Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan menjadi suatu kebutuhan dalam hidup manusia yang
harus dipenuhi oleh negara.Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan pasal 93 dan 94,dinyatakan bahwa pelayanan gigi dan mulut dilakukan
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
peningkatan kesehatan gigi,pencegahan penyakit gigi,pengobatan penyakit
gigi,dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan secara terpadu,terintergrasi
dan berkesinambungan dan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi
perorangan,pelayanan kesehatan gigi masyarakat,usaha kesehatan gigi
sekolah,serta pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan
tenaga,fasilitas pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman,bermutu,dan
terjangkau oleh masyarakat.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dalam pembangunan kesehatan
mempunyai salah satu fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.  Puskesmas juga merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di satu atau sebagian wilayah kecamatan. Pelayanan kesehatan tidak hanya
mencakup pelayanan kesehatan umum, tetapi juga mencakup pelayanan
kesehatan gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut di Puskesmas Jangkar masih
masuk dalam 10 besar penyakit yang ada di Puskesmas Jangkar. Dengan
adanya pelayanan gigi dan mulut diharapkan masyarakat memiliki perilaku
sehat,memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setinggi-
tingginya,khususnya derajat kesehatan gigi dan mulut.

B. Tujuan
Tujuan Pedoman layanan klinis Ruang gigi ini adalah untuk menjadi acuan bagi
pelaksanaan pelayanan Ruang gigi di Puskesmas Jangkar

C. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman pelayanan Ruang Gigi adalah pelayanan dan kegiatan di dalam
dan luar gedung

D. Batasan Operasional
1. Ruang Gigi dan Mulut
Ruang Gigi dan mulut adalah tempat/unit pelayanan yang bertugas
penanganan dan perawatan kesehatan gigi serta seleksi terhadap pasien.

1
Balai pengobatan gigi merupakan salah satu dari jenis layanan yang ada di
Puskesmas Jangkar yang memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
dasar, seperti pemeriksaan gigi dan mulut, konsultasi gigi dan mulut,
premedikasi, pencabutan gigi anak-anak, pencabutan gigi dewasa,
penambalan dengan glass ionomer, penambalan dengan dengan komposit,
pembersihan karang gigi, perawatan pulpa capping, perawatan syaraf, incisi
abses, koreksi oklusi, maupun lepas jahitan kasus gigi.
Selain itu juga memberikan penyuluhan kepada pasien mengenai
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari menjaga
kesehatan pribadi, serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.

2. Standar Pelayanan Ruang Gigi & Mulut


Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat Puskesmas dan
sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
pelayanan gigi dan mulut.

3. Tenaga Profesional
Tenaga pelaksana pada Ruang Gigi terdiri dari dokter gigi dan perawat gigi.

4. Standar Prosedur Operasional (SPO)


Adalah kumpulan instruksi dan langkah-langkah yang telah ditetapkan
untuk melaksanakan kegiatan pelayanan gigi.

5. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang
dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan pasien
untuk kebutuhan pemeriksaan gigi dan mulut. Ruangan harus mempunyai
tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan memperoleh sinar
matahari/cahaya dalam jumlah cukup.

6. Peralatan Ruang Gigi dan Mulut


Ruang Gigi dan Mulut harus dilengkapi dengan semua peralatan yang
diperlukan sesuai dengan layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan
secara rutin. Pada saat instalasi alat maupun saat kerja rutin, peralatan harus
diperhatikan menunjukkan kemampuan atau memenuhi kriteria yang
dipersyaratkan dan harus memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk
pemeriksaan yang berhubungan.

2
7. Pemantapan Mutu (Quality Assurance)
Mutu pelayanan Gigi dilakukan dengan cara monitoring dan evaluasi secara
berkala yang meliputi :
a) Monitoring capaian kinerja yang dilakukan tiap bulan pada saat
pertemuan praminlok
b) Monitoring kesesuaian pelaksanaan kegiatan dan pelayanan gigi
c) Monitoring mutu pelayanan gigi melalui audit internal
d) Monitoring standarisasi sarana dan prasarana Ruang gigi

E. Landasan Hukum
1. UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang
kuat untuk pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
2. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor:296/Menkes/SK/III/2008 tentang
Pengobatan Dasar puskesmas
5. Perbup Xxx No.59 Tanggal 31-12-2-12 tentang Retribusi
6. Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas

3
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Pengertian Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut


Menurut Permenkes Nomor 89 tahun 2015 tentang Upaya Kesehatan
Gigi dan Mulut yang dimaksud Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut adalah
setiap penyelenggaraan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut yang dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan gigi dan mulut perorangan, keluarga,
kelompok atau masyarakat secara paripurna, terpadu dan berkualitas.

B. Tujuan dan Fungsi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut


Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dilakukan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk kegiatan
peningkatan kesehatan gigi dan mulut, pencegahan penyakit gigi dan mulut,
pengobatan penyakit gigi dan mulut, dan pemulihan kesehatan gigi dan mulut

4
BAB III
STANDAR KETENAGAAN

Untuk menjalankan pelayanan Ruang gigi dan mulut didukung oleh tenaga
profesional dan tenaga perawat gigi

A. Kualifikasi Sumber daya manusia


No Jabatan Kompetensi Standar Jumlah tenaga
1. Dokter  S1 Kedokteran Gigi
Gigi  Memiliki STR 1
 Memiliki SIP
2. Perawat  SPRG atau DIII/DIV Keperawatan
Gigi gigi
1
 Memiliki STR
 Memiliki SIP

B. Distribusi Ketenagaan

No Jabatan PNS D3 D4/S1 S2/spesialis


1 Dokter Gigi 1
2 Perawat Gigi 1

C. Jadwal pelayanan
Senin –Kamis : 08.00 - 12.30
Jumat : 08.00 - 10.30
Sabtu : 08.00 - 12.00

5
BAB IV
SARANA DAN PRASARANA

A. Denah Ruang Ruang Gigi Puskesmas Jangkar

Keterangan :
: Lemari

: Sterilisator

: Dental Unit

: Meja Kerja

: Kursi

: Wastafel
: Tempat sampah Non medis
: Tempat sampah medis
: Safety box

B. Standart fasilitas
Ruang Gigi Puskesmas Jangkar memiliki fasilitas ruangan dan alat yang terdiri dari :
1. Ruangan
No Jenis Perlengkapan Jumlah
1 Dental Unit 1
2 Meja Kerja 2
3 Kursi duduk putar 1
4 Kursi 4
5 Lemari alat 2
6 Kaca/cermin 1
7 Wastafel 1
8 Hand towel 1
9 Tempat sampah Medis 1
10 Tempat sampah Non Medis 1
11 AC 1
12 Lampu ruangan 2

2. Alat dan Bahan


No Jenis peralatan Jumlah
1 Kompresor Gigi 1
2 Sonde 4

6
3 Pinset 4
4 Kaca mulut 4
5 Excavator 3
6 Bengkok 2
7 Bein 7
8 Cryer 3
9 Tang cabut depan permanen atas 2
10 Tang cabut premolar permanen atas 2
11 Tang cabut molar permanen atas kiri 1
12 Tang cabut molar permanen atas kanan 1
13 Tang cabut sisa akar seri permanen atas 1
14 Tang cabut sisa akar molar atas permanen 1
15 Tang cabut seri bawah permanen 3
16 Tang cabut premolar bawah permanen 2
17 Tang cabut molar bawah permanen 2
18 Tang cabut sisa akar seri bawah 2
19 Tang cabut sisa akar seri Atas 1
20 Tang cabut molar sulung atas kiri 1
21 Tang cabut molar sulung atas kanan 1
22 Tang cabut sisa akar seri sulung atas 1
23 Tang cabut sisa akar molar sulung atas 1
24 Sterilisator 1
25 Root Elevator Bein Wide Straight 1
26 Root Elevator Bein Small Straight 1
27 Root Elevator Bein Large Straight 1
28 Excavator double ended Large-white 1
29 Excavator double ended Small-white 1
30 Chip Blower 1
31 Mesial 1
32 Distal tooth 1
33 Amalgam pluger double ended Large 1
34 Amalgam pluger double ended Small 1
35 Dressing tweezer plier 1
36 Scaller black type hoe left and right 1
37 Scaller sickle type 1
38 Scallaer Hook type 1
39 Explorer half moon 1
40 Explorer straight 1
41 Cement spatula 1
42 Bone rongeurs dental instrumen 15 cm 1
43 Upper incissor/cuspid, ss for adult 1
44 Upper root bicuspeed/premolar, ss for adult 1

7
Extracting forcep upper root bayonet pattern, ss for
45 1
adult
46 Upper molar, right side, ss for adult 1
Extracting forcep for lower bicusped and caninus,
47 1
ss for adult
48 Lower root, ss for adult 1
49 Upper wisdom, ss for adult 1
50 Lower molar, ss for adult 1
51 Upper incissor for children 1
52 Upper root, ss for children 1
53 Upper molar, ss for children 1
54 Lower molar, ss for children 1
55 Lower root, ss for children 1
56 Lower incissors, ss for children 1
57 Mouth morror handle 1
58 Vertical pressure 1
59 Sfiqmomanometer 1
60 Stetoskop 1
61 Safety box 1

3. Bahan Habis Pakai


No Jenis Bahan Jumlah
1 Betadine atau desinfektan lainnya Sesuai Kebutuhan
2 Lidocain HCL 2% Sesuai Kebutuhan
3 Glass Ionomer Sesuai Kebutuhan
4 EthylCloride Sesuai Kebutuhan
5 Alkohol Sesuai Kebutuhan
6 Spuit Sesuai Kebutuhan
7 Kasa Sesuai Kebutuhan
8 Kapas Sesuai Kebutuhan
9 Masker Sesuai Kebutuhan
10 Sarung tangan Sesuai Kebutuhan
11 Sabun cuci tangan Sesuai Kebutuhan
12 Handrub Sesuai Kebutuhan
13 Tisu Sesuai Kebutuhan
14 Bayclin Sesuai Kebutuhan
15 Sabun cuci Sesuai Kebutuhan

8
4. Pencatatan dan pelaporan
No Jenis Peralatan Jumlah
1 Buku register pelayanan Sesuai Kebutuhan
2 Formulir Informed Consent Sesuai Kebutuhan
3 Formulir lain yang dibutuhkan pelayanan Sesuai Kebutuhan

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1) Permintaan
Untuk bahan medis non medis yang buffer stoknya sudah mulai berkurang,
segera mengajukan ke petugas pengadaan
2) Penyimpanan
Stok bahan medis non medis kebutuhan Ruang gigi dan mulut penyimpanan ada
di gudang obat. Untuk stok harian bahan medis non medis disimpan di Ruang
gigi,tetapi untuk obat-obatan yang memerlukan suhu tertentu, disimpan di kulkas
yang ada di ruang obat
3) Penggunaan
Disesuaikan dengan kebutuhan

9
BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Persiapan Pelayanan
Sebelum memulai pelayanan petugas gigi mempersiapkan ruangan dan alat
untuk menjamin kelancaran pelayanan di Ruang Gigi.

B. Saat Pelayanan
 Petugas gigi menerima rekam medis dari pendaftaran maupun dari rujukan
internal(apabila ada)
 Memanggil pasien sesuai nomer antrian
 Apabila pasien yang dipanggil tidak ada atau belum ada di tempat, petugas
dapat memanggil pasien berikutnya
 Melakukan pengecekan  rekam medis dengan pasien yang dipanggil
 Apabila  tidak sesuai, rekam medis dikembalikan ke bagian pendaftaran,
apabila sudah sesuai petugas gigi dapat melakukan anamnesis, pemeriksaan
odontogram, pemeriksaan sesuai keluhan pasien, inform concern sebelum
dilakukan tindakan, baru dilakukan tindakan selanjutnya
 Apabila membutuhkan rujujan internal dapat dilakukan ke Ruang lain untuk
membantu menegakkan diagnosis
 Melakukan rujukan external apabila membutuhkan konsulen ke tingkat
spesialis atau tidak tersedia alat dan bahan di Ruang gigi dan mulut
 Apabila sudah dilakukan pemeriksaan, konsultasi maupun tindakan, pasien
diberikan resep obat sesuai dengan indikasi
 Apabila pasien mempunyai kartu jaminan, diperhatikan menggunakan kartu
jaminan apa (BPJS/Jamkesmas/Jamkesda/Jamkesta dll), kemudian data
pasien, nomer penjaminan, diagnosis dan tindakan dituliskan dalam form
sesuai penjaminan masing-masing
 Untuk pemeriksaan Bumil, jangan lupa ditulis di buku register bumil

C. Sesudah pelayanan
 Petugas gigi melakukan pencucian alat yang sudah terpakai
 Petugas gigi melakukan sterilisasi peralatan
 Petugas gigi meregister seluruh kunjungan pasien yang periksa di Ruang gigi
dan mulut
 Petugas gigi menginput data ke Sikda/P-Care
 Petugas  gigi melakukan kegiatan penunjang lain yang menjadi tugasnya

10
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety) di Unit Pelayanan gigi adalah suatu


sistem dimana membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko, Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
Keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat dan berdasarkan
atas latar belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan pasien di
Puskesmas Jangkar, salah satunya di Unit Pelayanan Gigi perlu dilakukan,untuk
dapat meningkatkan mutu pelayanan terutama didalam melaksanakan keselamatan
pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang jelas sehingga angka kejadian KTD
dapat dicegah sedini mungkin.

A. Tujuan Keselamatan Pasien


 Terciptanya budaya keselamatan pasien di Unit Palayanan Gigi
 Meningkatnya akuntabilitas Unit Pelayanan Gigi terhadap pasien dan
masyarakat
 Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Unit Pelayanan Gigi
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
 Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan
terarah di Unit Pelayanan Gigi.
 Sebagai acuan yang jelas bagi petugas di Unit Pelayanan Gigi di dalam
mengambil keputusan terhadap keselamatan pasien.
 Sebagai acuan bagi Dokter Gigi dan Perawat Gigi untuk dapat
meningkatkan keselamatan pasien.
 Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan
terarah di Unit Pelayanan Gigi.

B. MANFAAT :
1. Dapat meningkatkan mutu pelayananan yang bekualitas dan citra yang
baik bagi Unit Pelayanan Gigi
2. Agar seluruh personil Unit Pelayanan Gigi memahami tentang tanggung
jawab dan rasa nilai kemanusian terhadap keselamatan pasien.
3. Dapat meningkatkan kepercayaan antara petugas Unit Pelayanan Gigi 
dan pasien terhadap tindakan yang akan dilakukan

11
4. Mengurangi terjadinya KTD di Unit Pelayanan Gigi

Solusi Keselamatan Pasien di Unit Pelayanan Gigi


1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip.
2. Pastikan Identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat  akan merujuk pasien ke Unit lain
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
 Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated) mis; penggunaan cairan
bayclin untuk merendam alat.
5. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
6. Hindari kesalahan dalam menggunakan alat yang berakibat fatal
7. Gunakan alat injeksi sekali pakai
8. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan infeksi
nosokomial

12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pedoman Umum
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Ruang gigi dan mulut merupakan
bagian dari pengelolaan Ruang gigi dan mulut secara keseluruhan. Tenaga
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia mempunyai kewajiban untuk
selalu memenuhi salah satu kriteria standar pelayanan kedokteran gigi di
Indonesia,yaitu melaksanakan Kesehatan Keselamatan  (K3).
Prosedur tentang pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja harus
dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas. Dokter
gigi sebagai penanggungjawab pelayanan gigi di Ruang gigi harus dapat
memastikan seluruh tenaga pelayanan yang bekerja di lingkungannya mempunyai
pengetahuan tentang Kesehatan Keselamatan Kerja.
Standar kesehatan dan keselamatan kerja di unit pelayanan gigi (K3)
kebijakan pelaksanaan dan program kesehatan keselamatan kerja, standard
pelayanan K3 di unit pelayanan gigi, standard sarana,program K3 di unit
pelayanan gigi, pengelolaan Jasa dan Barang berbahaya bagi manusia K3 di unit
pelayanan gigi, pembina pengawasan, pencatatan, dan pengawasan.
Unit pelayanan gigi Puskesmas Jangkar merupakan salah satu unit 
pelayanan yang wajib melaksanakan K3 yang bermanfaat baik bagi dokter gigi,
perawat gigi, pengunjung/pengantar, pasien maupun pasien serta masyarakat
sekitar.
1. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Keselamatan Kerja Unit Pelayanan Gigi
Setiap petugas unit Ruang gigi dan mulut  wajib melaksanakan pelayanan
kesehatan kerja seperti yang tercantum pada pasal 23 dalam undang –
undang kesehatan tahun 1992 :
a. Melaksanakan pendidikan dan pelayanan/pelatihan tentang kesehatan
kerja dan memberikan bantuan kepada pekerjaa di unit pelayanan gigi
dalam menyesuaikan diri baik fisik maupun mental terhadap
pekerjaannya. Maka diperlukan antara lain :
b. Informasi umum tentang Unit Pelayanan gigi dan fasilitas atau sarana
yang terkait dengan K3.
c. Informasi tentang resiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya.
d. SPO Kerja, SPO Peralatan,  SPO Penggunaan alat pelindung diri dan
kewajibannya.
e. Orientasi K3 di tempat kerja.
f. Melaksanakan pendidikan, pelatihan atau promosi/penyuluhan
kesehatan kerja secara berkala dan berkesinambungan sesuai
kebutuhan dalam rangka menciptakan budaya K3.

13
g. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental/rohani kemampuan fisik
petugas.

B. Penanganan bahan berbahaya dan beracun di unit pelayanan gigi


Dalam penanganan (menyimpan, memindahkan, menangani tumpahan,
cara menggunakan, dll) bahan berbahaya dan beracun, setiap petugas di unit
pelayanan gigi mengetahui betul jenis dan bahan serta penanganan dengan
melihat SPO yang telah ditetapkan.
1. Penanganan untuk personil
a. Mengenali dengan seksama jenis bahan digunakan dan disimpan
b. Membaca petunjuk yang tertera pd kemasan
c. Peletakan bahan sesuai ketentuan
d. Penempatan bahan pada ruangan sesuai petunjuk
e. Memerhatikan batas waktu pemakaian
f. Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi dan hampa udara
g. Menghindari kebocoran dan tumpahan
h. Melaporkan bila ada kebocoran bahan gas (kompresor)
i. Melaporkan bila ada accident atau near miss
2. Penanganan berdasarkan lokasi
Memperhatikan penempatan tabung kompresor untuk menghindari kebocoran
gas dan kebisingan suara
3. Pananganan adminisratif
Disetiap penyimpanan, penggunaan dan pengelolaan B3 harus diberi tanda
sesuai dengan potensi bahaya yang ada dan lpkasi tersebut tersedia SPO
untuk menangani B3 antara lain:
a. Cara penanggulangan jika terjadi kontaminasi
b. Cara penangggulangan bila terjai kedaruratan
c. Cara penanganan B3

14
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Agar upaya peningkatan mutu di Ruang gigi dan mulut Puskesmas Jangkar
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan
bahasa tentang konsep dasar upaya peningkatan mutu pelayanan.

A. Mutu Pelayanan
1. Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise,atau keahlian dan keterikatan(komitmen) yang
selalu dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
2. Pihak yang berkepentingan dengan mutu
a. Konsumen/pasien
b. Pembayar/asuransi
c. Karyawan
d. Masyarakat
e. pemerintah
f. Ikatan profesi
3. Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
e. Aspek sosial budaya
4. Mutu terkait dengan input,proses dan output
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3
variabel,yaitu:
a. Input adalah segala daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan, seperti: tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan,
teknologi, organisasi dll. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan
dukungan input yang bermutu pula.
b. Proses adalah interaksi profesional interaksi profesional antara pemberi
pelayanan dengan konsumen(pasien/masyarakat)
c. Output adalah hasil pelayanan kesehatan,merupakan perubahan yang
terjadi pada konsumen(pasien/masyarakat),termasuk kepuasan dari
konsumen tsb.

15
B. Upaya Peningkatan Mutu
Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya peningkatan
mutu pelayanan Puskesmas Jangkar secara efektif dan efisien agar tercapai
derajat kesehatan yang optimal.Upaya tsb dilakukan melalui :
a. Optimasi tenaga,sarana dan prasarana
b. Pemberian pelayanan sesuai standar profesi dan standar pelayanan yang
dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan
pasien
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna,hasil penelitian dan pengembangan
pelayanan kesehatan
Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya,sehingga
mutu pelayanan dapat ditingkatkan,angka kesalahan tindakan dapat diperkecil
sesuai dengan target mutu Ruang gigi dan mulut,serta kepuasan pelanggan dapat
selalu ditingkatkan.
Pemantapan mutu di Ruang gigi dan mulut Puskesmas Jangkar melalui
tahap pre analitik meliputi kegiatan mempersiapkan  sebelum pelayanan,
menerima pasien. Tahap analitik meliputi kegiatan anamnesis, pemeriksaan
keluhan utama, tindakan. Tahap pasca analitik meliputi kegiatan pencatatan hasil
pemeriksaan, pelaporan hasil pemeriksaan ke dalam Sikda/Pcare.

16
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Ruang gigi dan mulut yang sudah disusun bersama,sebaiknya


menjadi dasar setiap SDM di Ruang gigi dan mulut khususnya, dan SDM
Puskesmas Jangkar dalam menjalankan organisasi demi tercapainya kinerja yang
optimal. Pedoman ini bertujuan pada akhirnya untuk kepuasan pelanggan, baik
internal maupun eksternal. Seiring perjalanan waktu, sesuai perkembangan dan
tuntutan Pedoman pelayanan organisasi ini akan direvisi apabila diperlukan.

17

Anda mungkin juga menyukai