TUTORIAL SKENARIO I
Skenario 1
Kelas/Kelompok:
LJ1/A5
Dosen Pembimbing:
Dwi Ernawati, S.ST., M.Keb
Tutorial Fisiologi
Skenario 1
Seorang perempuan usia 23 tahun datang periksa di Praktik Mandiri Bidan
pada tanggal 16 Maret 2022. Ibu mengeluh terlambat menstruasi, terakhir
menstruasi di tanggal 14 Januari 2022. Ibu mengatakan merasakan mual tiap
bangun tidur, dan sering buang air kecil. Ibu juga mengeluh makan sedikit namun
perut terasa penuh. Kemudian memeriksakan diri ke Bidan. Setelah dilakukan
pemeriksaan PP test ternyata positif hamil. Ibu merasa senang karena ini merupakan
kehamilan pertamanya yang sudah dinantikan dan ibu merasa belum mempunyai
pengalaman. Setelah selesai pemeriksaan, Bidan memberikan konseling terkait
kehamilan awal dan perubahan yang akan terjadi selama kehamilan.
STEP 4: Brainstorming
1. Amel : Mengapa muncul keluhan sedikit namun perut sudah terasa penuh?
Jawaban Yunisa: Ibu hamil menghasilkan banyak gas selama hamil
dikarenakanan banyak hormon progesteron yang dapat melemaskan otot-
otot ditubuh termasuk saluran pencernaan sehingga ibu hamil merasa penuh
meskipun makan sedikit
2. Devina : Pemeriksaan apa saja yang di lakukan kepada ibu hamil tersebut?
Jawaban Lutfi: Pemeriksaan yang dilakukan pada ibu adalah pemeriksaan
umum, TTV, antropometri, pemeriksaan head to toe, pemeriksaan lab urine,
dan pemeriksaan lab lainnya jika perlu.
3. Lutfi : Untuk konseling awal apa saja yang dapat diberikan bidan kepada
ibu yang baru saja hamil?
Jawaban Devina: Konseling yang dapat diberikan adalah perubahan-
perubahan fisiologi yang terjadi pada ibu hamil di trimester 1, cara
menangai keluhan yang dialami ibu, dan kunjungan ulang .
4. Kadek : Apa saja faktor ketidak nyamanan kehamilan trimester I?
Jawaban Audry dan Amel;
a. Mudah Lelah,
b. Sering mual,
c. Kepala terasa pusing,
d. Payudara terasa nyeri,
e. Suasana hati kacau
f. Hormonal
g. Psikologis
5. Rafika : Apa saja perubahan yang akan terjadi selama kehamilan awal?
Jawaban Kadek, dan Lutfi: Perubahan yang terjadi pada trimester I yaitu
untuk perubahan pada trimester I belum banyak terlihat, tetapi ada beberapa
perubahan yang terjadi terutama perubahan pada tubuh yaitu perut agak
sedikit membesar, payudara tegang dan keras, areola mulai menghitam
Perubahan psikologis.
6. Amel : Bagaimana peran bidan dalam mengatasi permasalahan atau
ketidak nyamanan ibu hamil di trimester I?
Jawaban Devina: Peran bidan dalam mengatasi dalam mengatasi
ketidaknyamanan tersebut adalah dengan memberikan konseling tentang
perubahan fisiologi trimester I, menjelaskan bahwa hal tersebut adalah hal
yang fisioligis. Salah satu ketidaknyamanan yang disebutkan adalah mual,
bidan menjelaskan cara mengatasinya yaitu adalah makan
sedikit tapi sering
7. Kadek : Apakah peran suami dalam kehamilan pada ibu trimester I?
Jawaban Amel: Peran suami memberikan dukungan atau support pada
kesiapan ibu pada di awal kehamilan, selanjutnya support emosional dengan
cara mengantarkan ibu datang ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan
kandungannya, support finansial atau ekonomi dengan mempersiapkan
biaya kehamilan hingga persalinan.
8. Sura : Mengapa terjadi mual dan buang air kecil pada ibu hamil?
Jawaban Novi: Mual pada ibu hamil disebabkan karena meningkatnya
produksi hormon estrogen yang memancing peningkatan keasaman
lambung, dan ibu hamil akan mengalami sering buang air kecil karena pada
saat hamil uterus akan semakin membesar sehingga menekan kandung
kemih yang menyebabkan ibu hamil akan sering buang air kecil.
Step 5: Menentukan LO
1. Perubahan fisiologis pada ibu hamil trimester I (Amel)
Perubahan fisiologi pada system tubuh (system reproduksi, endokrin,
gastro, urologi).
2. Asuhan yang diberikan pada ibu hamil trimester I (Lutfi)
3. Perubahan psikologis ibu hamil trimester I (Devina)
4. Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester I (Kadek)
5. Tanda bahaya pada ibu trimester I (Lutfi)
Sumber:
- Widianingsih, Sri., & Dewi, C, H, T. (2017) Praktik Terbaik
Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Trans Medika
c. Gastro
Estrogen dan hCG meningkat, dengan efek samping mual dan
muntah. Selain itu, terjadi juga perubahan peristaltik yaitu gejala
sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar/perasaan ingin makan
terus, juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologis
tertentu, terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali
dalam sehari (hiperemesis gravidarum). Saliva meningkat dan pada
trimester I sering mengeluh mual dan muntah, tonus otot saluran
pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama
berada dalam saluran pencernaan.
d. Urologi
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun akibat
pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering dan laju
filtrasi meningkat hingga 60%-150%. Dinding saluran kemih bisa
tertekan oleh pembesaran uterus.
Sumber:
- Asrinah., & Putri, S, S., & Muflihah, I, S., & Sulistyorini, D.,
& Sari, D, N. (2020) Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
- Yani, P, D., & Zakiah. (2018) Asuhan Kebidanan pada
Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Panasea
1. Pengumpulan data:
a. Identitas pasien
b. Riwayat keluarga
c. Riwayat menstruasi
d. Riwayat obstetri
e. Riwayat kontrasepsi
f. Riwayat kehamilan saat ini
2. Pemeriksaan fisik:
a. Pemeriksaan panggul
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Intepretasi data dasar
d. Antisipasi masalah potensial
Kemungkinan disproporsi caphalopelvik (CPD) yang menimbulkan
kemungkinan tindakan seksio sesaria.
e. Kebutuhan untuk melakukan intervensi atau konsultasi segera.
f. Rencana penatalaksanaan : Masing-masing rencana pentalaksanaan
akan berkorelasi dengan intrepretasi data dasar dan masalah yang
dapat muncul selanjutnya, atau ditandai oleh tanda obstetric.
g. Pelaksanaan dan evaluasi tindakan
Pelayanan antenatal yang sesuai standar 10T adalah : timbang berat
badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah,
pengukuran lingkar lengan atas (LiLA), pengukuran tinggi fundus
uteri, penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi
tetanus toksoid sesuai status imunisasi, pemberian tablet tambah darah
minimal 90 tablet selama kehamilan, penentuan presentasi janin dan
denyut jantung janin (DJJ), pelaksanaan temu wicara (pemberian
komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga
berencana, pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes
hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan
golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya), dan
tatalaksana kasus (Kemenkes RI, 2016).
Pedoman pelayan kesehatan bagi ibu hamil di era pandemi
COVID-19 dilakukan dengan mempertimbangkan pencegahan virus
corona. Pemeriksaan kehamilan atau pelayanan antenatal care (ANC)
secara tatap muka dibatasi frekuensinya dan diganti dengan tele
komunikasi antara tenaga kesehatan dan ibu hamil. Pelayanan antenatal
care (ANC) dapat dilakukan secara private maupun dengan
menyelenggarakan kelas ibu hamil secara online, untuk pelayanan
antenatal care (ANC) terpadu tetap dilakukan sesuai standar dengan
memperhatikan standar pencegahan penularan COVID-19. (Kemenkes
RI, 2020).
Sumber:
- Kemenkes RI. (2020). Health Statistics (Health Information
System). In Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(Ed.), Short Textbook of Preventive and Social Medicine.
https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5.
Sumber :
A. Perdarahan Pervagina
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya
Perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada
kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus,
misscarriage,early pregnancy loss. Perdarahan pada kehamilan muda
dikenal beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan masing-masing,
setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan maka harus selalu berfikir
tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan
kelangsungan kehamilan (Hadijanto, 2013).
Macam-macam perdarahan pervaginam:
1) Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada
kehamilan 16 minggu atau sebelum plasenta selesai. Macam–macam
abortus:
a. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa
interval luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut.
Penanganannya: lakukan penilaian awal untuk segera
menentukan kondisi pasien (gawat darurat, komplikasi berat, atau
masih cukup stabil), segera upayakan stabilisasi pasien sebelum
melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau merujuk),
temukan dan hentikan dengan segera sumber perdarahan, lakukan
pemantauan ketat tentang kondisi pasca tindakan dan
perkembangan lanjutan. (Sarwono, 2001: 145)
b. Abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang
disengaja, baik dengan memakai obat–obatan mau pun alat–alat.
c. Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri,
dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan
jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis) biasanya perlu mendapat
persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
d. Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena
tindakan–tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan
indikasi medis.
e. Abortus inkompletus (keguguran bersisa) adalah hanya sebagian
dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah
desidua atau plasenta. Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok
maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah.
Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode
digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan
antibiotika.
f. Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) adalah:
abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka
dan ketuban yang teraba kehamilan tidak dapat dipertahankan
lagi. Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu
dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan
jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase.
Setelah itu beri obat–obat uterotonika danantibiotika.
g. Abortus imminens (keguguran membakat) adalah keguguran
membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih
dapat dicegah dengan memberikan obat–obat hormonal dan anti
spasmodika sertaistirahat. Penanganan: tidak perlu pengobatan
khusus atau tirah baring total, jangan melakukan aktivitas fisik
berlebihan atau hubungan seksual, jika: perdarahan berhenti
lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika
perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai kondisi
janin (uji kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi kemungkinan
adanya penyebab lain.
h. Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi
tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan
atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi
his sehingga fetusdan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak
berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan
uterotonika dan antibiotika. (Mohctar, 1998 : 211–212)
2) Kehamilan Mola
Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga
sering kali sulit dibedakan dari kehamilan anembrionik, missed
abortion, abortus inkompletus, atau mioma uteri. (Sarwono, 2007 :
142). Penanganan umum: jika diagnosis kehamilan mola telah
ditegakkan, lakukan evaluasi uterus, segera lakukan evakuasi
jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan
infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer
Laktat) dengan kecepatan 40-60 tetes per menit (sebagai tindakan
preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi
terhadap pengosongan uterus secara cepat). (Saifudin,2002:17)
3) Mual Muntah Berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang
wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa
terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam
hari. Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-
60% multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini
menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormonestrogen dan HCG dalam serum.
Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin
karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang
berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan
keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat
berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan ini disebut
hiperemisis gravidarum. Keadaan inilah disebut hiperemisis
gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan
berat ringanya penyakit. (Sarwono, 2005:275).
Penanganan Umum Mual muntah dapat diatasi dengan:
1. Makan sedikit tapi sering
2. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada
makanan padat.
4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya
makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan
berkuah pada waktu berikutnya.
5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan
bersama sayuran serta makanan lain.
6. Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual
7. Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau
bunyi
8. Istirahat cukup
9. Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan,
yang dapat memicu rasa mual (Curtis, 2000:28)
Komplikasi :
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi
lainya adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh
meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah. (Rochjati,
2003:2)
4) Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit
kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan
adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau
terbayang. Hal ini merupakan gejala dari pre eklamsiadan jika tidak
diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan
kematian. (Uswhaaya, 2009: 4-5).
Penanganan Umum :
a. Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga
yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan.
b. Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk
tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari
riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan
keluarganya. (Saifuddin, 2002 : 33).
Komplikasi :
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia,
suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi
dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
(Irma, 2002:4).
5) Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh
sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan
meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf
pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala,
kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau
pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah
visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa
adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan
kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-
kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia
merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia
berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya
perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks
cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh
darah). (Uswhaaja, 2009: 5).
Penanganan Umum :
a. Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh
tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
b. Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk
tanda–tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang
dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.(Saifuddin, 2002: 33)
Komplikasi: Komplikasi yang ditimbulkan antala lain kejang dan
eklamsia.
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara
lain: kehamilan ektopik; pre-eklampsia; persalinan prematur; solusio
plasenta; abortus; ruptur uteri imminens (Irma,2008:7)