Anda di halaman 1dari 16

SAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Disusun oleh :

Putri Nurul Fajriah

Retno Kurniawati

Mutiara Janna Azizah

Nanda Puspita Sari

Nadia Izzati

PRODI PROFESI KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG

Tahun 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi Remaja

Sub Pokok Bahasan : 1. Pubertas

2. Alat Reproduksi

3. Masalah Kesehatan Reproduksi

4. Cara Memelihara Organ Reproduksi

Hari/Tanggal : Sabtu/ 22-01-2022

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Puskesmas Solokan Jeruk

Sasaran : 10 Remaja Putri

Peyuluh : Mahasiswi Profesi Kebidanan Poltekkes Bandung

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti pertemuan ini, diharapkan remaja wanita yang tinggal
di wilayah cakupan Puskesmas Solokan Jeruk mampu memahami berbagai
hal mengenai kesehatan reproduksi.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir pertemuan peserta dapat:
1. Menjelaskan tentang Pubertas
2. Menjelaskan bagian-bagian Alat Reproduksi
3. Menjelaskan Masalah Kesehatan Reproduksi
4. Menjelaskan Cara Memelihara Organ Reproduksi
C. Strategi

No Tahap/waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran

1 Pembukaan : 1. Memberikan salam pembuka Menjawab salam


2. Memperkenalkan diri
3 menit
3. Menjelaskan pokok bahasan dan
tujuan penyuluhan
Memperhatikan

2 Pelaksanaan : Pemaparan materi

10menit

Memperhatikan

3 Evaluasi : 1. Melakukan review dengan Tanya Menjawab


jawab pertanyaan
15 menit

4 Terminasi 1. Mengucapkan terima kasih atas Mendengarkan


peran serta peserta
2 menit
2. Mengucapkan salam penutup
Menjawab salam

D. Metode
1. Foccus Group Discussion (FGD) / Diskusi Kelompok Terarah
2. Tanya jawab

E. Media
1. Laptop, Power point (ppt),
2. Video Animasi

F. Materi (terlampir)
1. Pengertian Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh
remaja. Tujuan dari program kesehatan reproduksi remaja secara
eksplisit dinyatakan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan,
sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak
reproduksi, guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan
mempersiapkan kehidupan berkeluarga dalam mendukung upaya
peningkatan kualitas generasi mendatang. Landasan hukum yang
dipergunakan sebagai dasar dalam pembinaan KRR antara lain UU no.
4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dan UU no. 10 tahun 1992
tentang Pengembangan Kependudukan dan Keluarga Sejahtera.
Sasaran utama program KKR adalah kelompok remaja usia 10-19
tahun baik di lingkungan sekolah atau di luar sekolah
2. Pengertian Pubertas

Pubertas adalah periode tumbuh kembang fisik maupun mental


manusia dari seorang anak menjadi dewasa.

a. Tanda- Tanda Seks Primer


Perubahan fisik pokok ketiga adalah pertumbuhan dan
perkembangan ciri- ciri seks primer, yaitu organ-organ seks.
Pada pria, gonad atau testis, yang terletak di dalam scrotum
diluar tubuh, pada usia empat belas tahun sekitar sepuluh
persen dari ukuran matang. Kemudian terjadi pertumbuhan
pesat selama satu atau dua tahun, setelah itu pertumbuhan
menurun; testis sudah berkembang penuh pada usia dua puluh
atau dua pulu satu.
Segera setelah pertumbuhan pesat testis terjadi, maka
pertumbuhan penis meningkat pesat. Yang mula-mula
meningkat adalah panjangnya, kemudian disertai secara
berangsur-angsur dengan besarnya.
Kalau fungsi organ reproduksi pria sudah matang, maka
biasanya mulai terjadi basah malam, biasanya kalau anak laki-
laki bermimpi tentang seksual yang menggairahkan, kalau
kandung kemihnya penuh atau mengalami sembelit kalau ia
memakai piyama yang ketat atau kalau ia terselimuti dengan
hangat.banyak anak laki-laki tidak menyadari apa yang terjadi
sampai ia melihat bercak-bercak pada alas tempat tidur atau
piyama.
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber,
meskipun dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Berat uterus
anak usia sebelas atau dua belas tahun berkisar 5,3 gram; pada
usia enam belas tahun berkisar rata-rata beratnya 43 gram.
Tuba falopi, dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini.
Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak
perempuan menjadi matang adalah datangnya haid pertama kali
(menarche). Jadwal menarche dipengaruhi oleh genetik, fisik,
emosional, dan lingkungan, usia menstruasi pertama cenderung
mirip dengan sang ibu (Papalia, Old, dan Fieldman, 2008).
Menstruasi adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran
darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus ecara
berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari sampai
mencapai menopause, apada akhir empat puluhan atau awal
lima puluhan tahun (Hurlock, 2012).
b. Tanda- Tanda Seks Sekunder
1) Laki-laki
a) Rambut
Pada laki-laki rambut kemaluan timbul sekitar setahun
setelah testes dan penis mulai membesar. Rambut ketiak
dan rambut di wajah timbul kalai pertumbuhan rambut
kemaluan hamoir selesai, demikian pula rambut tubuh.
Pada mulanya rambut yang tumbuh hanya sedikit, halus
dan warnanya terang. Kemudian menjadi gelap, lebih kasar,
lebih subur dan agak keriting.
b) Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan
pori-pori meluas.
c) Kelenjar
Kelenjar lemak atau yang memproduksi minyak dalam kulit
semakin membesar dan menjadi lebih aktif, sehingga dapat
menimbulkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mulai
berfungsi dan keringat bertambah banyak dengan
berjalannya masa puber.
d) Otot
Otot-otot bertambah besar dan kuat, sehingga memberi
bentuk bagi lengan, tungkai kaki, dan bahu.
e) Suara
Suara berubah setelah rambut kemaluan timbul. Mula-mula
suara menjadi serak dan kemudian tinggi suara menurun,
volumenya meningkat dan mencapai pada yang lebih enak.
Suara yang pecah sering terjadi kalau kematangan berjalan
pesat.
f) Benjolan Dada
Benjolan-benjolan kecil di sekitar kelenjar susu pria timbul
sekitar usia dua belas dan empat belas tahun. Ini
berlangsung selama beberapa minggu dan kemudian
menurun baik jumlahnya maupun besarnya.
2) Perempuan
a) Pinggul
Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat akibat
membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak
bawah kulit.
b) Payudara
Segera setelah pinggul mulai membesar, payudara juga
berkembang. Puting susu membesar dan menonjol, dan
dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi
lebih besar dan bulat.
c) Rambut
Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara
mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah
mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut
wajah, mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian
menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap, dan agak
keriting.
d) Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, dan
lubang pori- pori bertambah besar.
e) Kelenjar
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sembatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.
Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat
dan baunya menusuk sebelum dan selama haid.
f) Otot
Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada
pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga
memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai.
g) Suara
Suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin merdu. Suara
serak dan suara yang pecah jarang terjadi pada anak
perempuan.
3. Alat – Alat Reproduksi
Alat kelamin luar pria terdiri atas:
a. Penis

Merupakan organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan).


Kopulasi adalah hubungan kelamin (senggama) antara pria dan
wanita yang bertujuan untuk memindahkan semen ke dalam rahim
wanita. Dari dalam penis terdapat uretra berupa saluran yang
dikelilingi oleh jaringan yang banyak mengandung rongga darah
(korpus cavernosum).

Apabila karena sesuatu hal korpus cavernosum itu penuh berisi


darah, maka penis akan tegang dan mengembang disebut ereksi.
Hanya dalam keadaan ereksilah penis dapat melakukan tugas
sebagai alat kopulasi. Alat reproduksi pada pria mulai
berfungsisemenjak masa puber (± 14 tahun) sampai tua selama
manusia itu dalam keadaan sehat.
b. Scrotum
Merupakan kantung tempat kedua testis berada.

Alat reproduksi wanita

Ketika dilahirkan normalnya seorang anak wanita telah mempunyai


organ reproduksi yang lengkap. Akan tetapi belum berfungsi
sepenuhnya dengan sempurna. Organ reproduksi akan berfungsi
sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa pubertas,
dimana ditandai dengan perubahan-perubahan pada organ seks seperti
pembesaran payudara, pinggul dan keluar darah haid (menstruasi).

Anatomi organ reproduksi wanita terdiri dari vulva, vagina, serviks,


rahim (uterus), saluran telur (tuba falopi) dan indung telur
(ovarium).Seperti halnya priaalat reproduksi wanita juga terdiri atas
alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.
1) Alat kelamin luar wanita terdiri atas:
a) Celah luar yang disebut vulva.
Vulva merupakan suatu daerah yang menyelubungi vagina.
Vulva terdiri atas mons pubis, labia (labia mayora dan labia
minora), klitoris, daerah ujung luar vagina dan saluran kemih.
b) Mons pubis : gundukan jaringan lemak yang terdapat di bagian
bawah perut. Daerah ini dapat dikenali dengan mudah karena
tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh saat
seorang gadis beranjak dewasa.
c) Di sebelah kiri dan kanan celah ini dibatasi oleh sepasang bibir,
yaitu bibir besar (labium mayor) dan bibir kecil (labium minor).
d) Di sebelah depan dari vulva terdapat tonjolan yang disebut
kelentit (klitoris), yang sejarah terjadinya sama dengan
perkembangan penis pada pria.
e) Ke dalam vulva ini bermuara dua saluran, yaitu saluran urine
(urethra) dan saluran kelamin (vagina).
2) Alat kelamin dalam wanita terdiri atas :
a) Ovarium (indung telur)
Berjumlah sepasang, kecil, dan alat ini terdapat dalam rongga
badan, didaerah pinggang, bentuknya seperti telur. Ovarium
terletak pada kiri dan kanan ujung tuba (fimbria/ umbai-umbai)
danterletak di rongga panggul. Ovarium merupakan kelenjar
yang memproduksi hormon estrogen dan progesteron.
Ukurannya 3x3x2 cm, tiap ovarium mengandung 150.000 –
200.000 folikel primordial. Sejak pubertas setiap bulan secara
bergantian ovarium melepas satu ovum dari folikel degraaf
(folikel yang telah matang), peristiwa ini disebut ovulasi.
b) Saluran reproduksi
 Saluran telur (tuba fallopi), berjumlah sepasang, kanan dan
kiri rahim sepanjang 10 cm yang menghubungkan uterus
dengan ovarium melalui fimbria. Pada bagian pangkalnya
berbentuk corong yang disebut infundibulum. Infundibulum
dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang disebut fimbria dan
berfungsi untuk menangkap sel telur yang telah masak dan
lepas dari ovarium. Dari fimbria telur akan digerakkan oleh
rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur
menuju ke dalam rahim.
 Rahim (uterus), merupakan organ yang memiliki peranan
besar dalam reproduksi wanita, yakni dari saat menstruasi
hingga melahirkan. Bentuknya seperti buah pir, berongga dan
berotot. Sebelum hamil beratnya 30-50 gram dengan ukuran
panjang 9 cm dan lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur ayam
kampung. Tetapi pada saat hamil mampu membesar dan
beratnya mencapai 1000 gram.
Uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu :
 Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar dan
yang berhubungan dengan rongga perut
 Lapisan myometrium merupakan lapisan yang berfungsi
mendorong bayi keluar pada proses persalinan
(kontraksi)
 Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim
tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi.
Lapisan ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi
pembuluh darah.
 Vagina, merupakan akhir dari saluran kelamin dalam yang
terdapat dalam vulva dan merupakan organ persetubuhan
bagi wanita. Karena fungsinya yang penting yakni untuk
melahirkan bayi, maka organ ini banyak mempunyai
banyak lipatan. Hal ini mempermudah wanita pada waktu
melahirkan bayinya, sehingga vagina tersebut tidak sobek.
Dinding vagina mempunyai banyak selaput lendir yang
berkelenjar, salah satu kelenjar yang penting ialah glandula
Bartholini. Bentuknya hymen bisa berbeda-beda antara tiap
wanita. Selaput ini akan robek pada saat bersenggama,
kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga
dan sebagainya.
 Jenis-jenis selaput dara (hymen) :
 Annual hymen, bentuk selaput dara ini melingkari
penuh lubang vagina.
 Septate hymen, bentuk selaput dara ini ditandai dengan
beberapa lubang yang terbuka.
 Cibriform hymen, bentuk selaput dara ini ditandai
dengan beberapa lubang yang terbuka, tapi lubang ini
lebih kecil dan jumlahnya lebih banyak
 Introitus, pada perempuan yang sangat berpengalaman
dalam hubungan seksual bisa saja lubang selaputnya
membesar, namun masih menyisakan jaringan selaput
dara.
4. Masalah Kesehatan Reproduksi
Kuatnya norma sosial yang menganggap seksualitas adalah tabu akan
berdampak pada kuatnya penolakan terhadap usulan agar pendidikan
seksualitas terintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan. Sekalipun
sejak reformasi bergulir hal ini telah diupayakan oleh sejumlah pihak
seperti organisasi-organisasi non pemerintah (NGO), dan juga
pemerintah sendiri (khususnya Departemen Pendidikan Nasional),
untuk memasukkan seksualitas dalam mata pelajaran ’Pendidikan
Reproduksi Remaja’; namun hal ini belum sepenuhnya mampu
mengatasi problem riil yang dihadapi remaja.
Faktanya, masalah terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi masih
banyak dihadapi oleh remaja. Masalah-masalah tersebut antara lain :
a. Perkosaan.
Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya.
Korbannya tidak hanya remaja perempuan, tetapi juga laki-laki
(sodomi). Remaja perempuan rentan mengalami perkosaan oleh
sang pacar, karena dibujuk dengan alasan untuk menunjukkan bukti
cinta.
b. Free sex.
Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang
berganti-ganti. Seks bebas pada remaja ini (di bawah usia 17 tahun)
secara medis selain dapat memperbesar kemungkinan terkena
infeksi menular seksual dan virus HIV (Human Immuno
Deficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker
pada rahim remaja perempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia
12-17 tahun mengalami perubahan aktif pada sel dalam mulut
rahimnya. Selain itu, seks bebas biasanya juga dibarengi dengan
penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan remaja. Sehingga hal
ini akan semakin memperparah persoalan yang dihadapi remaja
terkait kesehatan reproduksi ini.
c. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD).
Hubungan seks pranikah di kalangan remaja didasari pula oleh
mitos-mitos seputar masalah seksualitas. Misalnya saja, mitos
berhubungan seksual dengan pacar merupakan bukti cinta. Atau,
mitos bahwa berhubungan seksual hanya sekali tidak akan
menyebabkan kehamilan. Padahal hubungan seks sekalipun hanya
sekali juga dapat menyebabkan kehamilan selama si remaja
perempuan dalam masa subur.
d. Aborsi.
Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan
sebelum waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya
tergolong dalam kategori aborsi provokatus, atau pengguguran
kandungan yang sengaja dilakukan. Namun begitu, ada juga yang
keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi spontan. Hal ini
terjadi karena berbagai hal antara lain karena kondisi si remaja
perempuan yang mengalami KTD umumnya tertekan secara
psikologis, karena secara psikososial ia belum siap menjalani
kehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan berdampak
pula pada kesehatan fisik yang tidak menunjang untuk
melangsungkan kehamilan.
e. Perkawinan dan kehamilan dini.
Nikah dini ini, khususnya terjadi di pedesaan. Di beberapa daerah,
dominasi orang tua biasanya masih kuat dalam menentukan
perkawinan anak dalam hal ini remaja perempuan. Alasan
terjadinya pernikahan dini adalah pergaulan bebas seperti hamil di
luar pernikahan dan alasan ekonomi. Remaja yang menikah dini,
baik secara fisik maupun biologis belum cukup matang untuk
memiliki anak sehingga rentan menyebabkan kematian anak dan
ibu pada saat melahirkan. Perempuan dengan usia kurang dari 20
tahun yang menjalani kehamilan sering mengalami kekurangan gizi
dan anemia. Gejala ini berkaitan dengan distribusi makanan yang
tidak merata, antara janin dan ibu yang masih dalam tahap proses
pertumbuhan.
f. IMS (Infeksi Menular Seksual) atau PMS (Penyakit Menular
Seksual), dan HIV/AIDS. IMS ini sering disebut juga penyakit
kelamin atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Sebab IMS dan HIV sebagian besar menular melalui hubungan
seksual baik melalui vagina, mulut, maupun dubur. Untuk HIV
sendiri bisa menular dengan transfusi darah dan dari ibu kepada
janin yang dikandungnya. Dampak yang ditimbulkannya juga
sangat besar sekali, mulai dari gangguan organ reproduksi,
keguguran, kemandulan, kanker leher rahim, hingga cacat pada
bayi dan kematian.
5. Cara Memelihara Organ Reproduksi
Adapun cara memelihara organ reproduksi remaja perempuan adalah
sebagai berikut (Kusmiran, 2012; Nadesul, 2008):
a. Saat menstruasi, wanita lebih berkeringat disbanding dengan hari-
hari biasanya. Oleh karena itu, agar tubuh tetap segar dan bebas dari
bau badan harus rajin merawat tubuh dengan mandi yang bersih dan
mencuci rambut minimal dua hari sekali.
b. Membersihkan bekas keringat yang ada disekitar alat kelamin secara
teratur dengan air bersih, lebih baik air hangat, dan sabun lembut
dengan kadar soda rendah terutama setelah Buang Air Besar (BAB)
dan buang air kecil. Cara membasuh alat kelamin wanita yang benar
adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (anus), tidak terbalik
karena bakteri yang ada disekitar anus bisa terbawa ke dalam vagina
dan berisiko menimbulkan infeksi. Setelah dibersihkan, vagina
dikeringkan menggunakan handuk bersih atau tisu kering supaya
vagina tidak lembab.
c. Menggunakan air bersih saat mencuci vagina. Tidak perlu sering
menggunakan sabun khusus pembersih vagina ataupun obat semprot
pewangi vagina (douching). Vagina sendiri sudah mempunyai
mekanisme alami untuk mempertahankan keasamannya yaitu adanya
kuman Doderlin yang hidup di vagina dan berfungsi memproduksi
asam sehingga terbentuk suasana masam yang mampu mencegah
bakteri masuk ke dalam vagina. Keseringan menggunakan sabun
khusus ini justru akan mematikan bakteri baik tersebut dan memicu
berkembangbiaknya bakteri jahat yang dapat menyebabkan infeksi.
d. Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering
mengganti celana dalam minimal dua kali sehari untuk menjaga vagina
dari kelembaban yang berlebihan. Bahan celana dalam yang baik harus
menyerap keringat seperti katun. Hindari memakai celana dalam atau
celana jeans yang ketat karena kulit susah bernafas dan akhirnya
berkeringat dengan mudah menjadi tempat berkembang biak jamur
yang dapat menimbulkan iritasi. Infeksi juga sering kali
terjadi akibat celana dalam yang tidak bersih.
e. Menstruasi merupakan mekanisme tubuh untuk membuang darah
kotor. Pemakaian pembalut tidak boleh lebih dari enam jam dan
diganti sesering mungkin bila sudah penuh oleh darah. Hal ini
dikarenakan pembalut juga menyimpan bakteri kalau lama tidak
diganti.
f. Menggunakan pembalut (sanitary pad) yang siap pakai, bukan
pembalut kain, karena dikhawatirkan pembalut kain tersebut kurang
hygiene akibat perawatannya yang kurang baik, seperti mengeringkan
di tempat tersembunyi dan tidak terkena sinar matahari yang berisiko
tumbuhnya mikroba atau larva yang menyebabkan vagina berbau tidak
sedap
g. Selain itu, membuang pembalut bekas dengan dibungkus kertas
kemudian dibuang ke tempat sampah.
Daftar Pustaka

Lestari, H. D. (2016). Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia 2. Jakarta: Kementerian


Pendidikan Dan Kebudayaan.

Rahayu A, N. M. (2020). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Lansia. CV Mine.

Anda mungkin juga menyukai