Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO A BLOK 15

Kelompok 2
Tutor Pembimbing : dr. Rizki Dwiryanti
Nama Anggota :
1. M. Fadhiel Fajar 702017055
2. Harry Putra Kusuma 702017069
3. Fatinah Fairuz Qonitah 702017019
4. Chairunissa Alya Ananda 702017028
5. Fajar Alfarabi 702017031
6. Yusriyah 702017036
7. Najwa Anggraeni Kadir 702015075
8. Ghinaa Andariva Tanjung 702017050
9. Septi Fadhilah Sarabayan Pazka 702017053
10. Tri Fadia Ariani 702017043
11. Harum Pazadila Utami 702017059

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “ Laporan
Tutorial Skenario A Blok 15“ sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat
beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad
SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir
zaman.

Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
di masa mendatang. Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak
mendapat bantuan, bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.


2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. dr. Rizki Dwiryanti Kes selaku tutor kelompok 2.
4. Teman-teman sejawat.
5. Semua pihak yang membantu kami.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan
tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga
kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, Oktober 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blok Sistem Urinaria dan Genitalia Maskulina adalah blok 15 pada
semester V dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Tn. Mat Idris membawa anaknya, Ibad 7 tahun ke dokter puskesmas untuk
dikhitan, Ibad megeluh BAK terasa sakit dan menurut orangtuanya ada sisa air
kemih setelah BAK. Menurut orangtuanya, Ibad sering mengeluh nyeri ketika
BAK sejak 6 bulan yang lalu namun tidak pernah diobati. Tn. Mat Idris
bertanya kepada dokter apakah anaknya dapat dikhitan, apakah ada kelainan
pada kelaminnya. Apakah kelainan yang diderita Ibad akan mempengaruhi
masalah kesuburan dan kepriaannya nanti setelah dewasa. Dokter puskesmas
memberikan penjelasan tentang hal tersebut dan Tn. Mat Idris dapat
memahami penjelasan tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari


sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial


Tutor : dr. Rizki Dwiryanti
Moderator : M. Fadhiel Fajar
Sekretaris papan : Tri Fadia Ariani
Sekretaris meja : Harum Pazadila Utami
Waktu Tutorial : Tutorial Sesi 1
Senin, 21 Oktober 2019 (pukul 08.00-10.30 WIB)
Tutorial Sesi 2
Rabu, 23 Oktober 2019 (pukul 08.00-10.30 WIB)

Peraturan :

1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.


2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argument.
3. Izin saat akan keluar ruangan.
4. Tenang dan memperhatikan saat tutor memberi pengarahan.
5. Selama tutorial berlangsung menjaga sikap dan perkataan.
2.2 Skenario Kasus

“Balada si Ibad”

Tn. Mat Idris membawa anaknya, Ibad 7 tahun ke dokter puskesmas untuk
dikhitan, Ibad megeluh BAK terasa sakit dan menurut orangtuanya ada sisa air
kemih setelah BAK. Menurut orangtuanya, Ibad sering mengeluh nyeri ketika
BAK sejak 6 bulan yang lalu namun tidak pernah diobati. Tn. Mat Idris bertanya
kepada dokter apakah anaknya dapat dikhitan, apakah ada kelainan pada
kelaminnya. Apakah kelainan yang diderita Ibad akan mempengaruhi masalah
kesuburan dan kepriaannya nanti setelah dewasa. Dokter puskesmas memberikan
penjelasan tentang hal tersebut dan Tn. Mat Idris dapat memahami penjelasan
tersebut.

Riwayat persalinan : Ibad lahir dengan berat badan 2500 gram, cukup bulan dan
persalinan normal

Riwayat imunisasi : imunisasi lengkap

Riwayat tumbuh kembang : normal

Pemeriksaan fisik

Kesadaran : kompos mentis

Tanda vital : TD 100/70 mmHg, nadi : 90x/menit, suhu : 36,5 C, BB : 22 kg, TB :


120 cm.

Pemeriksaan fisik umum

Kepala : mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Thoraks : simetris, retraksi tidak ada, Jantung : BJ I dan II normal, bising jantung
(-), Paru : vesikuler normal, ronki tidak ada

Abdomen : datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba, nyeri
tekan tidak ada.
Regio inguinal : tidak teraba benjolan, nyeri (-), pembesaran KGB (-).

Extremitas : akral hangat

Pemeriksaan spesifik organ genitalia eksterna

Didapatkan ada sisa air kemih di preputium. Preputium tidak dapat dibuka, kulit
skrotum normal, testis dekstra dan sinistra teraba di dalam skrotum.

2.3 Klarifikasi Istilah

No. Istilah Klarifikasi


1. Khitan Pengangkatan semua atau sebagian preputium pada
penis pria.
2. Nyeri ketika Salah satu tanda atau gejala terjadinya serangan
BAK (disuria) infeksi pada saluran kemih.
3. Preputium Lipatan kulit penutup yang menutupi glands penis.
4. Skrotum Kantong yang berisi testis dan organ-organ
tambahannya.
5. Testis Gonand jantan, salah satu dari sepasang kelenjar
yang berbentuk telur terlrtak di dalam skrotum
tempat spermatozoa berkembang.
6. Air kemih Cairan yang dieksresi oleh ginjal, disimpan
dikandung kemih yang dikeluarkan melalui uretra.
7. BAK (buang Proses pengosongan kandung kemih
air kecil)
8. Kesuburan Merupakan ukuran bagi seorang pria dan wanita
untuk bisa memiliki anak
9. Kepriaan adalah kemampuan seksual pria
2.4 Identifikasi Masalah

1. Tn. Mat Idris membawa anaknya, Ibad 7 tahun ke dokter puskesmas untuk
dikhitan, Ibad megeluh BAK terasa sakit dan menurut orangtuanya ada
sisa air kemih setelah BAK.
2. Menurut orangtuanya, Ibad sering mengeluh nyeri ketika BAK sejak 6
bulan yang lalu namun tidak pernah diobati. Tn. Mat Idris bertanya kepada
dokter apakah anaknya dapat dikhitan, apakah ada kelainan pada
kelaminnya. Apakah kelainan yang diderita Ibad akan mempengaruhi
masalah kesuburan dan kepriaannya nanti setelah dewasa. Dokter
puskesmas memberikan penjelasan tentang hal tersebut dan Tn. Mat Idris
dapat memahami penjelasan tersebut.
3. Riwayat persalinan : Ibad lahir dengan berat badan 2500 gram, cukup
bulan dan persalinan normal
Riwayat imunisasi : imunisasi lengkap
Riwayat tumbuh kembang : normal
4. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : kompos mentis
Tanda vital : TD 100/70 mmHg, nadi : 90x/menit, suhu : 36,5 C, BB : 22
kg, TB : 120 cm.
Pemeriksaan fisik umum
Kepala : mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thoraks : simetris, retraksi tidak ada, Jantung : BJ I dan II normal, bising
jantung (-), Paru : vesikuler normal, ronki tidak ada
Abdomen : datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba,
nyeri tekan tidak ada.
Regio inguinal : tidak teraba benjolan, nyeri (-), pembesaran KGB (-).
Extremitas : akral hangat
5. Pemeriksaan spesifik organ genitalia eksterna
Didapatkan ada sisa air kemih di preputium. Preputium tidak dapat dibuka,
kulit skrotum normal, testis dekstra dan sinistra teraba di dalam skrotum.
2.5 Analisis Masalah

1. Tn. Mat Idris membawa anaknya, Ibad 7 tahun ke dokter puskesmas untuk
dikhitan, Ibad megeluh BAK terasa sakit dan menurut orangtuanya ada
sisa air kemih setelah BAK.
a. Bagaimana anatomi pada kasus?(urogenitalia Maskulina)
Jawab :
1. Penis
Radix penis
Penis mempunyai radix penis yang terfiksasi dan corpus yang
tergantung bebas.Radix penis dibentuk oleh tiga massa jaringa n
erektil yang dinamakan bulbus penis dan crus penis dextra dan
sinistra. Bulbus penis terletak di garis tengah dan melekat pada
permukaan bawah diaphragma urogenitale. Bulbus penis terletak
ditembus oleh urethra dan permukaan luarnya di bungkus oleh
musculus bulbospongiosus. Masing-masing crus penis melekat pada
pinggir arcus pubicus dan permukaan luarnya dibungkus oleh
musculus ischiocavernosus. Bulbus melanjutkan diri ke depan
sebagai corpus penis dan membentuk corpus spongiosum penis. Di
anterior kedua crus penis saling mendekati dan di bagian dorsal
corpus penis terletak berdampingan membentuk corpus cavernosum
penis (Snell, 2006 : 392)
Corpus Penis
Corpus penis pada hakekatnya terdiri atas tiga jaringan erektil
yanmg di liputi sarung fascia berbentu tubular. Jaringan erektil
dibentuk dari dua corpora cavernosa penis yang terletak di dorsal
dan satu corpus spongiosum penis terletak pada permukaan
ventralnya. Pada bagian distal corpus spongiosum penis melebar
membentuk glans penis yang meliputi ujung distal corpora cavernosa
penis. Pada ujung glans penis terdapat celah yang merupakan muara
urethra disebut ostium urethra eksternum (Snell, 2006 : 392).
Preputium penis merupakan lipatan kulit seperti kerudung yang
menutupi glans penis. Normalnya, kulit preputium selalu melekat
erat pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat
lahir, namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya hormon
dan faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan
deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium
sehingga akhirnya kulit preputium terpisah dari glans penis (Snell,
2006 : 392).

Arteri Penis
Corpus cavernosa penis diperdarahi arteri profunda penis. Corpus
spongiosum penis diperdarahi arteri bulbi penis.Sebagai tambahan
ada arteri dorsalis penis. Semua arteri tersebut merupakan cabang
dari arteri pudenda interna (Snell, 2015 : 791).
Vena Penis
Mengikuti nama arteri dan bermuara ke vena pudenda interna (Snell,
2015 : 792).
Aliran Limfe Penis
KGB atau limfe inguinal medial (Snell, 2015 : 792).
Innervasi Penis
Nervus pudendus dan plexus pelvicus (Snell, 2015 : 792).

2. Scrotum
Scrotum merupakan kantong kulit yang terletak di bagian bawah
dinding anterior abdomen dan berisi testis, epididymis dan ujung
bawah funiculus spermaticus

Dinding scrotum mempunyai lapisan sebagai berikut (Snell, 2006) :


1. Kulit
Kulit scrotum tipis, berkerut, berpigmen dan membentuk
kantung tunggal. Sedikit peninggian digaris tengah menunjukkan
garis persatuan dari kedua penonjolan labioscrotalis
2. Fascia superficialis
m.dartos merupakan otot polos yang menggantikan
panniculus adiposus dinding anterior abdomen dan fascia scarpae
di daerah ini disebut fascia collesi
3. Fascia spermatica externa
Berasal dari oponeurosis musculus obliqus adominis externus
4. Fascia cremasterica
5. Fascia spermatica interna
6. Tunica vaginalis
Terletak didalam fascia spermaticae dan meliputi permukaan
anterior, media dan lateralis masing-masing testis tunica vaginalis
merupakan perluasan ke bawah processus vaginalis peritonei, dan
biasanya sesaat sebelum tidur menutup dan memisahkan diri dari
bagian atas processus vaginalis peritonei dan cavitas peritonealis.
Dengan demikian tunica vaginalis merupakan kantung tertutup,
diinvaginasi dari belakang oleh testis.
Pendarahan Scrotum
Plexus subcutaneous dan anastomosis arteriovenosa menyebabkan
suhu turun dan keadaan ini membantu mengontrol temperature
lingkungan di sekitar testis
Arteriae Scrotum
Arteriae pudenda externa dari arteriae femoralis dan rami scrotales
arteriae pudenda interna
Venae Scrotum
Venae mengikuti arteriae yang senama
Aliran Limfe Scrotum
Cairan limfe dari kulit dan fascia, termasuk tunica vaginalis dialirkan
ke nodi lymphoidei inguinalis superficialis
Persarafan Scrotum
Permukaan anterior scrotum diurus oleh n. ilioinguinalis dan ramus
genitalis nervus genitofemoralis; dan permukaan posterior diurus oleh
cabang nervi perinealis dan nervus cutaneous femoris posterior
3. Testis
Testis terdiri dari 200-300 lobulus yang masing-masing
mengandung satu hingga tiga tubulus seminiferus. Diantara tubulus ini
terdapat sel-sel interstitial (sel Leydig) yang menghasilkan hormon
testosteron saat pubertas. Setiap tubulus panjangnya sekitar 62 cm (2
kaki) ketika direntangkan dan tubulus-tubulus ini tergulung serta
terbungkus dalam testis (Snell, 2006).
Tubulus-tubulus ini akan beranastomosis ke posterior menuju ke
suatu plexus yang disebut dengan rete testis, kira-kira selusin tubulus
kemudian akan menjadi ductus efferens, menembus tunica albuginea
pada bagian atas dari testis dan melewati caput epididymis. Ductus
efferen bersatu untuk membentuk satu saluran yang berbelit-belit yang
merupakan corpus dan cauda epididymis (Snell, 2006).

Gambar 16. Testis dan Epididymis, Funiculus, dan Scrotum.


Diperlihatkan pula penampang horizontal testis dan epididymis.
Sumber : Snell, 2006.

Lapisan Testis
1) Tunika vaginalis
Berupa membran ganda membentuk lapisan luar testes dan
berasal dari peritoneum pelvis dan abdominal. Saat akhir
perkembangan fetus, testes berada dalam cavum abdomen sedikit
di bawah ginjal kemudian turun ke scrotum bersama-sama
peritoneum, pembuluh darah, limfe, saraf dan ductus deferens.
Turunnya testes ke scrotum lengkap pada 8 bulan umur fetus
(Snell, 2006).
2) Tunika albuginea
Anyaman fibrosa di bawah tunika vaginalis yang
menyelimuti testes. Lapisan ini membentuk septa-septa yang
membagi testes menjadi lobulus-lobulus (Snell, 2006).
3) Tunika vasculosa
Berisi anyaman kapiler di dukung oleh jaringan ikat longgar
4. Epididymis
Merupakan struktur kuat yang terletak di posterior terhadap testis
dengan ductus defferens pada sisi medialnya dan mempunyai ujung
atas yang melebar caput, corpus dan cauda
Vaskularisasi Testis dan epididymis
Arteri testicularis berasal dari aorta setinggi a.v. renalis (VL-1). A.
testicularis ber-anastomose dengan arteri yang menuju ke vas deferens
untuk memperdarahi vas deferens dan epididymis yang berasal dari a.
vesicalis inferior cabang dari a. iliaca interna. Hubungan silang ini
berarti jika dilakukan ligasi a. testicularis tidak menyebabkan atropi
testis (Snell, 2006).
Plexus venosus pampiniformis akhirnya menjadi satu vena pada daerah
annulus inguinalis superficialis. Pada sisi kanan vena ini mengalirkan
darah ke v. cava inferior dan sisi kiri ke v. renalis (Snell, 2006).
Aliran Limfatik Testis dan epididymis
Aliran limfatik testis mengikuti ketentuan umum aliran limfatik.
Alirannya bersama-sama aliran vena dan menuju nodus limfaticus
para-aorticus setinggi a.v. renalis. Hubungan bebas terjadi antara aliran
limfatik kiri dan kanan, juga terjadi anastomosis dengan nodus
limfaticus intrathoracis-para aorticus dan akhirnya dengan nodus
limfaticus cervicalis, sehingga tidak jarang keganasan pada testis
akhirnya dapat menjalar ke leher (Snell, 2006).
Innervasi Testis
Serabut-serabut simpatis T-10 melalui plexus renalis dan plexus
aorticus(Snell, 2006).
5. Kelenjar prostat
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior
buli-buli, di depan rektum dan membungkus uretra posterior. Bentuk
nya seperti buah kemiri dengan ukuran 4x3x2,5 dan beratnya kurang
lebih 20 gram. Kelenjar ini terdiri atas jaringan fibromuskular dan
glandular yang terbagi dalam beberapa daerah atau zona yaitu zona
perifer zona sentral zona transisional, zona preprostarik sfingter dan
zona anterior(Snell, 2006).

b. Bagaimana fisiologi pada kasus?(miksi, spermatogenesis, urogenitalia


maskulina)
Jawab :
Fisiologi Mikturisi
Buang air kecil merupakan proses pengeluaran urin dari vesika
urinaria keluar tubuh melalui uretra. Setelah keluar dari ginjal, urin
berjalan menuju ke vesica urinaria melalui ureter. Urin mengalir di
ureter karena ada kontraksi peristaltic di ureter. Kontraksi peristaltic
tersebut, menyebabkan urin tidak dapat kembali naik masuk ke ginjal.
Vesica urinaria berfungsi sebagai tempat penampungan urin
sementara sebelum keluar melalui uretra. Urin masuk ke vesica secara
terus menerus melalui 2 pintu masuk yang selalu terbuka. Pada pintu
keluar vesika yang berhubungan dengan uretra, terdapat 2 otot yang
selalu berkontraksi. Kedua otot tersebut hanya berelaksasi pada saat
miksi / buang air kecil (BAK). Kedua otot tersebut adalah otot spinkter
interna yang dikontrol susuan saraf otonom ( bawah sadar ), dan otot
spinkter skterna yang dikontrol sussunan saraf volunteer (sadar).
Urin terus menerus masuk ke vesica urinaria. Bila urin di vesika
mencapai 300 – 400 ml, maka vesika urinaria akan penuh dan
meregang. Regangan ini akan merangsang reseptor di dinding vesika.
Stimulasi saraf di reseptor tersebut akan dihantarkan melalui nervus
visceral afferent ke otak dan medulla spinalis. Hantaran ke otak
membuat kita tersadar bahwa ada perasaan ingin BAK, sedangkan
hantaran ke medulla spinalis menimbulkan reflex miksturisi. Kemudian
timbul stimulasi saraf dari susunan saraf pusat melalui saraf efferent.
Rangsangan saraf tersebut menyebabkan dinding vesika berkontraksi
dan otot spinkter interna berelaksasi.
Akan tetapi, BAK belum terjadi karenan otot spinkter eksterna
masih tertutup. Bila suasana belum memungkinkan, maka otot spinkter
eksterna tetap berkontraksi atas perintah SSP secara sadar. Pada
suasana yang tepat, maka otot spinkter eksterna akan berelaksasi secara
sadar sehingga proses miksturisi terjadi. BAK dapat terjadi walau
vesica belum penuh dengan cara mengecilkan abdomen.
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan spermatozoa.
Spermatogenesis terjadi di sepanjang tubulus seminiferous di dalam
testis. Di tubulus seminiferus terdapat dua jenis sel, yaitu sel
germinativum dan sel sertoli. Sel germinativum sebagian besar berada
dalam berbagai tahap pembentukan sperma. Sel sertoli berperan penting
dalam proses spermatogenesis. Spermatogenesis adalah suatu proses
kompleks dimana sel germinativum primordial yang relatif belum
berdiferensiasi, spermatogonia (masing-masing mengandung
komplemen diploid 46 kromosom), berproliferasi dan diubah menjadi
spermatozoa yang sangat khusus dan mudah bergerak, masing-masing
mengandung sel haploid 23 kromosom yang terdistribusi secara acak.
Spermatogenesis pada manusia membutuhkan waktu 64 hari untuk
pembentukan dari spermatogenium menjadi sperma matang.
Spermatogenesis mencakup tiga tahapan utama:
a. Proliferasi mitotic
Spermatogonia yang berada di lapisan terluar tubulus terus menerus
bermitosis, dengan semua sel anak mengandung komplemen lengkap
46 kromosom identik dengan sel induk. Proliferasi ini menghasilkan
pasokan sel germinativum baru yang terus-menerus. Setelah
pembelahan mitotik sebuah spermatogonium, salah satu sel anak
tetap di tepi luar tubulus sebagai spermatogonium tak berdiferensiasi
sehingga turunan sel germinativum tetap terpelihara. Sel anak yang
lain mulai bergerak ke arah lumen sembari menjalani berbagai tahap
yang dibutuhkan untuk membentuk sperma, yang kemudian akan
dibebaskan ke dalam lumen. Pada manusia, sel anak penghasil
sperma membelah secara mitosis dua kali lagi untuk menghasilkan
empat spermatosit primer identik. Setelah pembelahan mitotik
terakhir, spermatosit primer masuk ke fase istirahat saat kromosom-
kromosom terduplikasi dan untaian-untaian rangkap tersebut tetap
menyatu sebagai persiapan untuk pembelahan meiotik pertama.
c. Meiosis
Selama meiosis, setiap spermatosit primer (dengan jumlah diploid 46
kromosom rangkap) membentuk dua spermatosit sekunder (masing-
masing dengan jumlah haploid 23 kromosom rangkap) selama
pembelahan meiosis pertama, akhirnya menghasilkan empat
spermatid (masing-masing dengan 23 kromosom tunggal) akibat
pembelahan meiotik.
Setelah tahap spermatogenesis ini tidak terjadi lagi pembelahan lebih
lanjut. Setiap spermatid mengalami remodelling menjadi
spermatozoa. Karena setiap spermatogonium secara mitosis
menghasilkan empat spermatosit primer dan setiap spermatosit
primer menghasilkan empat spermatid, maka rangkaian
spermatogenesis pada manusia menghasilkan 16 spermatozoa setiap
kali spermatogonium memulai proses ini. Namun, biasanya sebagian
sel lenyap di berbagai tahap sehingga defisiensi produksi jarang
setinggi ini.
d. Pengemasan
Spermatid setelah meiosis masih memiliki struktur mirip
spermatogonia yang belum berdiferensiasi, kecuali bahwa
komplemen kromosomnya kini hanya separuh. Pembentukan
spermatozoa yang sangat khusus dan bergerak dari spermatid
memerlukan proses remodelling, atau pengemasan ekstensif elemen-
elemen sel, suatu proses yang dikenal sebagai spermiogenesis.
Spermatozoa memiliki empat bagian: kepala, akrosom, bagian
tengah, dan ekor. Kepala terdiri atas nukleus, yang mengandung
informasi genetik sperma. Akrosom, vesikel berisi enzim yang
menutupi ujung kepala, digunakan sebagai “bor enzim” untuk
menembus ovum. Akrosom dibentuk oleh agregasi vesikel-vesikel
yang diproduksi oleh kompleks retikulum endoplasma/Golgi
sebelum organel ini disingkirkan. Mobilitas spermatozoa dihasilkan
oleh suatu ekor panjang mirip cambuk yang digerakkan oleh energi
yang dihasilkan oleh mitokondria yang terkonsentrasi di bagian
tengah sperma. (Irfannudin,2018).
 Penis : Berfungsi sebagai organ untuk kopulasi dan miksi
 Testis : di dalam testis terdapat saluran yang berkelok-kelok yang
disebut tubulus seminiferus. Didlm tubulus seminiferus tersapat sel
sertoli yang berfungsi memberi makan pada bakal sperma. Sel
Leydig atau disebut sel intertisial testis yang berfungsi dalam
menghasilkan hormon testosteron.
 Vesikula seminalis : berfungsi mensekresi mukus yang keluar ketika
libido laki-laki meningkat.
 Kelenjar bulbo-urethral dan kelenjar littre berfungsi mensekresi
mukus yang keluar bersamaan sperma saat ejakulasi.
 kelenjar Prostat berfungsi menghasilkan suatu cairan yang
merupakan salah satu komponendari cairan semen atau ejakulat.
 Cairan semen ini berfungsi sebagai sumber nutrisi sperma selama
berada di organ reproduksi perempuan.
 Tubulus seminiferus
Terdapat sel sertoli yang berfungsi sebagai penunjang dan pemberi
makan spermatozoa yang secara embriologis yang terbentuk dari
proses pembelahan dan perubahan morfologis sel-sel epithel
spermatogonia.
Terdapat Sel Leydig yang berfungsi mensintesis hormon-hormon
androgen terutama testosteron di bawah pengaruh hormon
gonadotrophin.
 Epididimis
Tempat maturasi, seleksi dan penyimpanan sementara spermatozoa
dengan di bawah pengaruh sekresi hormon testosteron.
 Glandula asesorius
Menghasilkan cairan untuk ejakulasi

c. Bagaimana histologi pada kasus?( urogenitalia maskulina)


Jawab :
1) Testis
Testis dibungkus oleh jaringan fibrosa tebal yang disebut tunica
albuginea yang menebal keposterior membentuk mediastinum
testis dan memberikan sekat-sekat ke dalam testis (septula testis)
sehingga membentuk lobulus testis. Di dalam setiap lobulus testis,
terdapat tubulus seminiferus yang dindingnya terdiri dari:
 Jaringan ikat peritubular yang terdiri dari sel fibroblas dan sel
myoid peritubular. Sel myoid peritubular merupakan sel otot
polos yang membantu proses kontraksi tubulus seminiferus.
 Sel sustantekular/sel sertoli, merupakan sel yang paling besar
dalam tubulus seminiferus dengan nukleus berbentuk seperti
segitiga atau oval dan lebih pucat daripada nukleus sel lainnya
serta anak inti yang sangat jelas.
2) Ductus defferen
Ductus defferen terdiri dari tunika mukosa, tunika muskularis dan
tunika adventisia. Tunika mukosa dilapisi oleh sel epitel silindris
berderet dengan stereocilia, dan lumen berbentuk seperti bintang
pada potongan melintang. Tunika muskularis tebal dan terdiri dari
tiga lapisan otot polos (longitudinal-sirkuler-longitudinal). Tunika
adventisia terdiri dari jaringan ikat dengan banyak pembuluh
darah.
3) Prostat
Prostat merupakan kelenjar tubulo alveolar yang dibungkus oleh
kapsul fibroelastik yang membentuk septum fibrosa sehingga
membagi prostat menjadi lobulus-lobulus. Prostat dibagi menjadi
zona transisional (yang mengelilingi uretra), zona sentral, dan zona
perifer. Kelenjar pada prostat dilapisi oleh sel epitel selapis
silindris atau selapis kubis. Lamina propria merupakan jaringan
fibromuskular yang terdiri dari jaringan ikat padat dan otot polos.
Corpora amylacea yang merupakan bentukan yang berupa badan
bulat atau lonjong yang merupakan endapan bahan sekresi yang
mengapur dapat ditemukan pada beberapa lumen kelenjar dan
merupakan gambaran khas pada prostat.
4) Penis
Penis memiliki tiga badan jaringan erektil yang terdiri dari
dua corpora cavernosa dan satu corpus spongiosum.
 Corpora cavernosa
Terletak di dorsal, bagian tepinya dilapisi oleh tunica
albuginea dan bagian tengahnya terdapat ruang-ruang
cavernosa (sinus cavernous) yang dilapisi oleh sel endotel dan
dipisahkan oleh trabekula jaringan ikat dan sel otot polos.
 Corpus spongiosum
Terletak di ventral, bagian tepinya dilapisi oleh tunica
albuginea, dan bagian tengahnya terdapat lumen uretra dan
ruang-ruang cavernosa yang dilapisi oleh sel endotel dan
dipisahkan oleh trabekula. Trabekula pada corpus spongiosum
mengandung lebih banyak jaringan ikat elastis dan lebih
sedikit sel otot polos daripada corpora cavernosa.
( Eroschenko, 2010)

d. Bagaimana embriologi urogenitalia maskulina?


Jawab:
Penentuan jenis kelamin pada anak melalui tiga tahap, yaitu tahap
genetik, tahap gonad, dan
tahap fenotip.
1) Tahap genetik : tahap yang bergantung pada kombinasi
genetik pada saat pembuahan. Jika sperma yang membawa
kromosom Y yang membuahi oosit maka akan menjadi anak
laki-laki. Namun sebaliknya, apabila sperma yang membawa
kromosom X yang membuahi oosit maka akan menjadi anak
perempuan.
2) Tahap gonad : tahap perkembangan testis atau ovarium
3) Tahap fenotip : tahap diferensiasi membentuk sistem reproduksi
Sementara itu, perkembangan sistem genitalia manusia
berasal dari lapisan mesoderm intermediat, dan penentu
perkembangan genitalia ke arah jenis kelamin laki-laki
atau perempuan ditentukan oleh kromosom Y, dimana dalam
kromosom Y mengandung gen SRY (Sex Determining Region on
Y). Perkembangan sistem genitalia manusia terdiri dari:
 Gonad
 Duktus Genitalis
 Genitalia Eksterna

Perkembangan Gonad

Pada mulanya gonad akan tampak sebagai bubungan


longitudinal yang disebut dengan Genital Ridge. Kemudian pada
minggu kelima sampai keenam akan terjadi perpindahan sel
germinativum ke gonad primitif dan menginvasi genital
ridge. Sesaat sebelum dan setibanya sel-sel germinativum ke
gonad primitif, terjadi ploriferasi pada epitel genital ridge
dan membentuk korda seks primitif. Pada saat ini gonad pada janin
laki-laki dan janin perempuan sangat sulit untuk dibedakan,
sehinggga pada tahap ini gonad disebut gonad indeferen.
Kemidian pada minggu kedelapan terjadi beberapa perubahan yang
dipengaruhi oleh gen SRY pada kromosom Y. Perubahan tersebut
diantaranya:

1) Sel intertisial leydig menghasilkan banyak testosteron


2) Korda seks primitif berploriferasi membentuk korda
medularis (testis) dan pada bulan keempat korda testis
terdiri dari sel germinativum primitif dan sel sertoli.
3) Terbentuk jaringan ikat yang disebut tunika albuginea

Perkembangan Duktus Genitalis

Pada awalnya terdapat dua pasang duktus, yaitu : diktus


mesonefrikus (duktus Wolfii) dan duktus para mesonefrikus
(duktus Müller). Namun, karean pengaruh gen SRY yang bekerja
sama dengan gen otosom SOX9 menyebabkan peningkatan
dari produksi faktor steroidogenesis 1 (SF1) dan mengakibatkan
regresi pada duktus paramesonefrikus (duktus Müller) dan
diferensiasi duktus mesonefrikus (duktus Wolfii) menjadi
duktus deferens, vesicula seminalis, duktus eferen dan
epididimis, yang terjadi pada kurang lebih bulan keempat.
Selain itu, regresi duktus paramesonefrikus juga dipengaruhi
oleh faktor inhibisi duktus Müller.

Perkembangan Genitalia Eksterna


Perkembangan genitalia pria dipengaruhi oleh hormon
testosteron yang disekresi oleh testis. Dimulai pada minggu
ketiga akan terbentuk sepasang lipatan kloaka yang berasal dari
regio primitive streak. Pada bagian kranial lipatan kloaka akan
menyatu membentuk tuberkulum genitale. Sementara itu pada
bagian kaudal sebelah anterior, lipatan kloaka akan menjadi
lipatan uretra dan pada bagian sebelah posterior akan membentuk
lipatan anus. Selain itu, terdapat pula penebalan genital, yang
terdapat dikedua sisi lipatan urtera yang akan membentuk
penebalan skrotum. Proses pembentukan genitalia eksterna
pria, awalnya akan terjadi pemanjangan cepat tubernakulum
genitale ke arah depan, disebut sebagai phallus (penis). Kemudian
selama pemanjangan, phallus menarik lipatan uretra ke arah depan,
sehingga lipatan uretra tersebut membentuk dinding lateral dari
alur uretra. Alur uretra ini berjalan disepanjang kaudal phallus
yang memanjang, namun tidak sampai bagian distal glans penis.
Pada akhir bulan ketiga, kedua lipatan uretra menutupi lempeng
uretra dan menjadi uretra penis. Kemudian, bagian paling distal
penis terbebtuk saat saat ektoderm dari ujung glans menembus ke
arah dalam membentuk korda epitel pendek dan pada akhirnya
akan membentuk ostium uretra eksterna pada bulan keempat..
Dalam hal ini, apabila penyatuan lipatan uretra tidak sempurna,
maka akan menyebabkan terbentuknya muara meatus uretra yang
abnormal di permukaan inferior penis. Kelainan ini disebut
sebagai Hipospadia. Insidensi penyakit ini terjadi pada 3-5
kasus/1000 kelahiran. (sadler,2010).

e. Apa makna Tn. Mat Idris membawa anaknya, Ibad 7 tahun ke dokter
puskesmas untuk dikhitan?
Jawab :
maknanya mat idris membawa anaknya untuk di khitan, yang mana
manfaat dari khitan :
 mengurangi resiko PMS
 menjaga higiene
 memcegah timbul karsinoma
 mencegah terjafi infeksi pada glans penis

f. Apa manfaat dan dampak dari khitan?


Jawab :
Manfaat :
1. Mengurangi resiko penyakit menular seksual
2. Menurunkan risiko penularan HIV
3. Menghindari risiko fimosis
4. Menghindari risiko parafimosis
5. Menghindari risiko balantitis
6. Menurunkan risiko kanker prostat
7. Membuat penis lebih sensitif terhadap rangsangan
8. Menurunkan risiko infeksi kandung kemih
9. Meningkatkan kepuasaan seksual
10. Mudah membersihan penis

Dampak tidak di khitan :

1. Meningkatkan penyakit menular seksual


2. Meningkarkan kaner penis
3. Meningkatkan peradangan dan infeksi pada penis
(Purnomo, 2016).

g. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi khitan?


Jawab :
Indikasi khitan yaitu berdasarkan agama, sosial, dan medis
(fimosis,parafimosis balanitis rekuren, kondiloma akuminata,
karsinoma skuamosa pada prepusium (Purnomo, 2016).
Kontraindikasi khitan terdiri dari kontraindikasi absolut dan
relative. Kontraindikasi Absolut yaitu hipospadia, epispadia,
hemophilia, kelainan darah (diskrasia darah), dan Kontraindikasi Relatif
yaitu infeksi lokal pada penis dan sekitarnya, infeksi umum, dan
diabetes mellitus (Purnomo, 2016).

h. Bagaimana prosedur melakukan khitan?


Jawab :
 Alat yang diperlukan pada sirkumsisi adalah :
- Kain kasa steril
- Cairan desinfektans (povidone yodium)
- Kain steril untuk mempesempit daerah operasi
- Semprit steril beserta jarumnya serta obat anestesi likal
(prokain/lidokain 0,5-1%)
- Satu set peralatan pembedahan minor
 Teknik
1. Disinfeksi lapangan operasi dengan povidone yodium
2. Daerah operasi ditutup dengan kain steril
3. Pada anak yang lebih besar atau dewasa, pembiusan dilakukan
memakai anestesi local dengan menyuntikan obat anestesi pada
basis penis (pada garis tengah dorsum penis). Obat anestesi
disuntikan secara infiltrasi dibawah kulit dan melingkari basis
penis. Kemudian ditunggu beberapa saat dan diyakinkan bahwa
batang penis sudah terbius.
4. Jika terdapat fimosis, dilakukan dilatasi dulu dengan klem
sehingga prepusium dapat ditarik ke proksimal. Selanjutnya
prepusium dibebaskan dari perlekatannya dengan glans penis
dan dibersihkan dari smegma atau kotoran lain.
5. Memotong prepusium penis dengan berbagai macam teknik,
antara lain teknik diseksi prepusium atau sleeve, teknik gulotin,
teknik dorsal slit, dan menggunakan alat Plastibel atau Gomco.
6. Setelah kulit prepusium terlepas, dilakukan hemostasis untuk
merawat perdarahan. Perhatian utama ditunjukkan pada arteri
yang terdapat didalam frenulum penis. Kulit proksimal dan
distal didekatkan dengan penjahitan dengan memakai benang
yang cepat diserap (plain catgut).
1) Teknik diseksi prepusium atau sleeve
Prepusium diretraksi ke proksimal kemudian dibuat dua buah insisi
yang masing-masing melingkar dan saling sejajar pada kulit
prepusium. Insisi pertama berada 1 cm dari sulkus koronarius dan
yang kedua berada beberapa cm disebelah proksimal dari insisi
pertama. Kedua insisi dihubungkan dengan insisi longitudinal; dan
selanjutnya kulit prepusium dipisahkan dari jaringan subkutan hingga
terlepas.
2) Teknik gulotin
Prepusium ditegakkan pada sebelah ventral dan dorsal dengan klem
kecil, kemudian dilakukan penjepitan kulit prepusium memakai klem
yang lebih besar dengan batas proksimal klem berada disebelah distal
dari glans penis. Selanjutnya dilakukan pemotongan kulit prepusium
memakai pisau hingga kulit terlepas.
3) Teknik dorsal slit
Kulit prepusium disebelah kiri dan kanan ditegakkan ke lateral dengan
klem kecil, kemudian prepusium disebelah dorsal dipotong memakai
gunting pada garis midline, dari ujung distal kearah proksimal sampai
sulkus koronarius. Selanjutnya dilakukan pemotongan secara
melingkar hingga kulit prepusium terlepas
(Purnomo, 2016).

i. Apa hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus?


Jawab :
Studi gabungan mereka menunjukkan bahwa dalam semua kecuali
sebagian kecil anak laki-laki kulit khatan akan dapat ditarik kembali
begitu anak laki-laki dewasa ke masa remaja mereka. Studi-studi ini
menunjukkan bahwa phimosis terdapat pada 8% anak usia 6-7 tahun,
6% anak usia 10 hingga 11 tahun dan 1% anak laki-laki berusia 16
hingga 17 tahun. (Arthur 2019)

j. Apa makna ibad mengeluh BAK terasa sakit dan menurut orangtuanya
ada sisa air kemih setelah BAK?
Jawab :
Makna BAK terasa sakit : mengalami ISK
Ada sisa air kemih setelah BAK : merupakan adanya residual urine,
yaitu masih terasa ada sisa urine yang belum tuntas setelah berkemih

k. Apa etilogi nyeri saat BAK dan ada sisa air kemih?
Jawab :
Berikut adalah beberapa etiologi nyeri saat BAK dan ada sisa air kemih
 Obat-obatan tertentu
Obat yang digunakan untuk mengobati hidung tersumbat, pilek,
alergi, keram perut, inkontinensia urine, dan kejang otot dapat
memengaruhi frekuensi buang air kecil Anda. Obat bius dan
antidepresan juga dapat memengaruhi proses berkemih.
 Pembesaran kelenjar prostat jinak atau benign prostatic
hyperplasia (BPH)
Kondisi ini umumnya dialami oleh pria ketika mereka
bertambah tua. Kencing tidak tuntas bahkan susah kencing yang
dialami oleh penderita BPH disebabkan oleh pembesaran pada
bagian tengah kelenjar prostat yang menekan saluran kemih.
 Infeksi
Infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual, seperti
gonore, adalah contoh infeksi lain yang berujung pada
munculnya berbagai gangguan ketika buang air kecil seperti
nyeri ketika BAK dan kencing tidak tuntas.
 Kerusakan saraf
Kondisi ini bisa disebabkan oleh stroke, penyakit diabetes,
infeksi hingga cedera saraf tulang belakang yang juga bisa
memengaruhi dan mengganggu proses berkemih.
 Gangguan Kandung Kemih.
Permasalahan pada kandung kemih, seperti kelemahan otot
kandung kemih hingga tumor atau kanker yang letaknya
menghalangi saluran kemih dapat menyebabkan keluhan
kencing tidak tuntas dan gangguan pengosongan kandung
kemih.

l. Bagaimana mekanisme nyeri saat BAK dan ada sisa air kemih?
Jawab :
Adhesi preputium di glands penis > tidak dapat di retraksi > gangguan
aliran urin > pancaran urin mengecil,menggelembungnya ujung
preputium pada saat miksi dan menyebabkan retensi urine > ada sisa air
kemih setelah BAK > higiene lokal kurang bersih > infeksi
mikroorganisne > infeksi ascending > kolonisasi mikroorganisne di
vesica urinaria > infeksi saluran kemih > dysuria

m. Apa kemungkinan penyakit terasa nyeri saat BAK?


Jawab :
a. Uretritis ( infeksi pada uretra yang disebabkan Neisseria
gonorrhoeae )
b. Cowperitis ( infeksi pada duktus / kelenjar cowper disebabkan
Neisseria gonorrhoeae)
c. Prostatitis ( infeksi pada kelenjar prostat )
d. Sistitis ( infeksi pada kandung kemih )
e. Infeksi genital non spesifik ( radang pada uretra, rectum, atau
serviks akibat kuman non spesifik)
f. Kandidosis genitalis ( infeksi oleh candida sp )
g. Trikomoniasis ( infeksi trichomonas vaginalis akut/kronik saluran
urogenital bawah pada laki laki dan perempuan
h. Vesikolitiasis ( Batu kandung kemih )
i. Femosis
(Purnomo,2016)

2. Menurut orangtuanya, Ibad sering mengeluh nyeri ketika BAK sejak 6


bulan yang lalu namun tidak pernah diobati. Tn. Mat Idris bertanya kepada
dokter apakah anaknya dapat dikhitan, apakah ada kelainan pada
kelaminnya. Apakah kelainan yang diderita Ibad akan mempengaruhi
masalah kesuburan dan kepriaannya nanti setelah dewasa. Dokter
puskesmas memberikan penjelasan tentang hal tersebut dan Tn. Mat Idris
dapat memahami penjelasan tersebut.
a. Apa makna Ibad sering mengeluh nyeri ketika BAK sejak 6 bulan
yang lalu namun tidak pernah diobati?
Jawab:
Maknanya adalah ibad mengalami infeksi saluran kemih asimptomatik,
dimana infeksi saluran kemih tidak memiliki gejala.

b. Apa makna Tn. Mat Idris bertanya kepada dokter apakah anaknya
dapat dikhitan, apakah ada kelainan pada kelaminnya. Apakah
kelainan yang diderita Ibad akan mempengaruhi masalah kesuburan
dan kepriaannya nanti setelah dewasa?
Jawab :
Makna apakah anaknya dapat dikhitan, apakah ada kelainan pada
kelaminnya yaitu supaya dapat mengetahui tatalaksana yang tepat dan
pada kasus ini telah mengalami ISK dan Fimosis maka harus diobati
dahulu baru bisa di khitan.
Makna Apakah kelainan yang diderita Ibad akan mempengaruhi
masalah kesuburan dan kepriaannya nanti setelah dewasa yaitu tidak
ada pengaruh terhadap masalah kesuburan.

c. Apa makna Dokter puskesmas memberikan penjelasan tentang hal


tersebut dan Tn. Mat Idris dapat memahami penjelasan tersebut?
Jawab :
dokter memberi penjelasan dengan baik mengenai keadaan anak nya
yg mengalami fimosis, dan bila terus menerus akan terjadi ISK. Hal ini
tidak mempengaruhi kesuburan , karena sperma dibuat di testis dan
bila terus menerus dapat menyebabkan gangguan pada kesuburan anak
saat dewasa.

d. Apa hubungan antara keluhan utama dengan kesuburan dan


kepriaannya nanti setelah dewasa?
Jawab :
Tidak ada hubungan ,karna beda tempat yang satu testis dan yang satu
lagi penis. Namun jika tidak ditatalaksana dengan benar dapat terjadi
nya terganggu nya kesuburan dan kepriaannya

e. Apa saja yang mempengaruhi kesuburan dan kepriaannya laki-laki?


Jawab :
Spermatogenesis abnormal, motilitas abnormal, kelainan anatomi,
gangguan endokrin dan disfungsi seksual. Kelainan anatomi yang
mungkin menyebabkan infertilitas adalah tidak adanya vas deferens
kongenital, obstruksi vas deferens dan kelainan kongenital sistem
ejakulasi. Spermatogenesis abnormal dapat terjadi akibat orchitis
karena mumps, kelainan kromosom, terpajan bahan kimia, radiasi atau
varikokel. Ejakulasian retrograde yang berhubungan dengan diabetes,
kerusakan saraf, obat-obatan atau trauma bedah. Adapun yang
berpengaruh terhadap produksi sperma atau semen adalah infeksi yang
ditularkan melalui hubungan seksual, stress, nutrisi yang tidak adekuat,
asupan alkohol berlebihan dan nikotin. Produksi sperma yang optimal
membutuhkan suhu di bawah temperatur tubuh, spermatogenesis
diperkirakan kurang efisien pada pria dengan jenis pekerjaan tertentu,
yaitu pada petugas pemadam kebakaran dan pengemudi truk jarak
jauh, berupa masalah yang berasal dari penyebab spesifik untuk setiap
pasangan meliputi : frekuensi sanggama yang tidak memadai, waktu
sanggama yang buruk, perkembangan antibody terhadap sperma
pasangan dan ketidakmampuan sperma untuk melakukan penetrasi ke
sel telur.
 Tidak adanya vas deferens kongenital
 UDT
 Nutrisi yang tidak adekuat
 Asupan alkohol yang berlebihan
 Nikotin
 Pekerjaan yang berhubungan dengan suhu (pemadam kebaran dan
pengemudi truk jarak jauh)
 Motilitas dan penetrasi sperma ke ovum yang kurang baik.
 Radiasi
 Zat-zat kimia.

f. Apa saja kelainan kelamin pada laki-laki?


Jawab :
 Testis Maldesensus : pada masa janin testis berada di rongga
abdomen dan beberapa saat sebelum bayi dilahirkan, testis
mengalami desensus testikuloruma turun ke dalam kantung
skortum.
 Hidrokel Testis : kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis
sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong
hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
 Hidrokel funikulus : kantong hidrokel berada difunikulus yaitu
terletaj disebelah kranial dari testis, sehingga pada palpasu, testi
dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel. Pada anamnesis
kantong hidrokel besarnya sepanjang hari.
 Torsio testis : terpeluntirnya dunikulus speematikus yang berakibat
terjadinya gangguan aliran darah pada testis.
 Fimosis : prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke
proksimal sampai ke korona glandis. fimosis menyebabkan
gangguan aliran urine berupa sulit kencing, pancaran urine
mengecil, menggelembungnya ujung prepusium penis pada saat
miksi, dan menimbulkan retensi urine. Higine lokal yang kurang
bersih menyebabkan terjadinya infeksi pada prepusium (postitis),
infeksi pada glans penis (balantis), atau infeksi pada glans dan
prepusium penis (balanopostitis).
 Parafimosis : Prepusium penis yang diretraksi sampai di sulkus
koronarius tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula dan
timbul jeratan pada penis dibelakan sulkus koronarius.
 Balanopostitis : inflamasi superfisial glans penis; sedangkan
postitis adalah inflamasi prepusium penis. Balanopostitis dapat
disebabkan karena infeksi bakteria ataupun kandida dan iritasi
iritan eksterna.
 Adesi penis : perlengketan kulit penis sebelah distal pada glans.
keadaan ini seringkali disebabkan karena penyulit dari sirkumsisi.
diduga bahwa adesi ini terjadi karena glans yang terkelupas pada
saat sirkumsisi langsung bersinggungan dengan kulit lecet dari sisa
prepusium. adesi lama kelamaan akan terpisah dengan sendirinya
karena adanya penunpukan epitel debris dibawah adesi dan
peregangan pada saat ereksi.
 Hipospadias : kelainan kongenital berupa muara uretra yang
terletak di sebelah ventral penis dan sebelah proksimal ujung penis.
letak meatus uretra bisa terletak pada glandular hingga perineal.
(Purnomo, 2016)

g. Bagaimana ukuran dan bentuk normal penis?


Jawab :

Usia Rerata ± SD (cm)

Usia gestasi 30 minggu 2.5 ± 0.4


Cukup bulan 3.5 ± 0.4
0 - 5 Bulan 3.9 ± 0.8
6 - 12 bulan 4.3 ± 0.8
1 - 2 Tahun 4.7 ± 0.8
2 - 3 Tahun 5.1 ± 0.9
3 - 4 Tahun 5.5 ± 0.9
5 - 6 Tahun 6.0 ± 0.9
10 - 11 tahun 6.4 ± 1.1
Dewasa 12.4 ± 2.7

Sumber : Supriatmo, 2004 : 146.

3. Riwayat persalinan : Ibad lahir dengan berat badan 2500 gram, cukup
bulan dan persalinan normal
Riwayat imunisasi : imunisasi lengkap
Riwayat tumbuh kembang : normal
a. Apa makna riwayat persalinan, imunisasi, dan tumbuh kembang?
Jawab :
Makna riwayat persalinan : maknanya tidak ada riwayat kongenital
Makna imunisasi : mencegah infeksi dari imunisasi ex : mumps
4. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : kompos mentis
Tanda vital : TD 100/70 mmHg, nadi : 90x/menit, suhu : 36,5 C, BB : 22
kg, TB : 120 cm.
Pemeriksaan fisik umum
Kepala : mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thoraks : simetris, retraksi tidak ada, Jantung : BJ I dan II normal, bising
jantung (-), Paru : vesikuler normal, ronki tidak ada
Abdomen : datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba,
nyeri tekan tidak ada.
Regio inguinal : tidak teraba benjolan, nyeri (-), pembesaran KGB (-).
Extremitas : akral hangat
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik dan fisik umum?
Jawab :
Semuanya normal.

b. Bagaimana patofisiologi abnormal pemeriksaan fisik dan fisik umum?


Jawab :
Semuanya normal.

5. Pemeriksaan spesifik organ genitalia eksterna


Didapatkan ada sisa air kemih di preputium. Preputium tidak dapat dibuka,
kulit skrotum normal, testis dekstra dan sinistra teraba di dalam skrotum.
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan spesifik organ genitalia eksterna?
Jawab :

Hasil Pemeriksaan Normal Interpretasi

Didapatkan ada sisa Tidak ada sisa air Femosis


air kemih di kemih pada preputium
preputium
Preputium tidak Dapat dibuka Femosis
dapat dibuka
Kulit skrotum Kulit skrotum normal Normal
normal
Testis dextra dan Testis teraba dalam Normal
sinistra teraba dalam skrotum
skrotum

b. Bagaimana patofisiologi abnormal pemeriksaan spesifik organ


genitalia eksterna?
Jawab :
Fimosis > ruang antara preputium dan glans penis tidak berkembang
dengan baik > preputium melekat dengan glans penis > preputium
tidak dapat ditarik/dibuka > meatus uretra externa tertutup > pancaran
urin mengecil ketika BAK > ujung preputium penis menggembung >
sisa air kemih di preputium

6. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus?


Jawab :
 Anamnesis
BAK terasa sakit dan ada sisa air kemih setelah BAK.
Nyeri ketika BAK sejak 6 bulan yang lalu namun tidak pernah
diobati.
 Pemeriksaan khusus genetalia eksterna
Didapatkan ada sisa air kemih di preputium. Preputium tidak dapat
dibuka, kulit skrotum normal, testis dekstra dan sinistra teraba di
dalam skrotum.

7. Bagaimana Diagnosis Banding pada kasus?


Jawab :
 Fimosis
 Postitis
 Parafimosis

8. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus?


Jawab :
 Urinalisis : proteinuria ,leukosituria ,hematuria
 Pemeriksaan darah lengkap
 Kultur urine

9. Bagaimana Working Diagnosis pada kasus?


Jawab :
Fimosis dengan ISK.

10. Bagaimana tatalaksana pada kasus?


Jawab :
Antibiotik : amoxicillin 50 mg kg/bb
Analgetik : ibu profen 10 mg kg/bb untuk mengurangi rasa nyeri saat BAK
Tidak dianjurkan melakukan dilatasi atau retraksi yang dipaksakan
pada fimosis, karena dapat menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada
ujung preputium sebagai fimosis sekunder. Fimosis yang menimbulkan
keluhan miksi, menggelembungnya ujung preputium pada saat miksi, atau
fimosis yang disertai dengan infeksi postitis merupakan indikasi untuk
dilakukan sirkumsisi.
Jika fimosis menyebabkan hambatan aliran air seni, diperlukan
tindakan sirkumsisi (membuang sebagian atau seluruh bagian kulit
preputium) atau teknik bedah lainnya seperti preputioplasty (memperlebar
bukaan kulit preputium tanpa memotongnya). Indikasi medis utama
dilakukannya tindakan sirkumsisi pada anak-anak adalah fimosis patologik
(Muslihatun,2010:162).

11. Bagaimana komplikasi pada kasus?


Jawab:
 Balanopostitis
 Balanitis Xerotica Obliterans
 Retensi urine
 Terbentuk jaringan parut

12. Bagaimana prognosis pada kasus?


Jawab :
Vitam :Dubia Et Bonam
Fungsional : Dubia Et Bonam

13. Bagaimana SKDU pada kasus?


Jawab:
4A.
Tingkat Kemampuan 4 : Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik
dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan
tuntas. (Konsil Kedokteran Indonesia. 2012)

14. Bagaimana pandangan islam pada kasus?


Jawab :

ِ َ‫ف ْاْلب‬
‫اط‬ ُ ْ‫ار َونَت‬ ْ َ ‫ب َوت َ ْق ِلي ُم ْاْل‬
ِ َ‫ظف‬ ِ ‫ار‬
ِ ‫ش‬َّ ‫ص ال‬ ُ ‫س ْال ِخت‬
ُّ َ‫َان َو ِاِل ْستِحْ دَادُ َوق‬ ْ ‫ْال ِف‬
ٌ ‫ط َرة ُ خ َْم‬
“Ada lima macam fitrah, yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan,
memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR.
Bukhari no. 5891 dan Muslim no. 258)

2.6 Kesimpulan

Ibad, 7 tahun mengeluh BAK terasa sakit dan ada sisa air kemih setelah BAK
karena mengalami fimosis disertai dengan ISK.
2.7 Kerangka Konsep

Kongenital Infeksi

Fimosis fisiologis Fimosis patologis

Adanya sisa air kemih


dipreputium setelah BAK

Kolonisasi bakteri

ISK berulang

Disuria
. Daftar Pustaka

Arthur S. McPhee; Alastair C. McKay. 2019. Phimosis.


Campbell, N. A., J. B. Reece, L. A. Urry, M. L. Cain, S. A. Wasserman, P. V.
Minorsky, and R. B. Jackson. 2013. Biologi 8ed Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Eroschenko VP. 2010. Atlas histology difiore dengan korelasi fungsional. Jakarta
: EGC.
Hildani S, Arsyad KM, 1988. Kasus Undescended Testis pada 813 Mahasiswa
Unsri Tahun 1986, Proseding KONAS PANDI IV, Semarang hal: 176-82.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525972/#_NBK525972_pubdet_
diakses 23 Oktober 2019.
Irfannudin. 2018. Fungsi tubuh manusia. Fakultas kedokteran universitas
Sriwijaya : palembang
Muslihatun, WN. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Fitramaya,
Yogyakarta.
Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. 2011. Konsensus
Infeksi Saluran Kemih pada Anak. UKKNefrologi IDAI. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI.
Paulsen F & Waschke J, 2010; Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Jilid 1, Edisi 23,
EGC, Jakarta
Purnomo, Basuki B. 2016. Dasar-Dasar Urologi. Edisi ketiga. Jakarta: CV
Saugung Seto.
Sadler, T.W. 2010. Langman Embriologi Kedokteran. Edisi 10. Jakarta : ECG
Santoso A. Fimosis dan Parafimosis. Tim Penyusun Panduan Penatalaksanaan
Pediatric Urologi di Indonesia. Jakarta: Ikatan Ahli Urologi Indonesia; 2005.
Sjamsuhidajat, R , Wim de Jong. Saluran kemih dan Alat Kelamin Lelaki. Buku-
Ajar Ilmu Bedah.Ed.2. Jakarta : EGC, 2004. p 801
Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2015

Anda mungkin juga menyukai