Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran ini
tepat pada waktunya. Sholawat serta salam juga kita limpahkan kepada Baginda Nabi kita
Muhammad SAW.
Adapun tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Dr. Gusti Yarmi, M.Pd. selaku dosen yang mengampu mata kuliah Teori Belajar dan
Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
model motivasi ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) dan penerapannya
dalam pembelajaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Gusti Yarmi, M.Pd. yang telah
memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Tidak lupa
juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................2
1.3 Tujuan ...........................................................................................................................................2
BAB II ISI..............................................................................................................................................3
2.1 Model Motivasi Attention Beserta Penerapannya Dalam Pembelajaran.......................................3
2.2 Model Motivasi Relevance Beserta Penerapannya Dalam Pembelajaran.....................................5
2.3 Model Motivasi Confidence Beserta Penerapannya Dalam Pembelajaran ...................................5
2.4 Model Motivasi Satisfaction Beserta Penerapannya Dalam Pembelajaran ..................................7
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dalam Belajar........................................................7
2.6 Upaya-Upaya Memotivasi Dalam Belajar....................................................................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
guna meningkatkan prestasi/hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran
akuntansi dengan pokok bahasan jurnal umum, maka penerapan model pembelajaran
ARCS ini sangat efektif dipergunakan karena model pembelajaran ARCS ini disesuaikan
dengan kebutuhan ataupun minat siswa.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
ISI
3
Membantu peserta didik memberi perhatian dapat diterapkan atau dilakukan
sebagai berikut:
1. Menggunakan isyarat atau petunjuk bahwa ada sesuatu yang penting Caranya biasanya
dilakukan dengan menaikkan volume suara, mengulangi sesuatu dengan penekanan,
serta menulis konsep di papan tulis.
2. Menggunakan humor
Dalam proses pembelajaran ada kalanya lingkungan kelas tidak kondusif, tegang dan
membosankan, sehingga guru dapat menggunakan humor. Selain itu, penggunaan humor
selalu menarik perhatian pada lingkungan kelas yang semakin gaduh. 3. Menggunakan
komentar instruksional
Misalnya, “mari kita diskusikan”, “sekarang perhatikan” atau “Saya akan mengajukan
pertanyaan tentang topik ini dalam ujian minggu depan”.
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang
disajikan
Saat menyerahkan materi, guru dapat menyelangi dengan pertanyaan, “sampai disini
penjelasan ibu, apakah ada pertanyaan?” atau “ada pendapat tentang materi ini?” 5.
Menjadikan pembelajaran itu menarik
Kejenuhan mudah terjadi pada peserta didik dan kejenuhan akan mengurangi perhatian
mereka. Mengasosiasikan suatu gagasan dengan minat peserta didik akan
meningkatkan perhatian mereka. Sesekali gunakan latihan yang tidak biasa dan
menarik. Pertimbangkan pertanyaan dramatis untuk memperkenalkan berbagai topik
untuk dipelajari.
6. Menggunakan media dan teknologi secara efektif sebagai bagian dari pembelajaran di
kelas
Mencari video atau acara televisi yang dapat membantu guru memvariasikan
pembelajaran di kelas dan meningkatkan perhatian peserta didik. Memastikan bahwa
media dan teknologi yang digunakan dapat menarik perhatian peserta didik dengan
cara yang bermanfaat untuk meningkatkan pembelajaran mereka.
7. Jangan membebani peserta didik dengan terlalu banyak informasi Kita hidup dalam
masyarakat informasi di mana terkadang guru cenderung merasa bahwa mereka harus
membuat peserta didik mempelajari segalanya. Namun, peserta didik yang diberikan
informasi dengan sangat cepat mungkin malah membuat tidak dapat memperhatikan
apapun.
4
2.2 Model Motivasi Relevance Beserta Penerapannya Dalam Pembelajaran
Huruf kedua dalam motivasi ARCS adalah huruf R yang merujuk pada relevance.
Relevance atau hubungan dalam model motivasi ARCS merupakan hubungan atau
kesesuaian materi pembelajaran dengan pengalaman belajar peserta didik. Dari
kesesuaian ini, tentunya dapat menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa karena
siswa merasa bahwa materi pelajaran yang disajikan mempunyai manfaat langsung
secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, peserta didik akan menga
pembelajaran sebagai sesuatu yang bermakna, atau relevan.
1. Sampaikan kepada siswa apa yang dapat mereka peroleh dan lakukan setelah
mempelajari materi pembelajaran ini berarti guru harus menjelaskan tujuan
intruksional.
2. Jelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan atau sikap serta nilai yang akan dipelajari
dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan dalam pekerjaan dan kehidupan nanti. 3.
Berikan contoh, latihan atau tes yang langsung berhubungan dengan kondisi siswa.
5
berpendapat bahwa kepercayaan diri seseorang yang dapat menerima kenyataan dapat
mengembangkan kesadaran diri, berpikir positif, mandiri, dan memiliki kemampuan
untuk mencapai segala sesuatu yang diinginkan.
Kepercayaan diri merupakan kesadaran diri dalam berinteraksi terhadap
lingkungannya. kepercayaan diri adalah kegiatan individu untuk meraih keberhasilan dan
mengajarkan sikap percaya diri dari usia dini. percaya diri berarti individu tersebut dapat
dengan kelebihannya dan melawan kelemahannya. kepercayaan diri itu sangatlah penting
untuk ditanamkan dalam diri seseorang dari usia dini, agar individu tersebut dapat meraih
keberhasilan dalam hidup.
Sikap kepercayaan diri sangatlah penting, karena apabila peserta didik tidak
percaya dengan hasil yang diperoleh dari hasil ia menyelesaikan soal berakibat peserta
didik akan mudah mencontek dan menurunkan prestasi belajar.
Menurut Keller (1987) strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kepercayaan diri siswa adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak pengalaman
siswa, misal dengan menyusun materi pembelajaran agar dengan mudah dipahami, di
urutkan dari materi yang mudah ke sukar. Dengan demikian, siswa merasa
mengalami keberhasilan sejak awal proses pembelajaran.
2) Susunlah kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga
siswa tidak dituntut untuk mempelajari terlalu banyak konsep baru dengan sekaligus. 3)
Meningkatkan harapan untuk berhasil, hal ini dapat dilakukan dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran dan kriteria tes pada awal pembelajaran. Hal ini akan membantu
siswa mempunyai gambaran yang jelas mengenai apa yang diharapkan. 4) Meningkatkan
harapan untuk berhasil dengan menggunakan strategi yang memungkinkan kontrol
keberhasilan di tangan siswa sendiri.
5) Tumbuh kembangkan kepercayaan diri siswa dengan menganggap siswa telah
memahami konsep ini dengan baik serta menyebut kelemahan siswa sebagai hal-hal
yang masih perlu dikembangkan.
6) Berilah umpan balik yang relevan selama proses pembelajaran agar siswa mengetahui
pemahaman dan prestasi belajar mereka sejauh ini.
6
2.4 Model Motivasi Satisfaction Beserta Penerapannya Dalam Pembelajaran
Menurut Fandy Tjiptono (2014: p.353) kata “kepuasan atau satisfaction: berasal
dari bahasa latin “satis” (artinya cukup banyak, memadai) dan “facio” (melakukan atau
membuat) secara sederhana kepuasan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu
atau membuat sesuatu memadai.
Dapat diartikan pula jika satisfaction merupakan kata yang memiliki arti
kepuasan. Kepuasan disini memiliki arti bahwa siswa merasa senang, gembira, serta
tidak terbebani terhadap pembelajaran yang telah dijalani. Hal ini dapat memotivasi
siswa untuk lebih percaya diri serta terus belajar dan menggali informasi-informasi yang
lebih dalam. Motivasi ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Mengucapkan “baik”, “bagus” dan seterusnya bila peserta didik menjawab
/mengajukan pertanyaan.
2. Memuji dan memberi dorongan, dengan senyuman, anggukan dan pandangan yang
simanatik atas partisipasi siswa.
3. Memberi tuntunan pada siswa agar dapat memberi jawaban yang benar. 4. Memberi
pengarahan sederhana agar siswa memberi jawaban yang benar. (Keller, 1987)
7
membaca suatu buku bacaan akan menambahkan kekayaan pengalaman hidup.
Keberhasilan tersebut memuaskan dan menyenangkan hatinya. Secara perlahan-lahan
terjadilah kegemaran membaca pada anak yang semula sukar mengucapkan huruf “r”
yang benar. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat
motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3. Kondisi peserta didik
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi
belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu
perhatian belajar. Sebaliknya seorang siswa yang sehat, perut terisi, dan gembira
akan mudah memutuskan perhatian. Anak yang sakit akan enggan belajar. Anak
yang marah-marah akan sulit memperhatikan penjelasan pelajaran. Sebaliknya,
setelah siswa tersebut sehat ia akan mengejar ketinggalan pelajaran. Emosional
setiap individu juga lah berbeda-beda.
4. Kondisi lingkungan.
Siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka
siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. kondisi lingkungan sekolah yang
sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan
lingkungan yang aman, tentram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi
belajar mudah diperkuat.
5. Upaya Pendidik dalam mendidik
Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut:
a. menyelenggarakan tertib belajar di sekolah
b. membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu dan
pemeliharaan fasilitas sekolah,
c. membina belajar tertib pergaulan, dan,
d. membina belajar tertib lingkungan sekolah.
Di samping penyelenggaraan tertib yang umum tersebut, maka secara individual tiap
guru menghadapi anak didiknya. Upaya pembelajaran tersebut meliputi: a.
pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar, b. pemanfaatan
penguatan berupa hadiah, kritik, hukuman secara tepat guna, dan, c. mendidik cinta
belajar.
8
2.6 Upaya-Upaya Memotivasi Dalam Belajar
9
7. Membangun Kebiasaan Belajar yang Baik
Mengajarkan peserta didik bagaimana belajar dengan baik, baik belajar sendiri
maupun dalam kelompok. Dengan cara ini, diharapkan peserta didik akan lebih
termotivasi untuk mengulang pelajaran atau meningkatkan pemahaman mereka
dengan buku-buku yang mendukung.
8. Menggunakan Berbagai Metode
Guru hendaknya memilih metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi yang dapat
membangkitkan semangat peserta didik dan tidak membuat mereka bosan. Semakin
banyak metode pengajaran yang dikuasai seorang guru, semakin berhasil dia dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
9. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Baik media
visual maupun audio visual.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
Afjar, A. M., Musri, & Syukri, M. (2020, February 1). Attention, relevance, confidence,
satisfaction (ARCS) model on students’ motivation and learning outcomes in learning
physics. Journal of Physics: Conference Series, 1460(1), 012119.
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1460/1/012119
Setiawan, D., Kabibullah, N., & Wadi, I. S. (2020). PENERAPAN MODEL ARCS
(ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION) DALAM
PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMK
MUARA ILMU DEPOK”. Mozaic: Islam Nusantara, 6(1), 61-78.
Suharni, & Purwanti. (2018). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. G-Couns: Jurnal
Bimbingan Dan Konseling, 3(1), 131–145.
12