DISUSUN OLEH:
dr. Nurul Hidayati Rajab
19940204 202203 2 018
Angkatan V Kelompok 3
NDH: 02
DIBIMBING OLEH:
MENTOR : dr. Benawa, S.Ked
JUDUL AKTUALISASI
“Aktifkan MANTRA (Nomor Antrian Dan Fast Track) dalam alur pelayanan
di Puskesmas Palangisang”
Disetujui untuk disampaikan pada Evaluasi Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan V Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen
Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara tahun 2022.
Coach Mentor
i|Page
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
petunjuk- Nya sehingga penulisan Laporan Pelaksanaan Aktualisasi yang berjudul “Aktifkan
MANTRA (Nomor Antrian Dan Fast Track) dalam alur pelayanan di Puskesmas
Palangisang” dapat selesai tepat waktu.
Tujuan penulisan Rancangan Kegiatan Aktualisasi ini adalah untuk mengetahui
kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan nilai dasar (BerAKHLAK) dan menjalankan
fungsi ASN sebagaimana mestinya. Rancangan Kegiatan Aktualisasi ini disusun sebagai
salah satu persyaratan kelulusan Latsar CPNS Pemerintah Kabupaten Bulukumba. Pada
kesempatan ini, Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak dr. Benawa, S.Ked. Selaku Kepala UPT Puskesmas Palangisang dan Mentor saya
atas bimbingan dan arahannya terkait tupoksi penulis.
2. Bapak Fajar Lingga Prasetya, S.AB. selaku coach yang telah memberikan masukan,
koreksi dan saran dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.
3. Ibu dr. Restian Tri Pramutya. Sebagai teman sejawat Dokter di UPT Puskesmas
Palangisang atas arahan dan masukannya dalam pembuatan rancangan aktualisasi ini.
4. Para Widyaiswara Lembaga Administrasi Negara yang telah memberikan ilmu dan
wawasan selama Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Bulukumba.
5. Panitia Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Bulukumba tahun
2022 telah membantu kelancaran kegiatan Pelatihan Dasar ini.
6. Kepada Suami, kedua Orangtua dan saudara yang senantiasa memberikan doa dan
dukungan kepada penulis.
7. Rekan-rekan CPNS Pemerintah Kabupaten Bulukumba pengangkatan Tahun 2022
khususnya yang ada di UPT Puskesmas Palangisang atas dukungannya secara moril dan
materil sehingga rancangan ini bisa diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Rancangan Aktualisasi ini masih banyak
kekurangan. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk menyempurnakan isi dari Rancangan
Aktualisasi ini. Penulis berharap semoga Rancangan Aktualisasi ini dapat memberikan
manfaat dan wawasan tambahan bagi penulis dan pembaca.
Bulukumba, 14 Juli 2022
Penulis,
ii | P a g e
dr. Nurul Hidayati Rajab
DAFTAR ISI
iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Membangun pemerintah yang baik harus berawal dari perbaikan kualitas
pelaksana kebijakan. Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana kebijakan
mempunyai kewajiban dan keharusan untuk memperbaiki mutunya. Berdasarkan
Undang-undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menyebutkan
bahwa fungsi ASN yaitu Pelaksana kebijakan publik, Pelayan publik, Perekat dan
Pemersatu bangsa.
Untuk dapat membentuk sosok ASN profesional seperti tersebut, perlu
dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan Dasar. Peraturan Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil di pasal 1 menyatakan bahwa CPNS harus melewati masa prajabatan dimana
masa prajabatan adalah masa percobaan selama satu tahun yang wajib dijalani oleh CPNS
melalui proses pendidikan dan pelatihan. Selanjutnya, dikatakan bahwa Pelatihan dasar
CPNS yaitu pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara
terintegrasi untuk membangun integrasi moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab,
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Fungsi ASN harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Dalam menjalankan fungsinya, seorang ASN
harus selalu memegang teguh dan mengamalkan nilai-nilai dasar BerAKHLAK yang
merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, Kolaboratif. ASN juga mempunyai peran dan kedudukan yaitu sebagai 1)
Manajemen ASN, dan 2) SMART ASN.
Puskesmas merupakan garda terdepan dalam mewujudkan sumber daya manusia
Indonesia yang sehat. Hal tersebut karena Puskesmas merupakan fasilitas Kesehatan yang
terdekat ke masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatannya. Puskesmas sebagai
pelaksana upaya Kesehatan masyarakat dan perseorangan hingga ke pelosok, diharapkan
seluruh masyarakat dengan mudah mendapatkan pelayanan yang berkualitas,
komprehensif dan berkesinambungan diwilayah masing-masing.
1|Page
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari dilaksanakan rancangan aktualisasi ini yaitu:
Tujuan Umum:
1. Memahami konsepsi pembelajaran aktualisasi dan habituasi
2. Memahami tahapan pembelajaran aktualisasi
3. Melaksanakan tahapan pembelajaran aktualisasi
- Menyusun rancangan aktualisasi
- Mempresentasikan rancangan aktualisasi
- Melaksanakan aktualisasi
- Menyusun laporan aktulisasi
- Mempresentasikan laporan aktualisasi
Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan sistem Pelayanan di Puskesmas Palangisang
2. Memberikan layanan cepat tanggap darurat terhadap pasien
3. Meminimalisir penularan penyakit diruang tunggu pasien
C. MANFAAT
1. Bagi Diri Sendiri
Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat memberi manfaat bagi peserta
dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN (Ber-AKHLAK) serta
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI (Manajemen ASN dan Smart ASN) yang
mendasari kegiatan.
