Anda di halaman 1dari 13

MUTASI

Oleh:
Rian Prasetyo Wisnu (082001300034)
Riestidy Dwicaesa Putri (082001300035)
Rizky Rahayu (082001300036)

Universitas Trisakti
Jakarta
2014

PENDAHULUAN
Secara harfiah, ekologi mengakar pada dua kata dari bahasa Yunani
yakni Oikos dan jugaLogos. Oikos berarti rumah atau tempat untuk hidup. Kemudian
Logos adalah ilmu. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pengertian ekologi secara sederhana
adalah ilmu yang mempelajari mahluk hidup di dalam rumahnya, atau bisa juga
dikatakan bahwa ekologi adalah ilmu mengenai rumah tangga mahluk hidup.
Sebagian ilmuan juga menyepakati bahwa pengertian ekologi tak lain adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari hubungan antara organisme dengan lingkungannya.
Lebih spesifik lagi, pengertian ekologi bagi sebagian orang adalah ilmu yang
bmencoba untuk memahami dan mempelajari hubungan antara binatang, tumbuhan,
manusia dan juga lingkungannya, bagaimana mereka hidup, dimana mereka hidup,
juga mengapa mereka berada di lingkungan tersebut.
Pengertian ekologi ini memang beragam, namun jika dicermati, kita bisa
menarik kesimpulan bahwa inti dati ilmu ini adalah abiotik dan juga biotik. Abiotok
adalah segala sesuatu yang tak hidup sementara biotok merujuk pada organismeorganisme makhluk hidup. Lebih jauh lagi, secara detil disebutkan bahwa ekoligi
sebenarnya sebuah area belajar dimana pokok kajiannya adalah struktur juga fungsi
ekosistem atau alam termasuk manusia di dalamnya. Ekologi adalah ilmu yang sangat
dasar dan tidak menekankan pada praktek.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara
lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah
makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi
juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul
pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
cabang

biologinya.

Ekologi

mempelajari

bagaimana makhluk

hidup dapat

mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup


dan

dengan

benda

tak

hidup

di

dalam

tempat

hidupnya

atau

lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi

dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba
memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai
makanan manusia dan tingkat tropik.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk
hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang
menyebabkannya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor
yang menyebabkannya.
3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Bisa dikatakann di dalam ekologi berhubungan dengan mutasi. Mutasi adalah
perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf
urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat
kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada
munculnya alel baru dan menjadi dasar munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Pada makalah ini akan dijelaskan lebih dalam tentang mutasi itu sendiri.

ISI
Pengertian Mutasi
Mutasi berasal dari kata Mutatus (bahasa latin) yang artinya adalah perubahan.
mutasi didefenisikan sebagai perubahan materi genetic (DNA) yang dapat diwariskan
secara genetis keketurunannya. Istilah mutasi petama kali digunakan oleh Hugo de
Vries, untuk mengemukakan adanya perubahan fenotipe yang mendadak pada bunga
Oenothera lamarckiana dan bersifat menurun. Ternyata perubahan tersebut terjadi
karena adanya penyimpangan dari kromosomnya.
Seth wright juga melaporkan peristiwa mutasi pada domba jenis Ancon yang
berkaki pendek dan bersifat menurun. Penelitian ilmiah tentang mutasi dilakukan pula
oleh Morgan (1910) dengan menggunakan Drosophila melanogaster (lalat buah).
Akhirnya murid Morgan yang bernama Herman Yoseph Muller berhasil dalam
percobaannya terhadap lalat buah, yaitu menemukan mutasi buatan dengan
menggunakan sinar X (Anonim, 2009).
Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi
secara tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup yang
bersifat terwariskan (heritable). Mutasi juga dapat diartikan sebagai perubahan
struktural atau komposisi genom suatu jasad yang dapat terjadi karena faktor luar
(mutagen) atau karena kesalahan replikasi. Peristiwa terjadinya mutasi disebut
mutagenesis. Makhluk hidup yang mengalami mutasi disebut mutan dan factor
penyebab mutasi disebut mutagen (mutagenic agent). Perubahan urutan nukleotida
yang menyebabkan protein yang dihasilkan tidak dapat berfungsi baik dalam sel dan
sel tidak mampu mentolerir inaktifnya protein tersebut, maka akan menyebabkan
kematian (lethal mutation). Mutasi dapat mempengaruhi DNA maupun kromosom.
DNA dapat dipengaruhi pada saat sintesis DNA (replikasi).
Pada saat tersebut factor mutagenic mempengarugi pasangan basa nukleutida
sehingga tidak berpasangan dengan basa nukleutida yang seharusnya (mismatch).
Misalnya triplet DNA cetakan adalah TTA. Namun karena adanya mutagen
menyebabkan DNA polymerase memasangkan A dengan C, bukan dengan T . Untuk
lebih jelasnya mekanisme mutasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

1. Jenis-jenis Mutasi Menurut Kejadiannya Mutasi dapat terjadi secara spontan


(spontaneous mutation) dan juga dapat terjadi melalui induksi (induced mutation).
Mutasi spontan adalah mutasi (perubahan materi genetik) yang terjadi akibat adanya
sesuatu pengaruh yang tidak jelas, baik dari lingkungan luar maupun dari internal
organisme itu sendiri. Sedangkan mutasi terinduksi adalah mutasi yang terjadi akibat
paparan dari sesuatu yang jelas, misalnya paparan sinar UV. Secara mendasar tidak
terdapat perbedaan antara mutasi yang terjadi secara alami dan mutasi hasil induksi.
2. Berdasarkan Sel yang Bermutasi Berdasarkan jenis sel yang mengalami mutasi,
mutasi dibedakan atas mutasi somatik dan mutasi gametik atau germinal. Mutasi
somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik. Sedangkan mutasi gametik
atau germinal adalah mutasi yang terjadi pada sel gamet. Mutasi somatik dapat
diturunkan dan dapat pula tidak diturunkan. Sedangkan mutasi gametik, karena
terjadinya di sel gamet, maka akan diwariskan oleh keturunannya.
3. Berdasarkan Bagian yang Bermutasi Berdasarkan bagian yang bermutasi, mutasi
dibedakan menjadi mutasi DNA, mutasi gen dan mutasi kromosom.
a. Mutasi DNA
1. Mutasi DNA terdiri atas:Mutasi transisi, yaitu suatu pergantian basa purin
dengan basa purin lain atau pergantian basa pirimidin dengan basa pirimidin lain; atau
disebut juga pergantian suatu pasangan basa purin-pirimidin dengan pasangan purinpirimidin lain. Misalnya: ATGS, GSAT, SGTA. Seperti pada gambar di bawah ini
2. Mutasi tranversi, yaitu suatu pergantian antara purin dengan pirimidin pada
posisi yang sama. Seperti tampak pada gambar di bawah ini
3. Insersi, yaitu penambahan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu
gen. seperti tampak pada gambar di bawah ini:
4. Delesi, yaitu pengurangan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu
gen.
Mutasi Gen Mutasi gen merupakan perubahan yang terjadi pada nukleutida
DNA yang membawa pesan suatu gen tertentu. Mutasi gen pada dasarnya

merupakan mutasi titik. Mutasi titik (point mutation) merupakan perubahan kimiawi
pada satu atau beberapa pasangan basa dalam satu gen tunggal. Mutasi gen adalah
mutasi yang terjadi dalam lingkup gen.
Peristiwa yang terjadi pada mutasi gen adalah perubahan urutan-urutan DNA.
Jenis-jenis mutasi gen adalah sebagai berikut: Mutasi salah arti (missense mutation),
yaitu perubahan suatu kode genetic (umumnya pada posisi 1 dan 2 pada kodon)
sehingga menyebabkan asam amino terkait (pada polipeptida) berubah. Perubahan
pada asam amino dapat menghasilkan fenotip mutan apabila asam amino yang
berubah merupakan asam amino esensial bagi protein tersebut. Jenis mutasi ini dapat
disebabkan oleh peristiwa transisi dan tranversi. Mutasi diam (silent mutation), yaitu
perubahan suatu pasangan basa dalam gen (pada posisi 3 kodon) yang menimbulkan
perubahan satu kode genetik tetapi tidak mengakibatkan perubahan atau pergantian
asam amino yang dikode. Mutasi diam biasanya disebabkan karena terjadinya mutasi
transisi dan tranversi.
Mutasi tanpa arti (nonsense mutation), yaitu perubahan kodon asam amino
tertentu menjadi kodon stop. Hampir semua mutasi tanpa arti mengarah pada
inaktifnya suatu protein sehingga menghasilkan fenotip mutan. Mutasi ini dapat
terjadi baik oleh tranversi, transisi, delesi, maupun insersi. Mutasi perubahan rangka
baca (frameshift mutation), yaitu mutasi yang terjadi karena delesi atau insersi satu
atau lebih pasang basa dalam satu gen sehingga ribosom membaca kodon tidak
lengkap. Akibatnya akan menghasilkan fenotip mutan. Mutasi kromosom Mutasi
kromosom yaitu mutasi yang disebabkan karena perubahan struktur kromosom atau
perubahan jumlah kromosom. Istilah mutasi pada umumnya digunakan untuk
perubahan gen, sedangkan perubahan kromosom yang dapat diamati dikenal sebagai
variasi kromosom atau mutasi besar/ gross mutation atau aberasi.

Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan pada meiosis maupun pada
mitosis. Pada prinsipnya, mutasi kromosom digolongkan rnenjadi dua, yaitu sebagai
berikut. Mutasi Komosom Akibat Perubahan Jumlah Kromosom Mutasi kromosom
yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploid) melibatkan kehilangan atau
penambahan perangkat kromosom (genom) disebut euploid, sedang yang hanva
terjadi pada salah satu kromosom dari genom disebut aneuploid. Euploid (eu = benar;
ploid = unit) Yaitu jenis mutasi dimana terjadi perubahan pada jumlah n. Makhluk
hidup yang terjadi dari perkembangbiakan secara kawin, pada umumnya bersifat
diploid, memiliki 2 perangkat kromosom atau 2 genom pada sel somatisnya (2n
kromosom). Organisme yang kehilangan I set kromosomnya sehingga memiliki satu
genom atau satu perangkat kromosom (n kromosom) dalam sel somatisnya disebut
monoploid. Sedang organisme yang memiliki lebih dari dua genom disebut poliploid.
Mutasi poliploid ada dua, yaitu (1) autopoliploid yang terjadi akibat n-nya mengganda
sendiri karena kesalahan meiosis dan terjadi pada krornosom homolog, misalnya
semangka tak berbiji; dan (2) alopoIiploid Page 2Mutasi yang terjadi karena
perkawinan atau hybrid antara spesies yang berbeda jumlah set kromosomnya dan
terjadi pada kromosom non homolog, misalnya Rhaphanobrassica (akar seperti kol,
daun mirip lobak). Aneuploid (an = tidak; eu = benar; Ploid = Unit) Yaitu jenis mutasi
dimana terjadi perubahan jumlah kromosom. Mutasi kromosom ini tidak melibatkan
seluruh genom yang berubah, rnelainkan hanya terjadi pada salah satu kromosom dari
genom. Mutasi ini disebut juga dengan istilah aneusomik. Penyebab mutasi ini adalah
anafase lag (peristiwa tidak melekatnya benang-benang spindle ke sentromer) dan
nondisjunction (gagal berpisal). Macam-macam aneusomik antara lain sebagai
berikut. monosomik (2n-1); yaitu mutasi karena kekurangan satu kromosom, misalnya
Sindrom Turner pada manusia dimana jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan 1
kromosom kelamin (22AA+X0). nullisomik (2n-2); yaitu mutasi karena kekurangan
dua kromosom trisomik (2n + 1); yaitu mutasi karena kelebihan satu kromosom,
misalnya Sindrom Klinefelter pada manusia dengan kariotipe 22AA+XXY dan
Sindrom Jacobs (22AA+XYY). tetrasomik (2n * 2); yaitu mutasi karena kelebihan
dua kromosom. 2. Mutasi Kromosom Akibat Perubahan Struktur Kromosom Mutasi
karena perubahan struktur kromosom atau kerusakan bentuk kromosom disebut juga
dengan istilah aberasi. Macam-macam aberasi dapat dijelaskan sebagai berikut.

Delesi atau defisiensi


Delesi adalah mutasi karena
kekurangan

segmen

kromosom. Penghilangan dapat terjadi pada segmen panjang lengan kromosom


seperti yang dilaporkan pada tanaman gandum. Tergantung pada gen dan tingkat
ploidi, defisiensi dapat menyebabkan kematian, separuh kematian, atau menurunkan
viabilitas. Pada tanaman defisiensi yang ditimbulkan oleh perlakuan bahan mutagen
(radiasi) sering ditunjukkan dengan munculnya mutasi klorofil. Kejadian mutasi
klorofil biasanya dapat diamati pada stadia muda (seedling stag), yaitu dengan adanya
perubahan warna pada daun tanaman. Macam-macam delesi antara lain: Delesi
terminal; ialah delesi yang kehilangan ujung segmen kromosom. Delesi intertitial;
ialah delesi yang kehilangan bagian tengah kromosom Delesi cincin; ialah delesi yang
kehilangan segmen kromosom sehingga berbentuk lingkaran seperti cincin. Delesi
loop; ialah delesi cincin yang membentuk lengkungan pada kromosom lainnya.
Duplikasi
karena

kelebihan

Mutasi
segmen

kromosom. Mutasi ini terjadi pada waktu meiosis, sehingga memungkinkan adanya
kromosom lain (homolognya) yang tetap normal. Duplikasi menampilkan cara
peningkatan jumlah gen pada kondisi diploid. Dulikasi dapat terjadi melalui beberapa
cara seperti: pematahan kromosom yang kemudian diikuti dengan transposisi segmen
yang patah, penyimpangan dari mekanisme crossing-over pada meiosis (fase
pembelahan sel), rekombinasi kromosom saat terjadi translokasi, sebagai konsekuensi
dari inversi heterosigot, dan sebagai konsekuensi dari perlakuan bahan mutagen.
Beberapa kejadian duplikasi telah dilaporkan dapat miningkatkan viabilitas tanaman.
Pengaruh radiasi terhadap duplikasi kromosom telah banyak dipelajari pada
bermacam jenis tanaman seperti jagung, kapas, dan barley.
Translokasi ialah mutasi yang mengalami pertukaran segmen kromosom ke
kromosom non homolog. Macammacam

translokasi

sebagai berikut.

antara

lain

l. Translokasi homozigot (resiprok) Translokasi homo zigot ialah translokasi yang


mengalami pertukaran segmen kedua kromosom homolog dengan segmen kedua
kromosom non homolog.
2. Translokasi heterozigot (non resiprok) Translokasi heterozigot ialah translokasi
yang hanya mengalami pertukaran satu segmen kromosom ke satu segmen kromosom
nonhomolog.
3. Translokasi Robertson Translokasi Robertson ialah translokasi yang terjadi karena
penggabungan dua kromosom akrosentrik menjadi satu kromosom metasentrik, maka
disebut juga fusion (penggabungan). Translokasi terjadi apabila dua benang
kromosom patah setelah terkena energi radiasi, kemudian patahan benang kromosom
bergabung kembali dengan cara baru. Patahan kromosom yang satu berpindah atau
bertukar pada kromosom yang lain sehingga terbentuk kromosom baru yang berbeda
dengan kromosom aslinya.
Inversi ialah mutasi yang mengalami perubahan letak gen-gen, karena selama
meiosis kromosom terpilin dan terjadi kiasma. Inversi terjadi karena kromosom patah
dua kali secara simultan setelah terkena energi radiasi dan segmen yang patah tersebut
berotasi 180o dan menyatu kembali. Kejadian bila centromere berada pada bagian
kromosom yang terinversi disebut pericentric, sedangkan bila centromere berada di
luar kromosom yang terinversi disebut paracentric. Inversi pericentric berhubungan
dengan duplikasi atau penghapusan chromatid yang dapat menyebabkan aborsi gamet
atau pengurangan frequensi rekombinasi gamet. Perubahan ini akan ditandai dengan
adanya aborsi tepung sari atau biji tanaman, seperti dilaporkan terjadi pada tanaman
jagung dan barley. Inversi dapat terjadi secara spontan atau diinduksi dengan bahan
mutagen, dan dilaporkan bahwa sterilitas biji tanaman heterosigot dijumpai lebih
rendah pada kejadian inversi daripada translokasi. Macam-macam inversi antara lain
sebagai berikut.a) Inversi parasentrik; teriadi pada kromosom yang tidak
bersentromer. b) lnversi perisentrik; terjadi pada kromosom yang bersentromer.
lsokromosom

ialah

mutasi

kromosom

yang

terjadi

pada

waktu

menduplikasikan diri, pembelahan sentromernya mengalami perubahan arah


pembelahan sehingga terbentuklah dua kromosom yang masing masing berlengan
identik (sama). Dilihat dari pembelahan sentromer maka isokromosom disebut juga

fision, jadi peristiwanya berlawanan dengan translokasi Robertson (fusion) yang


mengalami penggabungan.
Katenasi ialah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom non
homolog yang pada waktu membelah menjadi empat kromosom, salinq bertemu
ujung-ujungnya sehingga membentuk lingkaran.
Penyebab Mutasi (Mutagen)
Penyebab mutasi dalam lingkungan dapat bersifat fisik, kimia, dan biologis.
Mutagen Fisik Penyebab mutasi dalam lingkungan yang bersifat fisik adalah radiasi
dan suhu. Radiasi sebagai penyebab mutasi dibedakan menjadi radiasi pengion dan
radiasi bukan pengion.
Radiasi pengion adalah radiasi berenergi tinggi sedangkan radiasi bukan
pengion adalah radiasi berenergi rendah. Contoh radiasi pengion adalah radiasi sinar
X, sinar gamma, radiasi sinar kosmik. Contoh radiasi bukan pengion adalah radiasi
sinar Page 4Mutasi UV. Radiasi pengion mampu menembus jaringan atau tubuh
makhluk hidup karena berenergi tinggi. Sementara radiasi bukan pengion hanya dapat
menembus lapisan sel-sel permukaan karena berenergi rendah. Radiasi sinar tersebut
akan menyebabkan perpindahan elektron-elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Ataom-ataom yang memiliki elektron-elektron sedemikian dinyatakan tereksitasi atau
tergiatkan. Molekul-molekul yang mengandung atom yang berada dalam keadaan
tereksitasi maupun terionisasi secara kimiawi lebih reaktif daripada molekul yang
memiliki atom-atom yang berada dalam kondisi stabil.
Aktivitas yang meningkat tersebut mengundang terjadinya sejumlah reaksi
kimia, terutama mutasi. Radiasi pengion dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen
dan pemutusan kromosom yang berakibat delesi, duplikasi, insersi, translokasi serta
fragmentasi kromosom umumnya. 2. Mutagen Kimiawi Penyebab mutasi dalam
lingkungan yang bersifat kimiawi disebut juga mutagen kimiawi. Mutagen-mutagen
kimiawi tersebut dapat dipilah menjadi 3 kelompok, yaitu analog basa, agen pengubah
basa dan agen penyela. Senyawa yang merupakan contoh analog basa adalah 5Bromourasil (5 BU). 5-BU adalah analog timin. Dalam hubungan ini posisi karbon
ke-5 ditempati oleh gugus brom padahal posisi itu sebelumnya ditempati oleh gugus

metil. Keberadaan gugus brom mengubah distribusi muatan serta meningkatkan


peluang terjadinya tautomerik. Senyawa yang tergolong agen pengubah basa adalah
mutagen yang secara langsung mengubah struktur maupun sifat kimia dari basa, yang
termasuk kelompok ini adalah agen deaminasi, agen hidroksilasi serta agen alkilasi.
Perlakuan dengan asam nitrit, misalnya, terhadap sitosin akan menghasilkan
urasil yang berpasangan dengan adenin sehingga terjadi mutasi dari pasangan basa SG menjadi T-A. Agen hidroksilasi adalah mutagen hydroxammin yang bereaksi
khusus dengan sitosin dan menguabhnya sehingga sitosisn hanya dapat berpasangan
dengan adenin. Sebagai akibatnya terjadi mutasi dari SG menjadi TA.agen alkilasi
mengintroduksi gugus alkil ke dalam basa pada sejumlah posisi sehingga
menyebabkan perubahan basa yang akibatnya akan terbentuk pasangan basa yang
tidak lazim. Senyawa yang tergolong agen interkalasi akan melakukan insersi antara
basa-basa yang berdekatan pada sati atau kedua unting DNA. Contoh agen interkalasi
adalah proflavin, aeridine, ethidium bromide, dioxin dan ICR-70.
Dampak-dampak yang Ditimbulkan oleh Mutasi
1. Dampak Positif
a. Diperoleh bibit tanaman atau hewan dengan sifat unggul melalui mutasi
radiasi yang berperan meningkatkan hasil produksi pertanian baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Misalnya: padi atomita I dan atomita II merupakan
mutan dengan sifat unggul.
b. Kejadian mutasi (mutasi alam) berperan sebagai proses penting untuk evolusi
dan variasi genetik.
c. Berperan dalam meningkatkan produksi obat (antibiotik). Misalnya: mutan
Penicillium hasil radiasi mutasi yang mampu mengahasilkan antibiotik dengan
lebih baik.
d. Meningkatkan efektivitas dalam bercocok tanam, dengan ditemukannya
tanaman mutan yang telah dimutasi melalui tekhnik rekayasa gen (DNA
"diubah" oleh manusia).
2. Dampak Negatif
a. Menyebabkan kelainan-kelainan genetikyang bersifat merugikan. Radiasi
nuklir dari reaktor PLTN yang mengalami kebocoran, seperti pernah terjadi di
Chernobyl, Rusia, dilaporkan menimbulkan generasi manusia yang
mengalami kecacatan fisik.

b. Penggunaan sinar X untuk keperluan medis diagnostik dan terapeutik dapat


menyebabkan timbulnya kanker, jika digunakan pada dosis tinggi
c. Penggunaan atau pemakaian zat-zat kimia tertentu (seperti: DDT,
formaldehid, asam nitrat, dll) dapat menyebabkan kerusakan kromosom
(aberasi kromosom) yang bisa berakibat pada perubahan fenotip individu ke
arah negatif.
d. Munculnya mutan resisten. Seperti jenis-jenis serangga hama tanaman dan
juga serangga penebar bibit penyakit yang menjadi kebal terhadap pestisida.

DAFTAR PUSTAKA

1.
2.
3.
4.
5.

http://id.wikipedia.org/wiki/Mutasi
http://ekosistem-ekologi.blogspot.com
http://konsepbiologi.wordpress.com/2013/11/26/mutasi/
http://biologimediacentre.com/mutasi/
http://pelajaranbiologi-sma1.blogspot.com/2012/11/dampak-dampak-mutasibagi-kehidupan.html

Anda mungkin juga menyukai