CARDIOVASKULAR
OLEH :
(STIFARM) PADANG
2020
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
BAB I (PENDAHULUAN) ............................................................................ 1
1.1 latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan ....................................................................... 2
BAB II (PEMBAHASAN) ............................................................................. 3
2.1 RHEUMATIC HEART DISEASE .............................................................. 3
2.2. ARITMIA.............................................................................………6
2.3.KARDIOMIOPATI................…………………………………………12
2.4 GANGGUAN PADA PERIKARDIUM( EFUSI PERIKARDIUM) …………… 17
2.5 ENDOKARDITIS. .................................................................................. 21
2.6 MIOKARDITIS. .................................................................................... 26
2.7 JANTUNG ISKEMIK. .............................................................................. 30
2.8. GANGGUAN KATUP JANTUNG .............................................................. 37
2.9. CACAT JANTUNG BAWAAN .................................................................. 43
2.10. MYOCARDIAL INFARCTION (SERANGAN JANTUNG)........................... 50
2.11 GAGAL JANTUNG. .............................................................................. 57
BAB III (PENUTUP) ..................................................................................... 61
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 61
3.2 Saran................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr,wb
Ada\pun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang dibimbing oleh dosen ibuk Yonneta Srangenge pada matakuliah
PATOFISIOLOGI selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang penyakit dalam sistem cardiovaskular ini sendiri bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.Semoga makalah ini bermanfaat.
Penulis
VIVI SEPDA VITRI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Manifestasi klinis
Untuk diagnosis rheumatic fever digunakan kriteria jones yang
pertama kalidiperkenalkan pada tahun 1944, dan kemudian
dimodifikasi beberapa kali. Kriteria inimembagi gambaran klinis
menjadi dua yaitu manifestasi mayor dan Aminor.
1. kriteria mayor
Karditis
Poliartritis migran
Chorea Sydenham
Eritema Marginatum
Nodulus Subkutan
2. kriteria minor
Demam biasanya tinggi sekitar 39 C dan biasa kembali normal
dalam waktu 2-3 minggu
Artralgia
3
C. Etiologi
Gejala yang muncul pada tiap orang dapat berbeda, tergantung
keparahan penyakit dan kerusakan yang ditimbulkan pada jantung.
Kerusakan pada jantung dapat menimbulkan gejala, berupa:
1. Sesak napas
2. Aritmia
3. Nyeri dada
4. Cepat lelah
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penyakit jantung reumatik
merupakan komplikasi dari demam reumatik. Maka sebelum pasien
mengalami gejala penyakit jantung reumatik,terlebih dahulu pasien
akan mengalami gejala demam reumatik, seperti:
1. Demam
2.Muncul rasa nyeri di perut
3. Berkeringat
4. Pembesaran kelenjar getah bening atau benjolan di leher
5.Mimisan
6. Peradangan sendi, terutama di bagian pergelangan kaki dan lutut.
7. Muntah
D. Patofisiologi
Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik biasanya didahului
oleh radang saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh infeksi
streptokokus beta-hemolitikus golongan A sehingga bakteri termasuk
dianggap sebagai penyebab demam reumatik akut. Infeksi
tenggorokan yang terjadi bisa berat sedang, ringan atau asimtomatik
diikuti fase laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru
4
setelah itu timbul gejala-gejala demam reumatik akut. Penyakit
jantung rematik merupakan manifestasi demam rematik berkelanjutan
yang melibatkan kelainan pada katup dan endokardium. Lebih dari
60% penyakit rheumatic fever akan berkembang menjadi rheumatic
heart disease. Adapun kerusakan yang ditimbulkan pada rheumatic
heart disease yakni kerusakan katup jantung akan menyebabkan
timbulnya regurgitasi.
E. Faktor resiko
Sejumlah faktor risiko atau kondisi yang dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya penyakit kardiovaskular dapat digunakan
untuk menilai kemungkinan morbiditas kardiovaskular atau kematian.
1. Faktor resiko yang tidak dapat di modifikasi :
- Umur
- Riwayat keluarga
- Jenis kelamin
- Jas
2. Faktor resiko yang dapat di modifikasi
- Obesitas
- Hipertensi
- Dislipidemia
- Diabetes melitus
- Aktivitas fisik
- Kebiasaan merokok
- Stress
5
F. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada penyakit jantung reamatik
diantara adanya gagal jantung, pankriditis, pnuemonatis reumatik,
emboli atau sumbatan pada paru, kelainan katup jantung, dan infrak
(kematian jantung).
G. Uraian pengobatan
Penanganan penyakit jantung reumatik dapat berupa pemberian obat.
Obat yang digunakan untuk menangani penyakit jantung reumatik,
antara lain:
Antibiotik, seperti penisilin. Pemberian antibiotik bertujuan
untuk memberantas bakteri Streptococcus tipe A.
Aspirin, obat ini diberikan untuk meredakan peradangan.
Kortikosteroid, seperti prednisone. Pemberian obat golongan
kortikosteroid ini juga bertujuan untuk meredakan peradangan
yang terjadi.
Apabila pemberian obat tidak efektif atau kondisi memburuk,
penanganan dapat dilakukan dengan operasi. Operasi yang dilakukan
berupa perbaikan atau penggantian katup jantung, tergantung kondisi
yang ada. Diskusikan lebih lanjut operasi yang sesuai serta manfaat
dan risiko dijalaninya operasi tersebut.
2.2.ARITMIA
A. Defenisi
Aritmia jantung atau disritmia adalah gangguan yang terjadi pada
ritme jantung atau jantung.Aritmia jantung dapat bervariasi dalam
6
tingkat keparahan mulai dari denyut jantung yang tidak teratur hingga
kelainan laju dan irama serius yang sangat merusak kemampuan
memompa jantung dan dapat mengancam hidup dengan cepat.
B. Etiologi
Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit
miokard (iskemi dan infark), yang disertai dengan perubahan
keseimbangan elektolit, gangguan metabolisme,toksisitas obat dan
vasospame coroner. Karena impuls berasal dari ventrikel, maka tidak
melalui system konduksi yang normal melainkan jaringan otot
ventrikel.Penyebab dasar suatu aritmia sering sulit dikenali tetapi
beberapa faktor aritmogenik
berikut ini dapat menjadi perhatian :
Hipoksia
Iskemia
infark miokard
Ketidak seimbangan elektrolit
pH seluler yang diubah
Pemberian obat-obatan tertentu
Cacat bawaan pada jantung
C. Patofisiologi
Aritmia ventrikel umumnya disebabkan oleh iskemia atau infark
miokard. Lokasi terjadinya infark turut mempengaruhi proses
terjadinya aritmia. Sebagai contoh, jika terjadi infark di anterior,maka
stenosis biasanya berada di right coronary artery yang juga berperan
7
dalam memperdarahi SA node sehingga impuls alami jantung
mengalami gangguan.akibat dari kematian sel otot jantung ini, dapat
menimbulkan gangguan pada depolarisasi dan fepolarisasi jantung,
sehingga mempengaruhi irama jantung. Dengan dilepaskannnya
berbagai enzim intrasel dan ion kalium serta penimbunan asam laktat,
maka jalur-jalur hantaran listrik jantung terganggu. Hal ini dapat
menyebabkan hambatan depolarisasi atrium atau ventrikel serta
timbulnya aritmia. Penurunan kontraktilitas miokard akibat kematia
sel juga dapat menstimulus pengaktifan katekolamin yang
meningkatkan rangsang sistem saraf simpatis, akibatnya akan terjadi
peningkatan frekuensi jantung,peningkatan kebutuhan oksigen dan
vasokontriksi. Selain itu iritabilitas miokard ventrikel juga menjadi
penyebab munculnya aritmia ventrikel.
D. Gejala
Aritmia bisa terjadi tanpa menimbulkan gejala, sehingga kadang tidak
disadari oleh penderitanya. Gejala aritmia yang dapat muncul antara
lain:
Jantung berdetak lebih cepat dari normal (Takikardia).
Jantung berdetak lebih lambat dari normal (Bradikardia).
Pusing
Pingsan
Cepat lelah sesak nafas
Nyeri dada
8
E. Manifestasi klinik
Keadaan manifestasi pasien dengan aritmia tidak disadari, segingga
terdeteksi pada rasa yang tidak nyaman seperti berdebar-debar,
palpitasi, atau denyut jantung yang berturut-turut bertambah serta
adanya irama denyut yang tidak teratur, keadaan ini tidak terlalu
membahayakan jika tidak terjadi gangguan hemodinamik. Manifestasi
klinik pada pasien dengan aritmia yang berbahaya adalah merasakan
nyeri dada, pusing, bahkan keadaan yang lebih serius kemungkinan
pasien ditemukan meninggal mendadak. Hal itu dikarenakan pasokan
darah yang mengandung nutrient dan oksigen yang dibutuhkan ke
jaringan tubuh tidak mencukupi sehingga aktivitas atau kegiatan
metabolisme jaringan terganggu.
F. Komplikasi
Pada beberapa kasus, aritmia dapat memburuk dan menyebabkan
komplikasi serius, seperti:
Dimensia
Stroke
Gagal jantung
Penyakit alzheimer
G. Pengobatan
Dasar pemikiran untuk pengobatan aritmia jantung Aritmia jantung
dapat diobati dengan mengurangi otomatisitas abnormal alat pacu
jantung ektopik atau dengan mengurangi terjadinya impuls masuk
kembali oleh meningkatkan durasi periode refrakter miokardium.
9
Obat-obatan antiaritmia umumnya diklasifikasi ke dalam empat kelas
berbeda berdasarkan mekanisme kerjanya. Perawatan aritmia jantung
Perawatan farmakologis Karena efeknya yang mencolok pada
elektrofisiologi jantung, semua obat yang digunakan untuk mengobati
aritmia jantung juga dapat menyebabkan aritmia jantung.
10
4. Obat antiaritmia kelas IV
• Blok saluran kalsium voltagegasi
• Depolarisasi lambat alat pacu jantung dan konduksi
melalui AV node
• Contoh: verapamil, diltiazem
I. Efek samping
Obat Kelas I - Quinidine, disopyramide
Retensi urin, konstipasi, penglihatan kabur Reaksi hipersensitivitas
yang jarang (mungkin parah) Aritmia karena terlalu lambat konduksi
Lidocaine Hanya digunakan intravena Efek sistem saraf pusat, kantuk,
disorientasi, kejang .
Obat Kelas II - Propranolol
Bronkospasme, penurunan curah jantung, blok jantung memburuk .
Obat Kelas III - Amiodarone
Sejumlah efek buruk yang mungkin terjadi seperti hipersensitivitas,
kelainan tiroid, fibrosis paru, efek kornea, gangguan gastrointestinal,
potensi kehidupan aritmia yang mengancam.
Obat Kelas IV - Verapamil, diltiazem
Secara nyata penurunan output jantung dan konduksi yang dapat
memicu jantung gagal Hipotensi, blok jantung .
11
mengancam jiwa dan secara otomatis memperlakukannya
melalui defisiensi listrik.
Alat pacu jantung yang dapat diimplantasikan - Dapat
digunakan sementara atau secara permanen untuk mempercepat
laju dan irama jantung dalam kasus-kasus di mana sistem
jantung jantung yang normal telah gagal.
2.3. KARDIOMIOPATI
A. Defenisi
Kardiomiopati adalah penyakit kelainan pada otot
jantung.Kardiomiopati merupakan Penyakit otot jantung yang
mungkin memiliki etiologi yang tidak diketahui atau yang mungkin
sekunder akibat penyakit kardiovaskular.
B. Klasifikasi
1. Kardiomiopati Dilatasi
Ditandai dengan pembesaran kamar-kamar jantung yang
mengakibatkan fungsi ventrikel yang berkurang secara nyata.
- Patofisiologi
Separuh dari semua kasus mungkin idiopatik. Sisa mungkin
disebabkan oleh infeksi kronis, kemoterapi, alkoholisme atau
miokarditis kronis.
- Manifestasi
Kelelahan karena berkurangnya curah jantung, dispnea, dan kongesti
paru. Aritmia dapat terjadi karena perubahan konduksi pada
miokardium melebar.
12
2. Kardiomiopati Hipertrofik
Pembesaran besar-besaran (hipertrofi) ventrikel dan septum yang
sangat membatasi volume ventrikel dan curah jantung. Meskipun
penyebab gangguan ini tidak diketahui, ada gen dominan autosom
yang telah dikaitkan dengan gangguan ini.
- Manifestasi
Kelelahan, angina. Aritmia, infarkmiokard, dan gagal jantung
semuanya merupakan gejala sisa yang mungkin terjadi.
C. Etiologi
1. Faktor genetik
Kelainan genetik berperan menawarkan wawasan pada fenotip secara
umum. Sangat jelas bahwa predisposisi genetik dapat menjadi faktor
sentral dan berkembangnya kardiomiopati.
13
2. Faktor inflamasi dan infeksi
Miokarditis adalah penyakit inflamasi mikardium yang bisa
menyebabkan idiopatik, infeksi, autoimun dan dapat menyebabkan
kardiomiopati.
D. Patofisiologi
Separuh dari semua kasus mungkin idiopatik. Sisa mungkin
disebabkan oleh infeksi kronis,kemoterapi, alkoholisme atau
miokarditis kronis.
E. Gejala
Sesak napas
Sesak napas terjadi ketika oksigen yang masuk kedalam tubuh
terlalu sedikit.
Denyut jantung cepat
Denyut jantung cepat terjadi karena Jantung bekerja lebih keras
untuk memompa darah karena otot jantung menebal, lemas dan kaku.
Perut kembung
Perut kembung terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah LAD
(Left Anterior Descending) adalah pembuluh darah yang menuju ke
depan sekaligus ke bawah jantung.
Kaki Bengkak
Tanda berupa cairan dari pembuluh darah bocor ke jaringan di
sekitarnya, sehingga kaki yang kemudian mengalami bengkak.
Kehilangan selera makan
Hal tersebut dikarenakan adanya penumpukan cairan disekitar hati
dan usus yang mengganggu pencernaan.
14
Pusing
Pusing terjadi karena aliran darah ke otak berkurang.
Lemah dan mudah lelah
lemah dan mudah lelah terjadi karena fungsi jantung terganggu
dan tubuh kekurangan asupan darah.
Berat badan naik
Kelebihan berat badan secara tidak langsung akan meningkatkan
kadar kolesterol LDL yang mampu menyumbat Arteri atau
Artheroscleoris, dimana kondisi ini bisa mengakibatkan serangan
jantung.
F. Manifestasi klinis
Manifestasi
1. Kelelahan karena berkurangnya curah jantung, dispnea, dan
kongesti paru. Aritmia dapat
terjadi karena perubahan konduksi pada miokardium melebar.
2. Kelelahan, angina. Aritmia, infarkmiokard, dan gagal jantung
semuanya merupakan gejala
sisa yang mungkin terjadi.
3. Kekakuan berlebihan dari dinding ventrikel membatasi pengisian
ventrikel dan secara nyata
mengurangi curah jantung. Aritmia umum terjadi. Dapat
menyebabkan gagal jantung
kongestif.
15
G. Komplikasi
Gagal Jantung
Dimana jantung tidak dapat memompa darah sesuai dengan fungsinya
dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh.
Penggumpalan darah
ketidaksanggupan jantung dalam memompa darah dengan baik, sel-sel
darah pengidap kardiomiopati dapat dengan mudah menggumpal.
Henti Jantung
komplikasi ini terjadi karena kardiomiopati dapat memicu terjadinya
gangguan irama jantung. Jika kondisi ini terus berlanjut dapat
menyebabkan henti jantung mendadak
Gangguan Katup Jantung
Kardiomiopati dapat memicu pembesaran jantung. Ini menyebabkan
katup jantung tidak menutup sempurna. Akibatnya, aliran darah akan
berbalik didalam jantung.
H. Pengobatan
Pada Efek kongestif kardiomiopati pada pasien pulmonal dan
sistemik kation dapat menggunakan obat diuretik dan dengan
pembatasan garam dan air.
stirahat yang cukup dapat mengurangi beban kerja pada
jantung.
Glikosida digitalis digunakan dalam kardiomiopati dilatasi
untuk meningkatkan fungsi kontraktil otot jantung
16
Obat antikoagulan juga dapat digunakan untuk mencegah
gumpalan darah agar tidak terbentuk dalam darah yang
terkumpul. Dalam kardiomi hipertrofi-opathy,
β-blocker berguna untuk memperlambat detak jantung dan
memungkinkan waktu untuk ventrikel yang lebih besar untuk
mengisi.
Operasi pengangkatan sebagian hipertrofi ventrikel juga dapat
dilakukan untuk meningkatkan fungsi jantung secara
keseluruhan.
B. Etiologi
Efusi perikardial sering diawali oleh suatu keadaan peradangan pada
perikardium (perikarditis) , gagal jantung, dan juga bedah jantung.
Selain itu adanya tumor dan juga trauma pada jantung juga dapat
menyebapkan terjadinya Efusi perikardial. (Smeltzer,C. Suzanne,
2001).
Disamping penyebab yang langsung mengenai jantung, terdapat
penyebab lain yang berasal dari organ tubuh yang lain yang
17
dapatmenyebapkan Efusi perikardial yaitu kanker paru dan kanker
payudara. Hal ini dikarenakan metaplasia dari sel kanker yang
menyerang paru- paru dan payudara dapat bermetastase ke struktur
terdekatnya, salah satunya adalah perikardium.
C. Patofisiologi
1. Ruang perikardial biasanya hanya berisi 15-50 ml cairan yang
berfungsi sebagai pelumas untuk lapisan visceral dan periental
perikardium. Cairan ini diduga berasal dai perikardium visceral dan
pada dasarnya merupakan ultrafiltrat plsama.
18
sistemik yang tidak adekuat dan membuat terjadinya kelemahan fisik.
Terkhir perfusi jaringan yang menurun berkibat pada kondisi dan
prognosis penyakit yang dapat membuat psien merasa cemas.
D. Gejala
Sesak dan nafas pndek
Muncul perasaan tidak nyaman saat bernafas pada posisi
berbaring ( orthopnea )
Nyeri dada,biasa nya dibelakang tulang dada atau disisi kiri
dada
Demam
Nyeri otot
Jantung berdebar
E. Manifestasi klinik
Pasien mungkin akan mengeluh dada terasa penuh atau sangat
nyeri. Perengangan kantung perikardium menyebabkan dada
seperti tertekan.
Tanda-tanda lain mencakup napas pendek, dan tekanan darah
yang menurun dan berfluktuasi. Pada saat inspirasi, tekanan
darah menjadi rendah (pulsus parodoksus) dan denyut nadi
tidak dapat diraba. Tekanan vena cenderung meningkat dan
bunyi jantung lemah ditandai dengan pembesaran vena leher.
Tanda kardinal gangguan ini adalah tekanan vena meningkat
dan bunyi jantung lemah.
19
F. Komplikasi
Komplikasi yang paling sering tejadi pada Efusi Perikardium adalah
Tamponade Jantung yaitu situasi yang disebabkan oleh akumulasi
cairan dalam ruang perikardial, sehingga kompromi hemodinamik
ventrikel berkurang mengisi.
G. Pengobatan
1. Menggunakan obat untuk mengurangi peradangan Pasien
meminumobat untuk mengurangi dan mengendalikan peradangan agar
tetap stabil, beberapa obat berguna untukmengurangi beban kerja
jantung dan membantu mengendalikan detak jantung, contoh obatnya
seperti indometasin (indocin) atau ibuprofen (advil,motrin IB, lainnya)
kolkisin (colcrys) kortikosteroid seperti prednison atau solumedrol
3.Perikardiotomi
Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan balon kempes yang
dimasukkan ke lapisan perikardium, yang nantinya akan dipompa agar
mengembang untuk merenggangkan aliran perikardium .
20
4. Perikardiektomi
prosedur ini harus dilakukan oleh dokter bedah dan dilakukan dengan
anestesi umum, pada perikardiektomi, dokter akan membuat sayatan
di dada dan memotong bagian perikardium, sehingga menguras efusi
perikardial dan mencegah resiko kambuh di lain waktu.
2.5. ENDOKARDITIS
A. Defenisi
Endokarditis adalah suatu infeksi pada lapisan endokard jantung
(lapisan yang paling dalam dari otot jantung ) akibat infeksi kuman/
mikroorganisme yang masuk. Biasanya secara normal selalu ada
kuman yang komensal di permukaan luarnya. Pada lapisan ini didapat
adanya lesi spesifik, berupa vegetasi, yang merupakan masa dengan
ukuran yang bervariasi, yang terbentuk platelet, fibrin, mikroba, dan
sel-sel inflamasi saling berkaitan satu sama lain.
MENURUT ( MUTTAQIN. 2009 ) DEFINISI ENDOKARDITIS
Endokarditis merupakan peradangan pada katub dan permukaan
jantung. Endokarditis bisa bersifat endokarditis infeksi dan
endokarditis rematik. Penyebab terjadinya endokarditis rematik
disakibatkan langsung oleh demam rematik yang merupakan penyakit
sistemik karena infeksi streptokokus. Sedangkan endokarditis infeksi
(endokarditis bakterial) adalah infeksi yang disebabkan oleh invasi
langsung bakteri atau jenis organisme lain, sehingga menyebabkan
deformitas bilah katup
21
B. Klasifikasi
Endokarditis diklasifikasikan secara klinis menjadi akut dan subakut.
Dalam pembagian ini dapat diketahui rentang keparahan penyakit dan
temponya, dan untuk mengetahui penyebab dari endokarditis
penderita akibat virulensi mikroorganisme penginfeksi atau akibat
adanya penyakit jantung yang mendasari.
C. Etiologi
Penyebab utama dari endokarditias infeksiosa (sekitar 80%) adalah
jenis mikroorganisme Streptococcus dan Staphylococcus. Proporsinya
berbeda tergantung katup jantung (asli atau buatan), sumber infeksi,
usia, dan kondisi premorbid. Saat ini, Staphylococcus yang paling
sering diidentifikasi sebagai penyebab, mungkin karena peningkatan
proporsi kasus endokarditis infeksiosa yang berhubungan dengan
tindakan medis. Kasus endokarditias infeksiosa yang disebabkan oleh
Streptococcus dalam rongga mulut insidensnya menurun di
negaranegara maju.
D. Patofisiologi
Perkembangan endokarditis infektif adalah proses kompleks yang
memerlukan terjadinya beberapa elemen kritis. Pertama, harus ada
kerusakan endotel yang memajankan dasar membran katup ke aliran
darah turbulen. Endokard yang memiliki permukaan tidak rata akan
mudah terinfeksi oleh bakteri. Endokard yang memiliki permukaan
tidak rata akan mudah terinfeksi oleh bakteri.
22
E. Gejala
Demam
Sesak nafas
Batuk
Kelelahan
Nafsu makan menurun
Petechiae ( bintik-bintik merah )
F. Manifestasi klinik
Gejala klinis EI biasanya tidak jelas, berupa panas badan yang lama
dan tidak begitu tinggi,cepat capai, atralgia, mialgia, penurunan berat
badan, splenomegali dan anemia.
Manifestasi klinik Endokarditis Infektif Sebagai berikut:
Riwayat
1. Penyakit jantung bawaan atau penyakit jantung rematik
2. Setelah tindakan gigi dan mulut, saluran urogenital atau
gastrointestinal
3. Pemakaian obat-obatan intravena
4. Pemasangan kateter vena sentral
5. Katup jantung buatan
Gejala klinis
• Demam, nyeri dada dan perut, artralgia atau mialgia, sesak nafas,
malaise, keringat malam, berat badan menurun, gejala neurologis.
23
Tanda klinis
1. Demam, takikardia, petekie, nodus Osler, Splinter hemorhage,
Roth’s spot, lesi Janeway, murmur baru/perubahan murmur, splenom
G. Diagnosis
Pemeriksaan Laboratorium. Sangatlah penting mengisolasi penyebab
organisme dari aliran darah. Hal ini tidak hanya untuk menegakkan
diagnosis tetapi juga memberi petunjuk jenis antibiotik atau kombinasi
obat yang akan diperlukan untuk menghancurkan mikroorganisme
penyebab infeksi. Sewaktu melakukan kultur darah, sangatlah penting
mencegah kontaminasi bakteri kulit dari sekelilingnya terhadap
sampel darah. Tindakan pencegahan perlu dilakukan pada berbagai
prosedur yang menyebabkan bakteriemia, sehingga menurunkan
insidensi EI. Semua anak yang mempunyai faktor risiko sebaiknya
menjaga kebersihan rongga mulut untuk mengurangi sumber
bakteriemia.
H. Komplikasi
Diantara berbagai manifestasi klinik dari endokarditis komplikasi
neurologi merupakan hal yang penting karena sering terjadi,
merupakan komplikasi neurologik.
Dapat melalui 3 cara:
a. Penyumbatan dari pembuluh darah oleh emboli yang berasal dari
vegetasi endokardial.
b. Infeksi meningen, jaringan otak, dinding pembuluh darah karena
septik emboli atau bakterimia.
c. Reaksi immunologis.
24
I. Tata laksana pengobatan
Medikamentosa : Pengobatan Endokarditis diberikan segera
setelah kultur darah diambil,dan sambil menunggu organisme
dapat diidentifikasi maka pengobatan harus diberikan untuk
organisme yang dicurigai. Bila kuman sudah dapat
diidentifikasi maka pemberian antibiotika harus disesuaikan
dengan kuman penyebab.
Operatif : Tindakan Operatif pada Endokarditis Infektif
dilakukan atas indikasi emboli yang rekuren, gagal jantung
sedang-berat, timbulnya aneurisma, obstruksi valvular,
perluasan infeksi perivalvular, EI yang disebabkan oleh jamur,
bakteriemia yang persisten dengan terapi antibiotika, ruptur
septum ventrikel.
J. Pencegahan
1.Selalu menjaga kebersihan mulut Dengan cara membersihkan gigi
dengan sikat gigi atau benang gigi,serta rutin memeriksa gigi dapat
mencegah kuman muncul dimulut dan masuk ke aliran darah
25
2.6.MIOKARDITIS
A. Defenisi
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium.
Pada umumnya miokarditis disebabkan penyakit penyakit infeksi
tetapi dapat sebagai akibat reaksi aleri terhadap obat-obatan efek
toksik bahan-bahan kimia radiasi.Pada miokarditis, kerusakan
miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan basil miosit.
Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis
akan didapatkan miosit dengan infiltrasi lema, serta tot mengalami
nekrosis hialin.Miokarditis merupakan penyakit yang ditandai
peradangan pada otot jantung yang terletak di lapisan tengah dinding
jantung (miokardium).
B. Etiologi
Penyebab miokarditis dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Infeksi
Virus (coxsackievirus, echo virus, HIV, virus epsteinbarr,
influenza, cytomegalovirus, adenovirus, hepatitis A dan B, dll)
Bakteri (coryebacterio, diphteriae, streptococuspyogenis,
staphilococcus aureus,haemophilus pneumoniae)
Jamur (candia, aspergilus)Parasit (tripanosoma cruzil,
toxoplasma, schitosoma, trichina)
2. Non infeksi
a.Obat – obatan yang menyebabkan reaksi hypersensistifitas
Antibiotik (sulfonamida, penisilin, cloramfenicol, tetrasiklin,
streptomycin)
Anti tuberculosis (isoniazid, paraaminosalisilik acid)
26
Anti konfulsan (phenindion, phenitoin, carbamazepin)
Anti inflamasi (indometasin, sulfonilurea)
Diuretik (acetazolamid, klortalidon, sulfonilurea)
C. Gejala
Kelelahan atau dispnea
Demam
Nyeri dada
Palpitasi
Pembengkakan pada tangan ,kaki, serta pergelangan tangan
Sesak napas
Iritasi pada otot jantung
D. Manifestasi klinis
Gejala klinis tidak khas; kelainan ECG pada semen ST dan
gelombang T
Takikardia; peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan
frekuensi denyut nadi akan meningkat lebih tinggi.
Bunyi jantung melemah; disebakan penurunan kontraksi
jantung, katup mitral dan trikuspid tidak dapat ditutup dengan
keras.
27
Auskultasi; gallop, gangguan irama supraventrikular dan
ventrikular.
Gagal jantung
E.Pemeriksaan penunjang
MRI
Laboratorium
Elektrocardiograf
Foto thorak
Ekokardiograf
Radio nuclide dan magnetic resonance imaging
Biopsy endomiokardial
F. Klasifikasi
Dorland (2002) mengklasifikasikan miokarditis sebagai berikut :
Acute isolated myocarditis adalah miokarditis interstitial acute
dengan etiologi yang tidak diketahui.
Bacterial myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh
infeksi bakteri
Chronic myocarditis adalah penyakit radang miokardial
kronik.
Diphtheritic myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan
olek toksin bakteri yang dihasilakn pada difteri
Fibras myocarditis adalah fibrosis fokal/difus miokardial
disebabkan oleh peradangan kronik
28
Giant cell myocarditis adalah miokarditis akut ditandai dengan
adanya sel raksasa multinukleus dan sel radan lainnya
Hypersensitivity myocarditis adalah miokarditis yang
disebabkan reaksi alergi oleh hipersensitivitas terhadap
berbagai obat
Infection myocarditis adalah disebabkan oleh agen infeksius :
termasuk bakteri, virus, dll
Interstitial myocarditis adalah miokarditis yang mengenai
jaringan ikat interstitial.
G. Komplikasi
1. Kardiomiopati kongestif/dilated
2. Payah jantung kongestif
3. Efusi perikardial
4. Gangguan konduksi jantung (blok total)
5. Trombi kardiac
6. Gagal jantung kongestif
7. Aritmia jantung yang menyebabkan kematian mendadak
H. Pencegahan
1. Hindari orang yang memiliki penyakit virus atau seperti flu
2. Hindari penggunaan narkoba, seperti kokain, heroin, dan ganja
3. Imunisasi
4. Memakai baju lengan panjang dan celana panjang
5. Mempratekkan kebersihan pribadi yang baik
29
I. Pengobatan
Miokarditis bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan. Untuk kasus
miokarditis yang memerlkan penanganan, pengobatan yang dilakukan
tergantung dari keparahan peradangan.
