ANGKATAN 2011
BAB I
PENDAHULUAN
Blok Kesehatan Reproduksi adalah Blok XVII pada Semester VI dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran
untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada kesempatan yang akan datang. Penulis kali ini
memaparkan kasus mengenai Ny. Zaskia, berusia 42 tahun P5A0 dirujuk oleh bidan desa ke
Puskesmas Rawat Inap PONED. Ia mengalami perdarahan setelah melahirkan spontan
pervaginam 30 menit yang lalu. Berat bayi yang dilahirkan sekitar 2600 gram, bugar dan
langsung menangis.
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari
skenario ini.
1
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
BAB II
PEMBAHASAN
TUTORIAL SKENARIO B
Ny. Zaskia, berusia 42 tahun P5A0 dirujuk oleh bidan desa ke Puskesmas Rawat Inap
PONED. Ia mengalami perdarahan setelah melahirkan spontan pervaginam 30 menit yang lalu.
Berat bayi yang dilahirkan sekitar 2600 gram, bugar dan langsung menangis.
Menurut bidan proses persalinannya lancar, placenta yang dikeluarkan lengkap tetapi rahim
teraba lembek disertai perdarahan banyak dan aktif. Bidan telah mencoba menghentikan
perdarahan dengan cara memberikan suntikan obat, karena perdarahan tidak berhenti pasien
dirujuk.
Ny. Zaskia hanya sekali melakukan pemeriksaan ANC di klinik bersalin swasta yaitu pada
kehamilan 8 bulan karena tidak ada biaya. Pada saat itu, Ny. Zaskia terlihat pucat dan lemas dan
hasil pemeriksaan darah: kadar Hb 8g/dl. Bidan telah menganjurkan untuk dirawat tapi Ny.
Zaskia menolak.
2
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
Pemeriksaan Fisik:
Tanda vital : TD: 80/60 mmHg; N: 124x/menit, lemah, reguler, isi kurang; RR: 28x/menit; T:
36,0º C
Pemeriksaan Spesifik:
Pemeriksaan Obstetrikus:
Palpasi: kontraksi uterus lembek dan teraba fundus uteri setinggi pusat.
Inspekulo: fluksus (+) darah aktif, stolsel (+), robekan jalan lahir tidak ada.
Pemeriksaan Laboratorium:
Hb: 6 g%, gol. Darah: B, rhesus (+), MCV: 70 sl, MCH: 25 pg, MCHC: 28 g/dl, Leukosit:
10.000 mm3, Ht: 18 mg%
4
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
1. Ny. Zaskia, berusia 42 tahun P5A0 dirujuk oleh bidan desa ke Puskesmas Rawat Inap
PONED. Ia mengalami perdarahan setelah melahirkan spontan pervaginam 30 menit
yang lalu. Berat bayi yang dilahirkan sekitar 2600 gram, bugar dan langsung
menangis.
2. Menurut bidan proses persalinannya lancar, placenta yang dikeluarkan lengkap tetapi
rahim teraba lembek disertai perdarahan banyak dan aktif.
3. Bidan telah mencoba menghentikan perdarahan dengan cara memberikan suntikan
obat, karena perdarahan tidak berhenti pasien dirujuk.
4. Ny. Zaskia hanya sekali melakukan pemeriksaan ANCdi klinik bersalin swasta yaitu
pada kehamilan 8 bulan karena tidak ada biaya.
5. Kadar Hb 8g/dl. Bidan telah menganjurkan untuk dirawat tapi Ny. Zaskia menolak.
6. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: somnolen.
Tanda vital : TD: 80/60 mmHg; N: 124x/menit, lemah, reguler, isi kurang; RR:
28x/menit; T: 36,0º C
7. Pemeriksaan Spesifik:
Kepala: konjungtiva pucat.
Thoraks; jantung dan paru-paru dalam batas normal.
Abdomen: hepar dan lien dalam batas normal.
Ekstremitas: akral dingin.
8. Pemeriksaan Obstetrikus:
Palpasi: kontraksi uterus lembek dan teraba fundus uteri setinggi pusat.
Inspekulo: fluksus (+) darah aktif, stolsel (+), robekan jalan lahir tidak ada.
9. Pemeriksaan Laboratorium:
Hb: 6 g%, gol. Darah: B, rhesus (+), MCV: 70 sl, MCH: 25 pg, MCHC: 28 g/dl,
Leukosit: 10.000 mm3, Ht: 18 mg%
5
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
1. Ny. Zaskia, berusia 42 tahun P5A0 dirujuk oleh bidan desa ke Puskesmas Rawat
Inap PONED. Ia mengalami perdarahan setelah melahirkan spontan pervaginam
30 menit yang lalu. Berat bayi yang dilahirkan sekitar 2600 gram, bugar dan
langsung menangis.
a. Bagaimana anatomi, fisiologi dan histologi organ yang terlibat?
Jawab:
Terdiri dari alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga
panggul :
1. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi.
2. Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi,
pertumbuhan fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon
gonadotropin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal
– ovarium.
6
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
GENITALIA EKSTERNA
1. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
2. Mons pubis / mons veneris.
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini
mulai ditumbuhi rambut pubis.
3. Labia mayora.
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah
perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
4. Labia minora.
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
5. Clitoris.
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik
dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak
pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
6. Vestibulum.
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae
externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene
kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
7
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
8
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
GENITALIA INTERNA
1. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks
uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan
serviks uteri.
2. Serviks uteri.
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos,
jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam
rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri
externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil,
setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis
melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica.
Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung
9
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air.
Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
3. Corpus uteri.
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos
tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular),
serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan
runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica
urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar).
4. Ligamenta penyangga uterus.
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,
ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
5. Vaskularisasi uterus.
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri
ovarica cabang aorta abdominalis.
6. Salping / Tuba Falopii.
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,
panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai
cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta
mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars
ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan
ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).
a. Pars isthmica (proksimal/isthmus).
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba
pengendali transfer gamet.
10
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
11
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
12
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
3. Pituitari / hipofisis.
Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormon-hormon
gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan
dan pematangan folikel (FSH – Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein
(LH – luteinizing hormone).
Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon
metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain. (detail2, cari / baca sendiri yaaa…)
4. Ovarium.
Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur
(ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka
interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-
hormon gonadotropin.
5. Endometrium.
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil
konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan
mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium
rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada pembuahan /
implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi
endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.
HORMON-HORMON REPRODUKSI
1. GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone).
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis
anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH /
LH ).
2. FSH (Follicle Stimulating Hormone).
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH.
Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di
ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam),
13
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-
sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
3. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone).
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga
mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal
siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi
dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya
dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1
jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
4. Estrogen.
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium
secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal
melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta.
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai
organ reproduksi wanita.
a. Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
b. Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
c. Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
d. Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.
Juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi
osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita
pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan
terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
5. Progesteron.
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian
diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
14
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
15
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
16
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
b. Apa penyebab rahim teraba lembek disertai perdarahan banyak dan aktif?
Jawab:
Atonia uteri (tonus uteri ↓).
c. Bagaimana mekanisme rahim teraba lembek disertai perdarahan banyak dan aktif?
Jawab:
Faktor risiko:
1. Grand multipara.
2. Anemia (Hb 8).
3. Keadaan umum jelek.
4. Usia 42 tahun.
Tonus uterus ↓
Hemorrhage Postpartum
17
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
18
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
4. Ny. Zaskia hanya sekali melakukan pemeriksaan ANCdi klinik bersalin swasta
yaitu pada kehamilan 8 bulan karena tidak ada biaya.
a. Berapa kali permeriksaan ANC sebaiknya dilakukan selama kehamilan?
Jawab:
Pemeriksaan kehamilan Ante Natal Care (ANC) dilakukan sebanyak 4 kali pada masa
kehamilan. ANC dilakukan satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester
kedua dan dua kali pada trimester ketiga.
(Depkes RI, 2001)
19
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
e. Apa dampak dari Ny. Zaskia hanya melakukan pemeriksaan ANC satu kali?
Jawab:
1. Tanda-tanda risiko adanya kelainan dalam kehamilan tidak dapat dideteksi pada
awal kehamilan.
2. Tidak mendapatkan pemeriksaan kehamilan yang lengkap.
3. Kurang pengetahuan mengenai informasi selama kehamilan.
5. Pada saat itu, Ny. Zaskia terlihat pucat dan lemas dan hasil pemeriksaan darah:
kadar Hb 8g/dl. Bidan telah menganjurkan untuk dirawat tapi Ny. Zaskia menolak.
a. Bagaimana hubungan antara pucat dan lemas dengan keluhan utama?
Jawab:
Pucat dan lemas sudah terjadi pada pasa kehamilan menyebabkan nutrisi dan oksigen
yang terdapat pada sel darah juga berkurang menyebabkan suplai dara ke tonus otot
uteri juga berkurang sehingga tonus otot di uteri tidak berkontraksi yang menyebabka
tidak ada kompresi arteri dan terjadi perdarahan postpartum.
b. Apa makna Ny. Zaskia terlihat pucat dan lemas dengan hasil pemeriksaan Hb?
Jawab:
Makna Ny.Zaskia terlihat pucat dan lemas dengan hasil pemeriksaan Hb sebesar 8
g/dl ketika kehamilan trimester pertama, merupakan manifestasi dari anemia pada
kehamilan. Hb dengan nilai 10 g/dl merupakan batas terendah untuk kadar Hb dalam
kehamilan. (Sarwono, 2002).
20
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
c. Apa penyebab Ny. Zaskia terlihat pucat dan lemas dan hasil Hb?
Jawab:
Penyebab anemia dalam kehamilan :
1. Kurang gizi.
2. Kurang zat besi.
3. Kehilangan darah saat kelahiran sebelumnya.
4. Penyakit-penyakit kronik.
d. Bagaimana mekanisme dari Ny. Zaskia terlihat pucat dan lemas dan hasil Hb?
Jawab:
Pasien tidak
mendapatkan tablet Fe Hanya sedikit Heme
(zat besi) yang lengkap yang terbentuk sehingga
fungsi hemoglobin
sebagai transport O2
Anemia defisiensi zat besi
tidak maksimal, padahal
dalam kehamilan
transport O2 harus
cukup ke jaringan ibu
21
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
22
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
Mekanisme:
1. Faktor risiko (grand multipara, anemia dalam kehamilan, KU jelek, usia 42 tahun)
→ tonus otot uterus tidak adekuat → tidak ada kompresi a. spiralis di
endometrium → HPP → syok hipovolemia → Hipotensi, isi tegangan kurang.
2. Faktor risiko (grand multipara, anemia dalam kehamilan, KU jelek, usia 42 tahun)
→ tonus otot uterus tidak adekuat → tidak ada kompresi a. spiralis di
endometrium → HPP → anemia bertambah berat → Hb turun → O 2 turun →
kompensasi → takipnea.
3. Faktor risiko (grand multipara, anemia dalam kehamilan, KU jelek, usia 42 tahun)
→ tonus otot uterus tidak adekuat → tidak ada kompresi a. spiralis di
endometrium → HPP → anemia bertambah berat → Hb turun → O 2 turun →
kompensasi → takikardi.
4. Faktor risiko (grand multipara, anemia dalam kehamilan, KU jelek, usia 42 tahun)
→ tonus otot uterus tidak adekuat → tidak ada kompresi a. spiralis di
endometrium → HPP → anemia bertambah berat → Hb turun → O 2 turun →
kompensasi → transport O2 ke perifer dikurangi → tidak terjadi panas sebagai
sisa metabolisme energi → hipotermia.
7. Pemeriksaan Spesifik.
Kepala: konjungtiva pucat.
Thoraks; jantung dan paru-paru dalam batas normal.
Abdomen: hepar dan lien dalam batas normal.
Ekstremitas: akral dingin.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan spesifik?
Jawab:
23
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
Intepretasi:
1. Kepala : konjungtiva pucat (abnormal merupakan tanda-tanda anemia)
2. Thoraks : jantung dan paru-paru dalam batas normal (normal)
3. Abdomen : hepar dan lien teraba dalam batas normal (normal)
4. Ektremitas : akral dingin (abnormal yaitu penurunan suhu tubuh akibat anemia dan
syok hipovolemi yang dialami pasien)
Mekanisme:
1. Faktor risiko (grand multipara, anemia dalam kehamilan, KU jelek, usia 42 tahun) →
tonus otot uterus tidak adekuat → tidak ada kompresi a. spiralis di endometrium →
HPP → anemia bertambah berat → konjungtiva pucat.
2. Normal.
3. Normal.
4. Faktor risiko (grand multipara, anemia dalam kehamilan, KU jelek, usia 42 tahun) →
tonus otot uterus tidak adekuat → tidak ada kompresi a. spiralis di endometrium →
HPP → syok hipovelemia dan anemia bertambah berat → Hb turun → O 2 turun →
kompensasi → transport O2 ke perifer dikurangi → tidak terjadi panas sebagai sisa
metabolisme energi → akral dingin.
8. Status obstetrikus.
Palpasi: kontraksi uterus lembek dan teraba fundus uteri setinggi pusat.
Inspekulo: fluksus (+) darah aktif, stolsel (+), robekan jalan lahir tidak ada.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari status obstetrikus?
Jawab:
Intepretasi:
1. Palpasi: kontraksi uterus lembek dan teraba fundus uteri setinggi pusat
(Atonia uteri).
2. Inspekulo: fluksus (+) darah aktif, stolsel (+), robekan jalan lahir tidak ada.
(Menunjukkan adanya penumpukan darah di dalam uterus).
24
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
Mekanisme:
1. Faktor risiko (grand multipara, anemia dalam kehamilan, KU jelek, usia 42 tahun)
→ tonus otot uterus tidak adekuat → atonia uteri
2. Faktor risiko (grand multipara, anemia dalam kehamilan, KU jelek, usia 42 tahun)
→ tonus otot uterus tidak adekuat → tidak ada kompresi a. spiralis di
endometrium → HPP → stolsel (+), fluksus (+), dan adanya darah yang
terbendung di uterus menyebabkan TFU setinggi pusat.
9. Pemeriksaan Laboratorium.
Hb: 6 g%, gol. Darah: B, rhesus (+), MCV: 70 sl, MCH: 25 pg, MCHC: 28 g/dl,
Leukosit: 10.000 mm3, Ht: 18 mg%
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan laboratorium?
Jawab:
Intepretasi:
Anemia hipokrom mikrositik.
b. Apa tujuan pemeriksaan golongan darah, rhesus, MCV, MCHC, dan MCH pada
kasus?
Jawab:
1. Tes hematologi lengkap digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan pada darah
dan komponennya yang menggambarkan kondisi tubuh secara umum.
2. Tes hb: indeks eritrosit (MCV,MCH,MCHC) dapat menggambarkan ukuran dan
warna sela darah merah sehingga dapat diketahui penyebab anemia apakah karena
defisiensi besi atau defisiensi asam folat.
3. Golongan darah A-B-O diperlukan untuk dibandingkan dengan golongan darah
bayi saat lahir apakah ada kemungkinan inkompatibilitas golongan darah A-B-O
25
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
yang memelurkan tindakan pada bayi, golongan darah juga perlu diketahui bila
diperlukan transfusi pada ibu, dilakukan pada TM I.
4. Faktor resus: ada atau tidaknya antigen-D dalam darah seseorang sangat
berpengaruh pada kehamilan. Bila seorang wanita dengan rhesus negatif
mengandung bayi dari pasangan yang mempunyai rhesus positif, maka ada
kemungkinan sang bayi mewarisi rhesus sang ayah yang positif. Dengan
demikian akan terjadi kehamilan rhesus negatif dengan bayi rhesus positif. Hal ini
disebut kehamilan dengan ketidak cocokan rhesus. Efek ketidak cocokan bisa
mengakibatkan kerusakan besar-besaran pada sel darah merah bayi yang disebut
erytroblastosis foetalis dan hemolisis. Hemolisis ini pada jaman dahulu
merupakan penyebab umum kematian janin dalam rahim, disamping hydrop
fetalis, yaitu bayi yang baru lahir dengan keadaan hati yang bengkak, anemia dan
paru-paru penuh cairan yang dapat mengakibatkan kematian.
Selain itu kerusakan sel darah merah bisa juga memicu kernikterus (kerusakan otak)
dan jaundice (bayi kuning/hiperbilirubinimia), gagal jantung dan anemia dalam
kandungan maupun setelah lahir. Karena hati bayi yang baru lahir belum cukup
matang, maka ia tak dapat mengolah sel darah merah yang rusak (bilirubin) ini
dengan baik untuk dikeluarkan oleh tubuhnya, sehingga terjadi hiper bilirubin/bayi
kuning. Selain itu sang hati pun akan bekerja terlalu keras sehingga mengakibatkan
pembengkakkan hati dan dibanjirinya paru-paru dengan cairan. Karena produk
perusakan sel darah merah adalah racun bagi otak maka terjadi kernicterus (kerusakan
otak). Selain itu sumsum bayi yang belum matang tak dapat mengganti sel darah
merah dengan cukup cepat, maka ia akan kembali melepaskan sel darah merah yang
belum matang dalam sirkulasi darah (reticulocytes dan erythroblast). Dalam kondisi
ini sang ibu tetap aman karena bilirubin yang masuk dalam sirkulasi darahnya lewat
plasenta akan dikeluarkan oleh sistem metabolismenya.
26
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
27
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
12. Apa pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus
ini?
Jawab:
Uji pembekuan darah
28
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
29
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
17. Apa komplikasi yang akan terjadi jika pasien tidak segera ditangani?
Jawab:
1. Syok.
2. Dekomp kordis.
3. Kematian (maternal mortality).
30
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
2.4 Kesimpulan.
Ny. Zaskia, 42 tahun P5A0 mengalami perdarahan setelah melahirkan spontan pervaginam
dikarenakan Atonia Uteri disertai anemia.
Faktor Risiko:
1. Usia (42 tahun)
2. Multipara (P5A0)
3. Anemia dalam
kehamilan (pucat,
lemas, Hb ↓)
Perdarahan Postpartum
DAFTAR PUSTAKA
31
SKENARIO B BLOK XVII
ANGKATAN 2011
Depkes RI. 1998. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Jakarta: Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI.
Depkes RI. 2001. Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta: JHPIEGO.
Dorland, W.A Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetry Jilid I. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Price&Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit 4t h ed.
Jakarta: EGC Edisi 6 vol 1&2.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6.
Jakarta: EGC.
32