Anda di halaman 1dari 91

Pemicu 1 BIOMEDIK 3

Kakiku Terluka
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Pemicu 1
Kakiku Terluka
Bapak K berusia 40 tahun , seorang nelayan mengalami
gatal-gatal pada kaki kanannya. Karena sering digaruk timbul
luka . Setelah dua hari , luka pada kaki kanannya
membengkak, terasa sakit, dan terdapat nanah berwarna
kekuningan disertai cairan bening. Bapak K berobat ke
puskesmas, luka dibersihkan dan diberi obat antibiotika dan
antiradang.

Apa yang dapat anda pelajari dari kasus diatas...?
Unfamiliar Terms
Nanah (pus) : Cairan kental yang berasal dari
jaringan yang rusak, leukosit,
limfosit, dan sel radang lainnya.

Obat antibiotik : Suatu substansi yang dihasilkan
dari berbagai jenis mikroorganisme
seperti jamur dan bakteri yang
dapat menghambat pertumbuhan
dari mikroorganisme lain.

Obat antiradang : Suatu substansi untuk mencegah,
menghambatnya reaksi radang.
Merumuskan Masalah
1. Mengapa Bapak K mengalami luka pada kaki
kanannya hingga membengkak, berasa sakit dan
bernanah...?
2. Mengapa Bapak K diberi obat antibiotika dan
antiradang...?
Curah Pendapat
1. Karena infeksi pada kulit ( bakteri, virus, jamur)
Gatal > Digaruk > Luka > Radang ( Bengkak, Sakit dan
Bernanah)

2. ~ Antibiotika : Untuk menghambat / menekan /
menghentikan infeksi mikroorganisme.
~ Antiradang : Untuk mengurangi gejala peradangan.
Learning Objective
1. M. Definisi, penyebab, gejala, & macam-macam radang.
2. M. Patofisiologi radang berdasarkan penyebabnya.
3. M. Perbedaan radang akut dan radang kronis.
4. M. Macam-macam Eksudat radang.
5. M. Mekanisme penyembuhan radang.
6. M. Komplikasi radang.
7. M. Flora normal pada kulit.
8. M. Etiologi abses.
9. M. Pengambilan, pengiriman, & penyimpanan spesimen.
10. M. Penggolongan & mekanisme kerja antimikroba &
antiinflamasi.
LO 1

Menjelaskan Definisi, penyebab, gejala, & macam-macam radang
Definisi Radang
Radang : Reaksi protektif setempat yang
ditimbulkan oleh cidera atau kerusakan jaringan,
yang berfungsi menghancurkan, mengurangi
atau mengurung (sekuester) baik agen pencidera
maupun jaringan yang cidera itu. (Dorland)

Radang : Suatu respon protektif yang ditujukan
untuk menghilangkan penyebab awal jejas sel serta
membuang sel dan jaringan nekrotik yang
diakibatkan oleh kerusakan sel. (Patologi Robbins)
Definisi Radang
Radang : Rangkaian reaksi yang menyebabkan
musnahnya agen yang membahayakan jaringan
atau mencegah agen ini menyebar lebih luas
sehingga mengakibatkan jaringan yang cedera
diperbaharui atau di ganti dengan jaringan baru.
(Patologi FKUI)
ETIOLOGI RADANG
I. BENDA FISIK :

A. Benda-benda Traumatik :
a) Jarum
b) Pisau
c) Kapak
d) Tombak
e) Panah

Binatang buas :
- Cakar - Gigi - Tanduk


B. Suhu :
tinggi > bulla(e) rendah > frost-bite



C. Listrik :
- Voltase tinggi

D. Radiasi :
- Sinar X
- Nuklir

II. BAHAN KIMIAWI YANG KOROSIF / TOKSIK :
HNO
3 ,
H
2
SO
4
Toksin : Bisa Ular / Kalajengking / Rabies
ETIOLOGI RADANG
ETIOLOGI RADANG
III. BENDA INFEKTIF

1. Bakteri / Kuman / Basil
A. Golongan Kokus :
Stafilokokus
Streptokokus
Meningokokus
Pneumokokus
Diplokokus

B. Golongan Virus :
RNA : Polio, Rabies
DNA : HIV

C. Golongan Ricketssia
D. Golongan Klamidia
E. Golongan Mikrobakterium

ETIOLOGI RADANG
F . Golongan Parasit :
Malaria
Sifilis / Lues
Kencing Tikus
Cacing :
* Keremi * Pita
* Tambang * Cacing Gelang

G. Golongan Jamur-jamur :
Kandida sp
Kriptokokus neoformans
Epidermophyta
Aspergyllus sp.
Tinea : Ingunialis, Kapitis, versikolor

IV. VASKULAR / HORMON

GEJALA RADANG
Rubor (kemerahan)
Merupakan tanda pertama yang ditemukan di daerah radang,
disebabkan oleh arteriol yang berdilatasi.

Kalor (panas)
Terjadi bersamaan dengan rubor karena lebih banyak darah
(pada suhu 37
0
C) dialirkan dari dalam tubuh ke permukaan
daerah yang terkena dibandingkan ke daerah yang normal.

Tumor (pembengkakan)
Pembengkakan lokal yang disebabkan perpindahan cairan
dan sel-sel dari aliran darah ke jaringan interstisial.

Dolor (nyeri)
Terjadi karena pembengkakan jaringan yang meradang
sehingga menimbulkan peningkatan tekanan lokal yang
dapat menyebabkan nyeri.

Fungsio Laesa (perubahan fungsi)
Bagian yang bengkak, nyeri disertai sirkulasi yang abnormal
dan lingkungan kimiawi lokal yang abnormal, akhirnya
berfungsi secara abnormal.
GEJALA RADANG
Media Inflamasi
A. Histamin
-Dihasilkan oleh Sel mast, Basofil, trombosit
-Granula histamin dari sitoplasma sel dilepaskan
bila terjadi trauma, suhu ekstrim, perlekatan
antibodi pada sel mast, aktivasi komplemen
menjadi fraksi C3a dan C5a, adanya sitokin
produk leukosit seperti IL-1 dan IL-8
-Daya kerja histamin mem-vasodilatasi vasculer
difokus kerusakan dan meningkatkan
permeabilitasnya.
B. Serotonin
- Dihasilkan oleh trombosit, sel enterokromafin, dan sel
mast.
- Stimulus pelepasan serotonin dan histamin dari
granula thrombosit langsung ketika terjadi aktivasi
thrombosit oleh serabut kolagen subendotel vascula,
trombin, kompleks Ag-Ab.
- Daya kerja serotonin meningkatkan permeabilitas
vasculer.
C. Prostaglandin
- Sebagai efektor pelepasan histamin pada awal
terjadinya peradangan.
- Mempunyai kontribusi dalam genesis demam, rasa
sakit, vasodilatasi, dan peningkatan permiabilitas
vasculer.
K. Kinin
- Terbentuk dari protein plasma faktor penggumpalan
darah XII (faktor Hageman) yang terstimulus oleh
terjadinya kontak antara protein tersebut dengan
jaringan subendotel seperti serabut kolagen dan
membran basal
- Produk dari kinin :
1.Bradikinin > berfungsi meningkatkan permeabilitas
vasculer, vasodilatasi,rasa nyeri.
2. Kallikrein > bersifat kemotaktik dan sebagai
aktivator C5
f. Sitokin
- Suatu polipeptida yang diproduksi sel-sel radang yang
teraktivasi
- Makrofag yang teraktivasi pada lokasi inflamasi akan
memproduksi :
* IL-1 dan TNF > yg memberikan efek demam,
anoreksia, adhesi leucosit, proliferasi fibroblast dan
produksi kolagen
* IL-8 > kemotaksis dan aktivator neutrofil
MACAM-MACAM RADANG
1.Berdasarkan derajat keparahan
a.Mild
= Peradangan derajat ringan
- Jaringan sedikit mengalami cidera
- Daerah radang sedikit mengalami
hiperemis, edema, eksudasi
b. Moderate
= peradangan derajat sedang
- jaringan yang meradang lebih luas dari mild
- vaskularisasi jelas
- Peningkatan infiltrasi sel-sel radang

c. Severe
= Peradangan derajat hebat
- Jaringan yang mengalami radang luas
- Vascularisasi sangat jelas
- Eksudasi dan peningkatan leukosit didaerah radang
sangat nyata

MACAM-MACAM RADANG
2. Berdasarkan lokasi terjadinya radang
a.Peradangan Lokal
= Peradangan yang terjadi terlokalisasi pada satu
tempat saja
b. Peradangan Multifokal
= Peradangan terlokalisasi yang terjadi pada berbagai
tempat
c. Peradangan Difusa
= Peradangan yang terjadi menyeluruh pada suatu
organ
MACAM-MACAM RADANG
3.Berdasarkan waktu terjadinya
peradangan
a.Peradangan Perakut
= peradangan yg berlangsung sangat cepat
- berlangsung: menit beberapa jam
- disebabkan : agen yg sangat poten
- kematian dapat terjadi tanpa didahului adanya gejala
klinis
- contoh : Avian Influenza (HPAI)

MACAM-MACAM RADANG
MACAM-MACAM RADANG
b. Peradangan Akut
= Peradangan yang terjadi dalam kurun waktu 6 jam
sampai beberapa hari
- Peradangan dapat sembuh atau dapat pula
menimbulkan kematian
- Ciri panca radang dapat teramati dengan jelas
- Mikroskopis : adanya perdarahan lokal, edema, sel
neutrofil dominan dan sedikit limfosit
- Contoh : ND, Distemper
c. Peradangan Subakut
= Peradangan yg berlangsung beberapa minggu
- disebabkan : agen yg kurang poten
- biasanya berakhir dengan kesembuhan
- pada daerah radang : makrofag, sel plasma, limfosit,
giant cell.
- proliferasi fibroblast minimal
MACAM-MACAM RADANG
d. Peradangan Kronis
= Peradangan yang berlangsung berminggu-minggu
sampai tahunan
- agen mampu bertahan terhadap sistem pertahanan
tubuh
- sel radang yang dominan : limfosit, makrofag, giant
cell.
- contoh : TBC, kemasukan benda asing
MACAM-MACAM RADANG
4. Berdasarkan Kandungan Eksudat
a.Peradangan Serosa
- Komponen eksudat : cairan bening plasma darah
- menandakan peradangan derajat ringan
- terjadi bila adanya iritasi ringan pada membrana
mukosa dan serosa

MACAM-MACAM RADANG
b. Peradangan Fibrinosa
- Komponen utama eksudat : fibrin
- Menandakan peradangan akut dengan kerusakan
vasculer yang cukup hebat
- Jaringan tampak kaku, kusam, dengan warna putih
kuning ( karena kandungan fibrin)
- Lapisan fibrin pada membrana mukosa sering
membentuk pseudo-membran:
* Cropous membran membran yg mudah lepas
* Diphteritic membran yg susah lepas
- Contoh : Salmonellosis, Mikoplasmosis,
MACAM-MACAM RADANG
C. Peradangan Hemoragie
- Biasanya terjadi pada organ yg banyak kapilernya
- Menandakan peradangan perakut hebat
- Makroskopis : organ mengalami perdarahan
- Mikroskopis : banyak eritrosit diluar vasculer
-Komponen utama eksudat : darah
MACAM-MACAM RADANG
d. Peradangan Katarrhal
- Komponen eksudat: mukus yang mengandung
fibrin, sel debris, jaringan nekrosis,komponen sel
darah
- Warna mukus: bervariasi, tergantung komponen
dominasi
- Biasanya peradangan ini terjadi di saluran cerna,
saluran reproduksi, maupun saluran respirasi

MACAM-MACAM RADANG
e. Peradangan Purulenta
- Komponen utama eksudat: nanah/pus dengan
kandungan: neutrofil, sel debris, jaringan nekrotik
kuman
- Konsistensi bisa cair, semisolid, gelatinous
- Proses pembentukan nanah: supurasi
- Bakteri pembentuk nanah/pus
MACAM-MACAM RADANG
F. Peradangan Granulomatosa
- Komponen eksudat: granul, yang umum pada
peradangan kronis
- Sel radang yang muncul: limfosit, makrofag
- 3 tahap terjadinya: INFLAMATORY (kehadiran sel-
sel mononuklear) REPARATIVE (munculnya jaringan
ikat) DEGENERATION (terjadinya degenerasi dan
nekrosis)
MACAM-MACAM RADANG
MACAM-MACAM RADANG
A. Radang Tenggorokan

Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri di tenggorokan
sehingga si penderita susah sekali saat menelan makanan.
Radang tenggorokan atau faringitis akut sering diikuti
dengan gejala flu seperti demam, sakit kepala, pilek, dan
batuk.
Disebarkan oleh virus Epstein-Barr (EBV) atau bakteri
Streptococcal.


Contoh Inflamasi pada bagian Organ tubuh :
> Gejala-gejala seorang penderita radang tenggorokan:

Bengkak, berwarna merah pada tenggorokan
Susah berbicara, menelan, dan bernapas
Biasanya terjadi benjolan di sekitar leher
Demam tinggi
Sakit kepala yang luar biasa
Telinga pekak
A. Radang Tenggorokan
MACAM-MACAM RADANG
MACAM-MACAM RADANG
B. Radang Usus Buntu

Radang usus buntu merupakan peradangan pada usus buntu,
yaitu sebuah usus kecil yang berbentuk jari yang melekat pada
usus besar di sebelah kanan bawah rongga perut.
Usus buntu yang mengalami peradangan kadang-kadang
pecah terbuka, yang menyebabkan peradangan selaput perut
(peritonitis).
Peradangan selaput perut adalah peradangan yang gawat dan
mendadak pada selaput yang melapisi dinding dalam rongga
perut atau pada kantong yang membungkus usus.
MACAM-MACAM RADANG
B. Radang Usus Buntu

Tanda-tanda appendicitis:

~ Tanda yang utama ialah keluhan nyeri yang menetap pada
perut dan semakin lama semakin memburuk.
~Rasa nyeri mulai terjadi di sekitar pusar, tetapi segera nyeri
tersebut berpindah kesisi kanan bawah.
~Selera makan menghilang, muntah, sembelit atau terdapat
panas yang ringan.




MACAM-MACAM RADANG
C.Radang Kulit

Radang kulit, dermatitis, merupakan suatu gejala pada kulit
saat jaringan terinfeksi oleh bakteri atau virus.

Ada beberapa tipe radang kulit, yaitu:
~ Sebhorrheic dermatitits
~Atopic dermatitis (eczema)
Kedua tipe tersebut sangat bervariasi tergantung dari
penyebab dan gejala yang terjadi.
Sesungguhnya penyakit ini tidak merupakan penyakit seumur hidup.

Penyakit ini hanya akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman dan
mengurangi penampilan diri.

Kombinasi antara perawatan kesehatan mandiri dan pengobatan medis
akan menghilangkan radang kulit.

MACAM-MACAM RADANG
C.Radang Kulit
MACAM-MACAM RADANG
D. Radang Sendi

Radang sendi, osteoarthritis, adalah salah satu arthritis yang
disebabkan oleh berkurangnya cartilago dan cairan synovial
terutama di daerah persendian.

Cairan synovial merupakan substansi protein yang menjadi
semacam oli bagi tulang dan persendian.

Ketika cartilago mengalami penurunan dalam jumlah,
selanjutnya struktur tulang akan mengeras dan sulit untuk
digerakkan.
MACAM-MACAM RADANG
D. Radang Sendi

Radang sendi sering menyerang mereka yang sudah berusia lanjut pada
bagian sendi dan jemari.

Persentase tertinggi bangsa yang paling banyak menderita radang sendi
adalah:
Jepang
Afrika Selatan
China bagian Selatan

Penyebab radang sendi adalah bertambahnya kandungan air pada
cartilago sehingga membuat jumlah proteinnya berkurang drastis.
LO 2

Menjelaskan Patofisiologi radang berdasarkan penyebabnya
Patofisiologi Inflamasi berdasarkan Etiologinya
Radang Spesifik / Radang Kronik Granulamatosa :
~Merupakan suatu pola inflamasi kronik khusus , yang ditandai dengan
agregasi makrofag teraktivasi yang gambarannya menyerupai sel
skuamosa.
~ Terbentuk jaringan Granulasi yang khas/spesifik.
Contoh : - TBC
- LEPRA
- LUES/SIFILIS
- Rympho Granuloma-Inguimale
- Jamur Subkutan
- Brucellosis
- Berryllosis
- Sarcoidosis
- Mycotic Infections
- Reactive to Irritant Lipid

Radang Non Spesifik
Jaringan granulasi
Adalah jaringan yang mengandung:
~kapiler-kapiler
~fibroblas
~Sel-sel radang akut

Granuloma
Adalah jaringan granulasi yang :
~Membentuk massa menyerupai tumor
~Mengandung sel-sel radang kronik dengan 1 2 mm
Patofisiologi Inflamasi berdasarkan Etiologinya
LO 3

Menjelaskan Perbedaan radang akut dan radang kronis
Inflamasi Akut
Merupakan respon segera dan dini terhadap jejas yang dirancang untuk
mengirimkan leukosit ketempat jejas.

Sesampainya ditempat jejas , leukosit membersihkan setiap mikroba
yang menginvasi dan memulai proses penguraian jaringan nekrotik.

Proses ini memiliki 2 komponen utama :
1. Perubahan vaskular : perubahan dalam kaliber pembuluh darah yang
mengakibatkan peningkatan aliran darah ( vasodilatasi ) dan
perubahan struktural yang memungkinkan protein plasma untuk
meninggalkan sirkulasi (peningkatan permeabilitas vaskular).
2. Berbagai kejadian yang terjadi pada sel : emigrasi leukosit dari
mikrosirkulasi dan akumulasinya di fokus jejas (rekrutmen dan
aktivasi selular). Emigrasi adalah proses perpindahan sel darah putih
yang bergerak keluar dari pembuluhdarah.
Inflamasi Akut
Rentetan bertingkat (kaskade) kejadian pada inflamasi akut
diintegrasikan oleh pelepasan lokal mediator kimiawi.

Perubahan vaskular dan rekrutmen sel menentukan 3 dari 5
tanda lokal klasik inflamasi akut : panas (kalor), merah
(rubor), dan pembekakan (tumor).

Dua kardinal tambahan pada inflamasi akut, yaitu nyeri
(dolor) dan hilangnya fungsi (functio laesa), terjadi akibat
perluasan mediator dan kerusakan yang diperantarai oleh
leukosit.
Inflamasi Kronik
Inflamasi kronik dapat dianggap sebagai inflamasi
memanjang (berminggu-minggu, bahkan bertahun) dan terjadi
inflamasi aktif, jejas jaringan dan penyembuhan secara
serentak.

Inflamasi kronik ditandai dengan hal-hal berikut :
1. Infiltrasi sel mononuklear (radang kronik) , yang
mencakup makrofag , limfosit dan sel plasma.
2. Destruksi jaringan , sebagian besar diatur oleh sel radang.
3. Repair (perbaikan) , melibatkan proliferasi pembuluh darah
baru (angiogenesis) dan fibrosis.


Inflamasi Kronik
Inflamasi kronik terjadi pada keadaan sebagai berikut :

1. Infeksi virus
2. Infeksi mikroba persisten
3. Pajanan yang lama terhadap agen yang berpotensi toksik
4. Penyakit autoimun

LO 4

Menjelaskan Macam-macam Eksudat radang
Eksudat Radang
1. Radang Serosa
Eksudat cair terdiri dari : serum/plasma darah dengan kadar protein meningkat.

2. Radang Kataralis
Eksudat berlendir mukoid/musinous pada saluran Pencernaan & saluran
Pernapasan.

3. Radang Fibranosa
Dengan endapan eksudat anyaman fibrin pada permukaan viseral (pleura,
perikardium peritonium).

4. Radang Purulenta/supuratif
Dengan eksudat nanah (pus), yaitu debris (sel-sel mati) bercampur dengan PMN
neutrofil hidup & mati.

5. Radang (pseudo) membranosa
Perdarahan (terutama pada penyakit difteri tonsil).Dengan endapan jaringan
nekrosis yang tersangkut pada anyaman fibrin, melekat pada permukaan jaringan
granulasi yang bila dilepaskan

- Cellulitis : eksudat purulen pada jaringan sub kutan
- Abses : kumpulan nanah/pus di dalam organ
- Pustula : kumpulan nanah/pus pada epidermis
- Mukopurulen : nanah/pus dalam bentuk mukus
- Fibrinopurulen : nanah/pus bercampur fibrin
TRANSUDAT EKSUDAT
SEROSA
PURULENTA
STERILITAS STERIL TIDAK STERIL
(ADA INFEKSI)
TIDAL STERIL
(ADA INFEKSI)
KADAR PROTEIN
`(TEST RIVALTA)
+ ++ ++++
WARNA JERNIH
SEKALI
JERNIH AGAK
KUNING
KUNING MUDA-
TUA (PUS)
KEKENTALAN ENCER/
CAIR
AGAK SEDIKIT
KENTAL
KENTAL
(CPT
MENGGUMPAl)
Eksudat Radang
LO 5

Menjelaskan Mekanisme penyembuhan radang
Mekanisme Penyembuhan Radang
Proses Penyembuhan dan perbaikan jaringan terjadi dalam 4
tahap, yaitu:
Resolusi
Regenerasi
Perbaikan /Pemulihan dengan Pembentukan Jaringan
Ikat
Penyembuhan Luka

Resolusi
Resolusi adalah hasil penyembuhan ideal & terjadi pada respons
radang akut hingga cedera minor atau cedera dengan nekrosis sel
parenkim minimal. Jaringan dipulihkan ke keadaan sebelum
cedera.
Proses resolusi meliputi :
Pembuluh darah kecil di daerah peradangan kembali ke
permeabilitas normalnya.
Aliran cairan yang keluar pembuluh darah berhenti
Cairan yang sudah dikeluarkan dari pembuluh darah diabsorpsi oleh
limfatik
Sel-sel eksudat mengalami disintegrasi keluar melalui limfatik atau
benar-benar dihilangkan dari tubuh.
Namun, apabila jumlah jaringan yang dihancurkan cukup banyak
maka resolusi tidak terjadi.

Mekanisme Penyembuhan Radang
Mekanisme Penyembuhan Radang
Regenerasi adalah penggantian sel parenkim yang hilang
dengan pembelahan sel parenkim yang bertahan di
sekitarnya. Hasil akhirnya adalah penggantian unsur-unsur
yang hilang dengan jenis sel-sel yang sama.
Faktor-faktor penentu regenerasi :
kemampuan regenerasi sel yang terkena cedera (yaitu
kemampuan untuk membelah).
Jumlah sel viabel yang bertahan .
keberadaan/keutuhan kerangka jaringan ikat yang cedera, atau
keutuhan arsitektur stroma.

Regenerasi
Mekanisme Penyembuhan Radang
Pertumbuhan jaringan ikat muda ke arah dalam daerah peradangan
disebut organisasi.

Jaringan ikat yang tumbuh itu disebut jaringan granulasi.

Organisasi terjadi jika :
- Banyak sekali jaringan yang menjadi nekrotik,
- Eksudat peradangan menetap & tidak menghilang,
- Massa darah (hematom) atau bekuan-bekuan darah tidak cepat
menghilang

Perbaikan /Pemulihan dengan Pembentukan Jaringan Ikat

Mekanisme Penyembuhan Radang
Proses penyembuhan luka yang mudah dipahami adalah
proses penyembuhan pada luka kulit. Proses penyembuhan
luka terbagi menjadi 2 macam yaitu :
Penyembuhan Luka

1. Kesembuhan Primer
terjadi pada luka, di mana tepi luka mudah ditautkan. Contoh :
luka insisi saat bedah
2. Kesembuhan Sekunder
terjadi pada luka, yang tepinya sulit ditautkan dan biasanya
disertai terbentuknya jaringan granulasi yang cukup banyak.
Contoh : luka karena trauma, luka yang dalam
Hari Pertama pasca bedah.
Setelah luka disambung & dijahit,garis insisi segera terisi oleh bekuan darah
yang membentuk kerak yang menutupi luka. Reaksi radang akut terlihat pada
tepi luka. Dan tampak infiltrat polimorfonuklear yang mencolok.

