SKENARIO B BLOK XV
Kelompok 4
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario B
Blok XV Semester 5. Shalawat seiring salam selalu tercurah kepada junjungan
kita, Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga ,sahabat, dan
pengikutnya hingga akhir zaman. Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh
dari sempurna oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, guna perbaikan tugas-tugas selanjutnya.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini
bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan.Semoga kita selalu
dalam lindungan Allah SWT.Aamiin.
Penulis
1
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN.................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Maksud dan Tujuan ....................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
2.1 Data tutorial ................................................................................................... 6
2.2 Skenario Kasus .............................................................................................. 6
2.3 Klarifikasi Istilah ........................................................................................... 8
2.4 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 9
2.5 Prioritas Masalah ......................................................................................... 10
2.6 Analisis Masalah ......................................................................................... 10
2.7 Kesimpulan ................................................................................................. 14
2.8 Kerangka Konsep ........................................................................................ 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Skenario Kasus
“Tubuhku tak Langsing Lagi“
5
Sembab Pembesaran abnormal pada bagian atau daerah tubuh
tertentu bukan karena poliferasi sel (Dorland, 2015)
Radang Atau inflamasi yaitu respon jaringan yang bersifat
protektif terhadap cedra atau pemusatan jaringan yang
berfungsi mengurung agen yang menyebabkan cedra
(Dorland, 2015)
Pitting edema Edema yang dengan pemberian tekanan akan
meningalkan cekungan yang menetap pada jaringan
(Dorland,2015)
Shiftting dullnes Suara pekak yang berpindah-pindah saaat perkusi akibat
adanya cairan bebas dalam rongga abdomen
(Dorland,2015)
Cairan abnormal terakumulasi dijaringan lunak pada
Edema palpebra
palpebra (Dorland, 2015)
Bising usus Suara yang muncul didalam rongga perut dan dapat
didengarkan melalui stetoskop (Dorland, 2015)
6
Kepala : edema palpebra (+/+), konjungtiva pucat (-/-),Sklera
ikterik (-/-)
Leher : pembesaran KGB (-/-)
Thoraks : simetris, retraksi tidak ada. Jantung dan paru dalam batas
normal
Abdomen :
Inspeksi: cembung
Palpasi : tegang, hepar dan lien sulit diraba
Perkusi : shifting dullness (+)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Ekstremitas : pitting edema kedua tungkai dan telapak kaki (+/+).
7
calyx minor. Dari calyx minor, urine dialirkan ke calyx mayor dan
akhirnya menuju pelvis renalis (Waschke,2018).
Vaskularisasi ginjal berasal dari arteri renalis yang merupakan cabang
dari aorta abdominalis di distal arteri mesenterica superior. Arteri renalis
masuk ke dalam hillus renalis bersama dengan vena, ureter, pembuluh
limfe, dan nervus kemudian bercabang menjadi arteri interlobaris.
Memasuki struktur yang lebih kecil, arteri interlobaris ini berubah
menjadi arteri interlobularis lalu akhirnya menjadi arteriola aferen yang
menyusun glomerulus (Washcke, 2018).
Gambar 1. Ginjal
(Washcke, 2018)
8
mengumpulkan zat terlarut yang difiltrasi oleh glomerulus. (Sherwood,
2014).
3. Tubulus Kontortus Proksimal
Cairan yang difiltrasi akan mengalir ke tubulus kontortus proksimal.
Bentuknya berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran yang lurus
yang berjalan ke arah medula yaitu ansa henle
4. Ansa Henle
Ansa henle merupakan nefron pendek yang memiliki segmen yang tipis
yang membentuk lengkung tajam berbentuk huruf U.
5. Tubulus Distal
Setelah melewati ansa henle, maka akan berlanjut ke bagian nefron
tubulus distal. Tubulus kontortus distal lebih pendek dari tubulus
proksimal dan bagian tubulus distal ini berkelok-kelok di bagian
korteks dan berakhir di duktus koligentes
6. Duktus Koligentes
Duktus Koligentes merupakan bagian pengumpul yang akan menerima
cairan & zat terlarut dari tubulus distal.
(Sherwood, 2014).
Fisiologi ginjal
Ginjal merupakan organ pembentuk urine. Ginjal berjumlah 2 buah terletak
di kiri dan kanan. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dan terletak
retroperitoneal. Ginjal akan mengolah plasma yang mengalair masuk ke
dalamnya untuk menghasilkan urin, menahan bahan-bahan tertentu,
mengeliminasi bahan-bahan yang tidak diperlukan ke dalam urine.
Fungsi ginjal :
- Fungsi regulasi : mengatur keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa
dalam tubuh
- Fungsi eksresi : eksresi produk sisa metabolisme dan senyawa asing
- Fungsi hormonal : mensekresikan hormone renin dan eritropoeitin
- Fungsi metabolic : mengubah vitamin D menjadi bentuk aktif
(Sherwood, 2014).
9
Pembentukan urine
Pembentukan urine dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang
hampir bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula bowman.
Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali protein, dilfiltrasi secara bebas
sehingga konsentrasinya pada filtrat glomerulus dalam kapsula bowman
hampir sama dengan dalam plasma. Ketika cairan yang telah difiltrasi ini
meninggalkan kapsula bowman dan mengalir melewati tubulus, cairan ini
mengalami perubahan akibat adanya reabsorpsi air dan zat terlarut spesifik
Kembali ke dalam darah atau sekresi zat-zat lain dari kapiler peritubulus ke
dalam tubulus.
Darah masuk ke ginjal melalui arteri renalis >> a.renalis bercabang hingga
mencapai cabang terkecil yaitu arteriol afferent
1. Darah dari arteriol afferent kemudian dialirkan melalui glomerulus. Di
glomerulus akan terjadi filtrasi glomerulus.
Pada filtrasi glomerulus, sel darah dan protein plasma akan disaring
sehingga meninggalkan plasma akan disaring sehingga meninggalkan
filtrat (yang berisi zat-zat selain sel darah dan protein plasma)
2. Dari glomerulus, filtrat akan mengalir melalui tubulus dan mengalami
reabsorpsi di tubulus. Pada reabsorpsi tubulus terjadi perpindahan
selektif zat-zat dari lumen tubulus ke dalam kapiler peritubulus. Zat-zat
yang masih bermanfaat bagi tubuh akan direabsorpsi, sedangkan zat
yang tidak dibutuhkan akan tetap berada dalam tubulus
3. Tubulus ginjal secara selektif menambahkan zat tertentu ke dalam
cairan filtrasi melalui proses sekresi tubulus. Zat-zat yang
dieksresikan oleh tubulus antara lain ion hydrogen, ion kalium, serta
anion dan kation organic lainnya.
4. Terbentuk urin yang merupakan hasil akhir (Sherwood, 2014).
Filtrasi glomerulus, cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam
capsula bowman harus melewati tiga lapisan yang membentuk membrane
glomerulus, yaitu
- Dinding kapiler glomerulus
10
- Membrane basal
- Lapisan dalam kapsula bowman
Ketiga lapisan tersebut berfungsi sebagai saringan molekul halus yang
menahan sel darah merah dan protein plasma tetapi melewatkan h2o
dan zat terlarut lain yang ukuran molekulnya cukup kecil.
Histologi
Pada potongan sagital ini, ginjal dibagi menjadi korteks (berwarna gelap)
dan medulla (berwarna terang). Disebelah luar, korteks dilapisi oleh
jaringan ikat ireguler padat, kapsul ginjal.
1. Korteks mengandung tubulis kontortus proksimal dan distal, glomerulus,
dan medullary rays. Dikorteks juga terdapat arteri interlobularis dan vena
interlobularis.
2. Medulla terdiri dari pyramid-piramid ginjal, bagian basal masing-masing
pyramid terletak dekat dengan korteks dan apeksnya membentuk papilla
ginjal yang menonjol ke dalam struktur berbentuk corong, calyx minor
yang merupakan bagian ureter yang melebar.
11
Gambar 2. Histologi Ginjal
(Eroschenko, 2016)
Korpuskulum ginjal (cortex renalis) terdiri dari glomerulus dan
kapsul glomerulus(bowman). Glomerulus adalah berkas/kuntum kapiler
yang terbentuk dari arteriol afferent glomerulus (Eroschenko,2016)
12
1. Kapsula bowman, terdiri dari lapisan :
- lapisan parietal/ lapisan dinding luar, dilapisi epitel selapis pipih dengan
inti yang menonjol ke dalam bowman space
- lapisan visceral menempel langsung dengan glomerulus. Mengelilingi
kapiler glomerulus dengan sel epitel termodifikasi yang disebut podosit.
Badan sel podosit yang menggepeng memperpanjang prosesus primer
kemudian membentuk prosesus skunder (pediculus) yang lebih kecil
dan membentuk interdigitasi dengan pediculus dengan sel podosit lain.
Diantara pediculus terdapat celah filtrasi kecil, dan terdapat debris
protein yang tersangkut di celah filtrasi Ketika filtrasi berlangsung.
Gambar 4. Glomerular
(Eroschenko, 2016)
13
Gambar 5. Mesangium
(Eroschrnko, 2016)
14
darah bocor keluar dan menumpuk di jaringan tubuh. Keluhan sembab
yang terjadi pada Rahmi disebabkan karena adanya penumpukkan cairan
yang terjadi karena rendahnya kadar albumin (Hipoalbuminemia).
Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik plasma dan
bergesernya cairan plasma sehingga cairan bergeser dari intravaskuler ke
jaringan interstisium dan terjadi edema. Akibat penurunan tekanan
onkotik plasma dan bergesernya cairan plasma terjadi hipovolemia dan
ginjal melakukan kompensasi dengan meningkatakan retensi natrium dan
air. Mekanisme kompensasi ini akan memperbaiki volume intravaskular
tetapi juga akan mengeksaserbasi terjadinya hipoalbuminemia sehingga
edema semakin berlanjut (Longo, 2015).
Penyakit - Hipotiroid
endokrin - Kelebihan mineral kokortikoid
(Noer, 2011).
15
Faktor resiko sering mengalami radang tenggorokkan →
glomerulonefritis akut → permeabilitas basal membran meningkat di
glomerulus → gangguan filtrasi protein → proteinuria masif → BAK
berbusa & penurunan tekanan osmotik → edema → kompensasi ginjal
(aldosteron meningkat, kecepatan filtrasi dan natriuretic peptide menurun)
→ retensi air dan natrium → oliguria (McCance, 2017).
g. Apa makna Sejak 3 minggu yang lalu sembab mulai di kelopak mata ?
Jawab :
Merupakan gejala yang paling sering dan umumnya paling pertama.
Paling sering terjadi di muka terutama daerah periorbital (palpebra).
Disusul oleh tungkai/ edema pretibial, Itu sebabnya edema pada muka dan
palpebral sangat menonjol waktu bangun pagi oleh karena adanya
jaringan longgar pada daerah tersebut dan menghilang atau berkurang
setelah melakukan kegiatan fisik. Hal ini terjadi karena faktor gravitasi.
Jika terjadi retensi cairan yang hebat bisa timbul asites faktor yaitu
gravitasi dan tahanan jaringan lokal. (McCance. 2017)
h. Apa makna dua minggu yang lalu perut tampak membesar disertai
bengkak pada kedua tungkai ?
Jawab :
16
Progesifitas dari edema anasarca yang terjadi karena adanya penurunan
tekanan onkotik plasma, yang disebabkan karena proteinuria yang massif.
(Sudoyono W, 2015)
17
Faktor resiko sering mengalami radang tenggorokkan → glomerulonefritis
akut → permeabilitas basal membran meningkat di glomerulus → gangguan
filtrasi protein → proteinuria masif → BAK berbusa & penurunan tekanan
osmotik → edema → kompensasi ginjal (aldosteron meningkat, kecepatan
filtrasi dan natriuretic peptide menurun) → retensi air dan natrium →
oliguria (McCance, 2017).
18
tahun 1 L/hari. Deewasa 0,5-2 cc/kgBB/ hari, dengan volume 300ml
setiap miksi.
Umur Jumlah urin
(Rauf, 2012).
3. Penyakit seperti ini baru pertama kali diderita. Tidak ada riwayat keluarga
dengan penyakit yang sama. Rahmi sering mengalami radang
tenggorokan.
a. Apa makna penyakit seperti ini baru pertama kali diderita ?
Jawab :
Maknanya adalah Dalam kasus ini merupakan penyakit baru bukan
relaps atau kekambuhan. (Elizabeth, 2015)
b. Apa makna tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama ?
Jawab :
makna dikeluarga tidak ada yang sakit seperti Rahmi penyakit yang
dialami bukan penyakit yang diturunkan. Secara umum etiologi yang
suatu penyakit yaitu :
1. Glomerulonephritis primer
19
2. Glomerulonephritis skunder akibat : infeksi,keganasan, penyakit
jaringan penghubung, efek obat dan toksin, dan penyebab penyakit
lain.
(Sudoyono W, 2015)
20
Jawab :
Bakteri maupun virus → menginvasi mukosa faring yang
kemudian menyebabkan respon peradangan lokal →iritasi mukosa
faring sekunder akibat sekresi nasal nasofaring, uvula, dan palatum
mole → Pperadangan lokal, sehingga menyebabkan eritema
faring, tonsil, atau keduanya → radang tenggorokan (Price SA,
2013).
4. Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: kesadaran compos mentis, tampak sakit sedang
Tanda Vital: TD 130/80 mmHg, nadi 96 x/menit, RR 24 x/menit, T
36,8oC, BB 60 kg, TB 155 cm.
Keadaan spesifik:
Kepala : edema palpebra (+/+), konjungtiva pucat (-/-),Sklera
ikterik (-/-)
Leher : pembesaran KGB (-/-)
Thoraks : simetris, retraksi tidak ada. Jantung dan paru dalam batas
normal
Abdomen :
Inspeksi : cembung
Palpasi : tegang, hepar dan lien sulit diraba
Perkusi : shifting dullness (+)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas : pitting edema kedua tungkai dan telapak kaki (+/+).
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik dan keadaan
spesifik ?
Jawab :
Pada Kasus Nilai Normal Interpretasi
21
Tampak sakit sedang Abnormal
Diastol : 60-90
TB 155
IMT = 24
Kepala:
Normal
Leher:
• Normal
• JVP (5-2) cm H2O JVP (5-2) cm H2O
Thoraks:
22
Jantung: simetris, ictus Jantung: simetris, ictus
kordis tidak terlihat, batas kordis tidak terlihat, batas
Normal
jantung dalam batas jantung dalam batas
normal normal
Abdomen: Abdomen:
23
Gangguan pada membran basalis glomerulus→ peningkata
pemeabelitas dinding kapiler glomerulus dan gangguan filtrasi→
pengeluaran protein yag berlebihan → proteinuria→ kadar albumin
menurun (Hipoalbuminemia)→ tekanan osmotik plasma menurun→
perpidahan cairan dari ruang intravaskuler ke ruang intertisial→
dipengaruhi gaya gravitasi→ menyebar ke bagian abdomen→
cembung, shifting dullness (Price, 2013).
5. Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin: Hb 12 g/dl, leukosit 9000/mm3 , trombosit 380.000/mm3,
LED 10 mm/jam.
Kimia klinik: ureum 30 mg/dl, kreatinin 0,5 mg/dl, kolesterol total 520
mg/dl, albumin 1,8 gr/dl, GDS 120 mg/dl.
Urinalisis: warna kuning agak keruh, berbusa, proteinuria +++, eritrosit 0
sel/LPB, leukosit 0-1 sel/LPB.
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan Penunjang ?
Jawab :
Nilai Normal Interpretasi
Darah rutin:
24
trombosit 150.000 - Normal
380.000/mm3, 450.000/mm3
Normal
LED 10 mm/jam. 0 - 10 mm/jam
Kimia klinik:
Urinalisis:
25
Gangguan pada membrane basal glomelurus → gangguan filtrasi
glomelurus → meningkatkan filtrasi makromolekul → proteinuria →
hipoalbumin →tekanan onkotik plasma menurun → peningkatan
sintesis lipoprotein di hati → hiperlipidemia (Price SA, 2013).
GFR = (140-umur)x BB (Kg)/ (72xserum kreatinin) hasil dikali 0,85 pada wanita
= (140-180)x60 / (72x0,5)
= 7320/0,4075 x0,85
= 15.268
(Djuanda, 2016).
26
1. Anamnesis :
Rahmi, perempuan usia 18 tahun berobat ke IGD RS dengan keluhan
sembab di seluruh tubuh, sejak 3 minggu yang lalu sembab mulai
dikelopak mata, 2 minggu yang lalu perut tampak membesar disertai
bengkak pada kedua tungkai, BAK berbusa dan jumlahnya sedikit, nyeri
BAK tidak ada, demam tidak ada, tidak ada riwayat keluarga dengan
keluhan yang sama, dan sering mengalami radang tenggorokan.
3. Pemeriksaan penunjang
Hiperkolesterolemia, hipoalbumin, pada urinalisis terdapat waran urin
agak keruh dan proteinuria.
27
a. Darah tepi lengkap (hemoglobin, leukosit, hitung jenis leukosit,
trombosit, hematokrit, LED)
b. Albumin dan kolesterol serum
c. Ureum, kreatinin serta klirens kreatinin dengan cara klasik atau dengan
rumus Schwartz
d. Kadar komplemen C3; bila dicurigai lupus eritematosus sistemik
pemeriksaan ditambah dengan komplemen C4, ANA (anti nuclear
antibody), dan anti ds-DNA (IDAI, 2012).
28
▪ Obat penurun lemak golongan statin (simvastatin, pravastatin,
lovastatin) → menurunkan kolesterol LDL, trigliserida dan
meningkatan kolesterol HDL.
▪ Kortikosteroid → golongan Glukokortikoid (prednisolon dan
metilprednison) → mengurangi respon peradangan dan menekan
imunitas (Purnomo, 2011).
29
Dari Amru bin Maimun bin Mahran sesungguhnya Rasulullah SAW
berkata kepada seorang pemuda dan menasehatinya, “Jagalah lima hal
sebelum lima hal. (1) Mudamu sebelum datang masa tuamu, (2) sehatmu
sebelum datang masa sakitmu, (3) waktu luangmu sebelum datang waktu
sibukmu, (4) kayamu sebelum miskinmu, (5) hidupmu sebelum matimu.
Bermakna bahwa lima hal itu hanya terjadi sekali dan tidak akan terulang.
Alangkah baiknya untuk menjaga kesehatan, mencari hal yang baik untuk
bekal dunia akhirat dan selalu bersyukur dengan apa yang terjadi
2.7 Kesimpulan
30
2.8 Kerangka Konsep
FR : Mengalami radang
tenggorokan
Proteinuria Masif
Hipoalbumin
31
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adhi., Hamzah, Mochtar., Aisah, Siti. 2016. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
32
Sudoyo A W, Setyohadi B, Alwi I dkk. 2017. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid II Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam ; 2082
33