Anda di halaman 1dari 21

PENGELOMPOKAN PESERTA DIDIK

AMA ALFIAN

NIM: 21711215

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI TIK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

KENDARI

2019

ii
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...............................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN........................................................................................................3

A. Alasan Perlunya Pengelompokan Peserta Didik............................................3


B. Pengertian,Tujuan, dan Fungsi Pengelompokan Peserta Didik.....................4
C. Dasar Pengelompokan Peserta Didik.............................................................5
D. Teknik-Teknik Pengelompokan Peserta Didik..............................................6
E. Jenis-jenis Pengelompokan Peserta Didik.....................................................7

BAB III

PENUTUP. ................................................................................................................17

A. Kesimpulan...................................................................................................17
B. Saran.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur milik Allah SWT, Pencipta semesta alam, yang menaburkan
kehidupan dengan penuh hikmah. Dengan limpahan rahmat, taufik serta inayah-Nya,
penulis diberikan kekuatan untuk menyeleseikan makalah yang berjudul “
Pengelompokan Peserta Didik”.

Sholawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW, sang penerang umat, juga kepada keluarga yang
mulia,sahabatnya yang tercinta dan umatnya yang setia akhir zaman semoga kita
mendapat syafaat-Nya, Amin.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan
partisipasi dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada   Seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.

Sebagaimana pepatah mengatakan Tiada gading yang tak retak, maka penulisan
makalah inipun tentunya dijumpai banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharap tegur serta saran-saran
penyempurnaan, agar kekurangan dan kelemahan yang ada tidak sampai mengurangi nilai
dan manfaat bagi pendidikan pada umumnya.

Kendari, 16 juli 2019

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Peserta didik merupakan salah satu unsur kegiatan belajar mengajar dimana dalam
proses belajar mengajar itu peserta didik perlu untuk dikelompok-kelompokkan.
Pengelompokan atau lazim dikenal dengan grouping didasarkan atas pandangan bahwa
disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai perbedaan.
Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada
kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada melahirkan pemikiran
pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda.

Jika perbedaan antara peserta didik satu dengan yang lain dicermati lebih
mendalam, akan didapati perbedaan antara individu dan perbedaan intra individu. Yang
pertama berkenaan dengan berbedanya peserta didik satu dengan yang lain dalam kelas,
dan yang kedua berkenaan dengan berbedanya kemampuan masing-masing peserta didik
dalam berbagai mata pelajaran atau bidang studi. Perbedaan antar peserta didik dan intra
peserta didik ini mengharuskan layanan pendidikan yang berbeda terhadap mereka. Oleh
karena layanan yang berbeda secara individual demikian dianggap kurang efisien, maka
dilakukan pengelompokan berdasarkan persamaan dan perbedaan peserta didik, agar
kekurangan pada pengajaran secara klasikal dapat dikurangi.

Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta
didik secara terus menerus bertumbuh dan berkembang. Dengan adanya pertumbuhan dan
perkembangan tersebut peserta didik diharuskan mampu mengembangkan potensinya
seoptimal mungkin, maka dilakukanlah pengelompokan peserta didik. Oleh karena itu
penting adanya pengelompokan peserta didik, berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai
Pengaturan Pengelompokan Peserta Didik.

ii
B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, berikut disajikan empat rumusan
masalah.

1) Apa alasan perlunya pengaturan pengelompokan peserta didik?


2) Apa pengertian, tujuan, dan fungsi dari pengaturan pengelompokan peserta didik?
3) Apa yang menjadi dasar pengelompokan peserta didik?
4) Bagaimana teknik-teknik pengelompokan peserta didik?
5) Apa saja jenis pengelompokan peserta didik?
6) Bagaimana program dalam pengelompokan dan penjurusan peserta didik?

C.  Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah adalah sebagai berikut.

1) Menjelaskan alasan perlunya pengaturan pengelompokan peserta didik.


2) Menjelaskan pengertian, tujuan, dan fungsi dari pengaturan pengelompokan
peserta didik.
3) Menjelaskan dasar pengelompokan peserta didik.
4) Menguraikan teknik-teknik pengelompokan peserta didik.
5) Menjelaskan jenis-jenis pengelompokan peserta didik.
6) Menguraikan program-program yang terdapat dalam pengelompokan dan
penjurusan peserta didik.

ii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Alasan Perlunya Pengelompokan Peserta Didik

Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan


Nasional), peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu. Setelah melakukan daftar ulang di lembaga pendidikan yang
dikehendaki, peserta didik perlu dikelompok-kelompokkan atau diklasifikasikan. Secara
umum pengelompokan sering dikenal dengan grouping. Pengelompokan peserta didik ini
tidak dimaksudkan untuk membeda-bedakan peserta didik berdasarkan keahlian dan
tingkat kepandaiannya, melainkan maksud pengelompokan ini untuk membantu dalam
proses belajar mengajar demi keberhasilan peserta didik. Dengan kata lain,
pengelompokan peserta didik bermaksud untuk membantu peserta didik mengembangkan
kemampuannya seoptimal mungkin sehingga pengelompokan tidak boleh diartikan lain
kecuali untuk proses pengembangan peserta didik tersebut.

Pengelompokan peserta didik didasarkan atas pandangan bahwa disamping peserta


didik mempunyai kesamaan, peserta didik juga mempunyai perbedaan. Kesamaan-
kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada kelompok
yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan
pemikiran pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda.

Jika perbedaan antara peserta didik satu dengan yang lain dicermati lebih
mendalam, akan didapati perbedaan antar individu dan perbedaan intra individu. Yang
pertama lebih teraksentuasi pada berbedanya peserta didik satu dengan yang lain dalam
kelas. Kedua, lebih teraksentuasi pada berbedanya kemampuan masing-masing peserta
didik dalan berbagai mata pelajaran atau bidang studi.

Berbedanya antar peserta didik dan intra peserta didik, mengharuskan layanan
pendidikan yang berbeda terhadap mereka. Oleh karena layanan yang berbeda secara
individual demikian dianggap kurang efisien, maka dilakukanlah pengelompikab
berdasarkan persamaan dan perbedaab peserta didik agar kekurangan pada pengajarab

ii
secara klasikal dapat dikurangi. Dengan perkataan lain, pengelompokan adalah
konvergensi dari pengajaran sistem klasikal dan sistem individual.

Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta
didik secara terus-menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik satu dengan yang lain berbeda. Agar perkembangan peserta didik yang cepat
tidak mengganggu peserta didik yang lambat dan begitu sebaliknya, dilakukanlah
pengelompokan peserta didik.

B. Pengertian, Tujuan, Fungsi

Menurut Imron (2015:97), pengelompokan atau grouping adalah penggolongan


peserta didik berdasarkan karakteristik-karakteristiknya. Karakteristik demikian perlu
digolongkan, agar mereka berada dalam kondisi yang sama. Adanya kondisi yang sama
ini bisa memudahkan pemberian layanan yang sama. Oleh karena itu, pengelompokan ini
lazim juga dikenal dengan istilah pengklasifikasian (classification).

Adanya pengelompokan peserta didik berdasarkan karakteristik-karakteristiknya


tersebut, tujuan dari adanya pengelompokan atau grouping adalah untuk menjalankan dan
melaksanakan kegiatan-kegiatan di sekolah seperti kegiatan proses belajar-mengajar
dengan lancar dan tertib sehingga dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah
direncanakan. Tujuan lain yaitu untuk membantu meningkatkan perkembangan
kemampuan peserta didik baik perkembangan peserta didik yang cepat maupun lambat
agar tidak saling mengganggu antara peserta didik yang berkembang cepat dengan peserta
didik yang berkembang lambat. Hal ini dikarenakan peserta didik akan mendapat
perlakuan yang berbeda disesuaikan dengan tempat atau kelompok peserta didik tersebut
dimana kelompok itu disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.

Dengan adanya pengelompokan, peserta didik akan mudah dikenali sebab, tidak
jarang dari peserta didik di dalam kelas berada dalam keadaan heterogen dan bukannya
homogen. Tentu, heterogenitas demikian dapat diketahui tingkatannya sesuai kemampuan
diskriminan alat ukur yang dipergunakan untuk membedakan. Semakin tinggi tingkat
kemampuan membedakan alat ukur yang dipergunakan, semakin tinggi pula tingkatan
heterogenitas peserta didik yang ada di sekolah.

ii
Adapun alat ukur yang lazim dipergunakan untuk membedakan peserta didik antara
lain adalah tes. Dalam hal ini, banyak tes yang dapat dipergunakan untuk membedakan
kemampuan peserta didik. Tes kemampuan umum seperti tes kemampuan verbal dan
numerikal, dapat dipergunakan untuk membedakan kemampuan umum peserta didik. Tes
keklerekan dapat dipergunakan untuk membedakan kecepatan kerja dan kecermatan kerja
peserta didik. Tes minat dapat dipergunakan untuk membedakan minat yang dimiliki oleh
peserta didik. Tes prestasi belajar dapat digunakan untuk membedakan daya serap
masing-masing peserta didik terhadap bahan ajaran yang telah disampaikan kepada
peserta didik. Tes kepribadian dapat dipergunakan untuk membedakan integritas dan
pribadi peserta didik.

Menurut Yeager (Imron, 2015:112) dalam pengelompokan peserta didik


didasarkan atas dua fungsi yaitu fungsi integrasi dan fungsi perbedaan. Fungsi integrasi
yaitu pengelompokan berdasarkan kesamaan-kesamaan peserta didik. Pengelompokkan
ini berdasarkan jenis kelamin, umur, dan sebagainya. Pengelompokkan berdasarkan
fungsi ini menghasilkan pembelajaran yang bersifat klasikal. Fungsi perbedaan, yaitu
pengelompokkan peserta didik didasarkan kepada perbedaan-perbedaan yang ada dalam
individu peserta didik, seperti minat, bakat, kemampuan, dan sebagainya.
Pengelompokkan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran yang bersifat
individual.

C. Dasar Pengelompokan Peserta Didik

Hendyat Soetopo (1982) dalam Imron (1995:86) mengemukakan empat dasar


pengelompokkan peserta didik, yaitu: friendship grouping,  achievement grouping,
aptitude grouping, attention or interest grouping dan intelligent grouping.

1.    Friendship Grouping

Friendship grouping adalah pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas kesukaan


memilih teman. Pengelompokan jenis ini menimbulkan kecenderungan menjadikan pserta
didik yang pandai dengan yang pandai dan peserta didik yang kurang pandai dengan anak
yang kurang pandai juga. 

2.    Achievement Grouping

ii
Achievement grouping, adalah pengelompokan yang didasarkan atas prestasi peserta
didik.

3.    Aptitude Grouping

Aptitude grouping, adalah pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas


kemampuan dan bakat.

4.    Attention or Interest Grouping

Attention or interest grouping, adalah pengelompokan yang didasarkan atas minat peserta
didik.

5.    Intelligent Grouping

Intelligent grouping, adalah pengelompokan yang didasarkan atas hasil tes kecerdasan
atau intelegensi.

D.  Teknik-Teknik Pengelompokan Peserta Didik

Teknik-teknik pengelompokan peserta didik dapat didasarkan pada tiga aspek yaitu
berdasarkan kemampuan, berdasarkan kegiatan, dan berdasarkan sosio-emosional.
(www.doublehelixprivat.com)

1.    Berdasarkan Kemampuan

a. Kemampuan siswa dalam setiap pelajaran tidak sama. Bisa saja siswa yang kuat
di bahasa, ternyata lemah di matematika.
b. Pengelompokkan kemampuan siswa dapat berubah sewaktu-waktu dan berubah-
rubah untuk setiap mata pelajaran, bahkan untuk suatu konsep tertentu. Akan
mudah bagi seorang guru apabila siswa yang memilliki kemampuan yang sama
berada duduk di meja yang sama.
c. Guru dapat memotivasi dan menjelaskan materi pada saat yang bersamaan. Guru
dapat berkeliling untuk melihat sejauh mana perkembangan kemampuan setiap
siswa

2.    Berdasarkan Kegiatan

ii
a. Pada proses belajar dengan jenis pengelompokkannya berdasarkan kebutuhan
saja.
b. Pada saat pengelompokkan, bisa saja berubah-rubah kapan saja dan anggota
kelompok bisa tidak sama dimana tujuan akhirnya adalah ke pekerjaan yang
ditugaskan. Tugas kelompok akan sangat baik bagi siswa karena akan
berpengaruh terhadap pembentukan karakter.
c. Dalam tugas kelompok, siswa akan belajar menjadi seorang pemimpin, anggota
kelompok yang baik, bagaimana harus mendengarkan pendapat temannya,
memberikan usulan dan sebagainya.

3.    Berdasarkan Sosial Emosional

a. Tidak semua siswa memiliki kematangan emosi yang sama, sifatnya pun
berbeda pula.Untuk membantu sosial emosional siswa, gurudapat
mengelompokkan mereka dengan melihat karakter yang ada. Misalnya,
untuk siswa yang pemalu dapat dikelompokkan dengan siswa yang agak
berani, agar termotivasi dalam mengekspresikan diri.
b. Kegiatan yang diberikan dapat berupa kegiatan apa saja. Pengelompokkan ini
harus direncanakan pula dalam penulisan lesson plan, dan akan sangat
bermanfaat pada saat memberikan laporan kepada orang tua murid.
c. Banyak orang melupakan perkembangan sosial emosional siswa, padahal hal
ini akan sangat berpengaruh terhadap learning style siswa bersangkutan.

E.  Jenis-Jenis Pengelompokkan Peserta Didik

Menurut Mitchun (1960) dalam Imron (1995) mengemukakan dua jenis


pengelompokan peserta didik yaitu ability grouping dan sub grouping with in the
class.Ability grouping adalah pengelompokan berdasarkan kemampuan di dalam setting
sekolah. Sedangkan sub grouping with in the class adalah pengelompokan dalam setting
kelas.

Pengelompokan yang didasarkan atas kemampuan adalah suatu pengelompokan


dimana peserta didik yang pandai dikumpulkan dengan yang pandai, yang kurang pandai
dikumpulkan dengan yang kurang pandai. Sementara, pengelompokan dalam setting
kelas adalah suatu kelompok dimana peserta didik pada masing-masing kelas, dibagi lagi

ii
menjadi beberapa kelompok kecil. Pengelompokan ke dalam kelompok-kelompok kecil
demikian, juga memberi kesempatan kepada masing-masing individu untuk masuk ke
dalam lebih dari satu kelompok yang dibentuk berdasarkan karakteristik individu.
Terdapat beberapa macam kelompok kecil di dalam kelas ini, yaitu: interest grouping,
special need grouping, team grouping, tutorial grouping, research grouping, full class
grouping, dan combined class grouping.

1.    Pengelompokan Berdasarkan Minat (Interest Grouping)

Interest Grouping, adalah pengelompokan yang didasarkan atas minar peserta didik
seperti minat pada pokok bahasan, kegiatan, topik atau tema tertentu.

2.    Pengelompokan Berdasarkan Kebutuhan Khusu (Special Need Grouping)

Special Need Grouping, adalah pengelompokan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan


khusus peserta didik. Maksudnya peserta didik yang telah tergabung ke dalam kelompok-
kelompok tertentu dapat membentuk kelompok baru untuk belajar keterampilan khusus.

3.    Pengelompokan Beregu (Team Grouping)

Team Grouping, adalah suatu kelompok yang terbentuk karena dua atau lebih peserta
didik yang ingin bekerja dan belajar secara bersama memecahkan masalah-masalah
khusus.

4.    Pengelompokan Tutorial (Tutorial Grouping)

Tutorial Grouping, adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik bersama-sama


dengan guru merencanakan kegiatan-kegiatan kelompoknya. Antara kelompok satu
dengab yang lain, bisa berbeda kegiatannya, karena mereka sama-sama mempunyai
otonomi untuk menentukan kelompok masing-masing.

5.    Pengelompokan Penelitian (Research Grouping)

Research Grouping, adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih peserta didik
menggarap suatu topik khusus untuk dilaporkan di depan kelas.

6.    Pengelompokan Kelas Utuh (Full Class Grouping)

ii
Full Class Grouping, adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik secara bersama-
sama mempelajari dan mendapatkan pengalaman di bidang seni.

7.    Pengelompokan Kombinasi (Combined Class Grouping)

Combined Class Grouping, adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih kelas
yang dikumpulkab dalam suatu ruangan untuk bersama-sama menyaksikan pemutaran
film, slide, TV, dan media audio visual lainnya.

Menurut Ragan (1966) dalam Imron (1995), ada 7 macam pengelompokan peserta
didik yang didasarkan atas realitas pendidikan di sekolah, yaitu: the non grade
elementary school, multi grade and multi age grouping, the duel progress plan, self
contained classroom, team teaching, departementalisasi dan ability school.

1.    The Non Grade Elementary School

The Non Grade Elementary School, yaitu sekolah dasar tanpa tingkat yang memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk mengambil mata pelajaran
berdasarkan kemampuan masing-masing individu peserta didiknya yang tidak dibatasi
dengan angkatan masuk. Maksud dari tidak dibatasi dengan angkatan masuk yaitu peserta
didik dapat mengambil mata pelajaran yang mungkin sama dengan mereka dari angkatan
masuk yang berbeda. Pada sistem demikian, sistem tingkat (naik tingkat atau tidak) tidak
dikenal karena adanya kelas tersebut lebih dipandang sebagai kode atau ruangan belaka
daripada tingkatan.

Sistem pengajaran pada sistem ini yaitu menggunakan sistem pengajaran secara
kelompok, di mana seorang guru melayani kelompok-kelompok yang anggota
kelompoknya mempunyai kemajuan, keinginan dan kebutuhan yang sama dari angkatan
tahun yang berbeda-beda.

Keuntungan sistem pengelompokan demikian adalah sebagai berikut:

a. Secara psikologis, terpenuhinya kebutuhan peserta didik karena peserta didik


tidak pernah dipaksakan untuk melaksanakan sesuatu yang dia sendiri tidak bisa,
tidak suka dan tidak mampu.
b. Peserta didik tidak bosan, dikarenakan pengajaran yang diberikan sesuai dengan
kemampuan masing-masing peserta didik.

ii
c. Peserta didik akan dibantu sesuai dengan tingkat dan kecepatan
perkembangannya.
d. Peserta didik akan puas karena peserta didik memperoleh apa yang sesuai dengan
yang mereka inginkan.
e. Terdapat kerja sama yang baik antara peserta didik dengan gurunya karena tidak
terjadi perbedaan interpretasi.
f. Peserta didik akan merasa mendapatkan layanan pendidikan yang terbaik.

Kekurangan-kekurangan sistem pengelompokan ini yaitu sebagai berikut:

a. Pengadministrasian yang sulit karena harus menyesuaikan dengan kebutuhan


peserta didik yang berbeda-beda.
b. Menyulitkan mutasi peserta didik ke sekolah lain karena adanya perbedaan
sistemnya, misalnya peserta didik yang harus pindah ke sekolah lain yang
menggunakan sistem tingkat.
c. Tidak efisien, karena membutuhkan biaya, tenaga dan ruang kelas yang banyak.
Hal ini disebabkan atas dasar banyaknya kelompok yang relatif lebih banyak.
d. Membutuhkan guru yang tinggi tingkat komitmen dan tingkat kecermatannya
sehingga guru tersebut mampu mengetahui karakteristik peserta didik secara
individual.
e. Sulit mengharapkan tercapainya komoetensi yang diharapkan karena pada sistem
ini segala sesuatunya bergantung kepada peserta didik.

2.    Pengelompokan Kelas Rangkap (Multigrade and Multiage Grouping)

Multigrade dan Multiage Grouping, adalah pengelompokan yang multi tingkat dan multi


usia yang dapat terjadi pada sekolah-sekolah yang menggunakan sistem tingkat. Peserta
didik yang berbeda tingkat dan berbeda usia akan dikelompokkan ke dalam tempat yang
sama sehingga mereka harus berinteraksi dan belajar bersama-sama.

Keuntungan dari sistem pengelompokan demikian adalah sebagai berikut.

a. Mendorong peserta didik untuk dapat bersosialisasi dengan cepat dengan


lingkungan sebayanya.
b. Peserta didik yang berada pada tingkat awal dan relatif lebih sedikit usianya
dapat belajar banyak kepada peserta didik yang berada pada tingkat di atasnya.

ii
c. Meningkatkan kepercayaan diri peserta didik yang mempunyai kemampuan
tinggi pada tingkat yang lebih rendah dan usia yang lebih muda.
d. Mendorong kuatnya kompetisi peserta didik akibat adanga heterogenitas dalam
pengelompokan ini sehingga dapat memacu dalam peningkatan prestasi peserta
didik.

Kekurangan sistem pengelompokan demikian adalah sebagai berikut.

a. Peserta didik yang lebih rendah tingkatannya dan yang lebih rendah tingkat
usianya akan merasa dipaksakan menyesuaikan diri dengan peserta didik yang
lebih tinggi usia dan tingkatannya.
b. Peserta didik yang lebih tinggi usianya dan lebih tinggi tingkatnya akan menjadi
malas jika mendapati bahwa anggota kelompok lain berasal dari usia dan tingkat
yang lebih rendah dengan kemampuan yang tidak dapat membantu banyak untuk
kelompok. Sebaliknya, jika ternyata lebih tinggi kemampuannya, akan merasa
dirinya tersaingi dan bisa menjatuhkan privasinya.

3.    Pengelompokan Kemajuan Rangkap (The Duel Progress Plan Grouping)

The duel progress plan grouping adalah sistem pengelompokan kemajuan rangkap.


Sistem ini dimaksudkan untuk mengatasi perbedaan kemampuan individual di setiap
umur dan tingkat. Masing-masing peserta didik diberi kesempatan untuk mengerjakan
tugas sesuai dengan kemampuannya.

Keuntungan sistem pengelompokan kemajuan rangkap adalah:

a. Guru lebih mengenal peserta didiknya.


b. Layanan yang diberikan oleh guru benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan.
c. Peserta didik semakin mengenal gurunya.
d. Peserta didik yang tampak menonjol bakat khususnya akan cepat maju, karena
secepat mungkin mendapatkan layanan dari gurunya.

Sedangkan kekurangan sistem pengelompokan kemajuan rangkap adalah sebagai berikut.

a. Peserta didik yang lebih rendah tingkatannya dan yang lebih muda usianya akan
merasa dipaksa menyesuaikan diri dengan peserta didik yang lebih tinggi
tingkatan dan usianya.

ii
b. Peserta didik yang lebih tinggi tingkatan dan usianya akan malas jka mendapati
anggota kelompok lain yang berasal dari tingkatan dan usia yang lebih rendah
ternyata tidak dapat berbuat banyak untuk kelompoknya. Dan begitu pula
sebaliknya, akan merasa tersaingi jika peserta didik yang lebih rendah tingkatan
dan usianya mempunyai kemampuan yang lebih tinggi.

4.    Penempatan Sekelompok Siswa pada Seorang Guru (Self Contained Classroom)

Self Contained Classroom adalah penempatan sekelompok peserta didik pada seorang


guru. Keuntungan self contained classroom adalah:

a. Guru akan mengenal peserta didik secara mendalam.


b. Peserta didik akan lebih leluasa berpartisipasi dalam kelompoknya.
c. Waktu yang digunakan relatif lebih fleksibel.
d. Guru akan membantu kelompok yang menjadi tanggungjawabnya.
e. Memungkinkan kompetisi yang sehat antar kelompok.

Sedangkan kekurangannya adalah:

a. Peserta didik hanya mendapatkan pengalaman dari seorang guru.


b. Mengharuskan guru mengusai banyak bidang secara general.
c. Guru terisolasi dengan teman sejawatnya dikarenakan lebih bayak berkelompok
dengan peserta didik.
d. Waktu guru lebih banyak dipergunakan untuk persiapan.

5.    Pembelajaran Beregu (Team Teaching)

Adalah suatu pengelompokan dimana peserta  didik diajar oleh guru secara team. Dalam
suatu team guru merancang pengajaran secara bersama-sama dengan anggota lainnya, dan
mengadakan pembagian yang jelas antara apa yang harus dikerjakan sendiri, dikerjakan
anggota lain, dan dikerjakan bersama-sama secara team. Dengan demikian, akan
mendapatkan perspektif yang lebih luas.

Keuntungan sistem team teaching adalah:

a. Guru menjadi ahli dalam bidangnya karena terus menerus mengembangkan


speasialisasinya bersama dengan guru-guru yang terlibat dalam team.

ii
b. Tidak terjadi kekosongan guru, karena guru satu yang berhalangan hadir dapat
diganti oleh guru yang lain.

Sedangkan kekurangannya adalah:

a. Pengajaran bisa gagal jika kerjasama antar anggota team tidak berjalan dengan
baik.
b. Banyak waktu yang digunakan untuk merencanakan kerja team.
c. Memerlukan tempat dan ruang khusus.
a. 6.    Departementalisasi

Departementalisasi adalah sistem pengelompokan peserta didik, dimana guru hanya


mengkhususkan diri pada satu mata pelajaran tertentu.

Beberapa keuntungan departementalisasi adalah:

a. Guru akan lebih kompeten mengajar karena ia mendalami terhadap apa yang
akan mereka ajarkan.
b. Peserta didik mendapatkan pengetahuan yang dalam, karena yang memberikan
materi adalah guru yang ahli dalam bidangnya.

Kekurangan sistem ini adalah:

a. Bisa terjadi kekosongan guru saat guru lain tidak hadir, guru lain tidak bisa
menggantikan, karena hanya terfokus pada satu mata pelajaran.
b. Menyebabkan guru menjadi malas belajar karena sudah merasa ahli di bidangnya.
c. Guru cenderung menganggap bahwa keahliannya yang lebih penting dibanding
keahlian orang lain.

7.    Pengelompokan Berdasarkan Kemampuan (Ability grouping)

Ability grouping adalah sistem pengelompokan berdasarkan kemampuan peserta didik.


Peserta didik yang mempunyai kemampuan yang sama ditempatkan pada kelompok yang
sama.

Keuntungan ability group adalah:

a. Guru mudah menyesuaikan pengajarannya sesuai dengan kemampuan peserta


didik.

ii
b. Peserta didik yang mempunyai kemampuan lebih tinggi tidak merasa terhambat
perkembangannya oleh peserta didik yang berkemampuan rendah.
c. Peserta didik yang mempunyai kemampuan sama akan dapat saling mengisi dan
membantu perkembangan kemampuan mereka.
d. Peserta didik yang berkemampuan rendah tidak merasa tertinggal jauh dengan
anggota kelompoknya.
e. Kelemahan ability group adalah:
f. Guru harus membuat persiapan yang berbeda-beda, ada rancangan pengajaran
yang dikhususkan untuk siswa berkemampuan rendah dan tinggi.
g. Peserta didik merasa terganggu privasinya jika dimasukkan ke dalam kelompok
inferior.
h. Peserta didik yang masuk ke dalam kelompok superior merasa dirinya lebih dan
sombong.

Menurut Ny. Pakasi (Imron,1995:86), mengelompokkan peserta didiknya berdasarkan


prestasi belajarnya di kelas yang disebut dengan Achievement Grouping

Achievement grouping adalah sistem pengelompokan berdasarkan prestasi belajarnya di


kelas. Peserta didik yang berprestasi tinggi dikelompokkan dengan peserta didik yang
berprestasi tinggi, dan begitu pula sebaliknya. Ada tiga macam pengelompokan, yaitu
kelompok untuk peserta didik yang cepat berpikir, kelompok untuk peserta didik yang
sedang dan kelompok untuk peserta didik yang lambat belajar.

           

D. Pengelompokan dan Penjurusan

Penjurusan didasarkan atas karakteristik yang ada pada peserta didik.  Penjurusan


lebih diorientasikan pada tujuan dan prospektif peserta didik setelah lulus. Setelah
kurikulum 1984, penjurusan secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu program A dan
program B. Program A digolongkan menjadi A1, A2, A3, A4. Program A1, mempelajari
tentang ilmu fisik. Program A2 mengarahkan peserta didik untuk menguasai ilmu biologi.
Program A3, mengarahkan untuk menguasai ilmu sosial. Program A4, mempersiapkan
peserta didik agar menguasai ilmu budaya termasuk agama.

1. Program ilmu fisik menyiapkan peserta didik  untuk melanjutkan program studi


pendidikan tinggi yang mengkaji gejala-gejala alamiah yang menyangkut benda

ii
atau bahan tak hidup. Seperti fisika, kimia, elektronika, astronomi, geologi,
maupun matematika.
2. Program ilmu biologi menyiapkan peserta didik  untuk melanjutkan program
studi pendidikan tinggi yang mengkaji gejala-gejala alamiah yang hidup. Seperti
pertanian, kedokteran, biologi dan sebagainya.
3. Program ilmu sosial menyiapkan peserta didik  untuk melanjutkan program studi
pendidikan tinggi yang mengkaji kehidupan sosial manusia. Seperti ilmu
administrasi, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, psikologi, dan sebagainya.
4. Program pengetahuan budaya menyiapkan peserta didik  untuk melanjutkan
program studi pendidikan tinggi yang mengkaji aspek-aspek budaya seperti
hukum, pengetahuan agama (teologi), filsafat, bahasa, sastra, dan sebagainya.

Sedangkan program B dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik ke lapangan


kerja atau terjun ke masyarakat. Selain itu juga untuk mempersiapkan peserta didik yang
akan memasuki politeknik dan program diploma.

Program B digolongkan menjadi:

1. Program-program di bidang teknologi industri menyiapkan peserta didik yang


memilih bidang teknologi industri sebagai lapangan kerja, mempersiapkan ke
politeknik, akademi teknik.
2. Program di bidang komputer menyiapkan peserta didik yang meneruskan ke
akademi komputer, diploma komputer ataupun memilih bidang komputer
sebagai lapangan kerja.
3. Program di bidang pertanian dan kehutanan menyiapkan peserta didik yang
meneruskan ke akademi pertanian, akademi kehutanan, diploma, ataupun
memilih bidang pertanian dan kehutanan sebagai lapangan kerja.
4. Program di bidang jasa mempersiapkan peserta didik yang meneruskan ke
akademi perdagangan, akademi pariwisata,akademi sekretaris ataupun memilih
bidang pelayanan sebagai lapangan kerja.
5. Program di bidang kesejahteraan keluarga mempersiapkan peserta didik yang
meneruskan ke akademi gizi, akademi kesejahteraan keluarga, ataupun memilih
bidang kesejahteraan keluarga sebagai lapangan kerja.

ii
6. Program di bidang maritim mempersiapkan peserta didik yang meneruskan ke
akademi pelayaran, perikanan laut ataupun memilih bidang maritim sebagai
lapangan kerja.
7. Program di bidang budaya mempersiapkan peserta didik yang meneruskan ke
akademi bahasa, teater, seni rupa ataupun memilih bidang budaya sebagai
lapangan kerja.
8. Program di bidang pengetahuan agama mempersiapkan peserta didik yang
meneruskan ke program pendidikan agama ataupun memilih bidang agama
sebagai lapangan kerja.

ii
BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Pengelompokan peserta didik didasarkan atas pandangan bahwa disamping peserta


didik mempunyai kesamaan, peserta didik juga mempunyai perbedaan. Kesamaan-
kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada kelompok
yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan
pemikiran pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda. Jika perbedaan antara
peserta didik satu dengan yang lain dicermati lebih mendalam, akan didapati perbedaan
antar individu dan perbedaan intra individu. Yang pertama lebih teraksentuasi pada
berbedanya peserta didik satu dengan yang lain dalam kelas. Kedua, lebih teraksentuasi
pada berbedanya kemampuan masing-masing peserta didik dalan berbagai mata pelajaran
atau bidang studi. Pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa
peserta didik secara terus-menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik satu dengan yang lain berbeda. Agar perkembangan peserta
didik yang cepat tidak mengganggu peserta didik yang lambat dan begitu sebaliknya,
dilakukanlah pengelompokan peserta didik.

B.  Saran

Dalam pengelompokan peserta didik sebaiknya sekolah tidak hanya melihat


memperhatikan hobby dan keaktifannya, tetapi juga harus dilihat dari kelebihan atau
bakat yang dimiliki peserta didik, karena tidak semua peserta didik memiliki bakat atau
kelebihan yang sama. Dalam hal ini dapat mempermudah peserta didik dan guru dalam
proses pembelajaran.

ii
DAFTAR PUSTAKA

(http://www.doublehelixprivat.com/2009/05/teknik-pengelompokan-siswa.html), diakses
29juni 2019

Imron, Ali.  1995. Manajemen Peserta Didik Di Sekolah. Malang: Depdikbud IKIP


Malang.

Imron, Ali. 2015. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-Undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 Th 2003). 2014. Jakarta: Sinar Grafika.

ii

Anda mungkin juga menyukai