BLOK 17
KELOMPOK 3
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT karena atas berkah dan rahmatnya
juga kami dapat menyelesaikan Skenario tutorial blok 17 yang berjudul dan salam
tak lupa kita ucapkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah
SWT, lalu kepada Dr.dr.Raden Pamudji,Sp.KK karena atas bimbingan beliau
akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan tutorial A blok 17 ini. Kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan laporan karena tanpa bantuan dan bimbingannya maka
tugas kami tidak bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial
scenario A ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga
kita selalu dalam perlindungan Allah SWT. Amin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………….ii
Bab I Pendahuluan……………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang………………………………………………2
1.2 Maksud dan Tujuan………………………………………….2
Bab II Pembahasan…………………………………………………….4
2.1 Data Tutorial………………………………………………...5
2.2 Skenario Tutorial……………………………………………6
2.3 Klasifikasi Istilah……………………………………………8
2.4 Identifikasi Masalah………………………………………..10
2.5 Prioritas Masalah…………………………………………...12
2.6 Analisis Masalah……………………………………………13
2.7 Kesimpulan…………………………………………………59
2.8. Kerangka Konsep…………………………………………..60
Daftar Pustaka…………………………………………………………62
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: tampak sakit berat
Tanda Vital: N: 110 x/menit isi tegangan kurang, TD: 80/50 mmHg, RR: 22
x/menit, T: 35,50C
Pemeriksaan Khusus
Kepala: konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
Thoraks: dalam batas normal
Ekstremitas: tangan dan kaki pucat dan terasa dingin, edema (-)
Pemeriksaan Ginekologi
PL:
- Pada inspeksi seluruh perut tidak ada kelainan
- Tetapi TFU tidak bisa diidentifikasi karena perutnya ditekan sedikit
saja, Ny. A sudah berteriak kesakitan.
Inspekulo:
- Portio: livide
- OUE tertutup
- Fluxus (+) darah tidak aktif
- Forniks posterior menonjol
- Polip, erosi, laserasi (-)
Pemeriksaan Bimanual :
- Portio lunak, nyeri goyang (+)
- OUE tertutup
- Corpus uteri sesuai usia kehamilan 10 minggu
- Forniks posterior menonjol
- Adneksa kiri terasa lebih sakit dibandingkan adneksa kanan
6
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin: Hb: 5,5 g/dl, Trombosit: 150.000/mm3, Leukosit: 25.000 /mm3
7
11 Adneksa Struktur tambahan pada uterus
12 Hamil keadaan mengandung embrio/fetus yang
bertumbuh di dalam tubuh setelah penyatuan
sel telur dengan spermatozon
13 Hamil Muda Mengalami hamil pada usia trimester
1(periode tiga bulan pertama kehamilan)
2. Saat ini Ny. A merasa sedang hamil anak yang ke-2, anak yang pertama
sudah berumur 5 tahun. Ny. A selama ini memakai kontrasepsi suntik
3 bulan dan sudah berhenti sejak 1 tahun terakhir. HPHT 11 Desember
2020.
4. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital: N: 110 x/menit isi tegangan kurang, TD: 80/50 mmHg, RR: 22
x/menit, T: 35,50C
Pemeriksaan Khusus
Ekstremitas: tangan dan kaki pucat dan terasa dingin, edema (-)
8
5. Pemeriksaan Ginekologi
PL :
- Portio: livide
- OUE tertutup
- Fluxus (+) darah tidak aktif
- Forniks posterior menonjol
- Polip, erosi, laserasi (-)
Pemeriksaan Bimanual :
6. Pemeriksaan Laboratorium
9
2.5 Prioritas Masalah
No 1 karena jika tidak segera di tatalaksana dapat menyebabkan
komplikasi pada pasien.
Jawab :
a. Rongga Pelvis
Pelvis ( Cingulum Membri inferioris )
Terdiri atas 4 tulang, yaitu :
- 2 os coxae
- Os sacrum
- Os coccygis
10
1. Articulatio sacroiliaca, yang menghubungankan antara os coxae
pars iliaca dengan os sacrum;
2. Symphisis pubis, yang menghubungkan antara os coxae dextra
dan sinistra.
Dibagi atas 2 apertura pelvis, yaitu :
- Apertura pelvis superior
a. Anterior : symphisis pubis
b. Posterior : promontorium os sacrum
c. Lateral : linea terminalis
- Apertura pelvis inferior
a. Anterior : arcus pubic
b. Posterior : ujung os coccygis
c. Lateral : tuberculum ischiadica
Pelvis
11
- Fungsi : rotator lateral femur art. Coxae
c. M. Levator ani
- Origo : corpus ossi pubis, spina ischiadica
- Insersio : corpus perinea, corpus annocygeum, prostat,
- Innervasi : n. sacralis IV dan n. pudendus
- Fungsi : menyokong visera pelvis dan sphincter
d. M. Coccygeus
- Origo : spina ischiadica
- Insersio : ujung bawah os sacrum dan os coccygis
- Innervasi : n. sacralis IV dan V
- Fungsi : membantu menyokong visera pelvis dan fleksi os
coccyges
-
b. Genetalia Eksterna
1. Mons Pubis
Merupakan bagian yang menonjol di bagian depan simfisis terdiri dari
jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah dewasa tertutup oleh
rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis mengandung banyak
kelenjar sebasea (minyak).
2. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, panjang
labia mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada ujung
12
bawah. Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk
perineum, permukaan terdiri dari:
1) Bagian luar
Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut
pada mons veneris.
2) Bagian dalam
Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar
sebasea (lemak).
3. Labia Minora
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian dalam
Labia Mayora tanpa rambut yang memanjang kearah bawah klitoris
dan menyatu dengan fourchette, sementara bagian lateral dan anterior
labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora
sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda dan basah.
4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil,
dan letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini mengandung
banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat
sensitive analog dengan penis laki-laki. Fungsi utama klitoris adalah
menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual
5. Vestibulum
13
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu
atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette.
Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan
kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan agak
berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas, dan friksi.
6.Perineum
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus
vagina dan anus. Perinium membentuk dasar badan perinium.
7. Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan
mudah robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
8. Hymen (Selaput Darah)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan
mudah robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari
lendir yang di keluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
9.Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan labia minora. Di garis
tengah berada di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan
fosa navikularis terletak di antara fourchette dan himen
(Scanlon,2014).
C.Genetalia Interna
1.Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat
dan mampu meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian
atas vagina. Panjang dinding anterior vagina hanya sekitar 9 cm,
sedangkan panjang dinding posterior 11 cm.
Vagina terletak di depan rectum dan di belakang kandung
kemih. Vagina merupakan saluran muskulomembraneus yang
menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya
14
merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus
levator ani oleh karena itu dapat dikendalikan (Moore, 2002).
Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang
disebut rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung)
vagina menonjol serviks pada bagian uterus. Bagian servik yang
menonjol ke dalam vagina di sebut portio. Portio uteri membagi
puncak vagina menjadi empat yaitu: fornik anterior, fornik
posterior, fornik dekstra, fornik sinistra (Moore, 2010).
2. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal,
muskular, pipih, cekung dan tampak seperti bola lampu / buah peer
terbalik yang terletak di pelvis minor di antara kandung kemih dan
rectum. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan,
licin dan teraba padat (Moore, 2010).
Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian
corpus uteri yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus
uteri merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri dan
berbentuk segitiga, dan serviks uteri yang berbentuk silinder.
Dinding belakang, dinding depan dan bagian atas tertutup
peritoneum sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan
kandung kemih (Moore, 2010).
15
Organ Reproduksi Wanita
(Scanlon, 2014)
Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga beberapa
ligamentum, jaringan ikat dan peritoneum. Ukuran uterus tergantung
dari usia wanita, pada anak-anak ukuran uterus sekitar 2-3 cm,
nullipara 6-8 cm, dan multipara 8-9 cm. Dinding uterus terdiri dari
tiga lapisan yaitu peritoneum, miometrium / lapisan otot, dan
endometrium (Moore, 2010).
3.Tuba Falopii
Tuba fallopii merupakan saluran ovum yang terentang
antara kornu uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan
merupakan jalan ovum mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas
ligamentum latum berjalan ke arah lateral mulai dari osteum tubae
internum pada dinding rahim (Moore, 2010).
Panjang tuba fallopi 12cm diameter 3-8cm. Dinding tuba terdiri dari
tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta mukosa dengan epitel
bersilia.
Tuba fallopi terdiri atas :
16
1) Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara otot rahim
mulai dari osteum internum tuba.
2) Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar uterus dan
merupakan bagian yang paling sempit.
3) Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan
berbentuk “s”.
4) Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki lumbai
yang disebut fimbriae tubae.
4.Ovarium
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan
folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon –
hormon steroid. Letak ovarium ke arah uterus bergantung pada
ligamentum infundibulo pelvikum dan melekat pada ligamentum
latum melalui mesovarium (Moore, 2002).
Ada 2 bagian dari ovarium yaitu:
1) Korteks ovarii: Mengandung folikel primordial, berbagai fase
pertumbuhan folikel menuju folikel de graff, dan terdapat
corpus luteum dan albikantes
2) Medula ovarii: Terdapat pembuluh darah dan limfe dan terdapat
serat saraf (Price,2014).
17
progesterone dan estrogen. Ovarium terletak di rongga pelvis dan
diikatkan pada dinding bagian tubuh bagian dorsal oleh selaput jaringan
ikat yang disebut mesovarium. Ovarium pada pada manusia memiliki
ukuran yang relative kecil dan diselaputi oleh selapis sel berasal dari
peritoneum disebut epitel germinal. Di sebelah dalam terdapat tunika
albugenia (jaringan ikat penyebab ovarium berwarna putih). Jaringan
dasar ovarium disebut stroma.
18
a. Daerah korteks
mengandung banyak folikel telur yang masing-masing terdiri dari
sebuah oosit yang diselaputi oleh sel-sel folikel. Sel-sel folikel adalah
oosit beserta sel granulose yang mengelilinginya. Terdapat 3 macam
folikel yaitu :
1. Folikel primordial
terdiri atas oosit primer yang berinti agak ke tepi yang dialapisi sel
folikel berbentuk pipih.
2. Folikel primer
terdiri oosit primer yang dilapisi sel folikel (sel granulose) berbentuk
kubus dan terjadi pembentukan zona pelusida. Adalah suatu lapisan
glikoprotein yang terdapat diantara oosit dan sel-sel granulose.
3. Folikel sekunder
terdiri oosit primer yang dilapisi sel granulose berbentuk kubus berlapis
banyak atau disebut staratum granulose.
4. Folikel tersier
terdiri dari oosit primer, volume stratum granulosanya bertambah besar.
Terdapat beberapa celah antrum diantara sel-sel granulose. Dan
jaringan ikat stroma di luar stratum granulose membentuk theca intern
(mengandung banyak pembuluh darah) dan theca extern (banyak
mengandung serat kolagen).
5. Folikel Graff
disebut juga folikel matang. Pada folikel ini, oosit sudah siap
diovulasikan dari ovarium. Oosit sekunder dilapisi oleh beberapa lapis
sel granulose berada dalam suatu jorokan ke dalam stratum disebut
cumulus ooforus. Sel-sel granulose yang mengelilingi oosit disebut
korona radiate. Antrum berisi liquor follicul yang mengandung
hormone esterogen(Snell,2014).
19
Saluran Reproduksi Wanita
Merupakan perkembangan dari duktus muller yaitu sepasang saluran
panjang yang terletak berdampingan dengan duktus mesonefros yang
terbentuk waktu embrio. Saluran ini berfungsi diantaranya sebagai
berikut :
• Untuk menerima dan menyalurkan telur yang diovulasikan oleh
ovarium
• Untuk menerima dan menyalurkan spermatozoa ke tempat
terjadinya fertilisasi
• Untuk perkembangan embrio
Pada reproduksi betina terpisah dengan saluran ekskresi (Scanlon,2014).
a). Oviduk (Tuba Fallopii)
Berdasar struktur histology terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan
lapisan peritoneum.
a. Lapisan mukosa : tersusun atas epitel kolumnar tinggi bersilia dan
sel-sel kelenjar
b. Lapisan otot tersusun atas:
1. Lapisan otot intrinsic yang tebal mukosa
20
a) Lapisan Sub vascular : serat-serat otot tersusun memanjang
Uterus
c). Vagina
Merupakan bagian terakhir dari saluran reproduksi betina. Berbentuk
pipa panjang,untuk menerima penis terdiri dari 3 lapis yaitu :
1. Lapisan Mukosa : mempunyai lipatan mendatar dan tersusun atas
epitel berlapis pipih tanpa lapisan tanduk. Dan terdapat lamina
propria yang tersusun atas jaringan ikat padat dengan banyak serat
elastin, leukosit, limfosit dan nodulus limfatikus (jarang terlihat).
2. Lapisan otot : terdiri dari berkas-berkas otot polos yang tersusun
berjalinan.
21
3. Lapisan Adventisia/ Serosaะ berupa lapisan tipis yang tersusun dari
jaringan ikat yang berbaur dengan adventisia organ
sekitarnya(Snell,2014).
Vagina
Jawab :
22
mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama di
dalam ampula tuba.
5. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam
(Manuaba dkk,2013).
Jawab :
23
d.Bagaimana hubungan usia pada kasus ?
Jawab :
Terdapat hubungan usia pada kasus yaitu sebanyak lebih dari 60%
kehamilan ektopik terjadi pada wanita usia 20-30 tahun (Lomboan,
2015). Dalam penelitian Fitriany (2015), kehamilan ektopik terganggu
banyak terjadi pada usia 20-35 tahun dengan persentase sebesar 51%
dibandingkan dengan ibu yang memiliki usia < 20 tahun dan > 35 tahun
(Lomboan,2015).
Jawab :
Jawab :
1. Abortus
24
Kehamilan ektopik terganggu adalah suatu kehamilan yang
berbahaya bagi wanita yang bersangkutan berhubung dengan
besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat.
3. Mola hidatidosa
Jawab :
a. Tanda Pasti
1. Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ) Denyut jantung janin
dapat didengarkan dengan stetoskop Laennec/ stetoskop Pinard
pada minggu ke 17-18. Serta dapat didengarkan dengan
stetoskop ultrasonik (Doppler) sekitar minggu ke 12. Auskultasi
pada janin dilakukan dengan mengidentifikasi bunyi-bunyi lain
yang meyertai seperti bising tali pusat, bising uterus, dan nadi
ibu (Kumalasari, 2015)
2. Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat
melakukan pemeriksaan.
3. Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG
(Sunarti, 2013).
25
b. Tanda – Tanda Tidak Pasti
1. Tanda Subjektif (Presumtif/ Dugaan Hamil)
a) Aminorhea (Terlambat datang bulan)
b) Mual (nausea) dan Muntah (vomiting)
c) Mengidam
d) Syncope (pingsan)
e) Perubahan Payudara
f) Sering miksi
g) Pigmentasi kulit
h) Sekitar pantat dan paha atas terdapat striae
(Kumalasari, 2015).
26
d) Kontraksi Braxton Hicks
Kontraksi rahim yang tidak beraturan yang terjadi selama
kehamilan, kontraksi ini tidak terasa sakit, dan menjadi
cukup kuat menjelang akhir kehamilan. Pada waktu
pemeriksaan dalam, terlihat rahim yang lunak seakan
menjadi keras karena berkontraksi.
f) Tanda Chadwick
Tanda yang berwarna kebiru-biruan ini dapat terlihat saat
melakukan pemeriksaan, adanya perubahan dari vagina dan
vulva hingga minggu ke 8 karena peningkatan vasekularitas
dan pengaruh hormon esterogen pada vagina.
g) Hyperpigmentasi Kulit
Bintik –bintik hitam (hyperpigmentasi) pada muka disebut
chloasma gravidarum. Hyperpigmentasi ini juga terdapat
pada areola mamae atau lingkaran hitam yang mengelilingi
puting susu, pada papilla mamae (puting susu) dan di perut.
Pada wanita yang tidak hamil hal ini dapat terjadi
kemungkinan disebabkan oleh faktor alergi makanan,
kosmetik, obat-obatan seperti pil KB (Sunarti, 2013).
27
h.Apa saja kemungkinan penyakit dengan keluhan pada kasus?
Jawab :
§ Abortus
§ Rupture uteri
§ Apendisitis akut
- rupture kista
- kista torsi/terpuntir
§ Salpingitis akut
§ Perforasi usus
§ Abortus
§ Mola hidatidosa
28
Ø Perdarahan pada kehamilan lanjut :
§ Plasenta previa
§ Solusio plasenta
Jawab :
29
• Abortus
1. Abortus iminens
2. Abortus insipiens
3.Abortus incompletes
4. Abortus completes
5.Abortus habitualis
6. Missed abortion
• Kehamilan Ektopik
• Mola Hidatidosa
2. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan
3. Selaput kelopak mata pucat
4. Demam tinggi
2. Usia Kehamilan trimester II (4-6 bulan/ 14-26 minggu)
1. Demam tinggi
2. Bayi kurang bergerak seperti biasa
3.Selaput kelopak mata pucat
30
3. Usia Kehamilan trimester III (7-9 bulan/27-40 minggu)
1. Perdaraan pervaginam
2. Solutio plsenta
3. Plasenta previa
4. Vasa previa
5.Janin kurang bergerak seperti biasa
6. Ketuban pecah dini
7.Kejang
1) Kehamilan muda
31
2) Kehamilan pertengahan triwulan pertama
2. Saat ini Ny. A merasa sedang hamil anak yang ke-2, anak yang pertama
sudah berumur 5 tahun. Ny. A selama ini memakai kontrasepsi suntik
3 bulan dan sudah berhenti sejak 1 tahun terakhir. HPHT 11 Desember
2020.
32
c. Apa makna Ny. A selama ini memakai kontrasepsi suntik 3 bulan dan
sudah berhenti sejak 1 tahun terakhir?
Jawab :
bermakna bahwa kontrasepsi yang digunakan Ny. A merupakan
kontrasepsi suntik KB mengandung hormone progesterone. Dimana
kontrasepsi yang hanya mengandung progesterone dapat
mengakibatkan gerak tuba melambat. Sehingga apabila terjadi
pembuahan dapat menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik
(Prawirohardjo, 2014)
33
c) Pil kombinasi : Merupakan kontrasepsi dalam bentuk pil
yang mengandung hormone progesterone dan estrogen
dalam dosis kecil dan memiliki masa efektif selama 24 jam
c) Pantang Berkala
34
faktor hormonal. Akibat dari respons alat kontrasepsi terjadi peredaman
retensi air dalam tubuh, sehingga terjadi kegemukan (Sriwahyuni,
2012).
Pada kasus,
= 18 September 2021
Usia Kehamilan =
10 minggu 1 Hari
35
h.Bagaimana fisiologi menstruasi ?
Jawab :
Ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi. Berikut adalah
beberapa rangkaian dari siklus menstruasi:
1. Siklus Endomentrium
Siklus endometrium, terdiri dari empat fase, yaitu :
a. Fase menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan
disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum
basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6
hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH
(Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama
siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai
meningkat.
b. Fase Proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang
berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus
haid, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari dan
hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara lengkap
kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan
berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal
kuranng lebih 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang
akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada stimulasi
estrogen yang berasal dari folikel ovarium.
c. Fase Sekresi/Luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari
sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi,
endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai
ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium
36
menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar (Prawirohardjo,
2011)
d. Fase Iskemi/Premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10
hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan
implantasi, corpus luteum yang mensekresi estrogen dan
progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan
progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga
suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi
nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan
perdarahan menstruasi dimulai (Prawirohardjo, 2011).
Siklus Menstruasi
a) Fase Folikular
Hari ke 1-8: kadar FSH dan LH relatif tinggu dan memacu
perkembangan 10-20 folikel dengan 1 folikel dominan.
b) Fase sekresi/luteal
Hari ke 15-28
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga
hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase
sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna
mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus.
Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.
c) Fase proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang
berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus
37
haid, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28
hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara
lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang
perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh
menjadi setebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula,
yang akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada
stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.
d) Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7
sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan
dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan
progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan
progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga
suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi
nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan
perdarahan menstruasi dimulai.
e) Fase menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan
disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum
basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang
3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen,
progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar
terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating
Hormon) baru mulai meningkat.
38
3. Untuk hamil sekarang Ny. A belum pernah melakukan pemeriksaan
kehamilan. Ny. A mengaku mulai terasa sakit di perut bawah kiri tadi
pagi dan makin lama makin sakit hingga seluruh perut terasa sangat
sakit. Ny. A juga mengeluh mengalami keputihan sejak 1 tahun terakhir
namun tidak pernah diobati.
a.Apa makna untuk hamil sekarang, Ny. A belum pernah melakukan
pemeriksaan kehamilan?
Jawab :
Maknanya adalah pasien tidak melakukan pemeriksaan sesuai standar
pelayanan ANC (Antenatal Care) yang Dampaknya adalah tidak
terdeteksinya apabila ada kelainan pada kasus. Berdasarkan jurnal
“Pengaruh Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Pemilihan Penolong
Persalinan”, Persalinan yang aman dapat dicapai melalui pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan profesional dan ketersediaan peralatan
yang memadai untuk menangani komplikasi obstetri dan neonatal.
Salah satu upaya untuk meningkatkan persalinan yang aman adalah
deteksi dini melalui pemeriksaan kehamilan yang harus dilakukan
minimal 4 kali (1 kali pada trimester-1, 1 kali pada trimester-2, dan 2
kali pada trimester-3). pemeriksaan sesuai standar pelayanan ANC
sampai dengan 4 kali, termasuk pemberian suntikan tetanus toxoid
minimal 2 kali dan tablet tambah darah minimal 90 tablet. Kesempatan
itu juga dapat digunakan untuk memberikan nasehat yang berhubungan
dengan kehamilan, persalinan, dan pemberian ASI. Tetapi pada kasus
ini pasien melewatkan kesempatan pemeriksaan sehingga tidak dapat
melakukan deteksi dini adanya kelainan pada kehamilan pasien
(Szadok, dkk., 2019).
39
Jumlah Waktu kunjungan
Trimester kunjungan yang dianjurkan
minimal
I 1x Sebelum minggu ke 16
II 1x Antara minggu ke 24 –
28
(Depkes,2010).
B. Pemeriksaan ginekologik
a. Inspeksi
b. Pemeriksaan bimanual
d. Perabaan serviks
40
3. Pemeriksaan rektoabdominal, rektovaginal, dan rekto-
vagino-abdominal
c.Apa makna Ny.A mengaku mulai terasa sakit di perut bawah kiri tadi
pagi dan makin lama makin sakit hingga seluruh perut terasa sangat
sakit. Ny. A juga mengeluh mengalami keputihan sejak 1 tahun terakhir
namun tidak pernah diobati ?
Jawab :
Makna Ny.A mengaku mulai terasa sakit di perut bawah kiri dan makin
lama makin sakit hingga seluruh perut terasa sakit merupakan salah satu
manifestasi klinis dari kehamilan ektopik. Dimana nyeri perut bawah
yang kemudian menyebar dengan cepat disebabkan oleh terkumpulnya
darah di rongga abdomen akibat dari adanya rupture tuba yang
menyebabkan perdarahan (Prawirohardjo, 2018).
41
korteks somatosensorik → persepsi nyeri → sakit hingga seluruh perut
terasa sangat sakit (nyeri abdominal) (Logor et al,2013).
Keputihan
Adanya infeksi mikorooganisme dan kelembaban yang mendukung
pertumbuhan → keputihan (Logor et al,2013).
42
dengan keluhan (gatal, panas dan nyeri) serta berbau (apek, amis
dan busuk).
4. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital: N: 110 x/menit isi tegangan kurang, TD: 80/50 mmHg,
RR: 22 x/menit, T: 35,50C
Pemeriksaan Khusus
Ekstremitas: tangan dan kaki pucat dan terasa dingin, edema (-)
43
Jawab :
Hasil pemeriksaan Keadaan normal Interpretasi
Tanda Vital :
44
Thorax dalam batas normal Normal
5. Pemeriksaan Ginekologi
PL :
Inspekulo
- Portio: livide
- OUE tertutup
- Fluxus (+) darah tidak aktif
- Forniks posterior menonjol
- Polip, erosi, laserasi (-)
45
Pemeriksaan Bimanual :
46
- OUE tertutup - Normal
- Corpus uteri sesuai usia
- Abnormal ( Hematokel Retrouterine )
kehamilan 10 minggu
- Abnormal
- Forniks posterior
menonjol
- Adneksa kiri terasa lebih
sakit dibandingkan
adneksa kanan
47
c.Bagaimana pemeriksaan ginekologi?
Jawab :
Pemeriksaan Ginekologi :
1. Duduklah pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekus
genitalis penderita.
2. Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada
daerah vagina, vulva dan perineum.
3. Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum.
4. Buka celah antara kedua labium mayus, perhatikan muara uretra dan
introitus (bila kandung kemih belum dikosongkan, lakukan pemasangan
kateter untuk mengeluarkan air kemih).
5. Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri (terutama dibagian
kelenjar Bartolin) dengan ibu jari dan ujung telunjuk (perhatikan dan
catat kelainankelainan yang ditemukan). 6. Ambil spekulum dengan
tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus (agar terbuka),
masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar introitus (yakinkan bahwa
tidak ada bagian yang terjepit) lalu dorong bilah ke dalam lumen vagina.
a. Memasukkan ujung telunjuk kiri pada introitus
48
b. Arah spekulum pada saat insersi penuh
49
konsistensi serviks, keadaan parametrium dan kedua adneksa.
Pindahkan jari-jari tangan luar dan dalam ke bagian isthmus (tentukan
apakah ada tanda Hegar, dengan mencoba untuk mempertemukan kedua
ujung jari tangan luar dan dalam)
13. Tangan kiri menahan uterus pada bagian suprasimfisis, keluarkan jari
tengah dan telunjuk tangan kanan.
14. Angkat tangan kiri dari dinding perut, usapkan larutan antiseptik pada
bekas sekret/cairan di dinding perut dan sekitar vulva/perineum.
15. Beritahu ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu
untuk mengambil tempat duduk( Konar,2015).
6. Pemeriksaan Laboratorium
50
pecah → jonjot vili menembus tuba → rupture → perdarahan → uterus
→ turun ke vagina → perdarahan pervaginam → volume darah ↓ → Hb
↓ → anemia (Logor et al,2013)
Saat ini Ny. A merasa sedang hamil anak yang ke-2, anak
yang pertama sudah berumur 5 tahun. Ny. A selama ini memakai
kontrasepsi suntik 3 bulan dan sudah berhenti sejak 1 tahun terakhir.
HPHT 11 Desember 2020. Untuk hamil sekarang Ny. A belum
pernah melakukan pemeriksaan kehamilan. Ny. A mengaku mulai
terasa sakit di perut bawah kiri tadi pagi dan makin lama makin sakit
hingga seluruh perut terasa sangat sakit. Ny. A juga mengeluh
mengalami keputihan sejak 1 tahun terakhir namun tidak pernah
diobati.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: tampak sakit berat
Tanda Vital: N: 110 x/menit isi tegangan kurang, TD: 80/50 mmHg,
RR: 22 x/menit, T: 35,50C
Pemeriksaan Khusus:
Kepala: konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
Thoraks: dalam batas normal
Ekstremitas: tangan dan kaki pucat dan terasa dingin, edema (-)
51
3. Pemeriksaan Ginekologi:
PL:
- Pada inspeksi seluruh perut tidak ada kelainan
- Tetapi TFU tidak bisa diidentifikasi karena perutnya ditekan
sedikit saja, Ny. A sudah berteriak kesakitan.
Inspekulo:
- Portio: livide
- OUE tertutup
- Fluxus (+) darah tidak aktif
- Forniks posterior menonjol
- Polip, erosi, laserasi (-)
Pemeriksaan Bimanual :
- Portio lunak, nyeri goyang (+)
- OUE tertutup
- Corpus uteri sesuai usia kehamilan 10 minggu
- Forniks posterior menonjol
- Adneksa kiri terasa lebih sakit dibandingkan adneksa kanan
52
kehamilan
> besar
Portio Livide + + + + +
OUE Terbuka + + - - -
Laserasi Servik - - - - -
Beta HCG + + + + +
Demam - - - - -
Vagina - - - - -
Discharge
Nyeri Tekan +/- +/- - + +
53
4. Ultrasonografi
Tujuan transfusi PRC adalah penggantian kapasitas angkut oksigen oleh sel
darah merah. Dosis awal biasanya 2-4 unit. Transfusi 1 unit PRC diharapkan
menaikkan kadar hematokrit sekitar 3% (Sukorini,2010).
54
Rujuk ke dokter spesialis obstetric dan gineologi untuk dilakukan
Tindakan laparotomi atau salpingostomy.
55
Istihadhah adalah darah yang keluar di luar kebiasaan, yaitu tidak pada
masa haid dan bukan pula karena melahirkan, dan umumnya darah ini keluar
ketika sakit, sehingga sering disebut sebagai darah penyakit
2.7 Kesimpulan
Ny. A 30 tahun hamil muda mengalami keluhan sakit perut yang hebat,
syok hipovolemik anemia dan mengalami perdarahan dari kemaluan yang
berwarna merah kehitaman karena menderita Kehamilan Ektopik
Terganggu.
56
2.8 Kerangka Konsep
Berkumpul pada
cavum douglass Peritonitis Turun ke vagina
57
DAFTAR PUSTAKA
Anwar et al. 2017. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: P.T. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Ayu RP. 2012. Hubungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Dengan
Kejadian Kehamilan Ektopik. Surakarta : Universitas Negeri Surakarta
Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan. 2015. Buku Ajar
Kesehaan Ibu dan Anak. Jakarta: Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan.
58
Lee, R et al. 2018. Diagnosing Ectopic Pregnancy in the Emergency Setting.
Ultrasonography. 37(1): 78-87
Logor et al. 2013. Tinjauan Kasus Kehamilan Ektopik di BLU RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado Periode 1 Januari 2010 - 31 Desember 2011. Jurnal e-
Biomedik(eBM).1(1):40-44.
Lomboan, P. S., dkk. 2015. Gambaran Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2013.
Jurnal e-Clinic (eCl). 3(2) : 624-628.
Manuaba, IBG., dkk. 2013. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta :
EGC.
Marheni, G. A. 2016. Keputihan Pada Wanita. Jurnal Skala Husada. 13(1) : 30-38.
Moore, K.L. 2010. Junqiera's Basic Histology Text dan Atlas 12th ed. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.
Price, S.A., Wilson, L.M. 2014. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi VI. Jakarta: EGC.
59
Scanlon, PV, Sanders, T. 2014. Essentials of Anatomy and Physiology. Philadelphia:
F. A. Davis Company.
Sriwahyuni, E., Wahyuni, C. U. 2021. Hubungan Antara Jenis dan Lama Pemakaian
Alat Kontrasepsi Hormonal dengan Peningkatan Berat Badan Akseptor. The
Indonesian Journal of Public Health. 8(3) : 112-116.
Tafwid MI. 2015. Tatalaksana Syok Hipovolemik Et Causa Suspek Intra Abdominal
Hemorrhagic Post Sectio Caesaria. Universitas Lampung : Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. Vol 2 No.3. h. 203)
60