Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Nama : Apt. SAGUNG TRI DIAH PURWANI, S. Farm
NIP : 1991072520220220002
Unit Kerja : UPT PUSKESMAS KOTAGAJAH
JUDUL AKTUALISASI
OPTIMALISASI PELAYANAN KEFARMASIAN MELALUI PENERAPAN
TELAAH RESEP DAN TELAAH OBAT DI UPT PUSKESMAS
KOTA GAJAH KECAMATAN KOTAGAJAH
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
Disusun Oleh :
Nama : Apt. SAGUNG TRI DIAH PURWANI, S. Farm
NIP : 1991072520220220002
Unit Kerja : UPT PUSKESMAS KOTAGAJAH
JUDUL AKTUALISASI
OPTIMALISASI PELAYANAN KEFARMASIAN MELALUI PENERAPAN
TELAAH RESEP DAN TELAAH OBAT DI UPT PUSKESMAS
KOTA GAJAH KECAMATAN KOTAGAJAH
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
Telah Diuji didepan Penguji pada hari Selasa, tanggal Sembilan Agustus Dua Ribu
Dua Puluh Dua
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
memberikan curahan rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Aktualisasi dengan judul “Optimalisasi pelayanan
kefarmasian melalui penerapan telaah resep dan telaah obat di UPT Puskesmas
Kotagajah, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah”.
Tujuan dari pembuatan Laporan aktualisasi ini adalah untuk memberikan
gambaran sejauh mana aktualisasi menanamkan nilai-nilai dasar PNS yakni
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif) yang telah diinternalisasi selama pelaksanaan Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III.
Terimakasih penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Mohammad Erwin, S.IP.,M.Si selaku penguji yang telah memberikan
bimbingan, kritik, dan saran untuk perbaikan laporan aktualisasi ini.
2. Bapak Rohmat Susanto, SKM, M.Kes, selaku coach yang telah memberikan
bimbingan, mengarahkan, dan memberikan saran serta motivasi dalam
penyusunan laporan aktualisasi.
3. Bapak Ngadiyo, SKM selaku mentor sekaligus atasan langsung penulis di
UPT Puskesmas Kotagajah yang telah memberikan bimbingan, saran, dan
motivasi dalam penyusunan laporan aktualisasi ini.
4. Seluruh Panitia dan Widyaiswara kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan
III Angkatan V tahun 2022 yang telah memberikan pengarahan dan
pengetahuan untuk dapat diaktualisasikan di instansi.
5. Keluarga besar UPT Puskesmas Kotagajah yang telah mendukung dan
memberikan motivasi dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan
aktualisasi ini.
6. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materil dalam
menyelesaikan seluruh kegiatan Pelatihan Dasar CPNS.
7. Keluarga besar peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan V
tahun 2022 yang telah bersama- sama berjuang dalam menyelesaikan
kegiatan ini.
Penulis menyadari laporan aktualisasi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
iv
sempurnanya laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah, hal ini tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. ASN tersebut terdiri dari Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Sebelum menjadi Pegawai Negeri Sipil, warga negara Indonesia yang lolos
seleksi pengadaan PNS, diangkat dan ditetapkan oleh PPK, serta telah
mendapatkan persetujuan teknis dan penetapan nomor induk pegawai diberi
nama Calon PNS (CPNS).
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil menyebutkan
bahwa CPNS wajib menjalani Masa Prajabatan dan selama Masa Prajabatan
wajib mendapatkan Pelatihan Dasar CPNS. Pelatihan Dasar CPNS adalah
Pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi yang dikembangkan
dalam Pelatihan Dasar CPNS merupakan Kompetensi pembentukan karakter
PNS yang professional sesuai bidang tugas. Melalui Pelatihan Dasar CPNS
diharapkan dapat membentuk ASN berkualitas sesuai dengan core value ASN
yaitu BerAKHLAK yang meliputi: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. ASN juga diwajibkan memiliki
pemahaman tentang Pelayanan Publik, Smart ASN dan Manajemen ASN
sebagai inovasi menuju pemerintahan berkelas dunia.
ASN diharapkan memiliki nilai-nilai tersebut guna menjalankan fungsi ASN
yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan sebagai perekat
dan pemersatu bangsa. Sebagai ASN di bidang Kesehatan, untuk dapat
1
melaksanakan nilai-nilai tersebut maka perlu membuat rancangan aktualisasi
yang nantinya akan diaktualisasikan di instansi masing-masing.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang
Puskesmas, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotive
dan preventif di wilayah kerja. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Salah satu upaya penguatan
fasilitas kesehatan primer ini, menuntut tenaga kesehatan termasuk apoteker di
puskesmas untuk memiliki kemampuan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan sesuai standar.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas menjelaskan bahwa pelayanan
kefarmasian yang dilakukan oleh apoteker di puskesmas secara garis besar
terdiri dari pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai (BMHP)
serta pelayanan farmasi klinis. Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan
medis habis pakai (BMHP) meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan, dan pelaporan serta
pemantauan dan evaluasi pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP. Kegiatan
pengelolaan ini bertujuan untuk menjamin mutu serta keamanan sediaan farmasi
dan BMHP yang digunakan untuk pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan
kegiatan pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian dan pelayanan resep,
Pelayanan Informasi Obat (PIO), Konseling, Visite, Pemantauan Terapi Obat
(PTO), Evaluasi Penggunaan Obat (EPO), dan Pelayanan Kefarmasian di
Rumah (Home Pharmacy Care).
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan yang langsung dan
bertanggungjawab yang diberikan kepada pasien dalam rangka meningkatkan
outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat,
untuk tujuan keselamatan dan menjamin kualitas hidup pasien. Dalam
pelaksanaan pelayanan farmasi klinik, apoteker banyak bekerjasama dengan
professional bidang kesehatan lain terkait pengobatan pasien. Dalam rangka
tercapainya outcome terapi pasien yang optimal, apoteker dituntut agar memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik. Kemampuan berkomunikasi ini dimaksud
2
dalam memberikan rekomendasi pengobatan pasien. Salah satu kegiatan
farmasi klinik setiap hari dilakukan di puskesmas yaitu pengkajian dan
pelayanan resep.
Pengkajian dan pelayanan resep merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang meliputi penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, pengkajian atau telaah
resep, penyiapan termasuk peracikan obat, dan penyerahan disertai pemberian
informasi obat. Berdasarkan PERMENPANRB No 13 tahun 2021, terdapat 36
tugas pokok dan fungsi apoteker ahli pertama, yang diantaranya yaitu
melakukan telaah resep serta melakukan pemeriksaan obat. Telaah resep dan
telaah obat dilakukan untuk semua resep yang diterima tanpa kriteria khusus
pasien. Kegiatan ini bertujuan untuk menganalisa adanya masalah terkait obat.
Selain itu juga sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kesalahan pemberian
obat. Dengan dilakukannya telaah resep dan telaah obat diharapkan dapat
meminimalisir risiko klinis dan finansial dalam pelayanan.
Kegiatan telaah resep yaitu memeriksa kesesuaian resep yang diterima
dengan persyaratan yang harus dilengkapi dalam resep. Peryaratan yang harus
dipenuhi untuk resep meliputi persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik,
dan persyaratan klinik. Persyaratan administasi diantaranya kelengkapan
identitas pasien, kelengkapan identitas penulis resep, serta tanggal resep
tersebut dituliskan. Persyaratan farmasetik meliputi kejelasan nama obat,
stabilitas obat, aturan dan cara penggunaan. Serta peryaratan klinik meliputi
ketepatan indikasi, obat, dosis, dan waktu penggunaan, adanya duplikasi, reaksi
obat yang tidak diinginkan, kontraindikasi, dan interaksi obat. Seluruh
persyaratan ini harus dipenuhi dalam setiap resep guna mencegah terjadinya
kesalahan dalam pemberian obat meningkatkan outcome terapi yang diberikan.
Setelah obat dalam resep disiapkan, perlu dilakukan kegiatan pemeriksaan atau
telaah obat. Kegiatan ini mencocokkan obat yang telah disiapkan dengan resep
sehingga mencegah terjadinya kesalahan. Telaah obat yang dilakukan yaitu
memeriksa kesesuaian atara obat dengan resep, jumlah/dosis obat dengan
resep, rute pemberian dengan resep, waktu dan frekuensi pemberian dengan
resep.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di UPT Puskesmas Kotagajah,
terdapat permasalahan yang perlu untuk segera diselesaikan yaitu belum
maksimalnya pelayanan kefarmasian dimana belum optimalnya kegiatan telaah
3
resep dan telaah obat. Dimana telaah resep dan telaah obat merupakan hal
yang sangat penting untuk dilakukan dalam kegiatan pelayanan resep guna
meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien.
4
c. Aktual
Belum optimalnya kegiatan telaah resep dan telaah obat sebelum
pemberian obat kepada pasien menjadi isu yang actual karena isu ini
benar-benar terjadi di Puskemas Kotagajah, dimana kegiatan telaah
resep dan telaah obat yang dilakukan selama ini hanya sebatas
memeriksa langsung lembar resep tanpa adanya bukti bahwa kegiatan
tersebut sudah dilakukan.
d. Problematik
Permasalahan belum dilakukannya proses telaah resep dan telaah obat
harus segera ditangani karena berpotensi menyebabkan kesalahan dalam
pemberian obat. Selain itu, hal ini juga berpotensi menjadi temuan oleh
BBPOM terkait kelengkapan resep yang dilayani, juga untuk
meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian dalam hal standar pelayanan
akreditasi puskesmas.
e. Kekhalayakan
Belum dilakukannya proses telaah resep dan telaah obat dalam
pelayanan dapat menyebabkan medication error yaitu kejadian yang
merugikan dan membahayakan keselamatan pasien dalam hal pelayanan
pengobatan pasien yang sebetulnya dapat dicegah. Medication error
terdiri dari kesalahan peresepan, kesalahan penerjemahan resep,
kesalahan menyiapkan dan meracik obat, dan kesalahan penyerahan
obat kepada pasien.
f. Layak
Isu ini layak untuk dibahas dan dicarikan solusinya karena berhubungan
dengan keselamatan pasien.
7
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Landasan Teori
Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan
untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah
yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat akan
peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari
paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi
paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi
Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care). Pelayanan kefarmasian di
Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa
pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan
pelayanan farmasi klinik.
Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien.
Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
2. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas,
keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan
pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian.
4. Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan
penggunaan Obat secara rasional.
Salah satu pelayanan farmasi klinik yang dilakukan di Puskesmas yaitu
pelayanan resep. Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan
ketersediaan, penyiapan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai termasuk peracikan obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian
informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan Resep dilakukan upaya pencegahan
terjadinya kesalahan pemberian Obat (medication error). Upaya yang dilakukan
8
untuk mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat yaitu kegiatan pengkajian
resep yang meliputi telaah resep dan telaah obat. Kegiatan telaah resep merupakan
kegiatan pengkajian resep yang meliputi:
1. Persyaratan administrasi meliputi:
a. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
b. Nama, dan paraf dokter.
c. Tanggal resep.
d. Ruangan/unit asal resep.
2. Persyaratan farmasetik meliputi:
a. Bentuk dan kekuatan sediaan.
b. Dosis dan jumlah Obat.
c. Stabilitas dan ketersediaan.
d. Aturan dan cara penggunaan.
e. Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).
3. Persyaratan klinis meliputi:
a. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.
b. Duplikasi pengobatan.
c. Alergi, interaksi dan efek samping Obat.
d. Kontra indikasi.
e. Efek adiktif.
Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka Apoteker harus
menghubungi dokter penulis Resep.
