Dyspepsia
• Menanyakan dengan lebih jelas mengenai gejala ketidaknyamanan dan nyeri yang dialami.
• Tanyakan apakah ada sensasi tidak nyaman di belakang perut
• Alarm symptoms dyspepsia: kesulitan dalam menelan, nyeri saat menelan, mual dan
muntah, penurunan berat badan dan anemia
Nyeri Perut Bawah
Nyeri perut kanan bawah:
• Cari karakteristik nyeri perut apakah tajam (seperti ditusuk), atau nyeri bersifat kolik.
DD:
• Cari apakah ada demam, penurunan nafsu makan, mual-muntah
• DD:/ Appendisitis, Kehamilan ektopik, Pelvic inflammatory disease
Konstipasi
• Frekuensi BAB dalam 3 bulan terakhir
• Feses yang keras dan nyeri
• Warna dari feses dan kekerasan feses
• Apakah pasien masih bisa flatus
Pemfis
• Status Present : Lakukan semuanya cek Tensi, Nadi, HR, RR
• Biasanya kalua sudah dilakukan baru penguji akan memberi tahu hasil
pemeriksaannya
• Pemeriksaan generalis head to toe, simple aja
• Mata : cek konjungtiva
• THT : buka mulut cek tonsil
• Cor pulmo : auskultasi aja
• Abdomen : ini baru lebih lengkap
• Ekstremitas
• Intinya head to toe tetap dilakukan tapi simple aja dan yang lebih detail tergantung
kasus, kalau kasus gastro pemeriksaan abdomen lebih lengkap, kalua kasus jantung
pemeriksaan cardionya yang lengkap
Pemeriksaan Fisik RT:
Abdomen:
Tonus sphincter ani:
Inspeksi kuat/lemah
Ampula recti: kolaps/tidak
Auskultasi: bising usus,
suara abnormal lain Mukosa: benjolan
Prostat: pool
Perkusi: distribusi bunyi,
batas paru-hepar, px Nyeri
PX Gastro ascites Lendir, feses, darah
• 2. Shifting dullness:
- Pasien berbaring telentang
- Perkusi dari umbilikus ke lateral kiri atau kanan
- Tandai perpindahan dari bunyi timpani menjadi redup
- Minta pasien miring ke daerah kontralateral dari sisi yang diperkusi
- Tunggu beberapa saat
- Kembali lakukan perkusi di area perubahan suara tadi
- Shifting dullness positif apabila daerah yang tadinya redup menjadi timpani.
3. Tes Undulasi:
- Pasien berbaring telentang
- Minta pasien menahan perutnya di bagian tengah dengan tangan
- Satu tangan pemeriksa menahan di satu sisi abdomen, dan tangan
lainnya melakukan perkusi di sisi abdomen kontralateral
- Rasakan apakah ada getaran gelombang cairan ascites.
PALPASI
• Pasien posisi telentang. Minta untuk menekuk setengah kedua lutut.
Palpasi Dangkal
• Lakukan penekanan ringan menggunakan palmar tangan pada seluruh
kuadran abdomen. Nilai apakah ada ketegangan otot, nyeri tekan, massa.
Palpasi Dalam:
Palpasi Hepar
- Letakkan tangan kiri di belakang pasien, setinggi costa 11-12
- Tangan kanan menekan sisi perut dari batas bawah hepar menggunakan sisi
palmar jari-jari
- Minta pasien menarik nafas, lakukan palpasi pada lobus kanan dan kiri
hepar
- Nilai apakah hepar teraba atau tidak. Jika ya deskripsikan ukuran,
permukaan hepar, konsistensi, ada nyeri tekan atau tidak.
Palpasi Lien
- Tangan kiri pemeriksa menyangga dari belakang kiri pasien
- Tangan kanan diletakkan di depan, di bawah arcus costa, lakukanlah
tekanan ke arah lien.
- Mulai palpasi di daerah yang cukup rendah untuk dapat meraba lien
yang membesar.
- Minta pasien untuk menarik napas
- Nilai adakah pembesaran (jika ya, deskripsikan dalam Schuffner),
nyeri tekan, bagaimana permukaan lien.
Pemeriksaan Ginjal
- Ballotement
Tangan kiri pemeriksa di bagian pinggang belakang, tangan kanan di bagian
ventralnya.
Tangan kanan digerakkan, tangan kiri merasakan apakah ada benturan
(ballottement positif pada pembesaran ginjal).
Lakukan hal yang sama pada sisi satunya.
- Ketok CVA
Minta pasien untuk miring ke kiri.
Letakkan tangan kiri pemeriksa pada bagian pinggang belakang dengan
kepalan tangan kanan melakukan gerakan memukul di atasnya.
Positif apabila pasien merasakan nyeri.
Lakukan hal yang sama pada sisi satunya.
RECTAL TOUCHER
Prosedur:
• - Informed consent kepada pasien (jelaskan prosedur, mengapa diperlukan)
- Cuci tangan
- Siapkan alat dan bahan
- Posisi pasien berbaring, miring ke sisi kiri, kedua lutut ditekuk, celana
diturunkan
- Pemeriksa memakai handschoen
- Inspeksi regio anal
- Oleskan jelly pada jari telunjuk kanan pemeriksa, tangan kiri di
suprasimfisis, masukkan telunjuk kanan ke dalam anus
Penilaian:
- Tonus sphincter ani: kuat atau lemah
- Ampula recti: kolaps atau tidak
- Mukosa rekti: ada benjolan atau tidak, bila ada deskripsikan letak di
jam berapa, ukuran, konsistensi, rapuh atau tidak, jarak dari anocutan
line
- Prostat: teraba pool atas atau tidak, teraba nodul atau tidak, ada nyeri
tekan atau tidak
- Apakah terdapat benjolan di luar lumen atau tidak
- Apakah ada nyeri, bila ada pada jam berapa
- Keluarkan jari. Nilai apakah ada lendir, feses, darah
- Bersihkan anus dengan kasa
Pemeriksaan Penunjang
• Darah lengkap
• Fungsi hati (SGOT/PT, Albumin, Bilirubin Direk Indirek)
• Cek Feses Lengkap
• Foto Polos Abdomen
Kasus-Kasus Gastro Hepato
Anamnesis Nyeri ulu hati, mual muntah Demam, nyeri perut BAB cair frekuensi > 3 Demam, kuning, bab
Riw suka makan makanan kanan bawah, mual kali, nyeri perut dempul, bak teh, mual
pedas muntah Bisa ada muntah, mencret,
dehidrasi/tidak nyeri perut
Penunjang - DL FL Fungsi hati
USG Abdomen (OT/PT ↑)
Diagnosis Gastritis Apendisitis Diare akut Hepatitis A
DDx Angina pektoris Batu ginjal D Diare akut ec bakteri Kolesistitis, ca
Appendisitis PID, KE Diare akut ec amoeba pankreas
Terapi Antasida + PPI/H2 blocker Rujuk Sp.B Tergantung causa Simptomatis
Antasida 3x1 ac Jangan berikan Viral : rehidrasi + zinc - IV line
Ranitidine 2x150 mg atau analgetik Bakteri : rehidrasi + - Antipiretik –
omeprazole 2x20 mg ac ciprofloxacin 2x500 mg metamizole3x500
Amoeba : reidrasi + mg, ibuprofen
metronidazole 3x500 3x400 mg
mg - Antiemetik
Skill Khusus – Pasang NGT
INDIKASI
• Dekompresi lambung
• Pengambilan sekret lambung
• Pemberian obat, makanan dan minuman
• Membilas lambung dari zat-zat toksik atau iritan
• Menghentikan pendarahan pada esofagus, lambung atau usus
KOMPLIKASI
• Aspirasi
• Erosi nasal
• Refluks Esofagitis
• Ulkus gaster
• Aspirasi paru
OSCE MUSKULOSKELETAL
by: dr. Ayu Bangkitaryani
ALPHA UKMPPD
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Penunjang
4. Diagnosis dan Diagnosis Banding
5. Tatalaksana (farmako dan non farmako)
Laki-laki, 27 tahun ditemukan tertabrak motor.
A.Lakukanlah penanganan awal pada kasus ini
Kasus 1:
B.Lakukanlah tatalaksana non-farmakologi dalam kasus
ini
Primary Survey:
A : Airway and protection of spinal cord
Pendekatan B : Breathing and Ventilation
ATLS dalam
C : Circulation
kasus Trauma
D : Disability
E : Exposure and control of the environment
A : Airway clear, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak
ada snoring maupun gurgling
Kasus 1:
C: HR: 130x/menit, akral hangat, TD: 120/70
D: GCS 15
Contoh
diagnosis
fraktur
Informed Consent pada pasien
Ekspos bagian yang mengalami
fraktur
Penanganan Cek neurovaskuler proksimal dan
awal kasus distal
fraktur : Luka balut steril
Pembidaian Minimal 2 buah spalk/papan
Meliputi 2 sendi yang
berhubungan dan mengalami
fraktur
Cek neurovaskuler dan sensorik
setelah pemasangan
FRAKTUR CLAVICULA
Pemasangan Sling
Gunakan mitela (kain segitiga) untuk
imobilisasi.
Sling bertujuan untuk mengistirahatkan
lengan yang cedera, dapat digunakan
untuk fraktur humerus dan fraktur ulna-
radius.
FRAKTUR HUMERUS
Gunakan minimal 2 mitela
dalam membalut bidai di
bagian proksimal dan distal
cedera.