Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL LOMBA NASIONAL TAHUNAN RANCANG BANGUN

MESIN KE-10

“DESAIN ALAT PERMAINAN MEKANISME RACK AND PINION

DISUSUN OLEH:
1. DIMAS WICAKSONO

PRODI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi diiringi dengan kebutuhan manusia yang


semakin beragam dan spesifik. Kebutuhan tersebut harus dapat diatasi oleh
para produsen untuk tetap bertahan dan berkembang. Tuntutan mengatasi
kebutuhan dengan kualitas serta presisi yang tinggi tidak lepas dari factor
manusia dan mesin. Perancangan teknik menjadi peranan penting agar dapat
mempertahankan suatu kualitas dari kebutuhan pelanggan dengan tidak
menambah biaya produksi secara signifikan.
Dalam melakukan perancangan tentunya dibutuhkan data-data
yang memiliki standar acuan dan langkah-langkah perancangan. Keduanya
perlu dilakukan untuk melaksanakan perancangan, langkah-langkah
perancangan digunakan sebagai runtutan proses suatu perancangan. Data
acuan yang terstandar merupakan hasil penelitian yang telah dibukukan,
sehingga uji coba dapat diminimalisir dalam melakukan perancangan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Rack and pinion

Keterangan Gambar :
Ø Nomor 1 Steering wheel
Ø Nomor 2 Steering coulomn
Ø Nomor 3 Universal joint
Ø Nomor 4 Housing steering rack
Ø Nomor 5 Booth steer
Ø Nomor 6 Tie rod

Sistem kemudi berfungsi untuk mengatur arah kendaraan atau berfungsi untuk membelokan roda. Jika
pengendara membelokan Steering wheel (lihat gambar) maka steering coulumn akan meneruskan puntiran ke
steering gear. Kemudian steering gear akan memperbesar tenaga puntiran hingga menghasilkan momen
puntir yang lebih besar yang akan diteruskan ke steering linkage, kemudian steering linkage akan
meneruskan puntiran dari steering gear ke roda kendaraan.
Jenis-Jenis Sistem Kemudi

Sistem Kemudi Manual

Dengan diproduksinya mobil-mobil baru sekarang ini penggunaan Sistem kemudi secara manual sudah mulai
ditinggalkan. Pada sistem ini dibutuhkan adanya tenaga yang besar untuk mengemudikannya. Akibatnya
pengemudi akan cepat lelah apabila mengendarai mobil terutama pada jarak jauh.

Tipe Sistem Kemudi Manual

Recirculating ball

Cara kerjanya :
Pada waktu pengemudi memutar roda kemudi, poros utama yang dihubungkan dengan roda kemudi langsung
membelok. Di ujung poros utama kerja dari gigi cacing dam mur pada bak roda gigi kemudi menambah
tenaga dan memindahkan gerak putar dari roda kemudi ke gerakan mundur maju lengan pitman ( pitman arm
).

Lengan-lengan penghubung (linkage), mulai dari batang penghubung ( relay rod ), tie rod, lengan idler ( idler
arm ) dan lengan nakel arm dihubungkan dengan ujung pitman arm. Sambungan tersebut memindahkan gaya
putar dari kemudi ke roda-roda depan dengan memutar ball joint pada lengan bawah ( lower arm ) dan
bantalan atas untuk peredam kejut.
Jenis ini biasanya digunakan pada mobil penumpang atau komersial.
Keuntungan :
1. Komponen gigi kemudi relative besar, dapat digunakan untuk kendaraan sedang, mobil besar, dan
kendaraan komersial.
2. Keausan relative kecil dan pemutaran roda kemudi relative ringan.
Kerugian :
1. Konstruksi rumit karena hubungan antara gigi sector dan gigi pinion tidak langsung
2. Biaya perbaikan lebih mahal

Jenis rack and pinion

Cara kerja :
Pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar. Gerakan ini akan menggerakkan rack dari
samping ke samping dan dilanjutkan melalui tie rod ke lengan nakel pada roda-roda depan sehingga satu roda
depan didorong, sedangkan satu roda tertarik, hal ini menyebabkan roda-roda berputar pada arah yang sama.

Kemudi jenis rack and pinion jauh lebih efisien bagi pengemudi untuk mengendalikan roda-roda depan.
Pinion yang dihubungkan dengan poros utama kemudi melalui poros intermediate, berkaitan denngan rack.
Keuntungan :
1. Konstruksi ringan dan sederhana
2. Persinggungan antara gigi pinion dan rack secara langsung
3. Pemindahan momen relatif lebih baik, sehingga lebih ringan
Kerugian :
1. Bentuk roda gigi kecil, hanya cocok digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil atau sedang.
2. Lebih cepat aus
3. Bentuk gigi rack lurus, dapat menyebabkan cepatnya keausan

Sistem Kemudi Jenis Power Steering

Power steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan memutar sistem kemudi
kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi yang ringan tanpa membutuhkan tenaga yang berarti untuk
mengendalikan kemudi. Dalam perkembangannya power steering terbagi menjadi 2, yaitu : Hidrolik Power
Steering dan Elektronik Power Steering.

HYDRAULIC POWER STEERING

Rack-and-pinion assembly merupakan unit hydraulic-mechanical dengan integral piston dan rack assembly.
Di dalamnya ada satu rotary valve yang mengarahkan aliran minyal power steering dan mengontrol tekanan
untuk mengurangi steering effort (suatu usaha daya yang diperlukan untuk memutar kemudi). Ketika kemudi
diputar, tahanan yang terbentuk oleh adanya berat dari kendaraan dan gesekan roda ke ban, menyababkan
torsion bar di dalam rotary valve menjadi agak cenderung melenceng. Hal ini akan merubah posisi valve
spool dan sleeve, karena itulah diperlukan pengarahan pelumas bertekanan ke proper end yang terdapat pada
power cylinder. Perbedaan tekanan pada sisi piston (yang dipasang pada rack) membantu menggerakkan rack
untuk mengurangi langkah usaha putar. Pelumas di dalam power cylinder yang berlawanan didesak ke
control valve dan kembali ke pump reservoir. Ketika steering effort berhenti, maka control valve akan
diketengahkan oleh gaya melintir dari torsion bar, tekanan pada kedua sisi piston akan disamakan, dan roda
depan kembali ke posisi lurus ke depan.

KONSTRUKSI SISTEM

Rack-and-pinion power steering system terdiri dari:


· Rack and pinion steering gear box
Rack Pinion/Gearbox adalah system penggerak Power Steering dari kemudi atas kemudian di teruskan ke
bagian roda dengan dibantu oleh komponen understeel atau kaki-kaki kendaraan (tie rod, rack end, idle arm
dll). Di dalam system RackPinion/Gearbox terdapat piston dan valve(katup) yang bekerja sesuai tekanan olie
yang disalurkan melalui Vane Pump, selain itu terdapat juga seal-seal yang berguna menahan tekanan olie
agar tidak bocor keluar.
· Power steering oil pump
Pompa PS berfungsi sebagai penyalur tenaga dari mesin dengan oli yang bertekanan tinggi yang kemudian
diteruskan ke bagian Rack Pinion/Gearbox melalui Selang Tekan (Selang bertekanan tingi). Posisi Vane
Pump selalu berada di bagian atas dari RackPinion/Gearbox. Dan hampir setengahnya system Power Steering
dikendalikan/ditentukan dari kerja Pompa, oleh karena itu bila terdapat kerusakan pada Pompa hampir
dipastikan system Power Steeringnya juga tidak akan jalan alias rusak
· Oil reservoir
Oil reservoir berfungsi untuk menampung oli P/S.
· Tubes/Hose (selang)
Selang ini berfungsi yang menyalurkan oli yang bertekanan tinggi dari Vane Pump ke bagian Rack
Pinion/Gearbox, dengan perputaran/rotasi yang sangat cepat maka dapat menimbulkan efek bunyi jika bahan
selang yang dipakai kurang bagus kualitasnya.

PRINSIP KERJA POWER STEERING HIDROLIS

Sistem power steering menggunakan tekanan hidrolis yang dibangkatkan oleh power steering pump gunanya
adalah untuk mengurangi langkah usaha yang diperlukan untuk memutar kemudi. Power steering pump
dipasang di depan engine. Pompa yang dipakai adalah tipe vane-type, dan digerakkan oleh crankshaft melalui
drive belt.
Minyak power steering ditarik dari reservoir ke pompa pada saat mesin dalam keadaan hidup. Minyak ini
ditekan oleh satu power steering switch dan control valve yang letaknya di dalam power steering pump.

ELECTRIC POWER STEERING

Sistem Electronic Power Steering (EPS) termasuk di dalamnya komponen yang sama seperti pada sistem
power steering konvensional. Sebagai tambahannya adalah sebuah solenoid valve pada power steering gear
box, dan satu control unit dekat dibawah audio yang terletak di panel farcia tengah. Untuk mengontrol aliran
oli pada steering gear box, disediakan satu solenoid yang bekerja berdasarkan arus dari control module yang
menerima sinyal dari VSS (Vehicle Speed Sensor) dan TPS.
CARA KERJA ELECTRIC POWER STEERING

Cara kerja Sistem Electric Power Steering (EPS) adalah saat kunci diputar ke posisi ON, Control Module
memperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by, bersamaan dengan itu indikator EPS pada panel instrumen
menyala. Saat mesin hidup, Noise Suppressor segera menginformasikan pada Control Module untuk
mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung menghubungkan motor dengan batang setir. Salah satu
sensor yang terletak pada steering rack bertugas memberi informasi pada Control Module ketika setir mulai
diputar. Disebut Torque Sensor, ia akan mengirimkan informasi tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa
cepat putarannya. Dengan dua informasi tersebut, Control Module segera mengirim arus listrik sesuai yang
dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan begitu proses memutar setir menjadi ringan.
Vehicle Speed Sensor bertugas begitu mobil mulai melaju. Sensor ini menyediakan informasi bagi control
module tentang kecepatan kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor
elektrik akan dinonaktifkan oleh Control Module.
Dengan begitu setir menjadi lebih berat sehingga meningkatkan safety. Jadi sistem EPS ini mengatur
besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan saja. Selain mengatur kerja motor
elektrik berdasarkan informasi dari sensor, Control Module juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem
EPS. Lampu indikator EPS pada panel instrumen akan menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan.
Selanjutnya, Control Module menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas hubungan motor dengan
batang setir. Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi EPS ini masih terhubung dengan setir via batang
baja, maka mobil masih dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat seperti
kemudi tanpa power steering.
Electric Power Steering (EPS) menggunakan beberapa perangkat elektronik seperti:
1.Control Module: Sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.
2.Motor elektrik: Bertugas langsung membantu meringankan perputaran setir.
3.Vehicle Speed Sensor: Terletak di girboks dan bertugas memberitahu control module tentang kecepatan
mobil.
4.Torque Sensor: Berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi ke control module jika setir mulai
diputar oleh pengemudi.
5.Clutch: Kopling ini ada di antara motor dan batang setir. Tugasnya untuk menghubungkan dan melepaskan
motor dengan batang setir sesuai kondisi.
6.Noise Suppressor: Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin sedang bekerja atau tidak.
7.On-board Diagnostic Display: berupa indikator di panel instrumen yang akan menyala jika ada masalah
sengan sistem EPS.

KEUNGGULAN EPS

EPS tidak hanya melakukan fungsi power steering biasa, namun juga bisa mengontrol tekanan hydraulic
pressure yang bereaksi berdasarkan counter-force plunger yang ada pada gear box tetapnya di dalam input
shaft, oleh karena itulah karakteristik steering effort vs. tekanan hydraulic bervariasi tergantung dari
kecepatan kendaraan untuk memberikan karakteristik kemudi yang optimal pas dengan kecepatan kendaraan
dan kondisi kemudi.
· Pada saat mobil dalam keadaan stationer dan berjalan lambat putaran kemudi ringan.
· Pengaturan steering effort berdasarkan kecepatan kendaraan.
· Pada kecepatan sedang dan cepat, steering effort secara akan bertambah untuk menambah kestabilan dan
kenyamanan kemudi.
· Pada kecepatan sedang dan cepat, ketika posisi kemudi berada atau mendekati posisi netral, fungsi
reactionary plunger akan menambah steering effort agar kemudi lebih stabil.
· Ketika kendaraan melewati jalan yang rusak pada kecepatan sedang dan cepat, meskipun ada rintangan
besar dari permukaan jalan, namun tidak akan mempengaruhi arah control kemudi, karena tekanan ouput
hydraulic untuk steering effort menjadi tinggi sama seperti power steering konvensional.
· Sistem ini mempunyai fungsi fail-safe sehingga meskipun sistemnya elektrikal, temasuk control unit dan
sensors, namun karakteristik power steering normal masih bisa di dapat.
BAB 3
TAHAP PELAKSANAAN

Cara Kerja kemudi rack and pinion

Ketika steering wheel diputar oleh pengemudi, maka steering shaft akan berputar sehingga pinion pun juga
akan ikut berputar. Putaran pada pinion ini akan membuat rack bergerak ke samping (baik ke kanan atau ke
kiri) yang selanjutnya gerakan menyamping ini diteruskan menuju tie rod kemudian ke knuckle arml pada
roda-roda depan sehingga salah satu sisi roda akan terdorong, dan sisi lainnya akan tertarik hal ini
menyebabkan roda berbelok atau berputar ke arah yang sama.

Keuntungan kemudi rack and pinion

Berikut merupakan keuntungan dari sistem kemudi tipe rack and pinion bila dibandingkan dengan tipe
recircuating ball :
• Dilihat dari konstruksinya maka kemudi jenis ini lebih ringan dan sederhana.
• Kemudi tipe ini persinggungan antara gigi pinion dan rack secara langsung.
• Keuntungan yang selanjutnya adalah pemindahan momen relatif lebih baik (tidak banyak
sambungan-sambungan), sehingga lebih ringan.

Kerugian kemudi rack and pinion

Selain memiliki kelebihan, kemudi jenis ini juga memiliki kerugian dan berikut ini merupakan kerugiannya :
• Karena kontruksi dari roda giginya lebih kecil, maka sistem kemudi tipe ini hanya cocok
digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil atau sedang.
• Lebih cepat aus karena bentuk gigi racknya lurus.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari rancangan mekanisme rack and pinion assembly yang kami desain
menggunakan software solidworks adalah sebagai berikut:

Part-part rack and pinion

Anda mungkin juga menyukai