Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

“Macam-Macam Rubric Asesmen Autentik Dalam Pembelajaran Biologi”


Dosen Pengampu : Dr. Mursito S. Bialangi, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Nur Rahma (A221 20 003)
Radifa Zahra (A221 20 004)
Fabilka Aura Pirnika (A221 20 009)
Mirfadz Maharani (A221 20 041)
Yandi Ary Pratama (A221 20 046)
Devi Safitri (A221 20 047)
Wanty Aprilianti (A221 20 050)
Sari Devrianti (A221 20 085)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TADULAKO
2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kita hanturkan
shalawat beserta salam kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Moh.


Sabran, S.Pd, M.Pd , selaku dosen pada mata kuliah Biodiversity, yang telah
memberikan tugas serta membimbing kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.

Kami menyadari begitu banyak kekurangan dari apa yang dapat kami
sampaikan di dalam makalah ini, oleh karena itu kami berharap kepada pembaca
untuk memberikan kritik dan saran agar kedepannya makalah yang kami buat lebih
baik dari yang sebelumnya. Akan tetapi, terlepas dari kekurangan yang terdapat pada
makalah ini, kami berharap agar apa yang kami sampaikan di dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palu, 15 Desember 2022

Penulis

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................2


DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I .......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................5
BAB II .....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................6
2.1 Pengertian Assesmen Autentic .................................................................................6
2.2 Penilaian Kinerja ......................................................................................................7
2.3 Portofolio ...............................................................................................................12
2.4 Penilaian Proyek .....................................................................................................14
2.5 Penilaian Diri Sendiri .............................................................................................24
BAB III ..................................................................................................................................25
PENUTUP .............................................................................................................................26
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................26
3.2 Saran ......................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................27

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Implementasi Kurikulum 2013 sangat berimplikasi pada model penilaian
pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian pencapaian kompetensi merupakan
proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi
untuk menentukan sejauhmana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 Tahun


2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang disempurnakan dengan adanya
lampiran III yang mengatur Pedoman Mata Pelajaran (PMP) telah menggambarkan
bagaimana penilaian setiap mata pelajaran yang notabennya memiliki karakteristik
masing-masing. Penilaian pencapaian kompetensi oleh pendidik dilakukan untuk
memantau proses, kemajuan, perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik
sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan
secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada
pendidik agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran

Penilaian oleh pendidik merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-
langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui
sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian kompetensi peserta didik, pengolahan
dan pemanfaatan informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian
tersebut dilakukan melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja
(performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian
projek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik
(portfolio), dan penilaian diri. Penilaian pencapaian kompetensi baik formal maupun
informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan
peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya.

4
Pencapaian kompetensi seorang peserta didik dalam periode waktu tertentu
dibandingkan dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya dan tidak
dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian
peserta didik tidak merasa dihakimi oleh pendidik tetapi dibantu untuk mencapai
kompetensi atau indikator yang diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini, adalah sebagai berikut :

A. Apa pengertian assesmen authentic?


B. Bagaimana system dan cara penyusunan penilaian kinerja ?
C. Bagaimana system dan cara penyusunan portofolio ?
D. Bagaimana system dan cara penyusunan penilaian proyek ?
E. Bagaimana system dan cara penyusunan penilaian diri sendiri ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut :

Mahasiswa/pembaca mampu menyusun rubric instrument penilaian kinerja,


portofolio, proyek dan penilaian diri sendiri.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Assesmen Autentic


Asesmen autentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau
konteks dunia “nyata” yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk
memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa
mempunyai lebih dari satu macam pemecahan. Dengan kata lain, asesmen autentik
memonitor dan mengukur kemampuan siswa dalam bermacam-macam kemungkinan
pemecahan masalah yang dihadapi dalam situasi atau konteks dunia nyata. Dalam
suatu proses pembelajaran, penilaian autentik mengukur, memonitor dan menilai
semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan
psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran,
maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama
proses pembelajaran di dalam kelas maupun diluar kelas. Asesmen diperlukan untuk
membantu para pendidik, orang tua, dan siswa dalam menentukan berbagai kegiatan
instruksional, program penempatan (placement program), dan memonitor kemajuan
siswa.

Asesmen yang efektif dan akurat amatlah penting untuk meyakinkan bahwa
peserta didik memiliki akses mengikuti suatu program instruksional yang memenuhi
kebutuhan mereka. Dari uraian tersebut di atas, asesmen autentik dapat diartikan
sebagai penilaian yang meliputi proses dan hasil belajar siswa, sehingga dengan
sistem penilaian ini berbagai cara penilaian bisa dilaksanakan dan berbagai aspek dari
siswa dapat pula dinilai. Dengan cara ini hasil penilaian menjadi lebih lengkap karena
segala usaha dan kemampuan yang dimiliki siswa (termasuk kognitif, afektif, dan
psikomotorik) dapat terungkap dan bisa dihargai berupa nilai. Hasil penilaian menjadi

6
sangat objektif sehingga mencerminkan kondisi siswa secara individu maupun
kelompok.

Format penilaian autentik ini dapat berupa: a) tes yang menghadirkan benda atau
kejadian asli ke hadapan siswa (hands-on penilaian), b) tugas (tugas keterampilan,
tugas investigasi sederhana dan tugas investigasi terintegrasi), c) format rekaman
kegiatan belajar siswa (misalnya: portfolio, interview, daftar cek, dsb). Agar hasil
belajar dapat diungkap secara menyeluruh, maka selain digunakan alat ukur tes
objektif dan subjektif perlu dilengkapi dengan alat ukur yang dapat mengetahui
kemampuan siswa dari aspek kerja ilmiah (keterampilan dan sikap ilmiah) dan
seberapa baik siswa dapat menerapkan informasi pengetahuan yang diperolehnya.

2.2 Penilaian Kinerja


A. Pengertian Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja (Performance assessment) secara sederhana dapat dinyatakan
sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui
suatu perbuatan. Menurut para ahli penilaian kinerja merupakan penilaian terhadap
perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan kemampuan
siswa dalam proses maupun produk. Penilaian tersebut mengacu pada standar
tertentu.
Terdapat istilah lainnya yang berkaitan dengan penilaian kinerja yaitu penilaian
alternatif (alternative assessment) dan penilaian otentik (authentic assessment).
Beberapa ahli (Marzano, 1994; Popham, 1995; Bookhart, 2001) menyatakan bahwa
istilah penilaian otentik kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan penilaian
kinerja karena tugas-tugas asesmennya yang lebih dekat dengan kehidupan nyata.
Istilah penilaian alternatif digunakan untuk penilaian kinerja karena merupakan
alternatif untuk penilaian tradisional-paper and pencil test (tes tertulis obyektif).
Standar diperlukan dalam penilaian kinerja untuk mengidentifikasi secara jelas
apa yang seharusnya siswa ketahui dan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan.
Standar tersebut dikenal dengan istilah rubrik. Rubrik dapat dinyatakan sebagai

7
panduan pemberian skor yang menunjukkan sejumlah kriteria performance pada
proses atau hasil yang diharapkan. Rubrik terdiri atas gradasi mutu kinerja siswa
mulai dari kinerja yang paling buruk hingga kinerja yang paling baik disertai dengan
skor untuk setiap gradasi mutu tersebut. Dengan mengacu pada rubrik inilah guru
memberikan nilai terhadap kinerja siswa.
B. Tujuan Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa.
Penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka
lakukan. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat perbedaan antara
“mengetahui bagaimana melakukan sesuatu” dengan “mampu secara nyata
melakukan hal tersebut”. Seorang siswa yang mengetahui cara menggunakan
mikroskop, belum tentu dapat mengoperasikan mikroskop tersebut dengan baik.
Tujuan sekolah pada hakekatnya adalah membekali siswa dengan kemampuan nyata
(the real world situation). Dengan demikian penilaian kinerja sangat penting artinya
untuk memantau ketercapaian tujuan tersebut.
Penilaian kinerja dapat menilai proses dan produk pembelajaran. Pada
pembelajaran biologi, penilaian kinerja lebih menekankan proses apabila
dibandingkan dengan hasil. Penilaian proses secara langsung tentu lebih baik karena
dapat memantau kemampuan siswa secara otentik. Namun, seringkali penilaian
proses secara langsung tersebut tidak dimungkinkan karena pengerjaan tugas siswa
memerlukan waktu lama sehingga siswa harus mengerjakannya di luar jam pelajaran
sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, penilaian terhadap proses dan usaha siswa
dapat dilakukan terhadap produk.
Misalnya untuk menilai kemampuan siswa membuat herbarium, maka guru
biologi dapat melihat hasil /produk herbarium siswa. Melalui produk tersebut dapat
dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tahapan pembuatan herbarium dan
usahanya. Usaha dan kemajuan belajar mendapatkan penghargaan dalam penilaian
kinerja. Hal tersebut menyebabkan penilaian kinerja memiliki keunggulan untuk

8
pembelajaran biologi bila dibandingkan dengan tes tradisional yang berorientasi pada
pencapaian hasil belajar.
C. Langkah-Langkah Penyusunan Penilaian Kinerja

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan penilaian kinerja, yaitu sebagai berikut :

1) Menentukan indicator kinerja yang akan dicapai siswa


2) Memilih fokus asesmen (menilai proses/prosedur, produk, atau keduanya)
3) Memilih tingkatan realisme yang sesuai (menentukan seberapa besar tingkat
keterkaitannya dengan kehidupan nyata)
4) Memilih metode observasi, pencatatan dan penskoran
5) Menguji coba task dan rubrik pada pembelajaran
6) Memperbaiki task dan rubrik berdasarkan hasil uji coba untuk digunakan pada
pembelajaran berikutnya

D. Contoh Penilaian Kinerja

Untuk keperluan pengisian raport, skala penilaian 1,2,3,4 pada contoh 1 tersebut
dapat diubah ke dalam skala 5,6,7,8 dsb. Rubrik/kriteria pemberian skor di atas

9
ditujukan untuk memberi skor pencapaian kompetensi tertentu berdasarkan hasil
pemeriksaan terhadap pekerjaan siswa.

Seperti contoh sebelumnya, skala penilaian 0,1,2,3,4 pada contoh rubrik ini dapat
diubah ke dalam skala 5,6,7,8,9 atau diubah sesuai keperluan. Untuk keperluan
pengisian nilai raport, hasil penilaian pada contoh 1 dan contoh 2 dapat dirata-ratakan
sehingga diperoleh satu nilai.

Penilaian kinerja sering dilakukan dengan menggunakan daftar cek dan skala
penilaian. Adapun penjelasannya, yaitu sebagai berikut :

a) Daftar Cek
Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya –
tidak). Pada penilaian kinerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik
mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati
oleh guru. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan
cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-
salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai
(kemampuan) tengah.

10
b) Skala Penilaian
Penilaian kinerja menggunakan skala rentang memungkinkan guru untuk
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian
nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala rentang
tersebut, misalnya, sangat baik–baik–cukup–kurang. Penilaian sebaiknya
dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor subjektivitas dapat diperkecil
dan hasil penilaian lebih akurat. Penilaian dengan skala penilaian yang baik pada
dasarnya masih harus dilengkapi dengan rubrik. Rubrik diperlukan untuk
mendeskripsikan kinerja pada setiap kategori: sangat baik–baik–cukup–kurang
agar hasil penilaian konsisten dan obyektif.

11
2.3 Portofolio
A. Pengertian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan berdasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut bisa berupa tugas, karya, prestasi akademik maupun non-
akademik yang dikerjakan atau dicapai oleh siswa dalam satu periode tertentu.
Contohnya berupa tugas karangan, puisi, resensi buku, laporan penelitian, laporan
kerja kelompok, piagam, sertifikat, hingga tanda penghargaan yang pernah diterima
oleh siswa. Kumpulan informasi tersebut menunjukkan perkembangan, keminatan,
kreativitas dan prestasi siswa yang bersangkutan.
B. Tujuan Portofolio
Portofolio ini bukan sekedar kumpulan informasi hasil kerja siswa, bukan pula
sekedar capaian prestasi siswa. Melainkan sebagai bukti kompetensi, pemahaman dan
capaian siswa dalam kompetensi pada mata pelajaran atau bidang tertentu. Dengan
portofolio ini, guru dapat memberikan pertimbangan dalam penentuan langkah
perbaikan dan peningkatan pembelajaran siswa.Pendekatan penilaian portofolio ini
berbeda dengan pendekatan penilaian yang lain. Penilaian portofolio digunakan untuk
menilai kinerja peserta didik

12
C. Manfaat Portofolio
Beberapa manfaat dari pelaksanaan penilaian portofolio terhadap peserta didik
adalah sebagai berikut:
1) Menunjukkan perkembangan pemikiran dan pemahaman siswa pada periode
tertentu, mulai dari pencatatan, pengumpulan bahan, pembuatan kerangka awal,
pembuatan draft kasar, kritik terstruktur, hingga finalisasi.
2) Menunjukkan pemahaman beberapa konsep, topik dan isu yang diberikan.
3) Mendemonstrasikan perbedaan bakat. Misalnya, perbedaan kemampuan melihat,
mendengar, mengungkapkan melalui lisan maupun tulisan.
4) Mendemonstrasikan kemampuan memproduksi pekerjaan secara orisinil.
5) Mendemonstrasikan kemampuan mengintegrasikan teori dan praktek.
6) Mendokumentasi kegiatan selama periode waktu tertentu.
7) Merefleksikan nilai-nilai individual atau pandangan dunia secara lebih luas.

D. Langkah-Langkah Menyusun Portofolio


Setelah mengetahui manfaat dan contoh penilaian portofolio, bagaimana langkah-
langkah yang benar dalam memberikan penilaian portofolio kepada peserta didik?
Dari berbagai sumber yang kami peroleh, Penilaian portofolio dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1) menjelaskan terlebih dahulu kepada peserta didik tentang maksud penugasan
portofolio.
2) menjelaskan sampel-sampel yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam
pembuatan tugas portofolio.
3) menjelaskan kepada peserta didik untuk mengarsipkan dan mengumpulkan
portofolionya.
4) menjelaskan tentang pencantuman tanggal pembuatan pada setiap evidence atau
bukti-bukti hasil kerjanya.
5) menjelaskan tentang kriteria penilaian sampel-sampel portofolio kepada peserta
didik.

13
6) meminta peserta didik untuk membuat perbaikan pada portofolio yang belum
sesuai dengan kriteria.
E. Contoh Penilaian Portofolio

2.4 Penilaian Proyek


1. Pengertian
Penilaian proyek adalah penilaian yang dilakukan terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode atau jangka waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
bentuk investigasi atau penyelidikan. Bentuk tugas yang bersifat investigatif atau
penyelidikan membuat tugas ini membutuhkan waktu yang panjang dalam
penyelesaiannya. Oleh karena itu, tugas proyek dimulai sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data (Kemdikbud,
2016b). Definisi serupa disampaikan oleh Majid (2014) yang menyatakan penilaian
proyek adalah penilaian terhadap tugas yang didalamnya terkandung kegiatan

14
investigasi dan harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Penilaian proyek menurut
Muchtar (2010) adalah salah satu bentuk penilaian autentik.
Penilaian proyek berupa sebuah tugas yang diberikan kepada peserta didik secara
berkelompok. Tugas proyek yang diberikan adalah tugas yang terkait dengan konteks
kehidupan nyata. Oleh karena itu tugas tersebut dapat meningkatkan partisipasi
peserta didik. Sementara menurut Arikunto (2013) penilaian proyek adalah sebuah
kegiatan penilaian terhadap suatu proses investigasi yang harus diselesaikan dalam
waktu tertentu. Penilaian proyek memiliki jangkauan yang lebih luas berkaitan
dengan kemanfaatannya dimana tugas yang diberikan memiliki makna bagi
kehidupan manusia.
Berdasar beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian proyek
digunakan untuk menilai suatu tugas yang berbentuk investigasi atau penyelidikan.
Tugas yang diberikan membutuhkan waktu yang lama dalam penyelesaiannya karena
dimulai dari perencanaan hingga pelaporan. Hasil akhir sebuah tugas proyek adalah
laporan hasil investigasi atau penyelidikan. Laporan inilah yang akan menjadi obyek
penilaian pada penilaian proyek.
2. Perbedaan Penilaian Proyek dengan Kinerja dan Produk
Penilaian proyek berbeda dengan penilaian kinerja dan produk. Perbedaan
tersebut dapat dilihat pada beberapa hal. Penilaian proyek digunakan untuk menilai
kegiatan penyelidikan. Sementara penilaian kinerja digunakan untuk menilai
kemampuan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Slavin (2006) menyatakan
penilaian kinerja sebagai ”Assessments of students’ ability to perform tasks in real-
life contexts”. Oleh karena itu dapat dinilai melalui pengamatan. Tugas proyek yang
dinilai membutuhkan waktu penyelesaian relatif lama sementara kinerja
membutuhkan waktu yang relatif singkat. Penilaian proyek digunakan untuk menilai
tugas proyek yang pada umumnya dikerjakan secara berkelompok mengingat beban
tugas yang berat sementara penilaian kinerja untuk menilai kinerja peserta didik yang
cenderung lebih bersifat individual. Penilaian proyek juga memiliki perbedaan
dengan penilaian produk dalam beberapa hal. Penilaian produk digunakan untuk

15
menilai kemampuan dalam membuat produk-produk, teknologi, dan seni
(Kemdikbud, 2016b). Artinya, penilaian produk lebih difokuskan pada penilaian yang
di dalamnya terdapat benda-benda yang dihasilkan atau diproduksi. Benda-benda
tersebut antara lain makanan, alat- alat teknologi, dan karya seni. Sementara pada
penilaian proyek, obyek penilaian adalah hasil investigasi yang berupa laporan hasil
investigasi. Pada penilaian produk, benda yang dihasilkan dimungkinkan memiliki
karakteristik yang sama sesuai dengan petunjuk guru. Dalam hal ini, penilaian produk
banyak ditekankan pada kualitas hasil saja bukan pada proses pembuatannya.
Sementara, pada penilaian proyek meski menggunakan obyek investigasi yang sama
dapat dihasilkan laporan yang berbeda karena fokus atau pertanyaaan penelitian yang
diinvestigasi berbeda

Tabel

Perbedaan Teknik Penilaian Proyek, Kinerja dan Produk

Indikator
Penilaian Proyek Penilaian Kinerja Penilaian Produk
Perbedaan
Kemampuan yang Melakukan Melakukan Menghasilkan produk
dinilai investigasi Prosedur kerja tertentu
Keterampilan
Obyek yang Laporan hasil Produk seni dan
memperagakan
dinilai investigasi teknologi
sesuatu

Jangka Waktu Relatif lama Relatif singkat Relatif lama

Cenderung Cenderung
Sifat penugasan Cenderung kelompok
kelompok individual
Pemeriksaan Pengamatan Pencermatan kualitas
Teknik menilai
laporan langsung produk

16
3. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Proyek
Setiap teknik penilaian baik autentik maupun non autentik memiliki
karakteristiknya masing-masing. Karakteristik tersebut bisa menjadi indikator tentang
kelebihan dan kekurangan teknik penilaian tersebut. Penilaian proyek sebagai salah
satu model evaluasi pembelajaran dalam penilaian K-13 yang mengedepankan project
work tentunya juga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan teknik penilaian
yang lain.

Kelebihan yang dimiliki oleh penilaian proyek sebagaimana diidentifikasi oleh


Haryati (2007) adalah sebagai berikut:

a. Project work merupakan bagian internal dari proses pembelajaran terstandar,


bermuatan pedagogis dan bermakna bagi peserta didik.
b. Memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengekspresikan kompetensi
yang dikuasainya secara utuh.
c. Lebih efisien dan menghasilkan produk (laporan).
d. Menghasilkan nilai penguasaan kompetensi yang dapat di pertanggung jawabkan.

Penilaian proyek juga memiliki beberapa kekurangan. Murphy (2009)


mengidentikasi kekurangan pada penilaian proyek adalah sebagai berikut.
a. Memerlukan banyak waktu bagi guru baik dalam proses penilaian
b. Memerlukan banyak waktu dalam hal pengawasan dalam rangka menjamin
keterlaksanaan tugas oleh peserta didik
c. Peserta didik dapat mengalami tingkat kesulitan yang tidak sama untuk tugas
proyek yang sama. Hal ini karena tingkat

4. Kriteri Tugas Proyek


Pada dasarnya penggunaan suatu teknik penilaian pembelajaran dalam bentuk
apapun memiliki tujuan yang sama yaitu mampu mengetahui atau mengukur tingkat

17
keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. oleh karena itu, setiap model evaluasi
pembelajaran pasti mempunyai kriteriakriteria penilaian agar penilaian yang akan
diterapkan nantinya benar-benar mampu menilai dan mengukur kemampuan peserta
didik tidak hanya dari suatu aspek misalnya aspek kognitifnya saja melainkan dari
beberapa aspek. Selain itu diperlukan adanya suatu penilaian yang benar-benar
obyektif.

Davis (2001) menyatakan terdapat tujuh kriteria untuk mengetahui kualitas


penilaian proyek. Tujuh kriteria tersebut diuraikan di bawah ini yaitu:

a) Generability
Generability berkaitan dengan tingkat kemampuan apakah tugas proyek yang
dikerjakan peserta didik memadai untuk digunakan dalam mengeneralisasi tugastugas
lainnya. Artinya adalah semakin suatu tugas proyek dapat dibandingkan dengan tugas
yang lain maka kualitas tugas tersebut semakin baik. Asumsi yang digunakan adalah
tugas proyek memiliki bobot sebagaimana bentuk tugas yang lain.

b) Authenticity
Authenticity bermakna sejauh mana tugas yang diberikan serupa atau memiliki
kemiripan dengan praktik kehidupan nyata yang dihadapi peserta didik sehari-hari.
Contoh dalam pembelajaran biologi MA adalah melakukan investigasi tentang
pengaruh konsentrasi jamur dan suhu ruangan terhadap kecepatan pembentukan
tempe. Dalam materi pembelajaran biologi peserta didik memahami bahwa dalam
pembentukan tempe diperlukan jamur. Selain itu, suhu ruangan juga memengaruhi
pertumbuhan jamur. Akan tetapi peserta didik belum memahami berapa perbandingan
yang tepat antara jumlah jamur dengan kedelai. Peserta didik juga belum tahu suhu
ruangan berapa yang ideal bagi pertumbuhan jamur sehingga mempercepat
pembentukan tempe. Melalui investigasi sebagaimana yang terjadi dalam proses
produksi tempe, peserta didik dapat mengimplementasikan pengetahuannya.

18
c) Multiple Foci
Multiple foci artinya kemampuan tugas yang diberikan kepada peserta didik
untuk mengukur lebih dari satu kemampuan yang diinginkan. Investigasi tentang dua
faktor yang berpengaruh dalam pembuatan tempe setidaknya mampu mengukur dua
aspek yaitu pengetahuan dan keterampilan. Aspek pengetahuan yang dapat diukur
misalnya pemahaman konsep jamur yang meliputi jenis jamur, syarat hidup jamur,
dan perbandingan jumlah jamur dan kedelai. Aspek keterampilan yang dapat diukur
misalnya kemampuan menyusun hipotesis, rumusan masalah, dan menarik
kesimpulan.

d) Teachability
Teachability berarti tugas yang diberikan guru dalam penilaian proyek adalah
tugastugas yang relevan dengan materi pembelajaran yang diajarkan guru. Guru perlu
menjaga tingkat relevansi tugas yang diberikan kepada peserta didik. Hal ini perlu
dilakukan dalam rangka menjaga tingkat kesesuaian dan keterpakaian materi
pembelajaran dengan tugas proyek yang diberikan dan sebaliknya. Sehingga, proses
saling menguatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran antara proses
pembelajaran dan tugas proyek yang sedang dikerjakan dapat terjadi. Majid (2014)
menyatakan guru perlu melihat kesesuaian antara tugas proyek dengan mata pelajaran
dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam
pembelajaran.

e) Fairness
Fairness berarti tugas yang diberikan harus menjunjung tinggi rasa keadilan bagi
semua peserta didik. Tugas proyek yang diberikan harus mampu dikerjakan oleh
semua peserta didik. Tugas proyek yang bersifat investigatif memerlukan periode
waktu yang lama dalam penyelesaian cenderung diselesaikan dalan bentuk kelompok
dengan kata lain tugas proyek adalah tugas kelompok. Oelh karena itu, penentuan
anggota kelompok menjadi sangat penting untuk menjamin setiap kelompok dapat
menyelesaikan tugas tersebut. Penentuan anggota kelompok harus heterogen dalam

19
kualifikasi akademik sehingga memungkinkan terjadinya tranfer of knowledge dan
tranfer of skills antara peserta didik yang cepat belajar dengan yang lambat belajar.
Terpenting adalah informasi tentang kemampuan peserta didik secara rata-rata harus
dimiliki guru. Tugas yang diberikan jangan terlalu sulit atau terlalu mudah bagi
peserta didik. Tugas yang terlalu mudah menjadi kurang menarik dan menantang
sementara tugas yang terlalu sulit menjadikan peserta didik merasa putus asa dan
tidak terselesaikan.

f) Feasibility
Feasibility berarti tugas-tugas proyek yang diberikan dapat dilaksanakan ditinjau dari
aspek waktu, biaya, tempat, dan peralatan. Tugas proyek memiliki tingkat
kompleksitas yang sangat tinggi dibanding dengan tugas yang lain sehingga
berpengaruh cukup signifikan terhadap faktor aspek waktu, biaya, tempat, dan
peralatan. Kajian awal tentang kemungkinan keterlaksanaan tugas proyek harus
dilakukan guru. Tugas proyek untuk satu madrasah mungkin tidak cocok dan tidak
dapat dilaksanakan di madrasah lain mengingat keempat faktor tersebut. Sumber daya
setiap madrasah tidak selalu sama.

g) Scorability
Scorability artinya tugas proyek yang dikerjakan dapat dilakukan penskoran dan
penilaian dengan akurat dan reliabel sehingga diperoleh hasil penilaian yang valid.
Oleh karena itu penyusunan rubrik penilaian menjadi sangat penting. Guru harus
membuat rubrik penilaian sebelum tugas proyek mulai dikerjakan oleh peserta didik.
Penyusunan rubrik penilaian dapat dilakukan bersama oleh guru dan peserta didik
sehingga diperoleh kesepakatan unsur- unsur yang dinilai. Jika rubrik penilaian
disusun sendiri oleh guru maka setidaknya pedoman tersebut disosialisasikan kepada
peserta didik. Langkah ini sangat penting dan mendukung salah satu prinsip penilaian
yaitu terbuka.

20
5. Langkah Penilaian Proyek
Langkah penilaian proyek dapat dilakukan dalam dua tahapan. Pertama adalah
langkah awal. Langkah awal lebih ditujukan pada upaya menyiapkan peserta didik
menghadapi sebuah teknik penilaian proyek. Berikut adalah langkah awal yang dapat
dilakukan guru dalam melakukan penilaian proyek.

a) Menentukan jenis tugas proyek dalam setahun.


b) Menyusun jadwal untuk masing-masing proyek jika terdapat lebih dari satu tugas
proyek. Penyusunan jadwal dapat dilakukan bersama peserta didik. Jadwal
dimaksud adalah jadwal secara umum dan belum merupakan rencana detil
pelaksanaan.
c) Memberikan beberapa contoh laporan proyek yang telah selesai kepada peserta
didik. Hal ini berfungsi untuk memberi gambaran tentang bentuk laporan proyek
yang akan mereka buat.
d) Tunjukkan kriteria penilaian yang akan digunakan. Pastikan peserta didik
mengetahui apa saja yang akan dinilai.
e) Upayakan peserta didik melakukan latihan menilai agar dapat mengetahui laporan
tugas proyek yang baik.
Langkah kedua adalah langkah lanjutan. Langkah ini dilaksanakan pada saat
pemberian tugas proyek sampai dengan proses penilaian tugas proyek. Langkah
lanjutan yang dapat dilakukan adalah seperti berikut.

a) Merencanakan penilaian Menentukan kesesuaian tugas proyek dengan


kompetensi yang dituntut kurikulum (KD), misalnya berkaitan dengan kerja
ilmiah dengan percobaan atau hanya sekadar dengan penelusuran informasi
melalui pengamatan, wawancara, dan teknik lainnya. Mendefinisikan tingkat
pengelolaan, arti nya topik tidak terlalu luas maupun terlalu sempit serta
mempertimbangkan tingkat kesulitan proyek.

21
b) Merancang spesifikasi proyek Memilih topik (peserta didik dapat diberi
kebebasan menentukan masalahnya) Memetakan area yang akan dicakup
c) elaksanakan pencatatan kegiatan secara mandiri oleh peserta didik
d) Melakukan penilaian laporan tugas proyek

6. Contoh Rubrik Penilaian Proyek


Tabel

Rubrik Penilaian Tugas Proyek Bentuk Analitik

No. Aspek Skor

Perencanaan:
1. a. Latar Belakang (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1) 6
b. Rumusan masalah (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)
Pelaksanaan:
a. Pengumpulan data/informasi (akurat = 3, kurang akurat = 2,
tidak akurat = 1)
b. Kelengkapan data (lengkap= 3, kurang lengkap = 2, tidak
2. 12
lengkap = 1)
c. Pengolahan dan analisis data (sesuai = 3, kurang sesuai = 2,
tidak sesuai = 1)
d. Simpulan (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)
Pelaporan hasil:
a. Sistematika laporan (baik = 3, kurang baik = 2, tidak baik = 1)
3. b. Penggunaan bahasa (sesuai kaidah=3, kurang sesuai kaidah = 2, 9
tidak sesuai kaidah = 1)
c. Tampilan (menarik= 3, kurang menarik=2, tidak menarik= 1)

Skor Maksimal 27

22
Tabel

Rubrik Penilaian Tugas Proyek Bentuk Analitik

Kriteria Skor
Aspek
3 2 1
Memuat tujuan, Memuat tujuan, topik, Memuat tujuan,
topik, alasan, tempat alasan, tempat topik, alasan,
Persiapan penelitian, daftar penelitian, daftar tempat penelitian,
pertanyaan dengan pertanyaan kurang daftar pertanyaan
lengkap lengkap tidak lengkap
Daftar pertanyaan Daftar pertanyaan
Pertanyaan tidak
dapat dilaksanakan dapat dilaksanakan
Pengumpulan terlaksana semua
semua dan data semua, tetapi data tidak
Data dan data tidak
tercatat dengan rapi tercatat dengan rapi
tercatat dengan rapi
dan lengkap dan lengkap
Sekadar
Pembahasan data Pembahasan data
melaporkan hasil
Pengolahan Data sesuai tujuan kurang menggambar
penelitian tanpa
penelitian kan tujuan penelitian
membahas data
Sistematika penulisan Penulisan kurang
Sistematika penulisan
benar, memuat saran sistematis, kurang
Pelaporan benar, memuat saran
dan menggunakan memuat saran dan
Tertulis dan namun bahasa
bahasa yang bahasa kurang
kurang komunikatif
komunikatif komunikatif

23
2.5 Penilaian Diri Sendiri
1. Pengertian penilaian diri sendiri

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk
menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk
mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain:


a) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
b) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya;
c) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur,
karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

3. Teknik Penilaian Diri

Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu,
penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut.

a. Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.


b. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
c. Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda
cek, atau skala penilaian.
d. Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
e. Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik
supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.

24
f. Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian
terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
4. Contoh penilaian diri

BAB III

25
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penilaian pencapaian kompetensi oleh pendidik dilakukan untuk memantau
proses, kemajuan, perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan.
Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada pendidik agar dapat
menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran

Penilaian oleh pendidik merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-
langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui
sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian kompetensi peserta didik, pengolahan
dan pemanfaatan informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian
tersebut dilakukan melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja
(performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian
projek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik
(portfolio), dan penilaian diri.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentu saja memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan baik dari segi penulisan, bahasa, maupun materi yang di sajikan.
Diharapkan kepada pembaca sekiranya bisa memberikan masukan-masukan untuk
dijadikan sebagai bahan revisi. Sehingga makalah ini bisa dengan mudah dipahami
dan dimengerti oleh pembaca.

26
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Masnatul (2019) Penerapan penilaian autentik pada penilaian sikap dalam
pembelajaran fiqih kelas IX-7 di MTsN 1 Mataram. Undergraduate thesis, UIN
Mataram.

Davis, I. K. (1991). Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Press. Haryati, M. (2007).


Model & Tenik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung
Persada Press.

Perwirasari, I. A. (2016). TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penilaian Kinerja


Karyawan Berbasis Web Pada PSDM Stikom Surabaya. Institut Bisnis Dan
Informatika Stikom Surabaya, 10.

Riberu, H. (n.d.). Makalah Penilaian Autentik. Academia.Edu. from


https://www.academia.edu/35545328/Makalah_Penilaian_Autentik

Wulan, A. Ra. (n.d.). Penilaian Kinerja Dan Portofolio Pada Pembelajaran Biologi.
FMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, 1–16.

Davis, I. K. (1991). Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Press. Haryati, M. (2007).


Model & Tenik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung
Persada Press.

Zahrok, S. (2009). Asesmen Autentik Dalam Pembelajaran Bahasa. Jurnal Sosial


Humaniora, 2(2), 166–180. https://doi.org/10.12962/j24433527.v2i2.660

27

Anda mungkin juga menyukai