Anda di halaman 1dari 21

LKK 1

ANAMNESIS KELAINAN NEFROUROLOGI PADA DEWASA

1. Assalamu’alaikum, selamat pagi. Perkenalkan, saya dokter .................................


2. Boleh saya tahu nama anda? Umur anda? Pekerjaan? Alamat anda?
3. Baik, saya akan melakukan anamnesis kepada anda mengenai penyakit anda, untuk
membantu menegakkan diagnosis penyakit anda. Apakah anda bersedia?
4. Boleh saya tahu apa keluhan anda datang ke sini apa?
- Nyeri saat BAK  ISK bawah, batu
 Keluhan ini sejak kapan?
 Keluhannya timbul tiba-tiba atau perlahan bertambah? Hilang timbul atau
terus menerus?
 Keluhan ini baru pertama kali, atau sebelumnya sudah pernah?
 Nyerinya ada saat mulai BAK, saat BAK hampir selesai, atau dari awal
sampai akhir BAK?
- Tidak bisa BAK  Retensi urin, batu
 Keluhan ini sejak kapan?
 Keluhan ini baru pertama kali, atau sebelumnya sudah pernah?
- BAK tidak lancar  Batu
 Keluhan ini sejak kapan?
 Keluhannya timbul tiba-tiba atau perlahan bertambah? Hilang timbul atau
terus menerus?
 Keluhan ini baru pertama kali, atau sebelumnya sudah pernah?
 Apakah sering kencing?
- BAK berwarna merah  sindrom nefritik, ISK atas, batu
 Keluhan ini sejak kapan?
 Keluhannya timbul tiba-tiba atau perlahan bertambah? Hilang timbul atau
terus menerus?
 Keluhan ini baru pertama kali, atau sebelumnya sudah pernah?
- Bengkak seluruh tubuh  sindrom nefrotik/nefritik
 Bengkaknya dimana saja?
MND 2013072 | 1
 Keluhan ini sejak kapan?
 Keluhannya timbul tiba-tiba atau perlahan bertambah? Hilang timbul atau
terus menerus?
 Keluhan ini baru pertama kali, atau sebelumnya sudah pernah?
- Sesak nafas  asidosis metabolik, sindrom nefrotik/nefritik
 Keluhan ini sejak kapan?
 Keluhannya timbul tiba-tiba atau perlahan bertambah? Hilang timbul atau
terus menerus?
 Keluhan ini baru pertama kali, atau sebelumnya sudah pernah?
5. Selain keluhan tadi ada keluhan lainnya nggak? Seperti:
- Demam  Batu, ISK atas
- Mual, muntah  ISK atas
- Nyeri pinggang  ISK atas, (kalau batu) tanyakan apakah menjalar ke perut?
- Nyeri hilang timbul  Batu
- Sering kencing  ISK, batu
- Jumlah urin sedikit  batu
6. Semua keluhan ini baru pertama kali atau sebelumnya sudah pernah dialami?
7. Keluhannya itu terjadi setiap saat atau pada kondisi tertentu?
8. Apakah pernah infeksi kulit atau infeksi tenggorokan sebelumnya?
9. Apakah kencingnya pernah ada pasir?
10. Apakah pernah kecelakaan atau terluka sebelumnya?
11. Apakah sebelumnya pernah operasi? (untuk prostat)
12. Ada penyakit lain yang diderita? (Diabetes Mellitus, Asma, TBC, darah tinggi, gagal
jantung, gagal ginjal, dll)
13. Sudah pernah ke dokter sebelum ini?
14. Ada obat yang dikonsumsi atau diberi dokter? (kalau ada) obatnya diminum secara
teratur?
15. Apakah di keluarga ada yang punya keluhan yang sama dengan anda?
16. Apakah keluarga ada yang menderita darah tinggi? Kencing manis?

MND 2013072 | 2
17. Baiklah. Jadi setelah saya melakukan anamnesis kepada anda, dapat saya simpulkan
bahwa anda menderita ........................ dilihat dari gejala-gejala yang anda rasakan,
penyakit yang juga diderita oleh keluarga anda (jika ada), penyakit lain yang Anda derita.
18. Tetapi untuk memastikannya nanti saya akan melakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium terhadap Ibu/Bapak.
19. Terimakasih atas kerja samanya. Saya mohon diri. Assalamu’alaikum.

INFEKSI SALURAN KEMIH


ATAS
 Demam
 Nyeri pinggang dan perut
 Menggigil
 Mual, muntah
 Disuria
 Frekuensi sering
BAWAH
 Frekuensi sering
 Nyeri suprapubik
 Hematuria
 Demam bisa juga
 Nyeri saat BAK (klo dari awal miksi  kelainan pada urethra, klo akhir miksi 
pada vesica urinaria)

BATU SALURAN KEMIH


 Nyeri pinggang
 Nyeri Kolik: karena peristaltik ureter
 Nyeri non kolik: karena peregangan kapsul ginjal
 Disuria: batu pada distal ureter
MND 2013072 | 3
 Hematuria: karena trauma pada mukosa saluran kemih
 Frekuensi urin sering
 Jumlah urin sedikit/normal

SINDROM NEFRITIK
 Edema
 Hematuria
 Hipertensi
 Jumlah urin sedikit
 Demam
 Sebelumnya ada riwayat infeksi

MND 2013072 | 4
LKK 2
PEMERIKSAAN FISIK KELAINAN NEFROUROLOGI PADA DEWASA

1. Assalamu’alaikum, selamat pagi. Perkenalkan, saya dokter .................................


2. Boleh saya tahu nama anda? Umur anda? Pekerjaan? Alamat anda?
3. Baik, pemeriksaan yang akan saya lakukan adalah pemeriksaan fisik, bertujuan untuk
menunjang diagnosis penyakit anda. Adapun prosedurnya saya akan memeriksa fisik
anda pada bagian (jika tertentu, sebutkan bagian itu). Apakah anda bersedia?
4. SEBUTKAN ALAT JIKA ADA ALAT YANG DIGUNAKAN!
 Stetoskop
 Tensimeter
 Termometer
5. Maaf Bapak/Ibu, silahkan dibuka bajunya. Kemudian silahkan Bapak/Ibu berbaring di
tempat tidur, kedua tungkai ditekuk.
6. Cuci tangan terlebih dahulu.
7. Posisi pemeriksa berada di sebelah kanan pasien.
8. Pertama saya akan melakukan inspeksi, inspeksi dilakukan dari samping pasien.
Perhatikan apakah ada massa di abdominal atas. Tidak ada massa di abdomen,
interpretasi normal.
9. Selanjutnya melakukan palpasi abdomen:
 Tangan kiri supinasi, jari telunjuk berada Costovertebra Angle
 Tangan kanan menekan/mempalpasi regio hipokondriaka dextra/sinistra abdomen.

Ginjal tidak teraba, interpretasi: normal.


10. Kemudian melakukan perkusi abdomen:

MND 2013072 | 5
 Posisi pasien duduk membelakangi pemeriksa atau tengkurap
 Tangan kiri pronasi diletakkan di CVA
 Tangan kanan dikepalkan dan dengan perlahan memukul tangan kiri
 Jika terasa nyeri, interpretasi nyeri ketok CVA (+).

11. Selanjutnya melakukan auskultasi abdomen:


 Posisi pasien terlentang
 Mendengar bunyi bruit di regio hipokondriaka dextra/sinistra abdomen (+) pada
stenosis arteri renal.
12. Melakukan pemeriksaan buli-buli (kandung kemih)
a. Posisi pasien terlentang
b. Salah satu tangan melakukan palpasi perlahan di daerah suprapubik
c. Penilaian:
- Pada keadaan normal buli-buli sukar diraba, kecuali distensi
- Pada distensi akut bisa teraba hingga diatas umbilikus dan terasa nyeri
- Pada distensi kronis teraba lebih lunak, kadang-kadang sukar dipalpasi
- Pada tumor vesikal bisa diraba dengan palpasi abdominorektal,
sebaiknya dalam anestesi.
*mungkin yang bawah ini tidak wajib
1. Pemeriksaan Genital Eksternal Pria
Penis
a. Inspeksi
- Retraksi prepusium  nonsirkumsisi: tumor, balanitis,
discharge,jika fimosis  koreksi
- Scar, ulkus, vesikulae,  PMS

MND 2013072 | 6
- Meatal stenosis
- Posisi Meatus (epispadi, hipospadi)
b. Palpasi
- Fibrosa(Chordae) dorsal penis  peyronie desease,
- Chordae ventral penis dengan hipospadia
- Tenderness di uretra  periuretritis, dll
- Discharge Uretra
- Pus gonoccocal: profuse, kental, kuning/coklat abu-abu
- Pus non gonoccocal: lebih encer dan mukoid
Skrotum
a. Edema angioneurotik, inflamasi, infeksi
b. Kista sebasea kadang-kadang terlihat
c. Keganasan jarang
Testis
a. Lakukan secara hati-hati dengan jari-jari kedua tangan.
b. Apabila teraba bagian keras, curigai keganasan sampai terbukti bukan
c. Transiluminasi massa skrotum harus dilakukan secara rutin
d. Pada Tumor: nyeri pada palpasi (-)
e. Testis (-)  curigai kriptorkismus, lakukan palpasi inguinal
f. Atrofi testis  mumps, post operatif orkiopeksi, dll.
Epididimis
a. Palpasi ukuran dan indurasi
b. Akut: epididimis dan testis sukar dibedakan, melekat pada skrotum
dan kemerahan
c. Kronis: indurasi yang tidak terasa nyeri, dapat dicurigai tuberkulosis
atau skistosomiasis.
Korda Spermatikus & Vas Deferens
a. Pembengkakan bisa kistik (hidrokel atau hernia) atau padat.
b. Palpasi: penebalan (infeksi, varikokel, dll), pada pasien laki-laki
dewasa untuk varikokel dapat dilakukan tes valsava.
Tunika Testis dan Adneksa

MND 2013072 | 7
a. Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis
b. Jika hidrokel muncul antar 18 – 35 Th harus dilakukan aspirasi.
c. Massa kistik yang terpisah dan berada di kutub atas testis dapat
dicurigai spermatokel.
13. Jika semua pemeriksaan selesai dilakukan, pemeriksa kembali melakukan cuci tangan.
14. Pemeriksaan fisik telah selesai Pak/Bu. Terimakasih untuk waktunya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

MND 2013072 | 8
LKK 3
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK KELAINAN NEFROLOGI DAN UROLOGI
ANAK

1. Assalamu’alaikum, selamat pagi. Perkenalkan, saya dokter .................................


2. Boleh saya tahu nama anaknya? Umurnya berapa? Alamat anda?
3. Baik, pemeriksaan yang akan saya lakukan adalah pemeriksaan fisik, bertujuan untuk
menunjang diagnosis penyakit adek. Adapun prosedurnya saya akan memeriksa fisik
anda pada bagian (jika tertentu, sebutkan bagian itu). Apakah adek bersedia?
4. SEBUTKAN ALAT JIKA ADA ALAT YANG DIGUNAKAN!
 Stetoskop
 Tensimeter
 Termometer
5. Maaf adek, silahkan dibuka bajunya. Kemudian silahkan adek berbaring di tempat tidur.
6. Cuci tangan terlebih dahulu.
7. Posisi pemeriksa berada di sebelah kanan pasien. Adek jika ada sakit bilang, ya.
8. Perhatikan:
 Keadaan umum (sakit ringan, sakit sedang, sakit berat)
 Kesadaran
 Status gizi
 Tanda vital (TD, denyut nadi, Suhu tubuh, respirasi)
9. Lalu melakukan inspeksi di kepala:
 Memperhatikan bentuk dan ukuran kepala serta bentuk wajah
 Memperhatikan warna kulit wajah (pucat, merah, ikterik, butterfly rash)
 Memperhatikan keadaan mata dan persarafannya (mata cekung, edema palpebra,
kelumpuhan N. VI, exophtalmus, kelumpuhan N.VII, reflek pupil)
 Memperhatikan keadaan konjungtiva (anemia, perdarahan, ikterik)
 Memperhatikan adanya pernafasan cuping hidung
 Memperhatikan adanya kelainan pada mulut (rhagaden, sianosis, thypoid
tongue, pembesaran tonsil, pseudo membran, pharynx hiperemis, gangren pada
gigi)

MND 2013072 | 9
 Memperhatikan keadaan telinga (sekret)
10. Selanjutnya melakukan palpasi kepala:
 Keadaan ubun-ubun (tertutup, datar, cekung, cembung)
 Rambut mudah dicabut atau tidak
 Edema palpebra (pitting, non pitting)
 Nyeri tekan daerah telinga
11. Lalu lakukan perkusi kepala, yaitu nyeri ketok tragus
12. Selanjutnya melalukan pemeriksaan leher, dimulai dari inspeksi:
 Memperhatikan adanya benjolan-benjolan (pembesaran tiroid, parotis, kelenjar
getah bening).
 Memperhatikan adanya peningkatan vena jugularis.
13. Kemudian palpasi daerah leher:
 Apakah ada teraba pembesaran tiroid, parotis, kelenjar getah bening.
 Mengukur tekanan vena jugularis.
14. Lalu lakukan auskultasi leher: dengarkan suara bruit pada pembesaran tiroid.
15. Selanjutnya pemeriksaan thoraks, dimulai dari inspeksi:
 Memperhatikan warna kulit (pucat, merah, ikterik).
 Memperhatikan bentuk thoraks simetris atau tidak.
 Membandingkan pergerakan thoraks kiri dan kanan.
 Memperhatikan apakah ada retraksi dinding dada atau tidak.
 Memperhatikan apakah ada vossure cardiac.
 Memperhatikan letak iktus kordis.
16. Lalu lakukan palpasi thoraks:
 Melakukan pemeriksaan stem fremitus.
 Meraba apakah ada thrill atau tidak.
 Memeriksa apakah ada nyeri tekan atau tidak.
 Menentukan letak iktus kordis. (di ICS V)
17. Kemudian perkusi thoraks:
 Menentukan batas jantung (normal atau pembesaran). (ICS

MND 2013072 | 10
 Membandingkan bunyi (pekak, sonor, hipersonor, timpani) pada dinding thoraks
kanan dan kiri.
 Menentukan batas paru dan hati.
18. Lalu lakukan auskultasi thoraks:
 Mendengarkan bunyi jantung (BJ I, BJ II, BJ tambahan)
 Mendengarkan apakah suara nafas bronkial, vesikuler (vesikuler lemah,
nyaring), mencari suara nafas tambahan (ronchi basah, halus dan nyaring,
ronchi kering), stridor (ekspirasi atau inspirasi), wheezing (ekspirasi atau
inspirasi)
19. Lalu melakukan pemeriksaan abdomen, dimulai dari inspeksi:
 Memperhatikan warna kulit (pucat, merah, ikterik)
 Memperhatikan bentuk abdomen (datar, cekung, cembung)
 Apakah ada caput medusae, spider nevi
20. Selanjutnya palpasi abdomen:
 apakah ada nyeri tekan di sudut costovertebra, epigastrium, punggung dan
abdomen bagian bawah
 apakah ada tumor intra abdomen atau tidak
 apakah ada pembesaran hati dan limpa
 pemeriksaan ginjal di kiri atau kanan
21. Kemudian lakukan perkusi abdomen:
 menentukan asites dengan cara shifting dullness/undulasi
 melakukan pemeriksaan nyeri ketok costovertebrae angle (CVA)
22. Lalu lakukan auskultasi abdomen:
 bising usus (normal, meningkat, menurun)
 metalic sound
23. Selanjutnya pemeriksaan genital, pada laki-laki:
 Inspeksi
- Memperhatikan bentuk skrotum (edema, iritasi kulit, hernia
skrotalis/hidrokel)
- Memperhatikan bentuk dan ukuran penis

MND 2013072 | 11
- Memperhatikan apakah ada edema dan kemerahan pada penis
- Memperhatikan apakah ada phimosis dan balanitis
- Memperhatikan letak tempat keluarnya air kemih (hipospadia, epispadia)
 Palpasi
- Melakukan pengukuran penis
- Melakukan perabaan testis (apakah ada UDT, nyeri pada perabaan)
- Apakah teraba hernia skrotalis atau hidrokel
24. Pada genitalia perempuan, lakukan inspeksi:
 Memperhatikan bentuk dan ukuran klitoris
 Memperhatikan apakah ada edema dan benjolan di vulva
 Memperhatikan letak muara urethra
 Memperhatikan liang vagina (terbuka,tertutup)
25. Selanjutnya pemeriksaan ekstremitas, dimulai dari inspeksi:
 Memperhatikan warna kulit ( pucat, merah, kuning, ptechie/purpura)
 Memperhatikan adanya clubbing finger
 Memperhatikan adanya edema
 Memperhatikan keadaan sendi (bengkak, warna, ptechie/purpura )
26. Lalu palpasi ekstremitas:
 Melakukan penekanan pada daerah edema (pitting, non pitting)
 Melakukan penekanan pada daerah sendi (nyeri tekan)
27. Baiklah Pak/ibu, dari hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, dapat saya
simpulkan bahwa kondisi fisik anak anda…………………..
28. Jika semua pemeriksaan selesai dilakukan, pemeriksa kembali melakukan cuci tangan.
29. Pemeriksaan fisik telah selesai Pak/Bu. Terimakasih untuk waktunya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

MND 2013072 | 12
LKK 4
PEMASANGAN KATETER PRIA DAN SWAB URETRA

1. Assalamu’alaikum, selamat pagi. Perkenalkan, saya dokter ................................. yang


bertugas pada hari ini.
2. Boleh saya tahu nama anda? Umur anda?
3. Baiklah yang akan saya lakukan adalah melakukan pemasangan kateter, dimana
tujuannya adalah untuk mengeluarkan urin Anda, adapun prosedurnya saya akan
memasukkan selang kateter ke dalam saluran kemih Anda sehingga urin bisa mengalir ke
dalam kantong urin. Mungkin akan terasa tidak nyaman, namun apakah Anda bersedia?
4. Sebelumnya saya akan mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan kita gunakan:
 Selang kateter no.14 ATAU 16 french (dewasa)
 Urine bag
 Sarung tangan steril
 Cairan desinfektan (Dettol)
 Doek steril
 Xyllocaine jeli
 Spuit 10 cc
 Plester
 Klem/pinset
5. Pertama-tama saya melepas perhiasan di tangan.
6. Kemudian saya mencuci tangan.
7. Lalu memasangan sarung tangan steril.
8. Meminta penderita untuk berbaring terlentang dengan kedua tungkai lurus dan terpisah
satu sama lain dengan sudut yang nyaman.
9. Untuk swab urethra: Penis dipegang dengan tangan kiri dimana jari I di satu pihak dan
jari II - V di pihak lain. Kemudian ambil spesimen dengan mengusapkan cyto brush
steril secara melingkar dan memasukan spesimen kedalam wadah steril lalu di tutup.
10. Oleskan dettol pada seluruh bagian penis dan orificium urethra externum dari dalam ke
luar dengan gerakan melingkar.

MND 2013072 | 13
11. Tutuplah daerah sekitar genitalia eksterna dengan doek bolong steril hingga menutupi
kedua paha, sehingga daerah yang terbuka hanyalah yang dibutuhkan untuk pemasangan
kateter.
12. Penis dipegang dengan tangan kiri dimana jari I di satu pihak dan jari II - V di pihak lain.
(Bila penis licin dapat dipegang dengan memakai kasa steril).
13. Masukkan xylocaine jelly sebanyak 20 cc ke dalam urethra. Pada laki-laki, tahan posisi
penis tegak dan tutup OUE dengan cara menjepit glan penis dengan menggunakan jari I
dan II agar xylocain jelly tidak tumpah. Tunggulah kira-kira 1-2 menit, agar xylocain
jelly melubrikasi uretra dan penderita tidak merasa sakit ketika pemasangan kateter.
14. Pada ujung kateter yang akan dipasang urine bag dijepit dengan klem. Ambil bengkok
dan letakkan di depan alat genital pasien.
15. Doronglah kateter perlahan-lahan ke dalam urethra sampai percabangan selang kateter.
16. Buka klem untuk melihat apakah ada urine yang mengalir ke luar dari selang, urine
ditampung di bengkok. Bila urine sudah keluar sedikit, ujung selang kembali diklem.
17. Ambil spuit yang telah diisi dengan larutan Nacl 0,9%/aquades sebanyak 5-15 cc
(tergantung indikasi pemasangan kateter), cabut jarum dari spuit lalu suntikkan cairan
melalui ujung selang yang tidak diklem.
18. Tarik selang kateter keluar sampai tertahan pada balonnya.
19. Lepaskan doek bolong steril.
20. Hubungkan selang kateter dengan urine bag lalu lepaskan klem pada selang.
21. Fiksasilah selang kateter di kranial pangkal paha. Pastikan bahwa selang tidak terpilin
atau terlipat.
22. Baiklah, pemasangan kateter telah selesai. Terimakasih atas kerja samanya. Saya mohon
diri. Assalamu’alaikum.
23. Bereskan lagi peralatan (cabut kateter dan sebagainya).

MND 2013072 | 14
LKK 5
PEMASANGAN KATETER PADA WANITA

1. Assalamu’alaikum, selamat pagi. Perkenalkan, saya dokter ................................. yang


bertugas pada hari ini.
2. Boleh saya tahu nama anda? Umur anda?
3. Baiklah yang akan saya lakukan adalah melakukan pemasangan kateter, dimana
tujuannya adalah untuk mengeluarkan urin Anda, adapun prosedurnya saya akan
memasukkan selang kateter ke dalam saluran kemih Anda sehingga urin bisa mengalir ke
dalam kantong urin. Mungkin akan terasa tidak nyaman, namun apakah Anda bersedia?
4. Sebelumnya saya akan mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan kita gunakan:
 Selang kateter no.14 ATAU 16 french (dewasa)
 Urine bag
 Sarung tangan steril
 Cairan desinfektan (Dettol) (Sebut saja iodine) *kata dr Mita
 Doek steril
 Xyllocaine jeli
 Spuit 10 cc
 Plester
 Klem/pinset
 Bengkok
5. Pertama-tama saya melepas perhiasan di tangan.
6. Kemudian saya mencuci tangan.
7. Lalu memasangan sarung tangan steril.
8. Meminta penderita untuk berbaring terlentang dengan kedua tungkai lurus dan terpisah
satu sama lain dengan sudut yang nyaman.
9. Bersihkanlah dan lakukanlah disinfeksi daerah genitalia eksterna dengan iodine (dettol).
Oleskan dettol pada orificium urethra externum, labia minora, dan labia mayora dari
dalam ke luar dengan gerakan melingkar.
10. Tutuplah daerah sekitar genitalia eksterna dengan doek bolong steril hingga menutupi
kedua paha.

MND 2013072 | 15
11. Pada ujung kateter yang akan dipasang urine bag dijepit dengan klem. Ambil bengkok
dan letakkan di depan alat genital pasien.
12. Oleskan jelly anestetik pada ujung distal kateter.
13. Bukalah labia minora dengan tangan kiri agar orificium urethra externum teregang.
14. Doronglah kateter perlahan-lahan ke dalam urethra sampai percabangan selang kateter.
15. Buka klem untuk melihat apakah ada urine yang mengalir ke luar dari selang, urine
ditampung di bengkok. Bila urine sudah keluar sedikit, ujung selang kembali diklem.
16. Ambil spuit yang telah diisi dengan larutan Nacl 0,9% aquades sebanyak 5-15 cc (tapi
berikan 2 cc saja), cabut jarum dari spuit lalu suntikkan cairan melalui ujung selang yang
tidak diklem.
17. Tarik selang kateter keluar sampai tertahan pada balonnya agar kateter terfiksasi.
18. Lepaskan doek bolong steril.
19. Hubungkan selang kateter dengan urine bag lalu lepaskan klem pada selang.
20. Fiksasilah selang kateter di kranial pangkal paha. Pastikan bahwa selang tidak terpilin
atau terlipat.
21. Baiklah, pemasangan kateter telah selesai. Terimakasih atas kerja samanya. Saya mohon
diri. Assalamu’alaikum.
22. Bereskan lagi peralatan (cabut kateter dan sebagainya).

MND 2013072 | 16
LKK 6
RECTAL TOUCHER DAN REFLEKS BULBOKAVERNOSUS

1. Assalamu’alaikum, selamat pagi. Perkenalkan, saya dokter ................................. yang


bertugas pada hari ini.
2. Boleh saya tahu nama anda? Umur anda?
3. Baiklah yang akan saya lakukan adalah melakukan pemeriksaan rectal toucher untuk
melihat apakah ada kelainan pada organ di pelvis. Prosedurnya sendiri adalah saya akan
memasukkan jari ke dalam rektim. Mungkin akan terasa tidak nyaman, namun apakah
Anda bersedia?
4. Sebelumnya saya akan mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan kita gunakan:
 Jeli
 Sarung tangan steril
 Doek bolong
 Tissue
5. Saya menggunakan Apron terlebih dahulu.
6. Lalu mencuci tangan dan memakai sarung tangan. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan
pasien.
7. Pasien dalam posisi Lithothomi / posisi Sim
8. Lalu gunakan doek berlubang
9. Lakukan inspeksi daerah perineum dan anus, perhatikan apakah ada tanda-tanda
hemorrhoid, penonjolan, nodul, fistel, fisura ani atau ada bekas operasi.
10. Kemudian Oleskan jeli pada telunjuk tangan kanan.
11. Masukkan jari telunjuk ke anus, perlahan-lahan sentuhlah spinkter ani dan mintalah
penderita untuk bernapas seperti biasa, sambil menilai tonus spinkter ani tersebut. Tonus
spinkter ani menekan, interpretasi normal. Tangan yang satu berada di atas suprapubis
dan tekanlah ke arah vesica urinaria. (Bila vesica urinaria kosong, maka kedua ujung jari
dapat bertemu (terasa).
12. Doronglah jari telunjuk ke arah dalam lagi sambil menilai ampulla dan dinding rectum
apakah dalam keadaan kosong/ada massa feses, terdapat tumor/hemorrhoid, atau adanya
batu urethra (pars prostatica).

MND 2013072 | 17
13. Tempatkanlah jari telunjuk pada jam 12, untuk meraba kelenjar prostat pada posisi
lithothomi. (Kelenjar prostat teraba pada posisi jam 12). Raba massa tersebut, dan nilai
hal-hal berikut:
 Permukaannya atau keadaan mucosa rektum pada prostate. Normal: licin.
 Pembesarannya : pole atas bisa/tidak teraba dan penonjolannya kedalam rectum,
 Konsistensi : kenyal, keras, atau lunak.
 Simetris atau tidak,
 Berbenjol-benjol atau tidak,
 Terfiksir atau tidak
 Nyeri tekan atau tidak
14. Keluarkan jari tangan dengan sedikit melengkungkan ujung jari, dan periksalah apakah
ada darah, lendir dan feses pada sarung tangan.
15. Baiklah, pemeriksaan telah selesai. Terimakasih atas kerja samanya. Saya mohon diri.
Assalamu’alaikum.

REFLEKS BULBOKAVERNOSUS
*seperti di atas, tapi dimulai dari posisi lithotomi
1. Oleskan jeli pada telunjuk tangan kanan
2. Lalu masukkan jari telunjuk tangan kanan ke anus ±3cm
3. Kemudian tangan kiri menekan glans penis atau klitoris
4. Nilai kontraksi spingter ani eksternus atau internus
5. Ukur jarak waktu antara remasan dan kontraksi dengan spingter ani
6. Jika langsung berkontraksi, interpretasi normal.

MND 2013072 | 18
LKK 7
TEKNIK SIRKUMSISI

1. Assalamu’alaikum, selamat pagi. Perkenalkan, saya dokter ................................. yang


bertugas pada hari ini.
2. Boleh saya tahu nama anda? Umur anda?
3. Baiklah yang akan saya lakukan adalah melakukan sirkumsisi yang bertujuan untuk
mencegah infeksi pada pada alat genital dan melaksanakan ibadah agama. Prosedurnya
adalah saya akan membuang preputium penis anda. Apakah anda bersedia?
4. Sebelumnya saya akan mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan kita gunakan:
 Sarung tangan steril
 Kasa steril
 Spuit 5 cc
 Cairan Desinfektan
 Lidokain 2% 1 ampul
 Doek steril bolong
 Klem lurus 3 buah
 Klem arteri kecil 2 buah
 Klem bengkok 1 buah
 Gunting 1 buah
 Jarum rounded 1 buah
 Needle holder 1 buah
 Benang catgut ukuran 3.0
 Pinset 1 buah
 Bengkok
 Plester
5. Pertama-tama saya minta anda untuk mengosongkan kandung kencing dengan BAK terlebih
dahulu.
6. Meminta pasien berbaring terlentang dan santai
7. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril
8. Melakukan tindakan aseptik antiseptik dengan cara mengoleskan kasa steril yang telah diberi
cairan antiseptik mulai tengah dengan cara memutar kearah luar
9. Tutup daerah tindakan dengan doek bolong
10. Melakukan tindakan penyuntikan anestesi lokal dengan teknik anestesi infiltrasi dan blok.
 Teknik anestesi infiltrasi dilakukan dengan cara menyuntikkan lidokain secara
subkutis dengan melingkari daerah pangkal penis. Sebelum memasukkan cairan

MND 2013072 | 19
lidokain, lakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa jarum tidak
masuk ke pembuluh darah.
 Teknik anestesi blok dilakukan dengan cara memasukkan lidokain tegak lurus
dengan pangkal penis tepat dibawah simpisis pubis hingga menembus fascia Buch
(seperti menembus kertas). Sebelum memasukkan cairan lidokain, lakukan
aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa jarum tidak masuk ke pembuluh
darah.
11. Tunggu 2 – 3 menit hingga tercapai onset kerja obat dan yakinkan bahwa anestesi lokal
sudah bekerja dengan cara menjepit prepusium dengan menggunakan pinset.
12. Melepaskan pelengketan antara prepusium dengan glan penis dan membersihkan smegma di
daerah tersebut menggunakan klem bengkok dan/atau kasa steril.
13. Teknik Melepaskan pelengketan antara prepusium dengan glan penis dengan menggunakan
klem bengkok dilakukan dengan cara menarik prepusium kearah proksimal kemudian
masukkan klem bengkok ke dalam prepusium untuk kemudian klem dibuka tutup sambil
didorong kearah perlengketan (seperti gerakan menggunting). Lakukan berulang-ulang
kearah proksimal dan lateral sampai terlihat korona glan dan pangkal mukosa prepusium
disekeliling korona glan.
14. Lakukan insisi/pembuangan prepusium dengan cara:
 Jepit prepusium diarah jam 1, 11 dan 6 dengan menggunakan klem lurus,
kemudian meminta asisten untuk menarik klem tersebut kearah distal
 Prepusium di insisi pada arah jam 12 diantara jepitan klem dengan menggunakan
gunting jaringan kearah proksimal hingga tampak sulkus koronarius
 Lakukan insisi melingkar kearah frenulum kearah kanan dan kiri dari ujung insisi
pertama
 Lakukan kontrol perdarahan pada frenulum dengan cara diligasi menggunakan
catgut dengan teknik jahitan angka 8.
 Bila terjadi perdarahan di mukosa lakukan ligasi dengan menggunakan klem arteri
dan catgut.
15. Menjahit luka dengan cara mengaproksimasi/menjahitkan kulit dengan mukosa di tempat
luka insisi pada arah jam 3, 6, 9, 12 dan dapat ditambah sesuai keperluan.
16. Luka ditutup dengan kasa steril melingkari luka dan difiksasi kearah simpisis pubis

MND 2013072 | 20
17. Baiklah, sirkumsisi telah selesai. Terimakasih atas kerja samanya. Saya mohon diri.
Assalamu’alaikum.

MND 2013072 | 21

Anda mungkin juga menyukai