2. Bagi Instansi (UPT Puskesmas Palangisang)
Diharapkan dari hasil kegiatan aktualisasi ini dapat memberikan solusi terhadap
masalah yang ada di UPT. Puskesmas Palangisang dan sebagai bentuk dukungan
dalam mewujudkan visi dan misi puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan
terbaik bagi masyarakat/ pasien.
3. Bagi Masyarakat
Aktualisasi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan hak masyarakat/ pasien
dalam hal pelayanan kesehatan di UPT. Puskesmas Palangisang.
2|Page
BAB II
PROFIL DAN MATA PELATIHAN
A. PROFIL INSTANSI
1. Keadaan Geografis
b. Lokasi Puskesmas
Puskesmas Palangisang merupakan salah satu dari tiga puskesmas yang ada di
kecamatan Ujungloe. Jarak Puskesmas dari Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan ±
190 km Jarak Puskesmas dari Ibukota Kabupaten Bulukumba ± 20 km dan jarak
dari Ibukota Kecamatan Ujungloe ± 12 km. Lokasi Puskesmas Palangisang dapat
dijangkau oleh penduduk dengan menggunakan transportasi umum seperti
angkutan desa dan roda dua.
c. Luas Wilayah
Wilayah Puskesmas Palangisang berada pada ketinggian >700 m di atas
permukaan laut termasuk kategori bukan pantai dengan luas wilayah 39,98 km²
terdiri dari tiga desa, 12 dusun, dengan rincian sbb:
1) Desa Balong: 9,83 km² terdiri 6 dusun yaitu: dusun Bontoloe, dusun Longki,
dusun Patuku, dusun Kalicompeng, dusun Pabbentengan dan dusun Batu
Puteh.
2) Desa Balleanging: 11,7 km² terdiri 3 dusun yaitu: dusun Palangisang, dusun
Mattoanging, dan dusun Sapiri Pangka.
3) Desa Tamatto: 18,45 km² terdiri 3 dusun yaitu: dusun Allu, dusun Tamapalalo,
dusun Possi tana.
3|Page
2. Batas Wilayah
Kondisi geografis termasuk daerah dataran tinggi dan berada di daerah perbatasan
Kec. Ujungloe dengan kecamatan lain dengan batas-batas sbb:
a. Sebelah Utara berbatasan : Desa Karassing (Kec. Herlang)
b. Sebelah Selatan berbatasan : Desa Garanta (Kec. Ujung Loe)
c. Sebelah Barat berbatasan : Desa Swatani (Kec. Rilau Ale’)
d. Sebelah Timur berbatasan : Desa Manyampa (Kec. Ujung Loe)
3. Keadaaan Demografi
Jumlah Penduduk dalam wilayah Puskesmas Palangisang per Desember 2020 adalah
9.748 jiwa yang terdiri dari laki-laki 5.182 jiwa dan perempuan 4.566 jiwa dengan
2605 KK.
4. VISI MISI Organisasi
VISI :
Mewujudkan masyarakat yang sehat, mandiri, dan berkualitas dalam lingkungan yang
sehat.
MISI:
1) Menggerakkan kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
2) Meningkatkan kualitas pelayanan yang bermutu bagi masyarakat.
3) Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan.
4) Meningkatkan kuantitas sarana dan prasarana kesehatan.
5) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemecahan dan penanganan masalah
kesehatan.
6) Menjadikan puskesmas sebagai pusat informasi kesehatan.
4|Page
B. PROFIL PESERTA
Nama : dr. Nurul Hidayati Rajab
Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 04 Februari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Daerah Asal : Bulukumba, Sulawesi Selatan
Alamat : JL. Cendana, Kel. Caile Kec. UjungBulu,
Kab. Bulukumba
Jabatan : Ahli Pertama – Dokter
Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan
1) Tugas Dokter Umum
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan
Fungsional Umum di lingkungan Kementerian Kesehatan, uraian tugas dokter umum
adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan
2) Melaksanakan pelayanan medis rawat inap
3) Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medis
4) Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA
5) Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan pedoman kerja
untuk menyusun catatan medis pasien
6) Menyusun draft visum et repertum
7) Melaksanakan tugas jaga
8) Menyusun draft laporan pelaksanaan tugas.
2) Fungsi Dokter Umum
Fungsi dokter umum adalah melaksanakan pelayanan medis baik rawat jalan, rawat
inap, kegawatdaruratan, pelayanan gizi dan KIA, Menyusun catatan medis pasien,
Menyusun draft visum etrepertum, melaksanakan tugas jaga sesuai dengan petunjuk
kerja dan arahan pimpinan dalam memberikan pelayanan Kesehatan pada sarana
Kesehatan kepada masyarakat.
5|Page
C. MATA PELATIHAN
1. Konsep Nilai-Nilai Dasar ASN
Undang- undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU
ASN) menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelayan publik.
Dimana menurut Oxford Learner’s Dictionary, kata pelayanan (service) dapat
diartikan sebagai sistem yang menyediakan sesuatu yang dibutuhkan publik, yang
diselenggarakan oleh
Pemerintah atau perusahaan swasta. Dan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-
undang, pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/ atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik yang baik
didasarkan pada prinsip- prinsip yang digunakan untuk merespons berbagai
kebutuhan dalam penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan birokrasi antara
lain:
- Partisipatif yaitu melibatkan masyarakat dalam pelayanan publik
- Transparan yaitu menyediakan akses warga negara untuk mengetahui segala hal
pelayanan publik
- Responsif yaitu pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan warga
negaranya
- Tidak diskriminatif yaitu tidak membedakan satu warga dengan warga negara
yang lain
- Mudah dan murah yaitu persyaratan pelayanan publik mudah dipenuhi dan dan
murah
- Efektif dan efisien yaitu prosedur sederhana, tenaga kerja yang sedikit dan biaya
yang murah
- Aksesibel yaitu pelayanan publik dapat dijangkau oleh warga negara yang
membutuhkan
- Akuntabel yaitu pelayanan publik harus dapat di pertanggujawabkan secara
terbuka
- Berkeadilan yaitu pelayanan publik dijadikan alat melindungi kelompok rentan
6|Page
dan menghadirkan rasa keadilan dengan kelompok lemah ketika berhadapan
dengan kelompok kuat.
Budaya pelayanan oleh Aparut Sipil Negara (ASN) akan sangat menentukan
kualitas pemberian layanan kepada masyarakat. Pelayanan publik yang berkualitas
tersebut harus berorientasi pada pemenuhan kepuasan pengguna layanan. Apabila
dikaitkan dengan tugas ASN dalam melayani masyarakat, pelayanan yang
berorientasi pada customer satisfaction adalah wujud pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat atau dikenal dengan sebutan pelayanan prima. Pelayanan prima
didasarkan pada implementasi standar pelayanan yang dimiliki oleh penyelenggara.
Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima sudah tidak bisa
ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik.
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021
tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding
Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai
salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
(World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai
Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Core
Values ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim
dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif.
a) Berorientasi Pelayanan
Berorientasi Pelayanan adalah keinginan memberikan Pelayanan Prima demi
menjamin kepuasan masyarakat. Nilai dasar “berorientasi pelayanan” diletakkan
pada poin pertama. Mengingat bahwa ASN yang dulu dikenal sebagai abdi
negara, saat ini bertransformasi menjadi pelayan publik. Panduan perilaku/ kode
etik berorientasi pelayanan yang dijadikan sebagai pedoman dalam berperilaku
bagi ASN antara lain:
- Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat yang dapat diwujudkan
dengan mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia, menjalankan tugas
secara profesional dan tidak berpihak, membuat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian dan menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
- Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan yang dapat diwujudkan
dengan memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur,
7|Page
memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; dan memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
- Melakukan Perbaikan Tiada Henti yang dapat diwujudkan dengan
mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik dan
mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
b) Akuntabel
Akuntabilitas merupakan kewajiban ASN untuk mempertanggungjawabkan segala
hal baik itu tindakan dll sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina,
dan lebih luasnya kepada publik. Menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 dalam menjamin
terwujudnya perilaku ASN dalam koteks akuntabilitas, maka setiap ASN dituntut
untuk mengikuti kode etik berikut ini:
- Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin
dan berintegrasi tinggi
- Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien
- Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegrasi tinggi
Selain kode perilaku atau kode etik. ASN juga dituntut untuk mengetahui aspek-
aspek dari akuntabilitas. Dimana aspek- aspek tersebut dibagi menjadi beberapa jenis
yaitu:
- Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
artinya hubungan dua pihak antara individu/ kelompok/ institusi dengan
negara atau masyarakat
- Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
artinya hasil yang diharapkan adalah perilaku apparat pemerintah yang
bertanggungjawab
- Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting) artinya laporan yang dimaksud adalah laporan kinerja sebagai
bentuk perwujudan akuntabilitas
- Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences) artinya akuntabilitas menunjukkan tanggungjawab
8|Page
dan tanggungjawab menghasilkan konsekuensi dan koonsekuensi dapat
berupa penghargaan atau sanksi
- Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
artinya tujuan utuama akuntabilitas adalah meperbaiki kinerja AS dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
9|Page
- Membantu orang lain belajar
- Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
d) Harmonis
Dalam bidang filsafat, harmonis adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan
sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan
yang luhur. Membangun budaya harmonis di tempat kerja sangat penting dalam
suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif & kondusif juga berdampak
bagi berbagai bentuk oganisasi.
Adapun kode etik/ perilaku dari nilai harmonis adalah sebagai berikut:
- Saling peduli dan menghargai perbedaan apapun latar belakangnya
- Suka menolong orang lain
- Membangun lingkungan kerja yang kondusif
e) Loyal
Secara etimologis, loyal diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya
mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia atau suatu kesetiaan.
Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri
pada masa lalu. Dalam Kamus Oxford Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai
tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan
konstan kepada seseorang atau institusi. Selain itu, loyal juga merupakan
salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa
setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara,
dengan panduan perilaku:
- Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang
sah
- Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
- Menjaga rahasia jabatan dan negara.
f) Adaptif
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan
individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup,
untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga
memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuh kembangkan dalam
diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana
10 | P a g e
individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.
Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai
tujuan, baik individu maupun organisasi dalam situasi apa pun yang menuntut
ASN untuk terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan atau menghadapi
perubahan. Adapun kode etik dari nilai adaptif yang menjadi pedoman bagi ASN
dalam berperilaku adalah sebagai berikut:
- Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
- Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
- Bertindak proaktif
g) Kolaboratif
Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa
kolaborasi adalah “value generated from an alliance between two or more firms
aimingto become more competitive by developing shared routines” (nilai yang
dihasilkan dari aliansi antara dua atau lebih perusahaan yang bertujuan untuk
menjadi lebih kompetitif dengan mengembangkan rutinitas bersama). Menurut
Ansen dan gash (2012 p 550) mengungkapkan beberapa proses yang harus
dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu:
- Trust building: membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi.
- Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dengan baik dan bersungguh-
sungguh;
- Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing
ownership dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;
- Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama
terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan
- Menetapkan outcome.
Adapun kode etik/ perilaku dari nilai kolaboratif yang dijadikan oleh ASN
sebagai pedoman dalam berperilaku adalah sebagai berikut:
- Memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
- Terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah
- Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama
11 | P a g e
Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media
digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara
produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna
yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu
mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh
tanggung jawab. Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan
menggunakan media digital (digital skills) saja, namun juga budaya menggunakan
digital (digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman
menggunakan media digital (digital safety).
1) Digital Skill: Kemampuan mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Digital Culture: Kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan
memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhineka Tunggal Ika dalam keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui
pemanfaatan TIK
3) Digital Ethic: Kemampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika
digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari
4) Digital Safety: Kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data
pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
b) Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, dan bersih dari praktik KKN. Berdasarkan Undang-undang Nomor 5
Tahun 2014 kedudukan ASN terbagi menjadi 2 yaitu PNS (Pegawai Negeri
Sipil) dan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak). PNS
merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu
12 | P a g e
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah dan ketentuan perundang-undangan.
Peran ASN
adalah untuk menjalankan tugas dan fungsi sebagai berikut:
- Pelaksana kebijakan publik berfungsi melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
- Pelayan publik berfungsi memberikan pelayanan publik yang professional dan
berkualitas
- Perekat dan pemersatu bangsa berfungsi mempererat persatuan dan kesatuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Hak ASN
Menurut Pasal 21 UU No 5 Tahun 2014, Hak ASN dibedakan menjadi:
- Hak PNS yaitu menerima gaji, tunjangan, perlindungan, pengembangan
kompetensi, cuti, jaminan pensiun dan hari tua
- Hak PPPK yaitu menerima menerima gaji, tunjangan, perlindungan,
pengembangan kompetensi, dan cuti.
Kewajiban ASN
Kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual. Dengan
kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai
ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
- Setia dan taat pada Pancasila, UUD’45, NKRI
- Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
- melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
- Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
- Melaksanakan Tugas Kedinasan dengan Penuh Pengabdian, Kejujuran,
Kesadaran, dan Tanggungjawab
- Menyimpan Rahasia Jabatan Dan Hanya Dapat Mengemukakan Rahasia
Jabatan Sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
- Bersedia Ditempatkan Di Seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Kode Etik ASN
13 | P a g e
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada
kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi
pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
- Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi;
- Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
- Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
- Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
- Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
- Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
- Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien;
- Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
- Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
- Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain;
- Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
- Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.
14 | P a g e
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di UPT. Puskesmas Palangisang, konsultasi
dengan Dokter teman sejawat dan Pimpinan instansi (mentor). Menetapkan 3 isu yang
berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai tenaga Dokter, Adapun isu tersebut
sebagai berikut:
Kesesuaian dengan Materi Manajemen
No. ISU
ASN dan Smart ASN
Mulai renggannya protokol
B. Deskripsi Isu
1) Mulai renggannya protokol Kesehatan di Puskesmas, seperti aturan memakai
masker
Kasus Covid-19 mulai menurun tidak menjadi asalan bagi tenaga kesehatan dan
masyarakat untuk tidak memakai masker terutama saat berkunjung di Rumah Sakit dan
15 | P a g e
Puskesmas. Karena penyakit infeksius yang penularannya melalui udara bukan hanya
covid- 19, masih banyak penyakit lainnya. Diantaranya; Tuberkulosis, ISPA, Varisella
(Cacar), Pertusis (Batuk Renjatan), Difteri dan sebagainya.