Setelah obat yang dituliskan dalam resep disiapkan, tahapan selanjutnya
yaitu telaah obat. Telaah obat merupakan kegiatan pemeriksaan kembali kesesuaian
obat yang telah disiapkan dengan resep, meliputi:
1. Kesesuaian obat dengan resep
2. Kesesuaian jumlah, dosis obat dengan resep
3. Kesesuaian rute pemberian obat dengan resep
4. Kesesuaian waktu dan frekuensi pemberian obat dengan resep
Tahapan kegiatan ini merupakan kegiatan double check sebelum obat diberikan
kepada pasien, sehingga meminimalisasi terjadinya kesalahan pemberian obat
kepada pasien dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
9
B. Profil Organisasi
1. Identitas Puskesmas
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan
upaya kesehatan bagi masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat agar memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Puskesmas Kotagajah didirikan pada tahun 1973,
dimana sebelumnya merupakan Balai Kesehatan. Pada tanggal 22 Maret
2011 Puskesmas Kotagajah ditingkatkan statusnya menjadi Puskesmas
Rawat Inap yang diresmikan oleh Bapak Bupati Lampung Tengah.
Puskesmas Kotagajah terletak di wilayah Kecamatan Kotagajah
dengan luas wilayah kerja Puskesmas Kotagajah adalah 24,89 Km2. Yang
terletak pada posisi 040 58.8510 LS dan 1050.19.3240 BT dengan batas
wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Seputih Raman
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Punggur
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gunung Sugih
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Batanghari Nuban
(Lampung Timur)
Wilayah kerja Puskesmas Kotagajah terdiri dari 4 Kampung yaitu
Kampung Kotagajah, Kampung Kotagajah Timur, Kampung Purworejo, dan
Kampung Sumberrejo.
b. Misi
1. Meningkatkan akses pelayanan Kesehatan dasar merata dan
terjangkau bagi masyarakat
10
2. Memberikan pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
3. Mendukung program puskesmas dalam bidang preventif dan
promotive tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitative
3. Motto
UPT Puskesmas Kotagajah memiliki motto yaitu “Jadikan sehat
sebagai gaya hidup.”
4. Nilai Organisasi
Nilai Organisasi pada Puskesmas Kotagajah adalah “PELANGI”
Prima : Mengutamakan pelayanan pasien
Efekti : Melayani sesuai dengan prosedur
Luwes : Melayani sesuai kondisi pelayanan
Aspiratif : Memenuhi harapan masyarakat tentang pelayanan
kesehatan
Nyaman : Menciptakan suasana kerja yang menyenangkan
Gigih : Bekerja dengan penuh semangat
Ikhlas : Memberikan pelayanan yang tulus
11
5. Struktur Organisasi
Gambar 2.1. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Kotagajah, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah
12
C. Nilai ASN BerAKHLAK dan Smart ASN
Pada tanggal 27 Juli 2021, Presiden Joko Widodo resmi meluncurkan core
value Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu BerAKHLAK. Peluncuran Core Value ini
bertujuan untuk menyeragamkan nilai-nilai dasar bagi seluruh ASN di Indonesia
sehingga dapat menjadi fondasi budaya kerja. ASN yang profesional. Core
Value BerAKHLAK merupakan singkatan dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
1. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi pelayanan adalah komitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat. Nilai Berorientasi Pelayanan dalam Core Values ASN
dijabarkan dengan:
a. ASN harus memiliki kode etik (code of ethics) untuk menjabarkan
pedoman perilakusesuaidengan tujuan yang terkandung dari masing-
masing nilai.
b. Untuk mendetailkan kode etik tersebut, dapat dibentuk sebuah kode
perilaku (code of conducts) yang berisi contoh perilaku spesifik yang
wajib dan tidak boleh dilakukanolehpegawai ASN sebagai interpretasi
dari kode etik tersebut.
c. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan
prinsip melayanisebagai suatu kebanggaan.
Untuk dapat memberikan pelayanan prima tersebut diperlukan adanya kode
etik atau panduan perilaku. Panduan perilaku nilai berorientasi pelayanan
yaitu:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat,
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan, dan
c. Melakukan perbaikan tiada henti
2. Akuntabel
Akuntabel adalah sikap bertanggung jawab atas keperceyaan yang
diberikan. Sebagai ASN untuk menerapkan bilai akuntabel diperlukan
panduan perilaku antara lain:
13
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
Kata kunci dalam penerapan nilai akuntabel sebagai ASN yaitu integritas,
konsisten, dapat dipercaya, dan transparan.
3. Kompeten
Pengertian kompeten adalah terus belajar dan mengembangkan kapasitas.
Nilai kompeten perlu ditanamkan dalam diri seorang ASN. Untuk dapat
menanamkan nilai kompeten diperluka kode etik atau panduan perilaku
diantaranya:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
Kata kunci dalam berprilaku sebagai ASN untuk mewujudkan nilai kompeten
yaitu kinerja terbaik, sukses, keberhasilan, learning agility, dan ahli
dibidangnya.
Sesuai peraturan menteri pan RB nomor 38 tahun 2017 tentang standar
kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
a. Kompetensi teknis adalah pengetahuan keterampilan sikap perilaku
yang dapat diamati dan diukur dan dikembangkan.
b. Kompetensi manajerial adalah pengetahuan keterampilan dan sikap
perilaku yang dapat diamati di ukur, dikembangkan untuk memimpin dan
atau mengelola unit organisasi.
c. Kompetensi sosial kultural adalah pengetahuan keterampilan dan sikap
perilaku yang dapat diamati diukur dan kembangkan terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat.
