Tentang:
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Syukra VadhillahM.Pd
1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, Sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “ Manajemen
Peserta Didik “ ini tepat Pada waktunya. Adapun pembahasan yang ada di dalam
makalah ini adalah tentang “ Pengelompokan Peserta Didik “
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat- Nya,
baik Itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan Pembuatan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih Banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan Kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam menulismakalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peserta didik merupakan salah satu unsur kegiatan belajar mengajar dimana
dalam proses belajar mengajar itu peserta didik perlu dikelompok- kelompokkan.
Pengelompokan lazim dikenal dengan grouping didasarkan atas pandangan bahwa
disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai perbedaan.
Kesamaan- kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran
penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan- perbedaan yang ada
pada peserta didik melahirkan pemikiran pengelompokan mereka pada kelompok
yang berbeda.
Jika perbedaan antara peserta didik satu dengan yang lain dicermati lebih
mendalam akan didapati perbedaan antara individu dan perbedaan intra individu.
Yang pertama berkenaan dengan berbedanya peserta didik satu dengan yang lain
dalam kelas dan yang kedua berkenaan dengan berbedanya kemampuan masing-
masing peserta didik dalam berbagai mata pelajaran atau bidang studi. Perbedaan
antara peserta didik dan intra peserta didik ini mengharuskan layanan pendidikan
yang berbeda terhadap mereka. Oleh karena layanan yang berbeda secara individual
demikian dianggap kurang efisien, maka dilakukan pengelompokan berdasarkan
persamaan dan perbedaan peserta didik, agar kekurangan pada pengajaran secara
klasikal dapat dikurangi.
1
Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta
didik secara terus menerus bertumbuh dan berkembang. Dengan adanya
pertumbuhan dan perkembangan tersebut peserta didik diharuskan mampu
mengembangkan potensinya seoptimal mungkin, maka dilakukanlah
pengelompokan peserta didik. Oleh karena itu penting adanya pengelompokan
peserta didik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1 Imron, Ali. 1994. Manajemen Peserta Didik diSekolah. Malang: IKIP Malang,hal 14
²Imron, Ali. 1994. Manajemen Peserta Didik diSekolah. Malang: IKIP Malang, hal 30
3
Agar perkembangan peserta didik yang cepat tidak mengganggu peserta didik yang
lambat dan sebaliknya, maka dilakukanlah pengelomokan peserta didik, tidak jarang
dalam pengajaran menggunakan sistem klasikal, peserta didik yang lambat, tidak
akan dapat mengejar peserta didik yang cepat.
Adapun alat ukur yang bisa dipergunakan untuk membedakan peserta didik
antara lain adalah tes. Dalam hal ini, banyak tes yang dipergunakan untuk
membedakan peserta didik. Tes kemamuan umum seperti tes kemampuan verbal
dan numerical, dapat digunakan untuk membedakan kemampuan umum peserta
didik. Tes klerekan data diergunakan untuk membedakan kecepatan kerja dan
kecematan kerja peserta didik. Tes minat dapat digunakan untuk membedakan
minat yang dimiliki oleh peserta didik. Tes prestasi belajar data digunakan untuk
membedakan daya serap masing- masing peserta didik terhadap bahan ajaran yang
telah disampaikan pada peserta didik. Tes kepribadian dapat duganakan untuk
membedakan integritas dan kepribadian peserta didik. Dan masih banyak lagi jenis-
jenis teslain yang dapat membedakan kemampuan peserta didik
³ Sahertian, I.A, Drs. I982. Administrasi Sekolah Modern.Malang: IKIP Malang, hal 11- 16
4
peserta didik. Secara jelas, pengelompokan demikian telah diuraikan.
Aptitude Grouping adalah suatu pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas
kemampuan dan bakat mereka.
a.Kelompok Normal
b.Kelompok Sedang
c. Kelompok Tinggi
5
Selain Soetopo, terdapat satu tokoh yang memiliki pendapat mengenai dasar
pengelompokan peserta didik, yaitu Prihatin. Prihatin menyebutkan dasar
pengelompokan dalam tiga kelompok yaitu:
a.Kelompok Normal
b. Kelompok Sedang
c.Kelompok Tinggi
Tujuan dari adanya pengelompokan atau grouping adalah untuk menjalankan dan
melaksanakan kegiatan- kegiatan di sekolah seperti kegiatan proses belajar-
mengajar dengan lancar dan tertib sehingga dapat mencapai tujuan- tujuan
2
pendidikan yang telah direncanakan.
6
Tujuan lain yaitu untuk membantu meningkatkan perkembangan kemampuan
peserta didik baik perkembangan peserta didik yang cepat maupun lambat agar
tidak saling mengganggu antara peserta didik yang berkembang cepat dengan
peserta didik yang berkembang lambat. Hal ini dikarenakan peserta didik akan
mendapat perlakuan yang berbeda disesuaikan dengan tempat atau kelompok
peserta didik tersebut dimana kelompok itu disesuaikan dengan kemampuan peserta
didik.
Adapun alat ukur yang lazim dipergunakan untuk membedakan peserta didik
antara lain adalah tes. Dalam hal ini, banyak tes yang dapat dipergunakan untuk
membedakan kemampuan peserta didik.
Tes kemampuan umum seperti tes kemampuan verbal dan numerikal, dapat
dipergunakan untuk membedakan kemampuan umum peserta didik. Tes keklerekan
dapat dipergunakan untuk membedakan kecepatan kerja dan kecermatan kerja
peserta didik. Tes minat dapat dipergunakan untuk membedakan minat yang dimiliki
oleh peserta didik. Tes prestasi belajar dapat digunakan untuk membedakan daya
serap masing- masing peserta didik terhadap bahan ajaran yang telah disampaikan
kepada peserta didik. Tes kepribadian dapat dipergunakan untuk membedakan
integritasdan pribadi peserta didik
7
• Fungsi integrasi
• Fungsi perbedaan
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung : ALFABETA, 2014), hlm 69- 72.
8
1. Pengelompokan Berdasarkan Minat (Interest Grouping)
Interest Grouping, adalah pengelompokan yang didasarkan atas minar peserta didik
seperti minat pada pokok bahasan, kegiatan, topik atau tema tertentu.
Team Grouping, adalah suatu kelompok yang terbentuk karena dua atau lebih
peserta didik yang ingin bekerja dan belajar secara bersama memecahkan masalah-
masalah khusus.
Tutorial Grouping, adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik bersama- sama
dengan guru merencanakan kegiatan- kegiatan kelompoknya. Antara kelompok satu
dengab yang lain, bisa berbeda kegiatannya, karena mereka sama- sama mempunyai
otonomi untuk menentukan kelompok masing- masing.
Research Grouping, adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih peserta
didik menggarap suatu topik khususuntuk dilaporkan di depan kelas.
Full Class Grouping, adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik secara
bersama- sama mempelajari dan mendapatkan pengalaman di bidang seni.
9
7. Pengelompokan Kombinasi (Combined Class Grouping)
Combined Class Grouping, adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih kelas
yang dikumpulkab dalam suatu ruangan untuk bersama- sama menyaksikan
pemutaran film, slide, TV, dan media audio visual lainnya.
Menurut Ragan (1966) dalam Imron (1995), ada 7 jenis pengelompokan peserta
didik yang didasarkan atas realitas pendidikan di sekolah, yaitu:
The Non Grade Elementary School, yaitu sekolah dasar tanpa tingkat yang
memberikan kesempatan seluas- luasnya kepada peserta didik untuk mengambil
mata pelajaran berdasarkan kemampuan masing- masing individu peserta didiknya
yang tidak dibatasi dengan angkatan masuk. Maksud dari tidak dibatasi dengan
angkatan masuk yaitu peserta didik dapat mengambil mata pelajaran yang mungkin
sama dengan mereka dari angkatan masuk yang berbeda. Pada sistem demikian,
sistem tingkat (naik tingkat atau tidak) tidak dikenal karena adanya kelas tersebut
lebih dipandang sebagai kode atau ruangan belaka daripada tingkatan.Sistem
pengajaran pada sistem ini yaitu menggunakan sistem pengajaran secara kelompok,
di mana seorang guru melayani kelompok- kelompok yang anggota kelompoknya
mempunyai kemajuan, keinginan dan kebutuhan yang sama dari angkatan tahun
yang berbeda- beda.
Multigrade dan Multiage Grouping, adalah pengelompokan yang multi tingkat dan
multi usia yang dapat terjadi pada sekolah- sekolah yang menggunakan sistem
tingkat. Peserta didik yang berbeda tingkat dan berbeda usia akan dikelompokkan ke
dalam tempat yang sama sehingga mereka harus berinteraksi dan belajar bersama-
sama
10
Sistem ini dimaksudkan untuk mengatasi perbedaan kemampuan individual di setiap
umur dan tingkat. Masing- masing peserta didik diberi kesempatan untuk
mengerjakan tugassesuai dengan kemampuannya.
Adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik diajar oleh guru secara team.
Dalam suatu team guru merancang pengajaran secara bersama- sama dengan
anggota lainnya, dan mengadakan pembagian yang jelas antara apa yang harus
dikerjakan sendiri, dikerjakan anggota lain, dan dikerjakan bersama- sama secara
team. Dengan demikian, akan mendapatkan perspektif yang lebih luas.
6. Departementalisasi
11
Karena banyak peserta didik yang terkadang memiliki bakat yang tidak terlihat. Dan
juga guru perlu untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dimiliki oleh peserta
didik.Teknik- teknik pengelompokan peserta didik dapat didasarkan pada tiga aspek
yaitu berdasarkan kemampuan, berdasarkan kegiatan, dan berdasarkan sosio-
emosional yaitu :
1. Berdasarkan Kemampuan
a.Kemampuan siswa dalam setiap pelajaran tidak sama. Bisa saja siswa yang kuat di
bahasa, ternyata lemah di matematika.
c. Guru dapat memotivasi dan menjelaskan materi pada saat yang bersamaan. Guru
dapat berkeliling untuk melihat sejauh mana perkembangan kemampuan setiap
siswa
2. Berdasarkan Kegiatan
b. Pada saat pengelompokkan, bisa saja berubah- rubah kapan saja dan anggota
kelompok bisa tidak sama dimana tujuan akhirnya adalah ke pekerjaan yang
ditugaskan. Tugas kelompok akan sangat baik bagi siswa karena akan berpengaruh
terhadap pembentukan karakter.
c.Dalam tugas kelompok, siswa akan belajar menjadi seorang pemimpin, anggota
kelompok yang baik, bagaimana harus mendengarkan pendapat temannya,
memberikan usulan dan sebagainya.
3. Berdasarkan Sosial Emosional
a. Tidak semua siswa memiliki kematangan emosi yang sama, sifatnya pun berbeda
pula.Untuk membantu sosial emosional siswa, gurudapat mengelompokkan mereka
dengan melihat karakter yang ada. Misalnya, untuk siswa yang pemalu dapat
dikelompokkan dengan siswa yang agak berani, agar termotivasi dalam
mengekspresikan diri.
b.Kegiatan yang diberikan dapat berupa kegiatan apa saja. Pengelompokkan ini
harus direncanakan pula dalam penulisan lesson plan, dan akan sangat bermanfaat
pada saat memberikan laporan kepada orang tua murid.
c. Banyak orang melupakan perkembangan sosial emosional siswa, padahal hal ini
akan sangat berpengaruh terhadap learning style siswa bersangkutan. 5
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2012), hal 98- 111.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Imron, Ali. 1994. Manajemen Peserta Didik diSekolah. Malang: IKIP Malang
Imron, Ali. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: PTBumi
Aksara
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung : ALFABETA, 2014), hlm 69- 72.
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2012),
15