Berdasarkan surat edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020
menyampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kabupaten/
Kota untuk melaksanakan Gerakan “Semua Pakai Masker” sebagai pencegahan
penularan covid- 19 diwilayah kerja masing-masing. Karena kasus covid- 19 sudah
mengalami penurunan dan sekarang memulai transisi dari Pandemi ke Endemi, sehingga
Pemerintah telah melonggarkan aturan memakai masker. Tetapi ada pengecualian yang
mengharuskan memakai masker antara lain berkegiatan diruangan tertutup, di
transportasi publik, dan Ruang lingkup Kesehatan. Terutama untuk populasi rentan
(lansia, memiliki penyakit komorbid, ibu hamil, dan anak yang belum divaksin), dan
bagi mereka yang bergejala seperti batuk, pilek, dan demam.
Namun kenyataan dilapangan masih banyak masyarakat (Pasien) yang tidak
memakai masker terutama saat datang ke Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Ditambah
Tenaga Kesehatan yang seharusnya menjadi contoh baik untuk masyarakat, tidak
melaksanakan aturan memakai masker saat memberikan pelayanan terutama di
Puskesmas tempat saya bertugas. Dikarenakan faktor kesadaran yang kurang untuk tetap
memakai masker sebagai perlindungan diri sendiri dan oranglain. Juga karena tidak
diberlakukannya aturan wajib memakai masker di Puskesmas, meskipun angka Covid
sudah mulai menurun diharapkan aturan tersebut tetap dijalankan sekaligus sebagai
pencegahan penularan penyakit infeksius melalui media udara.
Hal ini terkait dengan materi Smart ASN yaitu tidak diberlakukannya aturan
tertulis wajib memakai masker dan tidak adanya sosialisasi tentang dampak penyakit bila
tidak menggunakan masker baik dalam bentuk poster ataupun banner. Adapun yang
berperan dalam isu ini yaitu Masyarakat (Pasien), Dokter dan Tenaga Kesehatan lainnya.
Bukti/ Fakta Isu yang terjadi di Puskesmas: berupa foto pasien tidak memakai masker
saat menunggu diruang tunggu puskesmas.
16 | P a g e
2) Belum optimalnya pemanfaatan di PRB (Program Rujuk Balik)
Sebagai salah satu program unggulan guna meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan
bagi peserta BPJS Kesehatan serta memudahkan akses pelayanan Kesehatan kepada
peserta penderita penyakit kronis, maka dilakukan optimalisasi implementasi Program
Rujuk Balik (PRB). Pelayanan PRB diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan penderita
penyakit kronis, khususnya penyakit diabetes melitus, hipertensi, jantung, asma, penyakit
Paru Obstruksi Kronis (PPOK), epilepsy, stroke, schizophrenia, System Lupus
Erythematous (SLE) yang sudah terkontrol/ stabil namun masih memerlukan pengobatan
atau asuhan keperawatan dalam jangka Panjang.
Pelayanan Obat Rujuk Balik adalah pemberian obat-obatan untuk penyakit kronis
di Faskes Tingkat Pertama sebagai bagian dari program pelayanan PRB. Di Puskesmas
tempat saya bertugas pasien yang masuk PRB masih kurang yang melakukan kunjungan
baik untuk kontrol rutin maupun kontrol lanjut obat. Dimana angka pencapaian PRB di
Puskesmas belum mencapai target. Sehingga beberapa pasien penyakitnya tidak
terkontrol maksimal dan sebagai dokter saya tidak bisa mengetahui perkembangan
penyakit kronis pasien.
Hal ini berkaitan dengan Manajemen ASN, kurangnya kepedulian penanggung
jawab PRB untuk memberikan edukasi terkait PRB dan tidak berjalannya kegiatan untuk
memotivasi pasien untuk datang kontrol, seperti melaksanakan kegiatan pemeriksaan rutin
sekali dalam sebulan atau kegiatan senam sehat yang disertai dengan edukasi penyakit
kronis dan pemeriksaan rutin (Tekanan darah dan cek Gula darah). Adapun yang berperan
dalam isu ini yaitu Penanggung jawab PRB di Puskesmas, Dokter dan Pasien PRB.
Bukti Isu Di Puskesmas berupa Data yaitu Pasien PRB di Puskesmas berjumlah 48
pasien bulan Januari s/d Juni tahun 2022 dan yang datang kontrol tiap bulan hanya sekitar
25%.
3) Tidak diterapkannya nomor antrian dan fast track di Puskesmas
17 | P a g e
Antrian adalah garis tunggal yang menunggu atau terbentuk di depan fasilitas
pelayanan. Permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah sistem
antrian. Contohnya adalah antrian di Puskesmas, puskesmas adalah sebuah instansi
pelayanan masyarakat yang harus memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat,
dengan memberikan kenyamanan bagi pasien, sudah tentu akan memberikan keuntungan
secara financial bagi Puskesmas tersebut. Semenjak adanya Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan membuat puskesmas kewalahan dalam mengatasi
penumpukan antrian pasien. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan pada pelayanan
puskesmas.
Dalam pelayanan Puskesmas selain mengenai nomor antrian, terdapat sistem
pemilahan metode cepat (Fast Track) untuk pasien Instalasi Rawat Jalan disesuaikan
dengan indikasi medis. Bagian loket pendaftaran akan melakukan skrining setiap pasien
yang datang berobat di Puskesmas. Petugas loket akan memberi kartu fast track pada
keluarga pasien atau pasien yang memenuhi kriteria fast track, yaitu:
19 | P a g e
- Meningkatkan risiko penularan penyakit pada pasien anak atau bayi, ibu hamil
dan pasien penyakit kronis diruang tunggu
Keterangan:
20 | P a g e
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
2. Rumusan Isu
Adapun rumusan isu yang diangkat yaitu “Tidak diterapkannya nomor antrian dan
fast track di Puskesmas”.
21 | P a g e
E. Penentuan Penyebab Core Isu
Analisis Faktor penyebab Core Isu dengan Metode Fishbone Diagram
MACHINE METHOD
Kurang maksimalnya
sosialisasi terkait alur
pelayanan dan
Tidak berfungsinya
manfaat adanya fast
mesin nomor
antrian track di Puskesmas TIDAK
DIBERLAKUKANNYA
NOMOR ANTRIAN
Tidak adanya Kurangnya DAN FAST TRACK DI
alternatif pengganti perhatiannya petugas PUSKESMAS
mesin nomor antrian, dalam pelaksanaan
tidak adanya media layanan nomor antrian
KIE dan fast track
22 | P a g e
G. MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI
Konstribusi
No Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan
. Mata Pelatihan Agenda 2 Organisasi
Misi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pengaktifan Manajemen ASN Misi: Meningkatkan Berorientasi
kembali nomor Kode Etik dan Perilaku ASN kualitas pelayanan Pelayanan
antrian dan fast yang bermutu bagi Kompeten
track di 1) Mencari informasi 1) Catatan data Berorientasi Pelayanan: masyarakat Adaptif
Puskesmas dibagian loket faktor penyebab Melakukan perbaikan tiada
Palangisang pendaftaran 2) Dokumentasi henti
mengenai kegiatan Kompeten: Meningkatkan
penyebab tidak kompetensi diri untuk
diberlakukannya menjawab tantangan yang
nomor antrian dan selalu berubah
fast track Adaptif: Bertindak Proaktif
Kolaboratif: Terbuka
bekerjasama untuk
menghasilkan nilai tambah
2) Melakukan 1) Catatan saran Berorientasi Pelayanan:
konsultasi dengan dan persetujuan Melakukan perbaikkan tiada
Kepala Puskesmas 2) Dokumentasi henti
mengenai konsep kegiatan Akuntabel: Melaksanakan
pengaktifan tugas dengan
kembali nomor bertanggungjawab dan
antrian dan fast disiplin
track Loyal: Menjaga nama baik
sesama ASN, Pimpinan
Kolaboratif: Terbuka
dalam bekerjasama untuk
menghasilkan nilai tambah
3) Menentukan 1) Tersedia Berorientasi Pelayanan:
adanya pegawai pegawai loket Memahami dan memenuhi
loket yang yang kebutuhan masyarakat
bertanggung jawab bertanggung Akuntabel: Melaksanakan
dengan nomor jawab tugas dengan jujur,
antrian dan kartu bertanggungjawab, cermat,
fast track displin dan berintegritas
tinggi
Adaptif: Cepat
menyesuaikan diri
menghadapi perubahan
Deskripsi Kegiatan
1. Keterkaitan kegiatan dengan Manajemen ASN
Pengaktifan kembali nomor antrian dan fast track di Puskesmas Palangisan adalah Implementasi terhadap nilai-nilai manajemen ASN yang
berkaitan dengan kode etik dan perilaku ASN yaitu menggunakan kekayaan dan b arang milik Negara secara bertanggung jawab, efektif dan
efisien.
25 | P a g e
Konstribusi
No Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan
. Mata Pelatihan Agenda 2 Organisasi
Misi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2. Promosi nomor Smart ASN Misi: Meningkatkan Kompeten
antrian dan Digital skill profesionalisme Adaptif
kriteria fast track tenaga kesehatan,
dalam alur dan Meningkatkan
pelayanan kualitas pelayanan
1) Membuat SOP alur 1) Adanya SOP Berorientasi Pelayanan: yang bermutu bagi
pelayanan alur pelayanan Melakukan perbaikan tiada masyarakat
dikaitkan dengan henti
kriteria fast track Kompeten: Melaksanakan
tugas dengan kualitas
terbaik
Loyal: Berdedikasi
Adaptif: Inovasi dan
mengembangkan kreativitas
2) Melakukan 1) Catatan berupa Berorientasi Pelayanan:
konsultasi dengan saran dan Ramah, cekatan, solutif, dan
Kepala Puskesmas kritikan, dapat diandalkan.
(mentor) terkait persetujuan Loyal: Menjaga nama baik
SOP yang dibuat 2) Dokumentasi sesame ASN, Pimpinan
kegiatan Kolaboratif: Terbuka
dalam bekerjasama untuk
menghasilkan nilai tambah
3) Membuat desain 1) Foto hasil Akuntabel: Menggunakan
nomor antrian, desain yang kekayaan dan barang milik
kartu fast track, dibuat negara secara
26 | P a g e
dan alur pelayanan bertanggungjawab, efektif,
sesuai SOP yang dan efisien
telah dibuat Kompeten: Meningkatkan
kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang
selalu berubah
Adaptif: Terus berinovasi
dan mengembangkan
kreativitas
4) Mencetak kartu 1) Hard kartu Berorientasi Pelayanan:
nomor antrian dan nomor antrian Bersikap cekatan dan dapat
fast track, serta dan fast track diandalkan
alur pelayanan 2) Hard copy Loyal: Rela berkorban
dengan media media Banner Adaptif: Inovasi dan
Banner mengembangkan kreativitas
Kolaboratif: Menggerakkan
pemanfaatan berbagai
sumberdaya untuk tujuan
Bersama
Deskripsi Kegiatan
1. Kriteria kegiatan dengan Agenda Smart ASN
Melaksanakan kegiatan promosi nomor antrian dan kriteria fast track dalam alur pelayanan dengan media Banner, termasuk dalam Smart ASN
yaitu digital skill yaitu memiliki kemampuan untuk menggunakan dan memanfaatkan media digital dengan memanfaatkan laptop dan internet.
28 | P a g e
Konstribusi
No Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan
. Mata Pelatihan Agenda 2 Organisasi
Misi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
3. Sosialisasi Smart ASN Misi: Meningkatkan Berorientasi
mengenai alur Digital skill kualitas sarana dan Pelayanan
pelayanan di prasarana kesehatan, Kompeten
Puskesmas Manajemen ASN dan Menjadikan Kolaboratif
Fungsi ASN sebagai puskesmas sebagai
pelayanan publik pusat informasi
Kesehatan
Deskripsi Kegiatan
1. Kriteria kegiatan dengan Agenda Smart ASN dan Manajemen ASN
Sosialisasi dengan media Banner alur pelayanan di Puskesmas, termasuk dalam smart ASN yaitu digital skill memiliki kemampuan untuk
menggunakan dan memanfaatkan media digital
Sosialisasi dengan media Banner terkait kriteria fast track dan alur pelayanan di Puskesmas adalah implementasi terhadap nilai-nilai manajemen
ASN yang berkaitan dengan fungsi ASN sebagai pelayan publik yaitu mensosialisasikan sistem alur pelayanan puskesmas yang professional dan
berkualitas.
31 | P a g e
Konstribusi
No Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan
. Mata Pelatihan Agenda 2 Organisasi
Misi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
4. Melakukan Manajemen ASN Misi: Meningkatkan Berorientasi
evaluasi terkait Kode etik dan Perilaku ASN kualitas pelayanan Pelayanan
pengaktifan yang bermutu bagi Kompeten
nomor antrian masyarakat Harmonis
dan fast track di 1) Membuat daftar 1) Dokumentasi Akuntabel: Melaksanakan Kolaboratif
Puskesmas kunjungan pasien daftar tugas dengan jujur,
yang masuk kunjungan bertanggung jawab, cermat,
kriteria fast track pasien disiplin dan berintegrasi
Loyal: Menjaga rahasia
jabatan dan negara
Adaptif: Terus berinovasi
dan mengembangkan
kreativitas
32 | P a g e
Kolaboratif: Memberikan
kesempatan kepada
berbagai pihak untuk
berkontribusi
Deskripsi Kegiatan
1. Kriteria kegiatan dengan Agenda Manajemen ASN
Melakukan evaluasi terkait pengaktifan nomor antrian dan fast track di Puskesmas adalah Implementasi terhadap nilai-nilai manajemen ASN yang
berkaitan dengan kode etik dan perilaku ASN yaitu melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawab dan berintegrasi tinggi.
33 | P a g e
Tahapan 1; Membuat daftar kunjungan pasien yang masuk kriteria fast track, saya membuat daftar khusus kunjungan pasien untuk melihat
pasien yang diberikan kartu fast track sesuai dengan kriteria sebagai bentuk melaksanakan tugas dengan jujur dan bertanggung jawab ini
merupakan penerapan nilai dasar akuntabel, dengan adanya buku daftar kunjungan pasien sebagai bentuk menjaga kerahasiaan pasien
termasuk nilai dasar loyal, membuat kartu fast track dan memberikan kepada pasien sesuai dengan kriteria yang ditetapkan termasuk nilai
dasar adaptif.
Tahapan 2; Diskusi dengan bagian loket pendaftaran, perawat poli, UGD dan Apotik terkait penerapan tersebut, saya memberi kesempatan
pada berbagai pihak untuk menyampaikan saran dan kritik sebagai evaluasi program merupakan penerapan nilai dasar harmonis,
melakukan diskusi dengan staf puskesmas sebagai bentuk saling menghormati dalam berkerjasama demi pelayanan puskesmas termasuk
nilai dasar loyal, kegiatan diskusi ini memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi demi kemajuan pelayanan
puskesmas ini merupakan penerapan nilai dasar kolaboratif.
Tahapan 3; Meminta pendapat dari salah satu pasien terkait pelayanan puskesmas dengan adanya nomor antrian dan fast track, meminta
pendapat kepada pasien terkait kegiatan ini dengan pengharapan tindak proaktif pasien dan sebagai perbaikan terhadap pelayanan
puskesmas hal ini termasuk nilai dasar adaptif dan berorientasi pelayanan, sikap ramah dan sopan saat meminta pasien mengutarakan
pendapatnya merupakan perwujudan dari nilai harmonis.
Tahapan 4; Membuat infografis berisi manfaat diaktifkannya nomor antrian dan kartu fast track, dengan adanya manfaat dari kegiatan ini
sebagai bentuk telah melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik termasuk nilai dasar kompeten, manfaat dari keagiatan ini dituangkan
dalam infograsi merupakan sikap terus berinovasi dan meningkatkan kreativitas termasuk nilai dasar adaptif, mengorbankan pikiran, waktu
dan biaya demi menghasilkan manfaat dari kegiatan yang saya buat termasuk nilai dasar loyal, hasil dari diskusi dengan staf puskesmas dan
pendapat pasien terkait penerapan alur pelayanan yang dituangkan dalam bentuk infografis demi mencapai tujuan bersama termasuk sikap
nilai dasar kolaboratif.
34 | P a g e
MATRIK REKAPITULASI RENCANA HABITUASI NILAI-NILAI DASAR PNS (BerAKHLAK)
Total Nilai
No. Nilai Dasar Indikator Nilai Keg. 1 Keg. 2 Keg. 3 Keg. 4 Total
Dasar
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. 1. Memahami dan
memenuhi kebutuhan 4
masyarakat.
Berorientasi 2. Ramah, cekatan,
9
Pelayanan solutif, dan dapat 2
diandalkan.
3. Melakukan perbaikan
tiada henti. 3
2. 1. Melaksanakan tugas
dengan jujur,
bertanggungjawab, 3
cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi.
2. Menggunakan
Akuntabel kekayaan dan barang 6
milik negara secara 2
bertanggungjawab,
efektif, dan efisien.
3. Tidak
menyalahgunakan 1
kewenangan jabatan.
3. 1. Meningkatkan
Kompeten kompetensi diri untuk 2 5
35 | P a g e
menjawab tantangan
yang selalu berubah.
2. Membantu orang lain
belajar. 1
3. Melaksanakan tugas
dengan kualitas 2
terbaik.
4. 1. Menghargai setiap
orang apapun latar 3
belakangnya.
2. Suka menolong orang
Harmonis 1 5
lain
3. Membangun
lingkungan kerja yang 1
kondusif.
5. 1. Memegang teguh
Ideologi Pancasila,
UUD 1945, setia pada 4
NKRI serta
pemerintahan yang sah.
Loyal 2. Menjaga nama baik 9
sesama ASN,
Pimpinan, Instansi, dan 4
Negara.
3. Menjaga rahasia
jabatan dan negara. 1
6. 1. Cepat menyesuaikan
Adaptif diri menghadapi 1 10
perubahan.
36 | P a g e
2. Terus berinovasi dan
mengembangkan 5
kreativitas
3. Bertindak proaktif 4
7 1. Memberi kesempatan
kepada berbagai pihak 1
untuk berkontribusi.
2. Terbuka dalam
bekerjasama untuk
5
Kolaboratif menghasilkan nilai 8
tambah.
3. Menggerakkan
pemanfaatan berbagai
2
sumberdaya untuk
tujuan bersama
Total Nilai NND 52
37 | P a g e
Matriks Peran dan Kedudukan ASN
NO. Peran dan Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 4 Total
Kedudukan ASN
1. Manajemen ASN 3
2. Smart ASN 2
Keterkaitan Terhadap Visi dan Misi Kabupaten Bulukumba Keg. 1 Keg. 2 Keg. 3 Keg. 4 Total
Mewujudkan Masyarakat yang Sehat,
Visi Mandiri, dan Berkualitas dalam 0
Lingkungan yang Sehat
Menggerakkan kemandirian masyarakat
0
untuk berperilaku hidup sehat
Meningkatkan kualitas pelayanan yang
2
bermutu bagi masyarakat
Meningkatkan profesionalisme tenaga
kesehatan 1
Misi Meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana kesehatan 1
Meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pemecahan dan 0
penanganan masalah kesehatan
Menjadikan puskesmas sebagai
pusat informasi kesehatan 2
38 | P a g e
Berorientasi Pelayanan 3
Akuntabel 0
Kompeten 4
Nilai
Harmonis 1
BerAKHLAK
Loyal 0
Adaptif 2
Kolaboratif 2
39 | P a g e
REFERENSI
Amelia, Rizki. (2021). Modul Smart ASN. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Fatimah, Eli dan Erni Irawati. (2021). Modul Manajemen ASN . Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Handoko, Ramah. (2021). Modul Akuntabel. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Jalin, Ahmad. (2021). Modul Kompeten. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Mirdin, Andi Adiyat, (2021). Modul Berorientasi Pelayanan. Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Rahmanendra, Dwi. (2021). Modul Loyal. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Sembodo, Jarot. (2021). Modul Harmonis. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Sejati, Tri Atmojo. (2021). Modul Kolaboratif. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Suwarno, Yogi. (2021). Modul Adaptif. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Jakarta
: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia