Ny. D, 38 tahun dan suaminya TN. Z, usia 40 tahun, datang ke praktik dokter
keluarga karena mereka telah menikah selama 10 tahun tetapi belum mempunyai anak
padahal mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi. Ny. D pernah hamil saat usia
pernikahan 2 tahun tetapi mengalami keguguran dan dilakukan kuretase. Setelah
dilakukan kuretase, siklus menstruasi tidak teratur, jumlah perdarahan sedikit, kadang-
kadang tidak haid dalam beberapa bulan, dan disertai rasa nyeri saat menstruasi.
Suaminya merupakan karyawan bank dan perokok berat. Pasangan ini menikmati
hubungan seks secara teratur.
Istri:
Pemeriksaan fisik: TB: 158 cm; BB: 56 kg; TD: 120/80 mmHg; Nadi: 88 x/menit;
RR: 20 x/menit
Pemeriksaan ginekologi:
PL
- Abdomen : datar, lemas, simetris
- Fundus Uteri: tidak teraba
- Massa (-), nyeri tekan (-), tanda cairan bebas (-)
Suami:
Pemeriksaan fisik umum: TB: 178 cm; BB: 75 kg; TD: 110/70 mmHg; Nadi: 75
x/menit; RR: 18 x/menit.
Pemeriksaan Genetalia:
Penis: normal; testis: dextra 15 ml konsistensi normal, testis sinistra 8 ml
konsistensi normal; scrotum: tidak ada varicocele
Pemeriksaan penunjang: Analisis Semen: volume: 5,5 ml; jumlah sperma: 8 ×
106/ml; motilitas forward progession 32%; morfologi bentuk normal 4%
1
Identifikasi masalah
1. Ny. D, 38 tahun dan suaminya TN. Z, usia 40 tahun, datang ke praktik dokter
keluarga karena mereka telah menikah selama 10 tahun tetapi belum mempunyai
anak padahal mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi.
2. Ny. D pernah hamil saat usia pernikahan 2 tahun tetapi mengalami keguguran dan
dilakukan kuretase. Setelah dilakukan kuretase, siklus menstruasi tidak teratur,
jumlah perdarahan sedikit, kadang-kadang tidak haid dalam beberapa bulan, dan
disertai rasa nyeri saat menstruasi.
3. Suaminya merupakan karyawan bank dan perokok berat. Pasangan ini menikmati
hubungan seks secara teratur.
4. Istri:
Pemeriksaan fisik: TB: 158 cm; BB: 56 kg; TD: 120/80 mmHg; Nadi: 88
x/menit; RR: 20 x/menit
Pemeriksaan ginekologi:
PL
- Abdomen : datar, lemas, simetris
- Fundus Uteri: tidak teraba
- Massa (-), nyeri tekan (-), tanda cairan bebas (-)
5. Suami:
Pemeriksaan fisik umum: TB: 178 cm; BB: 75 kg; TD: 110/70 mmHg; Nadi:
75 x/menit; RR: 18 x/menit.
Pemeriksaan Genetalia:
Penis: normal; testis: dextra 15 ml konsistensi normal, testis sinistra 8 ml
konsistensi normal; scrotum: tidak ada varicocele
Pemeriksaan penunjang: Analisis Semen: volume: 5,5 ml; jumlah sperma: 8 ×
106/ml; motilitas forward progession 32%; morfologi bentuk normal 4%
2
Analisis Masalah
1. Ny. D, 38 tahun dan suaminya TN. Z, usia 40 tahun, datang ke praktik
dokter keluarga karena mereka telah menikah selama 10 tahun tetapi belum
mempunyai anak padahal mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi.
a. Bagaimana anatomi & fisiologi dari organ yang terlibat?
b. Apa penyebab dan faktor resiko dari Ny. D dan Tn. Z telah menikah 10 tahun
tetapi belum mempunyai anak padahal tidak menggunakan alat kontasepsi?
Jawab:
Peyebab & faktor risiko infertilitas:
1) (Kelainan) Pada wanita
a. Serviks stenosis / interaksi mukus-sperma abnormal
b. Uterus kelainan kongenital atau didapat, baik pada endomentrium
atau miomentrium, berhubungan dengan infertilitas primer atau dengan
partus prematurus.
c. Ovarium kelainan frekunsi & durasi siklus menstruasi, kegagalan
ovulasi
d. Tuba fallopii rusak (terdapat abnormalitas), baik kongenital maupun
didapat
e. Peritoneum defek anatomi atau kerusakan fungsi fisiologis (ex:
infeksi, adhesi, massa)
2) (Kelainan) pada pria
a. Pretesticular penyakit pada hipothalamus, pituitary atau organ
perifer yang mempengaruhi HPA axis, kongenital maupun didapat.
b. Testicular genetik atau non-genetik
c. Posttesticular faktor kongenital atau yang didapat, yang
mempengaruhi regulasi normal transport sperma melewati sistem
ductus (pada kelamin)
3) (Kelainan) pada keduanya (pria & wanita)
a. Usia lanjut
b. Lingkungan & pekerjaan
c. Efek toksik (tobacco, marijuana, obat-obatan, rokok)
d. Aktifitas / latihan berlebihan
3
e. Diet yang inadekuat disertai peningkatan / penurunan berat badan
secara ekstrim
c. Bagaimana mekanisme dari Ny. D dan Tn. Z telah menikah 10 tahun tetapi
belum mempunyai anak padahal tidak menggunakan alat kontasepsi?
Jawab:
MEKANISME (pada kasus):
1) Faktor risiko pria (Suami, Tn. Z)
a) Usia degeneratif terjadi penurunan fungsi sistem reproduksi
(terjadi penurun ringan terhadap fertilitas pada usia >36 hingga 40
tahun, dan penurunan yang tajam terhadap fertilitas >40 tahun, risiko
infertilitas meningkat)
b) Perokok berat
Radikal bebas yang berasal dari rokok tersirkulasi Nicotine &
Polycyclc aromatic Hydrocarbons (PAHs) tersirkulasi menuju
sirkulasi testis (melalui funiculus spermaticus / spermatic cord)
menimbulkan stress oksidatif merusak asam lemak (membran
pelindung DNA/akrosom) kepala sperma merusak inti sel (nukleus)
sperma merusak DNA yang dibawa spermatozoa sperma
menjadi cacat / mati dapat berupa penurunan jumlah, motilitas,
maupun morfologi spermatozoa yang sempurna (oligo-astheno-
teratospermia)
c) Gemuk (pra obesitas) (dilihat dari IMT)
Deposit adiposa tubuh berlebih (termasuk kolesterol) negative
feedback timbul asumsi tubuh bahwa prekursor testosterone
berlebih, testosterone pada tubuh cukup banyak / berlebih (testosterone
4
berasal dari testosterone) negative feedback Hipothalamus-
Pituitary-Anterior Axis Sekresi GnRH hipotalamus diturunkan
sekresi LH menurun Sel Leydig testes menurunkan sekresi
testosterone (kelamin) kadar testosterone testes (yang sebenarnya)
menurun (menjadi rendah) pematangan sperma terganggu
sperma immature / tidak sempurna
2) Faktor risiko wanita (Istri, Ny. D)
Riwayat kuretase (Dilation & Curretage / D&C)
Kuretase menyebabkan trauma pada endomentrium pars fungsional &
pars basalis terjadi pembentukan jaringan granulasi terjadi
perlekatan jaringan granulasi / adhesi intrauterine sinekia uterus /
perlekatan uterus (Sindrom Asherman) uterus gagal merespon
hormon estrogen proliferasi / penebalan endomentrium tidak
terjadi / tidak sempurna (dibanding normal) kesulitan implantasi
embrio
5
d) implant batang
e) pil kb emergensi/darurat
3) Metode intrauterine
a) Copper IUD
b) Hormonal IUD
4) Sterilisasi
a) sterilisasi implan
b) ligasi tuba (tubectomy)
c) vasectomy
6
d. Bagaimana mekanisme gangguan menstruasi tersebut pasca kuretase?
Jawab:
Kuretase menyebabkan trauma pada endomentrium pars fungsional & pars
basalis terjadi pembentukan jaringan granulasi terjadi perlekatan
jaringan granulasi / adhesi intrauterine sinekia uterus / perlekatan uterus
(Sindrom Asherman) jaringan granulasi memblokade vaskularisasi uterus &
uterus gagal merespon hormon estrogen (gangguan proliferasi/penebalan
uterus) siklus menstruasi tidak teratur, jumlah perdarahan sedikit, kadang-
kadang tidak haid dalam beberapa bulan, dan disertai rasa nyeri saat
menstruasi.
4. Suami:
Pemeriksaan fisik umum: TB: 178 cm; BB: 75 kg; TD: 110/70 mmHg; Nadi: 75
x/menit; RR: 18 x/menit.
Pemeriksaan Genetalia:
Penis: normal; testis: dextra 15 ml konsistensi normal, testis sinistra 8 ml
konsistensi normal; scrotum: tidak ada varicocele
Pemeriksaan penunjang: Analisis Semen: volume: 5,5 ml; jumlah sperma: 8 ×
106/ml; motilitas forward progession 32%; morfologi bentuk normal 4%
a. Apa interpretasi & mekanisme (abnormalitas) dari hasil pemeriksaan suami?
7
HASIL NORMAL INTERPRETASI
Pemeriksaan Fisik
Nadi: 75 x/menit 60 – 100 x/menit Normal
90/60 > TD < 120/80
TD: 110/70 mmHg Normal
x/menit
RR: 18 x/menit 18 – 20 x/menit Normal
TB 178 cm, BB 75 kg
IMT = 75/1,782 = 18 – 22 kg/m2 Pra Obesitas
75/3,16 = 23, 73 kg/m2
Pemeriksaan Ginetalia
Penis: Normal Normal Normal
Testis: dextra 15 ml 15-25 mL konsistensi
Normal
konsistensi normal normal
Testis sinistra 8 ml 15-25 mL konsistensi Abnormal
konsistensi normal normal (Atrofi testis)
Scrotum: tidak ada
Tidak ada varicocele Normal
varicocele
Pemeriksaan Penunjang: Analisis Semen
Volume: 5,5 ml 1,5 ml Normal
Jumlah sperma: 8 ×
33-46 × 106/ml Oligozoospermia
106/ml
Motilitas forward
31-34% Normal
progession 32%
Morfologi bentuk
3,0-4,0% Normal
normal 4%
8
5. Apabila semua gejala dikumpulkan, maka:
a. Bagaimana cara mendiagnosis kasus ini?
Jawab:
Anamnesis, riwayat tindakan obstetrik, faktor risiko, pemeriksaan genitalia
suami/istri, penunjang
9
d. Bagaimana working diagnosed pada kasus ini?
Jawab:
Ny. D 38 tahun (P0A1) dan Tn. Z 40 tahun mengalami infertilitas sekunder et
causa Oligozoospermia dan Sindrom Asherman
10
h. Bagaimana Kompetensi Dokter Umum pada kasus ini?
Jawab:
3A Bukan gawat darurat mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal
(bukan gawat darurat), dan merujuk.
11
Kesimpulan
Ny. D 38 tahun (P0A1) dan Tn. Z 40 tahun, sulit mempunyai anak setelah 10 tahun
pernikahan karena mengalami infertilitas sekunder yang disebabkan Sindrom Asherman
dan Oligozoospermia
Kerangka Konsep
Oligozoospermia
Perlekatan
intrauterin
Asherman
Syndrome
Gangguan
infertilitas
Infertilitas
sekunder
12