untuk α = 0,05 (1,95)
q : Perkiraan proporsi, jika tidak dikendalikan dianggap 50%
p :1 – p (100% -p)
d : Tingkat kesalahan yang dipilih d = 0,05
sebagai berikut :
Kriteria inkulasi :
a. Perempuan atau laki-laki berusia 40 - 60 tahun
b. Responden yang mengalami DM > 1 tahun
c. Responden yang terdiagnosa DM dari puskesmas
d. Bisa membaca dan menulis.
e. Bersedia menjadi responden dan mengikuti alur penelitian.
f. Responden yang masih konsumsi obat DM
Kriteria ekskulasi :
a. Responden yang mengalami kesulitan menelan
b. Responden yang sedang sakit
c. Responden yang mengalami gastritis
𝑁. 𝑍². 𝑝. 𝑞
𝑑(𝑁 − 1) + 𝑍². 𝑝. 𝑞
50. (1,96)². 0,5.0,5
n=
0,05(50 − 1) + (1,96)². 0,5.0,5
50.3,8416.0,25
n=
2,45 + 3,8416.0,25
48,02
n=
2,45 + 0,96
48,02
n= = 14 responden+ drop out 10% =16 responden
3,41
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik berat suatu
pnelitian dan tidak pernah ketinggalan dalam setiap penelitain (Arikunto 2010).
Variabel pada penelitian ini terbagi atas :
1. Variabel Independent (bebas)
Variabel independent adalah stimulasi untuk menciptakan suatu dampak
pada dependet variabel (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini variabel
independent atau variabel bebasnya adalah pemberian jus tomat.
2. Variabel dependent (terikat)
Variabel dependent adalah variabel respon atau output akibat dipengaruhi
oleh variabel independent (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini variabel
dependent atau variabel terikat adalah kadar gula darah pada penderita DM.
3. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu adalah variabel yang mengganggu hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat (Riwidikdo, 2015). Variabel pengganggu pada
penelitian ini adalah :
a. Umur dikendalikan dengan memilih responden minimal berumur 40-60 tahun
b. Lama DM dikendalikan dengan memilih pasien DM yang telah menderita >
1 tahun
c. Obesitas tidak dikendalikan karena tidak dilakukan pengukuran tinggi dan
berat badan untuk menentukan IMT
d. Diet tidak dikendalikan karena membutuhkan observasi secara langsung
dalam pelaksanaan diet pada responden
e. GDS dikendalikan dengan memilih responden yang memiliki GDS≥150mg/dl
f. Stres tidak dikendalikan
g. Obat dikendalikan dengan memilih responden yang mengkonsumsi obat DM.
30
E. Definisi Operasional
G. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah masalah yang sangat penting dalam penelitian,
mengingat penelitian keperawatan berhubungsn langsung dengan manusia, maka
segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2014). Etika penelitian ini
meliputi:
1. Lembar persetujuan Responden (Informed Consent)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan tujuan agar responden mengerti maksud dan tujuan
penelitian. Responden yang bersedia dijadikan subyek penelitian diberikan
informed consent untuk ditanda tangani dengan tujuan mencari kesepakatan antara
31
responden dengan peneliti. Pada saat peneliti seluruh responden yang menjadi
sampel berssedia menandatangani persetujuan responden.
2. Tanpa Nama (Anominity)
Anominity digunakan untuk menjaga kerahasian responden penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti tidak mencantumkan nama responden dengan tujuan
untuk menjaga identitas responden, namun hanya diberikan kode berupa inisial
huruf saja.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Confidentiality artinya bahwa semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Teknik ini dilakukan dengan mengambil
data-data tertentu yang dibutuhkan dan setelah selesai maka instrumen dalam hasil
pengumpulan data akan dimusnahkan dengan tujuan agar data responden tidak
diketahui oleh publik. Peneliti menjaga kerahasian responden yang menjadi
sampel peneliti.
4. Keadilan (Justice)
Justice mengandung makna bahwa penelitian memberikan keuntungan
dan beban secara merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan subjek
penelitian. Keadilan dilakukan dengan memberikan perlakuan yang sama pada
seluruh responden.
5. Etikal clerance
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat surat keterangan kelayakan
etika penelitian dari komite etika penelitian fakultas kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
2. Instrumen B
Instrumen B Lembar Observasi yaitu untuk mencatat kadar gula darah pada klien
K. Jalannya penelitian
Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini dimulai dari persiapan hingga
penelitian yaitu:
33
1. Tahap persiapan
Kegiatan dalam tahap persiapan ini meliputi studi pendahaluan,
selanjutnya dilakukan penyusunan proposal penelitian. Proposal dikonsulkan
kepada dosen pembimbibing. Selanjutnya peneliti melakukan sidang proposal
setelah di setujui oleh pembimbing dan koordinator skripsi. Kemudian proses
perbaikan proposal penelitian. Tahap selanjutnya melakukan uji validitas dan
realibilitas serta mengurus proses perijinan dari kampus ke puskesmas tempat
penelitian, direncanakan penelitian ini melibatkan asisten penelitian sebanyak 2
orang dengan kriteria mahasiswa S1 keperawatan tingkat 3 dan bersedia menjadi
asisten penelitian. Tugas asisten penelitian yaitu membantu memberikan jus
tomat dan menuliskan data pasien dan hasil pengukuran kadar gula darah.
2. Tahap pelaksanaan
Setelah diperoleh ijin penelitian, selanjutnya penelitian menentukan
jumlah populasi dan mengambil sampel untuk dilakukan pengambilan data
dengan cara mencari subyek penelitian yaitu penderita DM yang memenuhi
kriteria penelitian dan dibantu oleh asisten penelitian untuk mencari populasi.
Langkah-langkah penelitian adalah mencatat data responden sebagai sampel
penelitian kemudian melakukan pemeriksaan kadar gula darah tahap awal
(sebelum intervensi) gula darah diperiksa sebelum makan. Selanjutnya
melakukan uji pemberian jus tomat terhadap penderita DM sebanyak 10 hari
dengan durasi 30-45 menit dan intervensi ini dilakukan selama 10 hari.
Intervensi pemberian jus tomat terhadap penderita DM dilakukan sebanyak 10
kali yaitu setiap hari selama 10 hari. Pemberian jus diberikan kepada pederita
DM dilakukan di puskesmas kalikotes menggunakan pemberian jus tomat
terhadap penderita DM dan asisten penelitian membantu untuk membagikan jus
tomat kepada klien. Tahap selanjutnya penelitia melakukan penilaian terhadap
penurunan tingkat gula darah pada tahap akhir (setelah intervensi).
3. Tahap Akhir
Setelah selesai penelitian, asisten penelitian membantu untuk
mengumpulkan data responden dan memberikan data respondennya ke peneliti
untuk diolah data tersebut. Peneliti akan menyusun laporan penelitian hingga
selesai. Kegiatan selanjutnya peneliti mengumpulkan laporan penelitian kepada
34
2. Analisa data
a. Analisa univariat
Analisa univariat yaitu analisis yang dilakukan dengan tujuan untuk
menggambarkan distribusi frekuensi variabel bebas dan variabel terikat
(sugiyono, 2010). Analisa univariat dilakukan dengan distribusi frekuensi
sebagai berikut :
Uji Univariat
Variabel Data Uji Univariat
Umur Numerik Mean, min-max, ± SD deviasi
Jenis kelamin Kategori Prosentase
Pendidikan Kategori Prosentase
Pekerjaan Kategori Prosentase
Lama DM Numerik Mcan, min-max, ± SD deviasi
penurunan tingkat gula darah Kategori Prosentase
b. Analisis bivariat
Menurut suryono (2011) analisa data bivariat merupakan analisa
untuk mengetahui interaksi dua variabel, baik berupa komperatif, asosiatif
maupun korelatif desain penelitian ini adalah paired t-test, untuk
mengetahui beda rerata peningkatan antara dua pengukuran (kelompok
yang sama) yaitu kadar tekan darah antara sebelum dan sesudah dilakukan
pemberian jus tomat pada responden.
Penelitian ini dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro-wilk
dan diperoleh hasil p value > 0,05 sehingga data berdistribusi normal dan
selanjutnya dilakukan uji paired t-test untuk mengetahui perbedaan kadar
gula darah antara pretest dan posttest. Hasil uji normalitas selisih
penurunan antara kedua kelompok diperoleh p value > 0,05 sehingga data
berdistribusi normal dan selanjutnya dilakukan uji independent t-test untuk
mengetahui perbedaan kadar gula darah setelah perlakuan. Independent t-
test digunakan untuk meenguji beda mean dari 2 hasil pengukuran pada
kelompok yang sama (misalnya beda mean pre test dan post test)
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik umur
Tabel 4.1 Rerata Umur Klien dengan Diabetes Mellitus di Puskesmas
Kalikotes (n=16)
Intervensi 162 181 169,31 5,449 140 156 148,81 4,833 20,50
Kontrol 160 172 166,13 4,064 136 160 146,75 6,708 19,38
Tabel 4.3 terlihat rerata kadar gula darah kelompok intervensi sebelum
diberi perlakuan adalah 169,31 mg/dl sedangkan setelah diberi perlakuan menurun
menjadi 148,81 mg/dl dengan rerata penurunan sebesar 20,50 mg/dl. Rerata kadar
gula darah kelompok kontrol saat pretest sebesar 166,13 mg/dl sedangkan saat
postest menurun menjadi 146,75 mg/dl dengan rerata penurunan sebesar 19,38
mg/dl.
3. Analisis Bivariat
a. Perbedaan kadar gula darah kelompok intervensi
Tabel 4.4 Perbedaan Kadar Gula Darah pada Klien dengan Diabetes Mellitus
sebelum dan setelah diberi Jus Tomat di Puskesmas Kalikotes
(n=16)
Tabel 4.4 terlihat rerata kadar gula darah sebelum perlakuan sebesar
169,31 mg/dl dan setelah diberi perlakuan dengan konsumsi jus tomat
menurun menjadi 148,81 sedangkan nilai t test hitung sebesar 28,753 dengan
t tabel sebesar 1,753 (t hitung > t tabel) sedangkan p value diperoleh sebesar
0,000 (p < 0,05) hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan kadar gula darah
antara sebelum dan setelah konsumsi jus tomat sehingga terdapat pengaruh
jus tomat terhadap penurunan kadar gula darah klien penderita diabetes
melitus.
b. Perbedaan kadar gula darah kelompok kontrol
Tabel 4.5 Perbedaan Kadar Gula Darah pada Klien dengan Penderita
Diabetes Mellitus Pretest dan Posttest di Puskesmas Kalikotes
(n=16)
Tabel 4.5 terlihat rerata kadar gula darah pada saat pretest sebesar
166,13 mg/dl dan pada saat posttest menurun menjadi 146,75 sedangkan nilai
t test hitung sebesar 19,632 dengan t tabel sebesar 1,753 (t hitung > t tabel)
sedangkan p value diperoleh sebesar 0,000 (p < 0,05) hal ini berarti bahwa
terdapat perbedaan kadar gula darah antara pretest dan posttest.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
1. Karakteristik responden
a. Umur
Penelitian ini diperoleh hasil bahwa rata-rata umur responden pada
kelompok intervensi adalah 58,69 tahun dengan umur termuda adalah 55
tahun dan tertua adalah 60 tahun sedangkan pada kelompok kontrol terlihat
bahwa rata-rata umur responden adalah 54,69 tahun dengan umur termuda
adalah 45 tahun dan tertua adalah 60 tahun. Hasil ini didukung oleh penelitian
Kistianita (2017), sebagian besar responden penelitiannya berada pada usia
45-64 tahun yaitu sebanyak 18,2% berusia 45-54 tahun dan 75% berusia 55-
64 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan usia 45
tahun keatas rentan terhadap resiko diabetes melitus. Menurut Gusti & Ema
(2014), risiko untuk menderita intoleransi glukosa meningkat seiringdengan
meningkatnya usia. Pada usia lebih dari 45 tahun sebaiknyaharus dilakukan
pemeriksaan DM. Diabetes seringkali ditemukan pada masyarakat dengan
usia yang sudah tua karena pada usiatersebut, fungsi tubuh secara fisiologis
makin menurun dan terjadipenurunan sekresi atau resistensi insulin sehingga
kemampuanfungsi tubuh untuk mengendalikan gluskosa darah yang
tinggikurang optimal.
b. Jenis kelamin
Pada penelitian ini diperoleh bahwa sebanyak 56,3% responden pada
kelompok intervensi berjenis kelamin laki-laki dan 68,6% responden pada
kelompok kontrol berjenis kelamin perempuan sebanyak 70%. Hasil ini
menunjukkan bahwa diabetes melitus dapat menyerang siapapun tanpa
memandang jenis kelamin orang tersebut.
Perempuan memiliki resiko diabetes melitus tipe II. Hal ini terjadi
karena perempuan memproduksi hormon estrogen yang menyebabkan
meningkatnya pengendapan lemak pada jaringan sub kutis sehingga
perempuan cenderung memiliki lemak tubuh yang lebih banyak. Lemak
42
perlakuan sebesar 169,31 mg/dl sedangkan setelah perlakuan rata-rata kadar gula
darah pada responden menurun menjadi 148,80 mg/dl. Rata-rata penurunan yang
terjadi sebesar 20,50 mg/dl. Hasil uji analisis paired t-test diperoleh nilai p value
sebesar 0,000 berarti p < 0,05 sehingga menunjukkan adanya perbedaan kadar
gula darah responden antara sebelum dan setelah perlakuan artinya terdapat
perbedaan kadar gula darah antara sebelum dan setelah konsumsi jus tomat
sehingga terdapat pengaruh jus tomat terhadap penurunan kadar gula darah klien
penderita diabetes melitus.
Penelitian ini didukung oleh Dinda Puteri Febiola dan Zaqyyah Huzaifah
(2018), rata-rata kadar gula darah sebelum pemberian jus tomat adalah 238,64
mg/dl dan rata-ratakadar gula darah setelah pemberian jus tomat adalah 139,04
mg/dl. Hasil uji Paired Sampel T-testdidapatkan nilai p (0,000) < α (0,05). Ada
pengaruh pemberian jus tomat terhadap kadar gula darahpada klien dengan
diabetes melitus.
tomat ini sebagai sayuran. Tomat mengandung vitamin A untuk kesehatan mata,
vitamin C untuk regenerasi sel dan sistem kekebalan tubuh serta vitamin K untuk
kesehatan tulang. Tomat juga mengandung likopen (lycopene) yang merupakan
antioksidan untuk memerangi radikal bebas serta menurunkan kadar gula darah
(Dewi, 2012).
3. Perbedaan kadar gula darah kelompok kontrol
Penelitian ini diperoleh bahwa pada kelompok responden yang tidak
diberi perlakuan, nilai rata-rata kadar gula darah pretest sebesar 166,13 mg/dl
sedangkan pada saat postest rata-rata kadar gula darah pada responden menurun
menjadi 146,75 mg/dl dengan rerata penurunan sebesar 19,38 mg/dl. Hasil uji
analisis paired t-test kadar gula darah diperoleh nilai p sebesar 0,000 berarti p <
0,05 sehingga menunjukkan adanya perbedaan kadar gula darah pada kelompok
kontrol antara sebelum perlakuan dan setelah perlakuan di Puskesmas Kalikotes.
diperoleh t hitung 0,924 sedangkan t tabel sebesar 2,042 (t hitung < t tabel) dan
nilai p yang diperoleh adalah 0,363 (α = 0,05) sehingga menunjukkan tidak ada
perbedaan kadar gula darah pada responden yang diberi jus tomat dengan
responden yang mengkonsumsi obat tanpa jus tomat, artinya tidak ada pengaruh
jus tomat terhadap penurunan kadar gula darah pada klien dengan diabetes
mellitus. Hal ini terjadi karena kelompok responden yang tidak diberi perlakuan
dengan konsumsi jus tomat tetap mengkonsumsi obat sehingga kadar gula
darahnya juga mengalamni penurunan, sama seperti kelompok responden yang
diberiperlakuan dengan konsumsi jus tomat..
Namun pada penelitian ini membuktikan bahwa kadar gula darah pada
penderita diabetes mellitus dapat dilakukan terapi farmakologi dan non-
farmakologi. Penatalaksanaan non-farmakologis ini ditujukan dengan langkah
pencegahan dan manajemen hidup yang sehat. Hal-hal yang dapat dilakukan
dalam mengatasi diabetes melitus yaitu: gizi sehat dan seimbang, kontrol berat
badan, tidur yang cukup, berolahraga atau terapi fisik, terapi herbal, terapi jus
buah, pantau gula darah, menciptakan suasana yang santai serta berhenti merokok
(Susilo dan Wulandari , 2011). Berdasarkan pilar tatalaksana DM tipe 2 ini, maka
dapat dipahami bahwa yang menjadi dasar utama adalah gaya hidup sehat (GHS),
kemudian apabila dengan GHS dan monoterapi glukosa darah belum terkendali
maka diberikan kombinasi 2 obat. Terapi kombinasi harus dipilih 2 obat yang cara
kerja berbeda, misalnya golongan sulfonilurea dan metformin.
Kandungan likopen pada tomat mampu mengurangi kerusakan oksidatif
pada DNA seluler dan mengurangi lemak peroksidasi yang disebabkan oleh
penyakit diabetes. Likopen juga dapat meningkatkan konsentrasi insulin,
penurunan H202 sehingga dapat berfungsi sebagai antidiabetik (Sari M I.2007
dalam Sudiarto dan Rusmono, 2018).
Tomat sebagai terapi non farmakologi untuk DM merupakan salah satu
jenis makanan kaya serat. Serat pada tomat merupakan serat tidak larut (insoluble
dietaryfiber) yaitu hemiselulosa (Nainggolan O, Adimunca C, 2007). Menurut
berbagai hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara serat pangan
dengan penurunan kadar glukosa darah. Serat dapat memperlambat penyerapan
glukosa dari usus kecil. Serat tidak larut mengurangi proses glukoneogenesis yang
berpengaruh terhadap peningkatan sekresi insulin sehingga dapat mengurangi
47
kenaikan kadar glukosa (PERKENI, 2006). Namun demikian tomat juga memiliki
efek samping yaitu hanya dapat dikonsumsi dengan dibuat jus untuk
menghasilkan penurunan kadar gula darah yang maksimal dan apabila dikonsumsi
secara langsung (tanpa dibuat jus), manfaat tomat untuk menurunkan kadar gula
darah sangat sedikit (Di Mascio P. et al., 1989; Utami, 2012).
Terapi farmakologis yang dapat digunakan penderita DM terdiri dari obat
oral dan bentuk suntikan. Berdasarkan cara kerjanya, obat antihiperglikemia oral
dibagi menjadi 5 golongan yaitu pemacu sekresi insulin (Insulin Secretagogue),
peningkat sensitivitas terhadap insulin, penghambat absorpsi glukosa:
Penghambat Glukosidase Alfa, penghambat DPP-IV (Dipeptidyl Peptidase-IV),
penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Co-transporter 2). Obat penghambat
absorpsi glukosa bekerja dengan memperlambat absorbsi glukosa dalam usus
halus, sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah
makan. Penghambat glukosidase alfa tidak digunakan bila GFR ≤30ml/min/1,73
m2, gangguan faal hati yang berat, irritable bowel syndrome. Obat golongan
penghambat DPP-IV menghambat kerja enzim DPP-IV sehingga GLP-1 (Glucose
Like Peptide-1) tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif. Aktivitas
GLP-1 untuk meningkatkan sekresi insulin dan menekan sekresi glukagon
bergantung kadar glukosa darah (glucose dependent). Obat golongan penghambat
SGLT-2 merupakan obat antidiabetes oral jenis baru yang menghambat reabsorpsi
glukosa di tubuli distal ginjal dengan cara menghambat transporter glukosa
SGLT-2 (Perkeni, 2011).
Diabetes melitus terjadi karena adanya penghancuran sel-sel beta
pankreas. Kombinasi faktor genetik, imunologi, dan mungkin pula lingkungan
diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta, diabetes ini biasanya terjadi
pada usia 30 tahun. Untuk menghindari masalah yang terjadi pada diabetes
melitus dilakukan terapi farmakologi dan non-farmakologi. Penatalaksanaan
farmakologis biasanya menggunakan obat-obatan kimia yang bersifat antidiabetes
atau dikenal dengan sebutan obat hipoglikemia oral (OHO). Penatalaksanaan non-
farmakologis ini ditujukan dengan langkah pencegahan dan manajemen hidup
yang sehat. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi diabetes melitus yaitu:
gizi sehat dan seimbang, kontrol berat badan, tidur yang cukup, berolahraga atau
terapi fisik, terapi herbal, terapi jus buah, pantau gula darah, menciptakan suasana
48
yang santai serta berhenti merokok (Susilo dan Wulandari , 2011). Berdasarkan
pilar tatalaksana DM tipe 2 ini, maka dapat dipahami bahwa yang menjadi dasar
utama adalah gaya hidup sehat (GHS), kemudian apabila dengan GHS dan
monoterapi glukosa darah belum terkendali maka diberikan kombinasi 2 obat.
Terapi kombinasi harus dipilih 2 obat yang cara kerja berbeda, misalnya golongan
sulfonilurea dan metformin.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Responden dalam penelitian ini tidak mengendalikan diit DM.
2. Penelitian ini tidak mengendalikan waktu pemberian sehingga mempengaruhi
hasil penelitian.
3. Peneliti melakukan pengecekan GDS pre & post sehingga data kurang akurat
49
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik responden pada kelompok intervensi rata-rata berumur 58,69±1,815
tahun, mayoritas laki-laki (56,3%), petani (62,5%) dan lulus SD (43,8%)
sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata berumur 54,69±5,885 tahun,
mayoritas perempuan (68,8%), IRT/ tidak bekerja (68,8%) dan lulus SD (56,3%).
2. Kadar gula darah responden sebelum diberi jus tomat rata-rata adalah 169,31
mg/dl.
3. Kadar gula darah responden setelah diberi jus tomat rata-rata adalah 148,81 mg/dl
dengan rata-rata penurunan 20,50 mg/dl.
4. Kadar gula darah responden kelompok kontrol saat pretest rata-rata adalah 166,13
mg/dl dan saat posttest rata-rata adalah 146,00 mg/dl dengan rata-rata penurunan
19,38 mg/dl.
5. Ada pengaruh jus tomat terhadap penurunan kadar gula darah pada klien dengan
diabetes mellitus ditunjukkan dengan hasil p value 0,000 (p > 0,05).
B. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya, disarankan untuk
mencari dan membaca referensi lain lebih banyak lagi sehingga hasil penelitian
selanjutnya akan semakin baik serta dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang
baru.
2. Bagi institusi pendidikan
Memanfaatkan hasil penelitian sebagai bahan ajar terkait pentingnya jus
tomat terhadap kadar gula darah.
3. Bagi Rumah Sakit
Meningkatkan penyuluhan dan konseling kepada pasien diabetes melitus
agar dapat melakukan pengelolaan diabetes melitus secara mandiri dengan
50
Arif, H.S., Dhifran, N.B. 2018. Pemeriksaan Kesehatan Kadar Gula Darah Sebagai Upaya
Promotif dan Preventif Kesehatan Masyarakat Dusun Suren Desa Bluluk
Lamongan. https://lamongankab.go.id/bluluk/profil/
Arikunto. 2010. Metodologi penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Ayu, N.K., Moch, Y., Gayatri, R.W. 2018. Analisis Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2
Pada Usia Produktif Dengan Pendekatan Who Stepwise Step 1 (Core/Inti) Di
Puskesmas Kendalkerep Kota Malang. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Malang
Dinda, P.F., Huzaifah, Z. 2018. Pengaruh Pemberian Jus Tomat Terhadap Kadar Gula
Darah Pada Klien Dengan Diabetes Militus Tipe 2 Di Pukesmas Cempaka
Banjarmasin. Dinamika Kesehatan 9 (2) 829-834
Dini, C.Y., Maulida, S., Intan, Y.H., Fajar, A.N. 2017. Asupan Vitamin C dan E Tidak
Mempengaruhi Kadar Gula Darah Puasa Pasien DM Tipe 2. Indonesia Journal
of Human Nutrition 4 (2) 65-78
Ferina, D.M., Jhons, F.S., Aila, K. 2016. Tatalaksana Farmakologi Diabetes Melitus Tipe 2
pada Wanita Lansia dengan Kadar Gula Tidak Terkontrol. Jurnal Medula Unila
5 (2) 26-32
Kunaryanti., Annisa, A., Riyani, W. 2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang
Diabetes Mellitus Dengan Perilaku Mengontrol Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Mellitus Rawat Jalan Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal
Kesehatan 11 (1) 49-56
Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Pujiningsih, S.M., Hariyono., Anin, W. 2017. Hubungan Depresi Dengan Kadar Gula
Darah Acak Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Studi Di Ruang Dahlia
Rsud Jombang). Nursing Journal of STIKES Insan Cendekia Medika Jombang
13 (1) 1-7
Rahayu, K.B., Lintang, D.S., Henry, S. 2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 (Studi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
6 (2) 19-28
51
Saryono., Mekar, D.A. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Dalam
Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Savitry, N.I., Nurwontoro., Bhakti, E.S. 2017. Total Bakteri Asam Laktat, Total Asam,
Nilai pH, Viskositas, dan Sifat Organoleptik Yoghurt dengan Penambahan Jus
Buah Tomat. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 6 (4) 184-187
Sudiarto., Widi, R. 2018. Potensi Jus Tomat Menurunkan Kadar Gula Darah Sewaktu
(Gds)Pada Pasien Diabetes Militus. Mahakam Nursing Journal 2 (4) 176-182
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
52
LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) BERSEDIA
Setelah mendapatkan informasi tentang penelitian ini, saya mengerti bahwa saya
diminta berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul “PENGARUH PEMBERIAN JUS
TOMAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA KLIEN
DENGAN DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS KALIKOTES”. Saya memahami
penelitian ini akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan praktik keperawatan. Maka
saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya bersedia menandatangani lembar
pernyataan ini untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Klaten,………………
Responden
( )
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth :
Saudari …………..
Di ……………………
Asalamualaikum Wr.Wb.
Nama : Juniantono
NIM : 1501025
Memohon saudari untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Agar data dalam
penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian, saya mohon Saudari menjawab pertanyaan
yang saya ajukan dengan ikhlas, tulus, dan jujur.
Demikian, atas kerjasama dan bantuan Saudari, saya ucapkan banyak terima kasih.
Wasalamualaikum Wr. Wb
Hormat saya
(Juniantono)