Anda di halaman 1dari 45

REFERAT

DEPRESI
SEDANG,
BERAT, DAN
GANGGUAN
BIPOLAR

dr. H.M. Zainie Hassan A.R., Sp.KJ(K)


Disusun Oleh:

 Muhammad Syahid 04054821517103

 Deswan Capri Nugroho 04054821517068

 Ekki Kurnia Genio 04054821618038

 Tia Okidita 04084821618156

 Evita Yolanda 04084821618161


PENDAHULUAN

DEPRESI
• Penyakit terbanyak ke-4 di dunia (WHO)
• Ditandai dengan adanya perasaan sedih,
murung, dan iritabilitas
• Disebabkan oleh faktor biologi , faktor genetik,
dan psikososial

GANGGUAN BIPOLAR
• Ditandai oleh gejala manik, hipomanik, depresi, dan
campuran, serta dapat berlangsung seumur hidup
• Prevalensi seumur hidup untuk gangguan bipolar I
sebesar 0,6%, 0,4% untuk bipolar II, 1,4% untuk
bipolar subthreshold, dan 2,4% untuk spektrum ide bunuh diri
bipolar (WMHS, 2011)
PSIKODINAMIKA DEPRESI DAN
BIPOLAR

Teori Psikodinamika Klasik

Teori Humanistik

Teori Reinforcement

Teori Interaksi

Teori Kognitif

Teori Ketidakberdayaan (Atribusional) yang Dipelajari


PSIKODINAMIKA

 1. Teori Psikodinamika Klasik

 S. Freud  depresi mewakili kemarahan


yang diarahkan ke dalam diri sendiri
(introyeksi).
Mempertahan
Obyek yang Kehilangan/ Perasaan kan hubungan
Ancaman psikologis Introyeksi Self-hatred
dicintai Ambivalen
Kehilangan dengan obyek
yang dicintai
PSIKODINAMIKA

 2. Teori Humanistik

Tidak bisa mengisi Hilangnya Guncangan self-


Kehilangan peran
keberadaan diri worth dan self-
sosial
dengan makna sense of purpose esteem
PSIKODINAMIKA
3. Teori Reinforcement
(Peter Lewinsohn, 1974 )

Output
(Behaviour)

Input
(Reinforcement)
PSIKODINAMIKA
 4. Teori Interaksi
(James Coyne, 1976)  perilaku sesorang
mempengaruhi dan dipengaruhi perilaku
orang lain

Tuntutan tsb
Orang depresi menuntut menimbulkan perasaan
dukungan sosial yang negatif.
lebih besar Timbul ke permukaan 
penolakan
PSIKODINAMIKA
 5. Teori Kognitif (Aaron Beck)

Diri
Lingku sendiri
ngan
Cognitive Triad
Masa
of Depression depan
DISTORSI KOGNITIF
(David Burns, 1980)
 Cara berpikir all-or-nothing
 Generalisasi berlebihan
 Filter mental
 Diskualifikasi hal positif
 Tergesa-gesa dalam menyimpulkan
 Membesar-besarkan/mengecilkan
 Penalaran emosional
 Penyataan keharusan (self-commandments)
 Memberi label dan salah melabel
 Personalisasi
PSIKODINAMIKA
 6. Teori Ketidakberdayaan (Atribusional)
yang Dipelajari (Martin Seligman, 1973)
MEKANISME BIOLOGIS
SISTEM KORTIKOLIMBIK
Aksis HPA
SISTEM SEROTONINERGIK
SISTEM NORADRENERGIK
SISTEM DOPAMINERGIK
DEPRESI SEDANG DAN BERAT

Kaplan dkk, 2011


• Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi
manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih
dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola
tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,
kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan
bunuh diri
EPIDEMIOLOGI

EROPA INDONESIA
• 1 dari 20 orang • sekitar 19 juta orang
mengalami (11,6% penduduk)
mengalami depresi
depresi (Marcus, (Riskesdas, 2007)
2012)

Rasio Onset
wanita dan terbesar
pria adalah antara 20-
2:1 50 tahun
ETIOLOGI

 Faktor Genetik
 Sanak saudara derajat pertama dari penderita
gangguan depresi berat berkemungkinan 2
sampai 3 kali lebih besar terkena depresi
 Memiliki satu orang tua yang mengalami depresi,
meningkatkan resiko 2x pada keturunannya.
Resiko itu meningkat menjadi 4x bila kedua
orangtuanya sama-sama mengalami depresi
ETIOLOGI

 Faktor Genetik

Faktor kepribadian premorbid

Faktor Psikoanalitik dan


Psikodinamik

Faktor ketidakberdayaan
GAMBARAN KLINIS

• Afek depresif
Gejala • Kehilangan minat dan kegembiraan
• Berkurangnya energi yang menuju
Utama meningkatnya keadaan mudah lelah dan
menurunnya aktivitas

• Konsesntrasi dan perhatian yang berkurang


• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

Gejala •
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau
Lainnya bunuh diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
Pedoman diagnosa menurut PPDGJ-III

(F32.0) Episode Depresif Ringan

(F32.1) Episode Depresif Sedang

(F32.2) Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik

(F32.3) Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik

(F32.8) Episode Depresif Lainnya

(F32.9) Episode Depresif YTT


(F33) GANGGUAN DEPRESIF BERULANG

 Gangguan ini tersirat dengan episode berulang dari :


 Episode depresif ringan (F32.0)
 Episode depresif sedang (F32.1)
 Episode depresif berat (F32.2)
 Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peninggian afek dan
hiperaktivitas yang memenuhi kriteria mania (F30.1 dan F30.2).
 Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode, namun
sebagian kecil pasien mungkin mendapat depresi yang akhirnya
menetap, terutama pada usia lanjut.
 Episode masing-masing, dalam berbagai tingkat keparahan,
seringkali dicetuskan oleh peristiwa kehidupan yang penuh stress
atau trauma mental lain
(F34.1) DISTIMIK

 Ciri esensial ialah afek depresif yang berlangsung


sangat lama yang tidak pernah atau jarang sekali
cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan
depresif berulang ringan atau sedang (F33.0 atau
F33.1).
 Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan
berlangsung sekurang-kurangnya beberapa tahun,
kadang-kadang untuk jangka waktu tidak terbatas.
TATALAKSANA

 Farmakoterapi

a.Fase akut
• berlangsung 6 sampai 10 minggu. pada fase ini bertujuan untuk
mencapai masa remisi ( tidak ada gejala ).

a.Fase lanjutan
• berlangsung selama 4 sampai 9 bulan setelah mencapai remisi.
pada fase ini bertujuan untuk menghilangkan gejala sisa atau
mencegah kekambuhan kembali.

a.Fase pemeliharaan
• berlangsung 12 sampai 36 bulan. Pada fase ini tujuannya untuk
mencegah kekambuhan kembali.
OBAT ANTI DEPRESAN

Golongan ikatan trisiklik dan tetrasiklik

Golongan Mono Amine Oxidase Inhibitor (MAOI) Reversible

Golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor

Golongan antidepresan atipikal


ALGORITMA TATALAKSANA DEPRESI
GANGGUAN BIPOLAR

Kaplan dkk, 2011


• Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang
bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manic,
hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta
dapat berlangsung seumur hidup
EPIDEMIOLOGI

 Prevalensi gangguan bipolar di Indonesia hanya


sekitar 2% sama dengan prevalensi skizofrenia
 Prevalensi antara laki-laki dan wanita sama besar
 Onset gangguan bipolar adalah dari masa anak-
anak (usia 5-6 tahun) sampai 50 tahun atau lebih
ETIOLOGI

Faktor ●
Jika satu orangtua menderita gangguan bipolar, terdapat kemungkinan
25% bahwa anaknya menderita suatu Gangguan mood.

Jika kedua orangtua menderita Gangguan bipolar, terdapat kemungkinan

Genetik 50-75% anaknya menderita Gangguan mood

Faktor ●
Neurotransmitter yang berhubungan adalah
dopamine, serotonin, noradrenalin

Biologis ●
Berkaitan juga dengan kelainan di otak

Faktor ●
Faktor lingkungan yang sangat berperan pada
kehidupan psikososial dari pasien dapat menyebabkan

Lingkungan stress yang dipicu oleh faktor lingkungan


GAMBARAN KLINIS

Episode Depresi

Episode Manik

Episode Campuran

Siklus Cepat

Siklus Ultra Cepat

Sindrom Psikotik
KRITERIA DIAGNOSIS
(DSM-IV)
Gangguan bipolar I


Terdapat satu atau lebih episode manik. Episode depresi dan hipomanik tidak diperlukan untuk diagnosis tetapi episode tersebut sering terjadi.

Gangguan bipolar II


Terdapat satu atau lebih episode hipomanik atau episode depresif mayor tanpa episode manik.

Siklotimia


Adalah bentuk ringan dari Gangguan bipolar. Terdapat episode hipomania dan depresi yang ringan yang tidak memenuhi kriteria episode
depresif mayor.

Gangguan bipolar YTT


Gejala-gejala yang dialami penderita tidak memenuhi kriteria Gangguan bipolar I dan II. Gejala-gejala tersebut berlangsung tidak lama atau
gejala terlalu sedikit sehingga tidak dapat didiagnosa Gangguan bipolar I dan II
KRITERIA DIAGNOSIS
(PPDGJ-III)
F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Klinik Hipomanik

F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini Manik Tanpa Gejala Psikotik

F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik

F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang

F31.4 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik

F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala Psikotik

F31.6 Gangguan Afektif Bipolar Campuran

F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam Remisi

F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya

F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT


TATALAKSANA
TATALAKSANA
PSIKOTERAPI

Cognitive behavioral therapy (CBT)

Family-focused therapy

Interpersonal and social rhythm therapy

Psychoeducation
KESIMPULAN

 Diagnosis depresi ditegakkan bila memenuhi gejala utama


serta gejala penyerta selama minimal 2 minggu.
 Depresi terbagi menjadi depresi ringan tanpa atau dengan
gejala somatik, depresi sedang tanpa atau dengan gejala
somatik, dan depresi berat tanpa atau dengan gejala psikotik
 Terapi depresi terbagi menjadi psikoterapi dan
farmakoterapi.
 Episode depresi dapat berdiri sendiri atau menjadi bagian
dari gangguan bipolar
KESIMPULAN

 Diagnosis gangguan bipolar ditegakkan bila terdapat sekurang-


kurangnya dua episode, pada waktu tertentu terdapat hipomania atau
mania, dan waktu lain berupa depresi.
 Episode mania ditegakkan dengan kriteria mood elasi, ekspansif, atau
iritabel dengan tiga atau lebih gejala grandiositas, meningkatnya
kepercayaan diri, berkurangnya kebutuhan tidur, bicara lebih banyak,
loncatan gagasan, distraktibilitas, meningkatnya aktivitas bertujuan
dan yang berpotensi merugikan
 Gangguan afektif bipolar terbagi berdasarkan episode saat ini yaitu
episode kini hipomanik, manik tanpa atau dengan gejala psikotik,
depresi ringan atau sedang, depresi berat tanpa atau dengan gejala
psikotik, dan campuran
 Pengobatan gangguan bipolar dilaksanakan dengan psikoterapi dan
farmakoterapi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • Tutorial Risma
    Tutorial Risma
    Dokumen71 halaman
    Tutorial Risma
    M Fadhiel Fajar
    Belum ada peringkat
  • Sken
    Sken
    Dokumen9 halaman
    Sken
    M Fadhiel Fajar
    Belum ada peringkat
  • Skenn A
    Skenn A
    Dokumen39 halaman
    Skenn A
    M Fadhiel Fajar
    Belum ada peringkat
  • Histologi
    Histologi
    Dokumen4 halaman
    Histologi
    M Fadhiel Fajar
    Belum ada peringkat