Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN

BP GIGI

Nomor :

Revisi Ke :

Berlaku Tgl:

KEPALA PUSKESMAS PARE

dr. FRESINTA MAYA WARNERINA


NIP. 198006022009032208

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS PARE
Jln. Raya Secang-Temanggung Km.3 Telp. 0293 4900651
Kode Pos 56271
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan menjadi suatu kebutuhan dalam hidup manusia yang harus
dipenuhi oleh negara.Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 93
dan 94,dinyatakan bahwa pelayanan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan
gigi,pencegahan penyakit gigi,pengobatan penyakit gigi,dan pemulihan kesehatan gigi yang
dilakukan secara terpadu,terintergrasi dan berkesinambungan dan dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan gigi perorangan,pelayanan kesehatan gigi masyarakat,usaha
kesehatan gigi sekolah,serta pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin
ketersediaan tenaga,fasilitas pelayanan,alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman,bermutu,dan
terjangkau oleh masyarakat.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dalam pembangunan kesehatan mempunyai
salah satu fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Puskesmas juga merupakan unit pelaksanateknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian
wilayah kecamatan.Pelayanan kesehatan tidak hanya mencakup pelayanan kesehatan
umum,tetapi juga mencakup pelayanan kesehatan gigi dan mulut.Penyakit gigi dan mulut di
Puskesmas Bandar I masih masuk dalam 10 besar penyakit yang ada di Puskesmas
Bandar I .Dengan adanya pelayanan gigi dan mulut diharapkan masyarakat memiliki
perilaku sehat,memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya,khususnya
derajat kesehatan gigi dan mulut.

B. Tujuan
Tujuan Pedoman layanan klinis poli gigi ini adalah untuk menjadi acuan bagi pelaksanaan
pelayanan poli gigi di Puskesmas Bandar I .

C. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman pelayanan BP gigi diperuntukan khusus untuk kegiatan di poli gigi
Puskesmas Bandar I .

D. Batasan Operasional
1. BP Gigi dan Mulut
Balai Pengobatan Gigi dan mulut adalah tempat/unit pelayanan yang bertugas
penanganan dan perawatan kesehatan gigi serta seleksi terhadap pasien. Balai
pengobatan gigi merupakan salah satu dari jenis layanan yang ada di Puskesmas
Bandar I yang memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar, seperti
pemeriksaan gigi dan mulut, konsultasi gigi dan mulut, premedikasi, pencabutan gigi
anak-anak, pencabutan gigi dewasa, penambalan dengan glass ionomer, pembersihan
karang gigi, perawatan pulpa capping.
Selain itu juga memberikan penyuluhan kepada pasien mengenai pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari menjaga kesehatan pribadi, serta
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan gigi
dan mulut.
2. Standar Pelayanan BP Gigi & Mulut
Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat Puskesmas dan sarana pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan pelayanan gigi dan mulut.
3. Tenaga Profesional
Tenaga pelaksana pada BP Gigi terdiri dari dokter gigi dan perawat gigi.
4. Standar Prosedur Operasional(SPO)
Adalah kumpulan instruksi, langkah-langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan
proses kerja rutin tertentu.

Pedoman BP GIGI-Puskesmas Pare | 1


5. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang dipergunakan, aktifitas
dan jumlah petugas yang berhubungan dengan pasien untuk kebutuhan pemeriksaan
gigi dan mulut. Ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan
dan memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah cukup.
6. Peralatan Poli Gigi dan Mulut
Poli Gigi dan Mulut harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan sesuai
dengan layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan secara rutin. Pada saat
instalasi alat maupun saat kerja rutin,peralatan harus diperhatikan menunjukkan
kemampuan atau memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dan harus memenuhi
spesifikasi yang sesuai untuk pemeriksaan yang berhubungan.
7. Pemantapan Mutu (Quality Assurance) kesehatan gigi dan mulut adalah semua
kegiatan yang ditujukkan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut. Pemantapan mutu terbagi menjadi dua yaitu:
a. Pemantapan Mutu Internal (Internal Quality Control)
adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing –
masing tenaga medis kesehatan gigi dan mulut secara terus menerus agar tidak
terjadi atau mengurangi kejadian error / penyimpangan sehingga diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat.
b. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar ruang
kesehatan gigi dan mulut yang bersangkutan untuk memantau dan menilai
penampilan suatu ruang kesehatan gigi dan mulut dalam bidang pemeriksaan
tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh
pihak pemerintah, swasta, atau internasional.
Setiap ruang kesehatan gigi dan mulut wajib mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal
yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik meliputi semua
bidang pemeriksaan gigi dan mulut

E. Landasan Hukum
1. UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk
pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
2. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor:296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pengobatan
Dasar puskesmas
5. Perbup Xxx No.59 Tanggal 31-12-2-12 tentang Retribusi
6. Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Untuk menjalankan pelayanan poli gigi dan mulut didukung oleh tenaga profesional dan tenaga
perawat gigi
A. Kualifikasi Sumber daya manusia
1. Penanggung jawab poli gigi dan mulut adalah seorang dokter gigi yang bertanggung jawab
kepada Kepala Puskesmas.
Penanggung jawab poli gigi dan mulut memiliki uraian tugas seperti :

Pedoman BP GIGI-Puskesmas Pare | 2


a. Mengkoordinir kegiatan poli gigi dan mulut
b. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan
evaluasi(POACE) dalam pelaksanaan tugas dan fungsi poli gigi dan mulut
c. Mengadakan komunikasi dengan tenaga klinis yang lain
d. Memastikan kegiatan di poli gigi dan mulut berjalan sesuai dengan standar yang
sudah ditetapkan
e. Memastikan peralatan di poli gigi dan mulut yang harus terkalibrasi sudah dilakukan
kalibrasi
f. Memberikan usulan program kerja dan anggaran unit poli gigi dan mulut
g. Mengembangkan kemampuan SDM unit poli gigi dan mulut sehingga berperan aktif
terwujudnya pelayanan poli gigi dan mulut yang unggul
h. Mengatur,mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dinas kerja perawat gigi
2. Perawat Gigi
Memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan ruangan poli gigi dan mulut sebelum dan sesudah pelayanan
b. Memanggil pasien
c. Memastikan data pasien yang masuk ke poli gigi dan mulut sesuai
d. Memastikan kuitansi pembayaran pasien benar
e. Melakukan tindakan sesuai kompetensinya sesuai SPO yang ada
f. Meregister pasien yang masuk ke poli gigi dan mulut
g. Menginput data ke simpus/P-care/DMF-T
h. Memberikan data laporan bulanan secara berkala(bulanan,triwulan,tahunan)
B. Distribusi Ketenagaan

No Jabatan PNS D3 D4/S1 S2/spesialis


1 Dokter Gigi 1
2 Perawat Gigi 1

C. Jadwal pelayanan
Senin –Kamis : 07.30 – 14.00
Jumat : 07.30 - 11.00
Sabtu : 07.30 – 12.30

Pedoman BP GIGI-Puskesmas Pare | 3


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang Poli Gigi Puskesmas ................

Keterangan :
= meja dokter = kursi pasien
= dental unit = almari alat
= kursi dokter / perawat =sterilisator
= pintu masuk =kompresor
= wastafel

B. Standart fasilitas
Poli Gigi Puskesmas Bandar I memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :
 1 dental unit
 unit meja administrasi untuk meletakkan rekam medis yang masuk ke poli
gigi,melayani konsultasi pasien,mengisi rekam medis dan administrasi lainnya
 1 unit kursi duduk untuk pasien
 1 unit kursi beroda duduk drg
 1 unit kursi untuk perawat gigi
 1 buah jam dinding
 1 unit kaca tempel dinding
 1 buah tempat sampah medis
 1 buah tempat sampah non medis
 1 lampu bolam
 1 unit wastafel
 1 unit pengharum ruangan
 1 unit sterilisator
 1 unit almari
 1 unit almari kaca untuk meletakkan peralatan/instrument
 1 unit komputer
 1 buah dental unit
 1 unit kompresor
 1 unit scaler ultrasonic

Pedoman BP GIGI-Puskesmas Pare | 4


 1 light curing unit

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Persiapan Pelayanan
Sebelum memulai pelayanan petugas gigi mempersiapkan ruangan, alat, obat dan bahan
habis pakai untuk menjamin kelancaran pelayanan di BP Gigi.
B. Saat Pelayanan
 Petugas gigi menerima rekam medis dari pendaftaran maupun dari rujukan internal
(apabila ada)
 Memanggil pasien sesuai nomer antrian

Pedoman BP GIGI-Puskesmas Pare | 5



Apabila pasien yang dipanggil tidak ada atau belum ada di tempat, petugas dapat
memanggil pasien berikutnya
 Melakukan pengecekan rekam medis dengan pasien yang dipanggil
 Apabila tidak sesuai, rekam medis dikembalikan ke bagian pendaftaran, apabila sudah
sesuai petugas gigi dapat melakukan anamnesis, pemeriksaan odontogram,
pemeriksaan sesuai keluhan pasien, inform concern sebelum dilakukan tindakan.
 Apabila membutuhkan rujukan internal dapat dilakukan ke poli lain untuk membantu
menegakkan diagnosis.
 Melakukan tindakan, pengobatan sesuai hasil diagnosa
 Melakukan rujukan external apabila membutuhkan konsulen ke tingkat spesialis atau
tidak tersedia alat dan bahan di poli gigi dan mulut
 Apabila sudah dilakukan pemeriksaan, konsultasi maupun tindakan, dibuatkan tanda
pembayaran.
 Apabila pasien mempunyai kartu jaminan, diperhatikan menggunakan kartu jaminan
apa(BPJS/Jamkesmas/Jamkesda), kemudian data pasien, penjaminan, diagnosis dan
tindakan dituliskan dalam form sesuai penjaminan masing-masing, pasien yang
bersangkutan menandatangani form tersebut.
 Untuk pemeriksaan caten(calon penganten) dan Bumil, jangan lupa ditulis di buku
register caten dan bumil.
C. Sesudah pelayanan
 Petugas gigi mencuci alat yang telah dipakai
 Petugas gigi melakukan sterilisasi peralatan
 Petugas gigi meregister seluruh kunjungan pasien yang periksa di poli gigi dan mulut
 Petugas gigi menginput data ke simpus/P-Care
 Petugas gigi melakukan administrasi maupun kegiatan penunjang lain yang menjadi
tugasnya

BAB V
LOGISTIK

Keperluan logistik di poli gigi dan mulut meliputi bahan medis habis pakai yang ada di instalasi
farmasi Puskesmas Bandar I
1) Alur permintaan bahan medis dan non medis

Penanggung Bag. pengadaan


jawab poli Gilut Pengadaan logistik farmasi
mengajukan barang
permintaan Poli gilut
BMHP
2) Perencanaan
Pedoman BP GIGI-Puskesmas Pare | 6
Pengadaan bahan medis poli gigi dan mulut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut
a. Tingkat persediaan di gudang obat Puskesmas maupun POAK,ada dan tidaknya stok
bahan medis maupun non medis
b. Perkiraan jumlah kebutuhan
Menghitung pemakaian bahan medis non medis setiap bulannya,untuk memperkirakan
kebutuhan dalam satu tahun,melalui kartu stok yang ada
c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang
Terhitung 30 hari setelah ada perintah kerja dari petugas pengadaan barang
3) Permintaan
Untuk permintaan bahan medis non medis dilakukan melalui LPLPO. Untuk bahan medis
non medis yang buffer stoknya sudah mulai berkurang, segera mengajukan ke petugas
pengadaan, dengan menuliskan pada buku permintaan barang
4) Penyimpanan
Stok bahan medis non medis kebutuhan poli gigi dan mulut penyimpanan ada di gudang
obat. Untuk stok harian bahan medis non medis disimpan di poli gigi
5) Penggunaan
Disesuaikan dengan kebutuhan

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety)di Unit Pelayanan gigi adalah suatu sistem dimana
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.
Keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat dan berdasarkan atas latar
belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan pasien di Puskesmas Bandar I , salah
satunya di Unit Pelayanan Gigi perlu dilakukan,untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan
terutama didalam melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang
jelas sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.

A. Tujuan Pedoman Keselamatan Pasien

Pedoman BP GIGI-Puskesmas Pare | 7


 Terciptanya budaya keselamatan pasien di Unit Palayanan Gigi
 Meningkatnya akuntabilitas Unit Pelayanan Gigi terhadap pasien dan masyarakat
 Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Unit Pelayanan Gigi
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.
 Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah di Unit
Pelayanan Gigi.
 Sebagai acuan yang jelas bagi petugas di Unit Pelayanan Gigi didalam mengambil
keputusan terhadap keselamatan pasien.
 Sebagai acuan bagi Dokter Gigi dan Perawat Gigi untuk dapat meningkatkan keselamatan
pasien.
 Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah di Unit
Pelayanan Gigi.

B. MANFAAT :
1. Dapat meningkatkan mutu pelayananan yang bekualitas dan citra yang baik bagi Unit
Pelayanan Gigi
2. Agar seluruh personil Unit Pelayanan Gigi memahami tentang tanggung jawab dan rasa
nilai kemanusian terhadap keselamatan pasien.
3. Dapat meningkatkan kepercayaan antara petugas Unit Pelayanan Gigi dan pasien
terhadap tindakan yang akan dilakukan
4. Mengurangi terjadinya KTD di Unit Pelayanan Gigi

Solusi Keselamatan Pasien di Unit Pelayanan Gigi


1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip.
2. Pastikan Identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat akan merujuk pasien ke Unit lain
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated) mis; penggunaan cairan bayclin untuk
merendam alat.
5. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
6. Hindari kesalahan dalam menggunakan alat yang berakibat fatal
7. Gunakan alat injeksi sekali pakai
8. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan infeksi nosokomial

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pedoman Umum
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) poli gigi dan mulut merupakan bagian dari
pengelolaan poli gigi dan mulut secara keseluruhan. Tenaga pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu memenuhi salah satu kriteria standar
pelayanan kedokteran gigi di Indonesia,yaitu melaksanakan Kesehatan Keselamatan (K3).
Prosedur tentang pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja harus dilaksanakan
dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas.
Dokter gigi sebagai penanggungjawab pelayanan gigi di Poli gigi harus dapat memastikan
seluruh tenaga pelayanan yang bekerja di lingkungannya mempunyai pengetahuan tentang
Kesehatan Keselamatan Kerja .
Standar kesehatan dan keselamatan kerja di unit pelayanan gigi (K3) kebijakan
pelaksanaan dan program kesehatan keselamatan kerja, standard pelayanan K3 di unit
pelayanan gigi,standard sarana,program K3 di unit pelayanan gigi, pengelolaan Jasa dan
Barang berbahaya bagi manusia K3 di unit pelayanan gigi, pembina pengawasan,
pencatatan, dan pengawasan.

Pedoman BP GIGI-Puskesmas Pare | 8


Unit pelayanan gigi Puskesmas Bandar I merupakan salah satu unit pelayanan
yang wajib melaksanakan K3 yang bermanfaat baik bagi dokter gigi, perawat gigi,
pengunjung/pengantar, pasien maupun pasien serta masyarakat sekitar.
1. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Keselamatan Kerja Unit Pelayanan Gigi
Setiap petugas unit poli gigi dan mulut wajib melaksanakan pelayanan kesehatan kerja
seperti yang tercantum pada pasal 23 dalam undang – undang kesehatan tahun 1992 :
a. Melaksanakan pendidikan dan pelayanan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan
memberikan bantuan kepada pekerja di unit pelayanan gigi dalam menyesuaikan diri
baik fisik maupun mental terhadap pekerjaannya. Maka diperlukan antara lain :
b. Informasi umum tentang Unit Pelayanan gigi dan fasilitas atau sarana yang terkait
dengan K3.
c. Informasi tentang resiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya.
d. SPO Kerja, SPO Peralatan, SPO Penggunaan alat pelindung diri dan kewajibannya.
e. Orientasi K3 di tempat kerja.
f. Melaksanakan pendidikan, pelatihan atau promosi/penyuluhan kesehatan kerja secara
berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka menciptakan budaya
K3.
g. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental/rohani kemampuan fisik petugas.

B. Penanganan bahan berbahaya dan beracun di unit pelayanan gigi


Dalam penanganan (menyimpan, memindahkan, menangani tumpahan, cara
menggunakan, dll) B3, setiap petugas di unit pelayanan gigi mengetahui betul jenis dan
bahan serta penanganan dengan melihat SPO dan MSDS yang telah ditetapkan.
1. Penanganan untuk personil
a. Mengenali dengan seksama jenis bahan digunakan dan disimpan
b. Membaca petunjuk yang tertera pd kemasan.
c. Peletakan bahan sesuai ketentuan
d. Penempatan bahan pd ruangan sesuai petunjuk
e. Memperhatikan batas waktu pemakaian
f. Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi dan hampa udara
g. Menghindari kebocoran dan tumpahan.
h. Melaporkan bila ada kebocoran bahan gas ( kompresor )
i. Melaporkan bila ada accident atau near miss
2. Penanganan berdasarkan lokasi
Penempatan tabung kompresor harus berada di luar ruangan unit pelayanan gigi karena
untuk menghindari kebocoran gas dan kebisingan suara.
3. Pananganan adminisratif
Disetiap penyimpanan, penggunaan dan pengelolaan B3 harus diberi tanda sesuai dengan
potensi bahaya yang ada dan lokasi tersebut tersedia SPO untuk menangani B3 antara lain:
a. Cara penanggulangan jika terjadi kontaminasi
b. Cara penangggulangan bila terjai kedaruratan
c. Cara penanganan B3

Pedoman BP GIGI-Puskesmas Pare | 9


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Agar upaya peningkatan mutu di poli gigi dan mulut Puskesmas Bandar dilaksanakan
secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar
upaya peningkatan mutu pelayanan.
A. Mutu Pelayanan
1) Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan(komitmen) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
2) Pihak yang berkepentingan dengan mutu
a. Konsumen/pasien
b. Pembayar/asuransi
c. Karyawan
d. Masyarakat
e. Pemerintah
f. Ikatan profesi
3) Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
e. Aspek sosial budaya
4) Mutu terkait dengan input,proses dan output

Pedoman BP GIGI-Puskesmas Pare | 10


Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3
variabel,yaitu:
a. Input adalah segala daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan,seperti: tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi,
organisasi dll. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang
bermutu pula.
b. Proses adalah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen(pasien/masyarakat)
c. Output adalah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi pada
konsumen(pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen tsb.

B. Upaya Peningkatan Mutu


Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya peningkatan mutu pelayanan
Puskesmas Bandar I secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan yang
optimal. Upaya tsb dilakukan melalui :
a. Optimasi tenaga, sarana dan prasarana
b. Pemberian pelayanan sesuai standar profesi dan standar pelayanan yang dilaksanakan
secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan
kesehatan
Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya, sehingga mutu pelayanan
dapat ditingkatkan, angka kesalahan tindakan dapat diperkecil sesuai dengan target mutu
poli gigi dan mulut, serta kepuasan pelanggan dapat selalu ditingkatkan.
Pemantapan mutu di poli gigi dan mulut Puskesmas ................... melalui tahap pre analitik
meliputi kegiatan mempersiapkan sebelum pelayanan, menerima pasien. Tahap analitik
meliputi kegiatan pemeriksaan odontogram, anamnesis, pemeriksaan keluhan utama,
tindakan. Tahap pasca analitik meliputi kegiatan pencatatan hasil pemeriksaan, pelaporan
hasil pemeriksaan ke dalam SIK/Pcare.

Pedoman BP GIGI-Puskesmas Pare | 11


BAB IX
PENUTUP

Pedoman Poli gigi dan mulut yang sudah disusun bersama,sebaiknya menjadi dasar
setiap SDM di poli gigi dan mulut khususnya, dan SDM Puskesmas ........ dalam menjalankan
organisasi demi tercapainya kinerja yang optimal. Pedoman ini bertujuan pada akhirnya untuk
kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal. Seiring perjalanan waktu,sesuai
perkembangan dan tuntutan Pedoman pelayanan organisasi ini akan direvisi apabila
diperlukan.

Pedoman BP GIGI-Puskesmas Pare | 12

Anda mungkin juga menyukai