Anda di halaman 1dari 10

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan tujuan

penelitian. Adapun maksud dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana

stres yang dialami perawat yang bekerja di ruang ICU RSD Sidoarjo.

A. Hasil Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 7-12 Juli 2008 di ruang

ICU RSD Sidoarjo dengan jumlah sampel 12 orang. Pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik total sampling sedangkan data didapatkan dengan

membagikan kuesioner tertutup berisi 35 soal kepada seluruh responden.

1. Gambaran umum lokasi penelitian

RSD Sidoarjo adalah rumah sakit daerah milik pemerintah daerah

kabupaten Sidoarjo dengan status tipe B non pendidikan yang sesuai

dengan SK Menteri Kesehatan nomor : 478/Menkes/SK/1997 dengan

lokasi di jalan Majapahit no. 667 Sidoarjo. Luas lahan yang dimiliki RSD

Sidoarjo + 50.000 m2 atau + 5 hektar.

Ruang ICU adalah ruang perawatan dengan kasus pasien-pasien yang

mengalami kondisi yang kritis. Terdiri dari 14 bed yang digunakan untuk

pasien-pasien post operasi dan pasien dalam keadaan kritis.

Sebelah Utara : Mawar putih (penyakit dalam)

Sebelah Barat : Mawar putih (penyakit dalam)

27
28

Sebelah Selatan : Bangunan baru

Sebelah Timur : Laboratorium

2. Data Umum

Data ini menggambarkan karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin, umur, pendidikan, status dan lama bekerja.

a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Gambar 4.1 Diagram Pie Tentang Jenis Kelamin Perawat Yang


Bekerja Di Ruang ICU RSD Sidoarjo.

Berdasarkan gambar 4.1 di atas jumlah responden yang berjenis kelamin

perempuan dan laki-laki mempunyai proporsi yang sama besar.

b. Karakteristik responden berdasarkan umur

Gambar 4.2 Diagram Batang Tentang Umur Perawat Yang Bekerja


Di Ruang ICU RSD Sidoarjo.

Berdasarkan gambar 4.2 didapatkan setengah dari jumlah responden

berumur antara 28-32 tahun.


29

c. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Gambar 4.3 Diagram Batang Tentang Tingkat Pendidikan Perawat


Yang Bekerja Di Ruang ICU RSD Sidoarjo.

Berdasarkan gambar 4.3 di atas didapatkan bahwa sebagian besar

jumlah responden mempunyai pendidikan DIII Keperawatan.

d. Karakteristik responden berdasarkan status perkawinan

Gambar 4.4 Diagram Pie Tentang Status Perkawinan Perawat Yang


Bekerja Di Ruang ICU RSD Sidoarjo.

Berdasarkan Gambar 4.4 di atas gambar semua responden telah

menikah.

e. Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja di ruang ICU RSD

Sidoarjo.
30

Gambar 4.5 Diagram Pie Tentang Lama Bekerja Perawat Yang


Bekerja Di Ruang ICU RSD Sidoarjo.

Berdasarkan Gambar 4.5 di atas semua responden telah bekerja di

ruang ICU > 1 tahun.

3. Data Khusus

a. Berdasarkan stres fisiologis

Gambar 4.6 Diagram pie responden berdasarkan stres fisiologis pada


perawat yang bekerja di ruang ICU RSD Sidoarjo.

Berdasarkan Gambar 4.6 didapatkan bahwa sebagian besar responden

tidak mengalami stres fisiologis di ruang ICU RSD Sidoarjo.


31

b. Berdasarkan stres psikologis

Gambar 4.7 Diagram pie tentang responden berdasarkan stres


psikologis pada perawat yang bekerja di ruang ICU RSD
Sidoarjo.

Berdasarkan Gambar 4.7 Didapatkan bahwa sebagian besar responden

tidak mengalami stres psikologis di ruang ICU RSD Sidoarjo.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa sebagian besar

responden tidak mengalami stres fisiologis sebanyak 10 orang (83,33 %),

sedangkan sisanya mengalami stres sebanyak 2 orang, dan tidak mengalami

stres psikologis sebanyak 10 orang (83,33 %), dan sisanya mengalami stres

psikologis sebanyak 2 orang (16,67 %). Menurut Suliswati (2005), stres

merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu

dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntunan yang

berhasil dari situasi dan sumber daya system biologis, psikologis dan sosial

dari seseorang. Hal ini sama dengan teori yang mengatakan bahwa stres yang

dialami seseorang dapat menimbulkan reaksi yang ada pada tubuh baik secara

fisiologis maupun psikologis (Hidayat, 2004: 60).


32

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden tidak mengalami stres fisiologis maupun stres psikologis, hal ini

dikarenakan individu dalam merespon suatu stressor dipengaruhi oleh suatu

mekanisme koping. Individu yang tidak mengalami stres dikarenakan ia bisa

melakukan suatu respon yang sehat terhadap stres sebagai suatu bentuk

perbaikan homeostasis pada sistem lingkungan internal atau yang disebut

adaptif (Suliswati,2005:23). Berat ringannya stress seorang perawat dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, pendidikan yang telah

ditempuh, beban kerja yang dihadapi atau kematian pasien (Wiryawan,

2007:1).

Berdasarkan data umur didapatkan bahwa setengah dari berumur

antara 28-32 tahun, bertambahnya umur dapat mempengaruhi pola pikir

seseorang. Hal ini sesuai pernyataan Nursalam (2001), semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seeorang akan lebih matang dalam berfikir

secara logis, sehingga individu dapat mengontrol stressor yang mungkin

muncul saat mereka bekerja.

Berdasarkan data pendidikan didapatkan bahwa sebagian besar

responden berpendidikan D3 Keperawatan, tingkat pendidikan dapat

mempengaruhi pola pikir seseorang. Hal ini sesuai dengan teori bahwa makin

tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah informasi dan banyak pola

pengetahuan yang dimiliki (Kuntjoroningrat dalam Kurniawan, 2007:1),

sehingga informasi yang didapat dan pola pengetahuan yang baik dapat
33

mengontrol stres yang dihadapi dan melakukan mekanisme koping yang

adaptif.

Berdasarkan data status menikah ditemukan juga ditemukan juga

bahwa semua responden telah menikah sedangkan dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mengalami stres, hal ini

bertentangan dengan teori yang menyebutkan bahwa menikah merupakan

salah satu sumber stressor yang berasal dari keluarga. (Keliat,1998:8).

Berdasarkan hasil penelitian juga didapat bahwa sebagian besar

responden bekerja lebih dari 1 tahun, lama bekerja dapat mempengaruhi

mekanisme koping seseorang, hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin lama

seseorang bekerja maka mekanisme koping yang dilakukan semakin baik

(Keliat,1998:8).

Pada dasarnya reaksi umum tubuh terhadap stres dibagi dalam tiga

tahap antara lain reaksi waspada, reaksi melawan dan reaksi kelelahan, dalam

reaksi waspada individu mengadakan reaksi pertahanan terekspose pada

stressor sehingga tanda fisik yang akan muncul antara lain denyut nadi yang

meningkat dan perubahan frekuensi pernapasan (Suliswati,2005:26).Hal ini

terbukti dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden

mengalami peningkatan denyut nadi dan peningkatan frekuensi pernapasan

saat bekerja, yang merupakan respon tubuh secara umum terhadap stres pada

tahap reaksi waspada.


34

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden

menjawab sering mengalami perubahan dalam pola tidur dan aktivitas, hal ini

disebabkan karena hormon serotonin dan melatonin terganggu saat tubuh

sedang stres karena kedua hormon ini memegang peran utama untuk

membantu tidur nyenyak. Kondisi sulit tidur akan memicu naiknya hormon

kortisol dalam tubuh akibatnya mata sulit dipejamkan alias insomnia sehingga

tubuh menjadi mudah lelah dan mengganggu pola aktifitas seseorang

(Kurniawan, 2007:1).

Seseorang yang sedang stres juga akan lebih sensitif dibandingkan

dengan orang yang tidak mengalami stres dan mereka cenderung mengaitkan

segala sesuatu dengan dirinya, akibatnya dia lebih banyak menarik diri dari

lingkungannya sehingga karena sikapnya ini mereka dijauhi orang-orang

sekitarnya (Kurniawan, 2007:1), dan dari hasil penelitian didapatkan 50%

responden sering menjaga jarak dengan orang lain karena pekerjaannya.

Setiap orang mempunyai suatu respon yang berbeda terhadap suatu

stressor yang ada, dan secara tidak langsung stressor dapat menurunkan

kinerja perawat, akan tetapi masing-masing individu mempunyai suatu

mekanisme koping terhadap stres yang berbeda antara individu yang satu

dengan individu yang lain. Pada akhirnya profesionalisme kerja tetap

dibutuhkan meskipun beban kerja yang dihadapi sangat berat (Riza, 2007:2)
BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengambilan data di ruang ICU RSD Sidoarjo pada

tanggal 07 - 12 Juli 2008 didapatkan 12 responden, dan hasil penelitian

didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar perawat yang bekerja diruang ICU RSD Sidoarjo tidak

mengalami stres fisiologis dengan prosentase 83,33%, dan yang

mengalami stres fisiologis sebanyak 16,67%.

2. Sebagian besar perawat yang bekerja diruang ICU RSD Sidoarjo tidak

mengalami stres psikologis dengan prosentase 83,33%, dan yang

mengalami stres psikologis sebanyak 16,67%.

B. SARAN

1. Bagi peneliti

Hendaknya dapat dijadikan modal dasar dalam menghadapi suatu

kondisi yang bisa menyebabkan stres ketika bekerja diruang ICU dan

memahami bagaimana mekanisme koping yang adaptif yang harus

dilakukan sehingga tidak menurunkan kinerja sebagai seorang perawat.

2. Bagi tenaga kesehatan

Dapat dijadikan modal dalam menghadapi kondisi yang bisa

menyebabkan stres ketika bekerja dan memahami mekanisme koping yang

35
36

adaptif yang harus dilakukan sehingga profesionalisme kerja tetap

dipertahankan meskipun beban kerja yang dihadapi sangat berat.

3. Bagi Rumah sakit

Dapat dilakukan suatu pelatihan untuk meningkatkan

profesionalisme kerja sebagai seorang perawat ICU, sehingga walaupun

perawat dihadapkan dalam kondisi yang penuh dengan stressor mereka

tetap bisa menjaga profesionalisme kerja.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk penelitian berikutnya dengan menggunakan instrumen

penelitian yang lebih akurat dan jumlah sampel lebih banyak, selain itu

dapat dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana mekanisme koping

yang dilakukan perawat ICU untuk mengatasi stres.

Anda mungkin juga menyukai