Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

Tentang:

Pengelompokan Peserta Didik

Disusun Oleh :

Murti Desfi Liani ( 2014030043 )

Dosen Pengampu :
Syukra VadhillahM.Pd

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (B)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, Sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “ Manajemen
Peserta Didik “ ini tepat Pada waktunya. Adapun pembahasan yang ada di dalam
makalah ini adalah tentang “ Pengelompokan Peserta Didik “

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat- Nya,
baik Itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan Pembuatan makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih Banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan Kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam menulismakalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Padang, 20 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan Makalah ............................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3

A. Pengertian Pengelompokan Peserta Didik .......................................... 3

B. Dasar Pengelompokan Peserta Didik ................................................. 4

C. Tujuan Dan Fungsi Pengelompokan Peserta Didik .................................. 6

D. Jenis Pengelompokan Peserta Didik .................................................. 8

E. Teknik Pengelompokan Peserta Didik .............................................. 11

BAB III PENUTUP ........................................................................ 13

A. Kesimpulan ............................................................................ 13

B. Kritik dan saran ........................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peserta didik merupakan salah satu unsur kegiatan belajar mengajar dimana
dalam proses belajar mengajar itu peserta didik perlu dikelompok- kelompokkan.
Pengelompokan lazim dikenal dengan grouping didasarkan atas pandangan bahwa
disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai perbedaan.
Kesamaan- kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran
penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan- perbedaan yang ada
pada peserta didik melahirkan pemikiran pengelompokan mereka pada kelompok
yang berbeda.

Jika perbedaan antara peserta didik satu dengan yang lain dicermati lebih
mendalam akan didapati perbedaan antara individu dan perbedaan intra individu.
Yang pertama berkenaan dengan berbedanya peserta didik satu dengan yang lain
dalam kelas dan yang kedua berkenaan dengan berbedanya kemampuan masing-
masing peserta didik dalam berbagai mata pelajaran atau bidang studi. Perbedaan
antara peserta didik dan intra peserta didik ini mengharuskan layanan pendidikan
yang berbeda terhadap mereka. Oleh karena layanan yang berbeda secara individual
demikian dianggap kurang efisien, maka dilakukan pengelompokan berdasarkan
persamaan dan perbedaan peserta didik, agar kekurangan pada pengajaran secara
klasikal dapat dikurangi.

Tujuan dari pengelompokan tersebut adalah untuk mempermudah peserta didik


untuk berkembang. Jadi jika dengan pengelompokan tersebut justru menghambat
perkembangan peserta didik, maka pengelompokan tersebut tidak diperlukan.
Banyak cara dalam pengelompokan peserta didik diantaranya adalah berdasarkan
kemampuan peserta didik dalam memahami suatu mata pelajaran, berdasarkan
kegiatan yang diikuti oleh peserta didik, dan berdasarkan kondisi sosial dan
emosional peserta didik.

1
Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta
didik secara terus menerus bertumbuh dan berkembang. Dengan adanya
pertumbuhan dan perkembangan tersebut peserta didik diharuskan mampu
mengembangkan potensinya seoptimal mungkin, maka dilakukanlah
pengelompokan peserta didik. Oleh karena itu penting adanya pengelompokan
peserta didik.

Pengelompokkan peserta didik dilakukan setelah peserta didik tersebut diterima


dan melakukan daftar ulang. Dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa hal
mengenai pengelompokkan peserta didik, mulai dari alasan, pengertian, tujuan,
fungsi, dasar, jenis, dan teknik pengelompokan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Pengelompokan Peserta Didik ?

2. Bagaimana Dasar Pengelompokan Peserta Didik ?

3. Bagaimana Tujuan Dan Funsi Pengelompokan Peserta Didik ?

4.Bagimana Jenis Pengelompokan Peserta Didik ?

5. Bagaimana Teknik Pengelompokan Peserta Didik ?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Pengelompokan Peserta Didik ?

2. Untuk Mengetahui Bagaimana Dasar Pengelompokan Peserta Didik ?

3Untuk Mengetahui Bagaimana Tujuan Dan Fungsi Pengelompokan Peserta Didik ?

4.Untuk Mengetahui Bagaimana Jenis Pengelompokan Peserta Didik ?

5. Untuk Mengetahui Bagaimana Teknik Pengelompokan Peserta Didik ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelompokan Peserta Didik

Pengelompokan lazim dikenal dengan grouping didasarkan atas pandangan


bahwa disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai
perbedaan. Kesamaan- kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran
penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan- perbedaan yang ada
pada peserta didik melahirkan pemikiran pengelompokan mereka pada kelompok
yang berbeda. Pengelompokan peserta didik adalah suatu cara sekolah untuk
memberikan pelayanan yang maksimal kepada peserta didik. Menurut imron
(2012:97) pengelompokan atau grouping adalah suatu penempatan peserta didik
sesuai dengan karakteristik karakteristik yang ada pada peserta didik.

Pengelompokan bukan dimaksudkan untuk mengkotak- kotakkan peserta didik,


melainkan justru bermaksud membantu mereka agar dapat berkembang seoptimal
mungkin. Jika maksud pengelompokan demikian malah tidak tercapai, maka peserta
didik justru tidak perlu dikelompokkan atau digolong- golongkan.Dengan adanya
pengelompokan peserta didik juga mudah dikenali. Sebab, tidak jarang peserta didik
di dalam kelas berada dalam keadaan heterogen dan bukannya homogen. Tentu,
heterogenitas demikian, seberapa dapat diketahui tingkatannya sangat bergantung
kemampuan diskriminan alat ukur yang digunakan untuk membedakan. Semakin
tinggi tingkat kemampuan membedakan alat ukur yang digunakan, semakin tinggi
pula tingkat heterogenitaspeserta didik yang ada di sekolah.

Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa


eserta didik secara terus menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik satu dengan yang lain berbeda. 1

1 Imron, Ali. 1994. Manajemen Peserta Didik diSekolah. Malang: IKIP Malang,hal 14

²Imron, Ali. 1994. Manajemen Peserta Didik diSekolah. Malang: IKIP Malang, hal 30

3
Agar perkembangan peserta didik yang cepat tidak mengganggu peserta didik yang
lambat dan sebaliknya, maka dilakukanlah pengelomokan peserta didik, tidak jarang
dalam pengajaran menggunakan sistem klasikal, peserta didik yang lambat, tidak
akan dapat mengejar peserta didik yang cepat.

Adapun alat ukur yang bisa dipergunakan untuk membedakan peserta didik
antara lain adalah tes. Dalam hal ini, banyak tes yang dipergunakan untuk
membedakan peserta didik. Tes kemamuan umum seperti tes kemampuan verbal
dan numerical, dapat digunakan untuk membedakan kemampuan umum peserta
didik. Tes klerekan data diergunakan untuk membedakan kecepatan kerja dan
kecematan kerja peserta didik. Tes minat dapat digunakan untuk membedakan
minat yang dimiliki oleh peserta didik. Tes prestasi belajar data digunakan untuk
membedakan daya serap masing- masing peserta didik terhadap bahan ajaran yang
telah disampaikan pada peserta didik. Tes kepribadian dapat duganakan untuk
membedakan integritas dan kepribadian peserta didik. Dan masih banyak lagi jenis-
jenis teslain yang dapat membedakan kemampuan peserta didik

B. Dasar- Dasar Pengelompokan Peserta Didik

Handayat Soetopo mengemukakan empat dasar pengelompokan peserta didik,


yaitu:

1. Pengelompokan Berdasarkan Kesukaan Memilih Teman (Frendship Grouping)

Frendship Grouping adalah pengelompokan peserta didik didasarkan ataskesukaan


memilih teman. Masing- masing peserta didik diberi kesempatan untuk memilih
anggota kelompoknya sendiri serta menetapkan orang- orang yang dijadikan sebagai
pemimpin kelompoknya.

2. Pengelompokan Berdasarkan Prestasi (Achievement Grouping)

Achievement Grouping adalah suatu pengelompokan yang didasarkan atas prestasi

³ Sahertian, I.A, Drs. I982. Administrasi Sekolah Modern.Malang: IKIP Malang, hal 11- 16

4
peserta didik. Secara jelas, pengelompokan demikian telah diuraikan.

3. Pengelompokan Berdasarkan Bakat (Aptitude Grouping)

Aptitude Grouping adalah suatu pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas
kemampuan dan bakat mereka.

4. Pengelompokan Berdasarkan Minat (Attention Or Interest Grouping)

Attention Or Interest Grouping adalah pengelompokan peserta didik yang


didasarkan atasperhatian mereka atau minat mereka. Pengelompokan demikian dan
sekaligus juga meminatinya. Tidak semua peserta didik yang mampu sesuatu
sekaligusjuga meminatinya.

5. Pengelompokan Berdasarkan Kecerdasan (Intelegent Grouping)

Intelegent Grouping adalah Pengelompokan yang didasarkan hasil tes kecerdasan


atau intelegensi. Dari sumber lain ada juga dalam pembelajaran peserta didik dapat
diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, yaitu:

a.Kelompok Normal

Mengembangkan pemahaman tentang prinsip dan praktik aplikasi, mengembangkan


kemampuan praktik akademik yang berhubungan dengan pekerjaan.

b.Kelompok Sedang

Mengembangkan kemahiran berkomunikasi, kemahiran menggali potensi diri dan


aplikasi praktikal, mengembangkan kemahiran akademik dan kemahiran praktikal
sehubungan dengan perkembangan dunia kerja maupun melanjutkan program
pendidikan profesional.

c. Kelompok Tinggi

Mengembangkan pemahaman tentang prinsip, teori dan aplikasi. Mengembangkan


kemampuan akademik untuk memasuki pendidikan tinggi. Pengelompokan peserta
didik ini perlu dijadikan bahan pertimbangan dan diperhatikan dalam menyusun
kurikulum dan pengembangan pembelajaran

5
Selain Soetopo, terdapat satu tokoh yang memiliki pendapat mengenai dasar
pengelompokan peserta didik, yaitu Prihatin. Prihatin menyebutkan dasar
pengelompokan dalam tiga kelompok yaitu:

a.Kelompok Normal

Mengembangkan pemahaman tentang prinsip dan praktik aplikasi, mengembangkan


kemampuan praktik akademik yang berhubungan dengan pekerjaan

b. Kelompok Sedang

Mengembangkan kemahiran berkomunikasi, kemahiran menggali potensi diri, dan


aplikasi praktikal, mengembangkan kemahiran akademik sehubungan dengan
perekembangan dunia kerja maupun melanjutkan program pendidikan professional.

c.Kelompok Tinggi

Mengembangkan pemahaman tentang prinsip, teori, dan aplikasi. Mengembangkan


kemampuan akademik untuk memasuki pendidikan tinggi. Pengelompokan peserta
didik ini perlu dijadikan bahan pertimbangan dan diperhatikan dalam menyusun
kurikulum dan pengembangan pembelajaran

C. Tujuan Dan Fungsi Pengelompokan Peserta Didik

• Tujuan Pengelompokan Peserta Didik

Tujuan dari adanya pengelompokan atau grouping adalah untuk menjalankan dan
melaksanakan kegiatan- kegiatan di sekolah seperti kegiatan proses belajar-
mengajar dengan lancar dan tertib sehingga dapat mencapai tujuan- tujuan
2
pendidikan yang telah direncanakan.

Khusnuridlo, 2010. Pengaturan Pengelompokkan Peserta Didik,

Prihatin, Eka. 2014. Manajemen Peserta Didik . Bandung : ALFABETA

6
Tujuan lain yaitu untuk membantu meningkatkan perkembangan kemampuan
peserta didik baik perkembangan peserta didik yang cepat maupun lambat agar
tidak saling mengganggu antara peserta didik yang berkembang cepat dengan
peserta didik yang berkembang lambat. Hal ini dikarenakan peserta didik akan
mendapat perlakuan yang berbeda disesuaikan dengan tempat atau kelompok
peserta didik tersebut dimana kelompok itu disesuaikan dengan kemampuan peserta
didik.

Dengan adanya pengelompokan, peserta didik akan mudah dikenali sebab,


tidak jarang dari peserta didik di dalam kelas berada dalam keadaan heterogen dan
bukannya homogen. Tentu, heterogenitas demikian dapat diketahui tingkatannya
sesuai kemampuan diskriminan alat ukur yang dipergunakan untuk membedakan.
Semakin tinggi tingkat kemampuan membedakan alat ukur yang dipergunakan,
semakin tinggi pula tingkatan heterogenitaspeserta didik yang ada di sekolah.

Adapun alat ukur yang lazim dipergunakan untuk membedakan peserta didik
antara lain adalah tes. Dalam hal ini, banyak tes yang dapat dipergunakan untuk
membedakan kemampuan peserta didik.

Tes kemampuan umum seperti tes kemampuan verbal dan numerikal, dapat
dipergunakan untuk membedakan kemampuan umum peserta didik. Tes keklerekan
dapat dipergunakan untuk membedakan kecepatan kerja dan kecermatan kerja
peserta didik. Tes minat dapat dipergunakan untuk membedakan minat yang dimiliki
oleh peserta didik. Tes prestasi belajar dapat digunakan untuk membedakan daya
serap masing- masing peserta didik terhadap bahan ajaran yang telah disampaikan
kepada peserta didik. Tes kepribadian dapat dipergunakan untuk membedakan
integritasdan pribadi peserta didik

• Fungsi Pengelompokan Peserta Didik

Menurut Yeager (Imron, 2015:112) dalam pengelompokan peserta didik didasarkan


atasdua fungsi yaitu fungsi integrasi dan fungsi perbedaan.

7
• Fungsi integrasi

Fungsi ini merupakan pengelompokan berdasarkan kesamaan- kesamaan peserta


didik. Pengelompokkan ini berdasarkan jenis kelamin, umur, dan sebagainya.
Pengelompokkan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran yang bersifat
klasikal.

• Fungsi perbedaan

Fungsi ini merupakan pengelompokkan peserta didik didasarkan kepada perbedaan-


perbedaan yang ada dalam individu peserta didik, seperti minat, bakat, kemampuan,
dan sebagainya. Pengelompokkan berdasarkan fungsi ini menghasilkan
pembelajaran yang bersifat individual

D. Jenis- Jenis Pengelompokan Peserta Didik

Menurut Mitchun (1960) dalam Imron (1995) mengemukakan dua jenis


pengelompokan peserta didik yaitu ability grouping dan sub grouping with in the
class. Ability grouping adalah pengelompokan berdasarkan kemampuan di dalam
setting sekolah. Sedangkan sub grouping with in the class adalah pengelompokan
dalam setting kelas.

Pengelompokan yang didasarkan atas kemampuan adalah suatu


pengelompokan dimana peserta didik yang pandai dikumpulkan dengan yang pandai,
yang kurang pandai dikumpulkan dengan yang kurang pandai. Sementara,
pengelompokan dalam setting kelas adalah suatu kelompok dimana peserta didik
pada masing- masing kelas, dibagi lagi menjadi beberapa kelompok kecil.
Pengelompokan ke dalam kelompok- kelompok kecil demikian, juga memberi
kesempatan kepada masing- masing individu untuk masuk ke dalam lebih dari satu
kelompok yang dibentuk berdasarkan karakteristik individu. Terdapat beberapa
macam kelompok kecil di dalam kelas ini, yaitu : 3

Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung:ALFABETA, 2014) hal 69- 70

Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung : ALFABETA, 2014), hlm 69- 72.

8
1. Pengelompokan Berdasarkan Minat (Interest Grouping)

Interest Grouping, adalah pengelompokan yang didasarkan atas minar peserta didik
seperti minat pada pokok bahasan, kegiatan, topik atau tema tertentu.

2. Pengelompokan Berdasarkan Kebutuhan Khusu (Special Need Grouping)

Special Need Grouping, adalah pengelompokan berdasarkan kebutuhan- kebutuhan


khusus peserta didik. Maksudnya peserta didik yang telah tergabung ke dalam
kelompok- kelompok tertentu dapat membentuk kelompok baru untuk belajar
keterampilan khusus.

3. Pengelompokan Beregu (Team Grouping)

Team Grouping, adalah suatu kelompok yang terbentuk karena dua atau lebih
peserta didik yang ingin bekerja dan belajar secara bersama memecahkan masalah-
masalah khusus.

4. Pengelompokan Tutorial (Tutorial Grouping)

Tutorial Grouping, adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik bersama- sama
dengan guru merencanakan kegiatan- kegiatan kelompoknya. Antara kelompok satu
dengab yang lain, bisa berbeda kegiatannya, karena mereka sama- sama mempunyai
otonomi untuk menentukan kelompok masing- masing.

5 Pengelompokan Penelitian (Research Grouping)

Research Grouping, adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih peserta
didik menggarap suatu topik khususuntuk dilaporkan di depan kelas.

6. Pengelompokan Kelas Utuh (Full Class Grouping)

Full Class Grouping, adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik secara
bersama- sama mempelajari dan mendapatkan pengalaman di bidang seni.

9
7. Pengelompokan Kombinasi (Combined Class Grouping)

Combined Class Grouping, adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih kelas
yang dikumpulkab dalam suatu ruangan untuk bersama- sama menyaksikan
pemutaran film, slide, TV, dan media audio visual lainnya.

Menurut Ragan (1966) dalam Imron (1995), ada 7 jenis pengelompokan peserta
didik yang didasarkan atas realitas pendidikan di sekolah, yaitu:

1. The Non Grade Elementary School

The Non Grade Elementary School, yaitu sekolah dasar tanpa tingkat yang
memberikan kesempatan seluas- luasnya kepada peserta didik untuk mengambil
mata pelajaran berdasarkan kemampuan masing- masing individu peserta didiknya
yang tidak dibatasi dengan angkatan masuk. Maksud dari tidak dibatasi dengan
angkatan masuk yaitu peserta didik dapat mengambil mata pelajaran yang mungkin
sama dengan mereka dari angkatan masuk yang berbeda. Pada sistem demikian,
sistem tingkat (naik tingkat atau tidak) tidak dikenal karena adanya kelas tersebut
lebih dipandang sebagai kode atau ruangan belaka daripada tingkatan.Sistem
pengajaran pada sistem ini yaitu menggunakan sistem pengajaran secara kelompok,
di mana seorang guru melayani kelompok- kelompok yang anggota kelompoknya
mempunyai kemajuan, keinginan dan kebutuhan yang sama dari angkatan tahun
yang berbeda- beda.

2. Pengelompokan Kelas Rangkap (Multigrade and Multiage Grouping)

Multigrade dan Multiage Grouping, adalah pengelompokan yang multi tingkat dan
multi usia yang dapat terjadi pada sekolah- sekolah yang menggunakan sistem
tingkat. Peserta didik yang berbeda tingkat dan berbeda usia akan dikelompokkan ke
dalam tempat yang sama sehingga mereka harus berinteraksi dan belajar bersama-
sama

3. Pengelompokan Kemajuan Rangkap (The Duel Progress Plan Grouping)

The duel progressplan grouping adalah sistem pengelompokan kemajuan rangkap.

10
Sistem ini dimaksudkan untuk mengatasi perbedaan kemampuan individual di setiap
umur dan tingkat. Masing- masing peserta didik diberi kesempatan untuk
mengerjakan tugassesuai dengan kemampuannya.

4. Penempatan Sekelompok Siswa pada Seorang Guru (Self Contained Classroom)

Self Contained Classroom adalah penempatan sekelompok peserta didik pada


seorang guru.

5. Pembelajaran Beregu (Team Teaching)

Adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik diajar oleh guru secara team.
Dalam suatu team guru merancang pengajaran secara bersama- sama dengan
anggota lainnya, dan mengadakan pembagian yang jelas antara apa yang harus
dikerjakan sendiri, dikerjakan anggota lain, dan dikerjakan bersama- sama secara
team. Dengan demikian, akan mendapatkan perspektif yang lebih luas.

6. Departementalisasi

Departementalisasi adalah sistem pengelompokan peserta didik, dimana guru hanya


mengkhususkan diri pada satu mata pelajaran tertentu.

7. Pengelompokan Berdasarkan Kemampuan (Ability grouping)

Ability grouping adalah sistem pengelompokan berdasarkan kemampuan peserta


didik. Peserta didik yang mempunyai kemampuan yang sama ditempatkan pada
kelompok yang sama.

E. Teknik - Teknik Pengelompokan Peserta Didik

Untuk menempatkan peserta didik dalam kelompok, diperlukan pemahaman


guru mengenai kondisi sosial emosional peserta didik. Hal tersebut berguna untuk
mengetahui bagaimana perkembangan emosi peserta didik dalam suatu kelompok.
Selain itu, diperlukan juga pemahaman guru mengenai kemampuan yang dimiliki
4
oleh peserta didik.

Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung : ALFABETA,2014) hlm 74- 75

11
Karena banyak peserta didik yang terkadang memiliki bakat yang tidak terlihat. Dan
juga guru perlu untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dimiliki oleh peserta
didik.Teknik- teknik pengelompokan peserta didik dapat didasarkan pada tiga aspek
yaitu berdasarkan kemampuan, berdasarkan kegiatan, dan berdasarkan sosio-
emosional yaitu :

1. Berdasarkan Kemampuan

a.Kemampuan siswa dalam setiap pelajaran tidak sama. Bisa saja siswa yang kuat di
bahasa, ternyata lemah di matematika.

b. Pengelompokkan kemampuan siswa dapat berubah sewaktu- waktu dan berubah-


rubah untuk setiap mata pelajaran, bahkan untuk suatu konsep tertentu. Akan
mudah bagi seorang guru apabila siswa yang memilliki kemampuan yang sama
berada duduk di meja yang sama.

c. Guru dapat memotivasi dan menjelaskan materi pada saat yang bersamaan. Guru
dapat berkeliling untuk melihat sejauh mana perkembangan kemampuan setiap
siswa

2. Berdasarkan Kegiatan

a. Pada proses belajar dengan jenis pengelompokkannya berdasarkan kebutuhan


saja.

b. Pada saat pengelompokkan, bisa saja berubah- rubah kapan saja dan anggota
kelompok bisa tidak sama dimana tujuan akhirnya adalah ke pekerjaan yang
ditugaskan. Tugas kelompok akan sangat baik bagi siswa karena akan berpengaruh
terhadap pembentukan karakter.

c.Dalam tugas kelompok, siswa akan belajar menjadi seorang pemimpin, anggota
kelompok yang baik, bagaimana harus mendengarkan pendapat temannya,
memberikan usulan dan sebagainya.
3. Berdasarkan Sosial Emosional

a. Tidak semua siswa memiliki kematangan emosi yang sama, sifatnya pun berbeda
pula.Untuk membantu sosial emosional siswa, gurudapat mengelompokkan mereka
dengan melihat karakter yang ada. Misalnya, untuk siswa yang pemalu dapat
dikelompokkan dengan siswa yang agak berani, agar termotivasi dalam
mengekspresikan diri.

b.Kegiatan yang diberikan dapat berupa kegiatan apa saja. Pengelompokkan ini
harus direncanakan pula dalam penulisan lesson plan, dan akan sangat bermanfaat
pada saat memberikan laporan kepada orang tua murid.

c. Banyak orang melupakan perkembangan sosial emosional siswa, padahal hal ini
akan sangat berpengaruh terhadap learning style siswa bersangkutan. 5

Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2012), hal 98- 111.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengelompokan lazim dikenal dengan grouping didasarkan atas pandangan


bahwa disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai
perbedaan. Pengelompokan bukan dimaksudkan untuk mengkotak- kotakkan
peserta didik, melainkan justru bermaksud membantu mereka agar dapat
berkembang seoptimal mungkin.

Beberapa kelompok- kelompok kecil pada masing- masing kelas demikian


dapat dibentuk berdasarkan karakteristik individu, yaitu : Pertama, pengelompokan
berdasarkan karakteristik yang terdiri dari pengelompokan berdasarkan minat
(Interest Grouping), Pengelompokan Berdasarkan Kebutuhan Khusus (Special Need-
Grouping), Pengelompokan Beregu (team grouping), Pengelompokan Tutorial
(Tutorial grouping), Pengelompokan Penelitian (Research grouping), Pengelompokan
Kelas Utuh (Full- Class grouping), Pengelompokan Kombinasi (Combined Class
Grouping). Kedua, Pengelompokan Berdasarkan Realitas Pendidikan Sekolah yang
terdiri dari SD Tanpa Tingkat (The Non Grade Elementary School), Pengelompokan
Kelas Rangkap (Multi Grade and Multi Age Grouping), Pengelompokan Kemajuan
Rangkap ( The Dual Progress lan grouping), Penempatan sekelompok Siswa Pada
Seorang Guru (Self- Contined Classroom), Pembelajaran Beregu (Team Teaching),
Departementalisasi yang mana dari kesemuanya itu memiliki kelebihan dan
kekurangan masing- masing.

Dasar- dasar pengelompokan peserta didik terdiri dari Pengelompokan


Berdasarkan Kesukaan Memilih Teman (Frendship Grouping), Pengelompokan
Berdasarkan Prestasi (Achievement Grouping), Pengelompokan Berdasarkan Bakat
(Aptitude Grouping), Pengelompokan Berdasarkan Bakat (Attention Or Interest
Grouping), Pengelompokan Berdasarkan Kecerdasan (Intelegent Grouping) .

13
B. Saran

Dalam mengelompokan peserta didik, harus dipahami kebutuhan peserta didik


tersebut apakah memerlukan pengelompokan atau justru tidak memerlukan
pengelompokan tersebut. Guru dan Kepala Sekolah harus cermat dalam menilai hal
tersebut, karena hal ini sangat mempengaruhi perkembangan peserta didik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Imron, Ali. 1994. Manajemen Peserta Didik diSekolah. Malang: IKIP Malang

Sahertian, I.A, Drs. I982. Administrasi Sekolah Modern.Malang: IKIP Malang

Tim dosen AP. 1989 .Administrasi Pendidikan.Malang: Jurusan Administrasi

Pendidikan FIP IKIP Malang

Khusnuridlo, 2010. Pengaturan Pengelompokkan Peserta Didik,

Imron, Ali. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: PTBumi

Aksara

Prihatin, Eka. 2014. Manajemen Peserta Didik . Bandung : ALFABETA

Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung:ALFABETA, 2014) hal 69- 70

Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung : ALFABETA, 2014), hlm 69- 72.

Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2012),

hal 98- 111.

Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung : ALFABETA,2014) hlm 74- 75

15

Anda mungkin juga menyukai