Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (ABDISEMAR)

Vol. 1 No. 2 Desember 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

Pendidikan Gizi Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA) pada Ibu
Balita untuk Peningkatan Status Gizi Anak

Merita Eka Rahmuniyati1*, Sri Sahayati2, Frichenia Paskalin Hallo3, Agnes Ballo4

1,2,3
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta

*Email: merita_er@respati.ac.id

*Alamat Korespondensi : Jl. Raya Tajem Km 1,5 Maguwoharjo, Depok, Sleman, D.I Yogyakarta

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Masalah gizi di Indonesia yang menjadi perhatian utama saat ini adalah
Riwayat Naskah
Dikirim (27 Desember 2022) gizi kurang pada anak balita yang tergolong dalam periode emas 1000 Hari
Direvisi (29 Desember 2022)
Diterima (30 Desember 2022) Pertama Kehidupan (HPK). Pemberian makan yang baik hingga usia dua
tahun merupakan salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian
Kata Kunci
kualitas tumbuh kembang dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan. Salah satu
Pendidikan Gizi kegiatan sosialisasi pentingnya nutrisi pada 1000 HPK untuk mencegah
PMBA
Ibu Balita stunting adalah kegiatan terkait Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
yang tepat. Rekomendasi WHO terkait PMBA adalah IMD, Asi eksklusif,
pemberian MP-ASI dan pemberian ASI tetap dilanjutkan sampai usia 2
tahun. Praktik PMBA yang tepat sesuai tahapan dan umur dapat
memperbaiki dan meningkatkan status gizi anak.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan untuk
meningkatkan pengetahuan ibu balita agar dapat meningkatkan status gizi
anak. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Pendidikan gizi
dalam bentuk ceramah dan tanya jawab yang berisi materi terkait tahapan,
jenis dan jumlah serta cara pemberian makan bayi dan anak sesuai umur
dan kebutuhan. Kegiatan Pendidikan gizi ini diberikan kepada 15 peserta
selama 90 menit. Tingkat pengetahuan peserta diukur sebelum dan sesudah
kegiatan melalui pretest dan postest. Sebanyak 73,3% tingkat pengetahuan
peserta mengalami peningkatan setelah mendapatkan penyuluhan.
Pendidikan gizi terkait dengan PMBA ini dapat meningkatkan pengetahuan
ibu balita dalam pemberian makan pada bayi dan anak untuk masa depan
yang lebih baik.

Rahmuniyati, dkk (Pendidikan Gizi Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA) pada Ibu Balita untuk Peningkatan
Status Gizi Anak)
69

https://jaskesmas.respati.ac.id/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (ABDISEMAR)

Vol. 1 No. 2 Desember 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

PENDAHULUAN
Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang semakin pelik sampai saat ini. Masalah gizi kurang
pada balita ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada siklus kehidupan selanjutnya. Awal
kehamilan sampai anak berusia dua tahun merupakan periode kritis terjadinya gangguan pertumbuhan,
termasuk perawakan pendek/stunting. Stunting termasuk salah satu jenis kekurangan gizi yang terjadi
dalam jangka waktu lama terutama 1000 HPK dapat menimbulkan kegagalan pertumbuhan. Anak yang
mengalami hal tersebut terlihat lebih pendek dibandingkan anak seusianya.
Target prevalensi stunting pada Balita untuk tahun 2020 yakni 24,1%, sementara laporan ePPGBM
SIGIZI (per tanggal 20 Januari 2021) dari 34 provinsi menunjukkan bahwa dari 11.499.041 balita yang
diukur status gizinya berdasarkan tinggi badan menurut umur (TB/U) terdapat 1.325.298 balita dengan
TB/U <-2 SD atau dapat dikatakan 11,6% balita mengalami stunting. Dari perhitungan tersebut
diketahui bahwa indikator persentase balita stunting melampaui target yang telah ditetapkan.
Menurut WHO)/UNICEF bahwa kematian anak balita (>50%) terkait dengan keadaan kurang gizi,
dan dua pertiga nya dikarenakan kurang tepat dalam praktik pemberian makan. Mitra dalam kegiatan
ini memiliki permsalahan bahwa masih terdapat balita gizi kurang. Kemungkinan dikarenakan tingkat
pengetahuan ibu/keluarga terkait pemberian makan pada bayi dan anak yang baik masih tergolong
rendah dan pemberian makan pada bayi/anak belum sesuai umur/terlalu dini. Makanan yang
diberikan pun harus sesuai porsi dan gizi yang dibutuhkan pada usia tersebut. MP-ASI yang diberikan
harus memiliki kandungan karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral yang proporsional.
Hal tersebut penting bagi bayi yang sedang mengalami masa pertumbuhan. Selain itu, pengolahan dan
penyajian makanan perlu dilakukan secara higienis untuk meminimalkan risiko terkontaminasi bakteri
dan kotoran..

METODE PELAKSANAAN
Metode kegiatan yang diberikan dalam kegiatan ini berupa pendidikan gizi dalam bentuk
ceramah dan tanya jawab. Sasaran kegiatan ini adalah ibu balita. Kegiatan dilaksanakan bulan
Desember 2022 Peserta diberikan pertanyaan sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan.
Kegiatan ini menggunakan media dan alat bantu, berupa media elektronik berupa materi yang
disajikan dalam bentuk power point dan alat bantu audio visual berupa LCD, soundsystem,
laptop. Materi penyuluhan berupa pengertian PMBA, kegiatan PMBA seperti, Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sesuai
umur, cara penyajian MP-ASI dan pemberian ASI sampai usia dua tahun, dan lain-lain.

HASIL
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Desember 2022 dengan
jumlah peserta 15 ibu balita. Para peserta antusias dalam mengikuti kegiatan. Diskusi terlihat
aktif, karena ibu ibu merasa edukasi terkait PMBA ini memang diperlukan untuk
meningkatkan pengetahuan ibu dalam mengasuh anak – anaknya.

Rahmuniyati, dkk (Pendidikan Gizi Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA) pada Ibu Balita untuk Peningkatan
Status Gizi Anak)
70

https://jaskesmas.respati.ac.id/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (ABDISEMAR)

Vol. 1 No. 2 Desember 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

S1 Tingkat Pendidikan Peserta


D3 7%
7%

SMP
46%

SMA
40%

Gambar 4.1 Tingkat Pendidikan Peserta

Gambar 1 menunjukkan bahwa sebanyak 46% peserta menempuh jenjang Pendidikan


SMP, 40% SMA, lainnya jenjang D3 dan Sarjana.
Kegiatan pengabdian ini diawali dengan melakukan pretest sebelum dilakukan
penyuluhan, kemudian dilakukan penyuluhan sekaligus diskusi selama satu jam berlangsung.
Setelah selesai kegiatan penyuluhan kemudian peserta diminta mengisi posttest.

Nilai Pre dan Post Peserta


14
13
12 12 12 12
11 11 11 11 11
10 10 10 10 10
9 9
8 8 8 8 8 8 8
7 7 7 7 7
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

sebelum sesudah

Gambar 2. Nilai Pre dan Posttest Peserta

Tingkat Pengetahuan Peserta

80,00

60,00

40,00 73,33%
20,00 26,67%
0,00
Tingkat pengetahuan Tidak ada perubahan
meningkat tingkat pengetahuan

Gambar 3. Tingkat Pengetahuan Peserta Penyuluhan

Rahmuniyati, dkk (Pendidikan Gizi Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA) pada Ibu Balita untuk Peningkatan
Status Gizi Anak)
71

https://jaskesmas.respati.ac.id/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (ABDISEMAR)

Vol. 1 No. 2 Desember 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil bahwa setelah dilakukan penyuluhan
tingkat pengetahuan peserta mengalami kenaikan sebesar 73,3%. Berikut hasil analisis yang
telah dilakukan pada gambar 3.

PEMBAHASAN
Pemberian makan yang baik hingga usia dua tahun adalah salah satu usaha jaminan
kualitas tumbuh kembang balita dalam 1000 HPK. Salah satu upaya untuk meningkatkan status
gizi anak yakni PMBA yang tepat. Salah satu rekomendasi (1) dalam Global Strategy on
Infant and Child Feeding, bahwa pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak sejak lahir
sampai umur 24 bulan yakni melakukan IMD, menyusui dengan asi eksklusif, memberikan
MP-ASI, dan tetap menyusui sampai anak berumur 24 bulan atau lebih. Pemberian makan
yang baik merupakan tanggungjawab utama dari ibu atau keluarga dari balita. Menurut
penelitian sebelumnya (2) bahwa diperlukan kader posyandu yang handal untuk keberhasilan
PMBA, selain itu dukungan ibu dan anggota keluarga akan meningkatkan status gizi balita.
Informasi tentang pentingnya 1000 HPK dapat menjadi upaya untuk menurunkan angka
kejadian stunting (3). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian stunting. Selain itu, tingkat pendidikan ibu,
pengetahuan ibu, pendapatan keluarga, pemberian ASI eksklusif, pemberian MP-ASI riwayat
penyakit infeksi dan faktor genetik juga dapat memperngaruhi kejadian stunting (4).
Tingkat pendidikan ibu bukan merupakan satu – satunya faktor, namun penyerapan
pengetahuan gizi dan kemampuan dalam mengambil langkah sangat berpengaruh. Tingkat
pendidikan ibu sangat banyak menentukan sikap dan tingkah laku ibu dalam menghadapi
masalah dalam keluarga (5). Pendidikan diperlukan untuk memperoleh informasi. Pendidikan
dapat mempengaruhi perilaku seseorang memotivasi untuk sebuah peran (6). Tingkat
pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman responden tentang pemberian
MP-ASI rendah dan sebaliknya tingkat pendidikan tinggi akan menjadikan pengetahuan dan
pemahaman responden tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan lebih baik (7).
Pertanyaan yang belum mendapatkan jawaban benar dari para peserta adalah terkait dengan
peran MP-ASI. Menurut (8), menu MP-ASI merupakan makanan bayi kedua yang mendukung
dalam pemberian ASI. MP-ASI diberikan pada bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih karena
ASI tidak lagi memenuhi gizi bayi, karena pada usia ini bayi sudah lebih siap menerima
makanan selain asi. Pemberian MP-ASI harus bertahap sesuai umur dan bervariasi dari mulai
bentuk sari buah, buah segar, bubur kental, makanan lumat, makanan lembek, dan akhirnya
makanan padat.
Data dari Global Strategy of Infant and Young Child Feeding menunjukkan sebanyak 60%
kematian balita dikarenakan kurang gizi dan 2/3 nya terkait dengan praktik pemberian makan
yang kurang tepat (1). Pemberian makan yang terlalu dini, tidak sesuai dalam kuantitas dan
kualitas dapat menyebabkan anak menjadi kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan balita
berisiko pada menderita diare.
Rahmuniyati, dkk (Pendidikan Gizi Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA) pada Ibu Balita untuk Peningkatan
Status Gizi Anak)
72

https://jaskesmas.respati.ac.id/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (ABDISEMAR)

Vol. 1 No. 2 Desember 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

Berdasarkan penelitian (9) menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan cara pembuatan


PMBA dapat sebagai salah satu intervensi mandiri untuk meningkatkan status gizi pada anak
dan penurunan resiko stunting pada bayi dan balita. Berdasarkan hasil penelitian (4), diketahui
bahwa sebagian besar balita stunting (58,3%) lebih banyak ditemukan pada ibu dengan tingkat
pengetahuan yang sedang, dibandingkan dengan balita non stunting (54,2%) yang banyak
ditemukan pada ibu dengan tingkat pengetahuan baik. Menurut (10) bahwa praktik pengasuhan
yang kurang baik termasuk rendahnya pengetahuan ibu mengenai gizi dan kesehatan sebelum,
saat kehamilan dan setelah ibu melahirkan merupakan salah satu faktor penyebab stunting pada
balita. Hal yang sama juga diperoleh pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
dilakukan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu balita meningkat setelah diberikan
penyuluhan terkait dengan PMBA dalam edukasi penganekaragaman pemberian MP-ASI (11).
Hal ini juga sesuai dengan yang dilakukan oleh (12) menunjukkan bahwa edukasi gizi
dalam PMBA juga memberikan dampak positif bagi pengetahuan ibu menjadi lebih baik.
Berdasarkan (13), PMBA dimulai dari Inisiasi Menyusu Dini. IMD merupakan tindakan segera
setelah lahir bayi diletakkan menempel di dada atau perut ibu dibiarkan merayap mencari
puting, kemudian menyusu sampai puas. Proses ini berlangsung minimal satu jam pertama
sejak bayi lahir. Segera lakukan kontak kulit antara ibu dan bayi segera setelah lahir dan biarkan
bayi merangkak dan menyusu sampai puas minimal satu jam pertama kelahiran. Setelah
melakukan IMD bayi diberi ASI secara eksklusif, bayi diberikan ASI saja tanpa tambahan
apapun sejak lahir sampai berusia 6 bulan. Setelah berusia 6 bulan bayi baru dapat diberikan
MP-ASI, kemudian tetap dilanjutkan dengan pemberian asi sampai anak usia 24 bulan atau
lebih. Menurut (14) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pernah mendapatkan ASI
dengan status gizi (BB/TB). Menurut (15) menunjukkan Kebutuhan gizi bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sampai usia 6 bulan cukup dipenuhi hanya dari
ASI saja karena ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi
seluruh kebutuhan gizi selama 6 bulan kehidupan.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah peserta antusias mengikuti
kegiatan sampai dengan selesai. Sebanyak 73,3% peserta mengalami peningkatan pengetahuan
setelah mendapatkan Pendidikan gizi melalui ceramah dan tanya jawab.

DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding [Internet]. WHO. World
Health Organization; 2017. Available from:
http://www.who.int/nutrition/publications/infantfeeding/9241562218/en/
2. Widaryanti R, Rahmuniyati ME. Evaluasi Pasca Pelatihan Pemberian Makan Bayi dan
Anak ( PMBA ) pada Kader Posyandu Terhadap Peningkatan Status Gizi Bayi dan Balita.
2019;4(2):163–74. Available from:
Rahmuniyati, dkk (Pendidikan Gizi Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA) pada Ibu Balita untuk Peningkatan
Status Gizi Anak)
73

https://jaskesmas.respati.ac.id/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (ABDISEMAR)

Vol. 1 No. 2 Desember 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

http://formilkesmas.respati.ac.id/index.php/formil/article/view/273/105
3. Sumarmi, Mantasia, Ernawati, Nuryana R. Pengendalian Tingkat Kejadian Stunting
Melalui Edukasi Masyarakat Desa. J Community Serv [Internet]. 2022;4(2). Available
from: https://jcs.aktabe.ac.id/index.php/jurnal/article/view/48/48
4. Wulandari RC, Muniroh L. Hubungan Tingkat Kecukupan Gizi, Tingkat Pengetahuan ibu,
dan Tinggi Badan Orangtua dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Tambak Wedi Surabaya. Amerta Nutr [Internet]. 2020;4(2):95–102. Available
from: https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/15308/10959
5. Budioro B. Pengantar Pendidikan (Penyuluhan) Kesehatan Masyarakat [Internet].
Semarang: FKM UNDIP; 2007. 127 p. Available from:
https://opac.perpusnas.go.id/uploaded_files/sampul_koleksi/original/Monograf/583538.j
peg?rnd=935332780
6. Wawan A, Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika Yoyakarta; 2011.
7. Kumalasari SY, Sabrian F’., Hasanah O. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini. J Online Mhs Progr Stud Ilmu Keperawatan
Univ Riau. 2015;2(1):879–89.
8. Chomaria N. Kisah-kisah Kehamilan dan Kelahiran yang Paling Mengharukan. Zulaeha
T, editor. Surakarta: Ahad Books;
9. Kumala D, Sianipar SS. Pengaruh Pemberian Makanan Bayi Dan Anak (PMBA) Sesuai
Tahapan Pada Balita Usia 0 – 24 Bulan Dalam Upaya Penurunan Resiko Stunting Pada
1000 Hari Pertama Kehidupan Di Posyandu Wilayah Keja Puskesmas Kereng Bangkirai
Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah. Din Kesehat J Kebidanan Dan Keperawatan
[Internet]. 2019;10(2):571–84. Available from:
https://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id/index.php/dksm/article/view/499
10. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (Organisasi). 100 Kabupaten/Kota
Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). 1st ed. Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan; 2017.
11. Rahmuniyati ME, Khasana TM. Edukasi Penganekaragaman Menu 4 Bintang (4*) MP-
Asi Homemade sebagai Upaya Meningkatkan Status Gizi Balita. Communnity Dev J
[Internet]. 2020 Nov 2;1(3):410–5. Available from:
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/cdj/article/view/1099
12. Rahmuniyati ME, Bintari CM, Mukaromah H. Edukasi Pemberian Makan pada Bayi dan
Anak (PMBA) untuk Pemenuhan Asupan Gizi Anak. Community Dev J J Pengabdi Masy
[Internet]. 2021;2(3):1026–30. Available from:
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/cdj/article/view/2866
13. Kemenkes RI. Buku Bacaan Kader Posyandu Pemberian Makanan Bayi dan Anak
[Internet]. Jakarta; 2022. 38 p. Available from:
https://promkes.kemkes.go.id/pub/files/files11293Buku PMBA-rev.pdf

Rahmuniyati, dkk (Pendidikan Gizi Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA) pada Ibu Balita untuk Peningkatan
Status Gizi Anak)
74

https://jaskesmas.respati.ac.id/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (ABDISEMAR)

Vol. 1 No. 2 Desember 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

14. Yocom JF, Punuh MI, Malonda NS. Hubungan Antara Riwayat Pemberian Asi Dengan
Status Gizi Anak Usia 24-59 Bulan Di Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara.
Fakuktas Kesehat Masy [Internet]. 2018;7(4):1–8. Available from:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/22955
15. Widaryanti R, Rahmuniyati ME. Panduan Pemberian Makanan Bayi dan Anak bagi Kader
Dilengkapi Menu 4* untuk Kondisi Normal dan Bencana. 1th ed. Yogyakarta: Respati
Press; 2019.

Rahmuniyati, dkk (Pendidikan Gizi Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA) pada Ibu Balita untuk Peningkatan
Status Gizi Anak)
75

https://jaskesmas.respati.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai