Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH KABUPATEN BONE

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KAHU
Alamat: Jl. A. Page No. 2 Kel. Palattae Kec Kahu, Telp (0482) 2427100
Email : UPT_puskesmaskahu@yahoo.com

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan menjadi suatu kebutuhan dalam hidup manusia yang
harus dipenuhi oleh negara.Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan pasal 93 dan 94,dinyatakan bahwa pelayanan gigi dan mulut
dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi,pencegahan penyakit gigi,pengobatan
penyakit gigi,dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan secara
terpadu,terintergrasi dan berkesinambungan dan dilaksanakan melalui pelayanan
kesehatan gigi perorangan,pelayanan kesehatan gigi masyarakat,usaha kesehatan
gigi sekolah,serta pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin
ketersediaan tenaga,fasilitas pelayanan,alat dan obat kesehatan gigi dan mulut
dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
aman,bermutu,dan terjangkau oleh masyarakat.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dalam pembangunan kesehatan
mempunyai salah satu fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Puskesmas juga merupakan unit pelaksanateknis Dinas Kesehatan
Kabupaten yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di satu atau sebagian wilayah kecamatan.Pelayanan kesehatan tidak hanya
mencakup pelayanan kesehatan umum,tetapi juga mencakup pelayanan
kesehatan gigi dan mulut.Dengan adanya pelayanan gigi dan mulut diharapkan
masyarakat memiliki perilaku sehat,memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan setinggi-tingginya,khususnya derajat kesehatan gigi dan mulut.

B. Tujuan
Tujuan Pedoman layanan klinis poli gigi ini adalah untuk menjadi acuan bagi
pelaksanaan pelayanan poli gigi di Puskesmas Kahu.

C. RuangLingkup
Lingkup pedoman pelayanan BP gigi diperuntukan khusus untuk kegiatan di poli
gigi Puskesmas Kahu.
1
D. Batasan Operasional
1. BP Gigi dan Mulut
Balai Pengobatan Gigi dan mulut adalah tempat/unit pelayanan yang bertugas
penanganan dan perawatan kesehatan gigi serta seleksi terhadap pasien. Balai
pengobatan gigi merupakan salah satu dari jenis layanan yang ada di Puskesmas kahu
yang memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar, seperti pemeriksaan gigi
dan mulut, konsultasi gigi dan mulut, premedikasi, pencabutan gigi anak-anak,
pencabutan gigi dewasa, penambalan dengan glass ionomer, pembersihan karang
gigi, perawatan pulpa capping.
Selain itu juga memberikan penyuluhan kepada pasien mengenai pentingnya
menjaga kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari menjaga kesehatan pribadi,
serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan
gigi dan mulut.

2. Standar Pelayanan BP Gigi & Mulut


Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat Puskesmas dan sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan pelayanan gigi dan
mulut.

3. Tenaga Profesional
Tenaga pelaksana pada BP Gigi terdiri dari dokter gigi dan perawat gigi.

4. Standar Prosedur Operasional(SPO)


Adalah kumpulan instruksi, langkah-langkah yang telah dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.

5. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang dipergunakan,
aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan pasien untuk kebutuhan
pemeriksaan gigi dan mulut. Ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai
alur pelayanan dan memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah cukup.

6. Peralatan Poli Gigi dan Mulut


Poli Gigi dan Mulut harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan
sesuai dengan layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan secara rutin. Pada
saat instalasi alat maupun saat kerja rutin,peralatan harus diperhatikan menunjukkan
kemampuan atau memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dan harus memenuhi
spesifikasi yang sesuai untuk pemeriksaan yang berhubungan.

2
7. Pemantapan Mutu (Quality Assurance)
kesehatan gigi dan mulut adalah semua kegiatan yang ditujukkan untuk
menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
Pemantapan mutu terbagi menjadi dua yaitu:

a. Pemantapan Mutu Internal (Internal Quality Control)


adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing –
masing tenaga medis kesehatan gigi dan mulut secara terus menerus agar tidak
terjadi atau mengurangi kejadian error / penyimpangan sehingga diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat.
b. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar ruang
kesehatan gigi dan mulut yang bersangkutan untuk memantau dan menilai
penampilan suatu ruang kesehatan gigi dan mulut dalam bidang pemeriksaan
tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh
pihak pemerintah, swasta, atau internasional.
Setiap ruang kesehatan gigi dan mulut wajib mengikuti Pemantapan Mutu
Eksternal yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik
meliputi semua bidang pemeriksaan gigi dan mulut

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
menjadi landasan hukum yang kuat untuk pelaksanaan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014
tentang Puskesmas
5. Perbup Xxx No.59 Tanggal 31-12-2-12 tentang Retribusi

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber daya manusia
Untuk menjalankan pelayanan poli gigi dan mulut didukung oleh tenaga
profesional yang terdiri dari tenaga dokter gigi dan perawat gigi.
1. Penanggung jawab poli gigi dan mulut adalah seorang dokter gigi yang
bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.
Penanggung jawab poli gigi dan mulut memiliki uraian tugas seperti :
a. Mengkoordinir kegiatan poli gigi dan mulut
b. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan
evaluasi (POACE) dalam pelaksanaan tugas dan fungsi poli gigi dan mulut
c. Mengadakan komunikasi dengan tenaga klinis yang lain
d. Memastikan kegiatan di poli gigi dan mulut berjalan sesuai dengan standar
yang sudah ditetapkan
e. Memastikan peralatan di poli gigi dan mulut yang harus terkalibrasi sudah
dilakukan kalibrasi
f. Memberikan usulan program kerja dan anggaran unit poli gigi dan mulut
g. Mengembangkan kemampuan SDM unit poli gigi dan mulut sehingga
berperan aktif terwujudnya pelayanan poli gigi dan mulut yang unggul
h. Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dinas kerja perawat gigi
2. Perawat Gigi
Memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan ruangan poli gigi dan mulut sebelum dan sesudah pelayanan
b. Memanggil pasien
c. Memastikan data pasien yang masuk ke poli gigi dan mulut sesuai
d. Memastikan kuitansi pembayaran pasien benar
e. Melakukan tindakan sesuai kompetensinya sesuai SPO yang ada
f. Meregister pasien yang masuk ke poli gigi dan mulut
g. Menginput data ke simpus/P-care/DMF-T
h. Memberikan data laporan bulanan secara berkala(bulanan,triwulan,tahunan)

B. Distribusi Ketenagaan
No Jabatan PNS D3 D4/S1 S2/spesialis
1 Dokter Gigi 1
2 Perawat Gigi 2 1

C. Jadwal pelayanan
Senin –Kamis : 08.00 – 14.00
Jumat : 08.00 - 11.00
Sabtu : 08.00 – 13.00

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang Poli Gigi Puskesmas Kahu

Keterangan :

= meja dokter = kursi pasien


= dental unit = almari alat
= kursi dokter / perawat
= pintu masuk =kk ompresor
= wastafel

B. Standart fasilitas
Poli Gigi Puskesmas kahu memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :
 1 dental unit
 unit meja administrasi untuk meletakkan rekam medis yang masuk ke poli
gigi,melayani konsultasi pasien,mengisi rekam medis dan administrasi lainnya
 1 unit kursi duduk untuk pasien
 1 unit kursi beroda duduk drg
 3 unit kursi untuk perawat gigi
5
 1 buah tempat sampah medis
 1 buah tempat sampah non medis
 1 lampu bolam
 1 unit wastafel
 1 unit almari
 1 unit almari kaca untuk meletakkan peralatan/instrument
 1 buah dental unit
 1 unit kompresor
 1 unit scaler ultrasonic
 1 light curing unit

6
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Persiapan Pelayanan
 Sebelum memulai pelayanan petugas gigi mempersiapkan ruangan, alat, obat dan
bahan habis pakai untuk menjamin kelancaran pelayanan di BP Gigi.

B. Saat Pelayanan
 Petugas gigi menerima rekam medis dari pendaftaran maupun dari rujukan internal
(apabila ada)
 Memanggil pasien sesuai nomer antrian
 Apabila pasien yang dipanggil tidak ada atau belum ada di tempat, petugas dapat
memanggil pasien berikutnya
 Melakukan pengecekan rekam medis dengan pasien yang dipanggil
 Apabila tidak sesuai, rekam medis dikembalikan ke bagian pendaftaran, apabila
sudah sesuai petugas gigi dapat melakukan anamnesis, pemeriksaan odontogram,
pemeriksaan sesuai keluhan pasien, inform concern sebelum dilakukan tindakan.
 Apabila membutuhkan rujukan internal dapat dilakukan ke poli lain untuk
membantu menegakkan diagnosis.
 Melakukan tindakan, pengobatan sesuai hasil diagnosa
 Melakukan rujukan external apabila membutuhkan konsulen ke tingkat spesialis
atau tidak tersedia alat dan bahan di poli gigi dan mulut
 Apabila sudah dilakukan pemeriksaan, konsultasi maupun tindakan, dibuatkan
tanda pembayaran.
 Apabila pasien mempunyai kartu jaminan, diperhatikan menggunakan kartu
jaminan apa(BPJS/Jamkesmas/Jamkesda), kemudian data pasien, penjaminan,
diagnosis dan tindakan dituliskan dalam form sesuai penjaminan masing-masing,
pasien yang bersangkutan menandatangani form tersebut.
 Untuk pemeriksaan caten(calon penganten) dan Bumil, jangan lupa ditulis di buku
register caten dan bumil.

C. Sesudah pelayanan
 Petugas gigi mencuci alat yang telah dipakai
 Petugas gigi melakukan sterilisasi peralatan

7
 Petugas gigi meregister seluruh kunjungan pasien yang periksa di poli gigi dan
mulut
 Petugas gigi melakukan administrasi maupun kegiatan penunjang lain yang
menjadi tugasnya

8
BAB V
LOGISTIK

A. Alur Permintaan
Keperluan logistik di poli gigi dan mulut meliputi bahan medis habis pakai yang ada di
instalasi farmasi Puskesmas Kahu
Alur permintaan bahan medis dan non medis

Penanggung Bag. pengadaan


jawab poli Gilut Pengadaan logistik farmasi
mengajukan barang
permintaan
BMHP
Poli gilut

B. Perencanaan
Pengadaan bahan medis poli gigi dan mulut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut
a. Tingkat persediaan di gudang obat Puskesmas maupun POAK,ada dan tidaknya
stok bahan medis maupun non medis
b. Perkiraan jumlah kebutuhan
Menghitung pemakaian bahan medis non medis setiap bulannya,untuk
memperkirakan kebutuhan dalam satu tahun,melalui kartu stok yang ada
c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang
Terhitung 30 hari setelah ada perintah kerja dari petugas pengadaan barang

C. Permintaan
Untuk permintaan bahan medis non medis dilakukan melalui LPLPO
Untuk bahan medis non medis yang buffer stoknya sudah mulai berkurang, segera
mengajukan ke petugas pengadaan, dengan menuliskan pada buku permintaan barang

D. Penyimpanan
Stok bahan medis non medis kebutuhan poli gigi dan mulut penyimpanan ada di
gudang obat.
Untuk stok harian bahan medis non medis disimpan di poli gigi .

E. Penggunaan
Disesuaikan dengan kebutuhan.
9
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety)di Unit Pelayanan gigi adalah suatu sistem
dimana membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat dan berdasarkan atas latar
belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan pasien di Puskesmas Kahu , salah
satunya di Unit Pelayanan Gigi perlu dilakukan,untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan
terutama didalam melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman
yang jelas sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.

A. Tujuan Pedoman Keselamatan Pasien


 Terciptanya budaya keselamatan pasien di Unit Palayanan Gigi
 Meningkatnya akuntabilitas Unit Pelayanan Gigi terhadap pasien dan masyarakat
 Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Unit Pelayanan Gigi
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.
 Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah di Unit
Pelayanan Gigi.
 Sebagai acuan yang jelas bagi petugas di Unit Pelayanan Gigi didalam mengambil
keputusan terhadap keselamatan pasien.
 Sebagai acuan bagi Dokter Gigi dan Perawat Gigi untuk dapat meningkatkan
keselamatan pasien.
 Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah di Unit
Pelayanan Gigi.

10
B. Sasaran Keselamatan Pasien
Sasaran keselamatan pasien si unit pelayanan gigi
1. Ketepatan identifikasi pasien
Indikator yang dinilai : Mencocokkan identitas pasien dengan rekam medik
2. Meningkatkan komunikasi efektif
Indikator yang dinilai : Pemberian inform consent
3. Tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat oprasi
Indikator yang dinilai : Pencatatan prosedur rekam medik
4. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Indikator yang dinilai : - Penggunaan APD sesuai kebutuhan
- Tersedia tempat sampah infeksius dan non infeksius
5. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Indikator yang dinilai : Monitoring anastesi / sedasi

11
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pedoman Umum
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) poli gigi dan mulut merupakan bagian dari
pengelolaan poli gigi dan mulut secara keseluruhan. Tenaga pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu memenuhi salah satu kriteria
standar pelayanan kedokteran gigi di Indonesia,yaitu melaksanakan Kesehatan
Keselamatan (K3).
Prosedur tentang pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja harus dilaksanakan
dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas.
Dokter gigi sebagai penanggungjawab pelayanan gigi di Poli gigi harus dapat memastikan
seluruh tenaga pelayanan yang bekerja di lingkungannya mempunyai pengetahuan tentang
Kesehatan Keselamatan Kerja .
Standar kesehatan dan keselamatan kerja di unit pelayanan gigi (K3) kebijakan
pelaksanaan dan program kesehatan keselamatan kerja, standard pelayanan K3 di unit
pelayanan gigi,standard sarana,program K3 di unit pelayanan gigi, pengelolaan Jasa dan
Barang berbahaya bagi manusia K3 di unit pelayanan gigi, pembina pengawasan,
pencatatan, dan pengawasan.
Unit pelayanan gigi Puskesmas Kahu merupakan salah satu unit pelayanan yang
wajib melaksanakan K3 yang bermanfaat baik bagi dokter gigi, perawat gigi,
pengunjung/pengantar, pasien maupun pasien serta masyarakat sekitar.
1. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Keselamatan Kerja Unit Pelayanan Gigi. Setiap
petugas unit poli gigi dan mulut wajib melaksanakan pelayanan kesehatan kerja seperti
yang tercantum pada pasal 23 dalam undang – undang kesehatan tahun 1992 :
a. Melaksanakan pendidikan dan pelayanan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan
memberikan bantuan kepada pekerja di unit pelayanan gigi dalam menyesuaikan
diri baik fisik maupun mental terhadap pekerjaannya. Maka diperlukan antara lain :
b. Informasi umum tentang Unit Pelayanan gigi dan fasilitas atau sarana yang terkait
dengan K3.
c. Informasi tentang resiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya.
d. SOP Kerja, SOP Peralatan, SOP Penggunaan alat pelindung diri dan
kewajibannya.
e. Orientasi K3 di tempat kerja.

12
f. Melaksanakan pendidikan, pelatihan atau promosi/penyuluhan kesehatan kerja
secara berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka menciptakan
budaya K3.
g. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental/rohani kemampuan fisik petugas.

B. Penanganan bahan berbahaya dan beracun di unit pelayanan gigi


Dalam penanganan (menyimpan, memindahkan, menangani tumpahan, cara
menggunakan, dll) B3, setiap petugas di unit pelayanan gigi mengetahui betul jenis dan
bahan serta penanganan dengan melihat SOP dan MSDS yang telah ditetapkan.
1. Penanganan untuk personil
a. Mengenali dengan seksama jenis bahan digunakan dan disimpan
b. Membaca petunjuk yang tertera pd kemasan.
c. Peletakan bahan sesuai ketentuan
d. Penempatan bahan pd ruangan sesuai petunjuk
e. Memperhatikan batas waktu pemakaian
f. Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi dan hampa udara
g. Menghindari kebocoran dan tumpahan.
h. Melaporkan bila ada kebocoran bahan gas ( kompresor )
i. Melaporkan bila ada accident atau near miss

2. Pananganan adminisratif
Disetiap penyimpanan, penggunaan dan pengelolaan B3 harus diberi tanda sesuai
dengan potensi bahaya yang ada dan lokasi tersebut tersedia SOP untuk menangani B3
antara lain:
a. Cara penanggulangan jika terjadi kontaminasi
b. Cara penangggulangan bila terjadi kedaruratan
c. Cara penanganan B3

13
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Agar upaya peningkatan mutu di poli gigi dan mulut Puskesmas Kahu dilaksanakan
secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar
upaya peningkatan mutu pelayanan.
A. Mutu Pelayanan
1. Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan(komitmen) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
2. Pihak yang berkepentingan dengan mutu
a. Konsumen/pasien
b. Pembayar/asuransi
c. Karyawan
d. Masyarakat
e. Pemerintah
f. Ikatan profesi
3. Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
e. Aspek sosial budaya
4. Mutu terkait dengan input,proses dan output
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3 variabel,
yaitu:
a. Input adalah segala daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kesehatan,
seperti: tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi, organisasi dll.
Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu
pula.

14
b. Proses adalah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen(pasien/masyarakat)
c. Output adalah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi pada
konsumen(pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen tsb.

B. Upaya Peningkatan Mutu


Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya peningkatan mutu
pelayanan Puskesmas Kahu secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan
yang optimal. Upaya tsb dilakukan melalui :
a. Optimasi tenaga, sarana dan prasarana
b. Pemberian pelayanan sesuai standar profesi dan standar pelayanan yang
dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan
kesehatan
Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya, sehingga mutu
pelayanan dapat ditingkatkan, angka kesalahan tindakan dapat diperkecil sesuai
dengan target mutu poli gigi dan mulut, serta kepuasan pelanggan dapat selalu
ditingkatkan.
Pemantapan mutu di poli gigi dan mulut Puskesmas Kahu melalui tahap pre
analitik meliputi kegiatan mempersiapkan sebelum pelayanan, menerima pasien.
Tahap analitik meliputi kegiatan pemeriksaan odontogram, anamnesis, pemeriksaan
keluhan utama, tindakan. Tahap pasca analitik meliputi kegiatan pencatatan hasil
pemeriksaan, pelaporan hasil pemeriksaan ke dalam SIK/Pcare.

15
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Poli gigi dan mulut yang sudah disusun bersama,sebaiknya menjadi dasar
setiap SDM di poli gigi dan mulut khususnya, dan SDM Puskesmas Kahu dalam
menjalankan organisasi demi tercapainya kinerja yang optimal. Pedoman ini bertujuan
pada akhirnya untuk kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal. Seiring
perjalanan waktu,sesuai perkembangan dan tuntutan Pedoman pelayanan organisasi ini
akan direvisi apabila diperlukan.

16

Anda mungkin juga menyukai