Anda di halaman 1dari 12

Pancasila

“Pancasila sebagai ideologi negara”

Disusun oleh
Kelompok II
Rahmat Ibrahim
Adinda balqis syah putri
B.M Nur asisa
Ricky pradana
Faiz dwi
Mahendra

Program studi teknologi informasi


Fakultas sains teknologi &
Kesehatan
Institute sains teknologi&Kesehatan aisyiyah
Kendari
Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, serta shalawat
dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, penulis menyampaikan rasa syukur
dan penghargaan yang tak terhingga atas nikmat-Nya yang tiada henti. Puji syukur penulis panjatkan
karena atas izin-Nya, makalah ini dapat terwujud sebagai bentuk pengabdian dan kajian terhadap
nilai luhur Pancasila sebagai ideologi negara.

Allah yang Maha Bijaksana telah memberikan petunjuk dan rahmat-Nya dalam setiap
langkah perjalanan penulisan makalah ini. Semua keberhasilan yang dicapai adalah anugerah-Nya
semata. Kepada Allah, penulis berserah diri, memohon agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan menjadi amal jariyah yang memberikan manfaat hingga akhirat.

Tak lupa, penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya kepada
dosen pembimbing Drs.Samsu,M.Pd. yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan yang
sangat berharga selama proses penulisan. Dosen sebagai pendamping dalam perjalanan ilmiah ini
telah memberikan pencerahan dan motivasi, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Rasa hormat dan penghargaan yang tak terhingga juga penulis sampaikan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, sebagai sosok teladan dan sumber inspirasi dalam menjalani kehidupan. Beliau,
sebagai pembawa risalah cahaya, memberikan inspirasi bagi setiap langkah peradaban, termasuk
dalam pengembangan ideologi negara Pancasila.

Semoga makalah ini dapat menjadi sumbangan kecil dalam memahami dan menggali
kekayaan nilai Pancasila sebagai pedoman hidup dan dasar negara. Akhir kata, penulis menyadari
segala keterbatasan dan kekurangan dalam makalah ini dan mengharapkan saran serta kritik
membangun guna perbaikan di masa mendatang.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Daftar isi
I. Pendahuluan
a.latar belakang....................................................................4
b.rumusan masalah..............................................................5

II. Pembahasan
a.pancasila sebagai ideologi negara.....................................6
b. implementasi Pancasila sebagai ideologi negara.............9

III.Kesimpulan........................................................................11

IV........................................................................Daftar pusaka
12
Pendahuluan

A. latar belakang
Pancasila, sebagai ideologi negara Indonesia, memiliki akar yang dalam dan bersumber dari
perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang panjang dan kompleks. Pada era awal kemerdekaan
Indonesia, perumusan ideologi negara menjadi sebuah tuntutan mendesak untuk menyatukan
keragaman etnis, budaya, agama, dan suku bangsa yang menjadi ciri khas keberagaman Indonesia.

Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia menghadapi berbagai


tantangan yang memerlukan fondasi ideologis yang kuat. Kondisi ini mendorong para pemimpin
bangsa, seperti Soekarno dan Mohammad Hatta, untuk mencari landasan yang dapat
mengakomodasi pluralitas masyarakat Indonesia. Pancasila, yang secara harfiah berarti "lima
prinsip," menjadi rumusan yang paling tepat untuk mencerminkan semangat kebinekaan dan
keadilan sosial.

Basis pemikiran Pancasila terletak pada asas-asas dasar, yang terdiri dari:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa (Pancasila Pertama): Mencerminkan kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Hal ini menciptakan dasar untuk menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dalam
kehidupan bermasyarakat, menjaga toleransi antaragama, dan memberikan dasar moral bagi
seluruh kebijakan negara.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Pancasila Kedua):Menekankan pentingnya perlakuan adil
terhadap semua warga negara dan menghargai martabat kemanusiaan. Pancasila Kedua
menempatkan manusia sebagai pusat pembangunan, mengedepankan keadilan sosial, dan
mendorong terciptanya masyarakat yang beradab.

3. Persatuan Indonesia (Pancasila Ketiga):Menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa


Indonesia dalam keragaman. Pancasila Ketiga mendorong pemahaman bahwa keberagaman budaya,
suku, dan bahasa merupakan kekayaan bangsa yang harus dijaga, bukan sebagai sumber konflik.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan


(Pancasila Keempat):Menekankan prinsip demokrasi, di mana kebijakan negara diambil melalui
musyawarah dan perwakilan. Pancasila Keempat membentuk dasar bagi pemerintahan yang bersifat
partisipatif dan menghargai aspirasi rakyat.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Pancasila Kelima):Menjelaskan prinsip distribusi
kekayaan dan sumber daya secara adil, untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang merata di
seluruh wilayah Indonesia. Pancasila Kelima membimbing implementasi kebijakan yang mendukung
pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial.

Dengan dasar-dasar tersebut, Pancasila bukan hanya menjadi landasan filosofis negara,
tetapi juga menjadi panduan moral bagi setiap warga negara Indonesia. Selama perjalanan
sejarahnya, Pancasila terus berkembang dan beradaptasi dengan dinamika zaman, tetapi tetap
mempertahankan esensi sebagai ideologi yang mempersatukan keberagaman dalam wadah negara
yang kokoh. Dengan demikian, Pancasila bukan sekadar doktrin politik, melainkan semangat dan
identitas yang mengakar dalam jiwa dan kehidupan masyarakat Indonesia.

B. Rumusan masalah
Sebelum merinci lebih lanjut mengenai Pancasila sebagai ideologi negara dan
implementasinya, mari kita tenggelam dalam esensi nilai-nilai yang mengilhami fondasi
keberlanjutan negara ini. Dalam perspektif ini, kita akan menjelajahi akar historis, prinsip-prinsip
filosofis, dan peranannya dalam memajukan kehidupan sosial dan politik di Indonesia. Dengan
memahami aspek- aspek ini, kita dapat menggali lebih dalam bagaimana Pancasila bukan sekadar
sebuah ideologi, melainkan landasan kokoh yang membentuk karakter dan identitas unik bangsa ini.

Ada 2 pembahasan penting tentang Pancasila sebagai ideologi negara

yaitu; 1.apa itu Pancasila sebagai ideologi negara?

2.implementasi Pancasila sebagai ideologi negara?

Memahami pentingnya Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan implementasinya dalam


kehidupan merupakan hal penting harus kita pahami dan harus kita amalkan sebagai warga negara
Indonesia,sebenarnya ada banyak hal terkait kedudukan Pancasila yaitu Pancasila sebagai jiwa
bangsa Indonesia,Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia,Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia dan masih banyak lagi.namun,yang menjadi pembahasan utama di sini
adalah 2 poin yang saya tulis sebelumnya yaitu Pancasila sebagai ideologi negara dan implementasi
Pancasila sebagai ideologi negara.
Pembahasan
A. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia
Pancasila sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia, maka Pancasila pada
hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran seseorang atau
kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-
nilaiadat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan kata lain unsur-unsur yang merupakan
materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri,
sehingga bangsa ini merupakan kausa materialistis (asal bahan) Pancasila.

Unsur-unsur Pancasila tersebut, kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri
negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan Negara
Indonesia. Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia berakar pada
pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari
bangsa lain. Selain itu, Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari
seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan
Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa, sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk
seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komprehensif. Oleh karena ciri khas Pancasila itu,
maka memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia berkedudukan juga sebagai ideologi nasional Indonesia yang dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan bernegara. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu sebagai
ikatan budaya (cultural bond) yang berkembang secara alami dalam kehidupan masyarakat
Indonesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging dalam
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia Sebuah ideologi dapat bertahan atau pudar dalam
menghadapi perubahan masyarakat tergantung daya tahan dari ideologi itu.

Kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh ideologi itu,yaitu
dimensi realita, idealisme, dan fleksibilitas, Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi
tersebut.

a. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologiya yang mencerminkan realita atau
kenyataan yang hidup dalam masyarakat di mana ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama
kalinya paling tidak nilal dalog ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal
kelahirannya.

b. Dimensi idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai dasar itu
mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan masyarakat tentang masa
depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.

c. Dimensi Fleksibilitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi dalam


memengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya.
Memengaruhi artinya ikut mewarnai proses perkembangan zaman tanpa menghilangkan jati diri
ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya. Memengaruhi berarti pendukung ideologi
itu berhasil menemukan
tafsiran-tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita-realita baru yang
muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.

Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini, sehingga Pancasila dapat dikatakan sebagai ideologi
terbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu sebagai berikut.

a. Memperkokoh persatuan bangsa, karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.

b. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta membimbing bangsa
Indonesia dalam melaksanakan pem- bangunan.

c. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam pembentukan
karakter bangsa berdasarkan Pancasila

d. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan negara.

Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat menjadi etos yang
mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan perlunya aktualisasi maksimal setiap
elemen bangsa. Hal tersebut bisa saja terwujud, karena Pancasila itu sendiri memuat lima prinsip
dasar di dalamnya, yaitu: kesatuan/persatuan, kebebasan, persamaan, kepribadian dan prestasi.
Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi pembangunan sebuah masyarakat
bangsa dan personal-personal di dalamnya

Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai alat lalu lintas
kehidupan berbangsa dan bernegara Tanpa konsensus tersebut, masyarakat akan memberlakukan
hidup bebas tanpa menghiraukan aturan main yang telah disepakati. Ketika Pancasila telah
disepakati bersama sebagai sebuah konsensus, maka Pancasila berperan sebagai payung hukum dan
tata nilai prinsipil dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Pancasila sebagai ideologi yang
dikenal oleh masyarakat internasional, juga mengalami tantangan-tantangan dari pihak luar/asing.
Hal ini akan menentukan apakah Pancasila mampu bertahan.

Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia sendiri dan
berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu religius monotheis, humanis
universal, nasionalis patriotis yang berkesatuan dalam keberagaman, demokrasi dalam musyawarah
mufakat dan yang berkeadilan sosial. Dengan demikian, Pancasila bukan imitasi dari ideologi negara
lain, tetapi mencerminkan nilai amanat penderitaan rakyat dan kejayaan leluhur bangsa. Keampuhan
Pancasila sebagai ideologi tergantung pada kesadaran, pemahaman dan pengamalan para
pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak bersifat
doktriner ketat. Nilai dasarnya tetap dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat fleksibel
Ketahanan ideologi Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia dengan keterbukaannya
tersebut.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan suatu cerminan dari kehidupan
masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu, sebagai generasi penerus bangsa harus
mampu menjaga nilai-nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut, maka perlu adanya berbagai upaya
yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia, antara lain;
a. Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus Pancasila pada setiap
satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.

b. Lebih memasyarakatkan Pancasila.

c.Menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

d. Memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap Pancasila.

e. Menolak dengan tegas paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila.

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai nilai ketuhanan,


kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai dasar bagi kehidupan
kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerohanian
yang di dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai material,
vital, kebenaran, atau kenyataan, estetis, estis maupun religius. Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif
dan subjektif, artinya hakikat nilai-nilai Pancasila bersifat universal atau berlaku di mana pun,
sehingga dapat diterapkan di negara lain. Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif, maksudnya:

a. rumusan dari Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam menunjukkan adanya sifat
umum universal dan abstrak;

b. inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia;

c. pancasila dalam pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.

Sementara itu, nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif, bahwa keberadaan nilai-nilai Pancasila
itu terlekat pada bangsa Indonesia sendiri. karena nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia,
dan nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
B. Implementasi Pancasila sebagai ideologi negara
Pancasila terkadang hanya dipahami oleh sebagian besar kalangan terutama generasi
millenial hanya sekedar wacana atau slogan kebangsaan dan belum menjadi landasan bangsa yang
nyata dalam kehidupan. Namun, sejak berdirinya Indonesia, keberadaan Pancasila sendiri telah
menunjukkan keunggulan nilai serta maknanya. Pancasila juga mengandung nilai-nilai yang mengikat
bangsa Indonesia, mulai dari Ketuhanan, menjunjung tinggi nilai-nilai dasar manusia, mengutamakan
persatuan, dan menuntut musyawarah dimana hak-hak tersebut merupakan ciri dasar negara
dengan keadilan yang menyeluruh. Pancasila pada saat ini mungkin masih bersifat simbolis bagi
beberapa golongan, tetapi nyatanya pancasila merupakan salah satu pembentuk kehadiran di
Indonesia. Buktinya, prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila belum banyak diterapkan
dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan realitas kehidupan
sosial dan penerapan prinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat idonesia.

Lalu bagaimana pengimplementasian nilai pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan


bermasyarakat bagi generasi millenial, berikut penulis mencoba merangkum bentuk penerapan nilai
dari lima sila pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.

Pancasila senantiasa berpegang teguh pada konstitusi dan menjadi pedoman ketika terjadi
masalah yang mengancam ekosistem bangsa Indonesia. Hal ini menjadi bukti sejarah bahwa bangsa
Indonesia harus memandang Pancasila sebagai landasan kehormatan yang patut di aplikasikan di
kehidupan. Hal ini dikarenakan nilai pancasila dapat mengakar di hati warga Indonesia serta bisa
mempersatukan seluruh rakyat Indonesia. Berikut beberapa nilai-nilai Pancasila dapat
diterapkan masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari:

Sila pertama yang terkandung dalam Pancasila memiliki makna tersirat yaitu bersifat luhur,
berfungsi sebagai ungkapan dan jawaban dalam kehidupan keagamaan, kemanusiaan, keadilan dan
kenegaraan (Lubis, 2017). Penerapan sila pertama Pancasila salah satunya dengan mengimani adanya
Tuhan yang Maha Esa serta mematuhi perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya. Selain itu,
ada upaya untuk menerapkan sikap toleransi antar umat yang beragam, tidak melakukan
pemaksaan, menghormati kebebasan dalam beragama, tidak merendahkan atau mencemooh agama
maupun pemeluk agama lain.

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Menurut Notonegoro hakikat manusia
adalah monopluralis. Manusia terdiri dari unsur jiwa dan raga, makhluk individu-musyawarah,
pribadi yang berdiri sendiri, makhluk Tuhan, dalam perwujudan berupa nilai-nilai hidup, kenyataan,
kebenaran, keindahan dan kebaikan. Penerapan sila kedua pada pancasila dapat dilakukan dengan
cara mengakui persamaan hak dan kewajiban kalau semua orang itu sama dimata hokum tanpa
memandang agama dan sosial mereka, dapat saling mengedepankan sikap toleransi antar
masyarakat, menjalin pertemanan dengan siapapun tanpa harus membeda-bedakan ras, suku,
agama ataupun budaya, Dan berani menyuarakan kebenaran untuk mempertahankan sebuah
keadilan.
Nilai dari sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia dimana sila ini mengandung hubungan bahwa
hidup bersama secara alamiah menusia sebagai bawaan individu mempunyai persamaan dan
perbedaan dengan manusia lainnya. Sila persatuan dapat diterapkan dengan menghidupkan
perbedaan-perbedaan yang mengandung daya tarik ke arah kerjasama dan saling membantu
sehingga terbangun kerukunan dan gotong royong. Penerapan lainnya adalah bangga menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Selain itu, ada upaya melestarikan budaya Indonesia
seperti tarian, baju adat, bahasa, membantu keluarga atau teman yang mengalami kesulitan.

Nilai keempat dari sila pancasila yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan. Kerakyatan Indonesia merupakan demokrasi dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dan mufakat. Kerakyatan yang timbul karena dengan adanya kesadaran bahwa
seorang manusia mempunyai harkat dan martabat yang sama, terutama sebagai makhluk Tuhan
yang Maha Esa. Penerapan sila yang keempat yaitu dapat dilakukan dengan cara musyawarah untuk
memperoleh mufakat, mengedepankan toleransi dan keadilan dalam menyampaikan pendapatnya,
dan keputusan akhir dalam musyawarah harus disetujui oleh semua pihak yang bersangkutan karena
merupakan keputusan bersama yang telah dicapai dalam musyawarah.

Dan yang terakhir, nilai sila kelima yaitu tentang keadilan. Sila kelima mengandung sebuah
makna yaitu adanya suatu tata masyarakat yang adil dan makmur sejahtera secara lahir maupun
batin. karena keadilan sosial dapat tercapai apabila setiap individu bertindak serta mengembangkan
sikap adil terhadap sesama. Penerapan sila kelima dapat dilakukan dengan cara mengedepankan
sikap adil terhadap sesama manusia, melaksanakan suatu kewajiban dan menghormati hak orang
lain, dan mengedepankan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dibanding kemakmuran
pribadi atau antar golongan.

Implementasi Pancasila hingga saat ini belum dilaksanakan dengan baik dan belum
digunakan sebagai pemecah masalah dalam kehidupan bermasyarakat, serta konsekuensi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Implementasi makna pancasila dirasakan masih sangat jauh
dari harapan. Hal ini dimulai dari ketimpangan keadilan sosial diantara anak bangsa, hingga masih
belum bisa di katakan sempurna proses penegakan hukum di negara Indonesia. Dari banyaknya
konflik yang kerap terjadi hingga korupsi yang masih merajalela hingga saat ini, semua itu
mencerminkan bahwa Pancasila belum sepenuhnya dilaksanakan oleh para pemimpin bangsa
Indonesia (Kurniawati, & Nurani, 2019).

Intinya, Pancasila yang kokoh pada kehidupan konstitusional dapat menjadi pegangan teguh
saat terjadinya sebuah masalah serta ancaman terhadap ekosistem bangsa Indonesia.
Keberlangsungan dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam hidup bermasyarakat hingga saat ini
belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini dikarenakan pemaknaan tentang nilai-nilai Pancasila masih
belum terlaksana dalam bentuk tindakan dalam perwujudan keadilan sosial. Selain itu, implementasi
makna Pancasila dirasakan masih sangat jauh dari harapan. Hal ini dimulai dari ketimpangan keadilan
sosial diantara anak bangsa, hingga masih belum bisa dikatakan sempurna proses penegakan hukum
di negara Indonesia.
Kesimpulan
Dalam menyikapi kompleksitas sejarah dan tantangan awal kemerdekaan, Pancasila muncul
sebagai pilar utama yang mengakomodasi keberagaman etnis, budaya, agama, dan suku bangsa di
Indonesia. Lima sila Pancasila, yang meliputi Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, memberikan
landasan filosofis dan moral bagi negara dan warganya.

Pancasila bukan sekadar sebuah ideologi politik, melainkan juga semangat dan identitas yang
mengakar dalam jiwa dan kehidupan masyarakat Indonesia. Meskipun terus mengalami
perkembangan dan adaptasi dengan dinamika zaman, esensi nilai-nilai Pancasila tetap menjadi
panduan dalam menjaga keberagaman dalam wadah negara yang kokoh. Hal ini memperlihatkan
fleksibilitas dan relevansi Pancasila sebagai ideologi terbuka yang mampu mengakomodasi
perubahan zaman.

Namun, meskipun Pancasila diakui sebagai ideologi negara, implementasinya dalam


kehidupan sehari-hari masih menghadapi berbagai tantangan. Generasi millenial, terutama, perlu
lebih mendalam memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat. Diperlukan upaya melalui pendidikan, melestarikan budaya, menjunjung tinggi
persatuan, dan menerapkan prinsip-prinsip demokrasi serta keadilan sosial.

Penerapan nilai-nilai Pancasila harus menjadi refleksi nyata dalam kehidupan masyarakat.
Saat ini, masih terdapat kesenjangan antara wacana dan implementasi, terutama terkait
ketimpangan sosial, konflik, dan masalah penegakan hukum. Untuk memastikan keberlanjutan
Pancasila sebagai ideologi negara, perlu adanya kesadaran kolektif dan tindakan konkret dari seluruh
lapisan masyarakat Indonesia. Hanya dengan implementasi yang kuat, Pancasila dapat terus menjadi
fondasi yang kokoh dalam membangun Indonesia yang adil, beradab, dan berdaya saing.
Daftar Pustaka

Muhammaad arsyad siregar,30 oktober 2021 Implementasi Nilai dan Ideologi Pancasila Pada
Kehidupan Generasi Millenial.kompasiana;

https://www.kompasiana.com/zeno233/617ca2de0101907f74224c02/implementasi-nilai-dan-
ideologi-pancasila-pada-kehidupan-generasi-millenial

di akses pada sabtu 23 desember 2023 pukul 07:04 WITA

dr.Ujang Charda S.,S.H.,M.H.,M.I.P. ,2018 Pendidikan Pancasila untuk Pendidikan tinggi,

PT RAJAGRAFINDO PERSADA

Anda mungkin juga menyukai