KELOMPOK 4
Nama Anggota :
FAKULTAS KEDOKTERAN
Kami menyadari bahwa laporan sementara tutorial ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna perbaikan di masa mendatang.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
4. Teman-teman seperjuangan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang menyusun dan membantu pembuatan laporan
ini dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
I
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................1
BAB II...........................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................2
2.7 Hipotesis...............................................................................................9
II
III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu strategi pembelajaran sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) ini adalah Tutorial. Tutorial merupakan pengimplementasian dari metode
Problem Based Learning (PBL). Dalam tutorial mahasiswa dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok dibimbing oleh seorang
tutor/dosen sebagai fasilitator untuk memecahkan kasus yang ada. Pada
kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario yang berjudul
“Apakah Saya Terinfeksi?”
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Data Tutorial
Tutor : dr. RA Tanzila, M.Kes
Moderator : Tasya Aulia Dita
Sekretaris Papan : Leni Kuniyati
Sekretaris Meja : Della Puspita Sari
Waktu : Selasa, 14 Juni 2022
Pukul 08.00-10.30 WIB
Peraturan :
1. Saling menghormati antar sesama peserta tutorial.
2. Menggunakan komunikasi yang baik dan tepat.
3. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan pendapat.
4. Tidak mengaktifkan alat komunikasi selama proses tutorial berlangsung.
5. Izin saat akan keluar ruangan.
6. Tepat waktu.
2
Pemeriksaan fisik
Tanda Vital : TD 125/80 mmHg, nadi 108 x/menit (isi dan tegangan cukup), RR :
20 x/menit, T axilla : 38,50C.
Pemeriksaan laboratorium
3
untuk mendiagnosis penyakit malaria berdasarkan
atas deteksi antigen parasit malaria di dalam darah
test (RDT)
dengan menggunakan prinsip imunokromatografi
(Suarjana & Nauval, 2019).
2 Hepatomegali Pembesaran hati (dorland edisi 30).
Keping-keping darah yang mempunyai bentuk
3 Trombosit tidak teratur dan tidak memiliki inti (Dorland, ed
29).
Bintil-bintil merah pada kulit, penyakit kulit
4 Ruam
(KBBI edisi lux).
5 Urinalisis Analisis urin (dorland ed 29).
Penyakit yang di tandai dengan gemetarnya atau
6 Menggigil
menggigilnya berbagai otot (Dorland ed.30)
Sel darah tanpa warna (berfungsi untuk
membinasakan bakteri yang memasuki tubuh).
7 Leukosit
Arti lainnya dari leukosit adalah sel darah putih
(KBBI).
Bagian dari system limfatik yang berfungsi
melawan kuman virus dan parasit penyebab
8 KGB
infeksi, membasmi sel kanker dan menghancurkan
zat beracun yang masuk kedalam tubuh (dorland)
sakityang menyebabkan suhu badan lebih tigggi
9 Demam
daripada biasanya (KBBI).
10 Palpebra kelopak mata (Dorland edisi 29).
Pembebasan hemoglobin, mulai dari
11 Hemolitik permisahannya dari sel darah merah hingga berada
dalam plasma (KBBI, edisi 30).
Selaput lender yang menutupi keopak mata,
12 Konjungtiva melipat kembai pada bola mata, dn menutupi
depan bola mata (KBBI edisi 5).
13 Sklera ikterik Lapisan luar bola mata dan berwarna putih yang
menutupi kurang lebih 5/6 bagian permukaan bola
4
mata; ikterik adalah warna kekuniangan pada mata
(Dorland edisi 29).
Tanda Vital : TD 125/80 mmHg, nadi 108 x/menit (isi dan tegangan
cukup), RR : 20 x/menit, T axilla : 38,50C.
4. Pemeriksaan laboratorium
Darah Rutin : Hb 9,2 gr%, leukosit 8.400/mm3, trombosit 203.000/mm3,
dan didapatkan gambaran hemolitik dengan morfologi leukosit dan
trombosit normal.
5
2.5 Prioritas Masalah
1. Tn. P berusia 27 tahun, alamat Palembang, dibawa ke rumah sakit karena
demam hilang timbul sejak 8 hari yang lalu. Sebelum demam didahului
menggigil. Setelah demam diikuti berkeringat banyak dan suhu tubuh kembali
normal.
Alasan : jika hal tersebut tidak di tatalaksana dengan tepat akan mengganggu
aktivitas dan mengakibatkan komplikasi.
6
Suhu tubuh naik hingga 41oC sehingga menyebabkan pasien kehausan
muka kemerahan, kulit kering dan panas seperti terbakar, sakit kepala
makin hebat, mual dan muntah, nadi berdenyut keras. Stadium ini
berlangsung 2 sampai 6 jam. Stadium berkeringat Pasien berkeringat
banyak sampai basah, suhu turun drastis bahkan mencapai dibawah
ambang normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak dan saat bangun
merasa lemah tapi sehat. Stadium ini berlangsung 2 sampai 4 jam
( Mading, 2014).
b. Apa makna setelah demam diikuti berkeringat banyak dan suhu tubuh
kembali normal?
c. Bagaimana etiologi dan mekanisme demam?
d. Bagaimana etiologi dan mekanisme menggigil?
e. Bagaimana etiologi dan mekanisme berkeringat banyak?
f. Apa saja macam-macam demam dan termasuk demam apa yang terjadi
pada kasus?
1) Demam septik
Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang
tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas
normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan
berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang
normal dinamakan juga demam hektik.
2) Demam remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi
tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang
mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar
perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.
3) Demam intermiten
Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal
selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi
setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas
demam di antara dua serangan disebut kuartana.
7
4) Demam kontinyu
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda
lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi
sekali disebut hiperpireksia.
5) Demam siklik
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa
hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang
kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula (Sudoyo,2014).
g. Apa saja jenis penyakit yang berkaitan dengan demam pada kasus?
h. Apa makna keluhan tersebut selalu berulang setiap hari?
2. Keluhan lainnya terdapat sakit kepala, mual, dan lemas. Tn. P baru pulang
ke Palembang 10 hari yang lalu dari liburan di NTT selama 1 bulan.
Sebelumnya Tn. P belum pernah mengalami sakit yang sama.
a. Apa faktor terjadinya sakit kepala, mual, dan lemas?
b. Bagaimana mekanisme terjadinya sakit kepala, mual, dan lemas?
c. Bagaimana hubungan keluhan utama dengan keluhan tambahan?
Hubungannya karena Tn. L menderita malaria vivax yang disebabkan oleh
plasmodium vivax yang memiliki manifestasi utama yaitu: demam, dan
menggigil, juga dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot
atau pegal-pegal. Malaria juga memiliki manifestasi umum yaitu berupa
keluhan-keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam,
berupa: malaise, lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang
dan otot, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang
merasa dingin di punggung. Keluhan prodromal sering terjadi pada P.
vivax dan P. ovale, sedangkan P. falciparum dan P. malariae keluhan
prodromal tidak jelas. (Sabiq, A dan Fitriani, J, 2018).
8
Jadi hubungannya adalah keluhan utama dan keluhan tambahan
merupakan satu kesatuan dari manifestasi klisis yang disebabkan oleh
plasmodium vivax.
d. Apa hubungan liburan 10 hari yang lalu dari liburan di NTT dengan
penyakit yang diderita tn. P?
Hubungannya adalah Maknanya adalah ketika di NTT tn. L sudah
pernah menderita malaria, dimana NTT merupakan salah satu daerah
endemic malaria dan sebagai penyumbang kasus terbesar di Indonesia
yaitu sebesar 79%. (Hastuty HSB dan Denik WS, 2021) Tn. L pernah
menderita malaria vivax saat berada di papua enam bulan lalu karena
Indonesia merupakan negara tropis dan malaria masih menjadi salah satu
penyakit menular khususnya di beberapa wilayah yang dinyatakan masih
endemis terutama di luar pulau jawa. (Hakim, L, 2011).
P. vivax dan P. ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati (sizon
jaringan) sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan
siklusnya ke sel eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati disebut
hipnosit. Bentuk hipnosit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada
penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan
daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau
perubahan iklim (musim hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan
terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari sel hati ke eritrosit.
Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali gejala
penyakit. Misalnya 1 – 2 tahun sebelumnya pernah menderita P.
vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila kemudia mengalami
kelelahan atau stress, gejala malaria akan muncul kembali sekalipun yang
bersangkutan tidak digigit oleh nyamuk anopheles. (Sabiq, A & Fitriani, J,
2018).
9
ke orang sehat melalui udara, kontak langsung, makanan/minuman yang
terkontaminasi penyebab infeksi, atau melalui peralatan yang digunakan
(vektor). Seseorang yang terkena gejala-gejala awal penyakit tropis
cenderung mengabaikannya karena keterbatasan waktu dan biaya untuk
berkonsultasi serta terbatasnya ketersediaan dokter pada suatu daerah
(Reza dkk, 2018).
10
h. Bagaimana proses transmisi dari patogen pada malaria (siklus hidup)?
i. Apa yang harus dilakukan Tn. P sebelum pergi ke NTT agar terhindar dari
penyakit?
j. Bagaimana epidemiologi malaria pada kasus?
k. Apa organisme yang menjadi vektor pada kasus?
l. Bagaimana patofisiologi dari malaria?
m. Apa saja macam-macam malaria?
n. Apa makna sebelumnya Tn. P belum pernah mengalami sakit yang sama?
3. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis
Tanda Vital : TD 125/80 mmHg, nadi 108 x/menit (isi dan tegangan cukup),
RR : 20 x/menit, T axilla : 38,50C.
Kepala : Konjungtiva palpebra tampak pucat, sklera tidak ikterik.
Leher : Tidak ada pembesaran KGB.
Thoraks : Pemeriksaan jantung dan paru dalam batas normal.
Abdomen : hepatomegali ringan. Pemeriksaan lain dalam batas normal.
Ekstremitas : Tidak ada ruam kulit
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik pada kasus?
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari intepretasi pemeriksaan fisik pada
kasus?
c. Apa saja prosedur dari pemeriksaan fisik?
Apa saja prosedur dari pemeriksaan fisik?
Jawab :
Adapun 4 prinsip pada pemeriksaan fisik yaitu Inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi
1) Inspeksi
Inspeksi dapat menghasilkan sejumlah besar informasi.
Pemeriksa harus melatih diri untuk melihat tubuh dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis
• Keadaan umum • Keadaan gizi • Bentuk tubuh
11
• Simetris • Postur dan gaya berjalan • Cara berbicara
2) Palpasi
Palpasi adalah melakukan sentuhan untuk menentukan
karakteristik suatu area tubuh, seperti peningkatan atau depresi
kulit, kehangatan, nyeri tekan, denyut nadi, krepitus, dan ukuran
organ atau massa. Sebagai contoh, impuls abnormal dapat dipalpasi
di sisi kanan dada dan bisa terkait dengan aneurisma aorta
asendens.
3) Perkusi
Perkusi berhubungan dengan sensasi sentuhan dan suara yang
dihasilkan ketika ketukan yang dilakukan pada area yang sedang
diperiksa. Satu jari memberikan ketukan tajam ke jari lain dari
tangan lainnya.
4) Auskultasi
Auskultasi dilakukakn dengan mendengar suara yang
dihasilkan oleh organ internal. Teknik ini memberikan informasi
tentang proses penyakit organ (Swartz M.H,2014)
4. Pemeriksaan laboratorium
Darah Rutin : Hb 9,2 gr%, leukosit 8.400/mm3, trombosit 203.000/mm3, dan
didapatkan gambaran hemolitik dengan morfologi leukosit dan trombosit
normal.
Urinalisis dan feses rutin normal.
Hasil pemeriksaan rapid diagnostic test (RDT) didapatkan:
12
Tahapan uji RDT malaria :
Pertama jari tengah disetrilkan terlebih dahulu menggunakan kertas
beralkohol, kemudian dengan menggunakan autoklik yang berisi lancet
ditusukkan pada jari tengah. Darah yang pertama keluar diapus dan darah
berikutnya diambil menggunakan pipet kapiler sampai tanda batas,
kemudian diteteskan pada RDT dan teteskan pula buffer. dicatat waktu dan
kode responden pada RDT, tunggu hingga 20 menit ( Santi, 2013).
13
8. Apa working diagnosis?
14
mencela demam, karena ia menghilangkan dosa anak Adam, sebagaimana
alat pemanas besi mampu menghilangkan karat'."
Interpretasi dengan kasus : ketika sedang sakit atau demam Tn. P harus
tetap bersyukur dan berprasangka baik karena sakit dapat menghilangkan
dan menggugurkan dosa.
2.7 Hipotesis
Tn. P mengeluh demam, menggigil, berkeringat banyak disertai sakit kepala,
mual dan lemas disebabkan oleh plasmodium sehingga terindikasi malaria
dengan riwayat mengunjungi daerah endemik.
Riwayat mengunjungi
daerah endemik
Plasmodium masuk ke
dalam darah
Malaria
Demam Lemas
15
Menggigil Mual