Pengobatan meliputi :
1. Obat anti-radang seperti kartikosteroid dan lainnya
2. Obat ACE inhibitors
3. Perubahan gaya hidup seperti diet rendah garam dan sering
beristirahat
4. Obat golongan diuretik
5. antibiotik
A. Defenisi
30
B. Etiologi
1. Aterosklorosis
3. Infark Miokardium
C. Patofisiologi
31
Bila mengenai arteri koronaria, maka suplai darah menjadi
berkurang dan menyebabkan kematian pada daerah tersebut
Akibatnya terjadi serangan jantung dan menyebabkan
timbulnya gejala beruba nyeri dada yang hebat (angina
pectoris). Keadaan ini yang disebut penyakit jantung iskemik
D. Gejala
2) Sesak nafas
32
E. Manifestasi klinis
• Sering terjadi pada malam hari, saat istirahat atau selama latihan
minimal.
33
• Dapat dipicu oleh stres, paparan dingin atau merokok. Iskemia diam-
diam adalah bentuk iskemia miokard yang berbahaya karena ada
kekurangan gejala klinis, yaitu iskemia tanpa angina. Biasanya
didiagnosis dengan tes stres olahraga atau pemantauan Holter.
F. Klasifikasi
34
adalah : Infark Miokard Akut, Kelanjutan Infark Miokard,
Beberapa Komplikasi yang mengikuti Infark Miokard Akut.
G. Komplikasi
Aterosklorosis
Stroke
Penggumpalan darah
Aritmia (kelainan detak jantung)
Angina pectoris
Serangan jantung (infark miocard)
H. Diagnosis
Elektrokardiogram (EKG)
Foto Rontgen Dada
Pemeriksaan Laboratorium
Treadmill
Kateterisasi Jantung
I. Pengobatan
1. Non farmakologis
35
2. farmakologis Nitrat organik
36
2.8. GANGGUAN KATUP JANTUNG
A. Defenisi
B. Fisiologi
1.Katup Atrioventrikuler
Katup ini berada di antara atrium dan ventrikel. katup ini sebagai jalan
darah dari atrium ke ventrikel. Jika katup ini membuka, akan
membiarkan darah mengalir dari atrium ke dalam ventrikel selama
fase diastol. Terdapat dua katup atrioventrikuler di kanan dan kiri,
yaitu
Terdiri dari 3 cuspis, yaitu cuspis anterior yang melekat pada dinding
depan daerah conus arteriosus, cuspis posterior atau cuspis marginalis,
dan cuspis medialis yang melekat pada dinding septum ventrikel
37
b.Katup Bikuspid (Katup Atrioventrikuler Kiri atau Katup Mitral)
Terdiri dari 2 cuspis yang ukurannya tidak sama besar. Cuspis yang
besar terletak di ventral dan kanan berbatasan dengan ostium aorticum
yang biasa disebut cuspis anterior dan cuspis yang kecil terletak di
dorsal yang disebut cuspis posterior.
2 .Katup Semilunar
a.Stenosis Mitral
38
sehingga menyebabkan pembesaran atrium kiri dan penumpukan
cairan di paru-paru sehingga biasanya keluhan utama berupa sesak
napas, dapat juga berupa kelelahan akibat kurangnya darah yang
beredar di tubuh. Selain itu terdapat pula gejala berupa fibrilasi atrial
dan emboli yang kerap menjadi gejala penyerta.Penyebab tersering
stenosis mitral adalah penyakit rematik jantung. Dapat juga
disebabkan oleh stenosis mitral kongenital, deformitas parasut mitral,
systemic lupus erythematosus, karsinosis sistemik, deposit amiloid,
akibat obat fenfluramin atau phentermin, rhematoid arthritis, maupun
kalsifikasi annulus atau cuspis pada usia lanjut akibat proses
degeneratif.
b.regurgitasi mitral
39
2. Penyakit Katup Aorta
a. Stenosis Aorta
b. Regurgitasi Aorta
Regurgitasi aorta terjadi ketika adanya malfungsi dari aorta yang tidak
dapat menutup saat fase diastolik sehingga darah dari aorta kembali
lagi menuju ventrikel kiri. Hal ini dapat menyebabkan pembesaran
dan peningkatan tekanan pada ventrikel kiri. Gejala klinis yang sering
dikeluhkan yaitu sesak napas. Etiologi dari penyakit ini bermacam-
macam mulai dari diakibatkan oleh dilatasi pangkal aorta, penyakit
katup artifisial, dan genetik.
40
D. Fungsi Sistolik pada Penyakit Jantung Katup
41
Cardiopulmonary Bypass (CPB)
G. patofisiologi
H. Komplikasi
42
2.9. CACAT JANTUNG BAWAAN
A. Defenisi
B. Klasifikasi
43
C. Etiologi
D. patofisologi
Embriologi Jantung:
44
jantung sementara bagian yang tidak menyatu pada bagian atas
dan bawahnya membentuk pembuluh darah besar.Sirkulasi
Fetal dan Adaptasi Ekstrauterin:
Di dalam uterus, bayi mendapat nutrisi dari sirkulasi plasenta.
Darah dari plasenta mengalir ke vena kava inferior menuju
atrium kanan. Dari atrium kanan darah sebagian dialirkan ke
atrium kiri melalui foramen ovale. Sebagian lainnya mengalir
ke ventrikel kanan, kemudian dari ventrikel kanan ke arteri
pulmonalis. Resistensi arteri pulmonalis masih tinggi akibat
foramen ovale yang terbuka. Darah dialirkan ke aorta melalui
suatu pirau yakni duktus arteriosus. Darah dari ventrikel kiri
mengalir ke aorta bergabung dengan darah dari ventrikel kanan
sehingga saturasi oksigen fetal hanya mencapai 65%.Saturasi
oksigen yang rendah merangsang terbentuknya prostaglandin.
Prostaglandin akan mempertahankan duktus arteriosus tetap
terbuka.
Di dalam uterus, bayi mendapat nutrisi dari sirkulasi plasenta.
Darah dari plasenta mengalir ke vena kava inferior menuju
atrium kanan. Dari atrium kanan darah sebagian dialirkan ke
atrium kiri melalui foramen ovale. Sebagian lainnya mengalir
ke ventrikel kanan, kemudian dari ventrikel kanan ke arteri
pulmonalis. Resistensi arteri pulmonalis masih tinggi akibat
foramen ovale yang terbuka. Darah dialirkan ke aorta melalui
suatu pirau yakni duktus arteriosus. Darah dari ventrikel kiri
mengalir ke aorta bergabung dengan darah dari ventrikel kanan
sehingga saturasi oksigen fetal hanya mencapai 65%. Saturasi
oksigen yang rendah merangsang terbentuknya prostaglandin.
45
Prostaglandin akan mempertahankan duktus arteriosus tetap
terbuka.
E. komplikasi
Sindrom eisenmenger
Komplikasi ini terjadi padaPJB non-sianotik yang menyebabkan
aliran darah ke paru yang meningkat.Akibatnya lama kelamaan
pembuluh kapiler di paru akan bereaksi dengan meningkatkan
resistensinya sehingga tekanan di arteri pulmonal dan di
ventrikel kanan meningkat.
Serangan sianotik
Komplikasi ini terjadi pada PJB sianotik.Pada saat serangan
anak menjadi lebih biru dari kondisi sebelumnya, tampak sesak
bahkan dapat timbul kejang.
Abses otak
Abses otak biasanya terjadi pada PJB sianotik.Biasanya abses
otak terjadi pada anak yang berusia di atas 2 tahun. Kelainan ini
diakibatkan adanya hipoksia dan melambatnya aliran darah di
otak. Anak biasanya datang dengan kejang dan terdapat defisit
neurologi.
F. Gejala
46
Tampak semburat kebiruan pada bibir, kulit, atau jari-jari
(sianosis).
Tampak kelelahan dan kesulitan bernapas, terutama ketika
disusui.
Memiliki berat badan rendah.
Pertumbuhan terhambat.
Terjadi pembengkakan pada tungkai, perut, atau area sekitar
mata.
Mengalami infeksi paru-paru yang berulang.Pada beberapa
kasus, gejala penyakit jantung bawaan bisa saja baru muncul
beberapa tahun setelah bayi lahir, seperti saat masa kanak-
kanak atau remaja. Gejala kondisi ini dapat berupa:
Detak jantung tidak beraturan (aritmia).
Pusing dan sering merasa kelelahan, terutama saat berolahraga.
Kesulitan bernapas atau napas terengah-engah.
Terjadi pembengkakan (edema) di kaki, pergelangan kaki, atau
tangan.
Kulit tampak kebiruan (sianosis).-Mudah pingsan atau
kehilangan kesadaran.
G. Manifestasi klinis
47
merupakan petunjuk awal terdapatnya kelainan jantung pada seorang
bayi atau anak.
48
Sebaliknya tidak sedikit pasien PJB yang sebelumnya sudah
diobati sebagai tuberkulosis sebelum dirujuk ke ahli jantung
anak.
Bising jantung.Terdengarnya bising jantungmerupakan tanda
penting dalam menentukanpenyakit jantung bawaan. Bahkan
kadang-kadang tanda ini yang merupakan alasan anak dirujuk
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Lokasi bising,
derajat serta penjalarannya dapat menentukan jenis kelainan
jantung. Namun tidak terdengarnya bising jantung pada
pemeriksaan fisis, tidak menyingkirkan adanya kelainan
jantung bawaan. Jika pasien diduga menderita kelainan
jantung, sebaiknya dilakukan pemeriksaan penunjang untuk
memastikan diagnosis.
H. Pengobatan
49
Operasi jantung. Jika pemasangan kateter jantung dirasa tidak
mampu untuk mengatasi penyakit jantung bawaan, prosedur
operasi atau pembedahan jantung bisa menjadi pilihan
lain.Dokter akan melakukan operasi dengan memperbaiki
kelainan yang terjadi pada jantung. Baik itu menutup lubang,
memperbaiki katup,atau melebarkan pembuluh darah.
Transplantasi jantung. Transplantasi jantung hanya dipakai
ketika penyakit jantung bawaan sudah tergolong parah dan sulit
untuk diperbaiki. Prosedur ini membutuhkan donor organ
jantung yang sehat, untuk mengganti organ jantung bayi yang
mengalami kelainan.
A. Defenisi
50
B. Etiologi
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya infark miokard akut dapat dibedakan
antara faktor risiko yang dapat diubah (modifiable) dan faktor
risiko yang tidak dapat diubah (non-modifiable):
Faktor Risiko Non-Modifiable (tidak dapat diubah):
Umur, yakni di atas 45 tahun terutama pada laki-laki.
Jenis kelamin, dengan risiko pada laki-laki lebih tinggi
dibandingkan perempuan, namun perbedaan prevalensi antara
laki-laki dan perempuan berkurang seiring meningkatnya usia
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner
51
Hipertensi, risiko lebih tinggi pada wanita dibanding pria yang
mengalami hipertensi
Obesitas sentral
Depresi
Hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia
Inaktifitas
C. Patofisiologi
52
bila terjadi penyumbatan sebesar 70% atau lebih pada pangkal atau
cabang utama arteri koroner. Penyempitan <50% kemungkinan
belum menampakkan gangguan yang berarti. Keadaan ini tergantung
kepada beratnya arteriosklerosis dan luasnya gangguan jantung
(Saparina,2010).
E. Klasifikasi
53
tidur, maupun aktivitas ringan. Lama sakit dada jauh lebih lama dari
sakit biasa. Frekuensi serangan juga lebih sering Infark Miocard Akut
(Serangan Jantung), Infark miocard akut yaitu jaringan otot jantung
yang mati karena kekurangan oksigen dalam darah dalam beberapa
waktu. Keluhan yang dirasakan nyeri dada, seperti tertekan, tampak
pucat berkeringat dan dingin, mual, muntah, sesak, pusing, serta
pingsan.
54
G. Komplikasi
H. Pengobatan
Obat-obatan
Berikut ini adalah obat-obatan yang akan diberikan untuk
menangani serangan jantung:
Obat antiplatelet,
seperti aspirin dan clopidogrel, untuk mencegah penggumpalan
darah, sehingga darah tetap dapat mengalir melalui pembuluh
darah yang mengalami penyempitan
Obat pelebar pembuluh darah,
seperti nitrogliserin, untuk melebarkan pembuluh darah
sehingga meningkatkan aliran darah ke jantung.
Obat penghilang rasa sakit,
seperti morfin,untuk meredakan nyeri yang dirasakan penderita.
Obat penghancur gumpalan darah,
seperti streptokinase, untuk membantu melarutkan gumpalan
darah yang menghalangi aliran darah menuju otot jantung.
55
Obat antikoagulan, seperti enoxaparin, untuk mencegah
penggumpalan darah terjadi lagi.
Operasi
Berikut ini adalah prosedur operasi yang mungkin perlu
dilakukan untuk menangani serangan jantung:
Pemasangan ring jantung (stent) atau angioplasti
koronerPada prosedur ini, kateter dengan balon di
ujungnya dimasukkan ke dalam pembuluh darah besar di
selangkangan atau lengan. Lalu kateter akan diarahkan ke
bagian pembuluh darah yang menyempit.Guna dokter
dapat memasukkan ring atau stent untuk
mempertahankan agar pembuluh darah tetap terbuka
dalam waktu yang lama.
Operasi bypass jantung atau coronary artery bypass graft
(CABG)
Operasi bypass jantung dilakukan ketika terjadi banyak
penyumbatan arteri koroner atau saat arteri koroner
bentuknya tidak normal. CABG dilakukan dengan
membuat pembuluh darah baru, yang diambil dari
pembuluh darah lain di tungkai, sebagai jalur alternatif
bagi aliran darah yang tersumbat.
I. Manifestasi klinis
56
Nyeri disertai nafas pendek,pucat,berkeringat
Sering tampak ketakutan
Dapat ditemui bunyi jantung ke 2 yang pecah paradoksal,irama
gallop
Takikardi,kulit yang pucat,dingin,dan hipertensi
2.11..GAGAL JANTUNG
A. Defenisi
B. Etiologi
57
C. Patofisiologi
D. Manifestasi klinis
58
disebut sebagai gagal jantung kongestif kemacetan paru darah yang
menyertai kondisi tersebut.
Gagal jantung kanan sering muncul sebagai akibat dari gagal jantung
kiri. Sebagai akibat dari peningkatan tekanan paru yang menyertai
gagal jantung kiri,resistensi terhadap aliran darah yang sekarang
dihadapi oleh ventrikel kanan adalah signifikan. terus meningkat saat
memompa darah ke paru-paru. Seiring waktu, semakin meningkat
beban kerja pada ventrikel kanan menyebabkan dilatasi dan akhirnya
terjadi gagal jantung kanan.Gagal jantung kanan juga bisa terjadi
akibat kronis penyakit paru obstruktif, fibrosis kistik atau gangguan
pernapasan dewasa sindrom.
59
3.Manifestasi gagal jantung kanan
e. Gejala gastrointestinal
60
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
61
platelet, fibrin, mikroba, dan sel-sel inflamasi saling berkaitan
satu sama lain.
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau
miokardium. Pada umumnya miokarditis disebabkan penyakit
penyakit infeksi tetapi dapat sebagai akibat reaksi aleri terhadap
obat-obatan efek toksik bahan-bahan kimia radiasi.Pada
miokarditis, kerusakan miokardium disebabkan oleh toksin
yang dikeluarkan basil miosit.Toksin akan menghambat sintesis
protein dan secara mikroskopis akan didapatkan miosit dengan
infiltrasi lema, serta tot mengalami nekrosis hialin.
Miokarditis merupakan penyakit yang ditandai peradangan pada
otot jantung yang terletak di lapisan tengah dinding jantung
(miokardium).menurut kamus kesehatan Katup jantung adalah
jaringan khusus yang berada di dalam jantung yang tugasnya
mengatur urutan aliran darah dari satu bagian ke bagian lain..
Katup aorta ini adalah katup yang memisahkan ruang utama
pemompa jantung (ventrikel kiri)dengan aorta, pembuluh darah
arteri utama yang tugasnya memberikan darah beroksigen
keseluruh tubuh.
Sedangkan Katup mitral adalah katup yang memisahkan ruang
kiri atas (atrium) dengan ruang kiri bawah (ventrikel) dan juga
tugasnya menjaga pergerakan aliran darah yang tertib dari paru
ke ventrikel kiri.
Iskemia miokardium adalah kondisi yang terjadi ketika aliran
darah berhenti pada sebagian jantung, menyebabkan kerusakan
pada otot jantung. Iskemia miokard terjadi ketika aliran darah
menuntut jantung melebihi darah yang dipasok oleh arteri
koroner.Cacat jantung bawaan atau penyakit jantung bawaan
merupakan suatu kelainan struktural dari jantung dan pembuluh
darah besar didalam rongga dada yang sudah ada sejak lahir,
walaupun baru diketahui dikemudian hari.
Cacat jantung bawaan adalah kelainan yang terjadi selama
perkembangan janin. Salah satu kelainan bawaan yang paling
umum adalah paten ductus arteriosus.Sindrom koroner akut atau
62
serangan jantung adalah gangguan jantung serius ketika otot
jantung tidak mendapat aliran darah. Kondisi ini akan
mengganggu fungsi jantung dalam mengalirkan darah ke
seluruh tubuh.
Gagal jantung adalah suatu kondisi dimana jantung tidak lagi
memompa darah secara efektif yaitu saat pompa jantung
melemah ,sehingga tidak mampu mengalirkan darah yang
cukup ke seluruh tubuh.
3.2. SARAN
63
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C. and Hall, J.E. Heart muscle; the heart as a pump, in
Human Physiology and Mechanisms of Disease, 6th ed., W.B.
Saunders, Philadelphia, 1997, p. 91.
64