Anda di halaman 1dari 8

MINGGU II

TOPIK: Respons Sel terhadap Jejas


Oleh: Rahma Fadillah Sopha, 1006672876

OBYEKTIF:
Setelah mengikuti topik ini mahasiswa mampu:
1. Menggambarkan struktur anatomi makroskopik;
adaptasi:
- Atrofi:
- Hiperplasia
- Hipertrofi
- Metaplasia dan displasia
jejas reversible:
- Degenerasi hidropik: mola
jejas irreversible:
- Nekrosis

2. Menggambarkan struktur anatomi mikroskopik;


- Metaplasia
- Degenerasi hidropik
- Nekrosis

3. Mendiskusikan mekanisme penyebab terjadi dan dampak dari proses-proses di atas


terhadap biologi, psikologi, sosial dan spiritual klien

4. Mendiskusikan implikasi dari perubahan tersebut terhadap tindakan Keperawatan

SUMBER:
1. http://library.med.utah.edu/WebPath/CINJHTML/CINJIDX.html
2. http://pathcuric1.swmed.edu/PathDemo/Start.htm
3. CD Patologi
3. Preparat patologi mikroskopik
I.1. Review Struktur Sel Normal
Sel merupakan unit struktural dan fungsional jaringan dan organ. Sebelum
mempelajari gangguan pada sel, Anda diharapkan untuk mengingat kembali sel normal dan
berbagai organelnya. Perhatikan skema struktur sel normal di bawah ini:

http://library.med.utah.edu/WebPath/CINJHTML/CINJ052.html

Anda dapat mengeksplor nama-nama organel sel dengan cara menge-klik gambar organel
yang dimaksud. Kemudian, gambarlah struktur skematik sel dan organel sel normal pada
buku laporan praktikum.

Gbr I.1.a. Skema sel dan organel sel normal

I.2. Adaptasi Seluler


Sel mampu mengatur dirinya dalam dengan cara merubah struktur dan fungsinya
sebagai respons terhadap berbagai kondisi fisiologis maupun patologis. Kemampuan ini
disebut sebagai adaptasi seluler.

Terdapat empat (4) tipe adaptasi seluler yaitu:


a) Atrofi adalah suatu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah berkembang
sempurna dengan ukuran normal, dapat bersifat fisiologis maupun patologis, umum
atau lokal.
b) Hipertrofi adalah ukuran sel jaringan atau organ yang menjadi kebih besar daripada
ukuran normalnya.
c) Hiperplasi adalah suatu keadaan yang disebabkan adanya stimulus atau keadaan
kekurangan sekret atau produksi sel terkait yang hanya terjadi pada sel labil, seperti
sel lapis epidermis dan sel darah.
d) Metaplasi adalah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis tertentu.

I.2.1 Atrofi
Atrofi adalah mengecilnya ukuran sel dari organ yang sebelumnya berkembang sempurna
atau normal. Dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai perawat, berikan satu contoh
kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya atrofi dan jelaskan mekanismenya

e) Apabila perawat selalu mengangkat benda-benda berat, otot dapat mengalami kerusakan.
Sel-sel otot tidak dapat membelah diri secara mitosis untuk menggantikan sel-sel yang hilang.
Di dekat permukaan otot terdapat populasi kecil sel-sel yang tidak berdiferensiasi (seperti
yang dijumpai pada masa perkembangan mudigah), yaitu mioblas. Sewaktu sebuah serat otot
rusak, sekelompok mioblas melakukan fusi untuk mengganti otot tersebut dengan
membentuk sebuah sel besar berinti banyak yang segera mulai mensintesis dan menyusun
perangkat intrasel khas untuk otot. Pada cedera luas, mekanisme yang terbatas ini tidak cukup
untuk mengganti semua serat yang hilang, lalu serat-serat yang tersisa sering mengalami
hipertrofi sebagai kompensasinya. Sebaliknya, perawat yang tiba-tiba menghentikan
aktivitasnya dalam waktu yang cukup lama akan mengalami penurunan aktivitas otot
sehingga beberapa bagian tubuhnya yang sebelumnya normal mengalami pengurangan
ukuran (atrofi).

Perhatikan gambaran makroskopik atrofi dari CD patologi ataupun dari situs


di bawah ini:
http://library.med.utah.edu/WebPath/CINJHTML/CINJ002.html
http://library.med.utah.edu/WebPath/CINJHTML/CINJ003.html

http://apps.uwhealth.org/health/adam/graphics/images/en/9680.jpg

Menurut Anda apakah dampak atrofi tersebut bagi klien?


f) Pada gambar 1, klien akan mengalami penurunan aktivitas seksual disertai dengan
gangguan emosional yang cukup serius. Hal ini dikarenakan penurunan aktivitas susunan
endokrin sehigga hormon testosteron tidak berfungsi secara maksimal.

Pada gambar 2, klien mengalami kerusakan pada fungsi endotel dan permeabilitas sawar
darah otak yang akan mengakibatkan terjadinya gangguan sirkulasi serta metabolisme
pada otak. Berikutnya terjadi gangguan terhadap metabolik dan telah terjadi disregulasi
aliran darah yang membeirkan efek pada area frontal-temporal yang bisa berimplikasi
terhadap fungsi kognitif dan keseimbangan
(http://www.kalbe.co.id/index.php?mn=news&tipe=detail&detail=19047 )

Pada gambar 3, berkurangnya supply makanan yang menyebabkan terjadinya atrofi akan
berdampak pada eksistensi klien menjalankan aktivitasnya. Ia dapat mengalami gangguan
metabolisme karena defisiensi berbagai zat yang diperlukan tubuh.

I.2.2 Hipertrofi dan Hiperplasia


Hipertrofi dan hiperplasia merupakan bentuk lain dari adaptasi sel. Keduanya dapat
menyebabkan pembesaran ukuran organ, namun penyebab dan tempat terjadi yang berbeda.

Jelaskan perbedaan antara hipertrofi dan hiperplasia serta beri contoh!


g) Hipertrofi >> Membesarnya suatu organ karena pertambahan ukuran sel dan hanya terjadi
pada sel-sel stabil seperti sel hati, sel epitel kelenjar, sel otot polos dinding uterus.
Contoh: Otot skelet pada binaragawan.
Hiperplasia >> Membesarnya suatu organ karena pertambahan jumlah sel dan hanya
terjadi pada sel-sel labil seperti sel darah.
Contoh: Pembesaran kelenjar mammae pada saat si Ibu menyusui.

Perhatikan anatomi makroskopik hipertrofi dan hiperplasia pada CD patologi


atau di situs di bawah ini:
http://library.med.utah.edu/WebPath/CINJHTML/CINJ005.html

Pada kondisi apakah yang menyebabkan kelainan di atas?


h) Kardiomiopati hipertrofik bisa terjadi sebagai suatu kelainan bawaan. Penyakit ini dapat
terjadi pada orang dewasa dengan akromegali (kelebihan hormon pertumbuhan di dalam
darah) atau pada penderita hemokromositoma (suatu tumor yang menghasilkan
adrenalin). Biasanya setiap penebalan pada dinding otot jantung mencerminkan reaksi otot
terhadap peningkatan beban kerja jantung
(http://forum.um.ac.id/index.php?topic=8468.0)

Pahami bahwa hipertrofi yang terjadi pada otot skelet binaragawan dan hipertrofi yang terjadi
pada sel organ vital seperti jantung memberi dampak yang sangat berbeda bagi klien.
Menurut Anda apakah dampak hipertrofi ventrikel bagi klien penderita?
i) Jantung menebal dan lebih kaku dari normal serta lebih tahan terisi oleh darah dari paru-
paru. Akibatnya, terjadi tekanan balik ke dalam vena paru yang dapat menyebabkan
terkumpulnya cairan di dalam paru-paru sehingga penderita mengalami sesak nafas yang
sifatnya menahun. Penebalan dinding ventrikel juga bisa menyebabkan terhalangnya aliran
darah sehingga mencegah pengisian jantung yang sempurna. 

http://library.med.utah.edu/WebPath/CINJHTML/CINJ006.html

http://library.med.utah.edu/WebPath/CINJHTML/CINJ007.html

Menurut Anda apakah hiperplasia merupakan proses fisiologis atau patologis?


j) Gambar 1 dinamakan hiperplasia fisiologis karena respons pembesaran endometrium
memang dibutuhkan ketika siklus menstruasi normal, sementara gambar 2 menunjukkan
hiperplasia patologis yang disebabkan oleh proses hiperplasi yang tidak terkontrol dan
bersifat parasit.

I.2.3. Metaplasia dan Displasia


Metaplasia merupakan bentuk adaptasi berupa transformasi dari satu tipe sel
dewasa menjadi tipe sel dewasa yang lain. Derajat yang lebih buruk dari metaplasia adalah
displasia, yaitu perubahan polarisasi pertumbuhan sel. Displasia yang tidak tertanggulangi
dapat mengarah pada keganasan (karsinoma).

Perhatikan gambaran mikroskopik pada sediaan hasil pap smear pada CD


patologi atau pada situs di bawah ini.
http://pathcuric1.swmed.edu/PathDemo/gbp3/gbp310.htm
I.3. Jejas Sel
Terdapat beberapa penyebab cedera (jejas) sel. Lima (5) dari beberapa
penyebab umum jejas sel antara lain:
k) Iskemi dan hipoksi
l) Radikal bebas
m) Zat toksik
n) Reaksi imunologik
o) Defek genetik

Berdasarkan tingkat kerusakannya, jejas sel dikelompokkan menjadi 2


kategori utama yaitu (p) reversible (differensiasi) & (q) irreversible (sel mati)

I.3.1 Degenerasi Hidropik: Mola Hidatidosa


Mola hidatidosa (hydatiform mole) sering disebut sebagai ’kehamilan buah anggur’.
Sediaan diambil dari hasil curretage ibu hamil trimester II yang mengalami abortus.

Perhatikan morfologi Mola Hidatidosa pada CD patologi


atau situs di bawah ini:
http://www.flickr.com/photos/lunarcaustic/2450418886/
http://www.flickr.com/photos/lunarcaustic/2448406013/
http://www.flickr.com/photos/lunarcaustic/2448406497/in/photostream/

Mekanisme apa yang mendasari terbentuknya mola?


r) Degenerasi, suatu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler yang mengakibatkan
perubahan morfologis akibat jejas nonfatal pada sel. Pada telaah biomolekular, terjadi proses
penimbunan atau akumulasi cairan dalam organel sel yang menyebabkan perubahan
morfologis sel. Selain itu, terjadi kerusakan yang menimbulkan fragmentasi. Fragmen ini
dapat meningkatkan tekanan osmotik cairan intrasel karena mengandung lemak dan protein.
Inilah awal terjadinya degenerasi albumin. Apabila proses berlanjut disertai peningkatan
intensitas jejas sel sampai timbulnya pembengkakan vesikel, tampak lah vakuola intrasel
yang dinamakan degenerasi vakuoler / hidropik. Degenerasi hidropik yang terjadi pada vili
korialis dinamakan mola hidatidosa.
Berdasarkan perubahan sel yang terjadi, apakah ciri khas yang tampak pada makroskopik dan
mikrokopik mola?
Gambarkan anatomi makroskopik dan mikroskopik mola

Gbr I.2.1.a Anatomi makroskopik Gbr I.2.1.b Anatomi mikroskopik Mola


Mola Hidatidosa Hidatidosa

Menurut Anda, apakah janin ibu hamil tersebut dapat hidup?


s) Tidak. Berdasarkan referensi dari http://fk-unsyiah.forumotion.com/t252-mola-
hidatidosamola, terdapat dua jenis mola, yaitu hidatidosa klasik / komplet (tidak terdapat
janin atau bagian tubuh janin) dan mola hidatidosa parsial / inkomplet (terdapat janin atau
bagian tubuh janin). Perkembangan janin pada kondisi ini terhambat akibat kelainan
kromosom dan umumnya mati pada trimester pertama. Selain itu, mola hidatidosa ini bersifat
irreversibel dimana seluruh stroma vili yang avaskuler telah larut menjadi cairan yang
mengisi bentuk vili yang menggembung.

I.3.2 Kematian Sel: Nekrosis


Terdapat 2 jenis kematian sel yaitu apotosis dan nekrosis. Ingatlah perbedaan utama antara
apoptosis dan nekrosis!

Yaitu : apoptosis >> kematian sel fisiologis yang tidak mengundang reaksi sel radang.
Nekrosis >> kematian sel periodik yang telah dipersiapkan penggantinya.
t). Nekrosis merupakan jejas sel irreversible akibat proses enzimatik dari kematian elemen-
elemen sel, denaturasi protein, dan autolisis.

Perhatikan sediaan makroskopik dan mikroskopik nekrosis pada CD patologi atau situs di
bawah ini:

http://library.med.utah.edu/WebPath/CINJHTML/CINJ015.html

Mikroskopik lequefactive nekrosis:

http://library.med.utah.edu/WebPath/CINJHTML/CINJ021.html

Apakah perbedaan nekrosis koagulativa dan liquefactive?


u) Nekrosis koagulatif >> terjadi koagulasi (penggumpalan) unsur protein intrasel yang
umumnya terjadi pada daerah infark dengan disertai ekstravasi eritrosit.
Nekrosis liquefactive >> terjadi pada otak yang disebabkan enzim proteolitik sel lekosit
sehingga nekrosis neuron yang kaya litik ini mudah mencairkan substansi sekitarnya.

FORUM DISKUSI/ONLINE:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas lalu pos-kan jawaban Anda ke forum
diskusi (jawaban harus disertai referensi)
2. Beri respons terhadap jawaban minimal 2 anggota kelompok yang lain
3. Tanyakan hal-hal yang Anda belum jelas mengenai topik minggu ini pada forum
diskusi dan beri respons terhadap pertanyaan anggota kelompok yang lain

Daftar Pustaka

Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed. 2. (Terj. Brahm U.P.).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pringgoutomo, S., dkk. (2006). Buku Ajar Patologi 1 (Umum). Jakarta: Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai