PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud.
1
ketidaknyamanan serta kurangnya perawatan diri, sering tidak masuk
sekolah, gangguan kognisi, terganggunya kegiatan interpersonal,
gangguan tidur dan berkurangnya energi.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut ini dapat
menjadi pegangan dan arahan bagi tenaga kesehatan gigi, di
Puskesmas dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut.
2
C. RuangLingkup
D. Batasan Operasional
1. Penanganan Kegawatdaruratan Gigi dan Mulut (Oral
Urgent Treatment/OUT) yang terdiri atas 3 elemen mendasar:
E. Landasan Hukum
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal pelayanan
Senin –Kamis : 07.30 - 14.15
Jumat : 07.30 - 11.15
Sabtu : 07.30 – 12.30
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
Keterangan :
= meja = Lemari alat dan bahan
= dental unit
= pintu masuk
B. Standart fasilitas
Poli Gigi Puskesmas Somagede memiliki fasilitas ruangan yang terdiri
dari :
1 dental unit
1 unit meja administrasi untuk meletakkan rekam medis yang
masuk ke poli gigi,melayani konsultasi pasien, mengisi rekam
medis dan administrasi lainnya
1 unit almari
2 unit kursi duduk untuk pasien
1 unit kursi beroda duduk drg
1 buah jam dinding
1 unit kaca tempel dinding
1buah tempat sampah medis
1 buah tempat sampah non medis
1 unit AC
1 lampu
1 unit wastafel
1 unit telephone antar ruang
6
1 unit pengharum ruangan
1 unit sterilisator
1 unit meja untuk meletakkan sterilisator
1 unit kompresor
1 unit scaler ultrasonic
Aplikasi ART dapat dikerjakan oleh dokter gigi dan perawat gigi.
D. INSTRUMEN/ALAT
- Set instrumen gigi dasar (terdiri dari kaca mulut, pinset, sonde)
7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Penyebab :
Abses ini terjadi dari infeksi gigi yang berisi cairan (nanah) dialirkan ke
gusi sehingga gusi yang berada di dekat gigi tersebut membengkak.
Gambaran Klinis:
- Pada pemeriksaan tampak pembengkakan disekitar gigi yang sakit.
Bila abses terdapat di gigi depan atas, pembengkakan dapat
sampai ke kelopak mata, sedangkan abses gigi belakang atas
menyebabkan bengkak sampai ke pipi. Abses gigi bawah
menyebabkan bengkak sampai ke dagu atau telinga dan
submaksilaris.
- Pasien kadang demam, kadang tidak dapat membuka mulut lebar.
- Gigi goyah dan sakit saat mengunyah.
Diagnosis :
Pembengkakan gusi dengan tanda peradangan di sekitar gigi yang
sakit.
Penatalaksanaan :
- Pasien dianjurkan berkumur dengan air garam hangat.
- Jika abses meluas dapat diberikan:
Dewasa : Amoksisilin 500 mg dan Metronidazol 500 mg
setiap 8 jam
8
Anak : Amoksisilin 10-15 mg/kgbb, setiap 6-8 jam
- Simtomatik : Parasetamol atau ibuprofen atau asam mefenamat
Dewasa : 500 mg setiap 6-8 jam
Anak : 10-15 mg/kgbb, setiap 6-8 jam
- Bila tidak ada dokter gigi, maka dirujuk ke dokter gigi untuk
penanganan selanjutnya sesuai dengan indikasi.
- Bila ada dokter gigi dengan fasilitas memadai, maka dapat
dilakukan tindakan lebih lanjut sesuai kompetensi dokter gigi.
KIE
- Tujuan penatalaksanaan : menyembuhkan infeksi, menghilangkan
gejala, mencegah komplikasi
- Pencegahan : menjaga kebersihan gigi dan mulut, menggosok gigi
setiap setelah makan pagi dan sebelum tidur, memeriksakan ke
dokter gigi minimal 2x setahun, makan makanan yang berserat dan
berair.
- Jangan mengunyah hanya pada satu sisi gigi.
2. Pulpitis Akut
Definisi :
Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa
nyeri, merupakan reaksi terhadap toksin bakteri pada karies gigi.
Penyebab :
Penyebab pulpitis yang paling sering ditemukan adalah pembusukan
gigi, penyebab kedua adalah cedera. Pulpa terbungkus dalam dinding
yang keras sehingga tidak memiliki ruang yang cukup untuk
membengkak ketika terjadi peradangan. Yang terjadi hanyalah
peningkatan tekanan di dalam gigi. Peradangan yang ringan jika
berhasil diatasi, tidak akan menimbulkan kerusakan gigi yang
permanen. Peradangan yang berat bisa mematikan pulpa.
Meningkatnya tekanan di dalam gigi bisa mendorong pulpa melalui
ujung akar, sehingga bisa melukai tulang rahang dan jaringan di
sekitarnya.
9
Gambaran Klinis :
- Gigi yang mengalami pulpitis akan nyeri berdenyut, terutama
malam hari. Nyeri ini mungkin menjalar sampai ke daerah sinus dan
pelipis (pulpitis gigi atas) atau ke daerah telinga (pulpitis gigi
bawah).
- Bila kemasukan makanan, karena rangsangan asam, manis, atau
dingin akan terasa sakit sekali. Sakit saat mengunyah menunjukkan
bahwa peradangan telah mencapai jaringan periapikal.
- Gigi biasanya sudah berlubang dalam dan pulpa terbuka.
Diagnosis :
Nyeri dan tanda peradangan.
Penatalaksanaan :
- Bila tidak ada tenaga kesehatan gigi, lubang gigi dibersihkan
dengan ekskavator dan semprit air, lalu dikeringkan dengan kapas
dan dimasukkan pellet kapas yang ditetesi eugenol.
- Berikan analgetik bila diperlukan :
Dewasa : parasetamol 500 mg 3 – 4 x sehari, atau analgesik
lainnya seperti ibuprofen atau asam mefenamat
Anak : parasetamol 10-15 mg/kgBB 3 – 4 x sehari
- Bila sudah ada peradangan jaringan periapikal, lihat Abses gigi
- Dirujuk ke dokter gigi untuk penanganan selanjutnya sesuai dengan
indikasi.
KIE :
- Tujuan penatalaksanaan: menyembuhkan infeksi, menghilangkan
gejala, mencegah komplikasi
- Pencegahan: menjaga kebersihan gigi dan mulut, menggosok gigi
setiap setelah makan pagi dan sebelum tidur, memeriksakan ke
dokter gigi minimal 2x setahun, makan makanan yang berserat dan
berair (sayur dan buah).
10
3. Gingivitis
Definisi :
Gingivitis adalah inflamasi gingiva marginal atau radang gusi.
Penyebab :
Radang gusi ini dapat disebabkan oleh faktor lokal maupun faktor
sistemik. Faktor lokal diantaranya karang gigi, bakteri, sisa makanan
(plak), pemakaian sikat gigi yang salah, rokok, tambalan yang kurang
baik. Faktor sistemik meliputi Diabetes Melitus (DM),
ketidakseimbangan hormon (saat menstruasi, kehamilan, menopause,
pemakaian kontrasepsi), keracunan logam, dan sebagainya.
Gambaran Klinis :
- Pasien biasanya mengeluh mulut bau, gusi bengkak mudah
berdarah, tanpa nyeri, hanya kadang terasa gatal.
- Pada pemeriksaan gusi tampak bengkak, berwarna lebih merah
dan mudah berdarah pada sondasi. Kebersihan mulut biasanya
buruk.
- Ginggivitis herpes biasanya disertai gejala herpes simpleks.
- Tanda di gusi tidak disertai bau mulut.
- Salah satu bentuk radang gusi adalah perikoronitis yang
gejalanya lebih berat: demam, sukar membuka mulut.
Diagnosis :
Peradangan pada gusi.
Penatalaksanaan :
- Pasien dianjurkan untuk memperbaiki kebersihan mulut dan
berkumur dengan 1 gelas air hangat ditambah 1 sendok teh garam,
atau bila ada dengan obat kumur iodium povidon setiap 8 jam
selama 3 hari.
- Bila kebersihan mulut sudah diperbaiki dan tidak sembuh, rujuk ke
Rumah Sakit untuk perawatan selanjutnya. Perlu dipikirkan
kemungkinan sebab sistemik.
11
- Perikoronitis memerlukan antibiotik selama 5 hari: amoksisilin 500
mg setiap 8 jam.
- Di rujuk ke dokter gigi untuk penanganan selanjutnya yaitu
membersihkan karang gigi.
KIE :
- Tujuan penatalaksanaan: menyembuhkan infeksi, menghilangkan
gejala, mencegah komplikasi
- Pencegahan: menjaga kebersihan gigi dan mulut, menggosok gigi
setiap setelah makan pagi dan sebelum tidur, memeriksakan ke
dokter gigi minimal 2x setahun, makan makanan yang berserat dan
berair (sayur dan buah).
- Jangan mengunyah hanya pada satu sisi gigi.
- Alasan rujukan: bila kebersihan mulut sudah diperhatikan dan
penyakit tidak sembuh, perlu dirujuk ke rumah sakit untuk
perawatan selanjutnya.
4. Periodontitis
Definisi :
Peradangan jaringan periodontium yang lebih dalam yang merupakan
lanjutan dari peradangan gingiva.
Penyebab :
Sebagian besar periodontitis merupakan akibat dari penumpukan plak
dan karang gigi (tartar) diantara gigi dan gusi. Akan terbentuk kantong
diantara gigi dan gusi, dan meluas ke bawah diantara akar gigi dan
tulang dibawahnya. Kantong ini mengumpulkan plak dalam suatu
lingkungan bebas oksigen yang mempermudah pertumbuhan bakteri
sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan gigi tersebut tanggal.
Gambaran Klinis :
- Perdarahan gusi
- Perubahan warna gusi
- Bau mulut (halitosis)
12
Diagnosis :
Nyeri pada gingiva
Penatalaksanaan :
- Karang gigi, saku gigi, impaksi makanan dan penyebab lokal
lainnya harus dibersihkan/diperbaiki.
- Pemberian antibiotik amoksisilin 500 mg dan metronidazol 250 mg
setiap 8 jam selama 5 hari.
- Pasien dianjurkan berkumur selama ½ - 1 menit dengan larutan
povidon 1%, setiap 8 jam.
- Bila sudah sangat goyah, gigi harus sudah dicabut.
- Analgesik jika diperlukan.
KIE :
- Tujuan penatalaksanaan : menyembuhkan infeksi, menghilangkan
gejala, mencegah komplikasi.
- Pencegahan: menjaga kebersihan gigi dan mulut, menggosok gigi
setelah makan pagi dan sebelum tidur, memeriksakan ke dokter
gigi minimal 2x setahun, makan makanan yang berserat dan berair
(sayur dan buah).
- Jangan mengunyah hanya pada satu sisi gigi.
5. Perikoronitis Akut
Definisi :
Peradangan jaringan lunak sekitar mahkota gigi yang sedang erupsi,
terjadi pada molar ketiga yang sedang erupsi.
Penyebab :
Bengkak pada gusi di sekitar mahkota gigi akibat dari penumpukan
plak dan sisa makanan diantara gigi dan gusi.
Gambaran Klinis :
- Perdarahan gusi
- Perubahan warna gusi
- Bau mulut (halitosis)
13
Diagnosis :
Adanya riwayat sakit gigi yang sedang erupsi khususnya molar tiga,
peradangan di gusi sekitar mahkota gigi.
Penatalaksanaan :
- Pemberian antibiotik amoksisilin 500 mg dan metronidazol 250 mg
setiap 8 jam selama 5 hari.
- Pasien dianjurkan berkumur selama ½ - 1 menit dengan larutan
povidon iodin1%, setiap 8 jam.
- Pemberian parasetamol 500 mg 3 - 4 x sehari atau analgesik lain
seperti ibuprofen atau asam mefenamat.
- Bila tidak ada dokter gigi, maka dirujuk ke dokter gigi untuk
penanganan selanjutnya sesuai dengan indikasi.
- Bila ada dokter gigi dengan fasilitas memadai, maka dapat
dilakukan tindakan lebih lanjut sesuai kompetensi dokter gigi.
KIE :
- Tujuan penatalaksanaan : menyembuhkan infeksi, menghilangkan
gejala, mencegah komplikasi.
- Pencegahan: menjaga kebersihan gigi dan mulut, menggosok gigi
setiap setelah makan pagi dan sebelum tidur, memeriksakan ke
dokter gigi minimal 2x setahun, makan makanan yang berserat dan
berair (sayur dan buah).
- Jangan mengunyah hanya pada satu sisi gigi.
Penyebab :
Penyebab trauma gigi paling sering adalah jatuh saat bermain,
berolahraga, kecelakaan lalu lintas dan perkelahian.
14
Gambaran Klinis :
- Perdarahan gusi
- Pembengkakan/luka pada wajah
Diagnosis :
Adanya riwayat benturan dapat terjadi secara langsung dan tidak
langsung, trauma gigi secara langsung terjadi ketika benda keras
langsung mengenai gigi, sedangkan trauma gigi secara tidak langsung
terjadi ketika benturan yang mengenai dagu menyebabkan gigi rahang
bawah membentur gigi rahang atas dengan kekuatan tekanan besar
dan tiba-tiba.
Penatalaksanaan :
- Pertolongan pertama dilakukan untuk semua luka pada wajah dan
mulut. Jaringan lunak harus dirawat dengan baik.
- Pembersihan dan irigasi yang perlahan dengan saline akan
membantu mengurangi jumlah jaringan yang mati dan resiko
adanya keadaan anaerobik. Antiseptik permukaan juga digunakan
untuk mengurangi jumlah bakteri.
- Pemberian antibiotik diperlukan hanya sebagai profilaksis bila
terdapat luka pada jaringan lunak sekitar. Apabila luka telah
dibersihkan dengan benar maka pemberian antibiotik harus
dipertimbangkan kembali.
- Simptomatik: pemberian parasetamol 500 mg 3 – 4 x sehari, atau
analgetik lainnya ibuprofen atau asam mefenamat.
- Bila tidak ada dokter gigi, maka dirujuk ke dokter gigi untuk
penanganan selanjutnya sesuai dengan indikasi.
- Bila ada dokter gigi dengan fasilitas memadai, maka dapat
dilakukan tindakan lebih lanjut sesuai kompetensi dokter gigi.
KIE :
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk menyembuhkan infeksi,
menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi.
15
7. Karies Gigi
Definisi :
Penyakit infeksi yang merusak struktur gigi sehingga menyebabkan
lubang pada gigi .
Penyebab :
Adanya sisa makanan yang menempel dan menyebabkan
demineralisasi pada lapisan gigi karena aktifitas dari bakteri.
Gambaran Klinis :
- Adanya Lubang gigi
Diagnosis :
- Adanya riwayat sakit gigi, peradangan di gusi sekitar mahkota gigi
dan dijumpai lubang gigi
Penatalaksanaan :
KIE :
Penatalaksanaan :
KIE :
17
BAB V
LOGISTIK
PJ poli Gilut
mengajukan Bag.
Pengadaan
permintaan pengadaan
barang
BMHP logistik
farmasi
Poli gilut
2. Perencanaan
Pengadaan bahan medis poli gigi dan mulut harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Tingkat persediaan di gudang obat Puskesmas maupun POAK, ada
dan tidaknya stok bahan medis maupun non medis
b. Perkiraan jumlah kebutuhan
Menghitung pemakaian bahan medis non medis setiap bulannya,
untuk memperkirakan kebutuhan dalam satu tahun, melalui kartu
stok yang ada
c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang
Terhitung 30 hari setelah ada perintah kerja dari petugas
pengadaan barang
3. Permintaan
Untuk permintaan bahan medis non medis dilakukan melalui LPLPO.
18
Untuk bahan medis non medis yang buffer stoknya sudah mulai
berkurang, segera mengajukan ke petugas pengadaan, dengan
menuliskan pada buku permintaan barang.
4. Penyimpanan
Stok bahan medis non medis kebutuhan poli gigi dan mulut
penyimpanan ada di gudang obat.
Untuk stok harian bahan medis non medis disimpan di poli gigi, tetapi
untuk obat-obatan yang memerlukan suhu tertentu, disimpan di kulkas
yang ada di ruang laboratorium
5. Penggunaan
Disesuaikan dengan kebutuhan
19
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
21
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pedoman Umum
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) poli gigi dan mulut
merupakan bagian dari pengelolaan poli gigi dan mulut secara
keseluruhan. Tenaga pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia
mempunyai kewajiban untuk selalu memenuhi salah satu kriteria standar
pelayanan kedokteran gigi di Indonesia,yaitu melaksanakan Kesehatan
Keselamatan (K3).
Prosedur tentang pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja
harus dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
puskesmas.
Dokter gigi sebagai penanggungjawab pelayanan gigi di Poli gigi harus
dapat memastikan seluruh tenaga pelayanan yang bekerja di
lingkungannya mempunyai pengetahuan tentang Kesehatan Keselamatan
Kerja .
Standar kesehatan dan keselamatan kerja di unit pelayanan gigi
(K3) kebijakan pelaksanaan dan program kesehatan keselamatan kerja,
standard pelayanan K3 di unit pelayanan gigi, standard sarana, program
K3 di unit pelayanan gigi, pengelolaan Jasa dan Barang berbahaya bagi
manusia K3 di unit pelayanan gigi, pembina pengawasan, pencatatan, dan
pengawasan.
Unit pelayanan gigi Puskesmas Somagede merupakan salah satu
unit pelayanan yang wajib melaksanakan K3 yang bermanfaat baik bagi
dokter gigi, perawat gigi, pengunjung/pengantar, pasien maupun pasien
serta masyarakat sekitar.
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Keselamatan Kerja Unit
Pelayanan Gigi pada setiap petugas unit poli gigi dan mulut wajib
melaksanakan pelayanan kesehatan kerja seperti yang tercantum pada
pasal 23 dalam undang – undang kesehatan tahun 1992 :
a. Melaksanakan pendidikan dan pelayanan/pelatihan tentang
kesehatan kerja dan memberikan bantuan kepada pekerjaa di unit
pelayanan gigi dalam menyesuaikan diri baik fisik maupun mental
terhadap pekerjaannya. Maka diperlukan antara lain :
22
b. Informasi umum tentang Unit Pelayanan gigi dan fasilitas atau
sarana yang terkait dengan K3.
c. Informasi tentang resiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya.
d. SPO Kerja, SPO Peralatan, SPO Penggunaan alat pelindung diri
dan kewajibannya.
e. Orientasi K3 di tempat kerja.
f. Melaksanakan pendidikan, pelatihan atau promosi/penyuluhan
kesehatan kerja secara berkala dan berkesinambungan sesuai
kebutuhan dalam rangka menciptakan budaya K3.
g. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental/rohani
kemampuan fisik petugas.
23
a. Cara penanggulangan jika terjadi kontaminasi
b. Cara penangggulangan bila terjai kedaruratan
c. Cara penanganan B3
24
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
25
b. Proses adalah interaksi profesional interaksi profesional antara
pemberi pelayanan dengan konsumen (pasien/masyarakat)
c. Output adalah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan
yang terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat), termasuk
kepuasan dari konsumen tsb.
26
BAB IX
PENUTUP
Disahkan oleh,
Kepala Puskesmas Somagede
Sukoco,SKM.M.Kes
NIP.196701141992031010
27
28
29
30