4. Harmonis
Harmoni dapat diartikan kerja sama antara berbagai faktor dengan
sedemikian rupa sehingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu
14
kesatuan yang luhur. Kata kunci yang terdapat dalan nilai dasar Harmonis
adalah peduli, perbedaa dan selaras. Peran ASN dalam kehidupan
berbangsa dan melaksanakan tugas dan kewajibannya dapat menciptakan
budaya harmoni, contohnya:
a. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan
adil;
b. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok-kelompok
minoritas
c. PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk
menunjang sikap netral dan adil karena tidak berpihak dalam
memberikan layanan;
d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki
sifat suka menolong; dan
e. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya
5. Loyal
Kata loyal diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari
sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan.
Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran
sendiri pada masa lalu. Loyal merupakan tindakan memberi atau
menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada
seseorang atau institusi. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat
dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan
lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara
15
6. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dialami makhluk hidup untuk
bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau
ancaman yang timbul. Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan
budaya organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima
perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan
lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan. Ciri-
ciri orang (ASN) yang memiliki kemampuan atau karakter adaptif :
a. Eksperimen orang yang beradaptasi
b. Melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan
c. Memiliki sumberdaya
d. Selalu berpikir ke depan
e. Tidak mudah mengeluh
f. Orang yang mudah beradaptasi tidak menyalahkan
g. Tidak mencari popularitas
h. Memiliki rasa ingin tahu
i. Beradaptasi
j. Memperhatikan sistem
k. Membuka pikiran
l. Memahami apa yang sedang diperjuangkan
7. Kolaboratif
Kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus dilaksanakan. Bersinergi
dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi dalam
pembangunan. Kolaborasi sebagai suatu proses berpikir dimana pihak yang
terlibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta
menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan pandangan
mereka terhadap apa yang dapat dilakukan . Panduan perilaku kolaboratif
yaitu:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
16
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
Bersama
8. Management ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
9. Smart ASN
SMART ASN bertujuan agar seorang ASN memiliki kompetensi, kinerja,
serta profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin
responsif terhadap perubahan, perkembangan teknologi, dan pencapaian
tujuan organisasi. SMART ASN memiliki 8 karakter, yaitu: a) Integritas;, b)
Nasionalisme;c) Profesionalisme; d) Wawasan Global; e) IT dan Bahasa
Asing, f) Hospitaly, g) Networking; dan h) Enterpreneurship. Kata kunci pada
nilai dasar SMART ASN adalah Digital culture, Digital skiill, Digital safety dan
Digital ethic.
17
D. Matriks Rancangan Aktualisasi
Unit Organisasi : UPT Puskesmas Kotagajah, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah
Penyebab Isu : Kurangnya pemahaman mengenai standar pelayanan resep dikarenakan sebelumnya belum
terdapat tenaga apoteker di UPT Puskesmas Kotagajah
Pelayanan kefarmasian yang mengharuskan berorientasi atau mengutamakan pasien
(pharmaceutical care)
Belum tersedia sarana untuk melakukan telaah resep dan telaah obat
Perlunya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Puskesmas Kotagajah sesuai dengan Misi
Puskesmas Kotagajah
Isu : Belum optimalnya kegiatan telaah obat dan telaah resep sebelum obat diberikan kepada pasien di UPT
Puskesmas Kotagajah, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah
Gagasan Kreatif : Optimalisasi pelayanan kefarmasian melalui telaah resep dan telaah obat di UPT Puskesmas
Kotagajah, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah
18
kepada rekan bekerja konsultasi serta bersikap Puskesmas penguatan nilai
terkait isu yang akan lembar saran dari responsive, ramah, Kotagajah yaitu: organisasi yaitu:
diaktualisasikan rekan bekerja santun dan sopan Memberikan Prima
3. Melakukan konsultasi 3. Notulen hasil kepada mentor pelayanan Aspiratif
dengan mentor terkait konsultasi Kesehatan yang Gigih
kegiatan aktualisasi Harmonis: saya berorientasi pada Ikhlas
yang akan dilakukan akan menerima peningkatan
saran dari rekan mutu dan
bekerja dan mentor keselamatan
tanpa membeda- pasien
bedakan terkait
kegiatan aktualisasi
yang akan
dilakukan
Kolaboratif: saya
akan bekerjasama
dengan rekan
bekerja, mentor,
dan pembimbing
untuk memperoleh
arahan guna
melaksanakan
19
kegiatan aktualisasi.
Management ASN:
saya akan
professional dalam
melakukan
konsultasi dengan
mentor dan rekan
bekerja
20
menyiapkan
peralatan checklist
telaah resep dan
telaah obat yang
inovatif.
Kolaboratif: Saya
akan berkolaborasi
dengan rekan kerja
dalam menyiapkan
form checklist
telaah resep dan
telaah obat.
Manajement ASN:
saya akan
professional dalam
berkonsultasi
dengan mentor
mengenai
rancangan form
checklist yang saya
buat
21
3. Meminta persetujuan perbaikan tiada Kesehatan yang Gigih
kepala Puskesmas henti berorientasi pada
peningkatan
Kompeten: saya mutu dan
akan membuat keselamatan
revisi SPO dengan pasien
kinerja terbaik yang
saya miliki.
Harmonis: saya
akan membuat
revisi SPO dengan
selaras dimana
saya akan
membangun
lingkungan kerja
yang kondusif
22
Kompeten: saya peningkatan
akan membuat SPO mutu dan
dengan kinerja keselamatan
terbaik yang saya pasien
miliki.
Harmonis: saya
akan membuat SPO
dengan selaras
dimana saya akan
membangun
lingkungan kerja
yang kondusif
Adaptif: Saya akan
membuat SPO yang
inovatif
23
akan melakukan
sosialisasi dengan
kinerja terbaik dan
melaksanakan
tugas dengan
kualitas terbaik
Harmonis: Saya
akan menghargai
perbedaan dalam
melakukan
sosialisasi
Kolaboratif: saya
akan bekerjasama
dalam melakukan
sosialisasi baik
dengan rekan
bekerja ataupun
dengan tenaga
Kesehatan lainnya
Management ASN:
24
saya akan bersikap
professional dalam
melakukan
sosialisasi dan
mengedepankan
kode etik profesi
25
tugas dengan
kualitas terbaik
Harmonis: Saya
akan menghargai
perbedaan dalam
melakukan
sosialisasi
Kolaboratif: saya
akan bekerjasama
dalam melakukan
sosialisasi baik
dengan rekan
bekerja ataupun
dengan tenaga
Kesehatan lainnya
Management ASN:
saya akan bersikap
professional dalam
melakukan
sosialisasi dan
26
mengedepankan
kode etik profesi
27
Kompeten: saya
akan memberikan
kinerja terbaik saya
dengan terus
meningkatkan
kompetensi diri
Harmonis: Saya
akan bersikap
selaras dalam
melakukan kegiatan
dengan
membangun
lingkungan kerja
yang kondusif
Kolaboratif: saya
akan bekerjasama
dan bersinergi
untuk hasil yang
baik
28
Management ASN:
saya akan
melakukan kegiatan
telaah resep dan
telaah obat serta
evaluasi dengan
profesional
Kompeten: Saya
akan membuat
laporan aktualisasi
dengan kinerja
terbaik.
29
Harmonis: Saya
akan menerima
saran dari mentor
dan pembimbing
untuk hasil laporan
yang terbaik.
Kolaboratif: Saya
akan berkolaborasi
mentor dan coach
untuk mendapat
hasil laporan yang
terbaik
30
E. Jadwal Rencana Aktualisasi
Tabel 2.2. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Juni Agustus
(minggu Juli (minggu ke-) (minggu
No Kegiatan ke-) ke-)
4 1 2 3 4 1
1 Menyusun rencana kegiatan
2 Membuat form checklist telaah
resep dan telaah obat
3 Melakukan revisi Standar
Prosedur Operasional Penulisan
Resep dan Pelayanan Resep
4 Membuat Standar Prosedur
Operasional Telaah Resep dan
Telaah Obat
5 Melakukan sosialisasi SPO
penulisan resep kepada tenaga
Kesehatan yang menuliskan
resep
6 Melakukan sosialisasi SPO
Pelayanan Resep dan SPO telaah
resep kepada staff bagian apotek
di Puskesmas Kotagajah dan
Pelatihan telaah resep dan telaah
obat
7 Pelaksanaan kegiatan telaah
resep dan telaah obat serta
evaluasi kegiatan
8 Menyusun Laporan
31
BAB III
PELAKSANAAN AKTUALISASI
A. Capaian Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi dalam upaya pemecahan isu prioritas yaitu belum optimalnya
kegiatan telaah resep dan telaah obat sebelum obat diserahkan kepada pasien di
UPT Puskesmas Kotagajah dilakukan dengan menyelesaikan 8 kegiatan. Seluruh
kegiatan tersebut dilakukan mulai tanggal 28 Juni sampai 5 Agustus 2022. Berikut
penjelasan dari setiap tahapan kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan beserta
output yang dihasilkan dari kegiatan tersebut:
1. Menyusun Rencana Kegiatan
Kegiatan Menyusun rencana kegiatan
Tanggal Pelaksanaan 29 Juni 2022
Lokasi/Tempat UPT Puskesmas Kotagajah
Pihak yang Terlibat Penulis, mentor, dan rekan bekerja
Keterkaitan nilai dasar Ber-AKHLAK dengan
kegiatan:
1. Berorientasi Pelayanan
Saya bersikap responsive, ramah, santun, dan
sopan kepada mentor dan rekan bekerja dalam
menyampaikan kegiatan aktualisasi yang
dilakukan di UPT Puskesmas Kotagajah.
2. Harmonis
Saya menerima saran dari mentor dan rekan
bekerja tanpa membeda-bedakan terkait kegiatan
aktualisasi yang saya lakukan.
3. Loyal
Saya berkomitmen untuk melakukan kegiatan
aktualisasi ini dan saya berdedikasi penuh dalam
kegiatan ini.
4. Adaptif
Saya bersikap proaktif dalam penyusunan
kegiatan aktualisasi
5. Kolaboratif
Saya bekerja sama dengan rekan bekerja, mentor,
dan pembimbing untuk memperoleh arahan guna
melaksanakan kegiatan aktualisasi.
6. Management ASN
Saya bersikap professional dalam melakukan
konsultasi dengan mentor dan rekan kerja
7. Smart ASN
32
Saya membuat rancangan aktualisasi dengan
perangkat digital yaitu Microsoft office.
Output/Hasil 1. Surat persetujuan mentor
(Terlampir) 2. Notulen konsultasi dengan rekan bekerja
3. Notulen konsultasi mentor
4. Foto kegiatan
33
memberikan saran untuk pelaksanaan kegiatan telaah resep dan telaah obat
ini nantinya dilakukan terus menerus setiap pelayanan resep dibagian apotek
UPT Puskesmas Kotagajah untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam
pemberian obat kepada masyarakat. Output dari tahapan kegiatan ini yaitu
notulen konsultasi dengan mentor dan foto kegiatan (terlampir).
Capaian tahapan kegiatan yang pertama sebesar 100% dimana semua tahapan
kegiatan menyusun rencana kegiatan dapat diselesaikan dengan baik.
34
(Terlampir) 2. Notulen konsultasi mentor
35
dengan prosedur, aspiratif yaitu memenuhi harapan masyarakat tentang
pelayanan kesehatan, gigih yaitu bekerja dengan penuh semangat, dan ikhlas
yaitu memberikan pelayanan yang tulus. Capaian tahapan kegiatan yang kedua
sebesar 100% dimana semua tahapan kegiatan membuat form checklist telaah
resep dan telaah obat dapat diselesaikan dengan baik.
36
a. Membuat draft standar operasional prosedur penulisan resep dan pelayanan
resep
Penulis membuat draft SOP penulisan resep dan pelayan resep dengan
mempertimbangkan SOP yang telah ada sebelumnya. Pembuatan SOP
penulisan resep disesuaikan dengan acuan peraturan yang berlaku yaitu
Permenkes RI Nomor 74 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas. Sedangkan untuk SOP pelayanan resep dibuat dengan
menambahkan kegiatan telaah resep dan telaah obat dalam tahapan
kegiatannya.
a. Melakukan konsultasi dengan mentor
Setelah membuat draft SOP penulis melakukan konsultasi dengan mentor.
Mentor menyarankan pembuatan SOP mengikuti aturan tata naskah yang
berkalu di UPT Puskesmas Kotagajah dan untuk isi SOP supaya penulis
berkonsultasi dengan kepala Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), karena
farmasi masuk di dalam bagian UKP. Berdasarkan saran mentor tersebut,
penulis melakukan konsultasi isi draf SOP yang telah dibuat dengan kepala
UKP. Kepala UKP memberikan saran dalam isi SOP yaitu untuk melengkapi
prosedur dengan alat dan bahan serta langkah-langkahnya serta meminta
penulis menyesuaikan SOP dengan kondisi pelayanan yang ada di UPT
Puskesmas Kotagajah. Selain itu kepala UKP juga menyarankan tahapan
kegiatan ketiga ini yaitu melakukan revisi SOP penulisan resep dan
pelayanan resep agar diganti menjadi membuat SOP penulisan resep dan
pelayanan resep karena SOP yang sebelumnya memiliki judul yang berbeda.
a. Meminta persetujuan kepala UPT Puskesmas Kotagajah
Tahapan kegiatan berikutnya setelah merevisi SOP berdasarkan masukan
dari kepala UKP, penulis meminta persetujuan kepala UPT Puskesmas
Kotagajah untuk pengesahan SOP yang telah dibuat.
Capaian tahapan kegiatan yang ketiga sebesar 100% dimana semua tahapan
kegiatan membuat standar operasional prosedur penulisan resep dan pelayanan
resep dapat diselesaikan dengan baik.
37
4. Membuat Standar Operasional Prosedur Telaah Resep dan Telaah Obat
Kegiatan Membuat standar operasional prosedur telaah resep
dan telaah obat
Tanggal Pelaksanaan 05 Juli 2022
Lokasi/Tempat UPT Puskesmas Kotagajah
Pihak yang Terlibat Penulis, mentor, kepala UKP
Keterkaitan nilai dasar Ber-AKHLAK dengan
kegiatan:
1. Berorientasi pelayanan
Saya bersikap responsive dalam membuat SOP
dan melakukan perbaikan tiada henti
2. Kompeten
Saya membuat SOP dengan kinerja terbaik yang
saya miliki
3. Harmonis
Saya membuat SOP dengan selaras dimana saya
membangun lingkungan kerja yang kondusif
4. Adaptif
Saya membuat SOP dengan inovatif
5. Smart ASN
Saya membuat SOP dengan perangkat digital
yaitu dengan menggunakan Microsoft office.
Output/Hasil 1. Notulen hasil konsultasi
(Terlampir) 2. Standar operasional prosedur telaah resep dan
telaah obat
38
berkonsultasi dengan kepala Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
Berdasarkan saran mentor tersebut, penulis melakukan konsultasi isi draf
SOP telaah resep dan telaah obat dengan kepala UKP. Kepala UKP
memberikan saran dalam isi SOP yaitu untuk melengkapi prosedur dengan
alat dan bahan serta langkah-langkahnya serta meminta penulis
menambahkan kata petugas pada tahapan langkah-langkah pada bagian
prosedur.
c. Meminta persetujuan kepala UPT Puskesmas Kotagajah
Setelah berkonsultasi dengan kepala UKP dan melakukan revisi sesuai
dengan saran yang diberikan, penulis meminta persetujuan kepala UPT
Puskesmas Kotagajah untuk pengesahan SOP yang telah dibuat.
Capaian tahapan kegiatan keempat sebesar 100% dimana semua tahapan
kegiatan dapat dilakukan dan diselesaikan dengan baik.
39
Saya senantiasa proaktif dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi
7. Kolaboratif
Saya bekerjasama dalam melakukan sosialisasi
baik dengan rekan bekerja ataupun dengan
tenaga kesehatan lainnya
8. Management ASN
Saya bersikap professional dalam melakukan
sosialisasi dan mengedepankan kode etik profesi
9. Smart ASN
Saya melakukan sosialisasi dengan menggunakan
teknologi digital, mengedepankan hospitality untuk
membangun Kerjasama antar profesi
Output/Hasil 1. Undangan sosialisasi
(Terlampir) 2. Absensi sosialisasi
3. Power point materi sosialisasi
4. Dokumentasi kegiatan sosialisasi (foto)
Kegiatan kelima yang dilakukan penulis dalam aktualisasi ini yaitu melakukan
sosialisasi SOP penulisan resep kepada tenaga kesehatan yang menuliskan
resep. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahapan yaitu membuat undangan
sosialisasi, menyiapkan power point bahan sosialisasi, dan melakukan
sosialisasi langsung kepada tenaga kesehatan yang menuliskan resep.
a. Membuat undangan sosialisasi
Pada tahapan kegiatan ini penulis membuat undangan kegiatan sosialisasi
dan berkoordinasi dengan bagian tata usaha UPT Puskesmas Kotagajah
dalam hal penomoran surat.
b. Menyiapkan power point bahan sosialisasi
Pada tahapan ini penulis membuat materi sosialisasi berdasarkan SOP yang
telah disahkan oleh kepala puskesmas. Materi sosialisasi dibuat dalam
bentuk power point sehingga peserta lebih paham materi yang dijelaskan.
c. Melakukan sosialisasi langsung kepada tenaga kesehatan yang menuliskan
resep
Setelah membuat undangan dan menyiapkan materi sosialisasi, penulis
melakukan sosialisasi langsung kepada tenaga kesehatan yang menuliskan
resep. Dengan sosialisasi SOP penulisan resep ini diharapkan tenaga
40
kesehatan dapat menuliskan resep dengan baik sesuai dengan SOP yang
telah dibuat.
Capaian kegiatan kelima yaitu sebesar 100% dimana semua tahapan kegiatan
dapat dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik.
41
9. Smart ASN
Saya melakukan sosialisasi dengan menggunakan
teknologi digital, mengedepankan hospitality untuk
membangun Kerjasama antar profesi.
Output/Hasil 1. Undangan sosialisasi dan melatih TTK
(Terlampir) 2. Absensi sosialisasi dan Latihan telaah resep dan
telaah obat
3. Power point materi sosialisasi
4. Dokumentasi kegiatan (foto)
Kegiatan keenam yang dilakukan penulis dalam aktualisasi ini yaitu melakukan
sosialisasi dan melatih TTK dalam pelayanan resep serta telaah resep dan
telaah obat. Dalam kegiatan keenam dilakukan dalam tiga tahapan yaitu
membuat undangan sosialisasi dan kegiatan latihan telaah resep dan telaah
obat, menyiapkan powerpoint bahan sosialisasi dan latihan, melakukan
sosialisasi dan latihan langsung kepada staff bagian apotek (TTK).
a. Membuat undangan sosialisasi dan kegiatan latihan telaah resep dan telaah
obat
Pada tahapan kegiatan ini penulis membuat undangan kegiatan dan
berkoordinasi dengan bagian tata usaha UPT Puskesmas Kotagajah untuk
penomoran undangan.
b. Menyiapkan powerpoint bahan sosialisasi dan latihan
Penulis membuat materi sosialisasi pelayanan resep serta telaah resep dan
telaah obat dengan menggunakan power point dengan harapan peserta
dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan.
c. Melakukan sosialisasi dan latihan langsung kepada staff bagian apotek
(TTK)
Pada tahapan ini penulis melakukan sosialitasi dan melatih staff bagian
apotek dalam hal pelayanan resep serta telaah resep dan telaah obat. Dalam
kegiatan sosialisasi dan latihan, peserta memahami tahapan kegiatan
pelayanan yang harus dilakukan. Selain itu dalam latihan telaah resep dan
telaah obat, peserta mempelajari item-item yang harus diteliti atau diperiksa
dalam kegiatan ini. Peserta berantusias dalam latihan guna meningkatkan
mutu pelayanan dan mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat.
42
Capaian kegiatan keenam ini sebesar 100% dimana semua tahapan kegiatan
dapat dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik.
43
2. Format pengumpulan data harian kepatuhan
pelaksanaan telaah resep dan telaah obat
3. Rekapitulasi data harian kepatuhan telaah resep
dan telaah obat
4. Persentase kepatuhan pelaksanaan telaah resep
dan telaah obat
5. Notulen konsultasi dengan mentor
44
d. Menghitung persentase kepatuhan
Kegiatan telaah resep dan telaah obat dilakukan setiap hari dan secara terus
menerus, dalam hal ini dilakukan perhitungan persentase kepatuhan petugas
dalam melakukan kegiatan tersebut. Perhitungan persentase kepatuhan
dilakukan berdasarkan data rekapitulasi harian yang sudah dikumpulkan dari
tanggal 18 – 29 Juli 2022. Nilai persentase kepatuhan dihitung dengan cara:
jumlah resep yang dilakukan telaah
Persentase kepatuhan= x 100 %
jumlah total resep
294
Telaah Resep= x 100 %=100 %
294
294
Telaah Obat= x 100 %=100 %
294
Dengan perhitungan diatas diperoleh persentase kepatuhan pelaksanaan
telaah resep yaitu sebesar 100% dan persentase kepatuhan pelaksanaan
telaah obat oleh petugas sebesar 100%.
e. Melakukan konsultasi dengan mentor
Penulis melakukan konsultasi dengan mentor terkait kegiatan yang sudah
dilakukan yaitu pengumpulan data kepatuhan dan persentase kepatuhan.
Mentor memberikan saran supaya kegiatan ini terus dilaksanakan dan
persentase kepatuhan petugas dalam melakukan kegiatan ini agar dapat
dipertahankan.
Seluruh tahapan kegiatan ketujuh dapat dilaksanakan dan diselesaikan oleh
penulis sehingga capaian untuk tahapan kegiatan ini sebesar 100%.
8. Menyusun Laporan
Kegiatan Menyusun laporan
Tanggal Pelaksanaan
Lokasi/Tempat UPT Puskesmas Kotagajah
Pihak yang Terlibat Penulis, mentor, dan coach
Keterkaitan nilai dasar Ber-AKHLAK dengan
kegiatan:
1. Berorientasi pelayanan
Dalam menyusun laporan aktualisasi, saya
berkonsultasi dengan mentor dan coach dengan
sikap sopan.
45
2. Akuntabel
Saya membuat laporan aktualisasi yang dapat
dipercaya
3. Kompeten
Saya membuat laporan aktualisasi dengan kinerja
terbaik.
4. Harmonis
Saya menerima saran dari mentor dan
pembimbing untuk hasil laporan yang terbaik.
5. Loyal
Saya bertanggung jawab dalam menyusun laporan
aktualisasi ini.
6. Adaptif
Saya menyusun laporan dengan inovatif
7. Kolaboratif
Saya berkolaborasi dengan mentor dan coach
untuk mendapat hasil laporan yang terbaik
8. Smart ASN
Saya menyusun laporan kegiatan dengan
menggunakan perangkat digital
Output/Hasil 1. Notulen konsultasi dengan mentor
(Terlampir) 2. Notulen konsultasi dengan coach
3. Laporan aktualisasi
4. Video kegiatan aktualisasi
46
telaah obat ini dapat dilaksanakan terus menerus tidak hanya selama
kegiatan aktualisasi saja.
c. Menyusun dan membuat laporan aktualisasi
Pada tahapan kegiatan ini, penulis menyusun laporan kegiatan aktualisasi
yang telah dilakukan. Dalam penyempurnaannya penulis melakukan
perbaikan sesuai dengan saran dari mentor dan coach.
47
B. Matriks Habituasi
Tabel 3.1. Matriks Habituasi
KEGIATAN
NILAI DASAR INDIKATOR NILAI I II III IV V VI VII VIII
1 2 3 1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 3 4 5 1 2
Responsivitas
18
Berorientasi
Pelayanan Kualitas 7
Pelayanan 4
Integritas 5
Konsisten 3
Akuntabel
Dapat dipercaya 4
Transparan 3
Kinerja terbaik 17
Sukses 0
Kompeten Keberhasilan 0
learning agility
Ahli dibidangnya 11
Peduli (caring) 5
Harmonis Perbedaan(Deversity) 14
Selaras 6
Komitmen 9
Dedikasi 7
Loyal Kontribusi 0
Nasionalisme 0
Pengabdian 3
Inovasi 4
Adaptif Antusias terhadap perubahan 7
Proaktif 9
48
Kesediaan bekerjasama 14
Kolaboratif Sinergi untuk hasil yang lebih
baik 13
49
Tabel 3.2 Matriks Pencapaian Visi, Misi, dan Tata Nilai Organisasi
Keterkaitan terhadap visi misi dan tata nilai Keg Keg Keg Keg Keg Keg Keg Keg
Total
organisasi 1 2 3 4 5 6 7 8
Mewujudkan masyarakat Kotagajah sehat 8
VISI mandiri
4. Meningkatkan akses pelayanan Kesehatan 0
dasar merata dan terjangkau bagi
masyarakat
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang 8
MISI berorientasi pada peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
Prima 3
Efekti 6
Luwes
NILAI Aspiratif 3
Nyaman 2
Gigih 7
Ikhlas 6
50
Tabel 3.3 Matriks Kedudukan dan Peran ASN
Keterkaitan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Total
dengan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
kedudukan Menyusu Membuat Melakukan membuat Melakukan Melakukan Pelaksana Menyusun
dan peran n form revisi SOP SOP sosialisasi sosialisasi an dan Laporan
ASN rencana checklist penulisan telaah penulisan dan evaluasi
kegiatan telaah resep dan resep dan resep melatih kegiatan
resep dan pelayanan telaah obat kepada TTK dalam telaah
telaah obat resep tenaga pelayanan resep dan
kesehatan resep serta telaah obat
yang telaah
menuliska resep dan
n resep telaah obat
Manageme 5
nt ASN
Smart ASN 8
51
C. Kendala dan Solusi
Kegiatan Kendala Solusi
Kegiatan 1. Pada tahapan ini tidak
Menyusun rencana ditemukan adanya
kegiatan kendala dalam kegiatan
Kegiatan 2. Pada tahapan ini tidak
Membuat form checklist ditemukan adanya
telaah resep dan telaah kendala dalam kegiatan
obat
Kegiatan 3. Pada tahapan ini SOP Penulis melakukan
Melakukan revisi SOP yang akan direvisi konsultasi dengan
penulisan resep dan memiliki judul yang kepala UKP dan dibuat
pelayanan resep berbeda dengan SOP SOP baru bukan
yang akan dibuat dan melakukan revisi SOP
tahapan kegiatannya yang sudah ada.
belum sesuai dengan
kegiatan yang
dilaksanakan
Kegiatan 4. Pada tahapan ini tidak
Membuat SOP telaah ditemukan adanya
resep dan telaah obat kendala dalam kegiatan
Kegiatan 5. Pada tahapan ini tidak
Melakukan sosialisasi ditemukan adanya
penulisan resep kepada kendala dalam kegiatan
tenaga kesehatan yang
menuliskan resep
Kegiatan 6. Pada tahapan ini tidak
Melakukan sosialisasi dan ditemukan adanya
melatih TTK dalam kendala dalam kegiatan
pelayanan resep serta
telaah resep dan telaah
obat
Kegiatan 7. Pada tahapan Penulis mendampingi
Pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan, TTK dalam melakukan
kegiatan telaah resep dan ditemukan beberapa telaah resep serta
telaah obat kesulitan dalam memberikan
menentukan penjelasan mengenai
kesesuaian klinis obat dosis lazim dan dosis
yang dituliskan dalam maksimal obat. Penulis
resep juga mengajarkan TTK
untuk mencari referensi
di aplikasi Medscape.
Kegiatan 8. Pada tahapan ini tidak
Menyusun Laporan ditemukan adanya
kendala dalam kegiatan
52
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan dari tanggal 28 Juni
2022 – 8 Agustus 2022 di UPT Puskesmas Kotagajah, dapat disimpulkan:
1. Kegiatan telaah resep dan telaah obat telah dilaksanakan dengan baik di
UPT Puskesmas Kotagajah.
2. Kegiatan telaah resep dan telaah obat yang dilaksanakan dalam pelayanan
resep dapat mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien
serta dapat mengoptimalkan terapi yang diberikan kepada pasien UPT
Puskesmas Kotagajah.
3. Kegiatan aktualisasi dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan jangka
waktu yang direncanakan dengan capaian kegiatan sebesar 100%.
4. Seluruh tahapan kegiatan aktualisasi dilakukan dengan menerapkan nilai-
nilai dasar profesi ASN yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (Ber-AKHLAK).
B. SARAN
Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan di UPT Puskesmas
Kotagajah, penulis memiliki saran yang perlu diperhatikan dalam penerapan
telaah resep dan telaah obat di UPT Puskesmas Kotagajah yaitu pelaksanaan
kegiatan telaah resep dan telaah obat dalam pelayanan resep hendaknya bukan
hanya dalam pelaksanaan aktualisasi saja tetapi dilaksanakan terus menerus
untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi di UPT Puskesmas Kotagajah.
53
DAFTAR PUSTAKA
54