Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan Gangguan

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Pada Patologis Sistem
Pencernaan Gastroenteritis

Kelompok 4
Disusun Oleh :
Rika Ayunniawati 202303101085
Novita Dwi Lusida 202303101088
Silfiyah 202303101092
Nanda Ayu Ardana 202303101087
Ivander Muhammad Angwyn 202303101086
Nabila Aurelliani 202303101090
Nabilah Salsia Hamzah 202303101068
PENGKAJIAN ANAMNESA
Identitas Klien Riwayat Penyakit masa lalu
Meliputi umur, jenis kelamin nama,umur,jenis Kaji apakah pasien mempunyai riwayat
kelamin,agama, suku, pendidikan,status penyakit yang berhubungan dengan
perkawinan,pekerjaan,alamat,tanggal masuk Rs,tanggal penyakit sekarang seperti penyakit
pengkajian. lambung atau pembedahan pada lambung.
Riwayat Kesehatan
Secara umum keluhan pasien berupa : nyeri epigastrium, perut
lembek, kram, ketidakmampuan mencerna, mual, muntah. Hal yang Riwayat Penyakit keluarga
perlu dikaji :
- P : Apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah Kaji apakah keluarga pasien apakah ada yang
dilakukan. Diare dapat disebabkan infeksi,faktor makanan dan faktor sedang menderita diare, apakah ada yang
malabsorbsi. mempunyai riwayat penyakit yang
- Q : Frekuensi BAB lebih dari 3x dalam sehari,dengan darah/lendir, berhubungan dengan penyakit sekarang seperti
konsistensi cair, mual, muntah, badan terasa lemah sehingga penyakit lambung atau pembedahan pada
mengganggu aktifitas sehari-hari. lambung. Apakah ada yang mengkonsumsi
- R : Perut terasa sakit, anus terasa perih. alkohol
- S: Skala/keparahan, kondisi lemah dapatmenurunkan aktifitas
sehari-hari
- T : Diare dapat terjadi sewaktu-waktu , lamanya diare akut 3-5 hari.
Diare berkepanjangan >7 hari dan diare kronis 14 hari.
Pola presepsi kesehatan dan pemeliharaan lingkungan
Kaji apakah ada kebiasaan-kebiasaan pasien yang mengganggu kesehatan seperti : merokok, minum-
minuman keras, mengkonsumsi obat-obatan tertentu, dan tindakan yang sudah dilakukan untuk menangani
hal tersebut.
Pola nutrisi
Kaji apakah pasien mengalami mual, muntah, anoreksia/tidak dapat menelan makanan,
kehilangan/penurunan berat badan, regurgitasi makanan, sendawa dan rasa penuh pada epigastrium setelah
makan, kebiasaan makan makanan yang terlalu pedas, makan yang tidak teratur.
Pola eliminasi
Kaji apakah pasien mengalami susah Bab, kembung, apakah pasien BAB/BAK di tempat sembarangan,
tidak menggunakan jamban yang baik, sehingga mempermudah masuknya kuman lewat fekal-oral.
Pola istirahat tidur
● Kaji apakah pasien ada keluhan mengenai tidak dapat beristirahat, sering terbangun pada malam hari
karena nyeri atau regurgitasi makanan. Kebutuhan istirahat akan terganggu karena frekuensi buang air
besar yang berlebihan,sehingga klien tidak dapat istirahat secara optimal.
PENGKAJIAN PEMERIKSAAN FISIK
Sistem Neurologi :
Kesadaran umum klien saat dikasi menggunakan GCS(Glassgow Coma Skale), (composmentis, apatis,
somnolen,delirium,sopor atau koma ).
- Inspeksi : periksa kedaan umum klien meliputi : kondisi klien saat pertama pengkajian
- Palpasi : adanya nyeri tekan, parase, aneshtesia
- Perkusi : lakukan perkusi pada kesembilan regio abdomen. Jika terdengar timpani berarti perkusi di atas organ
yang berisi udara. Jika terdengar pekak,berarti mengenai organ padat
- Auskultasi : untuk mendengarkan bising usus pada beberapa area perut selama beberapa menit. Dengarkan bising
usus apakah normal,hiperaktif,hipoaktif, atau tidak ada bising usus,serta perhatikan frekuensi dan karakternya.
Sistem Integumen
1) Subjektif : kulit kering
2) Inspeksi : kulit kering,sekresi sedikit, selaput mukosa kering, turgor kulit tidak efektif
Sistem penginderaan
Inspeksi : Kepala, kesimetrisan muka, warna rambut dan kebersihan kepala.
Mata : apakah ada gangguan penglihatan, konjungtiva adakah anemis,sklera adakah ikterus,reflek mata dan pupil
terhadap cahaya, pada keadaan diare yang lebih lanjut atau syock hipovolemik reflek pupil (-).
Sistem Pencernaan
1) Subjektif, merasa lapar atau haus
2) Inspeksi, buang air besar, konsistensi, bau, warna, frekuensi lebih dari 3 kali dalam 1 jam. Adakah disertai
dengan lendir atau darah
3) Auskultasi, bising usus meningkat >20 detik dengan durasi 1 menit
4) Perkusi : mendengar adanya gas, cairan atau massa (-)
Sistem perkemihan
1) Subjektif urin lebih sedikit dari biasanya,dengan warna kuning pekat,dan bau khas urin
2) Inspeksi : observasi output tiap 24 jm
Sistem Muskoloskeletal
1) Subjektif : lemah
2) Inspeksi, klien tampak lemah,aktivitas menurun
3) Palpasi, hipotoni,kulit kering,turgor kulit tidak elastisis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah.
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H.pylori dalam darah. Hasil tes yang positif
menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu
tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
Pemeriksaan feses.
Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat
mengindikasikan terJadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal
ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung.
Endoskopi saluran cerna bagian atas.
dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidak normalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak
terlihat dari sinar-X. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan
mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke
laboratorium untuk diperiksa. !.
Ronsen saluran cerna bagian atas.
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. biasanya akan
diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. cairan ini akan melapisi
saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.
Diagnosa Keperawatan

1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan


mencerna makanan,
ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrient
2. Diare b.d inflamasi
gastrointestinal, iritasi
gastrointestinal dan malabsorbsi
3. Hipovolemia b.d kehilangan cairan
aktif, kekurangan intake cairan Gastroenteritis
INTERVENSI
1. DEFISIT NUTRISI
Manajemen Nutrisi
Observasi
• Identifikasi status nutrisi
• Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
• Identifikasi makanan yang disukai
• Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
• Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
• Monitor asupan makanan
• Monitor berat badan
• Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
• Lakukan oral higiene sebelum makan, jika perlu
• Fasilitasi menentukan pedoman diet
• Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
• Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
• Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
• Berikan suplemen makanan, jika perlu
• EdukasiAnjurkan posisi duduk, jika mampu
• Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antlemetik), jika perlu
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
Promosi Berat Badan
Observasi
• Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
• Monitor adanya mual dan muntah
• Monitor jumlah kalori yang dikomsumsi sehari-hari
• Monitor berat badan
• Monitor albumin, limfosit, dan elektrolit serum
Terapeutik
• Berikan perawatan mulut sebelum pemberian makan, jika perlu
• Sediakan makan yang tepat sesuai kondisi pasien( mis. Makanan dengan tekstur halus, makanan yang diblander, makanan cair
yang diberikan melalui NGT atau Gastrostomi, total perenteral nutritition sesui indikasi)
• Hidangkan makan secara menarik
• Berikan suplemen, jika perlu
• Berikan pujian pada pasien atau keluarga untuk peningkatan yang dicapai
Edukasi
• Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namuntetap terjangkau
• Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan
2. DIARE
Manajemen Diare
Observasi
• Identifikasi penyebab diare (mis. Inflamasi gastrointestinal, iritasi gastrointestinal)
• Identifikasi riwayat pemberian makanan
• Identifikasi gejala invaginasi
• Monitor warna, volume, frekwensi, dan konsistensi tinja.
• Monitor tanda dan gejala hipovolemia
• Monitor iritasi dan ulserasi kulit didaerah perineal
• Monitor jumlah pengeluaran diareMonitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik
• Berikan asupan cairan oral
• Pasang jalur intravena
• Berikan cairan intravena
• Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
• Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi
• Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
• Anjurkan menghindari makanan, pembentuk gas, pedas, dan mengandung lactose
• Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian obat antimotilitas
• Kolaborasi pemberian obat antispasmodic/ spasmolitikKolaborasi pemberian obat pengeras feses
Pemantauan Cairan
Observasi
• Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
• Monitor frekuensi nafas
• Monitor tekanan darah
• Monitor berat badan
• Monitor waktu pengisian kapiler
• Monitor elastisitas atau turgor kulit
• Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urineMonitor kadar albumin dan protein total
• Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas serum, hematocrit, natrium, kalium, BUN)
• Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urine menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah,
konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun dalam waktu singkat)
• Identifikasi tanda-tanda hypervolemia 9mis. Dyspnea, edema perifer, edema anasarka, JVP meningkat, CVP meningkat, refleks
hepatojogular positif, berat badan menurun dalam waktu singkat)
• Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan cairan (mis. Prosedur pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, apheresis,
obstruksi intestinal, peradangan pankreas, penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi intestinal)
Terapeutik
• Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
• Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
• Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauanInformasikan hasil pemantauan, jika perlu
3. HIPOVOLEMIA
Manajemen Hipovolemia
Observasi
• Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi
menyempit,turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus dan lemah)
• Pantau intake dan output cairan
Terapeutik
• hitung kebutuhan cairan
• Berikan posisi trendelenburg termodifikasi
• Berikan asupan cairan oral
• Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
• Anjurkan menghindari perubahan posisi
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis (mis. cairan NaCl, RL)
• Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
• Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, plasmanate)Kolaborasi mempersembahkan produk darah
Kriteria hasil Status nutrisi ( L. 03030)
Porsi makan yang dihabiskan 5 meningkat

Kekuatan otot mengunyah 4 Cukup menungkat


Kekuatan otot menelan 5 meningkat
Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan 4 Cukup meningkat
nutrisi
Pengetahuan tentang pilihan makanan 5 meningkat
yang tepat
Pengetahuan tentang pilihan minuman 5 meningkat
yang sehat
Pengetahuan tentang standar asupan 3 sedang
nutrisi yang tepat
Sikap terhadap makanan/minuman sesuai 5 meningkat
dengan tujuan kesehatan

Frekuensi makan 5 membaik


Nafsu makan ( membaik) 5 5 membaik

Bising usus 4 Cukup membaik


Membran mukosa 4 Cukup membaik
Kriteria hasil Status cairan (L, 03028)

Berat badan 4 Cukup meningkat

Perasaan lemah 5 menurun

Keluhan haus 5 meningkat

Intake cairan 5 membaik

Suhu tubuh 5 membaik


Kriteria Hasil

Kriteria hasil
Eliminasi fekal (L.04033)
Kontrol pengeluaran feses ( meningkat) 5
Keluhan defekasi lama dan sulit (cukup meningkat) 4
Mengejan saat defekasi (cukup menurun) 4
Distensi abdomen (sedang) 3
Urgency (cukup meningkat) 2
Nyeri abdomen (menurun) 1
Kram abdomen (cukup menurun) 4
Bagan patofisiologi
PROSEDUR TINDAKAN
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (SOP) Pengambilan sampel feses
 
1. Jelaskan prosedur pada pasien dan meminta persetujuan tindakan
2. Menyiapkan alat yang diperlukan
3. Meminta pasien untuk defekasi di pispot, hindari kontak dengan urine
4. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
5. Dengan alat pengambil feses, ambil dan ambil feses ke dalam wadah specimen kemudian tutup dan bungkus
6. Observasi warna, konsistensi, lendir, darah, telur cacing dan adanya parasit pada sampel
7. Buang alat dengan benar
8. Cuci tangan
9. Beri label pada wadah specimen dan kirimkan ke labolatorium
10. Lakukan pendokumentasian dan tindakan yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai