Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN SKENARIO TUTORIAL A

BLOK 17

Pembimbing : Dr.dr. Raden Pamudji ,Sp.KK

KELOMPOK 3

Miranda Jamaiyah 702018052


Fandika Dimas Prayogi 702018002
Febi Khoirun Nisa 702018014
Helmi Naufal 702018029
Nurma Bahria Putri 702018038
Rima Putri 702018050
Sabrina Dwi Annisa 702018061
Azka Nabila Hani 702018076
Dewi Fortuna Agustia 702018082
Della Marsellah 702018089
Mona Regita Utami 702018095

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT karena atas berkah dan rahmatnya
juga kami dapat menyelesaikan Skenario tutorial blok 17 yang berjudul dan salam
tak lupa kita ucapkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah
SWT, lalu kepada Dr.dr.Raden Pamudji,Sp.KK karena atas bimbingan beliau
akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan tutorial A blok 17 ini. Kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan laporan karena tanpa bantuan dan bimbingannya maka
tugas kami tidak bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial
scenario A ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga
kita selalu dalam perlindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, 22 maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………….ii
Bab I Pendahuluan……………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang………………………………………………2
1.2 Maksud dan Tujuan………………………………………….2
Bab II Pembahasan…………………………………………………….4
2.1 Data Tutorial………………………………………………...5
2.2 Skenario Tutorial……………………………………………6
2.3 Klasifikasi Istilah……………………………………………8
2.4 Identifikasi Masalah………………………………………..10
2.5 Prioritas Masalah…………………………………………...12
2.6 Analisis Masalah……………………………………………13
2.7 Kesimpulan…………………………………………………59
2.8. Kerangka Konsep…………………………………………..60
Daftar Pustaka…………………………………………………………62

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blok Sistem Sensoris dan Integumentum adalah blok XVII pada semester
VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A Ny. A,
berusia 30 tahun, mengaku hamil muda datang ke IGD RSMP pada tanggal 20
Februari 2021 dengan keluhan sakit perut yang hebat sejak 8 jam yang lalu dan
sekarang terdapat sedikit perdarahan dari kemaluan yang berwarna merah
kehitaman.
Saat ini Ny. A merasa sedang hamil anak yang ke-2, anak yang pertama
sudah berumur 5 tahun.Ny. A selama ini memakai kontrasepsi suntik 3 bulan
dan sudah berhenti sejak 1 tahun terakhir.HPHT 11 Desember 2020. Untuk
hamil sekarang Ny. A belum pernah melakukan pemeriksaan kehamilan.Ny. A
mengaku mulai terasa sakit di perut bawah kiri tadi pagi dan makin lama makin
sakit hingga seluruh perut terasa sangat sakit.Ny. A juga mengeluh mengalami
keputihan sejak 1 tahun terakhir namun tidak pernah diobati.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
4. Merupakan bekal ilmu dalam mendiagnosis pasien di lapangan setelah
menjadi dokter.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial


Tutor : Dr.dr. Raden Pamudji,Sp.KK
Moderator : Fandika Dimas Prayogi
Sekretaris Meja : Della Marsellah
Waktu : 1. Senin 22 Maret 2021
Pukul 08.00-10.30 WIB
2. Rabu 24 Maret 2021
Pukul 08.00- 10.30 WIB
Peraturan Tutorial
1.Menonaktifksn ponsel atau mengkondisikan ponsel dalam keadaan diam
2.Mengacungkan tangan saat akan berpendapat
3.Izin saat akan keluar ruangan

2.2 Skenario Tutorial


Ny. A, berusia 30 tahun, mengaku hamil muda datang ke IGD RSMP
pada tanggal 20 Februari 2021 dengan keluhan sakit perut yang hebat sejak
8 jam yang lalu dan sekarang terdapat sedikit perdarahan dari kemaluan yang
berwarna merah kehitaman.
Saat ini Ny. A merasa sedang hamil anak yang ke-2, anak yang
pertama sudah berumur 5 tahun. Ny. A selama ini memakai kontrasepsi
suntik 3 bulan dan sudah berhenti sejak 1 tahun terakhir. HPHT 11 Desember
2020. Untuk hamil sekarang Ny. A belum pernah melakukan pemeriksaan
kehamilan. Ny. A mengaku mulai terasa sakit di perut bawah kiri tadi pagi
dan makin lama makin sakit hingga seluruh perut terasa sangat sakit. Ny. A
juga mengeluh mengalami keputihan sejak 1 tahun terakhir namun tidak
pernah diobati.

5
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: tampak sakit berat
Tanda Vital: N: 110 x/menit isi tegangan kurang, TD: 80/50 mmHg, RR: 22
x/menit, T: 35,50C
Pemeriksaan Khusus
Kepala: konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
Thoraks: dalam batas normal
Ekstremitas: tangan dan kaki pucat dan terasa dingin, edema (-)
Pemeriksaan Ginekologi
PL:
- Pada inspeksi seluruh perut tidak ada kelainan
- Tetapi TFU tidak bisa diidentifikasi karena perutnya ditekan sedikit
saja, Ny. A sudah berteriak kesakitan.

Inspekulo:
- Portio: livide
- OUE tertutup
- Fluxus (+) darah tidak aktif
- Forniks posterior menonjol
- Polip, erosi, laserasi (-)

Pemeriksaan Bimanual :
- Portio lunak, nyeri goyang (+)
- OUE tertutup
- Corpus uteri sesuai usia kehamilan 10 minggu
- Forniks posterior menonjol
- Adneksa kiri terasa lebih sakit dibandingkan adneksa kanan

6
Pemeriksaan Laboratorium

Darah rutin: Hb: 5,5 g/dl, Trombosit: 150.000/mm3, Leukosit: 25.000 /mm3

2.3 Klarifikasi Istilah


No Istilah Klarifikasi
1 Kontrasepsi Pencegahan terhadap konsepsi atau
kehamilan
2 Keputihan Sekresi vagina baik dalam keadaan patologis
dan non patologis yang memiliki warna
putih/kekuningan
3 Fluxus aliran, terutama aliran cairan yang abnormal
atau berlebihan
4 Portio bagian/divisi berupa supravaginalis cervics
serta vaginalis cerritis.
5 HPHT hari pertama siklus menstruasi, dimana
ovulasi terjadi kurang lebih dua minggu
setelah masa ini. Jika pada periode ini sperma
bertemu sel telur hingga terjadi pembuahan,
maka saat itulah kehamilan dimulai.
6 Perdarahan Peristiwa keluarnya darah sebagai akibat
pecahnya pembuluh darah
7 TFU jarak antara simfisis pubis dan dan fundus
uteri.
8 Portio livide bagian serviks uteri yang tidak menonjol
yang tidak mengalami perubahan warna
seperti memar
9 OUE (Orificium Uteri Externum) Lubang uterus
bagian luar
10 Forniks posterior lekukan antara dinding vagina dan portia
vaginalis cervicis bagian posterior

7
11 Adneksa Struktur tambahan pada uterus
12 Hamil keadaan mengandung embrio/fetus yang
bertumbuh di dalam tubuh setelah penyatuan
sel telur dengan spermatozon
13 Hamil Muda Mengalami hamil pada usia trimester
1(periode tiga bulan pertama kehamilan)

2.4 Identifikasi Masalah


1. Ny. A, berusia 30 tahun, mengaku hamil muda datang ke IGD RSMP
pada tanggal 20 Februari 2021 dengan keluhan sakit perut yang hebat
sejak 8 jam yang lalu dan sekarang terdapat sedikit perdarahan dari
kemaluan yang berwarna merah kehitaman

2. Saat ini Ny. A merasa sedang hamil anak yang ke-2, anak yang pertama
sudah berumur 5 tahun. Ny. A selama ini memakai kontrasepsi suntik
3 bulan dan sudah berhenti sejak 1 tahun terakhir. HPHT 11 Desember
2020.

3. Untuk hamil sekarang Ny. A belum pernah melakukan pemeriksaan


kehamilan. Ny. A mengaku mulai terasa sakit di perut bawah kiri tadi
pagi dan makin lama makin sakit hingga seluruh perut terasa sangat
sakit. Ny. A juga mengeluh mengalami keputihan sejak 1 tahun terakhir
namun tidak pernah diobati.

4. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: tampak sakit berat

Tanda Vital: N: 110 x/menit isi tegangan kurang, TD: 80/50 mmHg, RR: 22
x/menit, T: 35,50C

Pemeriksaan Khusus

Kepala: konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik

Thoraks: dalam batas normal

Ekstremitas: tangan dan kaki pucat dan terasa dingin, edema (-)

8
5. Pemeriksaan Ginekologi

PL :

- Pada inspeksi seluruh perut tidak ada kelainan


- Tetapi TFU tidak bisa diidentifikasi karena perutnya ditekan sedikit
saja, Ny. A sudah berteriak kesakitan.
Inspekulo

- Portio: livide
- OUE tertutup
- Fluxus (+) darah tidak aktif
- Forniks posterior menonjol
- Polip, erosi, laserasi (-)
Pemeriksaan Bimanual :

- Portio lunak, nyeri goyang (+)


- OUE tertutup
- Corpus uteri sesuai usia kehamilan 10 minggu
- Forniks posterior menonjol
- Adneksa kiri terasa lebih sakit dibandingkan adneksa kanan

6. Pemeriksaan Laboratorium

Darah rutin: Hb: 5,5 g/dl, Trombosit: 150.000/mm3, Leukosit: 25.000


/mm3

9
2.5 Prioritas Masalah
No 1 karena jika tidak segera di tatalaksana dapat menyebabkan
komplikasi pada pasien.

2.6 Analisis Masalah


1. Ny. A, berusia 30 tahun, mengaku hamil muda datang ke IGD RSMP
pada tanggal 20 Februari 2021 dengan keluhan sakit perut yang hebat
sejak 8 jam yang lalu dan sekarang terdapat sedikit perdarahan dari
kemaluan yang berwarna merah kehitaman

a. Bagaimana anatomi,fisiologi,histologi pada organ genetalia wanita?

Jawab :

Anatomi Organ Genetalia Wanita

a. Rongga Pelvis
Pelvis ( Cingulum Membri inferioris )
Terdiri atas 4 tulang, yaitu :
- 2 os coxae
- Os sacrum
- Os coccygis

Tulang Tulang Pelvis


Terdapat 2 articulatio, yaitu :

10
1. Articulatio sacroiliaca, yang menghubungankan antara os coxae
pars iliaca dengan os sacrum;
2. Symphisis pubis, yang menghubungkan antara os coxae dextra
dan sinistra.
Dibagi atas 2 apertura pelvis, yaitu :
- Apertura pelvis superior
a. Anterior : symphisis pubis
b. Posterior : promontorium os sacrum
c. Lateral : linea terminalis
- Apertura pelvis inferior
a. Anterior : arcus pubic
b. Posterior : ujung os coccygis
c. Lateral : tuberculum ischiadica

Pelvis

Otot dinding dan dasar pelvis :


a. M. Piriformis
- Origo : depan os sacrum
- Insersio : trochanter major femur
- Innervasi : plexus sacralis
- Fungsi : rotator lateral femur art. coxae
b.M. Obturatorius internus
- Origo : membran obturatoria dan os coxae
- Insersio : trochanter major femur
- Innervasi : n. obturatorius internus

11
- Fungsi : rotator lateral femur art. Coxae
c. M. Levator ani
- Origo : corpus ossi pubis, spina ischiadica
- Insersio : corpus perinea, corpus annocygeum, prostat,
- Innervasi : n. sacralis IV dan n. pudendus
- Fungsi : menyokong visera pelvis dan sphincter
d. M. Coccygeus
- Origo : spina ischiadica
- Insersio : ujung bawah os sacrum dan os coccygis
- Innervasi : n. sacralis IV dan V
- Fungsi : membantu menyokong visera pelvis dan fleksi os
coccyges

-
b. Genetalia Eksterna
1. Mons Pubis
Merupakan bagian yang menonjol di bagian depan simfisis terdiri dari
jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah dewasa tertutup oleh
rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis mengandung banyak
kelenjar sebasea (minyak).
2. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, panjang
labia mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada ujung

12
bawah. Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk
perineum, permukaan terdiri dari:

1) Bagian luar
Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut
pada mons veneris.
2) Bagian dalam
Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar
sebasea (lemak).
3. Labia Minora
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian dalam
Labia Mayora tanpa rambut yang memanjang kearah bawah klitoris
dan menyatu dengan fourchette, sementara bagian lateral dan anterior
labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora
sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda dan basah.

Genetalia Eksterna Wanita

4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil,
dan letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini mengandung
banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat
sensitive analog dengan penis laki-laki. Fungsi utama klitoris adalah
menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual
5. Vestibulum

13
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu
atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette.
Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan
kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan agak
berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas, dan friksi.
6.Perineum
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus
vagina dan anus. Perinium membentuk dasar badan perinium.
7. Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan
mudah robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
8. Hymen (Selaput Darah)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan
mudah robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari
lendir yang di keluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
9.Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan labia minora. Di garis
tengah berada di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan
fosa navikularis terletak di antara fourchette dan himen
(Scanlon,2014).

C.Genetalia Interna
1.Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat
dan mampu meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian
atas vagina. Panjang dinding anterior vagina hanya sekitar 9 cm,
sedangkan panjang dinding posterior 11 cm.
Vagina terletak di depan rectum dan di belakang kandung
kemih. Vagina merupakan saluran muskulomembraneus yang
menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya

14
merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus
levator ani oleh karena itu dapat dikendalikan (Moore, 2002).
Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang
disebut rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung)
vagina menonjol serviks pada bagian uterus. Bagian servik yang
menonjol ke dalam vagina di sebut portio. Portio uteri membagi
puncak vagina menjadi empat yaitu: fornik anterior, fornik
posterior, fornik dekstra, fornik sinistra (Moore, 2010).

2. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal,
muskular, pipih, cekung dan tampak seperti bola lampu / buah peer
terbalik yang terletak di pelvis minor di antara kandung kemih dan
rectum. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan,
licin dan teraba padat (Moore, 2010).
Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian
corpus uteri yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus
uteri merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri dan
berbentuk segitiga, dan serviks uteri yang berbentuk silinder.
Dinding belakang, dinding depan dan bagian atas tertutup
peritoneum sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan
kandung kemih (Moore, 2010).

15
Organ Reproduksi Wanita
(Scanlon, 2014)
Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga beberapa
ligamentum, jaringan ikat dan peritoneum. Ukuran uterus tergantung
dari usia wanita, pada anak-anak ukuran uterus sekitar 2-3 cm,
nullipara 6-8 cm, dan multipara 8-9 cm. Dinding uterus terdiri dari
tiga lapisan yaitu peritoneum, miometrium / lapisan otot, dan
endometrium (Moore, 2010).
3.Tuba Falopii
Tuba fallopii merupakan saluran ovum yang terentang
antara kornu uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan
merupakan jalan ovum mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas
ligamentum latum berjalan ke arah lateral mulai dari osteum tubae
internum pada dinding rahim (Moore, 2010).
Panjang tuba fallopi 12cm diameter 3-8cm. Dinding tuba terdiri dari
tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta mukosa dengan epitel
bersilia.
Tuba fallopi terdiri atas :

16
1) Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara otot rahim
mulai dari osteum internum tuba.
2) Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar uterus dan
merupakan bagian yang paling sempit.
3) Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan
berbentuk “s”.
4) Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki lumbai
yang disebut fimbriae tubae.

4.Ovarium
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan
folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon –
hormon steroid. Letak ovarium ke arah uterus bergantung pada
ligamentum infundibulo pelvikum dan melekat pada ligamentum
latum melalui mesovarium (Moore, 2002).
Ada 2 bagian dari ovarium yaitu:
1) Korteks ovarii: Mengandung folikel primordial, berbagai fase
pertumbuhan folikel menuju folikel de graff, dan terdapat
corpus luteum dan albikantes
2) Medula ovarii: Terdapat pembuluh darah dan limfe dan terdapat
serat saraf (Price,2014).

Histologi Organ Genetalia Wanita


Sistem Reproduksi Wanita
1. Ovarium
2. Saluran reproduksi yang terdiri dari : Oviduk, Uterus, dan Vagina
3. Kelenjar tambahan yang terdiri dari : Kelenjar Bartholin, Kelenjar
Vestibular Minor, Kelenjar Susu.
Ovarium
Ovarium atau indung telur berfungsi menghasilkan gamet betina (sel
telur). Selain itu juga menghasilkah hormone-hormon kelamin seperti

17
progesterone dan estrogen. Ovarium terletak di rongga pelvis dan
diikatkan pada dinding bagian tubuh bagian dorsal oleh selaput jaringan
ikat yang disebut mesovarium. Ovarium pada pada manusia memiliki
ukuran yang relative kecil dan diselaputi oleh selapis sel berasal dari
peritoneum disebut epitel germinal. Di sebelah dalam terdapat tunika
albugenia (jaringan ikat penyebab ovarium berwarna putih). Jaringan
dasar ovarium disebut stroma.

18
a. Daerah korteks
mengandung banyak folikel telur yang masing-masing terdiri dari
sebuah oosit yang diselaputi oleh sel-sel folikel. Sel-sel folikel adalah
oosit beserta sel granulose yang mengelilinginya. Terdapat 3 macam
folikel yaitu :
1. Folikel primordial
terdiri atas oosit primer yang berinti agak ke tepi yang dialapisi sel
folikel berbentuk pipih.
2. Folikel primer
terdiri oosit primer yang dilapisi sel folikel (sel granulose) berbentuk
kubus dan terjadi pembentukan zona pelusida. Adalah suatu lapisan
glikoprotein yang terdapat diantara oosit dan sel-sel granulose.
3. Folikel sekunder
terdiri oosit primer yang dilapisi sel granulose berbentuk kubus berlapis
banyak atau disebut staratum granulose.
4. Folikel tersier
terdiri dari oosit primer, volume stratum granulosanya bertambah besar.
Terdapat beberapa celah antrum diantara sel-sel granulose. Dan
jaringan ikat stroma di luar stratum granulose membentuk theca intern
(mengandung banyak pembuluh darah) dan theca extern (banyak
mengandung serat kolagen).
5. Folikel Graff
disebut juga folikel matang. Pada folikel ini, oosit sudah siap
diovulasikan dari ovarium. Oosit sekunder dilapisi oleh beberapa lapis
sel granulose berada dalam suatu jorokan ke dalam stratum disebut
cumulus ooforus. Sel-sel granulose yang mengelilingi oosit disebut
korona radiate. Antrum berisi liquor follicul yang mengandung
hormone esterogen(Snell,2014).

19
Saluran Reproduksi Wanita
Merupakan perkembangan dari duktus muller yaitu sepasang saluran
panjang yang terletak berdampingan dengan duktus mesonefros yang
terbentuk waktu embrio. Saluran ini berfungsi diantaranya sebagai
berikut :
• Untuk menerima dan menyalurkan telur yang diovulasikan oleh
ovarium
• Untuk menerima dan menyalurkan spermatozoa ke tempat
terjadinya fertilisasi
• Untuk perkembangan embrio
Pada reproduksi betina terpisah dengan saluran ekskresi (Scanlon,2014).
a). Oviduk (Tuba Fallopii)
Berdasar struktur histology terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan
lapisan peritoneum.
a. Lapisan mukosa : tersusun atas epitel kolumnar tinggi bersilia dan
sel-sel kelenjar
b. Lapisan otot tersusun atas:
1. Lapisan otot intrinsic yang tebal mukosa

2. Berkas otot menyerupai darah

3. Lapisan sub peritoneal adalah serabut seperti kisis-kisi dan


pita.

c. Lapisan peritoneum :memungkinkan tuba uterine bergerak


terhadap sekitarnya (Moore,2010).
b). Uterus
1. Endometrium (Mukosa) : bagian dalam dilapisi epitel selapis
silindris bersilia dan terdapat pula kelenjar uterus yang
bermukosa dari permukaan.
2. Miometrium (dinding otot): terdapat 3 lapisan otot yang batas-
batasnya kurang jelas. Tiga lapisan otot tersebut adalah

20
a) Lapisan Sub vascular : serat-serat otot tersusun memanjang

b) Lapisan Vaskular : lapisan otot tengah tebal, serat tersusun


melingkar dan serong

c) dengan banyak pembuluh darah.

d) Lapisan Supravaskular : lapisan otot luar memanjang tipis.

3. Peritoneum : adalah serosa khas khas terdiri selapis sel mesotel


yang ditunjang oleh jaringan ikat tipis.

Uterus
c). Vagina
Merupakan bagian terakhir dari saluran reproduksi betina. Berbentuk
pipa panjang,untuk menerima penis terdiri dari 3 lapis yaitu :
1. Lapisan Mukosa : mempunyai lipatan mendatar dan tersusun atas
epitel berlapis pipih tanpa lapisan tanduk. Dan terdapat lamina
propria yang tersusun atas jaringan ikat padat dengan banyak serat
elastin, leukosit, limfosit dan nodulus limfatikus (jarang terlihat).
2. Lapisan otot : terdiri dari berkas-berkas otot polos yang tersusun
berjalinan.

21
3. Lapisan Adventisia/ Serosaะ berupa lapisan tipis yang tersusun dari
jaringan ikat yang berbaur dengan adventisia organ
sekitarnya(Snell,2014).

Vagina

b.Bagaimana fisiologi kehamilan?

Jawab :

Menurut Manuaba, dkk (2013), keseluruhan proses konsepsi


berlangsung seperti uraian dibawah ini:

1. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh


korona radiate yang mengandung persediaan nutrisi.
2. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah
sitoplasma yang vitelus.
3. Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona
pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran
zona pelusida.
4. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling
luas yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang

22
mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama di
dalam ampula tuba.
5. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam
(Manuaba dkk,2013).

c.Apa makna Ny.A berusia 30 tahun, mengaku hamil muda datang ke


IGD RSMP pada tanggal 20 Februari 2021 dengan keluhan sakit perut
yang hebat sejak 8 jam yang lalu dan sekarang terdapat sedikit
perdarahan dari kemaluan yang berwarna merah kehitaman?

Jawab :

Makna Ny.A berusia 30 tahun, mengaku hamil muda adalah mengalami


kondisi maternal yang memiliki fetus di dalam tubuhnya (gestasi) pada
trimester 1 atau periode 3 bulan pertama gestasi. Pada masa ini,
produksi HcG yang semula meningkat akan menurun. Estrogen dan
progesteron tidak dihasilkan lagi oleh korpus luteum graviditatis,
melainkan oleh plasenta. Usia gestasi adalah lamanya kehamilan sejak
hari pertama Menstruasi Terakhir (HPMT) yang mendahului ovulasi
dan fertilisasi sekitar 2 minggu sebelumnya. Dari fertilisasi sampai usia
gestasi 10 minggu (8 minggu pasca konsepsi), konseptus disebut
embrio. Dari 10 minggu sampai lahir, disebut janin atau fetus.

Makna sedikit perdarahan dari kemaluan adalah pasien mengalami


perdarahan pervaginam yang menunjukkan kematian janin berasal dari
kavum uteri karena pelepasan desidua. Sedangkan yang berwarna
merah kehitaman menunjukkan perdarahan ini merupakan adanya
hematokel retrouterina (Prawirohardjo, 2011).

23
d.Bagaimana hubungan usia pada kasus ?

Jawab :

Terdapat hubungan usia pada kasus yaitu sebanyak lebih dari 60%
kehamilan ektopik terjadi pada wanita usia 20-30 tahun (Lomboan,
2015). Dalam penelitian Fitriany (2015), kehamilan ektopik terganggu
banyak terjadi pada usia 20-35 tahun dengan persentase sebesar 51%
dibandingkan dengan ibu yang memiliki usia < 20 tahun dan > 35 tahun
(Lomboan,2015).

e.Bagaimana patofisiologi keluhan pada analisis no1 ?

Jawab :

Pengunaan kontrasepsi IUD (Mencegah begeraknya sel telur) dan


pengunaan jangka lama menyebabkan terjadinya peradangan →
membentuk jaringan ikat → terjadi penyempitan lumen dan tidak
elastis → disfungsi tuba (kerusakan tuba) → peningkatan sitokin pro-
inflamasi → produksi IL-1 oleh sel epitel tuba → implantasi embrio,
invasi dan angiogenesis di tuba falopii → terjadi perkembangan zigot
di tuba → zigot tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik →
tuba pecah → jonjot vili menembus tuba → rupture → perdarahan →
uterus → turun ke vagina → perdarahan pervaginam.

f.Apa kemungkinan penyebab keluhan pada kasus?

Jawab :

1. Abortus

Abortus merupakan suatu proses ancaman atau pengeluaran hasil


konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.

2. Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

24
Kehamilan ektopik terganggu adalah suatu kehamilan yang
berbahaya bagi wanita yang bersangkutan berhubung dengan
besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat.

3. Mola hidatidosa

Mola hidatidosa merupakan kehamilan abnormal dimana hampir


seluruh vili korialis mengalami perubahan hidrofik ( Firdaus,2019).

g.Apa saja tanda-tanda kehamilan?

Jawab :

Ada 2 tanda yang menunjukkan seorang wanita mengalami suatu


kehamilan, tanda pasti dan tanda tidak pasti. Tanda tidak pasti dibagi
menjadi dua, pertama tanda subjektif (presumtif) yaitu dugaan atau
perkiraan seorang wanita mengalami suatu kehamilan, kedua tanda
objektif (probability) atau kemungkinan hamil.

a. Tanda Pasti
1. Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ) Denyut jantung janin
dapat didengarkan dengan stetoskop Laennec/ stetoskop Pinard
pada minggu ke 17-18. Serta dapat didengarkan dengan
stetoskop ultrasonik (Doppler) sekitar minggu ke 12. Auskultasi
pada janin dilakukan dengan mengidentifikasi bunyi-bunyi lain
yang meyertai seperti bising tali pusat, bising uterus, dan nadi
ibu (Kumalasari, 2015)
2. Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat
melakukan pemeriksaan.
3. Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG
(Sunarti, 2013).

25
b. Tanda – Tanda Tidak Pasti
1. Tanda Subjektif (Presumtif/ Dugaan Hamil)
a) Aminorhea (Terlambat datang bulan)
b) Mual (nausea) dan Muntah (vomiting)
c) Mengidam
d) Syncope (pingsan)
e) Perubahan Payudara
f) Sering miksi
g) Pigmentasi kulit
h) Sekitar pantat dan paha atas terdapat striae
(Kumalasari, 2015).

2. Tanda Obyektif (Probability/ Kemungkinan)


a) Pembesaran Rahim/ Perut
Rahim membesar dan bertambah besar terutama setelah
kehamilan 5 bulan, karena janin besar secara otomatis rahim
pun membesar dan bertempat di rongga perut. Tetapi perlu
di perhatikan pembesaran perut belum jadi tanda pasti
kehamilan, kemungkinan lain disebabkan oleh mioma,
tumor, atau kista ovarium.

b) Perubahan Bentuk dan Konsistensi Rahim


Perubahan dapat dirasakan pada pemeriksaan dalam, rahim
membesar dan makin bundar, terkadang tidak rata tetapi
pada daerah nidasi lebih cepat tumbuh atau biasa disebut
tanda Piscasek

c) Perubahan Pada Bibir Rahim


Perubahan ini dapat dirasakan pada saat pemeriksaan dalam,
hasilnya akan teraba keras seperti meraba ujung hidung, dan
bibir rahim teraba lunak seperti meraba bibir atau ujung
bawah daun telinga (Sunarti, 2013).

26
d) Kontraksi Braxton Hicks
Kontraksi rahim yang tidak beraturan yang terjadi selama
kehamilan, kontraksi ini tidak terasa sakit, dan menjadi
cukup kuat menjelang akhir kehamilan. Pada waktu
pemeriksaan dalam, terlihat rahim yang lunak seakan
menjadi keras karena berkontraksi.

e) Tanda Hegar dan Goodells


Tanda hegar yaitu melunaknya isthmus uteri (daerah yang
mempertemukan leher rahim dan badan rahim) karena
selama masa hamil, dinding –dinding otot rahim menjadi
kuat dan elastis sehingga saat di lakukan pemeriksaan dalam
akan teraba lunak dan terjadi antara usia 6-8 minggu
kehamilan dan tanda goodells yaitu melunaknya serviks
akibat pengaruh hormon esterogen yang menyebabkan
massa dan kandungan air meningkat sehingga membuat
serviks menjadi lebih lunak (Kumalasari, 2015).

f) Tanda Chadwick
Tanda yang berwarna kebiru-biruan ini dapat terlihat saat
melakukan pemeriksaan, adanya perubahan dari vagina dan
vulva hingga minggu ke 8 karena peningkatan vasekularitas
dan pengaruh hormon esterogen pada vagina.

g) Hyperpigmentasi Kulit
Bintik –bintik hitam (hyperpigmentasi) pada muka disebut
chloasma gravidarum. Hyperpigmentasi ini juga terdapat
pada areola mamae atau lingkaran hitam yang mengelilingi
puting susu, pada papilla mamae (puting susu) dan di perut.
Pada wanita yang tidak hamil hal ini dapat terjadi
kemungkinan disebabkan oleh faktor alergi makanan,
kosmetik, obat-obatan seperti pil KB (Sunarti, 2013).

27
h.Apa saja kemungkinan penyakit dengan keluhan pada kasus?

Jawab :

Ø Nyeri perut yang penyebabnya berhubungan dengan kehamilan


:

§ Abortus

§ Kehamilan ektopik terganggu (ket)

§ Rupture uteri

Ø Nyeri perut dalam kehamilan yang tidak berhubungan dengan


kehamilan (insidental):

§ Apendisitis akut

§ Kista ovarium dalam kehamilan

- rupture kista

- kista torsi/terpuntir

§ Salpingitis akut

§ Retensio urin akut

§ Perforasi usus

§ Rupture organ dalam perut (hepar, ren, lien, atau


gaster)

Ø Perdarahan pada kehamilan muda :

§ Abortus

§ Kehamilan ektopik terganggu

§ Mola hidatidosa

28
Ø Perdarahan pada kehamilan lanjut :

§ Plasenta previa

§ Solusio plasenta

§ Ruptura uteri (Sarwono,2016).

i.Bagaimana klasifikasi usia kehamilan dan keadaan patologinya?

Jawab :

1. Usia Kehamilan trimester I (0-3 bulan/1-13 minggu)

Dalam masa kehamilan trimester pertama terjadi pertumbuhan dan


perkembangan pada sel telur yang telah dibuahi dan terbagi dalam
3fase yaitu fase ovum, fase embrio dan fase janin. Fase ovum sejak
proses pembuahan sampai proses implamasi pada dinding uterus,
fase ini di tandai dengan proses pembelahan sel yang kemudian
disebut dengan zigot. Fase ovum memerlukan waktu 10 – 14 hari
setelah proses pembuahan. Fase embrio ditandai dengan
pembentukan organ organ utama,Fase ini berlangsung 2 sampai 8
minggu.

Fase janin berlangsung dari 8 minggu sampai tibanya waktu


kelahiran, pada fase ini tidak ada lagi pembentukan melainkan
proses pertumbuhan dan perkembangan. Pemeriksaan dokter atau
bidan secara rutin pada periode kehamilan trimester II bertujuan
untuk mengetahui riwayat kesehatan ibu yang sedang hamil,
sehingga memungkinkan kehamilannya dapat diteruskan atau tidak.

Kelainan yang dapat terjadi pada kehamilan trimester III:

1. Perdarahan pada kehamilan muda

29
• Abortus
1. Abortus iminens
2. Abortus insipiens
3.Abortus incompletes
4. Abortus completes
5.Abortus habitualis
6. Missed abortion
• Kehamilan Ektopik
• Mola Hidatidosa
2. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan
3. Selaput kelopak mata pucat
4. Demam tinggi
2. Usia Kehamilan trimester II (4-6 bulan/ 14-26 minggu)

Masa kehamilan trimester II merupakan suatu periode pertumbuhan


yang cepat. Pada periode ini bunyi jantung janin sudah dapat
didengar, gerakan janin jelas, panjang janin kurang lebih 30 cm dan
beratnya kurang lebih 600 gr. Pada periode ini , dokter dan bidan
biasanya mengadakan pemeriksaan terhadap berat dan tekanan
darah, pemeriksaan urin, detak jantung baik ibu maupun janin serta
kaki dan tangan untuk melihat adanya pembekakan (odema) dan
gejaja gejala yang umum terjadi. Pemeriksaan tersebut bertujuan
untuk mengetahui kemungkinan timbulnya suatu penyakit yang
membahayakan proses pertumbuhan dan perkembangan janin pada
akhir masa kehamilan.

Kelainan yang dapat terjadi pada kehamilan trimester II :

1. Demam tinggi
2. Bayi kurang bergerak seperti biasa
3.Selaput kelopak mata pucat

30
3. Usia Kehamilan trimester III (7-9 bulan/27-40 minggu)

Trimester III kehamilan adalah periode penyempurnaan bentuk dan


organ organ tumbuh janin untuk siap dilahirkan. Berat janin pada
usia kehamilan trimester ini mencapai 2,5 Kg. Semua fungsi organ
organ tubuh yang mengatur kehidupan sudah berjalan dengan
sempurna.

Oleh karena adanya perubahan tersebut, pemeriksaan rutin lebih


sering dilakukan biasanya 2 kali seminggu. Hal ini dimaksudkan
untuk memantau lebih teliti setiap perkembangan dan pertumbuhan
janin, kondisi fisik maupun psikis calon ibu, kemungkinan yang
akan terjadi pada calon ibu maupun janin selama sisa proses
kehamilan serta dalam menghadapi proses persalinan.

Kelainan yang dapat terjadi pada kehamilan trimester III:

1. Perdaraan pervaginam
2. Solutio plsenta
3. Plasenta previa
4. Vasa previa
5.Janin kurang bergerak seperti biasa
6. Ketuban pecah dini
7.Kejang

Dari segi endokrinologi, dibagi kehamilan atas tiga masa, yaitu :

1) Kehamilan muda

Masa ini ditandai dengan meningkatnya pembentukan hCG dari sel-


sel trofoblas dan perubahan korpus luteum menjadi korpus luteum
graviditatis yang memproduksi estrogen dan progesteron.

31
2) Kehamilan pertengahan triwulan pertama

Pada masa ini produksi hCG yang semula meningkat mulai


menurun. Estrogen dan progesteron tidak dihasilkan lagi oleh korpus
luteum graviditatis, melainkan oleh plasenta.

3) Kehamilan triwulan kedua dan ketiga

Pada masa ini plasenta menghasilkan steroid seks dalam jumlah


yang sangat besar. Selain itu terjadi pula peningkatan sekresi
hormon PRL dari hipofisis anterior. Plasenta juga membentuk
human chorionic somatomammotropin (hCS), human Placental
Lactogen (hPL), atau human chorionic thyrotropin (hCt) (Ayu,
2012).

2. Saat ini Ny. A merasa sedang hamil anak yang ke-2, anak yang pertama
sudah berumur 5 tahun. Ny. A selama ini memakai kontrasepsi suntik
3 bulan dan sudah berhenti sejak 1 tahun terakhir. HPHT 11 Desember
2020.

a. Apa makna Ny. A merasa sedang hamil anak ke 2 , anak yang


pertama sudah berumur 5 tahun dan bagaimana status gravida ?
Jawab :
Maknanya adalah menunjukkan status gravida Ny. A yaitu Gravida
(kehamilan) ke-2, Partus (jumlah melahirkan) 1 kali, dan Abortus tidak
pernah. Sehingga didapat status gravidanya G2P1A0

b. Bagaimana cara membuat status gravida pada kasus?


Jawab :
G ( Gravida ) : Jumlah seluruh kehamilan
P ( Partus ) : Jumlah bayi yang dilahirkan dan memungkinkan
hidup
A ( Abortus ) : Keguguran
Pada kasus didapatkan status gravida G2P1A0

32
c. Apa makna Ny. A selama ini memakai kontrasepsi suntik 3 bulan dan
sudah berhenti sejak 1 tahun terakhir?
Jawab :
bermakna bahwa kontrasepsi yang digunakan Ny. A merupakan
kontrasepsi suntik KB mengandung hormone progesterone. Dimana
kontrasepsi yang hanya mengandung progesterone dapat
mengakibatkan gerak tuba melambat. Sehingga apabila terjadi
pembuahan dapat menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik
(Prawirohardjo, 2014)

d.Apa saja macam-macam alat kontrasepsi ?


Jawab :
1) Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

a) Kontrasepsi IUD (Intra Uretine Device) : alat kontrasepsi


yang dimasukkan dalam rahim

b) Implant/susuk : Alat kontrasepsi yang dipasang dibawah


kulit pada lengan kiri atas, bentuknya seperti tabung kecil,
ukurannya sebesar batang korek api

c) Kontrasepsi MANTAP (KONTAP) : Merupakan prosedur


klinik untuk menghentikan fertilisasi dengan cara operatif
dalam pencegahan kehamilan yang bersifat permanen

2) Metode Kontrasepsi Jangka Pendek

a) Suntik Kombinasi : Jenis kontrasepsi hormonal yang


diberikan dengan cara disuntikkan

b) Suntikan Progestin : Jenis kontrasepsi yang menganding


hormone progestin dan diberikan dengan cara suntikan

33
c) Pil kombinasi : Merupakan kontrasepsi dalam bentuk pil
yang mengandung hormone progesterone dan estrogen
dalam dosis kecil dan memiliki masa efektif selama 24 jam

d) Pil Progestin/Mini pil : Pil kontrasepsi yang mengandung


progesterone saja

e) Spermisida : Metode kontrasepsi berbahan kimia yang dapat


membunuh sperma ketika dimasukkan ke dalam vagina

f) Kondom : Merupakan selubung/karet sebagai salah satu


metode kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan dan
atau penularan penyakit kelamin saat bersenggama

g) Diafragma : Merupakan metode kontrasepsi yang di rancang


dan disesuaikan dengan vagina untuk penghalang serviks
yang dimasukkan ke dalam vagina berbentuk seperti
topi/mangkuk yang terbuat dari karet dan bersifat fleksibel

3) Metode Kontrasepsi Lainnya

a) Metode Amenorea Laktasi (MAL)

b) Sanggama Terputus/ Coitus Interruptus

c) Pantang Berkala

d) Metode Lendir Serviks atau Metode Ovulasi Billing Serviks

e) Metode Suhu Basal

e.Apa saja dampak dari pemakaian alat kontrasepsi secara umum?


Jawab :
Dampak dari penggunaan alat kontrasepsi antara lain yaitu nausea,
nyeri payudara, hematoma, gangguan haid, hipertensi, acne, dan
penambahan berat badan. Penggunaan alat kontrasepsi hormonal dapat
menyebabkan penambahan berat badan, hal tersebut disebabkan karena

34
faktor hormonal. Akibat dari respons alat kontrasepsi terjadi peredaman
retensi air dalam tubuh, sehingga terjadi kegemukan (Sriwahyuni,
2012).

f.Apa makna HPHT 11 Desember 2020 ?


Jawab :
Maknanya adalah Ny. A mengalami hari pertama haid terakhir (HPHT)
pada tanggal 11 Desember 2020 yang diperlukan untuk menghitung
usia kehamilan dan perkiraan kehamilan.

g.Bagaimana cara menghitung usia kehamilan berdasarkan HPHT?


Jawab :
Rumus Naegele (Siklus Menstruasi 28 hari)
• HPL = Tanggan HPHT+7 , Bulan -3 , Tahun +1

Jika bulan tidak dapatdikurangi 3 (Januari-Maret) maka bulan +9


dan tidak ada penambahan tahun

Jika siklus menstruasi selain 28 hari, maka rumusnya :

HPL = HPHT+9 , Bulan (lanma siklus haid-21 hari)

Pada kasus,

HPL = (11+7) (12-3) (20+1)

= 18 September 2021

Usia Kehamilan =

• Desember : 31 – 11 = 20 = 2 minggu 6 hari

• Januari : 31 hari = 4 minggu 3 hari

• Februari : 20 hari = 2 minggu 6 hari

10 minggu 1 Hari

35
h.Bagaimana fisiologi menstruasi ?
Jawab :
Ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi. Berikut adalah
beberapa rangkaian dari siklus menstruasi:
1. Siklus Endomentrium
Siklus endometrium, terdiri dari empat fase, yaitu :
a. Fase menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan
disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum
basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6
hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH
(Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama
siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai
meningkat.
b. Fase Proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang
berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus
haid, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari dan
hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara lengkap
kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan
berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal
kuranng lebih 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang
akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada stimulasi
estrogen yang berasal dari folikel ovarium.
c. Fase Sekresi/Luteal

Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari
sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi,
endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai
ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium

36
menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar (Prawirohardjo,
2011)
d. Fase Iskemi/Premenstrual

Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10
hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan
implantasi, corpus luteum yang mensekresi estrogen dan
progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan
progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga
suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi
nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan
perdarahan menstruasi dimulai (Prawirohardjo, 2011).

Siklus Menstruasi
a) Fase Folikular
Hari ke 1-8: kadar FSH dan LH relatif tinggu dan memacu
perkembangan 10-20 folikel dengan 1 folikel dominan.

Hari ke 9-14: ukuran folikel meningkat lokalisasi akumulasi


cairan tampak sekitar sel granulosa dan menjadi konfluen,
memberikan peningkatan pengisian cairan di ruang sentral yang
disebut antrum.

b) Fase sekresi/luteal
Hari ke 15-28
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga
hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase
sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna
mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus.
Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.
c) Fase proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang
berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus

37
haid, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28
hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara
lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang
perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh
menjadi setebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula,
yang akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada
stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.
d) Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7
sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan
dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan
progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan
progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga
suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi
nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan
perdarahan menstruasi dimulai.

e) Fase menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan
disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum
basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang
3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen,
progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar
terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating
Hormon) baru mulai meningkat.

38
3. Untuk hamil sekarang Ny. A belum pernah melakukan pemeriksaan
kehamilan. Ny. A mengaku mulai terasa sakit di perut bawah kiri tadi
pagi dan makin lama makin sakit hingga seluruh perut terasa sangat
sakit. Ny. A juga mengeluh mengalami keputihan sejak 1 tahun terakhir
namun tidak pernah diobati.
a.Apa makna untuk hamil sekarang, Ny. A belum pernah melakukan
pemeriksaan kehamilan?
Jawab :
Maknanya adalah pasien tidak melakukan pemeriksaan sesuai standar
pelayanan ANC (Antenatal Care) yang Dampaknya adalah tidak
terdeteksinya apabila ada kelainan pada kasus. Berdasarkan jurnal
“Pengaruh Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Pemilihan Penolong
Persalinan”, Persalinan yang aman dapat dicapai melalui pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan profesional dan ketersediaan peralatan
yang memadai untuk menangani komplikasi obstetri dan neonatal.
Salah satu upaya untuk meningkatkan persalinan yang aman adalah
deteksi dini melalui pemeriksaan kehamilan yang harus dilakukan
minimal 4 kali (1 kali pada trimester-1, 1 kali pada trimester-2, dan 2
kali pada trimester-3). pemeriksaan sesuai standar pelayanan ANC
sampai dengan 4 kali, termasuk pemberian suntikan tetanus toxoid
minimal 2 kali dan tablet tambah darah minimal 90 tablet. Kesempatan
itu juga dapat digunakan untuk memberikan nasehat yang berhubungan
dengan kehamilan, persalinan, dan pemberian ASI. Tetapi pada kasus
ini pasien melewatkan kesempatan pemeriksaan sehingga tidak dapat
melakukan deteksi dini adanya kelainan pada kehamilan pasien
(Szadok, dkk., 2019).

39
Jumlah Waktu kunjungan
Trimester kunjungan yang dianjurkan
minimal

I 1x Sebelum minggu ke 16

II 1x Antara minggu ke 24 –
28

III 2x Antara minggu ke 28 –


36

Dan sesudah minggu ke


36

(Depkes,2010).

b.Apa saja jenis-jenis pemeriksaan kehamilan?


Jawab :
A. Pemeriksaan umum payudara dan perut

B. Pemeriksaan ginekologik

1. Pemeriksan organ genetalia eksterna

a. Inspeksi

b. Perabaan vulva dan perineum

2. Pemeriksaan organ genitalia interna

a. Pemeriksaan dengan speculum

b. Pemeriksaan bimanual

c. Perabaan vagina dan dasar panggul

d. Perabaan serviks

e. Perabaan korpus uteri

f. Perabaan Parametrium dan Adneksum

40
3. Pemeriksaan rektoabdominal, rektovaginal, dan rekto-
vagino-abdominal

(Anwar et al, 2017)

c.Apa makna Ny.A mengaku mulai terasa sakit di perut bawah kiri tadi
pagi dan makin lama makin sakit hingga seluruh perut terasa sangat
sakit. Ny. A juga mengeluh mengalami keputihan sejak 1 tahun terakhir
namun tidak pernah diobati ?
Jawab :
Makna Ny.A mengaku mulai terasa sakit di perut bawah kiri dan makin
lama makin sakit hingga seluruh perut terasa sakit merupakan salah satu
manifestasi klinis dari kehamilan ektopik. Dimana nyeri perut bawah
yang kemudian menyebar dengan cepat disebabkan oleh terkumpulnya
darah di rongga abdomen akibat dari adanya rupture tuba yang
menyebabkan perdarahan (Prawirohardjo, 2018).

d.Bagaimana patofisiologi keluhan pada kasus?


Jawab :
Patofisiologi nyeri sakit perut bawah kiri
Pengunaan kontrasepsi IUD (Mencegah begeraknya sel telur) dan
pengunaan jangka lama menyebabkan terjadinya peradangan →
membentuk jaringan ikat → terjadi penyempitan lumen dan tidak
elastis → disfungsi tuba (kerusakan tuba) → peningkatan sitokin pro-
inflamasi → produksi IL-1 oleh sel epitel tuba → implantasi embrio,
invasi dan angiogenesis di tuba falopii → terjadi perkembangan zigot
di tuba → zigot tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik →
tuba pecah → jonjot vili menembus tuba → rupture → perdarahan →
menimbulkan timbunan darah dalam ruang abdomen (cavum douglas)
→ terjadi reaksi inflamasi (peritonitis) → pelepasan mediator inflamasi
→ merangsang nosiseptor → dibawa melalui medulla spinalis → ke

41
korteks somatosensorik → persepsi nyeri → sakit hingga seluruh perut
terasa sangat sakit (nyeri abdominal) (Logor et al,2013).
Keputihan
Adanya infeksi mikorooganisme dan kelembaban yang mendukung
pertumbuhan → keputihan (Logor et al,2013).

e.Bagaimana klasifikasi keputihan?


Jawab :
Keputihan dapat dibedakan menjadi 2 jenis keputihan yaitu : keputihan
normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis).
1) Keputihan Normal (Fisiologis)

Keputihan normal terjadi pada masa menjelang menstruasi, pada


sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi. Keputihan
yang fisiologis terjadi akibat pengaruh hormon etrogen dan
progesterone yang dihasilkan selama proses ovulasi. Setelah
ovulasi, terjadi peningkatan vaskularisasi dari endometrium yang
menyebabkan endometrium menjadi sembab. Kelenjar
endometrium menjadi berkelok-kelok dipengaruhi oleh hormone
estrogen dan progesterone dari korpus luteum sehingga
mensekresikan cairan jernih yaitu keputihan. Hormone estrogen
dan progesterone juga menyebabkan lendir serviks menjadi lebih
encer sehingga timbul keputihan selama proses ovulasi.

2) Keputihan Abnormal (Patologis)

Keputihan abnormal dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin


(infeksi bibir kemaluan, liang senggama, mulut rahim, jaringan
penyangga, dan pada infeksi karena penyakit menular seksual).
Ciri keputihan patologik adalah terdapat banyak leukosit,
jumlahnya banyak, timbul terus-menerus, warnanya berubah
(biasanya kuning, hijau, abu-abu dan menyerupai susu), disertai

42
dengan keluhan (gatal, panas dan nyeri) serta berbau (apek, amis
dan busuk).

Kemungkinan keputihan yang terjadi pada kasus adalah klasifikasi


keputihan yang patologis. Dimana kemungkinan Ny. A mengalami
kerusakan tuba falopi karena suatu faktor penyakit radang panggul
(PID) atau karena infeksi lain. Sebagian besar kehamilan ektopik
terjadi pada tuba sehingga setiap gangguan pada tuba yang
disebabkan infeksi akan menimbulkan gangguan dalam perjalanan
hasil konsepsi menuju rahim (Logor SCD, Wagey FW, Loho MFT,
2013).

f.Apa penyebab dari keputihan?


Jawab :
Keputihan yang terjadi pada wanita dapat bersifat normal dan
abnormal. Keputihan yang bersifat normal terjadi akibat proses
menstruasi. Sedangkan keputihan yang abnormal terjadi akibat adanya
infeksi. Infeksi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme yaitu bakteri, jamur dan parasit.

4. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: tampak sakit berat

Tanda Vital: N: 110 x/menit isi tegangan kurang, TD: 80/50 mmHg,
RR: 22 x/menit, T: 35,50C

Pemeriksaan Khusus

Kepala: konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik

Thoraks: dalam batas normal

Ekstremitas: tangan dan kaki pucat dan terasa dingin, edema (-)

a.Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


khusus?

43
Jawab :
Hasil pemeriksaan Keadaan normal Interpretasi

Keadaan umum : Tidak tampak sakit Abnormal

Tampak sakit berat

Tanda Vital :

Nadi : 110x/ menit isi 60 – 100x/menit Takikardi


tegangan kurang

TD: 80/50 mmHg Sistolik : 100 – 140 Hipotensi


mmHg
diastolik : 60 − 90
mmHg

RR: 22 x/menit 14 – 20x/menit Takipnea

T: 35,50C 35,8°C – 37,5°C Normal

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan interpretasi


khusus

Kepala Konjungtiva anemis Anemia

Sklera tidak ikterik Normal

Ekstremitas tangan dan kaki pucat Anemia


dan terasa dingin

edema (-) Normal

44
Thorax dalam batas normal Normal

b.Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan khusus?
Jawab :
Pengunaan kontrasepsi IUD (Mencegah begeraknya sel telur) dan
pengunaan jangka lama menyebabkan terjadinya peradangan →
membentuk jaringan ikat → terjadi penyempitan lumen dan tidak
elastis → disfungsi tuba (kerusakan tuba) → peningkatan sitokin pro-
inflamasi → produksi IL-1 oleh sel epitel tuba → implantasi embrio,
invasi dan angiogenesis di tuba falopii → terjadi perkembangan zigot
di tuba → zigot tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik →
tuba pecah → jonjot vili menembus tuba → rupture → perdarahan →
uterus → turun ke vagina → perdarahan pervaginam → volume darah
↓ → Hb ↓ (O2 ↓ ) dan vasokontriksi pembuluh darah perifer →
konjungtiva anemis, tangan dan kaki pucat dan terasa dingin (Logor et
al,2013).

5. Pemeriksaan Ginekologi

PL :

- Pada inspeksi seluruh perut tidak ada kelainan


- Tetapi TFU tidak bisa diidentifikasi karena perutnya ditekan sedikit
saja, Ny. A sudah berteriak kesakitan.

Inspekulo

- Portio: livide
- OUE tertutup
- Fluxus (+) darah tidak aktif
- Forniks posterior menonjol
- Polip, erosi, laserasi (-)

45
Pemeriksaan Bimanual :

- Portio lunak, nyeri goyang (+)


- OUE tertutup
- Corpus uteri sesuai usia kehamilan 10 minggu
- Forniks posterior menonjol
- Adneksa kiri terasa lebih sakit dibandingkan adneksa kanan

a.Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan Ginekologi?


Jawab :
Pemeriksaan ginekologi Interpretasi
Pemeriksaan Luar :
- Pada inspeksi seluruh
- Normal
perut tidak ada kelainan
- Tetapi TFU tidak bisa
diidentifikasi karena - Abnormal ( kehamilan ektopik )
perutnya ditekan sedikit
saja, Ny. A sudah berteriak
kesakitan.
Inspekulo:
- Portio: livide
- Tanda kehamilan, portio berwarna
- OUE tertutup
keunguan
- Fluxus (+) darah tidak
- Normal ( hamil )
aktif
- Abnormal
- Forniks posterior
- Abnormal ( Hematokel Retrouterine
menonjol
)
- Polip, erosi, laserasi (-)
- Normal
Pemeriksaan Bimanual :
- Abnormal ( Hematokel Retrouterine )
- Portio lunak, nyeri goyang
(+) - Normal, wanita hamil

46
- OUE tertutup - Normal
- Corpus uteri sesuai usia
- Abnormal ( Hematokel Retrouterine )
kehamilan 10 minggu
- Abnormal
- Forniks posterior
menonjol
- Adneksa kiri terasa lebih
sakit dibandingkan
adneksa kanan

b.Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan ginekologi?


Jawab :
Pengunaan kontrasepsi IUD (Mencegah begeraknya sel telur) dan
pengunaan jangka lama menyebabkan terjadinya peradangan →
membentuk jaringan ikat → terjadi penyempitan lumen dan tidak elastis
→ disfungsi tuba (kerusakan tuba) → peningkatan sitokin pro-inflamasi
→ produksi IL-1 oleh sel epitel tuba → implantasi embrio, invasi dan
angiogenesis di tuba falopii → terjadi perkembangan zigot di tuba →
zigot tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik → tuba pecah →
jonjot vili menembus tuba → rupture → perdarahan → menimbulkan
timbunan darah dalam ruang abdomen (cavum douglas) → fornix
posterior menonjol, portio lunak → terjadi reaksi inflamasi (peritonitis)
→ pelepasan mediator inflamasi → merangsang nosiseptor → dibawa
melalui medulla spinalis → ke korteks somatosensorik → persepsi nyeri
→ nyeri goyang (+),Adneksa kiri terasa lebih sakit dibandingkan
adneksa kanan (Cunningham CF et al,2013).

47
c.Bagaimana pemeriksaan ginekologi?
Jawab :
Pemeriksaan Ginekologi :
1. Duduklah pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekus
genitalis penderita.
2. Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada
daerah vagina, vulva dan perineum.
3. Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum.
4. Buka celah antara kedua labium mayus, perhatikan muara uretra dan
introitus (bila kandung kemih belum dikosongkan, lakukan pemasangan
kateter untuk mengeluarkan air kemih).
5. Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri (terutama dibagian
kelenjar Bartolin) dengan ibu jari dan ujung telunjuk (perhatikan dan
catat kelainankelainan yang ditemukan). 6. Ambil spekulum dengan
tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus (agar terbuka),
masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar introitus (yakinkan bahwa
tidak ada bagian yang terjepit) lalu dorong bilah ke dalam lumen vagina.
a. Memasukkan ujung telunjuk kiri pada introitus

b. Mendorong bilah spekulum ke dalam lumen vagina

c. Kemiringan spekulum pada saat akan dimasukkan kedalam vagina

48
b. Arah spekulum pada saat insersi penuh

7. Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90º hingga


tangkainya ke arah bawah. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka
kunci pengatur bilah atas bawah (hingga masing-masing bila menyentuh
dinding atas dan bawah vagina).
8. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak
jelas (perhatikan ukuran dan warna porsio, dinding dan sekret vagina atau
forniks).
9. Setelah periksa pandang selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur
jarak bilah, kemudian keluarkan spekulum. Pemeriksaan Bimanual
Untuk Menilai Uterus dan Adneksa.
10. Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan.
11. Berdirilah untuk melakukan tuse vaginal, buka labium mayus kiri
dan kanan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, masukkan jari
telunjuk dan tengah tangan kanan ke dalam vagina (vaginal toucher).
12. Letakkan ujung-ujung jari tangan kiri pada suprasimfisis, tentukan
tinggi fundus uteri (apabila besar kandungan memungkinkan untuk
diraba dari luar). Tangan dalam memeriksa dinding vagina, kemudian
secara bimanual tentukan: besar uterus, konsistensi dan arahnya. Periksa

49
konsistensi serviks, keadaan parametrium dan kedua adneksa.
Pindahkan jari-jari tangan luar dan dalam ke bagian isthmus (tentukan
apakah ada tanda Hegar, dengan mencoba untuk mempertemukan kedua
ujung jari tangan luar dan dalam)
13. Tangan kiri menahan uterus pada bagian suprasimfisis, keluarkan jari
tengah dan telunjuk tangan kanan.
14. Angkat tangan kiri dari dinding perut, usapkan larutan antiseptik pada
bekas sekret/cairan di dinding perut dan sekitar vulva/perineum.
15. Beritahu ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu
untuk mengambil tempat duduk( Konar,2015).

6. Pemeriksaan Laboratorium

Darah rutin: Hb: 5,5 g/dl, Trombosit: 150.000/mm3, Leukosit: 25.000


/mm3
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan laboratorium?
Jawab :
No. Keadaan Pada Kasus Keadaan Interpretasi
Normal
1 Hb: 5,5 g/dl 12-16 gr/dl Anemia
2 Trombosit: 150.000/mm3 150.000 – Normal
450.000 /mm3
3 Leukosit: 25.000 /mm3 5.000 – Lekositosis
10.000/mm3

b. Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan laboratorium?


Jawab :
Pengunaan kontrasepsi IUD (Mencegah begeraknya sel telur) dan
pengunaan jangka lama menyebabkan terjadinya peradangan (Leukosit
↑) → membentuk jaringan ikat → terjadi penyempitan lumen dan tidak
elastis → disfungsi tuba (kerusakan tuba) → peningkatan sitokin pro-
inflamasi → produksi IL-1 oleh sel epitel tuba → implantasi embrio,
invasi dan angiogenesis di tuba falopii → terjadi perkembangan zigot di
tuba → zigot tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik → tuba

50
pecah → jonjot vili menembus tuba → rupture → perdarahan → uterus
→ turun ke vagina → perdarahan pervaginam → volume darah ↓ → Hb
↓ → anemia (Logor et al,2013)

7. Bagaimana cara mendiagnosis?


Jawab :
1. Anamnesis
Ny. A, berusia 30 tahun, mengaku hamil muda datang ke
IGD RSMP pada tanggal 20 Februari 2021 dengan keluhan sakit
perut yang hebat sejak 8 jam yang lalu dan sekarang terdapat sedikit
perdarahan dari kemaluan yang berwarna merah kehitaman.

Saat ini Ny. A merasa sedang hamil anak yang ke-2, anak
yang pertama sudah berumur 5 tahun. Ny. A selama ini memakai
kontrasepsi suntik 3 bulan dan sudah berhenti sejak 1 tahun terakhir.
HPHT 11 Desember 2020. Untuk hamil sekarang Ny. A belum
pernah melakukan pemeriksaan kehamilan. Ny. A mengaku mulai
terasa sakit di perut bawah kiri tadi pagi dan makin lama makin sakit
hingga seluruh perut terasa sangat sakit. Ny. A juga mengeluh
mengalami keputihan sejak 1 tahun terakhir namun tidak pernah
diobati.

2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: tampak sakit berat
Tanda Vital: N: 110 x/menit isi tegangan kurang, TD: 80/50 mmHg,
RR: 22 x/menit, T: 35,50C

Pemeriksaan Khusus:
Kepala: konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
Thoraks: dalam batas normal
Ekstremitas: tangan dan kaki pucat dan terasa dingin, edema (-)

51
3. Pemeriksaan Ginekologi:
PL:
- Pada inspeksi seluruh perut tidak ada kelainan
- Tetapi TFU tidak bisa diidentifikasi karena perutnya ditekan
sedikit saja, Ny. A sudah berteriak kesakitan.
Inspekulo:
- Portio: livide
- OUE tertutup
- Fluxus (+) darah tidak aktif
- Forniks posterior menonjol
- Polip, erosi, laserasi (-)
Pemeriksaan Bimanual :
- Portio lunak, nyeri goyang (+)
- OUE tertutup
- Corpus uteri sesuai usia kehamilan 10 minggu
- Forniks posterior menonjol
- Adneksa kiri terasa lebih sakit dibandingkan adneksa kanan

8. Bagaimana diagnosis banding pada kasus?


Jawab :

Gejala Abortus Abortus Abortus Mola KET


Insipien Inkomplit Imminens Hidatidosa
Perdarahan + + + + +
Pervaginam
Riwayat Infeksi + - +/- +/- +

Pembesaran Sesuai Sesuai Sesuai umur Tidak sesuai Sesuai


Uterus umur umur kehamilan umur umur
kehamilan kehamilan kehamilan

52
kehamilan
> besar
Portio Livide + + + + +

OUE Terbuka + + - - -

Laserasi Servik - - - - -

Beta HCG + + + + +

Demam - - - - -

Leukositosis +/- + +/- - -

Vagina - - - - -
Discharge
Nyeri Tekan +/- +/- - + +

Parametrium Normal Normal Normal Normal Ada


jaringan

9. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus?


1. Pemeriksaan laboratorium
• Tes Kehamilan
• Kadar hemoglobin dan lekosit (Vonstlany test), →kadar
hemoglobin turun dan leukosit naik.
2. Kuldosentesis

• Untuk mengetahui adanya darah kehitaman dengan bekuan-bekuan


kecil
3. Laparoskopi

• KE/KET, infeksi pelvic, kista ovarium segera dapat dibedakan


dengan jelas.

53
4. Ultrasonografi

• Terlihat adanya kantong gestasi di luar kavum uteri dan / deteksi


genangan cairan di kavum Douglas pada KET.
• USG transvaginal à melihat lokasi kehamilan lebih jelas
• USG abdominal à mengonfirmasi kehamilan dan perdarahan
internal (Rasjidi, 2018).

10 Bagaimana diagnosis kerja pada kasus?


Jawab :
G2P1A0 Hamil 10 Minggu dengan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

11 Bagaimana tatalaksana pada kasus?


Jawab :
Tatalaksana Syok Hipovolemia
Lakukan resusitasi dengan emberian cairan kristaloid (Cairan RL) 2 liter
setiap 2 jam atau 500 ml setiap 15 menit (Tafwid, 2015).

Tatalaksana Anemia (Hb<7)

a) Golongan darah ABO dan Rh antara pasien dan donor harus


kompatibel atau cocok

b) Tidak boleh menambahkan obat dalam kantong darah

c) Transfusi 1 unit PRC diselesaikan maksimal dalam 4 jam

d) Untuk memperlancar aliran transfusi, dapat ditambahkan


normal saline (50-100 mL) menggunakan set infuse Y-
pattern

Tujuan transfusi PRC adalah penggantian kapasitas angkut oksigen oleh sel
darah merah. Dosis awal biasanya 2-4 unit. Transfusi 1 unit PRC diharapkan
menaikkan kadar hematokrit sekitar 3% (Sukorini,2010).

54
Rujuk ke dokter spesialis obstetric dan gineologi untuk dilakukan
Tindakan laparotomi atau salpingostomy.

12 Bagaimana komplikasi pada kasus?


Jawab :
Komplikasi yang dapat terjadi adalah ruptur uteri atau tuba, yang dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan masif, syok, Disseminated
Intravascular Coagulation (DIC), dan kematian (Lee et al., 2018)

13 Bagaimana prognosis pada kasus?


Jawab :
Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam

14 Apa SKDU pada kasus?


Jawab :
SKDU 2 (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012)
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit
tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali
dari rujukan (KKI,2012).

15. Apa NNI pada kasus?


Jawab :
Dari kitab Fathul Qorib karya Syekh Abu Syuja’, dalam matan Taqrib
disebutkan bahwa darah kewanitaan ada tiga :
Artinya, “Darah yang keluar dari kelamin wanita ada
tiga: darah haid, darah nifas, dan darah istihadlah.”

55
Istihadhah adalah darah yang keluar di luar kebiasaan, yaitu tidak pada
masa haid dan bukan pula karena melahirkan, dan umumnya darah ini keluar
ketika sakit, sehingga sering disebut sebagai darah penyakit

2.7 Kesimpulan
Ny. A 30 tahun hamil muda mengalami keluhan sakit perut yang hebat,
syok hipovolemik anemia dan mengalami perdarahan dari kemaluan yang
berwarna merah kehitaman karena menderita Kehamilan Ektopik
Terganggu.

56
2.8 Kerangka Konsep

Faktor Resiko (penggunaan alat kontrasepsi


jangka panjang menyebabkan infeksi)

Peradangan pada tuba sinistra

Membentuk jaringan ikat

Lumen menjadi tidak elastis

Pembuahan di luar endometroium

Pembuahan pada tuba sinistra

Zigot semakin berkembang

Ruptur Tuba Sinistra

Syok Hipovolemi Perdarahan Anemia

Cavum abdomen Uterus

Berkumpul pada
cavum douglass Peritonitis Turun ke vagina

Fornix posterior Nyeri tekan dan Perdarahan


menonjol nyeri goyang(+) pervaginam

57
DAFTAR PUSTAKA

Anwar et al. 2017. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: P.T. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Ayu RP. 2012. Hubungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Dengan
Kejadian Kehamilan Ektopik. Surakarta : Universitas Negeri Surakarta

Cunningham, GF et al. 2013. Obstetri Williams. Jakarta: EGC

Depkes. 2010. Pemeriksaan Antenatal Care. Dikutip dalam : repository.usu.ac.id


Team Pengajar Universitas Sumatera Utara [Diakses pada 23 Maret 2021].

Firdaus, N. (2019). Buku Ajar Perdarahan pada kehamilan trimester 1.


https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+artike
l+ilmiah&btnG

Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan. 2015. Buku Ajar
Kesehaan Ibu dan Anak. Jakarta: Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan.

Konar, H. (2015). DC Dutta’s Textbook of Obstetrics. 8th ed. India:The Health


Sciences Publisher.

Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarka


: Konsil Kedokteran Indonesia.

Kumalasari. 2015. Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik, Perawatan Antenatal,


Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi. Jakarta: Salemba
Medika.

58
Lee, R et al. 2018. Diagnosing Ectopic Pregnancy in the Emergency Setting.
Ultrasonography. 37(1): 78-87

Logor et al. 2013. Tinjauan Kasus Kehamilan Ektopik di BLU RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado Periode 1 Januari 2010 - 31 Desember 2011. Jurnal e-
Biomedik(eBM).1(1):40-44.

Lomboan, P. S., dkk. 2015. Gambaran Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2013.
Jurnal e-Clinic (eCl). 3(2) : 624-628.

Manuaba, IBG., dkk. 2013. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta :
EGC.

Marheni, G. A. 2016. Keputihan Pada Wanita. Jurnal Skala Husada. 13(1) : 30-38.

Moore, K.L. 2010. Junqiera's Basic Histology Text dan Atlas 12th ed. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.

Prawihardjo, sarwono, 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.

---------------------------. 2018. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta : P.T. Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:


PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Price, S.A., Wilson, L.M. 2014. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi VI. Jakarta: EGC.

59
Scanlon, PV, Sanders, T. 2014. Essentials of Anatomy and Physiology. Philadelphia:
F. A. Davis Company.

Snell, R.S. 2014. Anatomi Klinik Berdasarkan Regio. Dialihbahasakan oleh


Suguharto L. Edisi ke-9. Jakarta: EGC.

Sriwahyuni, E., Wahyuni, C. U. 2021. Hubungan Antara Jenis dan Lama Pemakaian
Alat Kontrasepsi Hormonal dengan Peningkatan Berat Badan Akseptor. The
Indonesian Journal of Public Health. 8(3) : 112-116.

(Sukorini U, Triyono T,Budhiaty T. 2010. TRANSFUSI DARAH DI BIDANG


OBSTETRI. RSUP DR. Sardjito Yogyakarta : Bagian Patologi Klinik FK
UGM/Unit Pelayanan Transfusi Darah Instalasi Laboratorium Klinik RSUP
DR. Sardjito Yogyakarta).

Sunarti. 2013. Asuhan Kehamilan. Jakarta: In Media.

Szadok P, Kubiaczyk F, Bajorek A, Suchocki S. 2019. Ovarian ectopic pregnancy.


Ginekologia Polska : Via Medica. vol. 90, no. 12, 728.

Tafwid MI. 2015. Tatalaksana Syok Hipovolemik Et Causa Suspek Intra Abdominal
Hemorrhagic Post Sectio Caesaria. Universitas Lampung : Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. Vol 2 No.3. h. 203)

60

Anda mungkin juga menyukai