Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

OLD MIOKARD INFARK

Disusun oleh :
KELOMPOK 2
HENDRA WAHYUDI
KHOIRIYATI
ANNA SUSIANA
RAHMANUDIN
LAMLIANOR
AMRULLAH
M.AINI
ABDUL HARIS
HENI FAUZIAH
MERRY SUSANTI
MASNIANOOR
NORJANNAH
NORHAYATI
KOPNAH

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirrobbil a'lamin segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam penulis
panjatkan , karena atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalahdengan
judul ” Asuhan Keperawatan Gawat Darurat  Old Miokard Infark  ”.
Dalam penulisan makalah ini penulis menemukan kesulitan, Namun berkat bantuan,
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak akhirnya  penulis dapat
menyelesaikanmakalah ini sesuai dengan waktu yang diberikan.
Penulis menyadari Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan Makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,   khususnya profesi
keperawatan.

penulis
kelompok 2
DAFTAR ISI

Cover............................................................................................................. 1
Kata Pengantar............................................................................................ 2
Daftar Isi ...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang………………………………………...............……… 5
B.     Tujuan Penulisan………………………………………...............…… 5
C.     Metode Penulisan………………………………………….................. 6
D.    Sistematika Penulisan………………………………………............… 6
BAB II    TINJAUAN TEORITIS
A.  Konsep Dasar Medis
1.        Pengertian …………………………………............……………….. 7
2.        Etiologi ……………………………………………..............………   7
3.        Klasifikasi ………………………………………………….............. 10
4.        Patofisiologi ………………………………………………..............  11
5.        Pathway.............................................................................................. 13
6.        Manifestasi Klinis ………….............………………………………. 15
7.        Komplikasi ………………………….............……………………… 16
8.        Pemeriksaan Penunjang …………………….............……………… 16
9.        Penatalaksanaan …………………………………….............……… 17

B.  Konsep Dasar Keperawatan


1.        Pengkajian ……………………………………………..............…… 17
2.        Diagnosa Keperawatan ………………………………….............…. 20
3.        Intervensi Keperawatan ……………………………….............…… 21
BAB III    TINJAUAN KASUS
A.    Pengkajian ……………………………………………………............. 28
B.     Diagnosa Keperawatan …………………….……………............…… 41
C.     Intervensi Keperawatan……………………..………………...............42
D.    Implementasi Keperawatan ………………………………................... 45
BAB IV    PEMBAHASAN
A.    Pembahasan .......................................................................................... 69
BAB V      PENUTUP
A.    Kesimpulan……………………………...............……………………. 72
B.     Saran …………………………………………….............…………  72
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 74
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan gawat darurat merupakan bentuk pelayanan yang  bertujuan untuk
menyelamatkan kehidupan penderita, mencegah kerusakan sebelum tindakan/perawatan
selanjutnya dan menyembuhkan penderita pada kondisi yang berguna bagi kehidupan.
Karena sifat pelayanan gawat daruarat yang cepat dan tepat, maka sering dimanfaatkan untuk
memperoleh pelayanan pertolongan pertama dan bahkan pelayanan rawat jalan bagi penderita
dan keluarga yang menginginkan pelayanan secara cepat. Oleh karena itu diperlukan perawat
yang mempunyai  kemampuan yang bagus dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan
gawat darurat untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial
mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak di perkirakan tanpa
atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.   
           Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek keperawatan
gawat darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang berkompeten di ruang gawat
darurat. Asuhan keperawatan yang diberikan meliputi biologis, psikologis, dan sosial klien
baik aktual yang timbul secara bertahap maupun mendadak, maupun resiko tinggi. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi asuhan keperawatan gawat darurat, yaitu : kondisi
kegawatan seringkali tidak terprediksi baik kondisi klien maupun jumlah klien yang datang
ke ruang gawat darurat, keterbatasan sumber daya dan waktu,  adanya saling ketergantungan
yang sangat tinggi diantara profesi kesehatan yang bekerja di ruang gawat darurat,
keperawatan diberikan untuk semua usia dan sering dengan data dasar yang sangat mendasar,
tindakan yang diberikan harus cepat dan dengan ketepatan yang tinggi (Maryuani, 2009).
Infark miokardial merupakan nekrosis jaringan jantung akibat iskemia jantung tak
berubah. Penyakit ini sering disebut dengan serangan jantung. Kebanyakan pasien salah
mengartikan dengan mendeskripsikan  serangan jantung sebagai jantung yang meledak.
Dalam hal ini, pasien harus diajari etiologi nyata mengenai infark miokard. Dalam menangani
pasien yang mengidap penyakit ini. Perawat harus secara rutin memonitir tanda vital,
termasuk kadar hemodinamis, dan suara detak jantung. Selama tahap infark akut, perawat
perlu menyediakan suasana yang tenang bagi pasien. Selain itu perawat juga harus mengkaji
keberadaan nyeri dada.
Pada pasien dengan old infark miokard perlu penanganan khusus maka dari itu
penulis mengangkat kasus ini sebagai seminar kelompok dengan judul “Asuhan Keperawatan
Gawat Darurat Pada Tn.A Dengan Diagnosa Medis Old Miokard Infark Di IGD ”

B. Tujuan
1.      Tujuan umum
     Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien  dengan Old Miokard
Infark.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan Old Miokard Infark
b.      Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada klien dengan Old Miokard Infark
c.    Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada klien dengan Old Miokard Infark
d.    Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawata pada klien dengan Old Miokard Infark
e.     Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada klien dengan Old
Miokard Infark

C.  Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
penjabaran masalah-masalah yang didapatkan dan menggunakan studi kepustakaan dari
literatur yang ada, baik di buku, jurnal maupun di internet.

D.  Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari lima bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I    : Pendahuluan
BAB II   :Tinjauan teoritis
BAB III         :Laporan kasus terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
BAB IV         :Pembahasan
BAB V   : Penutup terdiri dari  kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.  Definisi
Old Infark Miokard adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan
arteri koroner (Hudak & Gallo; 2007). Sumbatan terjadi oleh karena adanya ateroksklerotik
pada dinding arteri koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung.
Aterosklerotik adalah suatu penyakit pada arteri-arteri besar dan sedang dimana lesi
lemak yang disebut Plak Ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri.Sehingga
mempersempit bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagiuan distal (Hudak &
Gallo;
Old Infark miokard disebabkan oleh karena atherosclerosis atau penyumbatan total atau
sebagian oleh emboli dan atau thrombus
2007)
B.  Etiologi
Faktor resiko yang menjadi pencetus terjadinya Old Infark Miokard old adalah :
1.      Faktor resiko yang dapat diubah
a.       Mayor merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, hiperkolesterolimia dan pola makan
(tinggi lemak dan tingi kalori).
b.      Minor stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, dan ambivalen) daninaktifitas fisik.
2.      Faktor resiko yang tidak dapat diubah
a.       Hereditas/keturunan
b.      Usia lebih dari 40 tahun
c.       Ras, insiden lebih tinggi orang berkulit hitam. Sex, pria lebih sering daripada wanita.

C.  Patofisiologi
Proses terjadinya infark
Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi dan O2 ke
bagian distal terhambat., sel oto jantung bagian distal mengalami hipoksia iskhemik infark,
kemudian serat otot menggunakan sisa akhir oksigen dalam darah, hemoglobin menjadi
teroduksi secara total dan menjadi berwarna birui gelap, dinding arteri menjadi permeable,
terjadilah edmatosa sel, sehingga sel mati.
Mekanisme nyeri pada AMI
Hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk melakukan
metabolisme CO2 (metabolisme anaerob), sehingga menghasilkan asam laktat dan juga
merangsang pengeluaran zat-zatiritatif lainnya seperti histamine, kinin, atau enzim proteolitik
sleuler merangsang ujung-ujung syaraf reseptor nyeri di otot jantung, impuls nyeri
dihantarkan melalui serat sraf aferen simpatis, kemudian dihantarkan ke thalamus, korteks
serebri, serat saraf aferen, dan dipersepsikan nyeri. Perangsangan syaraf simpatis yang
berlebihan akan menyebabkan :
1.      Meningkatkan kerja jantung dengan menstamulasi SA Node sehingga menghasilkan
frekuensi denyut jantunglebih dari normal (takikardi).
2.      Merangsang kelenjar keringat sehingga ekresi keringat berlebihan.
3.      Menekan kerja parasimpatis, sehingga gerakan peristaltik menurun, akumulai cairan di
saluran pencernaan, rasa penuh di lambung, sehingga merangsangf rasa mual / muntah.
4.      Vasokonstriksi pembuluh darah ferifer, sehinga alir balik darah vena ke atrium kanan
meningkat, dan akhirnya tekanan darah meningkat.
D.  Tanda dan Gejala Old Infark Miokard
Tanda dan gejala yang timbul pada Old Infark Miokard adalah sebagai berikut :
1. Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas
kiri, kebanyakan lamanya 30 menit sampai beberapa jam, sifatnya seperti ditusuk-
tusuk, ditekan, tertindik.
2. Takhikardi
3. Keringat banyak sekali
4. Kadang mual bahkan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan reflek
vasosegal yang disalurkan dari area kerusakan miokard ke trakus gastro intestinal
5. Dispnea
6. Abnormal Pada pemeriksaan EKG
E.  Komplikasi
Adapun komplikasi akibat dari akut miokard infark, yaitu :
1.      Edema paru akut
Terjadi peningkatan akhir diastole ventrikel kiri dan peningkatan tekanan vena pulmonal
sehingga meningkatkan tekanan hydrostatic yang mengakibatkan cairan merembes keluar.

2.      Gagal jantung
Karena ada kelainan otot jantung menyebabkan menurunnya kontraktilitas, sehingga
jantung tidak mampu memompa darah dengan adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan
akan oksigen dan nutrisi.
3.      Syok kardiogenik
Karena adanya kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah jantung, sehingga
menurunkan tekanan darah arteri ke organ-organ vital. Adapun tand-tandanya tekanan darah
rendah, nadi cepat dan lemah, hypoxia, kulit dingin dan lembab.
4.      Tromboemboli
Murangnya mobilitas pasien dengan sakit jantung dan adanya gangguan sirkulasi yang
menyertai kelainan ini berleran dalam pembentukan thrombus intracardial dan intravesikular
5.      Disritmia
Gangguan irama jantung akibat penurunan oksigen ke jantung.
6.      Rupture miokardium
Dapat terjadi bila terdapat infark miokardium, proses infeksi dan disfungsi miokadium
lain yang menyebabkan otot jantung melemah.
7.      Efusi pericardial / tamponade jantung
Masuknya cairan kedalam kantung perikardium karena adanya perikarditis dan gagal
jantung.

F.       Pengobatan Infark Miokard Old


1. Vasodilatator
Vasodilatator pilihan untuk mengurangi rasa nyeri jantung adalah nitroglycerin, baik
secara intra vena maupun sublingual, efek sampingnya yaitu dapat mengurangi preload,
beban kerja jantung dan after load.
2. Antikoagulan
Heparin adalah anti koagulan pilihan utama, heparin bekerja memperpanjang waktu
pembekuan darah, sehingga mencegah thrombus Trombolitik
Untuk melarutkan thrombus yang telah terbentuk di arteri koroner, memperkecil
penyumbatan dan meluasnya infark, teombolitik yang biasa digunakan adalah streptokinase,
aktifasi plasminogen jaringan dan amistropletase
3. Analgetik
Pemberian dibatasi hanya untukk pasien yang tidak efektif dengan pemberian nitrat
dan antiloagulan, analgetik pilihan adalah morvin sulfat secara IV
G.      Proses Keperawatan Old Infark Miokard
A.      Pengkajian

                  Salah satu aspek penting perawatan pasien MI adalah pengkajian keperawatan.


Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data dasar tentang informasi status terkini pasien,
sehingga setiap perubahan bisa diketahui sesegera mungkin. Pengkajian keperawatan harus
sistematis dan ditunjukan untuk mengidentifikasi kebutuhan jantung pasien dan menentukan
prioritas tadi.
                  Pengkajian sistematis pasien mencangkup riwayat yang cermat khususnya yang
berhubungan dengan gambaran gejala : nyeri dada, sulit bernapas (dipnea), palpitasi, pingsan
(sinkop) atau keringat dingin  (diaporesis). Masing-masing gejala harus di evaluasi waktu dan
durasinya serta factor yang mencetuskan dan yang meringankan.
B.      Diagnosa keperawatan

1.      Nyeri iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai dengan:


Ø  nyeri dada dengan / tanpa penyebaran
Ø  wajah meringis
Ø  gelisah
Ø  delirium
Ø  perubahan nadi, tekanan darah.
2.      Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan faktor-faktor listrik, penurunan karakteristik
miokard.
3.      Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan perfusi
ginjal, peningkatan natrium / retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein
plasma.
4.      Kerusakan PERTUKARAN gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau
kegagalan utama paru, perubahan membran alveolar- kapiler ( atelektasis , kolaps jalan nafas/
alveolar edema paru/efusi, sekresi berlebihan / perdarahan aktif ) ditandai dengan : Dispnea
berat, Gelisah, Sianosis, Perubahan GDA, Hipoksemia
5.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard
dan kebutuhan, adanya iskemik/ nekrosis jaringan miokard ditandai dengan gangguan
frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum
6.      Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis
7.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang fungsi jantung /
implikasi penyakit jantung dan status kesehatan yang akan datang , kebutuhan perubahan
pola hidup ditandai dengan pernyataan masalah, kesalahan konsep, pertanyaan, terjadinya
kompliksi yang dapat dicegah.
C.     Intervensi Keperawatan
Misalnya Pada pasien dengan Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri
koroner.

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Pantau / catat karakteristik nyeri Identifikasi karakteristik nyeri dada secara
dada pasien : lokasi, radius, durasi, tepat akan menjadi acuan untuk melakukan
kualitas, dan faktor-faktor yang intervensi.
mempengaruhi.
2 Ukur dan catat tanda vital tiap jam. supply O2 koroner yang adekuat dapat
dimanifestasikan dengan kestabilan tanda
vital.

3 Beri posisi semifowler Posisi semifowler dapat meningkatkan


ekspansi dada dan sirkulasi darah
meningkat.
4 Beri O2 sesuai terapi Pemberian O2 dapat menambah supply
O2 miokard.
5 Anjurkan dan bimbing pasien untuk Teknik relaksisi dibutuhkan untuk
tarik nafas dalam (teknik relaksisi), meminimalkan konsumsi O2 miokard dan
teknik distraksi, dan bimbingan meningkatkan supply O2 jaringan, teknik
imajinasi. distribusi dan imajinasi membantu
mengalihkan focus perhatian dari rasa nyeri.
6 Lakukan pemeriksaan ECG tiap Pemeriksaan ECG tiap hari dan saat nyeri
hari dan saat nyeri dada timbul. dada timbul berguna untuk mendiagnosa
luasnya infark.
7 Berikan terapi tirah baring (bedrest) Tirah bating/istirahat total dapat mengurangi
selama 24 jam pertama post konsumsi/demand O2miokard.
serangan.
8 Ciptakan lingkungan yang tenang Stressor dari luar diminimalkan sehingga
kebutuhan O2 miokard berkurang.

D.    Evaluasi
Hasil yang diharapkan
1.      Pasien menunjukan pengurangan nyeri
2.      Tidak menunjukan kesulitan dalam bernapas
3.      Perfusi jaringan terpelihara secara adekuat
4.      Memperlihatkan berkurangnya kecemasan
5.      Mematuhi program perawatan diri
6.      Tidak menunjukan adanya komplikasi

BAB III
TINJAUAN KASUS
A.  PENGKAJIAN
1.      IDENTITAS
a. Identitas pasien
      Nama                           : Tn.A
      Umur                           : 60 tahun
      Jenis kelamin               : Laki-laki
      Agama                         : Islam
      Pendidikan                  : SMA
      Pekerjaan                     : -
      Suku/bangsa                : Banjar/ Indonesia
      Status perkawinan       : Menikah
      Alamat                         : Ds.Hamak
      Tanggal masuk RS      : 19 oktober 2017
      No.RM                        : 321620
      Diagnosa Medis          : OMI

b. Identitas penanggung jawab


      Nama                           : Ny. D
      Umur                           : 55 Tahun
      Jenis kelamin               : Perempuan
      Agama                         : Islam
      Pendidikan                  : -
      Pekerjaan                     : -
      Alamat                         :Ds. Hamak
      Hubungan dg. Pasien  : Istri

2.      RIWAYAT KESEHATAN
a.       Keluhan utama
Nyeri dada
P: Terjadi penyempitan pembuluh darah
Q: Terasa tertusuk-tusuk
R: Dada kiri
S: 6
T: Menetap

b.      Riwayat kesehatan sekarang


keluarga pasien mengatakan klien mengeluh nyeri dada dan sesak nafas, sejak satu minggu
yang lalu, dan di bawa ke RSUD Barabai di bawa tanggal 06-10-2017 jam 14.00.  lalu dari
IGD dipindahkan ke Ruang penyakit dalam pada jam 17.00

c.       Riwayat kesehatan masa lalu


Klien dan keluarga mengatakan klien tidak mempunyai riwayat darah tinggi maupun gula
darah atau dietus militus, keluarga klien mengatakan sebelumnya klien pernah di rawat di
rumah sakit 1 tahun yang lalu dengan keluhan yang sama, klien mengatakan tidak
mempunyai riwayat alergi obat ataupun makanan.
d.      Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien mengatakan
dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit yang sama.

e.       Riwayat alergi
klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat ataupun makanan.

3.      PENGKAJIAN PRIMER
Airway                  : Tidak ada secret
Breathing              :  Look : Adanya pengembangan dada.
Frekuensi nafas 28x/ menit
    Listen : Suara Nafas vesikuler
    Feel: Terasa hembusan nafas, 02 3 lt
Circulating            : Akral hangat CRT <2 detik nadi 104
Disability              : Composmentis GCS 15

4.      PENGKAJIAN SEKUNDER
a.       Kesadaran                   : Composmentis
b.      Penampilan                  : klien nampak lemas dan sesak nafas, terpasang oksigen dengan nasal
kanul 3 liter

c.       Vital sign                     :
Tekanan darah             :  110/70n mmHg
Nadi                            : 104
RR                               : 28
Suhu                            : 37,5%
d.      Kepala             : bentuk kepala mesocephal, warna rambut hitam dan beruban, kulit kepala
bersih dan tidak ada lesi
e.       Mata                : kemampuan melihat baik pupil isokor reflek cahaya kanan kiri positif,
konjungtivitas simetris, tidak menggunakan alat bantu
f.       Hidung            : bersih, tidak ada secret, tidak ada polip hidung, klien terpasang kanul O2 3
liter
g.      Telinga            : simetris kanan dan kiri, tidak ada gangguan pendengaran, tidak
menggunakan alat bantu pendenaran.
h.      Mulut dan tenggorokan : klien berbicara normal, gigi bersih dan tidak ada gangguan
mengunyah ataupun menelan, tidak ada pembesaran tonsil
i.        Dada
Jantung           
-          Inspeksi     : ictus cordis terlihat
-          Palpasi       : detak jantung tidak sama dengan nadi
-          Perkusi      : bunyi jantung sonor
-          Auskultasi : Bunyi jantung I dan II terdengar, ada bunyi  tambahan III (Mur-mur)
Paru-Paru
-          Inspeksi    : simetris kanan kiri
-          Palpasi      : stem fremitus kiri dan kanan sama
-          Perkusi      : kanan kiri sonor
-          Auskultasi : vesikuler
j.        Abdoment
-          Inspeksi     : datar
-          Palpasi       : nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
-          Perkusi       : timpani
-          Auskultasi  : peristaltik usus 9xmenit
k.      Genetalia
-          Inspeksi     : Tidak ada kelainan
l.        Ekstemitas
-          Atas     : Terpasang Infus RL 16 tpm di tangan kiri
         CRT <2 detik
-          Bawah  :
Akral hangat, tidak ada udem.
m.    Kulit
Turgor kulit elastis, kulit berwarna sawo matang, bersih.

n.      Data Penunjang
Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Lab Hasil Analisa


Hb 15,3
Ht 45,30
Trombosit 381
Leukosit 12,3
GDS 100
Ureum/Kreatinin 30,6/0,9
Asam Urat 3,4
Colesterol total 17,1
Trigliserid 321 Hight
Bilirubin direc/ total 12,98/16,27 Hight
SGOT 50 Hight
SGPT 35 Hight
Alkali Phospate 364 Hight
Total protein 5,9
Albumin/ globulin 3,61/2,9
Natrium 139,0
Kalium 4,9
Calcium 1,2
CKMB 5,2 Hight

o.      EKG tanggal 19 Oktober 2017


Hasil : - Sinus rythm
-          Ateroseptal Miocardiac Infaction, age undetermined
-          Cannot rate out inferior myocardial infaretion, age undermined
-          Twave abnormality, posible lateral ischemia

p.      Therapy
-          Inf RL 16 tpm
-          Cefotaxime 3x1 gr
-          Omeprazole 2x1 amp
-          CPG 1x1  

5.ANALISA DATA

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI


1 DS  :  klien Gangguan rasa Penyempitan
merasakan nyeri  d nyaman nyeri pembuluh
ada darah arteri
P: Tterjadi penyempitan coroner
pembuluh darah
Q: terasa tertusuk-
tusuk
R: dada kiri
S: 6
menetap

DO :- klien terlihat
meringis menahan   rasa
nyeri

2 Ds: klien mengatakan Intoleransi aktivitas Tirah baring


merasa sesak nafas yang kelemahan
hebat jika melakukan umum
aktivitas imobilisasi

Do: Tirah baring,terlihat Sesak nafas


lemah ditempat tidur
Terpasang o2 3
liter,terpasang infus
RL 16tpm
3 Ds : klien mengatakan Pola nafas tidak Nyeri, sesak
sesak nafas dan nyeri efektif nafas
dada

P: arteriosclerosis
Q; terasa tertusuk-tusuk
R; dada kiri
S: Menetap

Do: rr ; 28x/menit
      Pola nafas cepat dan
dangkal

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan nyeri dan sesak nafas
b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan atheriosklerosis
arteri koroner
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring kelemahan umum
imobilisasi,sesak nafas

7. INTERVENSI

Tgl/jam dx. Tujuan & Kriteria hasi Planning Ttd


Kep
1 Setelah dilakukan 1.    Observasi : - observasi status
tindakan keperawatan nyeri, reaksi ketidaknyamanan
selama    .. . diharapkan 2.    Nursing:- tingkatkan istirahat
klien menunjukkan      -kaji skala nyeri (P,Q, R, S, T)
kenyamanan/ nyeri 3.    Edukasi : - ajarkan klien teknik
berkurang  dengan criteria nafas dalam.
hasil: -          Anjurkan kompres hangat pada
Nyeri berkurang/ hilang dada
4.    Kolaborasi: - pemberian analgesik
2 Setelah dilakukan 1.      Observasi : - monitor TTV
tindakan keperawatan sebelum dansesudah aktivitas
selama  . . . diharapkan 2.      Nursing : - batasi aktivitas klien
klien menunjukkan dan tingkatkan istirahat.
intoleransi aktivitas -          Posisikan nyaman O2
berkurang dengan criteria 3.      Edukasi : jelaskan pola
hasil: peningkatan bertahap dari
-          Tidak ada kelemahan aktivitas
-          Aktivitas normal 4.      Kolaborasi : ke program
rehabilitasi jantung
3 Setelah dilakukan 1.     Observasi : - obsevasi pola nafas
tindakan keperawatan -           Kaji nyeri, sesak nafas
selama  . . . diharapkan 2.     Nursing : - berikan posisi nyaman
klien menunjukkan pola 3.     Edukasi : - ajarkan teknik nafas
nafas yang efektifdengan dalam.
criteria hasil: -          Kompres hangat pada dada
-          Pola nafas efektif -           Terapi O2
-          Irama normal 4.     Kolaborasi : - pemberian
analgetik

D. IMPLEMENTASI

Tgl/ DX. Implementasi Respon TTD


jam Kep
7/4 1 -        Mengobservasi status DS: - Klien mengatakan nyeri dada
nyeri, -           P : Aterosklerosis
ketidaknyamanan -          Q :  terasa tertusuk
-          R :Nyeri pada dada kiri
-          S : 6
-          T : Nyeri menetap
-          Merasa tidak nyama
DO: Klien terlihat menahan nyeri
1 -        Ajarkan klien teknik DS : -
nafas dalam DO : Klien mengikuti instruksi
7/4 2 -        Memonitor TTV DS: - klien mengatakan lemas
DO : Tekanan
darah                : 110/70n mmHg
Nadi                            : 104
RR                               : 28
Suhu                            : 37,5%

2 -        Memberikan O2 DS: -
DO : O2 : 3 liter/ menit
7/4 3 -        Mengobservasi pola DS: klien mengatakan sesak nafas dan
nafas, kaji nyeri dan nyeri dada kiri
sesak nafas -          P: Arterosklerosis
-          Q : Terasa tertusuk-tusuk
-          R : nyeri pada dada kiri
-          S: 6
-          T : Menetap
DO: klien terlihat menahan nyeri dan
sesak , RR: 28x / menit
1,2,3 -        Memberikan DS: -
posisinyaman dan DO : - Posisiskan semifowler
ajarkan nafas dalam -          Klien mengikuti instruksi
2,3 -        Memberikan terapi O2 DS: klien mengtakan sesak
DO : terpasang O2  3 liter/ menit
-        Melakukan Ds:
pemasangan infuse Do: klien terpasang infuse rl pada
tangan kiri
-        Melakukan
perekaman jantung
(ECG)
E. EVALUASI SUMATIF

Tgl/ DX. Catatan Perkembangan TTD


jam Kep
1 S: Klien mengatakan nyeri dada
    P : Arterosklerosis
    Q : tertusuk-tusuk
    R : nyeri pada dada kiri
    S : 6
    T : nyeri terasa menetap
O : Klien terlihat menahan nyeri
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

2 S : - Klien mengatakan lemas


-          Klien mengatakan sesak
O : - Klien sulit beraktivitas
-          Klien tampak berbaring
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
3 S : Klien mengatakan sesak nafas dan nyeri
-          P : Arterosklerosis
-          Q : terasa tertusuk-tusuk
-          R : nyeri terasa nyeri pada dada sebelah kiri
-          S : 6
-          T : Nyeri terasa menetap
O : RR : 28 X/ Menit
-          Pola nafas : cepat dan dangkal
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1, Edisi 3. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI
Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Smeltzer,S.C& Bare,B.G.  2006. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8.Jakarta : EGC


Sudoyo,W.et al. 2006.  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.Edisi 4.Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
Wilkinson, JM & Ahern,N. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Intervensi NIC, kriteria
hasil NOC.Edisi 9.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai