AMA ALFIAN
NIM: 21711215
KENDARI
2019
ii
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................3
BAB III
PENUTUP. ................................................................................................................17
A. Kesimpulan...................................................................................................17
B. Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur milik Allah SWT, Pencipta semesta alam, yang menaburkan
kehidupan dengan penuh hikmah. Dengan limpahan rahmat, taufik serta inayah-Nya,
penulis diberikan kekuatan untuk menyeleseikan makalah yang berjudul “
Pengelompokan Peserta Didik”.
Sholawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW, sang penerang umat, juga kepada keluarga yang
mulia,sahabatnya yang tercinta dan umatnya yang setia akhir zaman semoga kita
mendapat syafaat-Nya, Amin.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan
partisipasi dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.
Sebagaimana pepatah mengatakan Tiada gading yang tak retak, maka penulisan
makalah inipun tentunya dijumpai banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharap tegur serta saran-saran
penyempurnaan, agar kekurangan dan kelemahan yang ada tidak sampai mengurangi nilai
dan manfaat bagi pendidikan pada umumnya.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peserta didik merupakan salah satu unsur kegiatan belajar mengajar dimana dalam
proses belajar mengajar itu peserta didik perlu untuk dikelompok-kelompokkan.
Pengelompokan atau lazim dikenal dengan grouping didasarkan atas pandangan bahwa
disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai perbedaan.
Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada
kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada melahirkan pemikiran
pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda.
Jika perbedaan antara peserta didik satu dengan yang lain dicermati lebih
mendalam, akan didapati perbedaan antara individu dan perbedaan intra individu. Yang
pertama berkenaan dengan berbedanya peserta didik satu dengan yang lain dalam kelas,
dan yang kedua berkenaan dengan berbedanya kemampuan masing-masing peserta didik
dalam berbagai mata pelajaran atau bidang studi. Perbedaan antar peserta didik dan intra
peserta didik ini mengharuskan layanan pendidikan yang berbeda terhadap mereka. Oleh
karena layanan yang berbeda secara individual demikian dianggap kurang efisien, maka
dilakukan pengelompokan berdasarkan persamaan dan perbedaan peserta didik, agar
kekurangan pada pengajaran secara klasikal dapat dikurangi.
Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta
didik secara terus menerus bertumbuh dan berkembang. Dengan adanya pertumbuhan dan
perkembangan tersebut peserta didik diharuskan mampu mengembangkan potensinya
seoptimal mungkin, maka dilakukanlah pengelompokan peserta didik. Oleh karena itu
penting adanya pengelompokan peserta didik, berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai
Pengaturan Pengelompokan Peserta Didik.
ii
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, berikut disajikan empat rumusan
masalah.
C. Tujuan Penulisan
ii
BAB II
PEMBAHASAN
Jika perbedaan antara peserta didik satu dengan yang lain dicermati lebih
mendalam, akan didapati perbedaan antar individu dan perbedaan intra individu. Yang
pertama lebih teraksentuasi pada berbedanya peserta didik satu dengan yang lain dalam
kelas. Kedua, lebih teraksentuasi pada berbedanya kemampuan masing-masing peserta
didik dalan berbagai mata pelajaran atau bidang studi.
Berbedanya antar peserta didik dan intra peserta didik, mengharuskan layanan
pendidikan yang berbeda terhadap mereka. Oleh karena layanan yang berbeda secara
individual demikian dianggap kurang efisien, maka dilakukanlah pengelompikab
berdasarkan persamaan dan perbedaab peserta didik agar kekurangan pada pengajarab
ii
secara klasikal dapat dikurangi. Dengan perkataan lain, pengelompokan adalah
konvergensi dari pengajaran sistem klasikal dan sistem individual.
Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta
didik secara terus-menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik satu dengan yang lain berbeda. Agar perkembangan peserta didik yang cepat
tidak mengganggu peserta didik yang lambat dan begitu sebaliknya, dilakukanlah
pengelompokan peserta didik.
Dengan adanya pengelompokan, peserta didik akan mudah dikenali sebab, tidak
jarang dari peserta didik di dalam kelas berada dalam keadaan heterogen dan bukannya
homogen. Tentu, heterogenitas demikian dapat diketahui tingkatannya sesuai kemampuan
diskriminan alat ukur yang dipergunakan untuk membedakan. Semakin tinggi tingkat
kemampuan membedakan alat ukur yang dipergunakan, semakin tinggi pula tingkatan
heterogenitas peserta didik yang ada di sekolah.
ii
Adapun alat ukur yang lazim dipergunakan untuk membedakan peserta didik antara
lain adalah tes. Dalam hal ini, banyak tes yang dapat dipergunakan untuk membedakan
kemampuan peserta didik. Tes kemampuan umum seperti tes kemampuan verbal dan
numerikal, dapat dipergunakan untuk membedakan kemampuan umum peserta didik. Tes
keklerekan dapat dipergunakan untuk membedakan kecepatan kerja dan kecermatan kerja
peserta didik. Tes minat dapat dipergunakan untuk membedakan minat yang dimiliki oleh
peserta didik. Tes prestasi belajar dapat digunakan untuk membedakan daya serap
masing-masing peserta didik terhadap bahan ajaran yang telah disampaikan kepada
peserta didik. Tes kepribadian dapat dipergunakan untuk membedakan integritas dan
pribadi peserta didik.
1. Friendship Grouping
2. Achievement Grouping
ii
Achievement grouping, adalah pengelompokan yang didasarkan atas prestasi peserta
didik.
3. Aptitude Grouping
Attention or interest grouping, adalah pengelompokan yang didasarkan atas minat peserta
didik.
5. Intelligent Grouping
Intelligent grouping, adalah pengelompokan yang didasarkan atas hasil tes kecerdasan
atau intelegensi.
Teknik-teknik pengelompokan peserta didik dapat didasarkan pada tiga aspek yaitu
berdasarkan kemampuan, berdasarkan kegiatan, dan berdasarkan sosio-emosional.
(www.doublehelixprivat.com)
1. Berdasarkan Kemampuan
a. Kemampuan siswa dalam setiap pelajaran tidak sama. Bisa saja siswa yang kuat
di bahasa, ternyata lemah di matematika.
b. Pengelompokkan kemampuan siswa dapat berubah sewaktu-waktu dan berubah-
rubah untuk setiap mata pelajaran, bahkan untuk suatu konsep tertentu. Akan
mudah bagi seorang guru apabila siswa yang memilliki kemampuan yang sama
berada duduk di meja yang sama.
c. Guru dapat memotivasi dan menjelaskan materi pada saat yang bersamaan. Guru
dapat berkeliling untuk melihat sejauh mana perkembangan kemampuan setiap
siswa
2. Berdasarkan Kegiatan
ii
a. Pada proses belajar dengan jenis pengelompokkannya berdasarkan kebutuhan
saja.
b. Pada saat pengelompokkan, bisa saja berubah-rubah kapan saja dan anggota
kelompok bisa tidak sama dimana tujuan akhirnya adalah ke pekerjaan yang
ditugaskan. Tugas kelompok akan sangat baik bagi siswa karena akan
berpengaruh terhadap pembentukan karakter.
c. Dalam tugas kelompok, siswa akan belajar menjadi seorang pemimpin, anggota
kelompok yang baik, bagaimana harus mendengarkan pendapat temannya,
memberikan usulan dan sebagainya.
a. Tidak semua siswa memiliki kematangan emosi yang sama, sifatnya pun
berbeda pula.Untuk membantu sosial emosional siswa, gurudapat
mengelompokkan mereka dengan melihat karakter yang ada. Misalnya,
untuk siswa yang pemalu dapat dikelompokkan dengan siswa yang agak
berani, agar termotivasi dalam mengekspresikan diri.
b. Kegiatan yang diberikan dapat berupa kegiatan apa saja. Pengelompokkan ini
harus direncanakan pula dalam penulisan lesson plan, dan akan sangat
bermanfaat pada saat memberikan laporan kepada orang tua murid.
c. Banyak orang melupakan perkembangan sosial emosional siswa, padahal hal
ini akan sangat berpengaruh terhadap learning style siswa bersangkutan.
ii
menjadi beberapa kelompok kecil. Pengelompokan ke dalam kelompok-kelompok kecil
demikian, juga memberi kesempatan kepada masing-masing individu untuk masuk ke
dalam lebih dari satu kelompok yang dibentuk berdasarkan karakteristik individu.
Terdapat beberapa macam kelompok kecil di dalam kelas ini, yaitu: interest grouping,
special need grouping, team grouping, tutorial grouping, research grouping, full class
grouping, dan combined class grouping.
Interest Grouping, adalah pengelompokan yang didasarkan atas minar peserta didik
seperti minat pada pokok bahasan, kegiatan, topik atau tema tertentu.
Team Grouping, adalah suatu kelompok yang terbentuk karena dua atau lebih peserta
didik yang ingin bekerja dan belajar secara bersama memecahkan masalah-masalah
khusus.
Research Grouping, adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih peserta didik
menggarap suatu topik khusus untuk dilaporkan di depan kelas.
ii
Full Class Grouping, adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik secara bersama-
sama mempelajari dan mendapatkan pengalaman di bidang seni.
Combined Class Grouping, adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih kelas
yang dikumpulkab dalam suatu ruangan untuk bersama-sama menyaksikan pemutaran
film, slide, TV, dan media audio visual lainnya.
Menurut Ragan (1966) dalam Imron (1995), ada 7 macam pengelompokan peserta
didik yang didasarkan atas realitas pendidikan di sekolah, yaitu: the non grade
elementary school, multi grade and multi age grouping, the duel progress plan, self
contained classroom, team teaching, departementalisasi dan ability school.
The Non Grade Elementary School, yaitu sekolah dasar tanpa tingkat yang memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk mengambil mata pelajaran
berdasarkan kemampuan masing-masing individu peserta didiknya yang tidak dibatasi
dengan angkatan masuk. Maksud dari tidak dibatasi dengan angkatan masuk yaitu peserta
didik dapat mengambil mata pelajaran yang mungkin sama dengan mereka dari angkatan
masuk yang berbeda. Pada sistem demikian, sistem tingkat (naik tingkat atau tidak) tidak
dikenal karena adanya kelas tersebut lebih dipandang sebagai kode atau ruangan belaka
daripada tingkatan.
Sistem pengajaran pada sistem ini yaitu menggunakan sistem pengajaran secara
kelompok, di mana seorang guru melayani kelompok-kelompok yang anggota
kelompoknya mempunyai kemajuan, keinginan dan kebutuhan yang sama dari angkatan
tahun yang berbeda-beda.
ii
c. Peserta didik akan dibantu sesuai dengan tingkat dan kecepatan
perkembangannya.
d. Peserta didik akan puas karena peserta didik memperoleh apa yang sesuai dengan
yang mereka inginkan.
e. Terdapat kerja sama yang baik antara peserta didik dengan gurunya karena tidak
terjadi perbedaan interpretasi.
f. Peserta didik akan merasa mendapatkan layanan pendidikan yang terbaik.
ii
c. Meningkatkan kepercayaan diri peserta didik yang mempunyai kemampuan
tinggi pada tingkat yang lebih rendah dan usia yang lebih muda.
d. Mendorong kuatnya kompetisi peserta didik akibat adanga heterogenitas dalam
pengelompokan ini sehingga dapat memacu dalam peningkatan prestasi peserta
didik.
a. Peserta didik yang lebih rendah tingkatannya dan yang lebih rendah tingkat
usianya akan merasa dipaksakan menyesuaikan diri dengan peserta didik yang
lebih tinggi usia dan tingkatannya.
b. Peserta didik yang lebih tinggi usianya dan lebih tinggi tingkatnya akan menjadi
malas jika mendapati bahwa anggota kelompok lain berasal dari usia dan tingkat
yang lebih rendah dengan kemampuan yang tidak dapat membantu banyak untuk
kelompok. Sebaliknya, jika ternyata lebih tinggi kemampuannya, akan merasa
dirinya tersaingi dan bisa menjatuhkan privasinya.
a. Peserta didik yang lebih rendah tingkatannya dan yang lebih muda usianya akan
merasa dipaksa menyesuaikan diri dengan peserta didik yang lebih tinggi
tingkatan dan usianya.
ii
b. Peserta didik yang lebih tinggi tingkatan dan usianya akan malas jka mendapati
anggota kelompok lain yang berasal dari tingkatan dan usia yang lebih rendah
ternyata tidak dapat berbuat banyak untuk kelompoknya. Dan begitu pula
sebaliknya, akan merasa tersaingi jika peserta didik yang lebih rendah tingkatan
dan usianya mempunyai kemampuan yang lebih tinggi.
Adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik diajar oleh guru secara team. Dalam
suatu team guru merancang pengajaran secara bersama-sama dengan anggota lainnya, dan
mengadakan pembagian yang jelas antara apa yang harus dikerjakan sendiri, dikerjakan
anggota lain, dan dikerjakan bersama-sama secara team. Dengan demikian, akan
mendapatkan perspektif yang lebih luas.
ii
b. Tidak terjadi kekosongan guru, karena guru satu yang berhalangan hadir dapat
diganti oleh guru yang lain.
a. Pengajaran bisa gagal jika kerjasama antar anggota team tidak berjalan dengan
baik.
b. Banyak waktu yang digunakan untuk merencanakan kerja team.
c. Memerlukan tempat dan ruang khusus.
a. 6. Departementalisasi
a. Guru akan lebih kompeten mengajar karena ia mendalami terhadap apa yang
akan mereka ajarkan.
b. Peserta didik mendapatkan pengetahuan yang dalam, karena yang memberikan
materi adalah guru yang ahli dalam bidangnya.
a. Bisa terjadi kekosongan guru saat guru lain tidak hadir, guru lain tidak bisa
menggantikan, karena hanya terfokus pada satu mata pelajaran.
b. Menyebabkan guru menjadi malas belajar karena sudah merasa ahli di bidangnya.
c. Guru cenderung menganggap bahwa keahliannya yang lebih penting dibanding
keahlian orang lain.
Keuntungan ability group adalah:
ii
b. Peserta didik yang mempunyai kemampuan lebih tinggi tidak merasa terhambat
perkembangannya oleh peserta didik yang berkemampuan rendah.
c. Peserta didik yang mempunyai kemampuan sama akan dapat saling mengisi dan
membantu perkembangan kemampuan mereka.
d. Peserta didik yang berkemampuan rendah tidak merasa tertinggal jauh dengan
anggota kelompoknya.
e. Kelemahan ability group adalah:
f. Guru harus membuat persiapan yang berbeda-beda, ada rancangan pengajaran
yang dikhususkan untuk siswa berkemampuan rendah dan tinggi.
g. Peserta didik merasa terganggu privasinya jika dimasukkan ke dalam kelompok
inferior.
h. Peserta didik yang masuk ke dalam kelompok superior merasa dirinya lebih dan
sombong.
ii
atau bahan tak hidup. Seperti fisika, kimia, elektronika, astronomi, geologi,
maupun matematika.
2. Program ilmu biologi menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan program
studi pendidikan tinggi yang mengkaji gejala-gejala alamiah yang hidup. Seperti
pertanian, kedokteran, biologi dan sebagainya.
3. Program ilmu sosial menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan program studi
pendidikan tinggi yang mengkaji kehidupan sosial manusia. Seperti ilmu
administrasi, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, psikologi, dan sebagainya.
4. Program pengetahuan budaya menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan
program studi pendidikan tinggi yang mengkaji aspek-aspek budaya seperti
hukum, pengetahuan agama (teologi), filsafat, bahasa, sastra, dan sebagainya.
ii
6. Program di bidang maritim mempersiapkan peserta didik yang meneruskan ke
akademi pelayaran, perikanan laut ataupun memilih bidang maritim sebagai
lapangan kerja.
7. Program di bidang budaya mempersiapkan peserta didik yang meneruskan ke
akademi bahasa, teater, seni rupa ataupun memilih bidang budaya sebagai
lapangan kerja.
8. Program di bidang pengetahuan agama mempersiapkan peserta didik yang
meneruskan ke program pendidikan agama ataupun memilih bidang agama
sebagai lapangan kerja.
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
ii
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.doublehelixprivat.com/2009/05/teknik-pengelompokan-siswa.html), diakses
29juni 2019
ii