Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO

Tidak Bisa Buang Angin..

Pak Jono (40 tahun) dibawa oleh keluarganya ke puskesmas karena menderita sakit perut
yang hebat sejak bangun tidur pagi. Dari hasil anamnesa diperoleh informasi bahwa sejak 3 hari
sebelumnya Parno merasa perutnya tidak enak, kembung dan susah buang air besar serta tidak bisa
buang angin. Sudah dicoba minum obat maag tapi tidak berkurang, akhirnya kemarin siang perutnya
diurut di tukang pijat langganannya. Dari anamnesa juga didapatkan bahwa sejak lima tahun yang
lalu sering susah buang air kecil serta kalau berdiri muncul benjolan di lipat paha kanan dan
menghilang kalau berbaring. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan bising usus yang meningkat
dan scrotum kanan membesar. Dokter menyarankan agar Pak Jono dirujuk ke Rumah Sakit.

IDENTIFIKASI ISTILAH
-

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Mengapa pak jono mengalami perut yang tidak enak, kembung, susah buang air besar dan
susah buang angin ?
2. Mengapa scrotum kanan pasien membesar?
3. Apakah ada hubungan dengan keluhan 5 tahun lalu (sering susah buang air kecil serta kalau
berdiri muncul benjolan di lipat paha kanan dan menghilang kalau berbaring) dengan keluhan
saat ini?
4. Apakah diurut berhubungan dengan keluhan pak jono saat ini?
5. Pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan pada pak jono?
6. Apa kemungkinan diagnosis pak jono
7. Apa tatalaksana awal pada pak jono

ANALISIS MASALAH
1. Mengapa pak jono mengalami perut yang tidak enak, kembung, susah buang air besar
dan susah buang angin ?
Jawab:
Merupakan tanda adanya obstruksi saluran cerna, terjadinya obstruksi mungkin terjadi akibat
perlengketan, tumor, hernia (ireponible). obstruksi dapat mengebabkan hambatan pada isi
saluran cerna sehingga makin lama obstruksi akan menyebabkan distensi pada abdomen,
bising usus meningkat karena gerak peristaltik tetap mendorong makan sebagai bentuk
kompensasi akibat obstruksi tersebut. Obstruksi hernia merupakan obstruksi ekstrinsik,
karena sumbatannya berada diluar usus. Akibat ileus obstruktif parsial

2. Mengapa scrotum kanan pasien membesar?


Jawab:
Kemungkinan akibat hernia, yang mana sudah ditahap ireponible yang jaringannya telah
menahan hernia tersebut, sehingga scrotum terlihat tampak membesar. Karena benjolan
terjadi pada lipat paha kanan pada saat lima tahun lalu. Karena pada perkembangan scrotum
yang awal mula terletak di abdomen, turun secara perkembangan sehingga pada saat kita
dewasa testis telah berada di scrotum.

3. Apakah ada hubungan dengan keluhan 5 tahun lalu (sering susah buang air kecil serta
kalau berdiri muncul benjolan di lipat paha kanan dan menghilang kalau berbaring)
dengan keluhan saat ini?
Jawab:
Kemungkinan terdapat hubungan, mungkin si bapak nya mengalami BPH yang menyebabkan
susahnya buang air kecil. Karena ketika terjadi BPH maka seseorang akan lebih sering
mengejan yang mana akan lebih rentan mengalami hernia. faktor resiko hernia bisa batuk
kronis. Untuk benjolan lipat paha yang menghilang saat baring karena masih berada di tahap
reponible yang masih bisa balik ke tempat semula.

4. Apakah diurut berhubungan dengan keluhan pak jono saat ini?


Jawab:
Tidak ada hubungan, karena obstruksi yang terjadi akibat hernia yang telah ireponible tidak
akan berpengaruh. Berhubungan, karena dengan di urut akan menyebabkan meningkatan
tekanan intraabdomen.

5. Pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan pada pak jono?


Jawab:
Pemeriksaan fisik
 Inspeksi : distensi abdomen,
 Askultasi : hiperperistaltik, hipoperistaltik,
 Perkusi : suara pekak atau sonor
 Palpasi : nyeri abdomen,
Pemeriksaan penunjang
 Ct-scan
 Foto polos abdomen (air flud level, red hearing bound, steplader sign)
 Pemeriksaan hernia disuruh batuk atau mengejan. Pemeriksaan hernia dengan zimen
tes (dengan sentuhan jari-jari tangan). Finger tes (dengan satu jari). Pump tes (pakai
jari jempol diletakkan di daerah di inguinalis).

6. Apa kemungkinan diagnosis pak jono


Jawab :
Kemungkinan diagnosis obstruksi ileus et causa hernia inguinalis.
Diagnosis Banding hidrokel pada scrotum, hernia scrotalis, torsio testis, volvulus berotasi,
intusepsi usus, tumor testis, epididimitis.

7. Apa tatalaksana awal pada pak jono


Jawab:
 Perbaiki keadaan umum (kelainan metabolik)
 Analgetik untuk meredakan nyeri
 Antiemetik jika ada gejala mual muntah
 Pemasangan NGT untuk dekompresi
 Reposisi pada hernia reponible, namum apabila telah ireponible maka harus segera
dirujuk untuk dilakukan operasi
 Apabila telah inkaserata-strangulata maka akan terjadi beberapa kejadian sepsis maka
harus segera lakukan penatalaksaan pada pasien sepsis.

STRUKTURISASI KONSEP

LEARNING OBJECTIVE
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,
penegakkan diagnosis, tatalaksana, komplikasi hernia
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang manifestasi klinis & tatalaksana torsio testis

SINTESIS MASALAH

HERNIA
Definisi
Hernia berasal dari bahasa latin artinya bentuk, tonjolan dari organ atau jaringan dari suatu defect
dari dinding (ex. Abdomen) yang isinya merupakan usus, omentum, dan organ lainnya.
Dibagi menjadi :
Berdasarkan kejadian = Kongenital dan Didapat (Akuisita)
Lokasi (ex. Inguinalis 90% = direct (fossa medialis inguinalis) dan indirect (fossa lateralis inguinalis)
, femoralis, umbilikalis, dll)
 Indirect cincin normal
 Indirect cincin membesar
 Hernia femoralis
 Hernia rekurens
Berdasarkan tahapan =
 Reponible
 Ireponible
 Inkaserata
 strangulasi

Etiopatofisiologi
Akuisita dan Kongenital
Kongenital akibat tidak sempurnanya perkembangan testis (prosessus vaginalis).
Akuisita akibat pekerjaan berat, atlet, riwayat hernia, batuk kronis, proses melahirkan, dll yang
menyebabkan tingginya tekanan pada abdomen, sehingga menyebabkan defect pada dinding
abdomen yang akan membuat cincin hernia.
Pada abdomen kolagen 1 lebih kurang (yang digunakan untuk memperbaiki saluran sempit).
Umumnya hernia dapat balik kembali (reponible), namun jika cincin menjepit suatu organ maka
akan sulit untuk kembali kembali (ireponible).
Manifestasi Klinis
Tergantung dari sifatnya
Reponible : benjolan hilang timbul (pas batuk, berdiri, bersin), belum terasa sakit,
Ireponible : sangat tampak jelas benjolan (masih bisa di manuver untuk balik lagi)
Inkaserata : gangguan pasase usus, harus di operasi agar bisa balik
Starunglata : gangguan vaskularisasi, nyeri pada abdomen, Mual & muntah
Nyeri terjadi akibat gangguan vaskular yang akan menyebabkan impuls ke saraf yang berada di
mesenterica
Diagnosis
Cek vital sign untuk menentukan apakah telah terjadi syok.
Anamnesis : gejala umum sesuai dari tahapannya seperti yang berada di manifestasi klinis, faktor
resiko (riwayat, berat badan, keturunan, dll)
Pemfis : memasukkan ujung jari pada kanalis ingunalis, melihat pada scrotum yang membesar
kemudian transiluminasi pada scrotum dan bisa juga di auskultasi bising usus, thumb test, diperiksa
berbaring dan berdiri.
Pem. Penunjang : tidak terlalu dibutuhkan (hanya untuk menyingkirkan Diagnosis lain), harga yang
mahal. Usg, Ct-Scan,
Tatalaksana
Terapi definitif pada hernia merupakan operasi
 diberikan manuver sementara sebelum dioperasi
 diberikan antibiotik (sefoxitine 2 kali 24 jam )
 Laparaskopi
 Herniotomi, hernioplasti, herniorafi
 Penutupannya ada 3 (menggunakan jaringan pada pasien, mesh sintetic, open laparostomi)
Terapi konservatif di reposisi atau dikasih penyangga (korset) (namun dikhawatirkan bakal kembali
dan menjadi lebih parah seperti strangulata).
Komplikasi
- Hernia reccurent
- Nyeri abdomen
- Bendungan vena yang menyebabkan edema yang akan menyebabkan strangulata
- Nekrosis akibat strangulata akan menyebabkan perforasi
- Akibat pembedahan, cedera pada vena

TORSIO TESTIS
Kondisi ketika terpelintirnya testis (spermati cord) sehingga menyebabkan iskemik.
Manifestasi Klisnis
Bengkak dan kemerahan pada bagian scrotum, nyeri kremaster menghilang, nyeri unilateral dan
menetap, posisi yang abnormal (meninggi). Pada pasien yang datang pada saat nyeri scrotum
ditentukan dulu apakah dia torsio testis atau epididimitis, phren sign untuk membedakan keduanya.
Pada kasus epididimitis testisnya masih bisa ke raba, namun pada torsio tertis lebih sulit. USG
dopler. Untuk membedakan sama hernia, bisa di palpasi dari tinggi testis yang berbeda, testis ektopik
(testis yang belum turun ke scrotum) cara membedakannya dengan palpasi apakah testisnya beneran
membesar atau malah kosong. Palpasi juga apakah lipoma.
- Fase akut (pembesaran testis)
- Fase awal (ukuran testis normal namun ada cairan dikit)
- Fase terlambat (sudah terjadi iskemik)
Tatalaksana
 Harus cepat ditentukan apakah bener ini torsio testis
 Sebelum pembedahan bisa dilakukan destorsi (dengan memutar ke arah yang berlawanan) hanya
untuk menyelamatkan si testis dan mengurangi nyerinya
 Pembedahan tergantung pada keadaan testis
- Orchidopeksi jika testis masih bagus
- Orcidectomi jika testis telah rusak

Anda mungkin juga menyukai