Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO A

KELOMPOK 4

Dosen Pembimbing : dr. Putri Rizki, M.KM

Nama Anggota:
Meta Ilma Nur Amalia 702018013
Ayu Kharisma 702020010
Firza Aisy 702020030
Inka Septiani 702020041
M. Daffa Adriansyah Inazda 702020047
M. Emir Suryadinata 702020056
Rashieka Adawiya Azzahra 702020069
Kuntafie Tarik Al Haq Mukhtarudin 702020079
Rika Agustina 702020093
Rizki Amanah 702020104
Alysha Titania Shalshabilla 702020113

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul
“Laporan Tutorial Skenario A” sebagai tugas kompetensi kelompok. Shalawat
beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
di masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kesehatan dan rahmat-Nya
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. dr. Putri Rizki, M.KM selaku tutor kelompok 4.
4. Teman-teman seperjuangan.
5. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan tutorial ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang menyusun dan membantu pembuatan laporan
ini dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 Latar belakang.................................................................................................1

1.2 Maksud dan Tujuan.........................................................................................1

BAB II...............................................................................................................................2

PEMBAHASAN................................................................................................................2

2.1 Data Tutorial....................................................................................................2

2.2 Skenario Kasus.................................................................................................2

2.3 Klarifikasi Istilah..............................................................................................3

2.4 Identifikasi Masalah.........................................................................................4

2.5 Prioritas Masalah.............................................................................................4

2.6 Analisis Masalah...............................................................................................5

2.7 Hipotesis..........................................................................................................17

2.8 Kerangka Konsep...........................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Salah satu strategi pembelajaran sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) ini adalah Tutorial. Tutorial merupakan pengimplementasian dari
metode Problem Based Learning (PBL). Dalam tutorial mahasiswa dibagi
dalam kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok dibimbing oleh
seorang tutor/dosen sebagai fasilitator untuk memecahkan kasus yang ada
(buku pedoman tutorial FK UMP)
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario yang
berjudul “PELANGI DI BOLA MATA” : Tn. R 60 tahun datang ke IGD
RSMP dengan keluhan mata kiri tidak bisa melihat secara mendadak yang
disertai nyeri didalam dan di sekitar mata sejak 1 hari yang lalu. Sejak 3
bulan yang lalu, pasien mengeluh sering sakit kepala, mual, muntah dan
terkadang seperti melihat warna pelangi disekitar cahaya bola lampuyang
dilihatnya. Pasien mengkonsumsi obat sakit kepala warung tapi keluhan
hilang sementara dan kambuh lagi. Sejak 1 tahun yang lalu tn. R juga
mengeluh penglihatan kedua matanya kabur seperti melihat asap, dan
penglihatan mata kiri semakin lama semakin memburuk. Tn. R belum
pernah berobat untuk keluhan matanya. tn R pernah dinyatakan dokter
menderita kencing manis 10 tahun yang lalu dan berobat tidak teratur.
Riwayat trauma pada mata tidak ada.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus A, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran Problem Based Learning di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario A dengan
metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Putri Rizki, M.KM
Moderator : M. Daffa Adriansyah Inazda
Sekretaris Papan : Alysha Titania Shalshabilla
Sekretaris Meja : Rika Agustina
Waktu : Selasa, 06 Desember 2022
Pukul 08.00-10.30 WIB
Kamis, 08 Desember 2022
Pukul 08.00-10.30 WIB
Peraturan :
1. Saling menghormati antar sesama peserta tutorial
2. Menggunakan komunikasi yang baik dan tepat
3. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan pendapat
4. Izin saat akan keluar ruangan.
5. Tepat waktu.

2.2 Skenario Kasus

SKENARIO A
“PELANGI DI BOLA MATA”
Tn. R 60 tahun datang ke IGD RSMP dengan keluhan mata kiri tidak bisa
melihat secara mendadak yang disertai nyeri didalam dan di sekitar mata sejak 1
hari yang lalu. Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh sering sakit kepala,
mual, muntah dan terkadang seperti melihat warna pelangi disekitar cahaya bola
lampuyang dilihatnya. Pasien mengkonsumsi obat sakit kepala warung tapi
keluhan hilang sementara dan kambuh lagi. Sejak 1 tahun yang lalu tn. R juga
mengeluh penglihatan kedua matanya kabur seperti melihat asap, dan penglihatan
mata kiri semakin lama semakin memburuk. Tn. R belum pernah berobat untuk
keluhan matanya. tn R pernah dinyatakan dokter menderita kencing manis 10
tahun yang lalu dan berobat tidak teratur. Riwayat trauma pada mata tidak ada.
Pemeriksaan fisik:

2
Keadaan umum: sadar dan kooperatif
Tanda vital: TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, RR : 16 x/menit, Suhu :
36,8˚C
Mata :
Pemeriksaan visus dasar : VOD 6/30, Pinhole (+) 6/12, VOS 1/300
Status oftalmologi :
- OD : Tonometri 17,6 mmHg, lensa mata keruh belum merata, Shadow
test (+)
- OS : Tonometri 44 mmHg, edema palpebra, mixed injeksi (+), kornea
edema, bilik mata depan dangkal, pupil dilatasi, lensa keruh, shadow
test (-), refleks pupil (-)
Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin : Hb : 14,2 g/dl, Ht 42%, trombosit 280.000/mm3, leukosit
8.000/mm3
Kimia darah : BSS 210mg/dl
2.3 Klarifikasi Istilah
1. Tonometri : pengukuran tegangan atau tekanan terutama tekanan
intaokular
2. Lensa : sepotong kaca/bahan transparan yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga dapat mengumpulkan berkas sinar
3. Nyeri : perasaan tidak nyaman yang disebabkan untuk rangsangan
ujung saraf tertentu
4. Mual : sensasi tidak menyenangkan yang samar pada epigastrium dan
abdomen, dengan kecenderungan untuk muntah
5. Muntah : pengeluaran paksa isi lambung melalui mulut
6. OD : oculus dextra
7. OS : oculus sinistra
8. Pinhole :
9. Sakit kepala : Suatu kondisi ketika ada rasa sakit dan ketidaknyamanan
di kepala, kulit kepala atau leher (Dorland, Ed. 30)
10. Kornea : bagian anterior mata yang transparan

3
11. BSS : hasil pengukuran darah kadar glukosa kapan saja tanpa persiapan
puasa (Dorland, 2015)
12. Edema :

2.4 Identifikasi Masalah


1. Tn. R 60 tahun datang ke IGD RSMP dengan keluhan mata kiri tidak
bisa melihat secara mendadak yang disertai nyeri didalam dan di sekitar
mata sejak 1 hari yang lalu. Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh
sering sakit kepala, mual, muntah dan terkadang seperti melihat warna
pelangi disekitar cahaya bola lampuyang dilihatnya.Pasien
mengkonsumsi obat sakit kepala warung tapi keluhan hilang sementara
dan kambuh lagi.
2. Sejak 1 tahun yang lalu tn. R juga mengeluh penglihatan kedua matanya
kabur seperti melihat asap, dan penglihatan mata kiri semakin lama
semakin memburuk. Tn. R belum pernah berobat untuk keluhan matanya.
tn R pernah dinyatakan dokter menderita kencing manis 10 tahun yang
lalu dan berobat tidak teratur. Riwayat trauma pada mata tidak ada
3. Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: sadar dan kooperatif
Tanda vital: TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, RR : 16 x/menit, Suhu :
36,8˚C
Mata :
Pemeriksaan visus dasar : VOD 6/30, Pinhole (+) 6/12, VOS 1/300
Status oftalmologi :
- OD : Tonometri 17,6 mmHg, lensa mata keruh belum merata, Shadow
test (+)
- OS : Tonometri 44 mmHg, edema palpebra, mixed injeksi (+), kornea
edema, bilik mata depan dangkal, pupil dilatasi, lensa keruh, shadow
test (-), refleks pupil (-)
4. Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin : Hb : 14,2 g/dl, Ht 42%, trombosit 280.000/mm3, leukosit
8.000/mm3

4
Kimia darah : BSS 210mg/dl
2.5 Prioritas Masalah
Prioritas masalah : analisis masalah no 1
Alasan : Karena dapat menyebabkan komplikasi
2.6 Analisis Masalah
1. Tn. R 60 tahun datang ke IGD RSMP dengan keluhan mata kiri tidak bisa
melihat secara mendadak yang disertai nyeri didalam dan di sekitar mata
sejak 1 hari yang lalu. Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh sering sakit
kepala, mual, muntah dan terkadang seperti melihat warna pelangi disekitar
cahaya bola lampuyang dilihatnya.Pasien mengkonsumsi obat sakit kepala
warung tapi keluhan hilang sementara dan kambuh lagi.
a. Bagaimana anatomi, fisiologi, histologi pada kasus?
FUNGSI MEDIA REFRAKSI : LENSA, KORNEA, aquos humor,
vitreus humor, retina, n. optikus dll
Histologi :

5
Gambar. 2 Histologi Mata
Sumber: Eroschenko, 2018

Bola mata dikelilingi oleh tiga lapisan konsentris utama: lapisan


jaringan ikat fibrosa luar yang kuat yang terdiri dari sklera dan kornea,
lapisan tengah atau uvea yang terdiri dari koroid vaskular dan berpigmen
tinggi, korpus siliaris, dan iris. Lapisan terdalam adalah retina fotosensitif
(Eroschenko, 2018).
Iris menutupi sebagian lensa dan merupakan bagian mata yang
berwarna. Serat otot polos melingkar dan radial membentuk lubang di iris
yang disebut pupil. Di bagian posterior mata, tepatnya di belakang lensa,

6
terdapat korpus vitreous berisi bahan agar-agar, yaitu vitreous humor
transparan (Eroschenko, 2018).

DAPUS :
Eroschenko, VP. 2018. DiFiore Histology Atlas: With Functional
Correlation. Edition 11. Jakarta: Book Medical Publishers EGC

b. Bagaiman hubungan jenis kelamin dan usia pada kasus?


c. Apa makna Tn. R 60 tahun datang ke IGD RSMP dengan keluhan mata
kiri tidak bisa melihat secara mendadak yang disertai nyeri di dalam dan
di sekitar mata sejak 1 hari yang lalu? Manifestasi gloukoma dengan fase
akut.
d. Apa makna sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh sering sakit kepala,
mual, muntah dan terkadang seperti melihat warna pelangi disekitar
cahaya bola lampu yang dilihatnya? Manifes dari glaokuma sudut
tertutup k
e. Bagaimana etiologi mata kiri tidak bisa melihat secara mendadak yang
disertai nyeri didalam dan di sekitar mata?
Jawab:
Pada kasus keluhan yang dialami pasien kemungkinan manifestasi klinis
dari glaukoma yang artinya berdasarkan etiologinya, glaukoma terdiri
dari primer, sekunder, dan glaukoma kongenital. Glaukoma primer
adalah glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya. Glaukoma sekunder
adalah glaukoma yang disebabkan oleh penyakit yang berasal dari mata
dan gangguan lain di luar mata. Sedangkan glaukoma kongenital adalah
glaukoma yang dibawa sejak lahir dengan etiologi nyeri di sekitar mata :
1. Peradangan
2. Infeksi
3. Cedera saraf
4. Tumor intraokular
(Belomte, 2017).

7
Etiologi mata tidak bisa melihat :
a. Katarak
b. Glaukoma
c. Retinopati diabetik
d. Degenerasi makula
e. Iskemia
f. Kelainan refraksi (Sijuwola & Fasina, 2019)

DAPUS :
Belmonte, C., Acosta, M. C., Merayo-Lloves, J., & Gallar, J. 2017. What
Causes Eye Pain. Current ophthalmology reports, 3(2), 111 - 121.
https://doi.org/10.1007/s40135-015-0073-

Sijuwola dan Fasina. 2019. Etiologi Gangguan Penglihatan Pada Pasien


Mata di Federal Medical Center, Abeokuta, Nigeria. J West Afr Coll
Surg; 2(4): 3 8–50.
f. Bagaimana patofisiologi mata kiri tidak bisa melihat secara mendadak
yang disertai nyeri didalam dan di sekitar mata?
g. Bagaimana etiologi sakit kepala, mual, muntah dan terkadang seperti
melihat warna pelangi disekitar cahaya bola lampu yang dilihatnya?
h. Bagaimana patofisiologi sakit kepala, mual, muntah dan terkadang
seperti melihat warna pelangi disekitar cahaya bola lampu yang
dilihatnya?
i. Bagaimana hubungan keluhan 3 bulan yang lalu dengan keluhan yang
sekarang?
Jawab:
Hubungan keluhan 3 bulan yang lalu yang dimana pasien mengeluh
sering sakit kepala, mual, muntah dan terkadang seperti melihat warna
pelangi disekitar cahaya bola lampu yang dilihatnya hal tersebut
merupakan manifestasi klinis dari glaukoma sudut tertutup dan pada
kasus juga keluhan tersebut belum pernah di obati sehingga
mengakibatkan terjadi komplikasi yang sekarang yaitu berupa keluhan

8
tidak bisa melihat secara mendadak dan nyeri di bola mata yang dimana
hal tersebut merupakan progresivitas dari keluhan 3 bulan yang lalu
(Khazaeni, 2021)

DAPUS :
Khazaeni, B. and Khazaeni, L. 2017. Acute Closed Angle Glaucoma. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430857/.
Accessed date : December, 2022.

j. Apa makna pasien mengkonsumsi obat sakit kepala warung tapi keluhan
hilang sementara dan kambuh lagi?
Jawab:
Maknanya adalah obat yang dikonsumsi oleh tn. R hanya bersifat
simtomatik, bukan mengobati penyebabnya. Dimana diketahui bahwa
sakit kepala yang dialami pasien adalah karena peningkatan tekanan
intraokular sehingga obat yang dikonsumsi tidak dapat memperbaikinya,
oleh karena itu perlu diberikan obat yang dapat menurunkan tekanan
intraokular (Pusdatin, 2015).

Obat yang dikonsumsi pasien bisa jadi merupakan jenis obat yang hanya
mengobati gejala tanpa mengatasi penyebab gejala tersebut.
Kemungkinan obat yang dikonsumsi pasien merupakan obat yang dapat
diperoleh tanpa menggunakan resep dokter seperti Analgesik Anti
Inflamasi Non Steroid. Sedangkan pada kasus, etiologi yang mendasari
keluhan pasien adalah peningkatan TIO akibat hambatan produksi aquos
humor. Maka obat yang mungkin dibutuhkan pasien adalah inhibitor
karbonat anhidrase sistemik, seperti glaucon, yang mengandung
acetazolamide yang memiliki efek menurunkan TIO dengan menghambat
produksi akuatik humor sehingga berguna untuk menurunkan TIO secara
cepat (Sari & Aditya, 2016 ).

9
DAPUS :
Sari & Ariesti. 2019. Kasus Subluksasi Lensa pada Glaukoma
Eksfoliatif. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(3), 773.
https://doi.org/10.25077/jka.v8i3.1069.

k. Apa kemungkinan obat yang dibeli tn. R?

l. Apa saja faktor resiko dari keluhan pada kasus?


Jawab:
1. Tekanan intraokular yang tinggi (tekanan di dalam bola mata)
2. Usia di atas 40 tahun
3. Miopia tinggi (rabun jauh) atau hiperopia tinggi (rabun dekat)
4. Diabetes melitus (Kencing Manis)
5. Penyakit jantung koroner
6. Riwayat penyakit glaukoma pada keluarga
7. Riwayat trauma
8. Penggunaan steroid jangka panjang
(Ilyas & Yulianti, 2018)
DAPUS :
Ilyas S, Yulianti SR. 2018. Ilmu penyakit mata, edisi 5.
Jakarta:Badan Penerbit FKUI.

m. Apa saja klasifikasi glaukoma?

2. Sejak 1 tahun yang lalu tn. R juga mengeluh penglihatan kedua matanya
kabur seperti melihat asap, dan penglihatan mata kiri semakin lama semakin
memburuk. Tn. R belum pernah berobat untuk keluhan matanya. tn R
pernah dinyatakan dokter menderita kencing manis 10 tahun yang lalu dan
berobat tidak teratur. Riwayat trauma pada mata tidak ada.
a. Apa makna sejak 1 tahun yang lalu tn. R juga mengeluh penglihatan
kedua matanya kabur seperti melihat asap, dan penglihatan mata kiri

10
semakin lama semakin memburuk? Maknanya adalah katarak, katarak
dapat menyebabkan penyakit glaukoma.
b. Apa hubungan keluhan sejak 1 tahun yang lalu dengan keluhan tn. R
sekarang?
c. Apa makna Tn. R belum pernah berobat untuk keluhan matanya?
Jawab: Maknanya adalah bahwa pasien tidak mengetahui bahwa pasien
mengalami katarak sehingga pasien tidak mengobati keluhan tersebut.
Dan katarak tersebut tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi
menjadi glaukoma sekunder.

DAPUS :
Sari, ED. and Aditya, M. 2016. Glaukoma akut dengan Immature
Katarak Okuli Dekstra et Sinistra. Lampung: University of Lampung
Medula Journal Volume 4 Number 3, p. 46-5 1

d. Apa makna Tn R pernah dinyatakan dokter menderita kencing manis 10


tahun yang lalu dan berobat tidak teratur?
Jawab:
Kemungkinan penyakit diabetes dengan pengobatan yang tidak teratur
yang dialami pasien sejak 10 tahun yang lalu merupakan faktor resiko
penyakit dengan keluhan yang dirasakan pasien.

e. Apa makna Riwayat trauma pada mata tidak ada?


Jawab:
Maknanya adalah untuk menyingkirkan diagnosis banding dari katarak
traumatika (katarak akibat trauma mata)

f. Apa saja klasifikasi dan derajat katarak?


g. Apa saja faktor risiko dari keluhan sejak 1 tahun yang lalu?
Jawab:
Pada kasus ini pasien kemungkinan mengalami katarak yang dimana
keluhan yang dialami oleh pasien adalah penglihatan kabur seperti

11
melihat asap, dan penglihatan mata kiri semakin lama semakin
memburuk. Faktor risiko dari katarak adalah :
1. Diabetes Melitus
2. Peradangan Intraokular
3. Trauma Mata
4. Riwayat keluarga dengan katarak
5. Pemakaian obat steroid jangka lama
6. Merokok
7. Pasca operasi katarak
8. Paparan sinar matahari
(Buku Ilmu penyakit mata, Ed. 5)

DAPUS : Ilyas, S. 2018 Ilmu Penyakit Mata edisi ke 5. Jakarta: Badan


Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
h. Apa saja macam-macam obat pada penyakit katarak?
i. Bagaimana patofisiologi katarak?
3. Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: sadar dan kooperatif
Tanda vital: TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, RR : 16 x/menit, Suhu :
36,8˚C
Mata :
Pemeriksaan visus dasar : VOD 6/30  Cuma biso liat jarak 6 meter ,
Pinhole (+) 6/12, VOS 1/300  hanya bisa melihat lambaian tangan dengan jarak
1 meter (mata kiri)
Status oftalmologi :
- OD : Tonometri 17,6 mmHg  TIO normal, lensa mata keruh belum
merata, Shadow test (+)  lensa keruh belum merata = katarak imatur

- OS : Tonometri 44 mmHg, edema palpebra, mixed injeksi (+), kornea


edema, bilik mata depan dangkal (kalo dalam sudat terbuka)
glaukoma sudut tertutup, pupil dilatasi, lensa keruh, shadow test (-) 
rancu.. (hipermature), refleks pupil (-).

12
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?
Jawab:
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: Sadar dan kooperatif
Vital sign: TD : 120/80 mmHg, Nadi: 80 x/menit, RR: 16 x/menit, Suhu:
36,80C
Mata:Pemeriksaan visus dasar:
VOD 6/30dapat melihat objek dengan jarak 6 m, sedangkan org
normal 30 m
Pinhole (+) 6/12  visus menurun karena kelainan media refraksi mata
VOS 1/300  dapat melihat lambaian tangan dgn jarak 1 m, sedangkan
org normal 300 m
status Oftalmologi:
-OD : Tonometri 17,6 mmHg  Normal , lensa mata keruh belum
merata, Shadow test (+) katarak imatur
-OS : Tonometri 44 mmHg  Abnormal (TIO meningkat), edema
palpebra, mixed injeksi (+), kornea edema, bilik mata depan dangkal,
pupil dilatasi, lensa keruh, Shadow Test (-), refleks pupil (-) glaucoma
sudut tertutup

b. Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik?


c. Bagaimana cara pemeriksaan tonometri?
d. Bagaimana cara pemeriksaan shadow test?
e. Bagaimana cara pemeriksaan refleks pupil?
f. Bagaimana cara pemeriksaan kekeruhan lensa mata?
g. Bagaimana cara pemeriksaan bilik mata depan?
4. Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin : Hb : 14,2 g/dl, Ht 42%, trombosit 280.000/mm3, leukosit
8.000/mm3
Kimia darah : BSS 210mg/dl (hiperglikemi)
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan laboratorium?
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan laboratorium?

13
Jawab:
Diabetes melitus dengan pengobatan tidak teratur → resistensi insulin →
insulin tidak dapat memasukkan glukosa ke dalam sel → penurunan
glukosa sel → peningkatan pembentukan ATP melalui glukoneogenesis
→ peningkatan glukosa yang diproduksi oleh hati → hiperglikemia
(Weinreb et al, 2014).

DAPUS :

14
Weinreb RN, Aung T, Medeiros FA, 2014. A Review The
Pathophysiology and Treatment of Glaucoma, America, JAMA. pp.1901-
1911.
5. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ?
6. Apa saja diagnosis banding ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang ?
Jawab:
Pemeriksaan Glukoma:

1. Tonometri

-Pengukuran tekanan intraokular

-TIO normal : 10-21 mmHg

-Ketebalan kornea berpengaruh

-Kornea tebal : TIO ditaksir terlalu tinggi

-Kornea tipis : TIO ditaksir terlalu rendah

2. Pemeriksaan slit lamp


3. Gonioskopi  Gonioskopi digunakan untuk melihat sudut bilik mata
depan yang memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut
bilik mata depan.
4. Pemeriksaan Lapang pandang

Pemeriksaan katarak:

1. Tes kamar gelap langsung dan tidak langsung


2. Biometri untuk lensa intraokular

Swinging Flashlight-test

1) Gonioskopi: Indentasi gonioskopi adalah teknik standar yang digunakan


untuk memvisualisasikan sudut secara dinamis untuk menentukan sejauh
mana penutupan sudut akibat sinekia anterior perifer.

2) Pachymetry: Ketebalan kornea sentral untuk menyesuaikan tekanan


intraokular sesuai dengan ketebalan kornea.

3) Pemeriksaan slit-lamp: Pemeriksaan segmen anterior.

15
4) Oftalmoskopi tidak langsung: pemeriksaan klinis kepala saraf optik.

5) Tomografi Koherensi Optik Evaluasi kepala saraf optik: Ketebalan


lapisan serat saraf retina dan struktur kepala saraf optik. Evaluasi makula:
Parameter struktural makula seperti lapisan serat saraf retina makula, lapisan
sel ganglion dengan lapisan pleksiform dalam, dan kompleks sel ganglion.
Segmen anterior: Periksa luasnya sinekia anterior perifer dan sudut
iridokorneal.

6) Biomikroskopi ultrasonografi: Pemeriksaan ini dapat membantu


mengevaluasi posisi badan siliar, posisi lensa, dan adanya kista atau massa
iridosiliar. (Dave,2020)

DAPUS ;
Dave SD, Meyer JJ. 2020. Chronic Closed Angle Glaucoma.In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan- . Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559098/
8. Apa working diagnosis pada kasus ?
9. Bagaimana tatalaksana?
10. Apa saja komplikasi ?
11. Bagaimana prognosis ?
Jawab:
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
• Quo ad fungsionam : dubia ad malam

12. SKDU?
13. NNI?
A. QS Al mukmin ayat 67
B. QS Yasin ayat 68
2.7 Hipotesis
Tn. R, 60 tahun mengeluh keluhan mata kiri tidak bisa melihat secara
mendada, sakit kepala, mual, muntah dan terkadang seperti melihat warna
pelangi disekitar cahaya bola lampu yang dilihatnya dengan riwayat

16
penglihatan kedua mata kabur karena kemungkinan menderita glaukoma ec
katarak

2.8 Kerangka Konsep

Faktor Risiko ( Diabetes


Melitus, Usia > 40 tahun)

hiperglikemia

Sorbitol dan fruktosa


menempel dilensa

katarak

Penyumbatan drainase
aquous humor

Peningkatan TIO

Glaukoma

17

Anda mungkin juga menyukai