Hari Kedua.
Terjadi Reepitelialisasi permukaan & pembentukan jembatan yang terdiri dari
jaringan fibrosa yang menghubungkan kedua tepi celah subepitel. Keduanya
sangat tergantung pada anyaman fibrin pada bekuan darah., karena ini
memberikan kerangka bagi sel epitel, fibroblas, dan tunas kapiler yang
bermigrasi. Jalur-jalur tipis sel menonjol di bawah permukan kerak, dari tepi
epitel menuju ke arah sentral. Tonjolan ini berhubungan satu sam lain,
dengan demikian luka telah tertutup oleh epitel.

Hari Ketiga
Respon radang akut mulai berkurang, neutrofil digantikan oleh makrofag
yang membersihkan tepi luka dari sel-sel yang rusak dan pecahan fibrin.

Hari Kelima
Celah insisi biasanya terdiri dari jaringan granulasi yang kaya pembuluh darah dan
longgar. Dapat dilihat adanya serabut-serabut kolagen dimana-mana.

Akhir Minggu Pertama
Luka telah tertutup oleh epidermis dengan ketebalan yang lebih kurang normal, dan
celah subepitel yang telah terisi jaringan ikat kaya pembuluh darah ini mulai
membentuk serabut-serabut kolagen.

Minggu Kedua
Fibroblas& pembuluh darah berploriferasi terus menerus, dan tampak adanya timbunan
progresif serabut kolagen. Kerangka fibrin sudah lenyap. Jaringan parut masih tetap
berwarna merah cerah sebagai akibat peningkatan vaskularisasai. Luka belum memiliki
daya rentang yang cukup berarti. Reksi radang hampir seluruhnya hilang.

Akhir Minggu Kedua
Struktur jaringan dasar parut telah mantap. Jaringan parut berwarna lebih muda akibat
tekanan pada pembuluh darah, timbunan kolagen & peningkatan daya rentang luka.
Luka bedah yang sembuh sempurna tidak akan mencapai kembali daya
rentang,ekstensibilitas,& elastisitas yang dimiliki oleh kulit normal.

Faktor yang mempengaruhi kualitas respon
inflammasi dan perbaikan
- ada/tidaknya suplai darah
- Status gizi individu ( protein ; vit.C )
- Ada/tidaknya infeksi
- Ada/tidaknya diabetes melitus
- Sedang dalam pengobatan glukokortikoid
- Kadar sel darah putih dalam sirkulasi
LO 6

Menjelaskan Komplikasi radang
Komplikasi Pada Radang

Jaringan normal dirusak.
Sembab (penimbunan cairan yang berlebihan didalam jaringan).
Nyeri: gangguan fungsi.
Fistula (saluran patologis).
Reaksi imun kurang tepat.
Akibat penyakit: Glomerulonefritis, arthritis, bronchitis.
Fibrosis berlebihan: keloid, obstruksi usus, steril.
Komplikasi yang mengikuti radang sendi adalah:
Obesitas
Trauma yang berulang-ulang
Rasa nyeri pada tulang
Diabetes mellitus
Kelainan hormonal
Komplikasi Pada Radang
Komplikasi yang mengikuti radang testis adalah :
Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa
derajat atrofi testis.
Gangguan kesuburan dilaporkan pada tingkat 7-13%.
Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral.
Sebuah hidrokel berhubungan atau pyocele mungkin memerlukan
drainase bedah untuk mengurangi tekanan dari tunika.
Komplikasi Pada Radang
Komplikasi yang mengikuti radang tenggorokan adalah:
Rematik glomerulonephritis, atau infeksi pada jaringan (necrotizing
fasciitis)
Aliran darah (toxic shock syndrome) yang mengancam nyawa.
Komplikasi yang mengikuti radang lambung adalah:
Dehidrasi dan ketidakseimbangan kimia darah (elektrolit) disebabkan
hilangnya cairan tubuh karena muntah.
Buang air besar.
LO 7

Menjelaskan Flora normal pada kulit
Flora normal pada tubuh manusia terdapat di :

Flora dapat hidup lama di kulit karena kulit mengeluarkan zat
bakterisidal, contohnya kelenjar keringat akan mengeluarkan enzim
lisozim, kelenjar lemak mengeksresikan lipid yang kompleks.

Spesies yang biasanya ada di kulit antara lain : Staphylococcus
epidermidis, S. aureus, Streptococcus viridans, Peptostreptococcus sp.,
sianobakteri aerobik, difteroid.

Pada kelenjar lemak antara lain bakteri anaerob lipolitik misalnya
Propionibacterium acnes yang menyebabkan timbulnya jerawat.

Faktor-faktor yang menghilangkan flora normal sementara pada kulit
adalah asam lemak pada sekresi sebasea, adanya lisozim, dan pH yang
rendah.
1. kulit

2. saluran nafas

- hidung
- nasofaring

Flora normal yang menghuni hidung dan nasofaring antara
lain : Staphylococcus epidermidis, S. aureus, Branhamella
catarrhalis, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis,
Prevotella melaninogenica, Neisseria meningitidis.
3. saluran cerna

- mulut
- orofaring
- perut
- usus kecil
- usus besar
Air liur mengandung air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat dan senyawa
anorganik.
Air liur merupakan medium yang kaya kompleks yang dapat digunakan oleh
mikroorganisme yang hidup di mulut sebagi sumber nutrien.
Mikroorganisme yang menghuni orofaring (bagian belakang mulut) antara lain S.
aureus dan S. epidermis dan streptococcus viridians (merupakan penghuni asli
orofaring).
Adanya flora normal dalam saluran cerna akan memberikan keuntungan bagi
hospesnya :
1. menghambat pertumbuhan atau menimbulkan resistensi terhadap bakteri patogen
2. menghasilkan vitamin B kompleks dan vitamin
3. konversi pigmen empedu dan asam empedu
4. absorbsi zat makanan
Contohnya : B. fragilis, C. perfringens
4. saluran urogenitalis

~saluran kemih

Pada saluran urogenitalis laki-laki dapat ditemukan bakteri :
Staphyllococcus epidermis, Mycobacterium smegmatis, dan E.
coli.

Pada saluran urogenitalis perempuan ditemukan antara lain :
E. coli, Enterobacter aerogenes, Staphyllococcus,
Streptococcus, Veillonella, Mycobacterium smegmatis,
Neiserria catarrhalis, N. sicca, dan Yeast.
Macam-Macam Flora Normal
LO 8

Menjelaskan Etiologi Abses
Etiologi Abses
~Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu
infeksi bakteri.

~Suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara:

bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan
jarum yang tidak steril.

bakteri menyebar dari suatu infeksi di bagian tubuh yang lain.

bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan
tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya
abses.
Etiologi Abses
~Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika:

terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi.

daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang.

terdapat gangguan sistem kekebalan.

Abses bisa terbentuk di seluruh bagian tubuh, termasuk paru-paru,
mulut,rektum dan otot.

Abses sering ditemukan di dalam kulit atau tepat dibawah kulit,
terutama jika timbul di wajah.


LO 9

Menjelaskan Pengambilan, pengiriman, & penyimpanan
spesimen
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan Laboratorium darah
1) Sel darah putih (leukosit)
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
2) Limfositfungsi imun
3) Laju endap darah mendeteksi peradangan

Pemeriksaan PA

1)Makroskopik
Melihat dengan mata telanjang dan meraba.
Dilihat ukuran, konsistensi dan warna.
2) Mikroskopik
Menggunakan mikroskop sinar biasa.
3)Sitologi
Mencari dan menilai perubahan struktur dari sel.
4)Mikroskop elektron
Melihat perubahan organel ultrastruktural di
dalam sel.
Pengiriman Bahan PA
Dengan menggunakan fiksasi
1. Histopatologi
- Cairan fiksasi formalin 10 %
- Bahan terndam seluruhnya
2. Sitologi
- Cairan fiksasi alkohol 95 %
- Dapat dikirim dalam sediaan apus
3. FNAB (fine needle Aspiration Biopsy)/BAJAH
- Fiksasi kering : sediaan apus dikering di udara terbuka tanpa
fiksasi lalu dibawa
Teknik pewarnaan gram
1. Sediaan diambil menggunakan objek glass.

2. Fiksasi. Sediaan apusan pada objek glass difiksasi dengan api bunsen (3-4x),
dinginkan.

3. Stain pertama: objek glass posisi horizontal dituangi karbol gentian violet 0,5% atau
kristal violet 2%. Biarkan tergenang 0,5 sampai 1 menit. Tuangi garam iodin atau lugol
1% biarkan 0,5 sampai 1 menit. Buang larutan, cuci dengan air mengalir, posisi
ditegakkan.

4. Decolorisasi. Tuangi alkohol 96% (aseton) sampai air yang mengalir tidak berwarna
lagi. Cuci lagi dengan air mengalir.

5. Stain counter/kontras. Tuangi air fuchsin lindi 0,35% (larutan netral red), larutan
safranine 1%. Biarkan 10 detik sampai 1 menit. Buang dan cuci dengan air mengalir.
Keringkan dalam posisi tegak.

6. Periksa dengan mikroskop minyak emersi.


Hasilnya:

~Gram positif: warna violet.
Staphylococcus: kecil bulat tersusun seperti anggur.
Streptococcus: lebih besar dari staphylococcus tersusun seperti
rantai.
Candida Sp: pseudohifa, sel tunas, sel ragi, klamidospora.

~Gram negatif: merah
sel leukosit PMN, sel epitel.
Neisseria gonorrhoicae: diplococcus, seperti dua ginjal.
Haemophylus ducreyi: streptobasil, bentuk khas seperti rel
kereta api.
Teknik pewarnaan gram
Cara penyimpanan spesimen :

a. Disimpan pada suhu kamar
b. Disimpan dalam lemari es suhu 2-8OC
c. Dibekukan suhu -20OC, -70OC atau -120OC
d. Dapat diberikan bahan pengawet
e. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk
serum atau lisat.
Penyimpanan Bahan Spesimen
LO 10

Menjelaskan Penggolongan & mekanisme kerja
antimikroba & antiinflamasi
Obat Antiinflamasi Non Steroid
Obat antiinflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih
dikenal dengan sebutan NSAID (Non Steroidal Anti-
inflammatory Drugs) adalah suatu golongan obat yang
memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun
panas), dan antiinflamasi (anti radang).

Istilah "non steroid" digunakan untuk membedakan jenis
obat-obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki khasiat
serupa.

NSAID bukan tergolong obat-obatan jenis narkotika.

Mekanisme Kerja Obat Antiinflamasi Non Steroid
Mekanisme kerja NSAID didasarkan atas penghambatan isoenzim
COX-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2).

Enzim cyclooxygenase ini berperan dalam memacu pembentukan
prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic acid.

Prostaglandin merupakan molekul pembawa pesan pada proses
inflamasi (radang).
Penggolongan Obat Antiinflamasi Non Steroid
NSAID dibagi lagi menjadi beberapa golongan, yaitu :
~golongan salisilat (diantaranya aspirin/asam asetilsalisilat, metil salisilat, magnesium
salisilat, salisil salisilat, dan salisilamid),
~golongan asam arilalkanoat (diantaranya diklofenak, indometasin, proglumetasin,
dan oksametasin),
~golongan profen/asam 2-arilpropionat (diantaranya ibuprofen, alminoprofen,
fenbufen, indoprofen, naproxen, dan ketorolac),
~ golongan asam fenamat/asam N-arilantranilat (diantaranya asam mefenamat, asam
flufenamat, dan asam tolfenamat),
~golongan turunan pirazolidin(diantaranya fenilbutazon, ampiron, metamizol, dan
fenazon),
~golongan oksikam (diantaranya piroksikam, dan meloksikam),
~golongan penghambat COX-2 (celecoxib, lumiracoxib),
~golongan sulfonanilida (nimesulide),
~golongan lain (licofelone dan asam lemak omega 3).

Parasetamol (asetaminofen) seringkali dikelompokkan sebagai NSAID, walaupun
sebenarnya parasetamol tidak tergolong jenis obat-obatan ini, dan juga tidak pula
memiliki khasiat anti nyeri yang nyata.



Efek Samping Obat Antiinflamasi Non Steroid
NSAID merupakan golongan obat yang relatif aman, namun ada 2
macam efek samping utama yang ditimbulkannya, yaitu efek samping
pada saluran pencernaan (mual, muntah, diare, pendarahan lambung, dan
dispepsia) serta efek samping pada ginjal (penahanan garam dan cairan,
dan hipertensi) .

Efek samping ini tergantung pada dosis yang digunakan.

Obat ini tidak disarankan untuk digunakan oleh wanita hamil, terutama
pada trimester ketiga.

Namun parasetamol dianggap aman digunakan oleh wanita hamil,
tetapi harus diminum sesuai aturan karena dosis tinggi dapat
menyebabkan keracunan hati.

KORTIKOSTEROID / KORTISON

MENGHAMBAT PROSES RADANG :
EKSUDAT RADANG
PROLIFERASI FIBROBLAS
PROLIFERASI KAPILER
MIGRASI LEKOSIT
PEMBENTUKAN SEL DATIA
PEMBENTUKAN ADHESI / FIBROSIS
KORTISON

EFEK SAMPING :
RETENSI H2O - MOON FACE/BUFFALO NECK
- HIPERTENSI
GLUCOCORTICOID KADAR GLUKOSA DARAH :
DIABETES MELLITUS
IRITASI LAMBUNG ULCUS PEPTIKUM
A C N E

DAFTAR PUSTAKA
Himawan S, editor. Kumpulan Kuliah Patologi. Edisi 1. Jakarta :
Bagian Patologi Anatomi FKUI, 1973 (cetak ulang 1994).
Kumar V,Cotran RS,Robbins SL. Buku Ajar Patologi ed.7 Vol.1.
Jakarta: EGC. 2004.
MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN Karya Elizabeth Novi
Kusumaningrum
Price, Wilson (2005), Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Jakarta: EGC, edisi 6
http://www.apoteker.info/Topik%20Khusus/nsaid.htm
http://www.spesialis.info/?apa-penyebab-abses-(penimbunan-nanah)-
,240
http://seisyuhada.wordpress.com/2009/12/02/inflamasi-akut-2/
http://mihardi77.blogspot.com/2010/01/radang-inflamasi.html
http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/radang.htm
http://viramedika.blogspot.com/2008/03/teknik-pewarnaan-
gram.html




TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai