TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Epidemiologi
Pitiriasis versikolor lebih sering terjadi di daerah tropis dan
mempunyai kelembaban tinggi. Walaupun kelainan kulit lebih terlihat pada
orang berkulit gelap, namun angka kejadian pityriasis versikolor sama di
semua ras. Beberapa penelitian mengemukakan angka kejadian pada pria dan
wanita dalam jumlah yang seimbang. Di Amerika Serikat, penyakit ini
banyak ditemukan pada usia 15-24 tahun, dimana kelenjar sebasea (kelenjar
minyak) lebih aktif bekerja. Angka kejadian sebelum pubertas atau setelah
usia 65 tahun jarang ditemukan.2,3
Pitiriasis versikolor terdistribusi ke seluruh dunia, tetapi pada daerah
tropis dan daerah subtropis. Didaerah tropis insiden dilaporkan sebanyak
40%, sedangkan pada daerah yang lebih dingin angka insiden lebih rendah,
3
4
Patogenesis
Sebagian kecil dari jumlah jamur yang biasanya ada pada kulit semua
orang tapi selama bulan musim panas dan kelembaban yang tinggi, jamur dapat
meningkat. Jamur yang berlebih di kulit dapat mencegah proses pigmentasi
normal, sehingga menghasilkan warna yang lebih terang dan gelap. 2
Tinea versicolor disebabkan oleh organisme dimorfik lipofilik, dalam
genus Malassezia, sebelumnya dikenal sebagai Pityrosporum. Sebelas spesies
diakui dalam klasifikas jamur ini, Malassezia globosa dan Malassezia furfur
adalah spesies dominan terisolasi di tinea versicolor. Malassezia sangat sulit untuk
dilakukan kultur di laboratorium dan hanya dapat dikultur dalam media diperkaya
denganu asam lemak asam C12 dan C14. Malassezia secara alami ditemukan
banyak pada permukaan kulit binatang, termasuk manusia. Memang, dapat
dipisahkan dalam 18% bayi dan 9-10% dari orang dewasa. 2
Organisme ini dapat ditemukan pada kulit yang sehat dan pada daerah
kulit yang menunjukkan penyakit kulit. Pada pasien dengan penyakit klinis,
organisme ditemukan di kedua tahap yaitu jamur (spora) dan bentuk berserabut
(hyphal). Faktor-faktor yang mengarah pada konversi jamur saprophytic ke
bentuk, morfologi parasit miselium termasuk kecenderungan genetik; hangat,
lingkungan lembab; imunosupresi, malnutrisi, dan penyakit Cushing. Human
peptide cathelicidin LL-37 berperan dalam pertahanan kulit terhadap organisme
ini. Meskipun Malassezia adalah komponen flora normal, juga bisa menjadi
patogen oportunistik. 2
Organisme ini dianggap sebagai faktor dalam penyakit kulit lainnya,
termasuk Pityrosporum folikulitis, anak sungai dan retikular papillomatosis
dermatitis seboroik, dan beberapa bentuk dermatitis atopik . 2
Kulit penderita tinea versicolor dapat mengalami hipopigmentasi atau
hiperpigmentasi. Pada kasus hipopigmentasi, inhibitor tyrosinase [hasil dari
aksi/kerja inhibitor tyrosinase dari asam dicarboxylic yang terbentuk melalui
oksidasi] beberapa asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids) pada lemak di
permukaan kulit secara kompetitif menghambat enzim yang diperlukan dari
pembentukan pigmen melanocyte. Pada kasus panu dengan makula
6
pada bagian tubuh yang lain di musim panas. Keluhan gatal, meskipun ringan,
merupakan salah satu alasan penderita datang berobat. 2
2.1.5 Diagnosis
Dugaan diagnosa PV jika ditemukan gambaran klinis adanya lesi
di daerah predileksi berupa makula berbatas tegas berwarna putih,
kemerahan, sampai dengan hitam, yang berskuama halus, pemeriksaan
dengan lampu Wood untuk melihat fluoresensi kuning keemasan akan
membantu diagnosis klinis. Konfirmasi diagnosis dengan didapatkannya
hasil positif pada pemeriksaan mikologis kerokan kulit.
kasus, lesi tampak lebih gelap dari kulit yang tidak terpengaruh di
bawah lampu Wood, tetapi mereka tidak berpendar.2
Diagnosis biasanya dikonfirmasi dengan pemeriksaan kerokan kulit
dengan kalium hidroksida (KOH), yang menunjukkan karakteristik
pendek, hifa cerutu-but. Hasil pemeriksaan dengan KOH tampak
spora dengan miselium pendek telah disebut sebagai spaghetti and
meatballs. Untuk visualisasi yang lebih baik dapat ditambahkan tinta
biru, tinta Parker, methylene blue, atau cat Swartz-Medrik dengan
persiapan KOH 20%.2
Karena biasanya diagnosis klinis dicurigai dan dapat dikonfirmasi
dengan persiapan KOH, kultur jarang diperoleh.
Dengan pemeriksaan darah, tidak ada penurunun antibodi pada pasien
dengan tinea versicolor
Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong
pemeriksaan langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada media
buatan. Yang dianggap paling baik pada waktu ini adalah medium agar
dekstrosa Sabouraud.5
2.1.8 Tatalaksana
Pasien harus diberitahu bahwa tinea versikolor disebabkan oleh jamur
yang biasanya hadir di permukaan kulit dan tidak menular. Kekambuhan
adalah umum, dan terapi profilaksis dapat membantu mengurangi
kekambuhan.2
9
I. Non Medikamentosa
1. Edukasi
Menyarankan kepada pasien agar menghindari faktor pencetus terjadinya
pitiriasis versicolor. Pasien dinasehatkan supaya tidak berada di lingkungan
yang panas dan lembab supaya tidak kambuh setelah pengobatan..2
II. Medikamentosa
Sistemik
Obat sistemik dipertimbangkan pada lesi luas, kambuhan, dan
gagal dengan terapi topikal, antara lain dengan ketokonazol 200 mg/hari
selama 5-10 hari atau itrakonazol 200 mg/hari selama 5-7 hari. Pengobatan
rumatan (maintanance) dipertimbangkan untuk menghindari kambuhan
pada pasien yang sulit menghindari faktor predisposisi, antara lain dengan
sampo selenium sulfide secara periodis atau dengan obat sistemik
ketokonazol 400 mg sekali setiap bulan atau 200 mg sehari selama 3 hari
tiap bulan.1
Topikal
Selenium sulfide bentuk shampo 1,8% atau bentuk losio 2,5% yang
dioleskan tiap hari selama 15-30 menit kemudian dibilas. Aplikasi yang
dibiarkan sepanjang malam dengan frekuensi 2 kali seminggu juga
digunakan , dengan perhatian akan kemungkinan reaksi iritasi. Pengolesan
dianjurkan di seluruh badan selain kepala dan genitalia.1
Ketokonazol 2% bentuk sampo juga dapat digunakan serupa
dengan sampo selenium sulfid.1
Alternatif lain adalah solusio natrium hiposulfit 20%, solusio
propilen glikol 50%.1
Untuk lesi terbatas, berbagai krim derivat azol misalnya
mikonazol, klotrimazol, isokonazol, ekonazol dapat digunakan. Demikian
juga krim tolsiklat, tolnaftat, siklopiroksolamin, dan haloprogin.1
10
2.1.9 Prognosis
Prognosis baik jika pengobatan dilakukan secara tekun dan konsisten,
serta faktor predidposisi dapat dihindari. Lesi hipopigmentasi dapat bertahan
sampai beberapa bulan setelah jamur negatif, hal ini perlu dijelaskan pada
pasien.1
1.2. Pendekatan Kedokteran Keluarga
Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan
pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan
kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan.
Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima semua orang yang
membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender,
ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula bahwa dokter keluarga adalah dokter
yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup
komunitas dari individu tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya, dan
tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini berkompeten untuk menyediakan
pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memerhatikan latar
belakang budaya, sosioekonomi, dan psikologis pasien. Dokter ini
bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan
berkesinambungan bagi pasiennya.6
Menurut WONCA (1991) dokter keluarga adalah dokter yang
mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang
mencari pelayanan kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh provider lain
bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima semua
orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan
usia, gender, ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula bahwa dokter keluarga
adalah dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan
dalam lingkup komunitas dari individu tersebut. Tanpa membedakan ras,
11
budaya, dan tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini berkompeten untuk
menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan
memerhatikan latar belakang budaya, sosioekonomi, dan psikologis pasien.
Dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang
komprehensif dan berkesinambungan bagi pasiennya.6
Menurut The American Academy of Family Physician (1969),
pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh
yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, di
mana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi
oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak boleh oleh organ
tubuh atau jenis penyakit tertentu saja.7
Pelaksana pelayanan dokter keluarga dikenal dengan dokter keluarga
(family doctor, family physician). Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
mendefinisikan dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada
keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit
tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara
pasif, tapi bila perlu aktif mengunjungi penderita dan keluarganya.4
Sedangkan Kolese Dokter Indonesia (KDI, 2003) menterjemahkan
secara kimiawi sebagai berikut:
1. Dokter keluarga adalah dokter yang dididik secara khusus untuk
bertugas di lini terdepan sistem pelayanan kesehatan, bertugas
mengambil langkah awal penyelesaian semua masalah yang
mungkin dipunyai pasien.
2. Melayani individu dalam masyarakat tanpa memandang jenis
penyakitnya ataupun karakter personal dan sosialnya dan
memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia dalam sistem
pelayanan kesehatan untuk semaksimal mungkin kepentingan
pasien.
3. Berwenang secara mandiri melakukan tindak medis mulai dari
pencegahan, diagnosis, pengobatan, perawatan dan asuhan paliatif,
12
2.2.3. Pola Pikir dan Pola Tindak Dokter Keluarga/Dokter Layanan Primer 8
Dokter keluarga bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
mitranya, dan ia berhubungan dengan mitranya di kala sehat maupun di
kala sakit. Tanggung jawab ini mengharuskan dokter keluarga
menyediakan program pemeliharaan kesehatan bagi mitranya yang sehat,
dan program pengobatan atau pemulihan bagi mitranya yang sedang jatuh
17
sakit. Program ini harus spesifik dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
setiap mitranya. Hal ini dapat dipenuhi bila pola pikir dan pola tindaknya
mengacu pada pendekatan Medifa yang menata alur pelayanan dokter
keluarga dalam 4 kegiatan (assessment–targeting–intervention–
monitoring) yang membentuk satu siklus pelayanan terpadu.8
1. Penilaian profil kesehatan pribadi (Assessment)
Dokter keluarga mengawali upaya pemeliharaan mitranya
dengan melakukan penilaian komprehensif terhadap faktor risiko
dan kodisi kesehatan dengan tujuan memperoleh profil kesehatan
pribadi dari mitranya.
2. Penyusunan program kesehatan spesifik (Targeting)
Tersedianya profil kesehatan ini memberi kesempatan kepada
dokter keluarga untuk mempelajari masalah kesehatan yang
dimiliki mitranya, sehingga dokter keluarga dapat menyusun
program kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik setiap
mitra.
3. Intervensi proaktif (Intervention)
Dengan demikian setiap mitra, apakah ia dalam kondisi sehat,
menyandang faktor risiko atau sakit, secara proaktif akan diajak
mengikuti program pemeliharaan kesehatan yang sepesifik
dengan kebutuhannya. Melalui program proaktif ini diharapkan
mitra yang sehat dapat tetap sehat, yang saat ini menyandang
faktor risiko dapat dikurangi kemungkinan jatuh sakit berat di
kemudian hari, dan yang saat ini menderita suatu penyakit dapat
segera pulih, dicegah terjadinya komplikasi, atau diupayakan
agar kecacatan seminimal mungkin. Bila diperlukan si mitra akan
dirujuk ke spesialis.
4. Pemantauan kondisi kesehatan (Monitoring)
Selanjutnya pelaksanaan program dan hasilnya akan dipantau dan
dievaluasi terus menerus dan menjadi masukan bagi dokter
18
3. Pertumbuhan (Growth)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan
yang diberikan keluarga dalam mematangkan pertumbuhan dan
atau kedewasaan setiap anggota keluarga.
4. Kasih sayang (Affection)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang
serta interaksi emosional yang berlangsung dalam keluarga.
5. Kebersamaan (Resolve)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan
dalam membagi waktu, kekayaan, dan ruang antar keluarga.7
Bentuk keluarga
a. Infertilitas membentuk keluarga inti tanpa anak
b. Penyakit jiwa (kelainan seksual seperti homoseksual), jika
membentuk keluarga akan terbentuk keluarga non-tradisional
Fungsi keluarga
a. Jika kesehatan kepala keluarga (pencari nafkah)
terganggu,akan mengganggu fungsi ekonomi dan atau fungsi
pemenuhan kebutuhan fisik keluarga.
b. Jika kesehatan ibu rumah tangga terganggu, akan
mengganggu fungsi afektif dan atau fungsi sosialisasi.
Siklus kehidupan keluarga
a. Infertilitas akan mengalami siklus kehidupan keluarga yang
tidak lengkap.
b. Jika kesehatan suami-istri memburuk, kematian cepat masuk
ke dalam tahap lenyapnya keluarga.7,10