Anda di halaman 1dari 41

Kuisioner Praktek

Pemantauan Pertumbuhan
Balita (SKDN)

KEL 5
Anggota Kelompok :
1. Anisa Farasani (P27835121051)
2. Ghina Nuraliffah Retno Handayani (P27835121056)
3. Saskia Mega Putri (P27835121062)
4. Yesika Ayunda putri (P27835121065)
5. Ainun (P2835121067)
6. Bilqiis Nisriinaa 'Arsyshiha (P27835121073)
7. Riska Mardiana (P27835121088)
8. Tsabita Fanani (P27835121091)
9. Yoni Wahyuningtyastutik (P27835121093)
Latar Belakang
Gizi yang baik adalah salah satu unsur penting untuk mewujudkan manusia yang berkualitas.
Pemenuhan gizi anak harus diperhatikan terutama pada balita karena pada masa ini pertumbuhan
mengalami peningkatan yang sangat pesat (fase ”Golden Age”) yang dapat berpengaruh terhadap status gizi
balita. Berdasarkan data UNICEF bahwa Indonesia merupakan peringkat kelima tertinggi di dunia, anak
pendek (7,6 juta), anak kurus (2,8 juta) dan kurang gizi (3,8 juta). Anak yang kurang gizi akan menurun
daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terkena penyakit infeksi. Sebaliknya anak yang menderita penyakit
infeksi akan mengalami gangguan nafsu makan dan penyerapan zat-zat gizi sehingga menyebabkan kurang gizi.

Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama program perbaikan gizi, menitik
beratkan pada upaya pencegahan dan peningkatan keadaan gizi balita. Secara teknis sering ditemui kesalahan
menggunakan timbangan yang tidak layak dan tidak dikalibrasi, kesalahan dalam pemasangan timbangan dan
pembacaan hasil. Permasalahan gizi pada anak balita ini erat kaitannya dengan pemantauan pertumbuhan anak
yang belum optimal. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan gizi pada anak balita bukan mengalami
perbaikan akan tetapi menjadi lebih buruk karena kemungkinan yang terjadi adalah sebaliknya dimana kondisi
anak yang gizi kurang bergeser menjadi gizi buruk.
Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pelaksanaan survei responden
b. Untuk mengetahui kerangka konsep yang digunakan dalam pelaksanaan survei responden
c. Untuk mengetahui hasil data master table dalam pelaksanaan survei responden
d. Untuk mengetahui hasil persentase Uji Univariat dalam pelaksanaan survei responden
e. Untuk mengetahui hubungan SKDN dengan pertumbuhan balita dalam pelaksanaan survei responden
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Posyandu Kota Surabaya
pada bulan Agustus . Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif menggunakan metode pengumpulan data observasi dan
wawancara mendalam. Pemilihan responden dimulai dengan pencarian
data balita yang terdapat di wilayah daerah tempat tinggal. Berdasarkan
perkembangan, penelitian difokuskan di wilayah tempat tinggal dan di
dapat 27 responden.
Kerangka
Konsep
Data Valid “Pemantauan
Pertumbuhan Balita dari SSGI”
Berdasarkan data SSGI,
rata-rata balita di Indonesia
telah mendapatkan
Vitamin A di tahun 2021
ialah 80,6. dapat dilihat
angka tertinggi balita yang
telah diberi Vitamin A
berada pada Provinsi DI
Yogya karta yakni 94,7.
Sedangkan angka ter
rendah berada pada
Provinsi Sumarta Utara
yakni 59,7
Rata-rata balita di Indonesia
telah mendapatkan Imunisasi
Dasar Lengkap dan mengalami
peningkatan yang pesat pada
tahun 2021 yakni 65,8. Dapat
dilihat angka tertinggi balita
yang telah di imunisasi dasar
lengkap berada pada daerah DI
Yogyakarta yakni 94,9.
Sedangkan angka terenda
berada pada daerah Aceh
yakni27,4
rata-rata Balita yang telah
melakukan pengukuran tinggi
badan sesuai standar ditahun
2021 ialah 63,7. dimana
angka paling tinggi berada
pada provinsi DI Yogyakarta
yakni 90,1. Sedangkan angka
ter rendah berada pada
provinsi Riau Yakni 41,4.
Rata-rata Balita yang telah
melakukan pengukuran berat
badan sesuai standar ditahun
2021 ialah 36,9. Dimana
angka paling tinggi berada
pada provinsi Nusa Tenggara
Timur yakni 67,6. Sedangkan
angka ter rendah berada pada
provinsi Kalimantan Utara
Yakni 16,3.
Rata-rata Balita di Indonesia
yang telah memiliki buku
KIA pada tahun 2021 ialah
83,0. Dimana angka tertinggi
berada pada provinsi DI
Yogyakarta yakni95,5.
Sedangkan angka ter rendah
berada pada provinsi Riau
yakni 60,8
Berdasarkan data dari
SSGI tahun 2021.
Sebaran status gizi
Balita Berdasarkan
TB/U dan BB/TB di
indonesia, Hampir 90%
mengalami Status Gizi
Kronis-Akut
Kuisioner Praktek
Pemantauan
Pertumbuhan Balita
(SKDN)
Hasil Dan Pembahasan
Master Table
Master Table
Master Table
Hasil Uji Univariat
Variabel Frekuensi Persentase Variabel Karakteristik Frekuensi Persentase

(%) (%)
Pendidikan     Riwayat Baik 25 92,5
1. Tidak tamat Sd/MI - - Penyakit
2. Tamat SD/MI 4 14,8 Kurang 2 7,5
3. Tamat SMP/MTS 2 7,4
Kesehatan Baik 4 14,8
4. Tamat SMA/MA 14 51,9
Lingkungan Cukup 17 63
5. Tamat D1/D2/D3 1 3,7
Kurang 6 22,2
6. Tamat D4/PT 6 22,2
Kondisi Baik 21 77,78
Pekerjaan    
Ekonomi Kurang 6 22,22
1. Tidak bekerja - -
2. PNS/TNI 2 7,4
3. Pegawai Swasta 7 26
4. Wiraswasta 10 37
5. Petani - -
6. Nelayan - -
7. Buruh 3 11,1
Hubungan SKDN Dengan Pertumbuhan Balita

Indikator Jumlah Balita D/S < 85% K/S N/D<80%


<100%

S 27

K 26 26/27 x 22/27 x
27/27 x 100%
D 27 100% 100%

N 22

Jumlah 100% 96% 81%


Pembahasan

• Indikator D/S memiliki persentase hasil senilai 100% hal ini mengartikan bahwa tingkat
partisipasi ibu ke posyandu dalam penimbangan balita yang ditimbang sangatlah tinggi dan
berada dalam kategori baik, apabila hasil persentase indikator D/S <85% maka bisa
dikatakan partisipasi ibu ke posyandu dalam penimbangan balita sangatlah rendah atau
berada dalam kategori kurang, jika persentase D/S rendah maka hal ini akan berakibat pada
balita yang tidak terpantau oleh petugas kesehatan ataupun para kader posyandu dan sangat
memungkinkan balita tidak diketahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangannya.
Pembahasan

• Indikator K/S dalam hasil tabel diatas dinyatakan bahwa persentase seluruh balita yg
mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) ialah 96%,hal ini menjelaskan bahwa indikator K/S
dalam kategori kurang dimana masih ada beberapa ibu yang tidak mempunyai KMS
sehingga akan menjadi kendala dan menyulitkan para tenaga kesehatan atau kader posyandu
untuk melihat apakah balita tersebut mengalami pertumbuhan.
Pembahasan

• Indikator N/D dalam hasil tabel yang sudah didapatkan diatas menyatakan bahwa persentase
indikator N/D ialah 81% hal ini menjelaskan bahwa seluruh balita yang ditimbang
mengalami kenaikan berat badan dalam kategori baik dikarenakan masih berada dalam batas
yang telah ditentukan.
Dari hasil data yang telah didapatkan pada tabel indikator SKDN diatas dapat dijelaskan
bahwa pendidikan dan pekerjaan seorang ibu berpengaruh dalam pemantauan pertumbuhan
balita (SKDN) dimana persentase pendidikan yang paling tinggi berada dalam tamatan SMA
dengan jumlah 51,9% dan persentase pekerjaan yang paling tinggi terdapat pada kategori Tidak
bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Hal ini menjelaskan bahwa meskipun persentase tertinggi
dalam pendidikan berada pada tamatan SMA banyak para ibu yang sadar akan pentingnya
pemantuan pertumbuhan balita melalui kegiatan posyandu setiap bulannya, selain itu angka
persentase partisipasi ibu ke posyandu sangatlah tinggi dan baik dikarenakan banyak para ibu
yang memiliki waktu luang sehingga mereka dapat membawa para balita mereka dalam kegiatan
posyandu untuk dipantau seberapa jauh pertumbuhannya.
Tidak hanya dalam segi latar belakang berupa pendidikan dan pekerjaan tetapi riwayat
penyakit, kesehatan lingkungan dan kondisi ekonomi mereka juga berada dalam indikator Baik
dan Cukup, dimana hal ini menjelaskan bahwa para ibu sudah tahu dan sadar akan pentingnya
kesehatan anak dan lingkungan mereka. Tentu saja indikator ini sangatlah berpengaruh terhadap
pertumbuhan balita dimana mereka mempunyai kondisi ekonomi yang baik sehingga mampu
memberikan makanan-makanan yang bergizi dan sesuai kepada anak-anaknya sehingga
persentase penyakit infeksi dan lingkungan rendah.
Kesimpulan Dan
Saran
Kesimpulan

Pemantauan pertumbuhan balita merupakan salah satu program perbaikan gizi yang
menitikberatkan pada upaya pencegahan dan penanggulangan keadaan gizi balita serta dilakukan
dalam rangka deteksi dini apabila terjadi keterlambatan dalam pertumbuhan. Pada penelitian ini
tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita yaitu 100%, yang artinya sangat baik.
Tingkat liputan program yaitu balita yang mempunyai KMS adalah 96%, yang artinya masih
kurang karena <100%, dan jumlah balita yang mengalami naik berat badan adalah sebesar 81%
yaitu sudah di atas standar rata-rata minimal.
Saran

Masyarakat terutama ibu dan keluarga hendaknya selalu memantau pertumbuhan dan
perkembangan sejak bayi dalam kandungan secara rutin agar tumbuh secara optimal dan mampu
menjadi keluarga sadar gizi (kadarzi), sehingga masalah gizi kronis dapat ditanggulangi.
Lampiran
Daftar Pustaka

Asmaul Husna, F. A. (2021). DETERMINAN PERAN KADER DAN DUKUNGAN


KELUARGA DENGAN KEHADIRAN IBU KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS COT BA’U. Journal of Healthcare Technology and Medicine, Vol. 7 No. 2.
Mudhawaroh, S. F. (2020). PENGARUH KEGIATAN POSYANDU AYAH TERHADAP
PENCAPAIAN SKDN DI POSYANDU DESA PULO GEBANG DAN POSYANDU DESA
GUBUS BANARAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMBELANG KABUPATEN
JOMBANG. Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery), Vol 6, No. 1.
Sari, N. N. (2015). BIMBINGAN KADER POSYANDU DENGAN KEPATUHAN
KUNJUNGAN IBU BALITA DI POSYANDU. Jurnal Ners LENTERA, Vol. 3, No. 1.
Thanks!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourwebsite.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo


, and includes icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai