Anda di halaman 1dari 23

FISIOLOGI

TUTORIAL SKENARIO I

Skenario 1

Kelas/Kelompok:
LJ1/A5

Dosen Pembimbing:
Dwi Ernawati, S.ST., M.Keb

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2022
Ketua : Lutfi Anggraini 2210101351
Sekertaris : Audry Choirunissa 2210101347
Anggota : 1. Kadek Noni Angerani 2210101228
2. Vira Agus Tianty 2210101230
3. Novi Malinda 2210101231
4. Rafica Eliza Putri 2210101232
5. Yunisa wulandari 2210101348
6. Amelia Putri P 2210101349
7. Devina Bellavania 2210101350
8. Sura Anjelyna 2210101356

Tutorial Fisiologi
Skenario 1
Seorang perempuan usia 23 tahun datang periksa di Praktik Mandiri Bidan
pada tanggal 16 Maret 2022. Ibu mengeluh terlambat menstruasi, terakhir
menstruasi di tanggal 14 Januari 2022. Ibu mengatakan merasakan mual tiap
bangun tidur, dan sering buang air kecil. Ibu juga mengeluh makan sedikit namun
perut terasa penuh. Kemudian memeriksakan diri ke Bidan. Setelah dilakukan
pemeriksaan PP test ternyata positif hamil. Ibu merasa senang karena ini merupakan
kehamilan pertamanya yang sudah dinantikan dan ibu merasa belum mempunyai
pengalaman. Setelah selesai pemeriksaan, Bidan memberikan konseling terkait
kehamilan awal dan perubahan yang akan terjadi selama kehamilan.

Step 1: Mengklarifikasi Istilah


1. Konseling (Amel)
2. PP Test (Yunisa)

Step 2: Identifikasi Kata


1. PP Test
Devina : Pemeriksaannya menggunakan urine untuk mendeteksi hormon
HCG.
2. Konseling
Kadek : Proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli atau
pembimbing yang mengalami suatu masalah yang di hadapi klien tersebut.

Step 3: Pertanyaan Menjadi Masalah


1. Amel : Mengapa muncul keluhan sedikit namun perut sudah terasa penuh?
2. Devina : Pemeriksaan apa saja yang di lakukan kepada ibu hamil tersebut?
3. Lutfi : Untuk konseling awal apa saja yang dapat diberikan bidan kepada
ibu yang baru saja hamil?
4. Kadek : apa saja factor ketidak nyamanan kehamilan trimester I?
5. Rafika : Apa saja perubahan yang akan terjadi selama kehamilan awal?
6. Amel : Bagaimana peran bidan dalam mengatasi permasalahan atau
ketidak nyamanan ibu hamil di trimester I?
7. Kadek : Apakah peran suami dalam kehamilan pada ibu trimester I?
8. Sura : Mengapa terjadi mual dan buang air kecil pada ibu hamil?

STEP 4: Brainstorming
1. Amel : Mengapa muncul keluhan sedikit namun perut sudah terasa penuh?
Jawaban Yunisa: Ibu hamil menghasilkan banyak gas selama hamil
dikarenakanan banyak hormon progesteron yang dapat melemaskan otot-
otot ditubuh termasuk saluran pencernaan sehingga ibu hamil merasa penuh
meskipun makan sedikit
2. Devina : Pemeriksaan apa saja yang di lakukan kepada ibu hamil tersebut?
Jawaban Lutfi: Pemeriksaan yang dilakukan pada ibu adalah pemeriksaan
umum, TTV, antropometri, pemeriksaan head to toe, pemeriksaan lab urine,
dan pemeriksaan lab lainnya jika perlu.
3. Lutfi : Untuk konseling awal apa saja yang dapat diberikan bidan kepada
ibu yang baru saja hamil?
Jawaban Devina: Konseling yang dapat diberikan adalah perubahan-
perubahan fisiologi yang terjadi pada ibu hamil di trimester 1, cara
menangai keluhan yang dialami ibu, dan kunjungan ulang .
4. Kadek : Apa saja faktor ketidak nyamanan kehamilan trimester I?
Jawaban Audry dan Amel;
a. Mudah Lelah,
b. Sering mual,
c. Kepala terasa pusing,
d. Payudara terasa nyeri,
e. Suasana hati kacau
f. Hormonal
g. Psikologis
5. Rafika : Apa saja perubahan yang akan terjadi selama kehamilan awal?
Jawaban Kadek, dan Lutfi: Perubahan yang terjadi pada trimester I yaitu
untuk perubahan pada trimester I belum banyak terlihat, tetapi ada beberapa
perubahan yang terjadi terutama perubahan pada tubuh yaitu perut agak
sedikit membesar, payudara tegang dan keras, areola mulai menghitam
Perubahan psikologis.
6. Amel : Bagaimana peran bidan dalam mengatasi permasalahan atau
ketidak nyamanan ibu hamil di trimester I?
Jawaban Devina: Peran bidan dalam mengatasi dalam mengatasi
ketidaknyamanan tersebut adalah dengan memberikan konseling tentang
perubahan fisiologi trimester I, menjelaskan bahwa hal tersebut adalah hal
yang fisioligis. Salah satu ketidaknyamanan yang disebutkan adalah mual,
bidan menjelaskan cara mengatasinya yaitu adalah makan
sedikit tapi sering
7. Kadek : Apakah peran suami dalam kehamilan pada ibu trimester I?
Jawaban Amel: Peran suami memberikan dukungan atau support pada
kesiapan ibu pada di awal kehamilan, selanjutnya support emosional dengan
cara mengantarkan ibu datang ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan
kandungannya, support finansial atau ekonomi dengan mempersiapkan
biaya kehamilan hingga persalinan.
8. Sura : Mengapa terjadi mual dan buang air kecil pada ibu hamil?
Jawaban Novi: Mual pada ibu hamil disebabkan karena meningkatnya
produksi hormon estrogen yang memancing peningkatan keasaman
lambung, dan ibu hamil akan mengalami sering buang air kecil karena pada
saat hamil uterus akan semakin membesar sehingga menekan kandung
kemih yang menyebabkan ibu hamil akan sering buang air kecil.

Step 5: Menentukan LO
1. Perubahan fisiologis pada ibu hamil trimester I (Amel)
Perubahan fisiologi pada system tubuh (system reproduksi, endokrin,
gastro, urologi).
2. Asuhan yang diberikan pada ibu hamil trimester I (Lutfi)
3. Perubahan psikologis ibu hamil trimester I (Devina)
4. Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester I (Kadek)
5. Tanda bahaya pada ibu trimester I (Lutfi)

Step 6: Self Study

1. Perubahan fisiologis pada ibu hamil trimester I (Amel)


Jawaban Devina :
Perubahan fisiologi pada sysem tubuh (reproduksi, endokrin, gastro,
urologi)
a. Reproduksi
1) Uterus
Uterus akan membesar pada bulan – bulan pertama yang dipengaruhi
oleh estrogen dan progesteron. Pembesaran uterus disebabkan oleh :
- Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah
- Hiperplasia dan hipertrofi
- Perkembangan desidua penumpukan jaringan fibrosa dan elastis
untuk menambah kekuatan dinding uterus
- Dinding uterus semakin lama semakin menipis
- Uterus kehilangan kekuatan dan menjadi lunak dan tipis bersamaan
dengan bertambahnya usia kehamilan
2) Serviks Uteri
- Estrogen meningkat, bertambah hipervaskularisasi serta
meningkatnya siplai darah maka konsistensi servik menjadi lunak
atau disebut juga tanga googel. Peningkatan aliran darah uterus dan
limpe mengakibatkan kongesti panggul dan oedema, sehingga
uterus, servik, dan ithmus melunak secara progresif fan servik
menjadi kebiruan
- Mengeluarkan sekret mukus endoserviks karena pengaruh
progesteron untuk perlindungan terhadap infeksi
- Estrogen meningkatkan vaskulatitas sehingga muncul tanda
chadwick
3) Vagina dan Vulva
Hipervaskularisasi vagina dan vulva mengakibatkan lebih merah dan
kebiruan (tanda chadwick). Selama hamil pH sekresi vagina menjadi
lebih asam, keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5 sehingga rentan
terhadap infeksi jamur
4) Payudara
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomanotropin, estrogen, dan progesteron tetapi belum
mengeluarkan ASI. Somatomanotropin mempengaruhi sel – sel asinus
dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi
pembuatan kasein, laktalbumun, dan laktoglobulin segingga mammae
dipersiapkan untuk laktasi. Pada 3-4 miggu ada sensasi nyeri, duktus
dan alveoli membesar. Pada 6 minggu ukuran payudara membesar,
pada 8 minggu mulai tampak 12-13 nodul kecil di sekitar areola yang
merupakan kelenjar sebasea yang terdapat pada putting susu, serta
menghasilkan sebum (keringat pada putting) yang menjaga agar
mammae tetap lembut dan kenyal. Pada 12 minggu putting susu akan
membesar dan melunak, areola meluas, terjadi pigmentasi dengan
diameter awal 4 cm akan menjadi maksimal berdiameter 7 cm.
b. Endokrin
1) Kelenjar thyroid
Sejak trimester I terjadi peningkatan normal dari hormon tiroksin
(T4) dan triyododironin (T3) yang mempunyai efek nyata pada
kecepatan metabolisme untuk mendukung pertumbuhan
kehamilan. Pada kondisi hipertiroid ringan, kelenjar tiroid akan
bertambah ukuran dan dapat diraba, akibatnya laju metabolisme
basal meningkat, intoleransi panas, dan labilitas emosional.
2) Kelenjar adrenal
- Peningkatan sekresi hormon-hormon kortikosteroid yang berefek
meningkatkan kecepatan klokonogenesis (dari asam amino dan
lemak) di hepar dan berkurangnya kecepatan penggunaan glukosa
oleh sel sehingga menyebabkan seperti hiperglikemia ringan.
- Peningkatan renin – agiotensin yang merangsang vasokontraksi
untuk mengcounter efek vasodilatasi berlebihan
- Peningkatan sekresi aldoseteron untuk mendukung reabsorbsi
sodium guna penambahan volume darah
3) Pankreas
Produksi insulin semakin meningkat karena sel – sel penghasil
insulin bertambah ukuran dan jumlahnya. Oleh karena itu, ibu akan
lebih cepat mengalami starvation (kelaparan) jika dalam kondisi
makan yang cukup lama mengakibatkan glukosa darah cepat
menurun.

Sumber:
- Widianingsih, Sri., & Dewi, C, H, T. (2017) Praktik Terbaik
Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Trans Medika

c. Gastro
Estrogen dan hCG meningkat, dengan efek samping mual dan
muntah. Selain itu, terjadi juga perubahan peristaltik yaitu gejala
sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar/perasaan ingin makan
terus, juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologis
tertentu, terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali
dalam sehari (hiperemesis gravidarum). Saliva meningkat dan pada
trimester I sering mengeluh mual dan muntah, tonus otot saluran
pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama
berada dalam saluran pencernaan.
d. Urologi
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun akibat
pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering dan laju
filtrasi meningkat hingga 60%-150%. Dinding saluran kemih bisa
tertekan oleh pembesaran uterus.

Sumber:
- Asrinah., & Putri, S, S., & Muflihah, I, S., & Sulistyorini, D.,
& Sari, D, N. (2020) Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
- Yani, P, D., & Zakiah. (2018) Asuhan Kebidanan pada
Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Panasea

2. Asuhan yang diberikan pada ibu hamil trimester I (Lutfi)


Jawaban Amellia dan Kadek:

Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang


digunakan oleh bidan dan menerapka metode pemecahan masalah secara sistematis
mulai dari pengumuplan data, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Pengkajian data :

1. Pengumpulan data:
a. Identitas pasien
b. Riwayat keluarga
c. Riwayat menstruasi
d. Riwayat obstetri
e. Riwayat kontrasepsi
f. Riwayat kehamilan saat ini
2. Pemeriksaan fisik:
a. Pemeriksaan panggul
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Intepretasi data dasar
d. Antisipasi masalah potensial
Kemungkinan disproporsi caphalopelvik (CPD) yang menimbulkan
kemungkinan tindakan seksio sesaria.
e. Kebutuhan untuk melakukan intervensi atau konsultasi segera.
f. Rencana penatalaksanaan : Masing-masing rencana pentalaksanaan
akan berkorelasi dengan intrepretasi data dasar dan masalah yang
dapat muncul selanjutnya, atau ditandai oleh tanda obstetric.
g. Pelaksanaan dan evaluasi tindakan
Pelayanan antenatal yang sesuai standar 10T adalah : timbang berat
badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah,
pengukuran lingkar lengan atas (LiLA), pengukuran tinggi fundus
uteri, penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi
tetanus toksoid sesuai status imunisasi, pemberian tablet tambah darah
minimal 90 tablet selama kehamilan, penentuan presentasi janin dan
denyut jantung janin (DJJ), pelaksanaan temu wicara (pemberian
komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga
berencana, pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes
hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan
golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya), dan
tatalaksana kasus (Kemenkes RI, 2016).
Pedoman pelayan kesehatan bagi ibu hamil di era pandemi
COVID-19 dilakukan dengan mempertimbangkan pencegahan virus
corona. Pemeriksaan kehamilan atau pelayanan antenatal care (ANC)
secara tatap muka dibatasi frekuensinya dan diganti dengan tele
komunikasi antara tenaga kesehatan dan ibu hamil. Pelayanan antenatal
care (ANC) dapat dilakukan secara private maupun dengan
menyelenggarakan kelas ibu hamil secara online, untuk pelayanan
antenatal care (ANC) terpadu tetap dilakukan sesuai standar dengan
memperhatikan standar pencegahan penularan COVID-19. (Kemenkes
RI, 2020).
Sumber:
- Kemenkes RI. (2020). Health Statistics (Health Information
System). In Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(Ed.), Short Textbook of Preventive and Social Medicine.
https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5.

3. Perubahan psikologis ibu hamil trimester I (Devina)


Jawaban Yunisa:
1) Perubahan Emosional
Perubahan emosional trimester I (Penyesuaian) ialah penurunan
kemauan seksual karena letih dan mual, perubahan suasana hati seperti
depresi atau khawatir, ibu mulai berpikir mengenai bayi dan
kesejahteraannya dan kekhawatiran pada bentuk penampilan diri yang
kurang menarik, dan menurunnya aktifitas seksual.
2) Cenderung Malas
Penyebab ibu hamil cenderung malas karena pengaruh perubahan
hormon dari kehamilannya. Perubahan hormonal akan mempengaruhi
gerakan tubuh ibu, seperti gerakannya yang semakin lamban dan cepat
merasa letih. Keadaan tersebut yang membuat ibu hamil cenderung
menjadi malas.
3) Sensitif
Penyebab wanita hamil menjadi lebih sensitif ialah karena faktor
hormon. Reaksi wanita menjadi peka, mudah tersinggung, dan mudah
marah. Apapun perilaku ibu hamil dianggap kurang menyenangkan.
Oleh karena itu, keadaan seperti ini sudah sepantasnya harus dimengerti
suami dan jangan membalas kemarahan karena akan menambah
perasaan tertekan. Perasaan tertekan akan berdampak buruk dalam
perkembangan fisik dan psikis bayi.
4) Mudah Cemburu
Penyebab mudah cemburu akibat perubahan hormonal dan perasaan
tidak percaya atas perubahan penampilan fisiknya. Ibu mulai meragukan
kepercayaan terhadap suaminya, seperti ketakutan ditinggal suami atau
suami pergi dengan wanita lain. Oleh sabab itu, suami harus memahami
kondisi istri dengan melakukan komunikasi yang lebih terbuka dengan
istri.
5) Meminta Perhatian Lebih
Perilaku ibu ingin meminta perhatian lebih sering menganggu. Biasanya
wanita hamil tiba-tiba menjadi manja dan ingin selalu diperhatikan.
Perhatian yang diberikan suami walaupun sedikit dapat memicu
tumbuhnya rasa aman dan pertumbuhan janin lebih baik.
6) Perasaan Ambivalen
Perasaan ambivalen sering muncul saat masa kehamilan trimester
pertama. Perasaan ambivalen wanita hamil berhubungan dengan
kecemasan terhadap perubahan selama masa kehamilan, rasa tanggung
jawab, takut atas kemampuannya menjadi orang tua, sikap penerimaan
keluarga, masyarakat, dan masalah keuangan. Perasaan ambivalen akan
berakhir seiring dengan adanya sikap penerimaan terhadap kehamilan.
7) Perasaan Ketidaknyamanan
Perasaan ketidaknyamanan sering terjadi pada trimester pertama seperti
nausea, kelelahan, perubahan nafsu makan dan kepekaan emosional,
semuanya dapat mencerminkan konflik dan depresi.
8) Depresi
Depresi merupakan kemurungan atau perasaan tidak semangat yang
ditandai dengan perasaan yang tidak menyenangkan, menurunnya
kegiatan, dan pesimis menghadapi masa depan. Penyebab timbulnya
depresi ibu hamil ialah akibat perubahan hormonal yang berhubungan
dengan otak, hubungan dengan suami atau anggota keluarga, kegagalan,
dan komplikasi hamil.
9) Stres
Pemikiran yang negatif dan perasaan takut selalu menjadi akar penyebab
reaksi stres. Ibu mengalami stres selama hamil mempengaruhi
perkembangan fisiologis dan psikologis bayi. Sebaliknya, ibu hamil
yang selalu berfikir positif membantu pembentukan janin,
penyembuhan interna, dan memberikan nutrisi kesehatan pada bayi.
Stres berlebihan yang tidak berkesudahan dapat menyebabkan kelahiran
prematur, berat badan dibawah rata-rata, hiperaktif, dan mudah marah.
10) Ansietas (Kecemasan)
Ansietas merupakan istilah dari kecemasan, khawatir, gelisah, tidak
tentram yang disertai dengan gejala fisik. Ansietas adalah respons
emosional terhadap penilaian individu yang subjektif. Faktor penyebab
terjadinya ansietas biasanya berhubungan dengan kondisi: kesejahteraan
dirinya dan bayi yang akan dilahirkan, pengalaman keguguran kembali,
rasa aman dan nyaman selama kehamilan, penemuan jati dirinya dan
persiapan menjadi orang tua, sikap memberi dan menerima kehamilan,
keuangan keluarga, support keluarga dan tenaga medis. Selain itu, gejala
cemas ibu hamil dilihat dari mudah tersinggung, sulit bergaul dan
berkomunikasi, stres, sulit tidur, palpitasi atau denyut jantung yang
kencang, sering buang air kecil, sakit perut, tangan berkeringat dan
gemetar, kaki dan tangan kesemutan, kejang otot, sering pusing, dan
pingsan.
11) Insomnia
Sulit tidur merupakan gangguan tidur yang diakibatkan gelisah atau
perasaan tidak senang, kurang tidur, atau sama sekali tidak bisa tidur.
Sulit tidur sering terjadi pada ibu-ibu hamil pertama kali atau
kekhawatiran menjelang kelahiran. Gejala-gejala insomnia dari ibu
hamil dapat dilihat dari sulit tidur, tidak bisa memejamkan mata, dan
selalu terbangun dini hari. Penyebab insomnia yaitu stres, perubahan
pola hidup, penyakit, kecemasan, depresi, dan lingkungan rumah yang
ramai. Dampak buruk dari insomnia yaitu perasaan mudah lelah, tidak
bergairah, mudah emosi, stress.
Sumber:
- Paramitha, I. A. (2017) ‘Perubahan psikologis ibu hamil
trimester I’, Convention Center Di Kota Tegal, pp. 6–37.

4. Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester I (kadek)


Jawaban Audry dan Lutfi:
1) Mual Muntah dipagi hari
2) Sembelit/Susah buang air besar
3) Sering BAK
4) Heartburn/ Rasa Panas Pada Bagian Dada
5) Keputihan
6) Pusing
7) Mudah Lelah
8) Perdarahan dari kemaluan (vagina)
9) Nyeri perut bagian bawah
10) Gatal dan kakupadajari
11) Insomnia (sulittidur
12) Mati rasa (baal)
13) Nafas sesak
14) Nyeri ligamentumrotundum
15) Nyeri uluhati
16) Perut kembung
17) Sakit punggung atas dan bawah
18) Ptyalism (sekresi air ludah yang berlebihan)

Sumber :

- Patimah, M. (2020). Pendidikan Kesehatan Ibu Hamil Tentang


Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Trimester I dan
Penatalaksanaannya. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 4(3), 570-578.
- Tyastuti, S. and Wahyuningsih, H. P. (2016) Asuhan Kebidanan
Kehamilan. Jakarta Selatan: Kemenkes RI.
5. Tanda bahaya pada ibu trimester I (Lutfi)
Jawaban Kadek dan Rafica:
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan
bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya.( Uswhaya,2009:3). Menurut
Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun
kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu
melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi / penyakit yang mungkin
terjadi selama hamil muda. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I meliputi:

A. Perdarahan Pervagina
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya
Perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada
kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus,
misscarriage,early pregnancy loss. Perdarahan pada kehamilan muda
dikenal beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan masing-masing,
setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan maka harus selalu berfikir
tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan
kelangsungan kehamilan (Hadijanto, 2013).
Macam-macam perdarahan pervaginam:
1) Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada
kehamilan 16 minggu atau sebelum plasenta selesai. Macam–macam
abortus:
a. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa
interval luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut.
Penanganannya: lakukan penilaian awal untuk segera
menentukan kondisi pasien (gawat darurat, komplikasi berat, atau
masih cukup stabil), segera upayakan stabilisasi pasien sebelum
melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau merujuk),
temukan dan hentikan dengan segera sumber perdarahan, lakukan
pemantauan ketat tentang kondisi pasca tindakan dan
perkembangan lanjutan. (Sarwono, 2001: 145)
b. Abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang
disengaja, baik dengan memakai obat–obatan mau pun alat–alat.
c. Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri,
dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan
jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis) biasanya perlu mendapat
persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
d. Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena
tindakan–tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan
indikasi medis.
e. Abortus inkompletus (keguguran bersisa) adalah hanya sebagian
dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah
desidua atau plasenta. Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok
maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah.
Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode
digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan
antibiotika.
f. Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) adalah:
abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka
dan ketuban yang teraba kehamilan tidak dapat dipertahankan
lagi. Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu
dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan
jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase.
Setelah itu beri obat–obat uterotonika danantibiotika.
g. Abortus imminens (keguguran membakat) adalah keguguran
membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih
dapat dicegah dengan memberikan obat–obat hormonal dan anti
spasmodika sertaistirahat. Penanganan: tidak perlu pengobatan
khusus atau tirah baring total, jangan melakukan aktivitas fisik
berlebihan atau hubungan seksual, jika: perdarahan berhenti
lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika
perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai kondisi
janin (uji kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi kemungkinan
adanya penyebab lain.
h. Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi
tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan
atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi
his sehingga fetusdan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak
berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan
uterotonika dan antibiotika. (Mohctar, 1998 : 211–212)
2) Kehamilan Mola
Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga
sering kali sulit dibedakan dari kehamilan anembrionik, missed
abortion, abortus inkompletus, atau mioma uteri. (Sarwono, 2007 :
142). Penanganan umum: jika diagnosis kehamilan mola telah
ditegakkan, lakukan evaluasi uterus, segera lakukan evakuasi
jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan
infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer
Laktat) dengan kecepatan 40-60 tetes per menit (sebagai tindakan
preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi
terhadap pengosongan uterus secara cepat). (Saifudin,2002:17)
3) Mual Muntah Berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang
wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa
terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam
hari. Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-
60% multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini
menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormonestrogen dan HCG dalam serum.
Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin
karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang
berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan
keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat
berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan ini disebut
hiperemisis gravidarum. Keadaan inilah disebut hiperemisis
gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan
berat ringanya penyakit. (Sarwono, 2005:275).
Penanganan Umum Mual muntah dapat diatasi dengan:
1. Makan sedikit tapi sering
2. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada
makanan padat.
4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya
makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan
berkuah pada waktu berikutnya.
5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan
bersama sayuran serta makanan lain.
6. Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual
7. Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau
bunyi
8. Istirahat cukup
9. Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan,
yang dapat memicu rasa mual (Curtis, 2000:28)
Komplikasi :
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi
lainya adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh
meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah. (Rochjati,
2003:2)
4) Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit
kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan
adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau
terbayang. Hal ini merupakan gejala dari pre eklamsiadan jika tidak
diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan
kematian. (Uswhaaya, 2009: 4-5).
Penanganan Umum :
a. Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga
yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan.
b. Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk
tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari
riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan
keluarganya. (Saifuddin, 2002 : 33).
Komplikasi :
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia,
suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi
dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
(Irma, 2002:4).
5) Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh
sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan
meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf
pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala,
kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau
pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah
visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa
adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan
kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-
kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia
merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia
berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya
perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks
cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh
darah). (Uswhaaja, 2009: 5).
Penanganan Umum :
a. Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh
tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
b. Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk
tanda–tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang
dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.(Saifuddin, 2002: 33)
Komplikasi: Komplikasi yang ditimbulkan antala lain kejang dan
eklamsia.

6) Nyeri Perut Yang Berlebih


Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin
gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. (Saifuddin, 2002:
98).
Penanganan Umum :
a. Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi,
tensi, respirasi, suhu)
b. Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak
jelas, waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat
memburuk dengan cepat.
c. Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002: 98)
Komplikasi :

Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara
lain: kehamilan ektopik; pre-eklampsia; persalinan prematur; solusio
plasenta; abortus; ruptur uteri imminens (Irma,2008:7)

7) Gerakan Janin Berkurang


Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu
atau selama persalinan. Penanganan Umum
a. Memberikan dukungan emosional pada ibu
b. Menilai denyut jantung janin (DJJ):
c. Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat,
kemudian nilai ulang;
d. Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan
menggunakan stetoskop Doppler. (Saifuddin, 2002 : 109)
Komplikasi: Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan featal
distress

8) Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan


Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan
tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta
pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema pretibial yang
ringan sering ditemukan padakehamilan biasa, sehingga tidak
seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir
separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada
kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan
kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul
mendadak dan cenderung meluas. Oedema biasa menjadi
menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain:
jika muncul pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah
beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti:
sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat
merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia.
(Uswhaaja, 2009: 5-6).
Penanganan Umum
a. Istirahat cukup
b. Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang
mengandung protein dan mengurangi makanan yang
mengandung karbohidrat serta lemak.
c. Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan
mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi
keselamatan ibu dan bayi. (Hendrayani, 2009:3)
Komplikasi :
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan
kehamilan dengan tanda–tanda oedema (pembengkakan) terutama
tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan dalam air
seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium.
(Rochjati, 2003:2)

9) Selaput Kelopak Mata Pucat


Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak
wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah,
kuantitas dari sel–sel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen
yang dibutuhkan oleh bayi. Anemia sering terjadi pada kehamilan
karena volume darah meningkat kira–kira 50% selama kehamilan.
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya
meningkat lebih cepat daripada sel- selnya. Hal ini dapat
mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen
sel darah merah dalam darah). Penurunan ini dapat mengakibatkan
anemia.
Penanganan Umum:
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat
cukup. (Curtis, 2000: 47)
Komplikasi:
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh
langsung terhadap janin sedangkan komplikasi pada kehamilan
trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed
abortion, kelainan kongenital,abortus/ keguguran. (Ayurai, 2009: 4).
10) Demam Tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam
kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat
merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Penanganan Umum:
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum
banyak, kompres untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84)
Komplikasi:
Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi
antara lain: sistitis (infeksi kandung kencing), pielonefritis Akut
(infeksi saluran kemih atas). (Saifuddin, 2002:86)
11) Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
keadaan dan terjadinya gejala–gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu
hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin
kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam
kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia.
Penanganan Umum
a. Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan
sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret,
muntahan, atau darah
b. Bebaskan jalan nafas
c. Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
d. Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002:34)
Komplikasi : Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia,
hipertensi, proteinuria (Saifuddin, 2002:34)

12) Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya


Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22
minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada
kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun
kehamilan aterm.
Penanganan Umum
a. Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
b. Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT)
untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna,bau) dan
membedakan dengan urin.
c. Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22
minggu), jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital.
d. Mengobservasi tidak ada infeksi
e. Mengobservasi tanda–tanda inpartu (Saifuddin, 2002: 112)
Komplikasi :

a. Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio


plasenta
b. Tanda–tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau), Jika
terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan
preterm (Saifuddin, 2002: 114).
Sumber:

- Hadijanto, B., 2013. Pendarahan pada Kehamilan Muda.


Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai