16.

Nonsense mutation

Mutasi tanpa arti (nonsense mutation), yaitu perubahankodon asam amino tertentu menjadi
kodon stop, yang mengakhiri rantai, mengakibatkan berakhirnya pembentukan protein sebelum
waktunya selama translasi.Hasilnya adalah suatu polipoptida tak lengkap yang tidak berfungsi
Hampir semua mutasi tanpa arti mengarah pada inaktifnya suatu protein sehingga menghasilkan
fenotipmutan. Mutasi ini dapat terjadi baik oleh tranversi,transisi, delesi, maupun insersi.

17. Lethal mutation

Lethal mutation atau mutasi yang mematikan adalah jenis mutasi di mana efeknya dapat
mengakibatkan kematian atau secara signifikan mengurangi umur panjang yang diharapkan dari
suatu organisme yang membawa mutasi . Mutasi yang mematikan menyebabkan kematian baik
dalam jangka waktu tertentu atau segera setelah mutasi terjadi.
18. Supressor mutation

Supressor mutation adalah mutasi kedua yang mengurangi atau mengembalikan efek fenotipik
dari mutasi yang sudah a da dalam proses penyelamatan sintetik yang ditentukan. Oleh karena
itu, penekanan genetik mengembalikan fenotipe yang terlihat sebelum mutasi latar belakang asli.

Penekan adalah mutasi kedua yang mengembalikan fungsi yang hilang akibat mutasi primer.
Mutasi penekan yang terjadi dalam gen yang sama disebut "penekan intragenik", dan mutasi
penekan yang terjadi pada gen yang berbeda disebut "penekan intergenik". Penekan dapat
muncul dalam banyak cara, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

19. Intragenic supressor mutation

mengacu pada penentangan fenotipe yang diubah oleh mutasi penekan yang terletak di gen yang
sama dengan mutasi primer. Klasifikasi dibagi menjadi mutasi benar dan pseudo-revertant.

Revertan sejati

Sebuah modifikasi basa tunggal yang disebabkan oleh mutasi primer benar-benar terbalik ke
sekuens tipe liar karena mutasi penekan pada posisi yang sama (Gambar a) yang mengembalikan
sekuens asam amino tipe liar. Namun, mutasi penekan tidak serta merta mengembalikan DNA
yang sama karena redundansi kodon genetik (Gambar b). Hal ini dilaporkan dalam
Caenorhabditis elegans oleh Novelli et al., yang menemukan bahwa mutasi glutamin menjadi
prolin dalam protease pemrosesan kolagen ( dpy-31) dikembalikan ke fenotip tipe liar.

20. Intergenic supressor mutation

Intergenic supressor mutation atau supresi intergenik (juga dikenal sebagai ekstragenik )
mengurangi efek mutasi pada satu gen oleh mutasi di tempat lain dalam genom . Mutasi kedua
tidak pada gen yang sama dengan mutasi aslinya. Penekanan intergenik berguna untuk
mengidentifikasi dan mempelajari interaksi antar molekul, seperti protein . Misalnya, mutasi
yang mengganggu interaksi komplementer antara molekul protein dapat dikompensasi oleh
mutasi kedua di tempat lain dalam genom yang mengembalikan atau menyediakan interaksi
alternatif yang sesuai antara molekul tersebut. Beberapa protein biokimia, transduksi sinyal , dan
ekspresi genjalur telah diidentifikasi menggunakan pendekatan ini. Contoh jalur tersebut
termasuk interaksi reseptor-ligan serta interaksi komponen yang terlibat dalam replikasi ,
transkripsi , dan translasi DNA .

Supresi Intergenik ini juga cenderung bertahan dalam populasi. Ketika mutasi kompensasi ini
terjadi pada organisme seperti E. coli yang membuatnya kebal terhadap obat karena adanya obat,
dan penggunaan obat dihentikan, galur yang resistan tidak dapat dengan mudah berevolusi
kembali menjadi galur yang kemudian dapat sekali lagi. menjadi sensitif terhadap obat yang
telah menimbulkan resistensi. Strain ini kemungkinan besar tidak akan kehilangan mutasi
kompensasi ini dan yang akan sangat mengurangi kebugaran dalam regangan yang menghasilkan
regangan perantara. Strain perantara ini mengalami kemacetan dan dengan demikian
mempersulit alel untuk dikembalikan sebelum penekanan Intergenik. Akibatnya, ketika obat
dihentikan dapat dilihat bahwa mutasi ini cenderung bertahan dalam populasi.

Mutasi penekan juga terjadi pada gen yang mengkode protein struktural virus. Untuk membuat
virus fag T4 yang layak (lihat gambar), diperlukan keseimbangan komponen struktural.