PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Thoraks: jantung dan paru-paru dalam batas normal
Abdomen: hepar dan lien dalam batas normal
Ekstremitas: akral dingin
Status obstetrikus:
Palpasi: teraba fundus uteri setinggi pusat dan kontraksi lembek
Inspeculo: fluksus (+) darah aktif, stolsel (+), robekan jalan lahir tidak ada
Pemeriksaan laboratorium:
Hb: 6gr%, gol. Darah: B, Rhesus (+), Trombosit 170.000/mm 3, Leukosit:
15.000/mm3, Ht: 18mg%
3
2.4 Identifikasi Masalah
1. Ny. DP, berusia 35 tahun P6A0 dirujuk oleh bidan desa ke Ruang PONEK
RSUD.
2. Ia mengalami perdarahan setelah melahirkan spontan pervaginam 1 jam yang
lalu. Berat bayi yang dilahirkan sekitar 2700 gram, bugar dan mengangis.
3. Menurut bidan, proses pengeluaran janin berlangsung lama kurang lebih 2 jam
dan bayi baru bisa lahir setelah dibantu bidan dengan mendorong perut ibu.
Plasenta yang dikeluarkan lengkap tetapi rahim teraba lembek disertai
perdarahan banyak dan aktif. Bidan telah mencoba menghentikan perdarahan
dengan cara memberikan suntikan obat, karena perdarahan tidak berhenti
pasien dirujuk. Menurut bidan perdarahan Ny. DP banyak dan diperkirakan
lebih dari 500cc.
4. Ny DP hanya sekali melakukan pemeriksaan ANC di bidan desa yaitu pada
kehamilan 8 bulan.
5. Pada saat itu, Ny. DP terlihat pucat dan lemas dan hasil pemeriksaan darah:
kadar Hb 8 g/dl. Bidan menganjurkan untuk dirawat tapi Ny. DP menolak
karrena tidak ada biaya
6. Pemeriksaan fisik (post partum)
Keadaan umum : somnolen
Tanda vital: TD: 80/60 mmHg; N: 124x/menit, lemah, reguler, isi kurang; RR:
28x/menit T: 36 derajat C
Pemeriksaan spesifik:
Kepala: Konjungtiva pucat
Thoraks: jantung dan paru-paru dalam batas normal
Abdomen: hepar dan lien dalam batas normal
Ekstremitas: akral dingin
7. Status obstetrikus:
Palpasi: teraba fundus uteri setinggi pusat dan kontraksi lembek
Inspeculo: fluksus (+) darah aktif, stolsel (+), robekan jalan lahir tidak ada
8. Pemeriksaan laboratorium:
Hb: 6gr%, gol. Darah: B, Rhesus (+), Trombosit 170.000/mm 3, Leukosit:
15.000/mm3, Ht: 18mg%
4
2.5 Analisis Masalah
1. Ny. DP, berusia 35 tahun P6A0 dirujuk oleh bidan desa ke Ruang PONEK
RSUD.
a. Bagaimana status gravida Ny. DP ?
Jawab :
P6 : Partus sudah terjadi 6 kali
A0 : Abortus belum pernah terjadi
Dan ini menandakan bahwa status Ny. DP sudah Grande multipara.
1. Para adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya
2. Nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi
viable
3. Primipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk
pertama kali
4. Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi
viable beberapa kali (sampai 5 kali)
5. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau
lebih, hidup ataupun mati.
(Norwitz, E. 2010)
5
5. Pelayanan asuhan ante natal risiko tinggi
6
c. Semua perlengakapan harus kokoh (tidak ada bagian yang longgar atau
tidak stabil)
d. Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan besar
e. Roda perlengkapan (jika ada) harus lengkap dan berfungsibaik
f. Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi
g. Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel dan steker
menempel kokoh)
Bahan: Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan unit ini.
2. Kriteria khusus
a. Sumber daya manusia
Memiliki tim PONEK esensial yang terdiri dari :
1) 1 dokter Spesialis Kebidanan Kandungan
2) 1 dokter spesialis anak
3) 1 dokter di Unit Gawat Darurat
4) 3 orang bidan ( 1 koordinator dan 2 penyelia)
5) 2 orang perawat
Tim PONEK Ideal ditambah :
1) 1 Dokter spesialis anesthesi / perawat anesthesi
2) 6 Bidan pelaksana
3) 10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)
4) 1 Petugas laboratorium
5) 1 pekarya kesehatan
6) 1 Petugas administrasi
b. Prasarana dan sarana
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaranaan
PONEK harus dipenuhi hal-hal sebagi berikut :
1) Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
2) Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang
lengkap
3) Ruang pulih / observasi pasca tindakan
4) Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk
koordinasi internal
7
E. Obat-Obatan
1. Obat-obatan maternal khusus PONEK
2. Obat-obatan neonatal khusus Ponek
F. Manajemen
Direktur RS melaksanakan komitmen untuk menyelenggarakan
program PONEKmenyelaraskan program RS untuk mendukung program
PONEK dalam bentuk SK Direktur 42 Pedoman Rumah Sakit Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komphrehensif.
(Depkes, 2011)
8
sehingga dukungan dari lintas sektor dalam hal kemudahan transportasi
serta pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting.
Melalui program ini, pada tahun 2012 Pemerintah menjamin
pembiayaan persalinan sekitar 2,5 juta ibu hamil agar mereka mendapatkan
layanan persalinan oleh tenaga kesehatan dan bayi yang dilahirkan sampai
dengan masa neonatal di fasilitas kesehatan. Program yang punya slogan
Ibu Selamat, Bayi Lahir Sehat ini diharapkan memberikan kontribusi besar
dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
(Depkes, 2011)
9
Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim
dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus
sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.
Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian
depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian
serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri
membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
-Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan
asam susu dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap
infeksi. Fungsi utama vagina:
1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
2) Alat hubungan seks.
3) Jalan lahir pada waktu persalinan.
Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara
kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas
tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung
kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan
cabang utama dari arteri illiaka interna (arteri hipogastrika interna). Bentuk
uterus seperti bola lampu dan gepeng.
1) Korpus uteri : berbentuk segitiga
2) Serviks uteri : berbentuk silinder
3) Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal
tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa
ligamentum, jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari
usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm,
multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan
beban hingga 5 liter. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium
10
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus.
Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe
dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.
b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal
anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah
arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka delapan
sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan
demikian pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks, otot rahim
makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang
terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas
dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum
(dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir
serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah
rahim dan meregang saat persalinan. (Llewellyn, 2002)
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari
kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi.
Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua,
sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks
berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-
menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam
tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum
yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga
uterus adalah:
1) Ligamentum latum
• Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
2) Ligamentum rotundum (teres uteri)
• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
3) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
11
4) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
5) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju
os.sacrum.
6) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti
perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.
Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan
diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk
menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari
spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan
tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai
bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.
Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan
uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan
sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus
menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan
ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak
100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesteron
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan
folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen
merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini
menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran
12
payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan
akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut
menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum
melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan
kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder.
Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari
yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai
kematangan organ reproduksi wanita.
(Prawirohardjo, 2009)
Histologi
a) Vagina
Dinding vagina terdiri dari mukosa, lapisan otot polos dan
adventisia. Kelenjar tidak terdapat di mukosa vagina. Permukaan
kanalis vaginalis tetap lembab dan licin oleh sekresi yang dihasilkan
13
oleh kelenjar serviks. Mukosa vagina tidak rata dan memperlihatkan
banyak plicae mucosae. Epitel permukaan kanalis vaginalis adalah
epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Papilla jaringan ikat
dibawahnya tampak menonjol dan membentuk indentasi epitel.
Lamina propria mengandung jaringan ikat padat tidak teratur
dengan serat elastic yang meluas ke dalam tunika muskularis berupa
serat interstisial. Jaringan limfoid difus, nodulus limfoid dan pembuluh
darah kecil terdapat di lamina propria. Tunika muskularis dinding
vagina terutama terdiri dari berkas longitudinal dan berkas oblik otot
polos. Berkas transversal otot polos jauh lebih sedikit tetapi lebih sering
ditemukan di lapisan dalam. Jaringan ikat interstisial kaya serat elastic.
Pembuluh darah dan berkas saraf banyak ditemukan di adventisia.
b) Uterus
Dinding tuba uterine dengan plica mucosae kompleks yang
dilapisi oleh epitel selapis silindris. Epitel lumen terdiri dari dua jenis
sel, epitheliocytus ciliates dan epitheliocytus tubarius angustus tidak
bersilia dengan tonjolan apikal yang menjulur di atas silia. Membrana
basalis tipis memisahkan epitel lumen dari jaringan ikat vascular di
bawahnya yang membentuk bagian tengah plica mucosae. Sebagian otot
polos sirkular dalam yang mengelilingi tuba uterine terlihat di bagian
perifer.
c) Tuba Fallopi
Masing-masing tuba uterine memiliki panjang 12 cm dan
terbentang dari ovarium ke uterus. Salah satu ujung tuba uterine
menembus dan terbuka ke dalam uterus, ujung yang lainnya terbuka ke
dalam rongga peritoneum dekat ovarium. Tuba uterine biasanya dibagi
menjadi empat region yang kontinu. Bagian yang paling dekat dengan
ovarium adalah infundibulum bentuk corong. Dari infundibulum
terjulur prosesus kecil mirip jari yaitu fimbrae yang berada dekat
dengan ovarium. Infundibulum bersambungan dengan region kedua
yaitu ampulla bagian yang terlebar dan terpanjang. Isthmus sempit dan
pendek dan menghubungkan setiap tuba uterine ke uterus. Bagian akhir
tuba uterina adalah pars uterine. Bagian ini menembus dinding tebal
uterus dan bermuara ke dalam rongga uterus.
14
d) Ovarium
Ovarium adalah struktur lonjong yang rata berada jauh di dalam
rongga panggul. Satu bagian ovarium melekat pada ligamentum latum
uteri melalui lipatan peritoneum yang disebut mesovarium dan bagian
lainnya ke dinding uterus melalui ligamentum ovarii proprium.
Permukaan ovarium dilapisi oleh satu lapisan sel yaitu epitel germinal
yang terletak di atas jaringan ikat padat tidak teratur tunika albuginea.
Dibawah tunika albuginea terdapat korteks ovarium. Jauh didalam
korteks yaitu bagian tengah jaringan ikat ovarium dengan banyak
pembuluh darah, medulla.
(Eroschenko, 2012)
15
Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telang lengkap. Pada
primigravida kala I berlangsung kira- kira 13 jam, sedangkan multi para
kira- kira 7 jam.
- Kala II/ kala pengeluaran
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira- kira 2 sampai
3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk
diruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot- otot dasar
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita
merasa pula tekanan kepada rectum dan hendak buang air besar. Kemudian
perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia
mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva
pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin
tidak masuk lagi diluar his, dengan his dan kekuatan mengedan maksimal
kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simfisis dan dahi, muka,
dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan dan anggota bayi. Para primigravida kala II
berlangsung rata- rata 1,5 jam dan pada multipara rata- rata 0,5 jam.
- Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit
setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.
- Kala IV
Kala ini dianggap perlu untuk mengamat- amati apakah ada perdarahan
postpartum.
(Saifuddin. 2009)
3. Menurut bidan, proses pengeluaran janin berlangsung lama kurang lebih 2 jam
dan bayi baru bisa lahir setelah dibantu bidan dengan mendorong perut ibu.
Plasenta yang dikeluarkan lengkap tetapi rahim teraba lembek disertai
perdarahan banyak dan aktif. Bidan telah mencoba menghentikan perdarahan
dengan cara memberikan suntikan obat, karena perdarahan tidak berhenti
16
pasien dirujuk. Menurut bidan perdarahan Ny. DP banyak dan diperkirakan
lebih dari 500cc
a. Apa makna durasi persalinan 2 jam?
Jawab :
Merupakan kelainan pada KALA II yaitu kala II memanjang yang
seharusnya 50 menit pada nulipara dan 20 menit pada multipara. Persalinan
berlangsung lama adalah salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan post
partum yang disebabkan atonia uteri.
17
Kontraksi uterus penyusutan ukuran uterus pengurangan bidang
tempat implantasi plasenta menekuk dan menebal untuk
mengakomodasikan diri tegangan terus menerus plasenta lepas.
18
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi segera setelah
persalinan melebihi 500 cc. Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua
bagian :
a. Perdarahan post partum primer adalah perdarahan yang terjadi dalam
waktu 24 jam pertama setelah persalinan.
b. Perdarahan post partum sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah
24 jam pertama setelah persalinan.
19
Episiotomi yang melebar
Robekan pada perineum, vagina dan serviks
Ruptura uteri
Gangguan koagulasi atau gangguan pembekuan darah
Jarang terjadi tetapi bisa memperburuk keadaan di atas, misalnya pada
kasus trombofilia, sindroma HELLP, preeklampsia berat, eklampsia,
solusio plasenta, kematian janin dalam kandungan (IUFD) dan embolisme
cairan amnion, transfusi masif, terapi antikoagulan, sindrom sepsis,
koagulopati kongenital, Aborsi yang diinduksi salin.
Atonia uteri
20
2. Dilakukan masase fundus uteri dan putting susu untuk merangsang
kontraksi uterus.
3. Melakukan kompresi bimanual eksternal atau internal.
(Prawirohardjo, 2009)
l. Apa jenis obat suntik yang diberikan bidan dan bagaimana farmakokinetik
dan farmakodinamik?
Jawab :
Kemungkinan oksitosin IM dan infuse 20 unit dalam 500 ml NS/RL 40
tetes-guyur infuse untuk restorasi cairan dan jalur obat esensial.
(Prawirohadjo, 2009)
21
m. Bagaimana tatalaksana atonia uteri?
Jawab :
Sikap Trendelenburg, memasang venous line, dan memberikan oksigen
Sekaligus merangsang kontraksi uterus dengan cara
- Masase fundus uteri
- Pemberian oksitosin dan turunan ergot melalui suntikan i.m,i.v,I,s.c
- Memberikan derivate prostaglandin
- Pemberian misoprostrol 800-100 µg per rectal
- Kompresi bimanual eksterna dan/atau interna
- Kompresi aorta abdominalis
Bila semua tindakan itu gagal, maka dipersiapkan untuk dilakukan
tindakan operatif laparotomy dengan pilihan bedah konservatif
(mempertahankan uterus) atau melakukan histerektomi. Alternatifnya
berupa :
- ligasi arteri uterine atau arteria ovarica
- operasi ransel B Lynch
- histerektomi supravaginal
- histerektomi total abdominal
(Prawirohardjo, 2009)
22
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau
komplikasi. (Manuaba, 2008)
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu
dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut :
sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan,
dan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan dan
kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali
kunjungan.
23
11. Mempersiapkan ibu hamil agar dapat memelihara bayi dan menyusui
secara optimal.
24
Inspeksi
- Bentuk dan ukuran abdomen
- Parut bekas operasi
- Tanda – tanda kehamilan
- Gerakan janin
- Varises
- Hernia
- Edema
Palpasi (LEOPOLD)
- Tinggi fundus
- Punggung bayi
- Presentasi
Auskultasi (DJJ)
- 10 minggu dengan Doppler
- 20 minggu dengan fetoskop Pinard
Inspekulo vagina
C. Laboratorium
Pemeriksaan
- Analisis urin rutin
- Analisis tinja rutin
- Hb, MCV
- Golongan darah
- Hitung jenis sel darah
- Gula darah
- Antigen hepatitis B virus
- Antibody rubella
- HIV/VDRL
USG
(Saifuddin, 2013)
25
Jawab :
- Tidak bisa mendeteksi dini kelainan yang diderita ibu dan janin
- Tidak bisa memantau perkembangan janin
- Sulit untuk melakukan perbaikan kondisi ibu atau janin jika terjadi kelainan.
- Meningkatnya angka mortalitas dan morbilitas ibu
(Mochtar, 2011)
5. Pada saat itu, Ny. DP terlihat pucat dan lemas dan hasil pemeriksaan darah:
kadar Hb 8 g/dl. Bidan menganjurkan untuk dirawat tapi Ny. DP menolak
karrena tidak ada biaya.
a. Apa kemungkinan penyebab pucat?
Penyebab anemia pada kehamilan :
1) Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
2) Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil
3) Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
4) Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
5) Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil
1) Umur < 20 tahun atau > 35 tahun
2) Perdarahan akut
3) Pekerja berat
4) Makan < 3 kali dan makanan yang dikonsumsi kurang zat besi
26
Pemeriksaan faal hemostasis (Cloting time dan bleeding time), untuk
menyingkirkan deferensial diagnosa gangguan pembekuan darah.
Pemeriksaan besi sumsum tulang
Besi serum
Pemeriksaan kadar sTfR
Feritin serum
27
Keadaan umum: somnolen
Tanda vital: TD: 80/60 mmHg; N: 124x/menit, lemah, reguler, isi kurang; RR:
28x/menit T: 36 derajat C
Pemeriksaan spesifik:
Kepala: Konjungtiva pucat
Thoraks: jantung dan paru-paru dalam batas normal
Abdomen: hepar dan lien dalam batas normal
Ekstremitas: akral dingin
a. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik?
Jawab :
Interpretasi pemeriksaan fisik:
Somnolen: penurunan kesadaran
TD 80/60 : hipotensi (120/80 mmHg)
Nadi 124x/menit : takikardi (60-100x/mnt)
RR 28x/ menit : takipnea (16-24x/mnt)
Temperatur 36 0C: hipotermi (36,5-37,20C)
Interpretasi pemeriksaan spesifik:
Kepala : konjungtiva pucat anemia
Ekstremitas : akral dingin tanda syok hipovolemi
28
Perdarahan Hipovolemi & anemia suplai darah kejaringan menurun
aktivasi pons sebagai pusat pernapasan frekuensi pernapasan
ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan jaringan takipnea.
Hipotermi
Perdarahan Hipovolemi Tekanan darah menurun kompensasi
mediator vasokonstriksi vasokonstriksi didaerah perifer kompensasi
hipotermi.
7. Status obstetrikus:
Palpasi: teraba fundus uteri setinggi pusat dan kontraksi lembek
Inspeculo: fluksus (+) darah aktif, stolsel (+), robekan jalan lahir tidak ada
a. Apa interpretasi dari hasi obstetrikus?
Jawab :
Interpretasi
Fundus uteri setinggi pusat: Tidak terjadi kontraksi uterus sehingga
fundus uteri setinggi pusat (umbilikus), (normal: 2 jari dibawah
termasuk umbilikus setelah kelahiran bayi).
Fluksus (+) darah aktif : Menunjukkan terdapat banyak darah yang
keluar melalui ostium eksternum
Stolsel (+) : Menunjukkan adanya bekuan darah
Tidak ada robekan jalan lahir menunujukkan perdarahan yang terjadi
bukan dikarenakan adanya robekan jalan lahir.
29
8. Pemeriksaan laboratorium:
Hb: 6gr%, gol. Darah: B, Rhesus (+), Trombosit 170.000/mm 3, Leukosit:
15.000/mm3, Ht: 18mg%
a. Apa interpretasi dari pemeriksaan laboratorium?
Jawab :
Pem. Laboratorium Interpretasi
Hb 6 gr% Anemia (Butuh tranfursi)
Gol. Darah B, rhesus (+) Normal
Trombosit 170.0000/mm3 Normal
Leukosit 15.000/mm3 Leukositosis (5000-10.000/mm3)
Ht 18mg% Abnormal = normalnya 40-50 %
30
Lumen vagina terisi massa. Pucat dan limbung.
Tampak tali pusat (bila plasenta
belum lahir).
Sub-involusi uterus. Anemia. Endometritis
Nyeri tekan perut bawah dan pada Demam. atau sisa
uterus. fragmen
Perdarahan (Sekunder atau P2S). plasenta
lokhia mukopurulen dan berbau (bila (terinfeksi atau
disertai infeksi). tidak)
31
Bila semua tindakan diatas telah dilakukan tetapi masih terjadi perdarahan
lakukan tindakan spesifik sebagai berikut:
Pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar
- Kompresi bimanual eksternal
Menekan uterus melalui dinding abdomen dengan saling mendekatkan kedua
belah telapak tangan yang melingkupi uterus. Pantau aliran darah yang ke luar.
Bila perdarahan berkurang, kopresi diteruskan, pertahankan hingga uterus
dapat kembali berkontraksi atau dibawa ke fasilitas kesehatan rujukan. Bila
belum berhasil coba dengan kompresi bimanual internal.
- Kompresi bimanual internal
Uterus ditekan di antara telapak tangan pada dinding abdomen dan ditinju
tangan dalam vagina untuk menjepit pembuluh darah di dalam miometrium
(sebagai pengganti mekanisme kontraksi). Perhatikan perdarahan yang terjadi.
Pertahankan kondisi ini bila perdarahan berkurang atau berhenti, tunggu
hingga uterus berkontraksi kembali. Apabila perdarahan tetap terjadi, cobakan
kopresi aorta abdominalis.
- Kompresi aorta abdominalis
Raba arteri femoralis dengan ujung jari tangan kiri, pertahankan posisi
tersebut. Genggam tangan kanan kemudian tekankan pada daerah umbilikus,
tegak lurus dengan sumbu badan, hingga mencapai kolumna vertebralis.
Penekanan yang tepat, akan menghentikan atau sangat mengurangi denyut
arteri femoralis. Lihat hasil kompresi dengan memperhatikan perdarahn yang
terjadi.
Pada RS rujukan :
Ligasi arteri uterina dan ovarika
Histerektomi
(Saifuddin, Abdul, 2013)
Tatalaksana
32
Langkah-langkah penatalaksanaan
1) Masase fundus
2) Pemberian uterotonika (oksitosin)
3) Kompresi bimanual (eksternal dan internal)
4) Kompresi aorta abdominalis
5) Tampon uterus
6) Rujuk (tindakan operatif oleh dokter spesialis: ligasi arteri uterina dan ovarica,
histerektomi).
15. NNI
“Sesungguhnya seseorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam
perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, kemudian menjadi
‘alaqah seperti itu pula, kemudian menjadi mudhghah seperti itu pula.
Kemudian seorang malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di
dalamnya, dan diperintahkan kepadanya untuk menulis empat hal, yaitu
menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
2.6 Kesimpulan
Ny. DP, 35 th, P6A0 mengalami perdarahan post partum karena diduga
Atonia Uteri dengan riwayat anemia pada kehamilan
34
2.7 Kerangka Konsep
Partus lama
Kadar Hb turun
35
DAFTAR PUSTAKA
Anwar M, Baziad A, Prabowo RP. 2011. Ilmu Kandungan Edisi 3. PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Indonesia.
Amru Sofian. 2011. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri, Obstetri Patologi. EGC,
Jakarta, Indonesia.
Ilmu Kebidanan, editor Prof.dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG. 2000. Edisi Ketiga cetakan
Kelima, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Indonesia
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jilid 1. Ed. 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran: EGC
36
Putu aryani, ni made laksmi utari. 2012. Prevalensi anemia, pengetahuan, dan asupan
nutrisi pada ibu hamil. Jurnal ilmiah kedokteran. Voleme 43. No 2 tahun 2012.
Diunduh tanggal 25 maret.2015
Saifuddin, Abdul. 2013. Ilmu Kebidanan Edisi keempat Cetakan Ketiga. Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
37