Anda di halaman 1dari 17

18

BAB III
NILAI-NILAI ASN, AKTUALISASI, HABITUASI DAN ANALISIS

A. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara


Penyelenggaran pelatihan dasar pada pegawai ASN bertujuan untuk
penguatan nilai-nilai dasar profesi ASN yang merupakan nilai-nilai yang harus
ditanamkan oleh seluruh ASN, meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung-jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas memiliki aspek-aspek yang mencakup beberapa hal yaitu:
 Akuntabilitas adalah sebuah hubungan.
 Akuntabilitas berorientasi pada hasil.
 Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan.
 Akuntabilitas memerlukan konsekuensi.
 Akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Nilai-nilai dasar yang terkandung pada aspek akuntabilitas antara lain:
1) Jujur.
2) Transparan.
3) Integritas.
4) Tanggung-jawab.
5) Keadilan.
6) Kepercayaan.
7) Keseimbangan.
8) Kejelasan target.
9) Konsisten.
10) Partisipatif.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dapat dirumuskan sebagai satu paham yang menciptakan
dan mempertahankan kedaulatan sebuah Negara dengan mewujudkan satu

18
19

identitas sebagai ikatan bersama dalam satu kelompok. Nasionalisme Pancasila


adalah pandangan atau paham kecintaan Warga Negara Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Dengan
adanya nilai-nilai Pancasila diharapkan setiap ASN memiliki rasa nasionalisme
yang kuat dan lebih memikirkan kepentingan publik, bangsa dan Negara
dibanding kepentingan pribadi dalam menjalankan tugasnya.
Nilai-nilai dasar nasionalisme adalah:
1) Religius.
2) Amanah.
3) Disiplin.
4) Non diskriminasi.
5) Saling menghormati.
6) Persamaan derajat.
7) Rela berkorban.
8) Kerjasama.
9) Cinta tanah air.
10) Musyawarah.
11) Kepentingan bersama.
12) Kerja keras.
13) Menghargai karya orang lain.
14) Menghormati keputusan bersama.
15) Tenggang rasa.

3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik, yaitu:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945.
3) Melaksanakan tugas secara professional dan tidak berpihak.
20

4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.


5) Non diskriminatif.
6) Beretika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8) Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap, cepat, tepat dan akurat.
9) Berdaya guna dan berhasil guna.
10) Santun dalam berkomunikasi, berkonsultasi dan bekerjasama.
11) Transparan.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Penilaian mutu berdasarkan subyektifitas seseorang, maka dari itu untuk
mengukur penilaian tersebut perlu adanya standar pelayanan sehingga sebuah
mutu pelayanan dapat terkontrol dengan baik. Berikut ini adalah nilai-nilai
yang perlu diperhatikan dalam komitemen mutu antara lain:
1) Bekerja dengan berorientasi pada mutu.
2) Inovatif.
3) Selalu melakukan perbaikan mutu.
4) Membangun komitmen pegawai untuk jangka panjang.
5) Membangun kerjasama kolegial antar pegawai yang dilandasi kepercayaan
dan kejujuran.
6) Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal maupun
eksternal.
7) Menampilkan kinerja tanpa cacat dan tanpa pemborosan, sejak memulai
setiap pekerjaan.
8) Efektif dan efisien dalam bekerja.
21

5. Anti Korupsi
Korupsi adalah tindakan melanggar hukum dengan tujuan untuk
memperkaya diri sendiri maupun golongan. Nilai-nilai yang terkandung dalam
aspek anti korupsi antara lain:
1) Jujur.
2) Peduli.
3) Mandiri.
4) Disiplin.
5) Tanggung-jawab.
6) Kerja keras.
7) Sederhana.
8) Berani.
9) Adil.

B. Aktualisasi
‘Aktualisasi’ berasal dari kata dasar ‘aktual’ yang berarti nyata/ benar-benar
terjadi/ sesungguhnya ada. Dengan mengacu kepada pengertian tersebut, maka
aktualisasi memiliki pengertian sebagai suatu proses untuk menjadikan
pengetahuan dan pemahaman yang telah dimiliki terkait substansi mata pelatihan
yang telah dipelajari dapat menjadi aktual/ nyata/ terjadi/ sesungguhnya ada.
Proses yang perlu dilakukan berdasarkan pengertian aktualisasi dalam suatu
proses pembelajaran atau pelatihan adalah bentuk kemampuan peserta dalalm
menerjemahkan teori ke dalam praktik, mengubah konsep menjadi konstruk,
menjadikan gagasan sebagai kegiatan (realita) memperhatikan tuntutan
pembelajaran yang telah dipelajari (LAN, 2017:8).
Aktivitas peserta berdasarkan jawaban dari setiap pertanyaan dan dilakukan
berulang-ulang maka pada akhurnya akan menggambarkan adanya proses
habituasi. Peserta Pelatihan Dasar Calon PNS perlu menyadari bahwa kemampuan
mengidentifikasi dan menetapkan isu adalah hal pertama yang harus ditunjukkan
atau sebagai pintu gerbang pertama menuju keberhasilan penyusunan rancangan
aktualisasi (LAN, 2017:11).
22

C. Habituasi
Habituasi secara harfiah diartikan sebagai sebuah proses pembiasaan
pada/atau dengan “sesuatu” supaya menjadi terbiasa atau terlatih untuk melakukan
“sesuatu” yang bersifat instrinsik pada lingkungan kerjanya. Mengadopsi
pendapatnya Samani dan Haryanto (2011:239) tentang habituasi, peserta Pelatihan
Dasar Calon PNS dalam pembelajaran agenda habituasi difasilitasi untuk
menghasilkan suatu penciptaan situasi dan kondisi (persistence life situation)
tertentu yang memungkinkan peserta melakukan proses pembiasaan untuk
berperilaku sesuai kriteria tertentu. Penciptaan tersebut diarahkan pada
pembentukan karakter sehingga karakter diri ideal melalui proses internalisasi dan
pembiasaan diri melalui intervensi (stimulus) tertentu yang akan dilakukan pada
pelaksanaan tugas jabatan di tempat kerja. Indikator keberhasilan pembelajaran
agenda Habituasi adalah teridentifikasinya suatu kondisi nyata yang terjadi di
dalam lingkungan kerja dan secara spesifik terkait dengan tuntutan pelaksanaan
tugas jabatannya, sebagai suatu isu yang mucul dan harus dipecahkan (LAN,
2017:11-12).

D. Analisis
Menurut kamus Bahasa Indonesia, pengertian analisis adalah penyelidikan
terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya (sebab-musabah, duduk perkaranya dan sebagainya)
(KBBI, 2008 : 58). Analisa berasal dari kata Yunani Kuno “analisis” yang berarti
melepaskan. Analisis terbentuk dari dua suku kata yaitu “ana” yang berarti
kembali dan “lucin” yang berarti melepas. Sehingga pengertian analisa yang suatu
usaha dalam mengamati secara detail pada suatu hal atau benda dengan cara
mengurai komponen-komponen pembentuknya atau menyusun komponen
tersebut untuk dikaji lebih lanjut.
23

Tabel 3.1 Kegiatan Aktualisasi

Kegiatan 1 Melakukan konsultasi ke Kepala


Puskesmas
Jadwal Habituasi 23 s/d 27 Januari 2020
Daftar Lampiran Surat Izin/Rekomendasi, dan foto.
Jika nilai-nilai dasar ANEKA tidak diaktualisasikan dalam kegiatan ini maka
akan berdampak pada tidak terstrukturnya kegiatan sehingga kegiatan tidak dapat
berjalan secara optimal.
Habituasi
Nilai-nilai dasar yang melandasi:
Etika Publik
Saya meminta izin dengan sopan untuk melaksanakan rancangan aktualisasi di
Puskesmas, menjelaskan dengan bahasa yang santun mekanisme rancangan
aktulisasi yang akan dilaksanakan, serta mendengarkan arahan dan bimbingan
Kepala Puskesmas dengan penuh perhatian.
Akuntabilitas
Saya menjelaskan secara rinci mekanisme rancangan aktualisasi yang akan
dilaksanakan kepada Kepala Puskesmas.
Proses dan Kualitas Produk
Kegiatan melaksanakan konsultasi dengan Kepala Puskesmas mengenai rencana
pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan, saya melaksanakan tahapan kegiatan
sebagai berikut:
1. Menemui Kepala Puskesmas dan meminta izin melaksanakan aktualisasi di
Puskesmas Ketapang
2. Menjelaskan rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan kepada Kepala
Puskesmas
3. Meminta arahan dan bimbingan Kepala Puskesmas
Setelah melaksanakan tahapan kegiatan diatas, maka output yang diperoleh dari
kegiatan konsultasi dengan Kepala Puskemas adalah mendapatkan izin
melaksanakan aktualisasi di Puskemas, foto, dan notulensi arahan Kepala
Puskesmas mengenai rancangan aktualisasi yang akan dilakukan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan.
24

Manfaat
Jika nilai-nilai ANEKA dapat diaktualisasikan pada kegiatan ini, maka
pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat dilaksanakan secara optimal sesuai dengan
rencana kegiatan aktualisasi dan akan didapat tujuan kegiatan dari setiap tahap
kegiatan yang direncanakan.
Perwujudan Visi dan Misi Organisasi
Dengan melakukan konsultasi dengan kepala sekolah, maka akan Meningkatkan
kualitas SDM puskesmas di dalam instansi sesuai dengan misi puskesmas yaitu
“Meningkatkan kualitas SDM secara berkelanjutan sesuai kompetensi yang
dibutuhkan”.
Penguatan Nilai Organisasi
Dengan melakukan konsultasi dengan kepala Puskemas, adanya keterkaitan nilai
sinkronisasi, koordinasi, dan integritas (WOG).

Dokumentasi

Gambar 3.1 Melaksanakan konsultasi ke Kepala Puskemas


25

Gambar 3.2 Mendapat izin melaksanakan aktualisasi di Puskemas


26

Gambar 3.3 Notulensi arahan Kepala Puskesmas


27

Kegiatan 2 Mempersiapkan Materi Sosialisasi


Diare
Jadwal Habituasi 28 Januari s/d 1 Februari 2020
Daftar Lampiran Materi Sosialisasi, Brosur/Leaflet,
Foto
Kegiatan menyiapkan materi dan berkoordinasi juga sangat penting dilakukan
dalam suatu organisasi untuk menyelaraskan setiap persepsi. Hal ini juga saya
lakukan di dalam kegiatan aktualisasi di Puskesmas Ketapang Nusantara. Kepala
Puskesmas dan staf lain juga saya ajak untuk memberikan pendapatnya tentang
kegiatan aktualisasi yang akan saya laksanakan.
Habituasi
Nilai-nilai dasar yang melandasi:
Komitmen Mutu
Saya menyusun materi sosialisasi sehingga efektif dan bermanfaat untuk pasien.
Nasionalisme:
Menghargai pendapat Kepala Puskesmas dalam menyusun materi sosialisasi.
Etika Publik
Mengikutsertakan Kepala Puskesmas serta rekan sejawat saat menyusun materi.
Proses dan Kualitas Produk
Kegiatan mempersiapkan materi sosialisasi diare, saya melaksanakan tahapan
kegiatan sebagai berikut:
1. Mencari sumber kepustakaan terkait
2. Koordinasi bersama kepala puskesmas terkait materi yang akan
diinformasikan kepada pasien/keluarga pasien
3. Menyusun materi yang akan disampaikan dalam disosialisasi
Setelah melaksanakan tahapan kegiatan diatas, maka output yang diperoleh dari
kegiatan mempersiapkan materi sosialisasi diare adalah adanya materi sosialisasi
berupa brosur/leaflet dan foto.
Manfaat
Seluruh staf memberikan partisipasi dan dukungannya agar kegiatan aktualisasi
dapat berjalan dengan lancar.bertujuan untuk mengidentifikasi informasi apa yang
sangat dibutuhkan masyarakat nantinya. dengan berkoordinasi dalam menyiapkan
materi, maka kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan tidak dapat berjalan dengan
28

semestinya
Perwujudan Visi dan Misi Organisasi
Dengan mempersiapkan materi sosialisasi diare dapat mewujudkan misi
Puskemas yaitu “Mengembangkan sarana dan mutu pelayanan sesuai kebutuhan
masyarakat”.
Penguatan Nilai Organisasi
Setelah dilaksanakannya kegiatan mempersiapkan materi sosialisasi diare dapat
meningkatkan Profesionalitas, Keterpaduan, Efektif dan Efesien (Manajemen
ASN).

Dokumentasi

Gambar 3.4 Mempersiapkan materi

Kegiatan 3 Pelaksanaan Penanganan Diare


29

Secara Langsung Pada Pasien

Jadwal Habituasi 3 s/d 21 Februari 2020


Daftar Lampiran Foto, video
Sosialisasi penanganan diare adalah merupakan kegiatan penambahan
pengetahuan tentang diare dan penanganannya pada masyarakat melalui pojok
oralit dengan media brosur/leaflet dan konseling. Dengan kata lain sosialisasi
penanganan diare adalah memberikan atau menyampaikan informasi penting
tentang diare yang merupakan salah satu faktor penyebab stunting secara langsung
kepada pasien atau keluarga sehingga masyarakat paham apa yang akan
dilakukan jika mengalami diare.
Disamping itu, selain pemberian informasi melalui media konseling dan
brosur/leaflet, dilakukannya pemberian informasi secara langsung cara pembuatan
oralit sebagai salah satu penanganan pertama dalam kasus diare saat
pasien/keluarga berada di rumah.
Dengan adanya sosialisasi penanganan diare di Puskesmas akan membentuk
kepribadian masyarakat menjadi lebih tahu dan mengubah perilaku masyarakat
baik secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan kesadaran akan nilai
kesehatan.
Habituasi
Nilai-nilai dasar yang melandasi:
Akuntabilitas:
Saya menyiapkan pojok oralit sebagai media informasi penanganan dan
pencegahan diare dengan penuh rasa tanggung jawab.
Komitmen Mutu:
Media informasi pojok oralit yang saya gunakan untuk penanganan/pencegahan
diare merupakan media yang belum pernah digunakan di Puskesmas Ketapang
Nusantara dan mampu meningkatkan pengetahuan pasien/keluarga pasien, karena
metode yang saya gunakan adalah konseling beserta media baca yang bisa dibawa
pulang pasien.
Etika Publik
Dalam memberikan sosialisasi saya memperlakukan pasien/keluarga pasien
dengan ramah dan adil.
30

Nasionalisme:
Saya menjelaskan cara membuat oralit kepada pasien/keluarga pasien dengan jelas
dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Proses dan Kualitas Produk
Kegiatan pelaksanaan penanganan diare secara langsung pada pasien, saya
melaksanakan tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Membuat pojok oralit.
b. Menjelaskan kepada pasien/keluarga seputar penyebab diare, penanganan, efek
dan keterkaitan diare dengan stunting.
c. Menjelaskan cara pembuatan oralt pada pasien/keluarga.
Setelah melaksanakan tahapan kegiatan diatas, maka output yang diperoleh dari
kegiatan adalah foto dan video.
Manfaat
Jika nilai-nilai ANEKA dapat diaktualisasikan pada kegiatan ini, maka
pelaksanaan kegiatan pelaksanaan penanganan diare secara langsung pada pasien
dapat dilaksanakan secara optimal sesuai dengan tahapan rencana kegiatan
aktualisasi yang direncanakan dan didapatkan hasil dari kegiatan ini secara
maksimal untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Perwujudan Visi dan Misi Organisasi
Dengan sosialisasi yang dilakukan dapat mewujudkan misi Puskemas yaitu:
a) Mengatasi masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Ketapang Nusantara dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
b) Mendorong kemandirian hidup sehat masyarakat melalui pengembangan
kompetensi bersumber masyarakat.
Penguatan Nilai Organisasi
Setelah dilaksanakannya kegiatan sosialisasi dapat meningkatkan Kompetensi,
Tanggung jawab, Giat, Loyalitas, dan Efesien.

Dokumentasi
31

Gambar 3.5 Pelaksanaan penanganan diare secara langsung pada pasien


Kegiatan 4 Evaluasi Kegiatan
32

Jadwal Habituasi 3 s/d 21 Februari 2020


Daftar Lampiran Laporan kegiatan, Daftar Tilik
Kegiatan evaluasi kegiatan dilakukan untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat
keberhasilan memberikan informasi. Hal ini saya lakukan setelah memberikan
sosialisasi seputar diare dan kaitannya dengan stunting serta memperagakan cara
membuat oralit di Puskesmas Ketapang Nusantara. Apabila terdapat kritik dan
saran berupa masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas
Ketapang Nusantara maka secepatnya di lakukan evaluasi dan penambahan
informasi sesuai yang dibutuhkan masyarakat.
Habituasi
Nilai-nilai dasar yang melandasi:
Akuntabilitas:
Saya melakukan evaluasi untuk memastikan informasi yang diberikan diterima
dengan baik oleh pasien/keluarga serta membuat laporan kegiatan dengan detail
dan jelas.
Komitmen mutu:
Saya menggunakan waktu secara efektif dan efisien untuk perekapan hasil
evaluasi kegiatan.
Anti korupsi:
Saya membuat laporan dengan tepat waktu.
Etika Publik:
Saya melakukan evaluasi terhadap penjelasan yang diberikan dengan
menggunakan bahasa yang sopan dan mudah dimengerti pasien/keluarga.
Proses dan Kualitas Produk
Kegiatan evaluasi kegiatan, saya melaksanakan tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan tanya jawab pada pasien/keluarga mengenai penjelasan yang
diberikan.
b. Membuat laporan kegiatan yang sudah dilakukan.
c. Melakukan evaluasi kegiatan tentang penjelasan yang diberikan kepada
keluarga/pasien.
Setelah melaksanakan tahapan kegiatan diatas, maka output yang diperoleh dari
33

evaluasi kegiatan adalah mengetahui tingkat keberhasilan memberikan informasi


tentang penanganan diare melalui daftar tilik yang diberikan.
Manfaat
Jika nilai-nilai ANEKA dapat diaktualisasikan pada kegiatan ini, maka
pelaksanaan proses evaluasi dapat dilaksanakan secara optimal sesuai dengan
tahapan rencana kegiatan aktualisasi yang direncanakan dan didapatkan hasil dari
kegiatan ini secara maksimal.
Perwujudan Visi dan Misi Organisasi
Dengan melakukan evaluasi kegiatan dapat mewujudkan misi Puskemas yaitu
“Keterbukaan informasi dengan semua pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan”.
Penguatan Nilai Organisasi
Setelah dilaksanakannya evaluasi kegiatan dapat meningkatkan Tanggung
Jawab, Amanah.

Dokumentasi

Gambar 3.6 Evaluasi Kegiatan


34

Gambar 3.7 Laporan Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai