Anda di halaman 1dari 14

Proses mutagenesis, mutagen, mutan, serta macam

mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan
gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom.

Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif, dan sinar gamma.

Mutagenesis adalah proses perubahan gen secara tetap karena mutasi.

Mutan adalah organisme atau karakter genetik baru yang timbul atau dihasilkan dari sebuah contoh dari
mutasi, yang merupakan basis-basis perubahan urutan dalam DNA dari gen atau kromosom dari suatu
organisme.

PENDAHULUAN
Cakupan biologi molekuler begitu luas dan perkembangannya begitu cepat,
sehingga tidaklah mudah untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai cabang
ilmu ini dalam bentuk makalah singkat. Biologi molekuler muncul sebagai kelanjutan
dua cabang ilmu yang sudah ada sebelumnya, yaitu genetika dan ilmu biokimia. Para
pakar bersepakat bahwa biologi molecular ditandai dengan penemuan struktur heliks
ganda DNA oleh Watson dan Crick pada tahun 1953. Penemuan ini didahului oleh
penemuan penting sebelumnya, antara lain penemuan gen oleh Mendel (1853),
pembuktian bahwa gen terdapat dalam kromosom oleh Morgan dkk (1910-1915), dan
akhirnya penemuan bahwa gen adalah DNA oleh Avery, Mcleod dan McCarty (1944).
Genetika adalah ilmu pewarisan factor keturunan (hereditas). Ilmu genetika ini
meliputi studi tentang apa yang dimaksud dengan gen, bagaimana gen dapat
membawa informasi genetic, gen direplikasikan dan dilewatkan dari generasi ke
ganerasi, dan bagaimana gen dapat mengekspresikan informasi di dalam organisme
yang akan menentukan karakteristik organisme yang bersangkutan.
Informasi genetic di dalam sel disebut genom. Genom sel diorganisasi di dalam
kromosom. Kromosom adalah suatu struktur yang mengandung DNA, dimana DNA
secara fisik membawa informasi herediter. Kromosom mengandung gen. Gen adalah
segmen dari DNA (kecuali pada beberapa virus RNA), dimana gen mengkode protein.
DNA adalah makromolekul yang tersusun atas unit berulang yang disebut
nukleotida. Setiap nukleotida terdiri atas basa nitrogen adenine (A), timin (T), sitosin
(cytosine, C), atau guanine (G); deoksiribosa (suatu gula pentose) dan sebuah gugus
fosfat. DNA di dalam sel terdapat sebagai rantai panjang nukleotida yang berpasangan
dan membelit menjadi satu membentuk struktur helix ganda (double helix). Kedua rantai
terkait oleh ikatan hydrogen yang terdapat di antara basa – basa nitrogennya.
Pasangan basa selalu terdapat dalam pola spesifik yaitu adenine selalu berpasangan
dengan timin, dan sitosin selalu berpasangan dengan guanine. Akibat pasangan basa
yang spesifik ini, maka sekuens basa pada satu rantai menentukan sekuens basa pada
rantai pasangannya, sehingga kedua rantai dikatakan saling komplementer. Informasi
genetic dikode oleh sekuens – sekuens basa disepanjang rantai DNA. Struktur
komplementer juga memungkinkan duplikasi presisi DNA selama proses pembelahan
sel.
Penemuan penting lainnya adalah bahwa suatu gen menentukan suatu protein.
Hal ini sebenarnya telah lama diduga, namun mekanismenya baru ditemukan dan
dirumuskan oleh Crick pada tahun 1958, yaitu bahwa urutan nukleotida dalam DNa
menentukan urutan nukleotida dalam RNA yang selanjutnya menentukan urutan asam
amino dalam protein. Berbagai penemuan tersebut yang terjadi dalam decade ke-5 dan
ke-6 abad ini (abad XX) memicu perkembangan biologi molecular. Perkembangan
biologi molekuler menjadi lebih dipercepat dengan munculnya rekayasa genetika, yang
memungkinkan penggandaan, isolasi gen serta mutasi genetik.
Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi secara
tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisma hidup yang
bersifat terwariskan (heritable). Istilah mutasi pertama kali dipergunakan oleh Hugo de
vries, untuk mengemukakan adanya perubahan fenotip yang mendadak pada bunga
oenothera lamarckiana dan bersifat menurun. Ternyata perubahan tersebut terjadi
karena adanya penyimpangan dari kromosomnya. Seth wright juga melaporkan
peristiwa mutasi pada domba jenis Ancon yang berkaki pendek dan bersifat menurun.
Penelitian ilmiah tentang mutasi dilakukan pula oleh Morgan (1910) dengan
menggunakan Drosophila melanogaster (lalat buah). Akhirnya murid Morgan yang
bernama Yoseph Muller berhasil dalam percobaannya terhadap lalat buah, yaitu
menemukan mutasi buatan dengan menggunakan sinar X.
PEMBAHASAN
Mutasi Genetik
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNAmaupun RNA),
baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi
pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah
pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan
pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Perubahan
pada sekuens basa DNA akan menyebabkan perubahan pada protein yang dikode oleh
gen.Contohnya, bila gen yang mengkode suatu enzim mengalami mutasi, maka enzim
yang dikode oleh gen mutan tersebut akan menjadi inaktif atau berkurang keaktifannya
akibat perubahan sekuens asam amino. Namun mutasi dapat pula menjadi
menguntungkan bila enzim yang berubah oleh gen mutan tersebut justru meningkat
aktivitasnya dan menguntungkan bagi sel.
Mayoritas merupakan mutasi tidak nyata atau mutasi netral (silent
mutation). Silent mutation merupakan perubahan sekuens basa yang tidak
menyebabkan perubahan aktivitas pada produk yang dikode oleh gen. Silent
mutation umumnya muncul akibat satu nukleotida diganti oleh nukleotida lain, terutama
pada lokasi basa ketiga pada triplet kodon mRNA. Bila perubahan satu basa nukleotida
ini tidak mengubah asam amino, maka fungsi dari protein tidak berubah. Bila asam
amino yang dikode berubah, fungsi protein dapat tidak terganggu bila asam amino yang
berubah tersebut bukan merupakan bagian vital dari protein, atau secara kimia sangat
mirip dengan asam amino aslinya.
TACAACGTCACCATT
Untai sense mRNA
AUGUUGCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
Silent Mutation
TACAAgTCACCATT
Untai sense mRNA
AUGUUcCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
1. Mutasi gen
Pasangan basa nitrogen pada DNA, antara timin dan adenine atau antara
guanine dan sitosin dihubungkan oleh ikatan hydrogen yang lemah. Atom-atom
hydrogen dapat berpindah dari satu posisi ke posisi lain pada purin atau pirimidin.
Perubahan kimia sedemikian disebut perubahan tautomer. Misalnya secara tidak
normal, adenine berpasangan dengan sitosin dan timin dengan guanine. Peristiwa
perubahan genetic seperti ini disebut mutasi gen karena hanya terjadi di dalam gen.
Mutasi gen disebut juga dengan mutasi titik (point mutation). Mutasi gen dapat
terjadi karena substitusi basa N. Macam macam mutasi gen antara lain:
1. Mutasi tak bermakna (nonsense mutation) : tejadi perubahan kodon (triplet) dari kode
basa N asam amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan pembentukan protein,
misalnya UUU diganti UUS yang sama-sama kode dari fenilalamin.
2. Mutasi ganda tiga (triplet mutation) : terjadi karena adanya penambahan atau
pengurangan tiga basa secara bersama-sama.
3. Mutasi bingkai (frameshift mutation) : terjadi karena adanya penambahan sekaligus
pengurangan satu atau beberapa pasangan basa secara bersama-sama.
Mutasi titik (point mutation) merupakan mutasi yang melibatkan penggantian satu
pasang basa (substitusi basa), di mana satu basa pada satu sekuens DNA diganti
dengan basa yang berbeda. Bila DNA direplikasi maka hasilnya adalah substitusi
pasangan basa.
Contoh mutasi titik
AGCGT GGCGT
TCGCA CCGCA
Mutasi ini dapat menyebabkan beberapa hal tergantung dari letak mutasinya
pada gen.Bila penggantian basa berlangsung di dalam gen yang mengkode protein,
maka mRNA yang ditranskripsi dari gen akan membawa basa yang salah. Bila mRNA
tersebut ditranslasi menjadi protein, maka kesalahan basa tersebut dapat
menyebabkan tidak terjadinya pembentukan protein, atau terbentuknya protein
abnormal, atau terbentuknya kodon nonsense (kodon STOP) yang menghentikan
sintesis lengkap protein fungsional, dikenal sebagai nonsense mutation.
Terbentuknya asam amino yang berbeda dari normal pada sintesis asam amino akibat
kesalahan basa pada mutasi titik disebut dengan missense mutation. Misalnya sickle-
cell anemia (anemia sel sabit), merupakan penyakit akibat missense mutation tunggal
pada basa pengkode protein hemoglobin. Protein hemoglobin tersusun atas 147 asam
amino. Pada asam amino ke-6, adenine digantikan dengan timin. Perubahan ini
menyebabkan perubahan asam amino glutamate menjadi valin, sehingga mengubah
bentuk molekul hemoglobin pada kondisi kadar oksigen rendah, dan menyebabkan sel
darah merah menjadi berbentuk bulan sabit. Bentuk bulan sabit menyulitkan transport
sel darah merah melalui pembuluh darah kapiler.
Contoh missense mutation
TACAACGTCACCATT
Untai sense mRNA
AUGUUGCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
TACAACtTCACCATT
AUGUUGaAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-lisin– triptofan
Mutasi pasangan basa dapat juga menyebabkan perubahan pada DNA yang
disebut dengan frameshift mutation. Mutasi ini berupa delesi (pemotongan) atau insersi
(penyisipan) satu atau beberapa pasang nukleotida pada DNA dan menyebabkan
terjadinya pergeseran pembacaan kerangka sandi (reading frameshift), sehingga akan
menyebabkan perubahan asam amino. Contoh kasus frameshift mutation adalah
penyakit Huntungton (Huntungton disease), suatu penyakit saraf yang disebabkan oleh
adanya penyisipan basa tambahan pada DNA.
Mutasi penggantian (substitusi) basa dan mutasi frameshift dapat terjadi secara
spontan akibat kesalahan pada replikasi DNA. Mutasi spontan ini umumnya muncul
tanpa pengaruh dari bahan – bahan penyebab mutasi (bahan mutagenic atau mutagen)
seperti halnya senyawa kimia atau factor pengaruh radiasi.
Jenis mutasi yang lain adalah mutasi supresor, mutasi yang dapat meniadakan
mutasi yang terjadi sebelumnya sehingga menjadi normal kembali. Mutasi ini disebut
juga mutasi balik (reversed mutation) dan menghasilkan revertan, yaitu gen yang
mengalami mutasi balik dan menjadi normal kembali. contoh mutasi gen adalah reaksi
asam nitrit dengan adenin menjadi zat hipoxanthine. Zat ini akan menempati tempat
adenin asli dan berpasangan dengan sitosin, bukan lagi dengan timin.
2. Mutasi Kromosom (Aberasi)
Istilah mutasi umumnya digunakan untuk perubahan gen, sedangkan perubahan
kromosom yang dapat diamati dikenal sebagai variasi kromosom atau mutasi
besar/gross mutation adalah perubahan jumlah kromosom dan susunan atau urutan
gen dalam kromosom. Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan meiosis
dan sedikit dalam mitosis. Pada prinsipnya mutasi kromosom dibagi menjadi 2, yaitu
:
1. Mutasi kromosom terjadi karena perubahan jumlah kromosom
Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploid)
melibatkan kehilangan atau penambahan perangkat kromosom (genom) disebut
euploid, sedang yang terjadi pada hanya pada salah satu kromosom dari genom
disebut aneuploid.
a. Euploid (Eu = benar; ploid = unit)
Makhluk hidup yang terjadi secara kawin, biasanya bersifat diploid,
memiliki 2 perangkat kromosom atau 2 genom pada sel somatisnya (2n
kromosom). Organisme yang kehilangan 1 set kromosomnya disebut
monoploid. Organisme monoploid memiliki satu genom atau satu perangkat
kromosom (n kromosom) dalam sel somatisnya. Sel kelamin (gamet), yaitu
sel telur (ovum) dan spermatozoa, masing-masing memiliki satu perangkat
kromosom. Satu genom (n kromosom) yang disebut haploid. Sedangkan
organism yang memiliki lebih dari dua genom disebut poliploid, misalnya
triploid (3n kromosom), tetraploid (4n kromosom), heksaploid (6n kromosom).
Poliploid yang terjadi pada tumbuhan misalnya pada apel dan tebu. Poliploid
pada hewan misalnya Daphnia, Rana esculenta, dan ascaris. Poliploid dibagi
menjadi dua, yaitu otopoliploid, terjadi pada kromosom homolog, misalnya
semangka tak berbiji; dan alopoliploid, terjadi pada kromosom non homolog,
misalnya Rhaphanobrassica (akar sepeti kol, daun mirip lobak).
b. Aneuploid (An = tidak; eu = benar; ploid = unit)
Aneupliodi adalah perubahan jumlah n-nya. Mutasi kromosom ini tidak
melibatkan seluruh genom yang berubah, melainkan hanya terjadi pada salah
satu kromosom dari genom. Biasa disebut juga dengan aneusomik. Macam-
macam aneusomik antara lain :
1. Monosomik (2n-1); mutasi karena kekurangan 1 kromosom
2. Nullisomik (2n-2); mutasi karena kekurangan 2 kromosom
3. Trisomik (2n+1); mutasi karena kelebihan 1 kromosom
4. Tetrasomik (2n+2); mutasi karena kelebihan 2 kromosom
Aneusomi pada manusia dapat menyebabkan:

1. Sindrom Turner, dengan kariotipe (22AA+X0). Jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan 1


kromosom kelamin. Penderita Sindrom Turner berjenis kelamin wanita, namun ovumnya
tidak berkembang (ovaricular disgenesis).
2. Sindrom Klinefelter, kariotipe (22 AA+XXY), mengalami trisomik pada kromosom
gonosom. Penderita Sindrom Klinefelter berjenis kelamin laki-laki, namun testisnya tidak
berkembang (testicular disgenesis) sehingga tidak bisa menghasilkan sperma
(aspermia) dan mandul (gynaecomastis) serta payudaranya tumbuh.
3. Sindrom Jacobs, kariotipe (22AA+XYY), trisomik pada kromosom gonosom. Penderita
sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan benda
tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal. Penelitian di luar negeri
mengatakan bahwa sebagian besar orang-orang yang masuk penjara adalah orang-
orang yang menderita Sindrom Jacobs.
4. Sindrom Patau, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada kromosom autosom. kromosom
autosomnya mengalami kelainan pada kromosom nomor 13, 14, atau 15.
5. Sindrom Edward, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada autosom. Autosom mengalami
kelainan pada kromosom nomor 16,17, atau 18. Penderita sindrom ini mempunyai
tengkorak lonjong, bahu lebar pendek, telinga agak ke bawah dan tidak wajar.
2. Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan struktur kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom atau kerusakan bentuk kromosom
disebut juga dengan istilah aberasi. Macam-macam aberasi dapat dijelaskan sebagi
berikut :
a. Delesi atau defisiensi
Mutasi karena kekurangan segmen kromosom. Macam-mcam delesi antara
lain :
1. Delesi terminal; ialah delesi yang kehilangan ujung segmen kromosom.
2. Delesi interstitial; ialah delesi yang kehilangan bagian tengah kromosom.
3. Delesi cincin; ialah delesi yang kehilngan segmen kromosom sehingga
berbentuk lingkaran seperti cincin.
4. Delesi loop; ialah delesi cincin yang membentuk lengkungan pada
kromosom lainnya.Hal ini terjadi pada waktu meiosis, sehingga
memungkinkan adanya kromosom lain (homolognya) yang tetap normal.
b. Duplikasi
Mutasi karena kelebihan segmen kromosom.
c. Translokasi
Translokasi adalah mutasi yang mengalami pertukaran segmen
kromosom ke kromosom non homolog . Macam-macam translokasi antara
lain :
1. Translokasi homozigot (resiprok); ialah translokasi yang mengalami
pertukaran segmen kedua kromosom homolog dengan segmen kedua
kromosom non homolog.
2. Translokasi Heterozigot (non resiprok); ialah translokasi yang hanya
mengalami pertukaran satu segmen kromosom ke satu segmen
kromosom non homolog.
3. Translokasi Robertson (fusion)
d. Inversi
Inversi adalah mutasi yang mengalami letak gen-gen, karena selama
meiosis kromosom terpilin dan terjadi kiasma. Macam-macam inverse antara
lain :
1. Inversi parasentrik; terjadi pada kromosom tidak bersentromer
2. Inversi perisentrik; terjadi pada kromosom bersentromer.
e. Isokromosom
Isokromosom adalah mutasi kromosom yang terjadi pada waktu
menduplikasikan diri, pembelahan sentromernya mengalami perubahan arah
pembelahan sehingga terbentuklah dua kromosom yang masing-masing
berlengan identik (sama). Jika dilihat dari pembelahan sentromernya maka
isokromosom disebut juga fision, jadi peristiwanya berlawanan dengan
translokasi Robertson (fusion) yang mengalami penggabungan
f. Katenasi
Katenasi adalah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom non
homolog yang pada waktu membelah menjadi empat kromosom, saling
bertemu ujung-ujungnya sehingga membentuk lingkaran.
Mutasi Dapat Terjadi Secara Alami dan Buatan
a. Menurut tipe sel atau macam sel yang mengalami mutasi:
1. Mutasi somatic, yaitu mutasi yang terjadi pada sel tubuh atau sel soma. Mutasi
somatis kurang memiliki arti genesis (mutasi ini tidak akan diwariskan pada
keturunannya)
2. Mutasi germina, yaitu mutasi yang terjadi pada sel kelamin (gamet), sehingga
dapat diturunkan.
b. Menurut sifat genetiknya:
1. Mutasi dominan, terlihat pengaruhnya dalam keadaan heterozigot
2. Mutasi resesif, pada organisme diploid tidak akan diketahui selama dalam
keadaan heterozigot, kecuali resesif pautan seks. Namun pada organisme
haploid (monoploid) seperti virus dan bakteri, pengaruh mutasi dominan dan
juga resesif dapat dilihat pada fenotipe virus dan bakteri tersebut.
c. Menurut arah mutasinya:
1. Mutasi maju atau forward mutations, yaitu mutasi dari fenotipe normal menjadi
abnormal.
2. Mutasi balik atau back mutations, yaitu mutasi yang dapat mengembalikan
dari fenotipe tidak normal menjadi fenotipe normal.
d. Menurut kejadiannya:
1. Mutasi alam atau mutasi spontan, yaitu mutasi yang penyebabnya tidak
diketahui. Mutasi ini terjadi di alam secara alami (spontan), secara kebetulan
dan jarang terjadi. Contoh mutagen alam adalah sinar kosmis, radio fektif
alam, dan sinar ultraviolet.
2. Mutasi buatan, yaitu mutasi yang terjadi dengan adanya campur tangan
manusia. Proses perubahan gen atau kromosom secara sengaja diusahakan
oleh manusia dengan zat kimia, sinar X, radiasi dan sebagainya. Maka sering
disebut juga mutasi induksi.
Mutasi buatan dengan sinar X dipelopori oleh Herman Yoseph Muller
(murid morgan) yang berkebangsaan Amerika Serikat ( 1890-1945 ). Muller
berpendapat bahwa tidak membawa perubahan, sedangkan mutasi pada sel-
sel generative atau gamet dan membawa kematian sebelum atau segera
sesudah lahir. Selanjutnya pada tahun 1927 dapat diketahui bahwa sinar X
dapat menyebabkan gen mengalami ionosasi sehinggga sifatny menjadi labil.
Dan akhirnya mutasi buatan dilaksanakan pula dengan pemotongan daun/
penyisipan DNA pada organisme-organisme yang kita inginkan. Mutan-mutan
buatan yang telah kita peroleh antara lain: anggur tanpa biji, tomat tanpa biji,
hewan atau tumbuhan poliploidi (misal: kol poliploidi), pamato
raphanobrassica (akar seperti kol, daun seperti lobak).
3. Mutagen Zat Kimia atau Faktor Fisik.
Secara garis besar, macam-macam mutagen dapat dibagi 3 , sebagai berikut:
a. Radiasi
Radiasi (penyinaran dengan sinar radio aktif); misalnya: sinar alfa, beta,
gamma, ultraviolet, dan sinar x. Radiasi ultra ungu merupakan mutagen
penting untuk organisme uniseluler. Radiasi alamiah berasal dari sinar
cosmis dari angkasa, benda-benda radioaktif dari kerak bumi, dan lain-
lain, gen-gen yang terkena radiasi, ikatannya putus dan susunan kimianya
berubah dan terjadilah mutasi.
b. Mutasi Kimia
Mutasi kimia yang pertama kali ditemukan ialah gas mustard (belerang
mustard) oleh C. Averbach dan kawan-kawan. Beberapa mutagen kimia
penting lainnya ialah: gas metan, asam nitrat, kolkisin, digitonin, hidroksil
amim dan lain-lain. Zat-zat kimia tersebut dapat menyebabkan replikasi
yang dilakukan oleh kromosom yang mengalami kesalahan sehingga
menyebabkan susunan kimianya berubah juga.
c. Temperatur
Kecapatan mutasi akan bertambah karena adanya kenaikan suhu. Setiap
kenaikan suhu sebasar 100C, kecepatan mutasi bertambah 2-3 kali lipat.
Tetapi temperature adalah merupakan mutagen, hal ini masih merupakan
penelitian para ahli.
Mutagen
Bahan-bahan yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen. Mutagen
dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Mutagen bahan Kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah zat
yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase
dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase.
2. Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif,dll. Sinar ultraviolet
dapat menyebabkan kanker kulit.
3. Mutagen bahan biologi, diduga virus dan bakeri dapat menyebabkan terjadinya mutasi.
Bagian virus yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi adalah DNA-nya.
Asam nitrat (HNO ) merupakan bahan kimia mutagenic yang menyebabkan
2

adenine (A) tidak lagi dapat berikatan dengan timin (T) melainkan dengan sitosin (C).
Hal ini disebabkan karena asam nitrat bekerja dengan cara menghapus atau
menhilangkan gugus amino, sehingga sitosin akan berubah menjadi urasil, sedangkan
adenine akan berubah menjadi hiposantin.
Hiposantin memiliki ikatan hydrogen serupa dengan guanine, sedangkan urasil
memiliki ikatan hydrogen serupa dengan timin. Akibatnya, pada saat replikasi DNA,
adenine (A) berubah menjadi hiposantin yang akan berikatan dengan sitosin (C),
sedangkan sitosin (C) akan berubah menjadi urasil dan akan berpasangan dengan
adenine (A). Perubahan ini berlangsung pada lokasi yang acak pada DNA.
Bahan mutagenic yang lain adalah analog basa nukleotida. Molekul – molekul ini
memilki struktur serupa dengan basa nitrogen normal, namun berbeda pada ikatan
hidrogennya. Misalnya molekul 2-aminopurin merupakan analog adenine (A), sehingga
kedudukan adenine (A) adalah timin (T), namun karena struktur 2-aminopurin, maka 2-
aminopurin berpasangan dengan sitosin (C). Hal yang sama juga terjadi pada 5-
bromourasil.
Molekul 5-bromourasil merupakan analog timin (T), sehingga kedudukan timin
(T) dapat digantikan oleh 5-bromourasil. Pasangan timin (T) adalah sitosin (C), namun
karena struktur 5-bromourasil, maka 5-bromourasil berpasangan dengan guanine (G).
Bila analog basa nukleotida diberikan pada sel yang sedang tumbuh, maka analog basa
nukleotida tersebut akan secara acak tergabung dalam DNA, sehingga pada saat
replikasi DNA dapat menyebabkan kesalahan pasangan basa.
Beberapa senyawa kimia mutagenik dapat menyebabkan
mutasiframeshift (pergeseran pembacaan basa) dan bersifat karsinogen, contohnya
benzpiren, aflatoksin dan pewarna akridin.
Radiasi sinar X dan sinar gamma merupakan bahan mutagenic akibat
kemampuannya dalam mengionisasi atom dan molekul. Ion – ion radiasi bergabung
dengan basa DNA dan menyebabkan kesalahan pada replikasi DNA. Hasil lainnya
adalah putusnya ikatan kovalen pada tulang punggung gula-fosfat DNA, dan
menyebabkan patahnya kromosom.
Radiasi mutagenic lainnya adalah sinar ultraviolet (UV). Sinar UV dapat
menyebabkan terbentuknya ikatan kovalen antara dua molekul timin, menghasilkan
timin dimer. Timin dimer ini menyebabkan kerusakan serius dan kematian sel karena
DNA dengan timin dimer tidak dapat direplikasi dan ditranskripsi. Komponen sinar UV
yang bersifat paling mutagenic adalah pada panjang gelombang 260nm. Paparan sinar
UV pada manusia dapat menyebabkan terbentuknya banyak timin dimer pada sel kulit
dan menimbulkan kanker kulit. Bakteri dan organisme lain memiliki mekanisme
perbaikan (repair) terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh radiasi sinar UV. Ada dua
macam mekanisme perbaikan, yaitu perbaikan dengan cahaya (light repair) dan
perbaikan tanpa cahaya (dark repair).
Pada perbaikan dengan cahaya (light repair), bakteri memiliki enzim fotoliase
yang menggunakan energi cahaya visible untuk memisahkan ikatan dimer timin.
Manusia dengan penyakit xeroderma pigmentosum sangat sensitive terhadap paparan
sinar matahari dan tidak memiliki mekanisme perbaikan terhadap efek mutagenic
radiasi sinar UV, sehingga sangat berisiko mengidap kanker kulit.
Pada perbaikan tanpa cahaya (dark repair), cahaya tidak diperlukan dalam
mekanisme perbaikan. Mekanisme perbaikan ini disebut juga sebagainucleotide
excision repair, dan tidak terbatas hanya pada kerusakan akibat bahan mutagenic yang
lain. Pada mekanisme ini, enzim bakteri dapat memotong bagian timin DNA yang rusak
dan menghasilkan bagian yang terbuka. Enzim yang lain akan mengisi gap (bagian
yang terbuka) ini dengan DNA baru yang komplementer dengan rantai DNA yang tidak
rusak. Langkah terakhir adalah reaksi penyegelan (sealing) oleh enzim DNA ligase.
Salah satu mutagen yang banyak dimanfaatkan manusia dalam berbagai
keperluan adalah radiasi. Perbuatan manusia yang menimbulkan radiasi dapat
menyebabkan terjadinya mutasi misalnya:
1. penggunaan zat-zat kimia yang radioaktif atau radioisotope
2. penggunaan bahan kimia dalam minuman dan makanan
3. penggunaan sinar x dalam penelitian dan pengobatan
4. kebocoran radiasi dari pembuangan sampah-sampah industri, reaktor atom, roket,
dan lain sebagainya.
5. penggunaan bom radioaktif ( peledakan bom di Hirosima dan Nagasaki
menyebabkan terbentuknya kelapa poliploid).
Meski sifat mutasi adalah merugikan namun dalam beberapa hal berguna pula
pada manusia dalam kehidupannya, misalnya:
1. Meningkatkan hasil panen produksi pangan, seperti gandum, tomat kacang tanah,
kelapa poliploidi, kol poloploidi dengan mutasi induksi.
2. Meningkatkan hasil antibiotika, seperti mutan penicillium.
3. Untuk pemeriksaan proses biologi melalui mutasi, misalnya transport electron pada
fotosintesis, fiksasi nitrogen pada bakteri.
4. Sebagai proses penting untuk evolusi dan variasi genetik.
Frekuensi Mutasi
Kecepatan mutasi adalah kemungkinan gen mengalami mutasi pada setiap
pembelahan sel. Kecepatan mutasi dinyatakan sebagai kelipatan 10, dan karena mutasi
sangat jarang terjadi maka eksponen selalu dalam bentuk negative. Misalnya, bila
terdapat satu kemungkinan mutasi dalam 10  sel yang membelah diri, maka laju (rate)
4

mutasi adalah sebesar 1/10.000 yang diekspresikan sebagai 10  per pembelahan sel.
-4

Mutasi spontan sangat jarang terjadi, umunya muncul sekali dalam 10  pasangan basa
9

yang bereplikasi (laju mutasi 10 ). Karena rata-rata mutasi spontan terjadi satu kali
-9

setiap 10  gen yang direplikasi. Suatu bahan mutagenic umumnya mempercepat


6

terjadinya mutasi spontan. Dengan adanya senyawa mutagenic, kecepatan normal


mutasi spontan (10  mutasi per gen yang bereplikasi) dapat dipercepat menjadi berkisar
-6

antara 10 hingga 10 mutasi per gen yang bereplikasi.


-5  -3 

Contoh Penyakit yang Disebabkan Mutasi Genetik


1. Kanker
Sel kanker adalah sel normal yang mengalami mutasi/perubahan genetik dan
tumbuh tanpa
terkoordinasi dengan sel-sel tubuh lain. Proses pembentukan kanker (karsinogenesis)
merupakan
kejadian somatik dan sejak lama diduga disebabkan karena akumulasi perubahan
genetic dan epigenetik yang menyebabkan perubahan pengaturan normal kontrol
molekuler perkembangbiakan sel. Perubahan genetik tersebut dapat berupa aktivasi
proto-onkogen dan
atau inaktivasi gen penekan tumor yang dapat memicu tumorigenesis dan
memperbesar
progresinya. Banyak sekali percobaan (bahkan sampai jutaan) telah dilakukan untuk
mempelajari
karakteristika suatu kanker dengan menggunakan hewan percobaan seperti tikus,
mencit, anjing,
domba, bahkan organisme bersel tunggal, dll.
Sel kanker yang tak mampu berinteraksi secara sinkron dengan lingkungan dan
membelah tanpa kendali bersaing dengan sel normal dalam memperoleh bahan
makanan dari tubuh dan oksigen. Tumor dapat menggantikan jaringan sehat dan
terkadang menyebar ke bagian lain dari tubuh yakni suatu proses pemendekan umur
yang lazim disebut metastasis. Potensi metastasis ini diperbesar oleh perubahan
genetik yang lain. Jika tidak diobati, kebanyakan kanker mengarah ke pesakitan dan
bahkan kematian. Kanker muncul melalui perubahan genetik rangkap/ganda dalam sel
induk dari organ tubuh. Sebagian perubahan yang tidak dapat dihapuskan akan terus
menumpuk bersamaan dengan bertambahnya umur dan tidak dapat dihindari, akan
tetapi predisposisi genetik, faktor lingkungan dan yang paling banyak yakni gaya hidup
adalah factor-faktor yang penting. Beberapa orang lahir dengan mutasi tertentu dalam
DNA-nya yang dapat mengarah ke kanker. Sebagai contoh, seorang wanita lahir
dengan mutasi pada gen yang disebutBRCA1 akan membentuk kanker payudara atau
rahim jauh lebih banyak daripada wanita yang tidak mempunyai mutasi demikian.
Karsinogen eksogen (dari luar) dan proses biologik endogen dapat menyebabkan
mutasi
delesi, insersi atau substitusi basa baik transisi maupun transversi. Mekanisme
endogen
kerusakan DNA yang telah diketahui dengan baik adalah fenomena deaminasi 5-
metilsitosin.
Metilasi DNA adalah merupakan mekanisme epigenetik yang melibatkan pengaturan
ekspresi
suatu gen. Residu sitosin dan 5-metilsitosin masing-masing dapat secara spontan
dideaminasi
menjadi urasil dan timin yang jika tidak diperbaiki akan menyebabkan mutasi transisi
G:C→A:T. Mutasi ini paling banyak terjadi pada dinukleotida CpG (sitosin diikuti oleh
guanin)
yang seringkali mengalami metilasi. Studi spektrum mutasi menyatakan adanya corak
khas
perubahan DNA yang diinduksi oleh mutagen endogen dan eksogen tertentu dalam gen
yang
berhubungan dengan kanker.
Selama masa hidupnya, sel normal senantiasa terkena pajanan berbagai
tekanan (stress) endogen dan eksogen yang dapat merubah karakter normalnya yang
melibatkan perubahan genetik. Perubahan genetik yang dapat menyebabkan mutasi
sangat membahayakan sel karena akan dapat diwariskan ke sel keturunannya dan
mengarah ke pembentukan neoplasia
Mutasi p53 adalah perubahan genetik yang paling umum ditemukan pada kanker
manusia dan fungsi p53 hilang secara tidak langsung baik oleh eksklusi inti, interaksi
dengan protein virus seperti pada kanker serviks, ataupun melalui interaksinya dengan
overekspresi protein mdm2. Gen p53 berperan dalam pengaturan siklus sel dengan
mengontrol sejumlah gen termasuk gen untuk apoptosis jika kerusakannya berat
2. Avian Influenza A ( H5 N1 )
Mutasi genetik virus avian influenza seringkali terjadi sesuai dengan kondisi dan
lingkungan replikasinya. Mutasi gen ini tidak saja untuk mempertahankan diri akan
tetapi juga dapat meningkatkan sifat patogenisitasnya. Penelitian terhadap virus H5N1
yang diisolasi dari pasien yang terinfeksi pada tahun 1997, menunjukkan bahwa mutasi
genetik pada posisi 627 dari gen PB2 yang mengkode ekspresi polymesase basic
protein (Glu627Lys) telah menghasilkanhighly cleavable hemagglutinin
glycoprotein yang merupakan faktor virulensi yang dapat meningkatkan aktivitas
replikasi virus H5N1 dalam sel hospesnya (Hatta M, et. al. 2001). Disamping itu adanya
substitusi pada nonstructural protein (Asp92Glu), menyebabkan H5N1 resisten
terhadap
interferon dan tumor necrosis factor α (TNF-α) secara invitro (Seo SH, et.al.
2002). Infeksi virus H5N1 dimulai ketika virus memasuki sel hospes setelah terjadi
penempelan spikes virion dengan reseptor spesifik yang ada di permukaan sel
hospesnya. Virion akan menyusup ke sitoplasma
sel dan akan mengintegrasikan materi genetiknya di dalam inti sel hospesnya, dan
dengan menggunakan mesin genetik dari sel hospesnya, virus dapat bereplikasi
membentuk virion-virion baru, dan virion-virion ini dapat menginfeksi kembali sel-sel
disekitarnya.
Dari beberapa hasil pemeriksaan terhadap spesimen klinik yang diambil dari
penderita ternyata avian influenza H5N1 dapat bereplikasi di dalam sel nasofaring
(Peiris JS,et.al. 2004), dan di dalam sel gastrointestinal (de Jong MD, 2005,
Uiprasertkul M,et.al.2005). Virus H5N1 juga dapat dideteksi di dalam darah, cairan
serebrospinal, dan tinja pasien (WHO,2005). Fase penempelan (attachment) adalah
fase yang paling menentukan apakah virus bisa masuk atau tidak ke dalam sel
hospesnya untuk melanjutkan replikasinya. Virus influenza A
melalui spikes hemaglutinin (HA) akan berikatan dengan reseptor yang
mengandung sialic acid (SA) yang ada pada permukaan sel hospesnya. Ada
perbedaan penting antara molekul reseptor yang ada pada manusia dengan reseptor
yang ada pada unggas atau binatang. Pada virus flu burung, mereka dapat mengenali
dan terikat pada reseptor yang hanya terdapat pada jenis unggas yang terdiri dari
oligosakharida yang mengandung N-acethylneuraminic acid α-2,3-galactose (SA α-2,3-
Gal), dimana molekul ini berbeda dengan reseptor yang ada pada manusia. Reseptor
yang ada pada permukaan sel manusia adalah SA α-2,6-galactose (SA α-2,6-Gal),
sehingga secara teoritis virus flu burung tidak bisa menginfeksi manusia karena
perbedaan reseptor spesifiknya. Namun demikian, dengan perubahan hanya 1 asam
amino saja konfigurasi reseptor tersebut dapat dirubah sehingga reseptor pada
manusia dikenali oleh HPAI-H5N1. Potensi virus H5N1 untuk melakukan mutasi inilah
yang dikhawatirkan sehingga virus dapat membuat varian-varian baru dari HPAI-H5N1
yang dapat menular antar manusia ke manusia (Russel CJ and Webster RG.2005,
Stevens J. et. al. 2006).
Beberapa contoh penyakit lain yang disebabkan karena mutasi yang terjadi pada
manusia :
1. Sindrom Turner ditemukan oleh H.H Turner tahun 1938
Ciri-cirinya:
a. kariotipe : 45 X O (44 autosom + 1 kromosom X) diderita oleh wanita
b. tinggi badan cenderung pendek
c. alat kelamin terlambat perkembangannya (infantil)
d. sisi leher tambah tumbuhan daging
e. bentuk kaki X
f. kedua puting susu berjarak melebar
g. keterbelakanga mental
2. Sindrom Klinefelter; ditemukan oleh Klinefelter tahun 1942
Ciri-cirinya:
a. Kariotipe 47, XXY (kelebihan kromosom seks X) diderita oleh pria
b. Bulu badan tidak tumbuh
c. Testis mengecil, mandul (steril)
d. Buah dada membesar
e. Tinggi badan berlebih
f. Jika jumlah kromosom X lebih dari dua, mengalami keterbalakangan mental
3. Sindrom Jacob, ditemukan oleh P.A.Jacobs tahun 1965
Ciri-cirinya:
a. Kariotipe 47, XYY (kelebihan sebuah kromosom seks Y), diderita oleh pria
b. Perawakan tinggi
c. Bersifat antisocial, agresif
d. Suka melawan hokum
4. Sindrom Down, ditemukan oleh LongdonDown tahun 1866
Ciri-cirinya:
a. Kariotipe 47, XX atau 47, XY
b. Mongolism, bertelapak tebal seperti telapak kera
c. Mata sipit miring ke samping
d. Bibir tebal, lidah menjulur, liur selalu menetes
e. Gigi kecil-kecil dan jarang
f. I. Q. rendah (kurang lebih 40)
KESIMPULAN
Pada umumnya, mutasi itu merugikan, mutannya bersifat letal dan homozigot
resesif. namun mutasi juga menguntungkan, diantaranya, melalui mutasi, dapat
dibuat tumbuhan poliploid yang sifatnya unggul. Contohnya, semangka tanpa biji,
jeruk tanpa biji, buah strowberi yang besar,dll. Terbentuknya tumbuhan poliploid
ini menguntungkan bagi manusia, namun merugikan bagi tumbuhan yang
mengalami mutasi, karena tumbuhan tersebut menjadi tidak bisa berkembang
biak secara generatif.
Mutasi gen dapat menyebabkan : Berkurangnya aktivitas protein, protein
berfungsi abnormal, proses metabolism terganggu, fenotip dapat berubah.
Adapun contoh penyakit yang disebabkan mutasi genetic antara lain:
kanker, Avian Influenza A ( H5 N1 ), Sindrom Turner, Sindrom Klinefelter,
Sindrom Jacob, Sindrom Down

Anda mungkin juga menyukai