Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

DEMAM BERDARAH

Nama :

Nadya Nur Kholilah Majied 185059098

Nabila Jihania
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
lancar dan tepat waktu.

Shalawat serta salah selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan sahabatnya, semoga kita termasuk orang orang yang mendapat safaatnya kelak.

Kesempurnaan adalah harapan tiap orang. Namun kami menyadari akan kekurangan
dalam makalah yang tak kami ketahui. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua terutama untuk saya.

Jakarta, 25 februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia yangjumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya

semakin luas. Penyakit DBD merupakan penyakit menular yang terutama anak anak.

Di Indonesia penyakit DBD masih merupakan masalah kesehatan karena masih banyak

daerah yang endemik. Daerah endemik DBD pada umumnya merupakan sumber penyebaran

penyakit ke wilayah lain. Setiap kejadian luar biasa (KLB) DBD umumnya dimulai dengan

peningkatan jumlah kasus di wilayah tersebut. Untuk membatasi penyebaran penyakit DBD

diperlukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang terus menerus, pengasapan

(fogging), dan larvasidasi.

Penyakit DBD mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena

pasien yang meninggal akibat penangannya yang terlambat. Demam berdarah dengue (DBD)

di sebut juga dengue hemorrhagic fiver (DF), demam dengue (DD), dan dengue shock

syndrom (DSS)
BAB II

PEMBAHASAN

1.2 EPIDEMIOLOGI
Di banyak negara tropis, virus dengue sangat endemik. Di Asia, penyakit ini
sering menyerang di Cina Selatan, pakistan, India, dan semua negara di Asia Tenggara.
Sejak 1981, virus ini di temukan di Queensland, Australia. Di sepanjang pantai timur
Afrika. DBD juga di temukan dalam berbagai serotipe. Penyakit ini juga sering
menyebabkan KLB di Amerika Selatan, Amerika Tengahbahkan sampai ke Amerika
Serikat sampai akhir tahu 1990an. Epidemi dengue di Asia pertama kali terjadi pada
tahun 1779, di Eropa pada tahun 1784, di Amerika Selatan pada tahun 1835an, dan di
inggris pada tahun1835an dan di inggris pada tahun 1922.
Di Indonesia kasus Dbd pertama kali terjadidi Surabaya pada tahun 1968.
Penyakit DBD di temukan di 200 kota di 27 propinsi dan telah terjadi KLB akibat DBD.
Profil kesehatan profinsi Jawa Tengah tahun 1999 melaporkan bahwa kelompok tertinggi
adalah usia 15-14tahun yang terserang sebanyak 42% dan kelompok usis 15-44 tahun
yang terserang sebnayak 37%. data tersebut didapatkan dari data rawat inap rumah sakit.
Rata rata insidensi penyakit DBD sebesar 0-27 per 100.000 penduduk.
CFR penyakit DBD mengalami pertemuan dari tahun ke tahun walaupun masih
tetap tinggi. CFR tahun 1968 sebesar 43%.tahun 1971 sebesar 14% tahun 1980 sebesar
4,8%, dan tahun 1999 masih di atas 2%.
Data dari departemen Kesehatan RI mmelaporkan bahwa 2004 tercatat 17,707
orang terkena DBD di 25 provinsi dengan kematian 322 penderita selama bulan Januari
dan Februar. Daerah yang perlu diwaspadai adalah DKI Jakarta, Bali, dan NTB.
Untuk pertama kalinya, pada bulan Maret 2002, Michael Rossman dan Richard
Kuhn dari Prudue University. Amerika Serikat. Melaporkan bahwa struktur virus dengue
yang berbeda dengan struktur virus lainnya telah ditemukan. Permukaan virus ini halus
dan selaputnya ditutupi oleh lapisan protein yang berwarna biru, hijau, dan kuning.
Protrin amplop tersebut dinamakan protein E yang berfungsi melindungi bahan genetik di
dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai