Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN HIRSPRUNG
KELOMPOK 3 :
M. Iqbal Yanaz (1907201060)
Trisna Dewi (1907201069)
Karlina (1907201054)
Nurin Fildza Azzahra (1907201101)
Definisi Penyakit HIRSPRUNG
 Penyakit hirsprung merupakan suatu
penyumbatan pada usus besar yang
terjadi akibat pergerakan usus yang
tidak adekuat karena sebagian dari
usus besar tidak memiliki saraf yang
mengendalikan kontraksi ototnya
(Anomia,2003).
Etiologi HIRSPRUNG
 Beberapa kondisi yang diduga dapat meningkatkan risiko
ketidaksempurnaan pembentukan saraf usus besar, antara lain :
1. Berjenis kelamin laki-laki
2. Memiliki saudara yang menderita penyakit hirsprung
3. Memiliki orang tua, terutama ibu, yang pernah menderita
penyakit hirsprung
4. Menderita penyakit bawaan lainnya yang diturunkan, seperti
down syndrome dan penyakit jantung bawaan
Patofisiologi
Dalam rectum dan bagian proksimal pada usus besar.
Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan gerakan tenaga
pendorong dan tidak adanya evaluasi usus spontan sehingga
mencegah keluarnya feses secara normal yang menyebabkan
akumulasi pada usus dan distensi pada saluran cerna. Bagian
proksimal sampai pada bagian yang rusak pada mega colon (Betz,
Cecily & Sowden).
Manifestasi Klinis
 Tanda gejala penyakit hirsprung
Adalah :
1. Perut membengkak
2. Sembelit kronis
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
4. Kelelahan
5. Impaksi tinja
6. Malnutrisi
7. Perkembangan yang lambat
Pemeriksaan Diagnostik
 Foto Rontgen
 Tes mengukur kekuatan otot usus
 Biopsi
 X-Ray perut menggunakan perwarna
Kontras
Penatalaksanaan
 Beberapa tes berikut ini untuk mendiagnosis penyakit hirsprung
1. Mengukur kendali otot di sekitar rektum :
Tes manometri
2. Mengambil sampel dari jaringan usus besar
Komplikasi
 Komplikasi yang dapat terjadi setelah pasien menjalani
operasi meliputi :
1. Munculnya lubang kecil atau robekan pada usus.
2. Inkotenesia tinja
3. Kekurangan gizi dan dehidrasi
4. Megakolon
Kasus Penyakit Hirsprung
 Pada hari senin, 30 maret 2020 Ny. B di ruang Dahlia
mengeluhkan anaknya yang berumur 4 bulan, rewel terus
menerus, tidak mau minum, muntah 4-5 kali, tidak bisa BAB
selama 5 hari, dan demam selama 3 hari pasca operasi hari ke 7,
kolostomi (+), perubahan bentuk feses seperti pita (+), berbau.
Hasil pemeriksaan menunjukkan perut kembung, peristaltik
menurun, terjadi distensi abdomen, mukosa mulut terlihat
kering, ubun-ubun dan mata terlihat cekung, turgor kulit teraba
tidak elastis, dan BB 6,5 kg. Pasien juga BAB melalui kolostomi.
TTV : suhu 38°, nadi menunjukkan pasien mengalami takikardi
yaitu 140×/ menit, dan RR 28×/ menit. Berat badan sebelum
masuk RS 7 Kg, setelah dilakukan kolostomi dan muntah
menjadi 6,5 kg.
Pengkajian Keperawatan
 Identitas pasien
Nama : An. N
Umur : 4 bulan
Agama : Islam
Alamat : jalan matahari no 25, pare jawa timur
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal masuk : 30 maret 2020
Tanggal pengkajian : 30 maret 2020
Waktu : 09.00 WIB
Diagnose medis : Hirsprung post kolostomi hari ke 7
 Penanggung jawab pasien
Nama : Ny. B
Alamat : jalan matahari no 25, pare jawa timur
Pekerjaan : wiraswasta
Hubungan dengan pasien : ibu
Riwayat kesehatan
 Keluhan utama : konstipasi, perut kembung dan muntah 3-5
kali sehari, pasien juga mengalami demam dengan suhu 38°C
selama 3 hari.
 Riwayat penyakit sekarang : pasien mengalami kesulitan BAB
selama 5 hari, tidak mau minum, muntah dan demam. Pasien
seminggu yang lalu baru menjalani operasi kolostomi. Dari hasil
pemeriksaan menunjukkan perut pasien kembung, peristaltik
menurun, terjadi distensi abdomen, mukosa mulut terlihat
kering, ubun-ubun dan mata terlihat cekung, turgor kulit teraba
tidak elastis. Selain itu terjadi perubahan feses berbentuk seperti
pita dan berbau.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto polos abdomen tegak : terlihat kolon proximal melebar dan
kolon distal menyempit.
2. Pemeriksaan dengan barium : menunjukkan kontraksi usus
yang tidak teratur dibagian usus menyempit setelah 24-48 jam.
3. Biopsi otot rektum memperlihatkan tidak adanya sel-sel
ganglion di sub mukosa
4. Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin esterase terdapat
peningkatan aktivitas enzim asetilkolin eseterase.
Diagnosa Keperawatan
 Pre Operasi
1. Konstipasi berhubungan dengan penyempitan kolon, sekunder,
obstruksi mekanik.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan keluar cairan tubuh dari muntah, ketidakmampuan absorbs
nutrisi oleh tubuh.
 Post operasi
1. Resiko infeksi berhubungan dengan pasca prosedur pembedahan.
Intervensi keperawatan
1. Konstipasi

SLKI : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam diharapkan


 Distansi abdomen menurun
 Nyeri menurun
SIKI
 Manajemen fekal
 Terapeutik
 Edukasi
 Kolaborasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
SLKI : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2× 24 jam
diharapkan
 Nyeri abdomen menurun
 Frekuensi makan membaik
SIKI
 Manajemen nutrisi
Identifikasi status nutrisi
 Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan
Manajemen cairan
Monitor status hidrasi
3. Resiko infeksi
SLKI : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2× 24 jam
diharapkan
 Demam menurun
 Nafsu makan membaik
SIKI
 Manajemen imunisasi/ vaksinasi
Identifikasi riwayat kesehatan dan alergi
Evaluasi keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan diharapkan memberikan hasil :
 Konstipasi
S : Ibu pasien mengatakan pasien sudah bisa BAB
Tingkat kenyamanan terpenuhi
O : Warna feses normal, feses lembut dan berbentuk
A : masalah teratasi
Ibu pasien mengatakan pasien sudah bisa mengeluarkan BAB
P : intervensi dihentikan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
S : ibu pasien mengatakan pasien bisa mengkonsumsi makanan melalui mulut
O : nafsu makan pasien kembali normal
A : ibu pasien mengatakan pasien bisa mengkonsumsi makanan lewat mulut
P : intervensi dilanjutkan
 Resiko infeksi
S : ibu pasien mengatakan tidak ada kemerahan di sekitar luka
operasi.
O : tidak terlihat adanya tanda infeksi (kalor, dolor, tumor, lubor,
fungsiolesa) di sekitaran luka.
A : klien terlihat nyaman dan tidak rewel
P : intervensi dilanjutkan
Monitor terus daerah sekitar luka lakukan perawatan luka dengan
teknik yang sesuai.
Ganti kantong ostomi dengan tepat
Sekian terima kasih

Anda mungkin juga menyukai