Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

IMPLEMENTASI PENGELOMPOKAN PESERTA DIDIK

Dosen Pengampuh : Drs.Andi Mappincara,M.pd

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

 Nur Adila ( 220403501028 )


 Nurlela ( 220403501029 )
 Mira Aisyah Rahmi ( 220403501030 )
 Nisa Adya Wijayani ( 220403501031 )

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Implementasi
pengelompokan peserta didik" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen peserta


didik. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang pengawasan
pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Maka dengan demikian penulis berharap makalah yang telah kami lakukan ini
semoga bermanfaat kepada kita dan semoga memberikan Pengetahuan yang
banyak dari materi yang kami paparkan.

Penulis pun menyadari begitu banyak kekurangan dari makalah ini sehingga
penulis pun sangat berharap mendapatkan kritik dan saran terhadap pembaca agar
kedepannya penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Makassar, 09 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

A. Pentingnya pengelompokan peserta didik.....................................................4

B. Dasar Pengelompokan Peserta Didik............................................................5

C. Teknik-Teknik Pengelompokan Peserta Didik.............................................6

D. Jenis-Jenis Pengelompokan Peserta Didik....................................................7

E. Implementasi Program Dalam Pengelompokan Peserta Didik...................13

BAB III PENUTUP..............................................................................................17

A. Kesimpulan.................................................................................................17

B. Saram..........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

iii
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelompokan siswa merupakan salah satu strategi dalam lembaga
pendidikan formal untuk meningkatkan pelayanan kepada siswa.
Pengelompokan dilakukan dengan membagi siswa ke dalam kelompok
berdasarkan ciri-ciri tertentu, sehingga memudahkan guru dalam memberikan
perhatian dan layanan yang sesuai. Ada dua alasan yang melatarbelakangi
pengelompokan siswa, yaitu fungsi integrasi yang mengelompokkan siswa
berdasarkan kesamaan, seperti jenis kelamin dan usia, serta fungsi diferensiasi
yang mengelompokkan siswa berdasarkan perbedaan mereka, seperti
keterampilan, minat, karakter, dan bakat. (Ekusumaningrum et al., 2019)

Metode pengelompokan siswa juga dapat dilakukan melalui proses


pengujian, seperti tes minat, tes bakat, dan tes kecerdasan. Berdasarkan hasil
tes, kriteria untuk setiap kelompok siswa ditentukan. Tujuan dari
pengelompokan ini adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pembelajaran serta memudahkan bimbingan siswa sesuai dengan
kemampuannya.

Penting untuk mengevaluasi keefektifan program pengelompokan siswa,


baik dari segi perkembangan kemampuan berpikir anak maupun dampaknya
terhadap program kelompok siswa secara keseluruhan. Evaluasi program
meliputi beberapa tahapan, seperti menentukan rencana evaluasi,
pengumpulan data, pengaturan data, analisis data, pelaporan informasi, dan
melakukan evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai. Evaluasi ini bertujuan
untuk merumuskan langkah-langkah perbaikan dan memastikan keefektifan
solusi dari masalah yang diidentifikasi.

Dengan melakukan pengelompokan siswa yang tepat dan terus melakukan


evaluasi terhadap program tersebut, diharapkan lembaga pendidikan dapat

1
memberikan pelayanan yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan serta
potensi setiap siswa.

Sementara, bagian umum Undang-Undang Sistem Pendidikan nasional


Nomor 20 Tahun 2003 BAB 1 ketentuan umum Pasal 1 point 4 dikatakan
bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembeljaran yangtersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. (Kompri, 2014) Peserta didik
perlu untuk dikelompokan atau diklasifikasikan berdasarkan pada kesamaan-
kesamaannyadengan suatu sistem pengelompokan peserta didik sebagai upaya
untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Pengelompokan ini biasanya dikenal
dengan grouping. Hal tersebut didasarkan atas pandangan bahwa disamping
peserta didik tersebut mempunyai kesamaan juga mempunyai perbedaan.
Kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada
kelompok yang sama, sementara perbedaanperbedaan yang ada padapeserta didik
melahirkan pemikiran pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda.
(Badrudin, 2014).

Pengelompokan bukan dimaksudkan untuk mendiskriminasikan peserta didik,


melainkan justru bermaksudmembantu mereka agar dapat berkembang seoptimal
mungkin. Dengan adanya pengelompokan peserta didik juga mudah dikenali apa
yang menjadi potensinya. Pengelompokan peserta didik juga biasanya identik dengan
penempatan peserta didik padakelas-kelas. Penempatan peserta didik (pembagian
kelas) sendiri yaitu kegiatan pengelompokan peserta didik yang dilakukan dengan
sistem kelas. Pengelompokan peserta didik dilakukan sebelum peserta didik
mengikuti proses pembelajaran. Pengelompokan tersebut dapat dilakukan
berdasarkan kesamaanyang ada pada peserta didik yaitujenis kelamin dan
umur.Pengelompokan juga dapat didasarkan pada perbedaan individu peserta didik
seperti minat bakat dan kemampuan”. (Imron, 2012).

Dari beberapa peryataan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pengelompokan


peserta didik merupakan suatu cara untuk mengelompokan peserta didik dengan
kriteriakriteria tertentu. Dengan adanya sistem pengelompokan ini, maka guru-guru
dapat lebih mengoptimalkan mutu pembelajaran di sekolah.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa alasan pentingnya pengaturan pengelompokan peserta didik?
2. Apa yang menjadi dasar pengelompokan peserta didik?
3. Bagaimana teknik-teknik pengelompokan peserta didik?
4. Apa saja jenis pengelompokan peserta didik?
5. Bagaimana implementasi program dalam pengelompokan peserta didik?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pentingnya pengaturan pengelompokan peserta didik
2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi dasar pengelompokan peserta
didik
3. Untuk mengetahui teknik-teknik pengelompokan peserta didik
4. Untuk mengetahui jenis pengelompokan peserta didik
5. Untuk mengetahui implementasi program dalam pengelompokan peserta
didik

3
BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

A. Pentingnya pengelompokan peserta didik


Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem
Pendidikan Nasional), peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Setelah melakukan daftar ulang di
lembaga pendidikan yang dikehendaki, peserta didik perlu dikelompok-
kelompokkan atau diklasifikasikan. Secara umum pengelompokan sering
dikenal dengan grouping.
Pengelompokan peserta didik ini tidak dimaksudkan untuk membeda-
bedakan peserta didik berdasarkan keahlian dan tingkat kepandaiannya,
melainkan maksud pengelompokan ini untuk membantu dalam proses belajar
mengajar demi keberhasilan peserta didik. Dengan kata lain, pengelompokan
peserta didik bermaksud untuk membantu peserta didik mengembangkan
kemampuannya seoptimal mungkin sehingga pengelompokan tidak boleh
diartikan lain kecuali untuk proses pengembangan peserta didik tersebut.
Pengelompokan peserta didik didasarkan atas pandangan bahwa
disamping peserta didik mempunyai kesamaan, peserta didik juga mempunyai
perbedaan. Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan
pemikiran penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-
perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran pengelompokan
mereka pada kelompok yang berbeda.
Jika perbedaan antara peserta didik satu dengan yang lain dicermati
lebih mendalam, akan didapati perbedaan antar individu dan perbedaan intra
individu. Yang pertama lebih teraksentuasi pada berbedanya peserta didik satu
dengan yang lain dalam kelas. Kedua, lebih teraksentuasi pada berbedanya
kemampuan masing-masing peserta didik dalan berbagai mata pelajaran atau
bidang studi.

4
Berbedanya antar peserta didik dan intra peserta didik, mengharuskan
layanan pendidikan yang berbeda terhadap mereka. Oleh karena layanan yang
berbeda secara individual demikian dianggap kurang efisien, maka
dilakukanlah pengelompikab berdasarkan persamaan dan perbedaab peserta
didik agar kekurangan pada pengajarab secara klasikal dapat dikurangi.
Dengan perkataan lain, pengelompokan adalah konvergensi dari pengajaran
sistem klasikal dan sistem individual.
Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas
bahwa peserta didik secara terus-menerus bertumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik satu dengan yang lain berbeda.
Agar perkembangan peserta didik yang cepat tidak mengganggu peserta didik
yang lambat dan begitu sebaliknya, dilakukanlah pengelompokan peserta
didik.
B. Dasar Pengelompokan Peserta Didik
Hendyat Soetopo (1982) dalam Imron (1995:86) mengemukakan
empat dasar pengelompokkan peserta didik, yaitu: friendship
grouping, achievement grouping, aptitude grouping, attention or interest
grouping dan intelligent grouping.
1. Friendship Grouping
Friendship grouping adalah pengelompokan peserta didik yang didasarkan
atas kesukaan memilih teman. Pengelompokan jenis ini menimbulkan
kecenderungan menjadikan pserta didik yang pandai dengan yang pandai
dan peserta didik yang kurang pandai dengan anak yang kurang pandai
juga.
2. Achievement Grouping
Achievement grouping, adalah pengelompokan yang didasarkan atas
prestasi peserta didik.
3. Aptitude Grouping
Aptitude grouping, adalah pengelompokan peserta didik yang didasarkan
atas kemampuan dan bakat.
4. Attention or Interest Grouping

5
Attention or interest grouping, adalah pengelompokan yang didasarkan atas
minat peserta didik.
5. Intelligent Grouping
Intelligent grouping, adalah pengelompokan yang didasarkan atas hasil tes
kecerdasan atau intelegensi.
C. Teknik-Teknik Pengelompokan Peserta Didik
Teknik pengelompokan siswa dapat didasarkan pada tiga aspek, yaitu;
kemampuan, aktivitas, dan landasan sosio-emosional.

1. Pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan


a) Siswa memiliki kemampuan yang berbeda di setiap kelas. Di dalam
kelas, terdapat perbedaan dalam kemampuan siswa, misalnya, siswa
yang pandai dalam satu mata pelajaran mungkin memiliki kelemahan
dalam matematika.
b) Pengelompokan siswa berdasarkan keterampilan dapat berubah seiring
waktu dan bervariasi antara mata pelajaran, bahkan untuk konsep-
konsep tertentu. Dalam mengatur kelompok siswa, penting bagi guru
jika siswa dengan kemampuan yang serupa duduk bersama di sekitar
meja yang sama.
c) Dengan pengelompokan seperti itu, guru dapat merangsang dan
menjelaskan materi secara efektif. Guru dapat berkeliling kelas dan
melihat sejauh mana perkembangan keterampilan setiap siswa.
2. Pengelompokan berbasis aktivitas
a) Dalam proses pembelajaran, pengelompokan siswa berdasarkan
aktivitas menjadi kebutuhan yang penting.
b) Pengelompokan siswa dapat berubah seiring waktu, dan anggota
kelompok dapat berbeda-beda tergantung pada tugas yang diberikan.
Tujuan utama dari pengelompokan ini adalah untuk melaksanakan
pekerjaan yang diberikan. Tugas dalam kelompok sangat bermanfaat
bagi siswa karena dapat mempengaruhi pembentukan karakter mereka.

6
c) Melalui kerja kelompok, siswa dapat belajar menjadi pemimpin,
menjadi anggota kelompok yang baik, mendengarkan pendapat teman,
memberi nasihat, dan berbagai keterampilan sosial lainnya.
3. Pengelompokan berdasarkan sosial emosional
a) Tidak semua siswa memiliki tingkat kematangan emosi yang sama.
Untuk membantu siswa dalam aspek sosial dan emosional, guru dapat
mengelompokkannya berdasarkan peran yang ada. Sebagai contoh,
siswa yang pemalu dapat ditempatkan dalam kelompok dengan siswa
yang lebih percaya diri. Dalam pengaturan ini, mereka akan
termotivasi untuk mengungkapkan diri dengan lebih baik.
b) Kegiatan yang diusulkan dapat beragam, tergantung pada tujuan yang
ingin dicapai. Pengelompokan ini harus direncanakan dalam
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan juga
bermanfaat untuk memberikan umpan balik kepada orang tua.
c) Banyak orang mengabaikan perkembangan sosio-emosional siswa,
padahal hal ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cara
belajar siswa. Oleh karena itu, perhatian terhadap aspek sosio-
emosional siswa sangat penting dalam pembelajaran.

Pengelompokan peserta didik bertujuan untuk mengembangkan potensi


peserta didik seoptimal. Dengan adanya pengelompokan peserta didik juga mudah
dikenali apa yang menjadi potensinya. Pengelompokan peserta didik juga
biasanya identik dengan penempatan peserta didik pada kelas-kelas.Sedangkan,
tujuan pengelompokan peserta didik pada kelas-kelas adalah agar setiap anak di
kelas belajar dengan tertib sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara efisien.
(Suruni, 2009).(Hafid, 2023)

D. Jenis-Jenis Pengelompokan Peserta Didik

Ada banyak jenis pengelompokan peserta didik yang dikemukakan oleh


para ahli. Mitchun ( Ali Imron, 1995: 74) mengemukakan dua jenis
pengelompokan peserta didik. Yang pertama, ia namai dengan ability

7
grouping, sedangkan yang kedua ia namai dengan sub-grouping with in the
class. Yang dimaksud ability grouping adalah pengelompokan berdasarkan
kemampuan di dalam setting sekolah.

Sedangkan sub- grouping with in the class adalah pengelompokan dalam


setting kelas.Pengelompokan yang didasarkan atas kemapuan adalah suatu
pengelompokan di mana peserta didik yang pandai dikumpulkan dengan yang
pandai, yang kurang pandai dikumpulkan dengan yang kurang pandai.
Sementara pengelompokan dalam setting kelas adalah suatu pengelompokan
di mana peserta didik pada masing-masing kelas, dibagi lagi menjadi beberpa
kelompok kecil.

Pengelompokan ini juga memberi kesempatan kepada masing-masing


individu untuk masuk ke dalam lebih dari satu kelompok.

Pengelompokkan berdasarkan kemampuan dalam setting sekolah meliputi:

1 Pengelompokan dalam kelas-kelas


Agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik, peserta didik
yang berjumlah besar perlu dibagi-bagi- menjadi kelompok-kelompok
yang disebut kelas. Banyaknya kelas disesuaikan dengan jumlah p eserta
didik yang baru diterima, sedangkan jumlah peserta didik untuk(besarnya
kelas=class size), untuk setiap tingkat dan jenis sekolah bisa berbeda.

Sebagai pedoman dibawah ini:

a) untuk tingkat Sekolah Dasar besar kelas jangan sampai melebihi


50 orang siswa.
b) Untuk tingkat Sekolah Menengah Umum besar kelas sekitar 40
orang siswa.
c) Untuk Sekolah Menengah Kejuruan besar kelas lebih baik kurang
dari 40 orang siswa.

Dalam menentukan berapa besar kelas ini, berlaku prinsip semakin


kecil kelas semakin baik. Karena, dengan demikian guru akan bisa lebih
memperhatikan peserta didiknya secara teliti.

8
2. Pengelompokan berdasarkan bidang studi

Pengelompokan berdasar bidang studi yang lazim disebut juga


dengan istilah penjurusan, ialah pengelompokan siswa yang disesuaikan
dengan minat dan bakatnya. Pengukuran minat dan bakat ini didasarkan
pada hasil prestasi belajar(angka-angka) yang dicapai dalam
matapelajaran-matapelajaran yang diikuti. Berdasarkan hasil yang telah
dicapai dalam berbagai matapelajaran itulah seorang siswa diarahkan pada
jurusan dimana ia memperoleh nilai-nilai baik pada matapelajaran untuk
jurusan tersebut. Contohnya: kalau di Sekolah Menengah Atas seperti
penjurusan IPA, IPS, bahasa dan lain sebagainya.

3. Pengelompokkan berdasarkan spesialisasi

pengelompokkan berdasarkan spesialisasi( pengkhususan) terdapat


pada Sekolah-Sekolah Menengah Kejuruan. Pengelompokkan berdasar
spesialisasi pada hakekatnya sama dengan penjurusan, namun
penjurusannya lebih mengkhususkan pada bidang studi, misalnya
penjurusan di Sekolah Menengah Kejuruan seperti jurusan kecantikan,
tata boga, dan lain-lain.

4. Pengelompokkan dalam sistem kredit

Pengajaran sistem kredit ialah sistem pengajaran yang menggunakan


ukuran satuan kredit untuk memberikan bobot bagi setiap mata pelajaran.
Bobot satu kredit, lengkapnya satu satuan kredit semester (1Sks). Di
Perguruan Tinggi, pengajaran sistem kredit bisa dilaksanakan dengan
dua cara, yaitu sistem kredit dengan sistem paket dan sistem kredit
dengan sistem sistem pilihan.

9
Dalam sistem kredit dengan sistem paket, untuk tiap semester telah
ditentukan matakuliah-matakuliah apa saja yang harus diikuti oleh
seluruh peserta didik. Sehingga pengelompokkan ini tidak ada bedanya
dengan pengajaran biasa (bukan sistem kredit). Sistem kredit dengan
sistem pilihan pada semester I (permulaan mahasiswa baru mengikuti
perkuliahan) dilakukan sistem paket. Seluruh mahasiswa harus mengikuti
sejumlah matakuliah yang disajikan pada semester I yang pada umumnya
adalah matakuliah dasar umum dan matakuliah prasyarat. Sistem paket
mungkin bisa diteruskan sampai semester II.

Tapi juga bisa sejak semester II sudah dimulai dengan sistem


pilihan. Setiap mahasiswa diberi kebebasan untuk memprogram dan
memilih matakuliah yang disajikan. Inilah yang disebut dengan sistem
kredit dengan sistem pilihan.

Dengan demikian pengelompokkan mahasiswa didasarkan pada


peserta matakuliah, atau disebut juga dengan pengelompokkan berdasar
matakuliah. Jika kelompok peserta matakuliah terlalu besar jumlahnya,
bisa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Yang masing-masing
berukuran 30 atau 40 mahasiswa.

5. Pengelompokkan berdasarkan kemampuan

Pengelompokkan berdasarkan kemampuan (ability grouping)


pernah dilakukan di Sekoalah Dasar Laboratorium Universitas Negeri
Malang. Pada setiap awal tahun ajaran diadakan “pemeriksaan” terhadap
tingkat kemampuan belajar. Pemeriksaan dilakukan dengan memberikan
tes-tes keberhasilan belajar (achievement tes). Berdasarkan hasil/ prestasi
yang dicapai, siswa-siswa dalam kelas dikelompokkan dalam tiga
golongan yaitu: kelompok cepat, kelompok sedang, kelompok lambat.
Materi pelajaran yang diberikan sesuai dengan kelompok-kelompok
tersebut. Demikian seorang guru dalam mengajar harus menyiapkan

10
materi untuk tiga kelompok dan melayani ketiga kelompok tersebut.
Pengelompokkan ini disebut “achievement grouping”.

Pembagian siswa dalam kelompok di atas, untuk setiap


matapelajaran bisa berbeda. Contoh: Amir, untuk pelajaran matematika
termasuk kelompok cepat. Untuk bahasa Indonesia bisa masuk kelompok
sedang, dan mata pelajaran lain untuk matapelajaran lain. Namun, status
kelompok ini sifatnya tidak permanen. Seorang yang termasuk kelompok
sedang, suatu saat karena prestasinya naik bisa dipindahkan ke kelompok
cepat begitu sebaliknya.

6. Pengelompokkan Berdasarkan minat

Pengelompokkan berdasarkan minat banyak dilaksanakan dalam


kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
cukup banyak jenisnya, maka kepada para siswa diberi kebebasan untuk
memilih jenis kegiatan sesuai dengan minatnya. Jenis kegiatan yang
diselenggarakan disesuaikan dengan jumlah kelompok peminatnya.

Jenis kegiatan yang hanya diminati oleh sekelompok kecil siswa,


lebih baik tidak diadakan dan peminatnya bisa dialihkan kejenis kegiatan
lain. Jika mungkin seluruh siswa harus mengikuti salah satu jenis
kegiatan ekstrakurikuler. Sebaliknya seorang siswa jangan dibiarkan
tidak mengikuti sama sekali atau terlalu banyak kegiatan ekstrakurikuler
ini agar tidak mengganggu belajarnya.

Adapun kelompok-kelompok kecil pada masing-masing kelas demikian


dapat dibentuk berdasarkan karakteristik individu. Ada beberapa macam
kelompok kecil di dalam kelas ini, yaitu:

1. Pengelompokan Berdasarkan Minat (Interest Grouping)

Yang dimaksud dengan interest grouping adalah pengelompokan yang


didasarkan atas minat peserta didik. Peserta didik yang berminat pada
pokok bahasan tertentu, pada kegiatan tertentu, pada topik tertentu atau
tema tertentu, membentuk ke dalam suatu kelompok.

11
2. Pengelompokan Berdasarkan Kebutuhan Khusus (Special Need
Grouping)
Yang dimaksud dengan special need grouping, adalah pengelompokan
berdasarkan kebutuhan-kebutuhan khusus peserta didik. Peserta didik
yang sebenarnya sudah tergabung dalam kelompok-kelompok, dapat
membentuk kelompok baru untuk belajar ketrampilan khusus.
3. Pengelompokan Beregu (Team Grouping)
Yang dimaksdud dengan team grouping adalah suatu kelompok yang
terbentuk karena dua atau lebih peserta didik ingin bekerja dan belajar
secara bersama memecahkan masalah-masalah khusus.
4. Pengelompokan Tutorial (Tutorial Grouping)
Yang dimaksud dengan tutorial grouping adalah suatu pengelompokan
di mana peserta didik bersama-sama dengan guru merencanakan
kegiatan-kegiatan kelompoknya. Dengan demikian, apa yang dilakukan
oleh kelompok bersama dengan guru tersebut, telah disepakati terebih
dahulu. Antara kelompok satu dengan yang lain, bisa berbeda
kegiatannya, karena mereka sama-sama mempunyai otonomi untuk
menentukan kelompoknya masing-masing.
5. Pengelompokan Penelitian (Research Grouping)
Yang dimaksud dengan research grouping adalah suatu pengelompokan
di mana dua atau lebih peserta didik menggarap suatu topik khusus untuk
dilaporkan di depan kelas. Bagaimana cara penggarapan, penyajian serta
sistem kerja yang dipergunakan bergantung kepada kesepakatan anggota
kelompok.
6. Pengelompokan Kelas Utuh (Full-Class Grouping)
Yang dimaksud dengan ful-class grouping adalah suatu pengelompokan
di mana peserta didik secara bersama-sama mempelajari dan
mendapatkan pengalaman di bidang seni. Misalnya saja kelompok yang
berlatih drama, musik, tari dan sebagainya.
7. Pengelompokan Kombinasi (Combined Class Grouping)

12
Yang dimaksud dengan combined class grouping adalah suatu
pengelompokan di mana dua atau lebih kelas yang dikumpulkan dalam
suatu ruangan untuk bersama-sama menyaksikan pemutaran film, slide,
TV dan media audio visual lainnya.(silabus web id, 2011)

E. Implementasi Program Dalam Pengelompokan Peserta Didik


Langkah-langkah pengelompokan peserta didik dalam pembelajaran di
kelas kelas

1. Pembagian kelompok berdasarkan beregu ( team grouping)


 Nama Teknik pengelompokan

Teknik membagi tiga kelompok dengan menyebut angka

 Pengertian

Teknik menyebut angka satu sampai tiga,adalah cara membagi siswa


kedalam tigs kelompok sehingga terdapat tiga kelompok yang
seimbang

 Langkah-langkah untuk melaksanakan Teknik pengelompokan ini


adalah sebagai berikut;
1) Seluruh siswa pastikan duduk secara rapi sehingga memudahkan
penyebutan angka secara berderet
2) Setiap siswa dimulai dari sisi kanan untuk menyebut angka; orang
pertama menyebut angka satu,orang kedua menyebut angkan
dua,orang ketiga menyebut angka tiga ,otang keempat menyebut
angka satu,orang kelima menyebut angka dua,begitu seterusnya
sampa habis
3) Seluruh siswa yang menyebut angka satu untuk segera
berkelompok menjadi satu bagian begitu pula yang menyebut
angka dua dan tiga untuk segera berkelompok menjadi satu bagian
sesuai angka yang didapat.

13
 kelemahan
1) Pengelompokan dengan cara ini kadang tidak dapat dipastikan
jumlah jenis kelamin secara seimbang.
2) Pengelompokan menyebut angka kadang mengakibatkan siswa
tertentu yang pintar dapat mengelompok pada suatu bagian

 Kelebihan
1) Teknik pengelompokan dengan menghitung satu angka sampai tiga
ini dapat dilakukan karena tidak mendeskriminasikan atribut-
atribut; seperti jenis kelamin,atau agama dan kelompok tertentu
2) Teknik ini dapat dikembangkan dalam bentuk variasi yang lain
seperti menyebut;Panjang pendek,lebar sempit,atas bawah dan lain
sebagainya.
3) Teknik ini tidak memerlukan media atau bahan
4) Teknik ini sangat efesien dalam menggunakan waktu
5) Teknik ini mudah diterapkan siapa saja
2. Pembagian kelompok berdasarkan minat( interest grouping)
 Nama Teknik pengelompokan
Teknik membagi kelompok dengan melihat berdasarkan minat dalam
kesenian seperti;menari,drama dan bermusik dll
 Pengertian
Teknik pengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok dengan
menggolongkan siswa berdasarkan apa yang diminat terkait
kesenian.dengan melakukan penggolongan siwa yang minat
menari,drama dan bermusik sehingga terbentuk beberapa kelompok
 Langkah-langkah
1) Sampaikan kepada siswa bahwa dalam belajar kesenian mereka
akan dibagi berdasarkan minat dan keinginan masing-masing
siswa
2) Mintalah siswa untuk menuliskan sendiri keinginan dan minat
mereka masing-masing

14
3) Setiap siswa menempelkan karton bertulis minat/bakat seni mereka
4) Tanpa suara,setiap siswa mencari teman temannya yang sama
5) Guru mengontrol siswa yang mendapatkan tulisan yang sama
seperti tulisan menari mengelompok pada satu bagian
6) Bagi siswa yang memiliki minat drama mengelompok menjadi satu
bagian begitupun bagi siswa yang memiliki minat bermusik
mengelompok menjadi satu bagian.
 Kelebihan
1) Teknik ini lebih mudah memprediksi jumlah peserta dalam
kelompok yang relatif seimbang
2) Teknik ini diselingi dengan permainan,maka akan menarik bagi
siswa secara keseluruhan
3) Teknik ini dapat dilakukan baik didalam ruang kelas maupu di luar
kelas
4) Teknik pengelompokan sangat tepat digunakan pada mata
Pelajaran kesenian atau dalam ekstrakulikuler kesenian disekolah
 Kelemahan
1) Teknik ini membutuhkan media yang harus dipersiapkan sebelum
pelaksanaan
2) Teknik ini membutuhkan waktu yang lama
3. Pembagian kelompok berdasarkan pengelompokan penelitian
(research gruping )
 Nama Pengelompokan
Teknik membagi dua kelompok dengan berdasarkan penelitian jenis
tumbuhan monokotil dan dikotil
 Pengertian
Teknik ini adalah cara mengolompokkan siswa dalam kedua kelompok
yang jumlahnya seimbang, dimana mereka dapat mengerjakan tugas
pembelajaran dalam dua kelompok yang berbeda dengan menggarap
topik penelitian tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil untuk
dilaporkan didepan kelas

15
 Media/bahan
Kertas bertulisan monokotil dan dikotil
 Langkah-langkah
1) Guru menyiapkan sejumlah karton sebanyak siswa dengan
bertuliskan Sebagian adalah dikotil,dan Sebagian monokotil secara
seimbang
2) Sampaikan kepada siswa bahwa dalam belajar mereka akan dibagi
dalam dua kelompok yang seimbang
3) Guru membagikan potongan kertas yang telah disiapkan
4) Setiap siswa diminta untuk membaca sendiri kertas yang
diperolehnya
5) Bagi siswa yang mendapatkan tulisan monokotil agar bergabung
dengan siswa lainnya yang sama satu bagian. begitupun yang
mendapat tulisan dikotil
6) Setelah itu terbentuklah kelompok kelompok pertama,siswa yang
mendapatkan karton bertuliskan dikotil dan kelompok kedua yaitu
siswa yang mendapatkan kartin bertuliskan monokotil
7) Kemudian siswa akan diberikan waktu untuk meneliti terkait topik
yang telah diberikan pada masing masing kelompok
8) setelah siswa melakukan penelitian, siswa diminta untuk
mempersentasikan hasilnya didepan kelas Bersama teman
kelompoknya
 kelebihan
1) Teknik ini sanga mudah dilakukan baik didalam maupun diluar
kelas
2) Teknik ini relative akan membagi kelompok siswa dengan jumlah
sama
3) Teknik ini tidak memakan waktu yang lama
 Kelemahan
1) Guru harus menyiapkan media untuk membagikan kelompok
terlebih dahulu

16
2) Teknik pengelompokan ini sediki tsulit digunakan untuk kelas awal
 Catatan
1) Teknik ini sangat tepat digunakan untuk pembelajaran IPA atau
botani tumbuhan
2) Bila ingin mengembangkan Teknik ini untuk kelas awal,maka pada
kertas dibuat gambar sebagai pembeda.(Mardianto, 2013)

17
BAB III PENUTUP
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengelompokan peserta didik didasarkan atas pandangan bahwa
disamping peserta didik mempunyai kesamaan, peserta didik juga mempunyai
perbedaan. Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan
pemikiran penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-
perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran pengelompokan
mereka pada kelompok yang berbeda.

Jika perbedaan antara peserta didik satu dengan yang lain dicermati lebih
mendalam, akan didapati perbedaan antar individu dan perbedaan intra
individu.Yang pertama lebih teraksentuasi pada berbedanya peserta didik satu
dengan yang lain dalam kelas. Kedua, lebih teraksentuasi pada berbedanya
kemampuan masing-masing peserta didik dalan berbagai mata pelajaran atau
bidang studi.

Pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta


didik secara terus-menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik satu dengan yang lain berbeda. "agar
perkembangan peserta didik yang cepat tidak mengganggu peserta didik yang
lambat dan begitu sebaliknya, dilakukanlah pengelompokan peserta didik.

B. Saran
Dalam pengelompokan peserta didik sebaiknya sekolah tidak hanya
melihat memperhatikan hobi dan keakti!annya, tetapi juga harus dilihat dari
kelebihan atau bakat yang dimiliki peserta didik, karena tidak semua peserta
didik memiliki bakat atau kelebihan yang sama. dalam hal ini dapat
mempermudah peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran

18
DAFTAR PUSTAKA

Ekusumaningrum, D., Benty, djum djum noor, & Gunawan, I. (2019).


manajemen peserta didik ( yanita nur indah Sari (ed.); cetakan ke). Rajawali
Pers.

Hafid, M. (2023). Penerapan Pembelajaran Achievement Grouping Pada Mata


Pelajaran Fikih Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Probolinggo Penerapan
Pembelajaran Achievement Grouping Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Probolinggo.

Mardianto. (2013). Teknik pngelompokn siswa (pp. 11–174).

silabus web id. (2011). Pengertian Pengelompokan Belajar Siawa : Dasar-dasar,


Jenis, Kebijakan. Informasi Pendidikan Dan Kebudayaan.
https://www.silabus.web.id/pengelompokan-belajar-siawa/

19

Anda mungkin juga menyukai