Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

MODEL PEMBELAJARAN AFEKTIF VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE


(VCT)
Dosen Pengampu : Ilmawati Fahmi Imron, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Isdela Oktovi Budiawati (2114060096)

2. Diki Satra Mardani (2114060105)

3. Pita Wulandari (2114060106)

4. Intan Khoirun Nisa’ (2114060118)

5. Ainun Izza Alfina (2114060236)

KELAS 2C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan
inayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Model Pembelajaran Afektif Value Clarification Technique (VCT)”. Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini yaitu untuk menambah wawasan kepada para pembaca dan juga
penulis mengenai model pembelajaran afektif Value Clarification Technique (VCT). Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada ibu Ilmawati Fahmi Imron, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Pembelajaran dan Pemecahan Masalah PKn, program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri yang telah
memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai bidang
studi yang sedang kelompok kami tekuni.

Kelompok kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi pengetahuannya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Rabu, 29 Maret 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................................1
BAB II................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................................2
BAB III...............................................................................................................................................5
PENUTUP..........................................................................................................................................5
A. Kesimpulan....................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dijelaskan bahwa Pendidikan


Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman, dan
betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab.
Pada Undang-Undang diatas, pembentuan nilai sikap sangatlah penting dalam dunia
pendidikan. Dengan demikian, pembelajaran tidak akan lengkap jika tidak membahas
model pembelajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap dan nilai. Strategi
pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan
psikomotor. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur, karena
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Sedangkan hal ini tidaklah
mudah untuk dilakukan apalagi menilai perubahan sikap sebagai akibat dari proses
pembelajaran yang dilakukan guru disekolah. Bisa saja sikap tersebut tumbuh dari
lingkungan keluarga.
Model pembelajaran afektif yang bisa diterapkan yaitu model pembelajaran Value
Clarification Techique (VCT). Model pembelajaran VCT merupakan pembelajaran yang
memberi penekanan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan
perbuatannya sendiri untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka
sendiri. Nilai tersebut ada pada setiap manusia dan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu
nilai-nilai nurani (values of being) dan nilai-nilai memberi (values of giving). Menurut Linda
(dalam Elmubarok, 2009) nilai-nilai nurani adalah nilai dalam diri manusia yang kemudian
berkembang menjadi perilaku serta cara memperlakukan orang lain. Contoh nilai-nilai
nurani yaitu kejujuran, keberanian, cinta damai, disiplin dan sebagainya. Sementara nilai-
nilai nurani memberi adalah nilai-nilai yang perlu dipraktikkan atau diberikan yang
kemudian akan diterima sebanyak yang diberikan. Contohnya yaitu setia, dapat dipercaya,
cinta kasih sayang, dan sebagainya

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model pembelajaran Value Clarification Tehnique (VCT)?
2. Apa karakteristik dari model pembelajaran VCT?
3. Apa kelebihan dan keterbatasan dari model pembelajaran VCT?
4. Apa saja sintaks dari model pembelajaran VCT?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian model pembelajaran VCT.

2. Memberikan informasi mengenai karakteristik model pembelajaran VCT.

3. Memberikan informasi mengenai kelebihan dan keterbatasan dari model


pembelajaran VCT.

4. Untuk memberikan informasi mengenai sintaks dari model pembelajaran VCT.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran VCT

Menurut (Adisusilo, 2012) model pembelajaran Value Clarification Technique


(VCT) adalah pendekatan pendidikan nilai, dimana siswa dilatih untuk menemukan,
memilih, menganalisis, dan memutuskan dalam mengambil sikap sendiri nilai-nilai apa
saja yang cocok untuk dirinya sendiri. Tujuan dari pendekatan VCT yaitu untuk
membantu siswa dalam memahami nilai-nilai, membantu siswa agar mampu
berkomunikasi secara jujur dan terbuka, serta membantu siswa dalam menggunakan
akal budi untuk memahami perasaan dan tingkah lakunya sendiri. Menurut (Sanjaya,
2006), model VCT adalah teknik pengajaran untuk membantu siswa dalam mencari dan
menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui
proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model


pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) merupakan suatu teknik
pembelajaran yang menekankan pada pemahaman nilai-nilai dan pengambilan
keputusan berdasarkan kesadaran diri mereka sendiri dalam menghadapi persoalan yang
sedang dihadapi. Sehingga model VCT ini berguna untuk memfasilitasi siswa dalam
mengeksplorasi nilai-nilai yang dimiliki, memahami nilai dari sudut pandang yang
berbeda, serta mempertimbangkan nilai-nilai dalam pengambilan keputusan.

B. Karakteristik Model Pembelajaran VCT


Karakteristik VCT sebagai suatu model dalam strategi pembelajaran sikap
adalah proses penanaman nilai dilakukan melalui proses analisis nilai yang sudah ada
sebelumnya dalam diri siswa kemudian menyelaraskan dengan nilai nilai baru yang
hendak ditanamkan (Theofilus, 2019: 219). Penanaman nilai dan pengubahan sikap
dipengaruhi banyak faktor antara lain potensi diri, kepekaan emosi, intelektual,
sistem pendidikan, norma nilai masyarakat, lingkungan keluarga dan lingkungan
bermain. Sikap dan perubahan sikap dipengaruhi oleh stimulus yang diterima siswa dan
kekuatan nilai yang telah tertanam atau dimiliki pada diri siswa.

3
Nilai, moral dan norma dipengaruhi oleh faktor perkembangan, sehingga guru
harus mempertimbangkan tingkat perkembangan moral (moral development) dari
setiap siswa. Tingkat perkembangan moral untuk siswa dipengaruhi oleh usia dan
pengaruh lingkungan terutama lingkungan sosial. Pengubahan sikap dan nilai
memerlukan keterampilan mengklarifikasi nilai/sikap secara rasional, sehingga dalam
diri siswa muncul kesadaran diri bukan karena rasa kewajiban bersikap tertentu atau
berbuat tertentu. Pengubahan nilai memerlukan keterbukaan, karena itu pembelajaran
melalui VCT menuntut keterbukaan antara guru dengan siswa.

C. Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran VCT

1. Kelebihan VCT untuk pembelajaran afektif karena :

a) Pembinaan dan penanaman bilai dari dalam diri siswa secara langsung.

b) Memperjelas dan mengungkap isi pesan materi yang disampaikan maka akan
memudahkan guru dalam meyampaikan makna/nilai/pesan moral.

c) Memperjelas dan menilai kualitas nilai-nilai moral siswa, melihat nilai-nilai yang
ada pada orang lain dan memahami nili-nilai moral yang ada dalam kehidupan
nyata.

d) Memberikan sejumlah pengalaman belajar dari berbagaim kehidupan.

e) Mengajak, membina, melibatkan, mengembangkan potensi peserta didik khususnya


mengembangkan potensi sikap.

2. Keterbatasan VCT untuk pembelajaran afektif karena :

a) Apabila guru/dosen tidak memiliki kemampuan melibatkan siswa dengan


keterbukaan, maka akan memunculkan sikap semu atau imitasi/palsu.

b) Sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru/dosen dalam mengejar terutama


memerlukan kemampuan / keterampilan bertanya tingkat tinggi.

c) Memerlukan kreativitas guru/dosen dalam menggunakan media.

4
D. Sintaks Model Pembelajaran VCT

Dalam penerapan VCT perlu diketahui dan dipelajari mengenai langkah- langkah
kegiatan pembelajaran yang menjadi ciri khas dalam VCT. Djahiri (Asyfahania, 2011:6)
menyatakan bahawa langkah-langkah VCT ialah sebagai berikut:

1. Penentuan situasi yang bersifat dilematik

2. Penyajian situasi (pengalaman belajar) melalui membacakan atau peragaan dengan


melibatkan peserta didik, dengan cara: pengungkapan pokok masalah, identifikasi fakta,
menentukan kesamaan pengertian, dan menentukan masalah utama yang akan
dipecahkan.

3. Penentuan posisi/pendapat melalui : penentuan pilihan individual, penentuan pilihan


kelompok dan kelas, klarifikasi atas pilihan-pilihan tersebut..

4. Menguji alas an dengan : meminta argumentasi, memantapkan argument dengan analogi


mengkaji akibatakibat dan kemungkinan-kemungkinan dari kenyataan.

5. Penyimpulan dan pengarahan.

6. Tindak lanjut.

Menurut Adisusilo (2012), tahapan proses atau langkah-langkah dalam pelaksanaan


model pembelajaran VCT adalah sebagai berikut:

a. Kebebasan memilih (Kognitif) 

1. Memilih dengan bebas, berarti siswa memiliki kebebasan dari segala bentuk
tekanan dan bebas menentukan pilihan yang akan diambil sendiri. 

2. Memilih dari berbagai alternatif, berarti siswa diberikan kesempatan untuk memilih
nilai dari berbagai alternatif nilai yang disediakan. 

3. Memilih sesudah dipertimbangkan konsekuensi dari setiap alternatif pilihan yang


dipilih dan bertanggungjawab dengan pilihannya.

b. Menghargai (Afektif) 

1. Nilai membuat orang merasa bangga dan senang akan pilihannya. 

2. Menegaskan nilai yang sudah dipilih dan mengakuinya di depan umum sesuai
dengan nilai yang menjadi pilihannya.

5
c. Berbuat (Psikomotorik) 

1. Berperilaku dan bertindak dalam mengambil keputusan sesuai dengan pilihannya,


artinya siswa mewujudkan nilai dalam sikap dan tingkah lakunya.

2. Tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang baik atau buruk yang dilakukan
oleh siswa maka nilai tersebutlah yang akan menjadi pola hidupnya.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) merupakan suatu teknik


pembelajaran yang menekankan pada pemahaman nilai-nilai dan pengambilan keputusan
berdasarkan kesadaran diri mereka sendiri dalam menghadapi persoalan yang sedang
dihadapi. Sehingga model VCT ini berguna untuk memfasilitasi siswa dalam
mengeksplorasi nilai-nilai yang dimiliki, memahami nilai dari sudut pandang yang
berbeda, serta mempertimbangkan nilai-nilai dalam pengambilan keputusan. Dalam model
ini ada kelebihan yaitu salah satunya memperjelas dan mengungkap isi pesan materi yang
disampaikan maka akan memudahkan guru dalam meyampaikan makna/nilai/pesan moral.
ada juga kekurangannya yaitu apabila guru/dosen tidak memiliki kemampuan melibatkan
siswa dengan keterbukaan, maka akan memunculkan sikap semu atau imitasi/palsu.

B. Saran

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dalam penulisan makalah yang berjudul
“Model Pembelajaran Afektif Value Clarification Technique (VCT)”. Oleh karena itu
kami meminta saran yang mendukung untuk membantu kami memperbaiki penulisan
makalah kami selanjutnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Rachmadyanti. Putri, Rochani. 2017. Pengembangan Social Skill Siswa Sekolah Dasar Melalui
Teknik Pembelajaran VCT (Vaue Clarification Technique). DWIJACENDEKIA
Jurnal Riset Pedagogik 1(2) (2017) 70-78.

Shahgholian-Ghahfarokhi, D., Rahimi, G., Liaghat, G., Degenhardt, R., & Franzoni, F.

(2020). Buckling Prediction Of Composite Lattice Sandwich Cylinders (Clsc) Though


The Vibration Correlation Technique (VCT): Numerical Assessement With
Experimental And Analytical Verification. Composites Part B: Engineering, 199,
108252.

Sulfemi, W. B., & Mayasari , N. (2019). Peranan Model Pembelajaran Value

Clarification Technique Berbatuan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belar Ips. Jurnal Pendidikan, 20(1), 53-68.

Sutrino, S., Riyanto, Y., & Subroto, W. T. (2020). Pengaruh Model Value

Clarification Technique (VCT) Berbasis Kearifan Local Terhadap Motivasi Belajar


Dan Hasil Belajar Siswa. Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan Dan
Pembelajaran, 5(1), 718-729.

Taniredja, Tukiran, dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta

Theofilus, P. (2019). Model Pembelajaran Value Verification Technique (VCT). Riksa

Bahasa: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pembelajaranya, 52(2), 215-220.

8
9
10
11

Anda mungkin juga menyukai