Anda di halaman 1dari 9

1.

Dalam SIAP 219 Kepala Puskesmas menetapkan Tim atau petugas diberi tanggung jawab
peningkatan mutu, keselamatan pasien, menejemen resiko dan PPI yang memenuhi persyaratan
kompetensi yang disertai dengan uraian tugasnya terdapat pada :
 Kriteria 5.1
 Kriteria 5.1.2
 Standar 5.1.1
 Kriteria 5.1.1 (V)

2. Kebijakan dan prosedur pelayanan anestesi lokal sesuai kebutuhan di Puskesmas memuat :
 Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa, geriatri dan anak atau
pertimbangan khusus, persyaratan persetujuan khusus, teknik melakukan anestesi lokal
frekuensi dan jenis bantuan pasien yang diperlukan, tata laksana kegawatdaruratan
 Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa, geriatri dan anak atau
pertimbangan khusus, persyaratan pengisisan rekam medis, teknik melakukan anestesi
lokal, persyaratan kompetensi, tata laksana terhadap komplikasi
 Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa, geriatri dan anak atau
pertimbangan khusus, persyaratan persetujuan khusus, teknik melakukan anestesi lokal,
persyratan kompetensi, tata laksana kegawatdaruratan anastesi lokal
 Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa, geriatri dan anak atau
pertimbangan khusus, persyaratan persetujuan khusus, teknik melakukan anestesi lokal,
persyaratan kompetensi, tata laksana terhadap komplikasi (V)

3. Dalam SIAP 219 program menejemen resiko terdapat dalam


 Standar 5.1.2
 Standar 5.4
 Standar 5.1
 Standar 5.2 (V)

4. Termasuk indikator mutu yang merupakan indikator perbaikan mutu dalam SIAP 219 adalah :
 Indikator mutu nasional yang bersifat non Mandatori
 Indikator mutu PPI
 Indikator mutu prioritas Puskesmas (V)
 Indikator mutu SKP

5. Keluarga A memiliki IKS 0,6, maka keluarga termasuk kategori


 Keluarga tidak sehat
 Keluarga pra sehat (V)
 Keluarga Sehat
 Keluarga kurang sehat

6. Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan Keluarga di tingkat Puskesmas


dilaksanakan melalui kegiatan :
 Kunjungan keluarga untuk melakukan pemantauan kesehatan pada seluruh anggota
keluarga dengan menggunakan Prokesga dan intervensi awal dengan menggunakan
Pinkesga
 Semua benar (V)
 Analisis hasil kunjungan keluarga untuk mendapatkan peta masalah kesehatan dilakukan
perumusan intervensi masalah kesehatan, dan penyusunan usulan rencana kegiatan
 Pelaksanaan intervensi lanjut dan integrasi program

7. AKI dan AKN dalam SIAP 219 terdapat pada


 Kriteria 4.1
 Standar 4.2
 Standar 5.2
 Standar 4.1 (V)
8. Perencanaan Puskesmas dilakukan secara terpadu baik KMP, UKM, UKP, meliputi :
 Rencana Usulan Kegiatan ( RUK ) disusun dengan melibatkan lintas program dan lintas
sektor, berdasarkan rencana strategis Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, Rencana
Lima Tahunan Puskesmas dan hasil penilaian kinerja (V)
 Rencana Lima Tahunan disusun dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor
berdasarkan capaian Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota
 Rencana Pelaksanaan Kegiatan ( RPK ) Puskesmas disusun secara lintas program dan sektor
sesuai dengan anggaran yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Bulanan disusun sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan Tahunan serta hasil pemantauan dan capaian kinerja tahunan

9. Program Prioritas Nasional yang termasuk dalam SIAP 219 adalah, kecuali :
 Program AKI dan AKN, stunting,, Imunisasi, Tuberkulosis, Hipertensi
 Program AKI dan AKN, stunting,, Imunisasi, Tuberkulosis, Malaria (V)
 Program AKI dan AKN, stunting,, Imunisasi, Tuberkulosis, DM
 Program AKI dan AKN, stunting,, Imunisasi, Tuberkulosis, PTM

10. Pasien dengan kebutuhan darurat dan mendesak diberikan prioritas untuk mendapatkan
pelayanan dengan :
 Setiap pasien yang datang ke ruang gawat darurat didahulukan diperiksa dokter sebelum
pasien yang lain, segera mendapatkan pelayanan diagnostik dan obat emergency
 Keadaan pasien diidentifikasi, bila dengan kebutuhan darurat dan mendesak atau segera,
pasien sesegera mungkin diperiksa dan mendapat asuhan (V)
 Apabila pelayanan di Puskesmas tidak tersedia, pasien segera dirujuk ke fasilitas kesehatan
yang memiliki kemampuan lebih tinggi
 Penanganan pasien segera dengan mempertimbangkan prinsip kewaspadaan universal

11. Regulasi yang mengatur penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
keluarga adalah :
 Permenkes 29 Tahun 2015
 Permenkes 36 Tahun 2015 (fraud JKN)
 Permenkes 36 Tahun 2016 (kefarmasian)
 Permenkes 39 tahun 2016 (V)

12. Bahwa pasien dengan kebutuhan darurat atau mendesak diprioritaskan untuk asesmen dan
pengobatan, ditunjukkan dengan bukti :
 Dilaksanakan triase dan pasien diberi pelayanan berdasar urgensi kebutuhan (V)
 Pasien dengan kebutuhan darurat langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
lebih mampu
 Diprioritaskan berdasarkan nomor antrian atau booking on line
 Diprioritaskan berdasar identifikasi pasien dengan kebutuhan khusus

13. Permenkes yang mengatur PPI adalah :


 Permenkes 11 tahun 2017 (V)
 Permenkes 4 tahun 2019
 Permenkes 27 tahun 2017
 Permenkes 52 tahun 2018

14. Persetujuan tindakan medik diminta sebelum pelaksanaan tindakan bagi yang membutuhkan
persetujuan tindakan medik dengan
 Penjelasan tentang tindakan kedokteran minimal mencakup diagnosis, tata cara, tujuan,
alternatif, tanggung jawab, prognosis, komplikasi dan biaya (V)
 Harus disaksikan oleh keluarga pasien
 Sebelum menyetujui, pasien diberi konseling tentang hal yang berhubungan dengan
pelayanan yang direncanakan
 Tidak boleh dilakukan secara lisan
15. Menejemen informasi asuhan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan organisasi dengan cara
 Penggunaan data rekam medis untuk keperluan selain pelayanan pasien tidak diijinkan
 Puskesmas mengidentifikasi praktisi kesehatan yang mempunyai akses ke berkas rekam
medis
 Form rekam medis harus selalu diperbaharui supaya up to date
 Ketika periode retensi yang ditetapkan dipenuhi, seluruh berkas rekam medis segera
dimusnahkan (V)

16. Menejemen fasilitas dan keamanan meliputi dibawah ini


 Menejemen Bahan dan Limbah B3, Menejemen Bencana, Menejemen Sistim Utilitas, dan
Menejemen Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
 Menejemen Bahan dan Limbah B3, Menejemen Bencana, Menejemen Sistim Utilitas, dan
Menejemen Alat Kesehatan
 Menejemen Keamanan dan Keselamatan, Menejemen Upaya Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi, Menejemen Sistem Utilitas, dan Menejemen Pengamanan Kebakaran
 Menejemen Bahan dan Limbah B3, Menejemen Bencana, Menejemen Sistim Utilitas, dan
Menejemen Sarana dan Prasarana (V)

17. Proses untuk meningkatkan efektifitas komunikasi dalam pemberian asuhan ditetapkan dan
dilaksanakan melalui
 Penetapan media komunikasi dalam pemberian asuhan, pembakuan form proses
komunikasi serah terima pasien, edukasi SKP dan PPI, penetapan indikator mutu SKP terkait
komunikasi efektif
 Penetapan kebijakan dan prosedur komunikasi efektif dalam pemberian asuhan, edukasi
komunikasi efektif, penetapan prosedur penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan
laboratorium, pembakuan form proses komunikasi serah terima pasien
 Penetapan kebijakan dan prosedur komunikasi efektif dalam pemberian asuhan, edukasi
SKP dan PPI , penetapan prosedur penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium,
pembakuan form proses komunikasi serah terima pasien (V)
 Penetapan kebijakan dan prosedur komunikasi efektif dalam pemberian asuhan, edukasi
komunikasi efektif, penetapan indikator mutu SKP, tidak perlu pembakuan form proses
komunikasi serah terima pasien

18. Pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
sehingga Puskesmas harus
 Menyediakan pelayanan laboratorium selama tujuh hari dalam seminggu dan 24 jam pada
Puskesmas yang memberikan pelayanan gawat darurat
 Menetapkan nilai rentang secara kolaboratif dengan seluruh praktisi klinis (V)
 Menetapkan nilai kritis dan nilai ambang kritis sesuai kemasan reagen
 Melakukan pemantapan mutu sesuai dengan jenis dan ketersediaan pelayanan

19. Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan masyarakat perlu dilakukan analisis situasi data
kinerja Puskesmas dan status kesehatan masyarakat. Perencanaan Puskesmas yang diperoleh
dari data
 Data PIS-PK, data dasar, data UKM esensial, data UKM pengembangan, data UKP (V)
 Data UKP, data capaian SPM, hasil SMD, data UKM esensial dan pengebangan
 Data dasar, data PIS-PK, data UKM esensial, data UKM pengembangan, data UKPP
 Data UKM esensial dan pengembangan, data hasil survei kepuasan, data indikator mutu,
data UKP

20. Resume medis pasien paling sedikit terdiri dari ;


 Identitas pasien, diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat, ringkasan hasil pemeriksaan
fisik dan penunjang, diagnosis akhir, pengobatan dan rencana tindak lanjut, nama dan tanda
tangan dokter/dokter gigi yang memberikan asuhan
 Identitas pasien, diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat, terapi, tindakan, dan atau
anjuran, nama dan tanda tangan dokter/dokter gigi yang memberikan asuhan
 Nama lengkap pasien dan umur, diagnosis masuk dan indiksi pasien dirawat, ringkasan hasil
pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir, pengobatan dan rencana tindak lanjut,
nama dan tanda tangan dokter/dokter gigi yang memberikan asuhan (V)
 Nama lengkap pasien dan umur, diagnosis masuk dan indiksi pasien dirawat, terapi,
tindakan, dan atau anjuran, nama dan tanda tangan dokter/dokter gigi yang memberikan
asuhan

21. Hasil pemeriksaan laboratorium selesai dan tersedia dalam waktu sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dapat dibuktikan dengan
 Hasil pengukuran dan analisis ketepatan waktu pelaporan hasil sesuai ketentuan yang
ditetapkan (V)
 Waktu pelaporan hasil ditetapkan seragam sehingga memudahkan pasien dan petugas
 Pemeriksaan laboratorium kritis dilakukan segera
 Bukti evaluasi hasil laboratorium luar sesuai indikator mutu yang ditetapkan

22. Adanya uraian tugas terkait dengan pengorganisasian pelayanan UKM, sesuai yang diminta
dalam standar akreditasi
 Tidak semua karyawan harus mempunyai uraian tugas
 Tidak boleh melakukan perubahan uraian tugas karena sudah ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
 Uraian tugas hanya perlu disusun untuk Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UKM dan
dipahami oleh semua karyawan
 Uraian tugas disusun untuk setiap karyawan, harus dikaji ulang secara regular dan jika perlu
dilakukan perbaikan (V)

23. Untuk menilai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan, kesesuaian dengan rencana
dan pemenuhan terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat, maka dilakukan pengawasan
dan pengendalian serta penilaian kinerja dalam SIAP 219 dapat berupa
 Pemantauan, supervisi, lokmin, audit internal dan rapat tinjauan menejemen
 Pemantauan, supervisi, lokmin, audit internal dan rapat tinjauan menejemen, serta SMD
 Pemantauan, supervisi, lokmin, audit internal dan rapat tinjauan menejemen, serta MMD
 Pemantauan, supervisi, lokmin, audit internal dan rapat tinjauan menejemen dan rapat tim
mutu (V)

24. Seluruh petugas kesehatan memperhatikan dan menghargai kebutuhan dan hak pasien selama
pelaksanaan pelayanan dalam bentuk, kecuali :
 Keluhan pasien diidentifikasi, dievaluasi dan ditindak lanjuti
 Seluruh harapan pasien diperhatikan dan dipenuhi
 Pemberi asuhan melakukan kajian dan penanganan nyeri (V)
 Pasien diberi informasi untuk menyampaikan keluhan pasien/keluarga pasien

25. Agar obat terjamin keamanan dan layak dikonsumsi oleh pasien, Puskesmas melakukan
 Apabila pasien melaporkan obat kadaluarsa , obat segera ditarik dari peredaran
 Pemberian obat disertai dengan label dan informasi lengkap sesuai dengan prosedur
 Petugas menjelaskan penanganan obat yang kadaluarsa kepada pasien
 Tersedia persyaratan penyimpanan obat di gudang obat sesuai dengan peraturan yang
berlaku (V)

26. Informasi yang perlu disediakan pada pelayanan pendaftaran adalah


 ...informasi tentang dokter dan nomor telepon dokter yang melayani di Puskesmas dan
fasilitas rujukan yang ..........
 ...informasi tentang pendaftaran, jenis layanan, alur pendaftaran, serta jadual pelayanan
dan fasilitas rujukan......(V)
 ...informasi tentang jumlah tenaga kesehatan yang melayani di Puskesmas
 ....informasi tentang tarif lyanan dan dokter yang melayani dan jam buka pelayanan

27. Yang dimaksud dengan komunikasi efektif dalam pelayanan pada Sasaran Keselamatan Pasien
yang kedua adalah :
 Komunikasi via telepon, hand over, transfer, termasuk penyampaian hasil alboratorium kritis
 Sistim komunikasi yang dibangun untuk memperlancar komunikasi antar petugas di fasilitas
pelayanan kesehatan
 Komunikasi inter personal antara pasien dan pemberi pelayanan (V)
 Komunikasi.................

28. Penyusunan RUK dan RPK dilakukan oleh Puskesmas berdasarkan


 RUK tidak perlu mengintegrasikan perencanaan UKM dan UKP
 RUK dan RPK tidak perlu mengacu pada rencana lima tahunan
 Analisis kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan (community health analysis) (V)
 Tidak perlu dilakukan analisis kebutuhan masyarakat dalam menyusun RUK maupun RPK
yang penting rencana yang disusun sesuai dengan rencana strategi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

29. Salah satu unsur penting dalam penilaian implementasi PIS-PK adalah terkait dengan data Indeks
keluarga, IKS tiap keluarga dapat diidentifikasi
 Masalah kesehatan dari tiap kecamatan
 Semua benar (V)
 Masalah kesehatan dari tiap keluarga
 Masalah kesehatan dari tiap desa/kelurahan

30. Sebagai bukti dipenuhinya standar akreditasi tentang hak pasien dan keluarga ditunjukkan
dengan
 Adanya informasi tentang hak pasien dan keluarga, ada bukti petugas paham dan hafal
tentang hak pasien dan keluarga dan ada bukti dilakukan penyuluhan kepada pasien tentang
hak pasien dan ada bukti dilakukan edukasi hak pasien pada karyawan (V)
 Petugas dan pasien memahami hak pasien dan keluarga
 Adanya pengumuman tentang hak pasien dan keluarga
 Hak pasien dilaksanakan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari dalam pelayanan yang
dipandu oleh kebijakan pelayanan dan prosedur-2 pelayanan yang mengatur tentang
pelaksanaan pemenuhan hak-hak pasien

31. Persyaratan bangunan yang diminta pada standar akreditasi adalah


 Banguan Puskesmas tidak perlu memenuhi persyaratan lingkungan sehat
 Bangunan Puskesmas boleh di balai desa
 Bangunan Puskesmas boleh bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja lain
 Puskesmas diselenggarakan di atas bangunan yang permanen (V)

32. Perencanaan tahunan Puskesmas harus mengacu pada


 Kebijakan pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota dan perencanaan tahunan Puskesmas
di kecamatan yang sama
 Perencanaan tahunan Puskesmas di kecamatan yang sama
 Kebijakan pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota, hasil analisis situasi berdasarkan data
tahun sebelumnya, prediksi situasi kedepan yang mungkin terjadi
 Kebijakan pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota, hasil analisis situasi berdasarkan data
4 (empat) tahun sebelumnya dan prediksi situasi kedepan yang mungkin terjadi (V)

33. Penetapan jenis dan isi kajian awal dalam rekam medis
 Ditetapkan secara kolaboratif berdasar kesepakatan praktisi klinis yang bekerja di
Puskesmas (V)
 Disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas berdasar arahan dari Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
 Disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas berdasar acuan yang jelas
 Disusun dan ditetapkan oleh Penanggung jawab UKP dengan meminta pertimbangan pada
penanggung jawab UKM

34. Kepala Puskesmas bersama penanggung jawab wajib menyelaraskan perencanaan dengan visi,
misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas dengan kebutuhan masyarakat. Untuk menilai bahwa hal
tersebut dilaksanakan, surveior melakukan
 Melihat agenda dan notulen rapat lokakarya mini bulanan yang menunjukkan capaian
kinerja puskesmas bulanan dan dicocokkan dengan visi Puskesmas
 Melihat agenda dan notulen rapat evaluasi tahunan dan menilai capaian indikator apakah
sesuai dengan visi, misi, tata nilai dan tujuan puskesmas dan rencana lima tahuanan yang
disusun
 Meminta Kepala Puskesmas dan penanggung jawab menunjukkan keterkaitan visi, misi,
tujuan dan tata nilai puskesmas dengan indikator kinerja yang disusun
 Melihat agenda dan notulen rapat lokakarya mini puskesmas dalam penyusunan
perencanaan yang agendanya adalah paparan Kepala Puskesmas tentang visi, misi, tujuan
dan tata nilai puskesmas, hasil analisis kebutuhan masyarakat dan keterkaitan antara visi,
misi, tata nilai, tujuan dan hasil analisis kebutuhan masyarakat dengan program-2 yang
direncanakan. (V)

35. Kebijakan, pedoman, prosedur merupakan dokumen regulasi yang dipersyaratkan untuk disusun
dalam memenuhi persyaratan akreditasi. Dokumen-dokumen tersebut harus diperlakukan
sebagai berikut :
 Disusun sesuai dengan format baku untuk memenuhi persyaratan dokumen yang ada pada
elemen penilaian
 Dokumen regulasi tidak perlu dikendalikan
 Dikendalikan dengan baik sesuai dengan kebijakan pengendalian dokumen dan rekam
implementasi dan tersedia di tempat pelayanan (V)
 Cukup disediakan dan disimpan di sekretariat akreditasi dan hanya diberikan jika ada yang
membutuhkan

36. Pencegahan penularan infeksi melalui airborne baik di Puskesmas maupun di masyarakat
dilakukan dengan cara
 Pasien dengan infeksi yang ditularkan melalui airborne wajib menggunakan maskes N95
 Petugas memakai masker bedah dan pasien dengan infeksi airborne cukup menggunakan
masker bedah
 Pemakaian APD yang tepat, memakai masker N95 jika melayani pasien infeksi airborne yang
masih aktif, penataan ruang periksa di Puskesmas, penempatan pasien rawat inap di
Puskesmas dengan benar (V)

37. Dibawah ini termasuk dalam jenis pelayanan dasar pada standar pelayanan minimal kesehatan
daerah Kabupaten/Kota, kecuali :
 Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis
 Pelayanan kesehatan pada penderita malaria (V)
 Pelayanan kesehatan pada usia produktif
 Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat

38. Tanggung jawab untuk melakukan fasilitasi pemberdayaan masyarakat dapat ditelusur dari:
 Terlaksananya posyandu, penimbangan balita sesuai dengan perencanaan yang disusun dan
kesepakatan dengan kader dan masyarakat
 Tersedianya bukti evaluasi dan tindak lanjut terhadap kegiatan-2 program UKM terutama
yang melibatkan peran lintas sektor dan lintas program
 Terlaksananya kegiatan promosi kesehatan sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun
 Adanya kejelasan tanggung jawab setiap karyawan untuk memfasilitasi pemberdayaan
masyarakat, adanya bukti pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan fasilitasi pembentukan UKBM
dan fasilitasi pelaksanan SMD dan MMD (V)
39. Proses kajian awal dilakukan secara paripurna, mencakup berbagai kebutuhan dan harapan
pasien/keluarga dapat dilihat melalui :
 Tersedia dan terisi form kajian awal secara lengkap yang meliputi proses pengumpulan data
kondisi fisik, psikologi, status sosial, riwayat penyakit, riwayat alergi, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang (V)
 Kajian yang dilakukan oleh masing-2 tenaga medis, keperawatan/kebidanan dan tenaga
klinis yang lain secara lengkap sesuai dengan perkembangan kondisi pasien
 Proses kajian pasien yang dinamis dan berkesinambungan, baik untuk pasien rawat jalan
maupun rawat inap
 Kajian awal mengenai status ekonomi, psikososiospiritual, riwayat alergi, asesmen nyeri,
penegakan diagnosis, penetapan pelayanan dan rencana pemulangan

40. Pengelolaan jejaring dan jaringan Puskesmas dalam SIAP 219 adalah
 Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program pembinaan
terhadap jejaring FKTP dan jaringan Puskesmas, dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
terhadap pelaksanaan program pembinaan jejaring dan jaringan.(V)
 Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program pembinaan
terhadap jejaring dan jaringan FKTP, dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan program pembinaan jaringan.
 Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program pembinaan
terhadap jejaring dan jaringan Puskesmas, dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan program pembinaan jaringan.
 Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program pembinaan
terhadap jejaring dan jaringan FKTP, dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan program pembinaan jejaring dan jaringan.

41. Pemberian makanan dan terapi gizi sesuai dengan kebutuhan pasien dan ketentuan peraturan
perundangan pada SIAP 219 adalah
 Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan atau makanan
khusus yang lain hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, keluarga pasien
tidak dapat berpartisipasi dalam penyediaan makanan
 Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan dapat dilakukan
oleh keluarga pasien atau di pihak tiga, namun disertai edukasi tentang makanan kontra
indikasi dengan kebutuahan pelayanan termasuk informasi interkasi obat dan makanan (V)
 Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan atau makanan
khusus yang lain hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, pembinaan
edukasi tentang makanan yang kontra indikasi dengan rencana pelayanan termasuk
informasi interaksi obat dan makanan
 Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan dapat dipihak
ketigakan, keluarga pasien berpartisipasi dalam penyediaan makanan

42. Untuk meminimalkan terjadinya kesalahan dalam pelayanan pasien di Puskesmas maupun
pelayanan terhadap sasaran program UKM dalamkegiatan UKM, perlu diterapkan :
 Perlu dilakukan FMEA untuk setiap proses kegiatan pelayanan UKM dan UKP
 Pengukuran capaian indikator-2 kinerja pelayanan UKM dan UKP analisis dan tindak
lanjutnya
 Diterapkan manajemen resiko baik dalam pelayanan UKM dan UKP
 Dilakukan monitoring terjadinya insiden keselamatan pasien dan insiden yang dialami
petugas maupun sasaran UKM (V)

43. Tahap perencanaan Puskesmas terdiri dari :


 Persiapan, penyusunan perencanaan Puskesmas, analisa situasi, perumusan masalah
 Persiapan, analisa situasi, penyusunan rencana Puskesmas, perumusan masalah
 Persiapan, perumusan masalah, analisa situasi, penyusunan rencana Puskesmas
 Persiapan, analisa situasi, perumusan masalah, penyusunan rencana Puskesmas (V)
44. Berikut yang terkait dengan intervensi lanjut dalam PIS-PK
 Tim Pembina Keluarga melakukan update pasca pelaksanaan pasca intervensi lanjut
 Dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektor
 Semua benar (V)
 Direncanakan berdasarkan analisa hasil kunjungan keluarga

45. Penerapan PPI di Puskesmas sebagaimana dipersyaratkan dalam standar akreditasi dan
peraturan perundangan adalah
 Dietrapkannya kewaspadaan berbasis...... dan ......
 Diterapkannya kewaspadaan standar, penggunaan antibiotika dengan bijak dan.........
 Dilakukan kebersihan tangan sebagai wujud pelaksanaan program PPI (V)
 Diterapkannya prinsip kewaspadaan isolasi, penggunaan antibiotika dengan bijak dan........

46. Upaya Peningkatan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien dilaksanakan berdasar rencana
program yang disusun. Dalam menyusun program tersebut, perlu diperhatikan :
 Program PPI bukan merupakan program terintegrasi dari program mutu Puskesmas dan
harus direncanakan sendiri
 Program mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien perlu dipisahkan dari program PPI
 Masing-masing penanggung jawab pelayanan menyusun rencana program mutu masing-2
berdasar permasalahan mutu yang dijumpai
 Program tersebut bersifat terintegrasi antara program mutu manajemen, program mutu
UKM dan program mutu UKP dan keselamatan pasien serta PPI (V)

47. Untuk mengupayakan keselamatan pasien sesuai dengan referensi “ to err is human “ adalah :
 Redisain sistem agar orang berbuat benar dan mencegah orang berbuat salah (V)
 Setiap terjadi insiden dicari profesional pemberi asuhan yang memberi pelayanan untuk
menganalisa kesalahan dan pemberi asuhan
 Petugas yang terbukti melakukan kesalahan dipindahkan ke unit lainnya tidak langsung
menangani pasien
 Jik terjadi insiden dilkukan analisis kompetensi dari petugas yang memberikan asuhan

48. Pertemuan H – 1 dilakukan oleh surveior dengan Kepala Puskesmas, perwakilan karyawan dan
perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tujuan :
 Makan malam bersama
 Beramah tamah dengan Kepala Puskesmas dan perwakilan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
 Untuk menjelaskan rangkaian kegiatan survei, menjelaskan kode etik survei dan perkenalan
(V)
 Sekedar menjalin keakraban antara tim surveior dengan pihak Puskesmas dan Dinas
Kesehatan

49. Untuk menilai bahwa pemeliharaan peralatan dilakukan dengan baik, maka surveior akan
menelusur :
 Ada penanggung jawab peralatan, dialkuakn inventaris alat, ada program pemeliharaan
yang dilaksanakan dimonitor, dievaluasi dan ditindak lanjuti (V)
 Semua alat tertata rapi dan bersih
 Semua alat ditata dalam lemari alat yang terkunci
 Semua mobil ambulance tidak ada yang rusak dan berfungsi

50. Untuk menilai bahwa penilaian kinerja Puskesmas dilakukan dengan baik, maka surveior
memperhatikan hal-hal berikut :
 Ditetapkannya indikator kinerja, dilakukan pengumpulan data kinerja, dilakukan analisis dan
tindak lanjut (V)
 Indikator kinerja pelayanan klinis harus disusun sebagai prioritas utama di Puskesmas
 Kaji banding kinerja antar Puskesmas hanya dilakukan jika tersedia dana untuk melakukan
visitasi ke Puskesmas lain
 Puskesmas tidak perlu melakukan kaji banding kinerja dengan Puskesmas lain

51. Ada kewajiban bagi Kepala Puskesmas dan para penanggung jawab program/kegiatan untuk
melakukan pengarahan, yang ditelusur surveior adalah :
 Memeriksa catatan harian Kepala Puskesmas apa saja kegiatan harian yang dilakukan dan
kapan saja dilakukan, pengarahan kepada karyawan dengan kejelasan waktu, materi
pengarahan dan hasil-2 pengarahan
 Wawancara pada karyawan Puskesmas dan menanyakan pada mereka apa tindak lanjut
yang dilakukan setelah diberi pengarahan oleh Kepala Puskesmas dan hasil-2 yang dicapai
 Mekanisme pengarahan yang ditetapkan dalam kebijakan, tersedianya SOP-SOP pengarahan
sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan dalam kebijakan dan bukti-bukti pelaksanannya
melalui periksa rekam kegiatan dan wawancara (V)
 Memeriksa pada notulen lokakarya mini Puskesmas, apakah ada catatan tentang
pengarahan yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas dan berusaha memahami isi pengarahan
tersebut.

52. Kepala Puskesmas bersama penanggung jawab wajib menyelaraskan perencanaan dengan visi,
misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas dan dengan kebutuhan masyarakat. Untuk menilai hal
tersebut dilaksanakan, surveior melakukan :
 Melihat agenda dan notulen rapat evaluasi tahunan dan menilai capaian indikator apakah
sesuai dengan visi, misi, tata nilai dan tujuan Puskesmas dan rencana lima tahunan yang
disusun
 Melihat agenda dan notulen rapat lokakarya mini Puskesmas dalam penyusunan
perencanaan yang agendanya adalah paparan Kepala Puskesmas tentang visi, misi, tata nilai
Puskesmas, hasil analisis kebutuhan masyarakatdan keterkaitan antara visi, misi, tata nilai,
tujuan dan hasil analisis kebutuhan masyarakat dengan program-program yang
direncanakan (V)
 Meminta Kepala Puskesmas dan Penaggung jawab menunjukkan keterkaitan visi, misi, tata
nilai Puskesmas dengan indikator kinerja yang disusun
 Melihat agenda dan notulen rapat lokakarya mini bulanan yang menunjukkan capaian
kinerja Puskesmas bulanan dan dicocokkan dengan visi Puskesmas

53. Perencanaan tahunan Puskesmas mengacu pada :


 Perencanaan tahunan Puskesmas di kecamatan yang sama
 Kebijakan pembangunan kesehatan kabupaten/kota, hasil analisis situasi berdasarkan data 4
(empat) tahun sebelumnya dan prediksi situasi ke depan yang mungkinterjadi
 Kebijakan pembangunan kesehatan kabupaten/kota, hasil analisis situasi berdasarkan data
tahun sebelumnya dan prediksi situasi ke depan yang mungkin terjadi (V)
 Kebijakan pembangunan kesehatan kabupaten/kota dan perencanaan tahunan Puskesmas
di kecamatan yang sama

Anda mungkin juga menyukai