SKENARIO B
Kelompok 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “ Laporan Tutorial Skenario B Blok
12 “ sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat beriring salam selalu tercurah kepada
junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-
pengikutnya sampai akhir zaman.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan
saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. dr. Thia Prameswarie , M.Biomed selaku tutor kelompok 1.
4. Teman-teman sejawat.
5. Semua pihak yang membantu kami.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat
bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah
SWT. Amin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Endokrin adalah blok keduabelas pada semester IV dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang. Salah satu strategi pembelajaran sistem Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) ini adalah Problem Based Learning (PBL). Tutorial
merupakan pengimplementasian dari metode Problem Based Learning (PBL). Dalam
tutorial mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok
dibimbing oleh seorang tutor/dosen sebagai fasilitator untuk memecahkan kasus yang
ada. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B yang membahas
studi kasus berjudul “Tanganku Gemetaran” guna melatih kemampuan dan
pengetahuan mahasiswa.
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Thia Prameswarie , M.Biomed
Moderator : M. Muharam Habibie
Sekretaris Meja : Aiverda Urfi
Sekretaris Papan : Sintha Lailatul Afifah
Waktu : Selasa, 17 Mei 2022- Jumat,19 Mei 2022
Pukul 08.00 - 10.30 WIB
Peraturan Tutorial : 1. Dilarang makan dan minum saat
diskusi berlangsung
2. Dilarang berdiskusi sendiri-sendiri.
3. Menonaktifkan ponsel atau dalam
keadaan diam.
4. Mengacungkan tangan saat akan
mengajukan pendapatatau argumen.
5. Dilarang meninggalkan ruang
tutorial.
5
2.2 Skenario Kasus
“Tanganku Gemetaran”
Ny. B, 31 tahun, datang ke poli umum RSMP dengan keluhan utama tangan sering
gemetar sejak 1 minggu terakhir. Keluhan ini disertai dengan dada yang berdebar-debar, mudah
lelah bila banyak beraktivitas, keringat berlebihan, mudah merasa cemas dan mudah
tersinggung. Ny. B tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu makannya meningkat namun tidak
disertai peningkatan berat badan. Ny. B terkadang merasa ada yang mengganjal saat menelan
karena terdapat benjolan pada leher bagian tengah agak ke bawah yang makin lama makin
membesar sejak 1 bulan yang lalu.
Pemeriksaan fisik:
Tanda Vital : TD 130/80 mmHg, nadi 112x/menit, regular, pernapasan 22 x/menit, temp
37,0OC
Kepala : Exopthalmus (+), lid retraction (+), lid lag (+), stelwag sign (+), rosenbach
sign (+), mobius sign (+), von grave sign (+), joffroy sign (+)
Pemeriksaan khusus
- Inspeksi : tampak benjolan leher sebelah kanan dan kiri, bulat seperti
telur ayam, rata, ikut bergerak saat menelan, kulit dalam batas normal (tidak ada
tanda-tanda radang)
Thoraks
6
- Jantung : Inspeksi: iktus kordis tidak terlihatpalpasi: iktus kordis teraba
2 jari lateral linea midclavicularis sinistra perkusi: batas jantung kiri 2 jari lateral
linea midclavicularis sinistra auskultasi: bunyi jantung normal, HR 112 x/menit,
regular, bising (-)
- Paru : Dalam batas normal
Ekstremitas : kulit terlihat basah, teraba lembab, tremor (+), edema (-)
2. Lid retraction: suatu aksi yang menarik kebelakang atau kondisi yang menyebabkan
kelopak mata tertarik (dorland 30)
3. Lid lag: keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata (dorland 30)
5. Mobius sign: kelumpuhan wajah dan tidak dapat menggerakkan mata ( dorland 30)
6. Stelwag sign: jarang berkedip atau tidak berkedip dengan sempurna dorland 30)
8. Berdebar-debar: atau palpitasi perasaan denyut jantung yang tidak teratur yang
sifatnya subjektif (dorland 30)
9. Isthmus: hubungan yang sempit antara dua badan atau bagian yang lebih besar
(dorland 30)
10. Joffroy sign: tidak bisa mengerutkan dahi ketika mata melihat ke atas (dorland 29)
11. Rosenbach sign: tremor pada palpebra pada saat mentup mata (dorland 30)
7
2.4 Identifikasi Masalah
1. Ny. B, 31 tahun, datang ke poli umum RSMP dengan keluhan utama tangan sering
gemetar sejak 1 minggu terakhir. Keluhan ini disertai dengan dada yang berdebar-
debar, mudah lelah bila banyak beraktivitas, keringat berlebihan, mudah merasa
cemas dan mudah tersinggung.
2. Ny. B tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu makannya meningkat namun tidak
disertai peningkatan berat badan. Ny. B terkadang merasa ada yang mengganjal saat
menelan karena terdapat benjolan pada leher bagian tengah agak ke bawah yang
makin lama makin membesar sejak 1 bulan yang lalu.
3. Pemeriksaan fisik:
Kepala : exopthalmus (+), lid retraction (+), lid lag (+), stelwag sign (+),
rosenbach sign (+), mobius sign (+), von grave sign (+), joffroy sign (+)
Pemeriksaan khusus
- Inspeksi : tampak benjolan leher sebelah kanan dan kiri, bulat seperti telur ayam,
rata, ikut bergerak saat menelan, kulit dalam batas normal (tidak ada tanda-tanda
radang)
- Palpasi : massa kenyal padat ukuran 4 x 5 cm, fluktuasi (-), isthmus tidak teraba,
mobile, tidak teraba panas, nyeri tekan (-).
Thoraks :
8
- Paru : dalam batas normal
Ekstremitas : kulit terlihat basah, teraba lembab, tremor (+), edema (-)
Jawaban:
Anatomi GlandulaThyroidea
Glandula thyroidea terdiri atas lobus dexter dan sinister yang
dihubungkan oleh isthmus yang sempit. Glandula ini merupakan organ
vascular yang dibungkus oleh selubung yang berasal dari lamina
pretrachealis fascia profunda. Selubung ini melekatkan glandula pada
larynx dan trachea. (Snell, 2017)
Setiap lobus berbentuk seperti buah pir, dengan apexnya menghadap ke
atas sampai linea obliqua cartilaginis tyroideae dan basisnya terletak di
bawah setinggi cincin trachea keempat atau kelima. (Snell.2017)
Isthmus meluas melintasi garis tengah di depan cincin trachea kedua,
ketiga dan keempat . Sering terdapat lobus pyramidalis, yang menonjol ke
9
atas dari isthmus, biasanya ke sebelah kiri garis tengah. Sebuah pita fibrosa
atau muskular sering menghubungkan lobus pyramidalis dengan os
hyoideum. Jika pita ini muscular, disebut musculus levator glandulae
thyroideae
10
Pinggir posterior masing-masing lobus yang bulat berbatasan dengan
glandula parathyroidea superior dan inferior di daerah posterior dan
anastomosis terletak di antara arteria thyroidea superior dan inferior.
Batas-batas isthmus
1) Ke anterior: musculus stemothyroideus, musculus stemohyoideus,
vena jugularis anterior, fascia, dan kulit.
2) Ke posterior: Cincin trachea kedua, ketiga, dan keempat.
Cabang-cabang terminal arteria thyroidea superior beranastomosis
sepanjang pinggir atas isthmus. (Snell,2017)
Perdarahan
Arteri-arteri yang mendarahi glandula thyroidea adalah arteria
thyroidea superior, arteria thyroidea inferiot dan kadang-kadang arteria
thyroidea ima. Arteri-arteri ini saling beranastomosis dengan luas di
permukaan glandula. (Snell,2017)
Arteria thyroidea superior, cabang dari arteria carotis extema,
berjalan turun menuju ke kutub atas setiap lobus, bersama dengan nervus
laryngeus externus (Gambar 1).
Arteria thyroidea inferior, cabang dari truncus thyrocervicalis,
berjalan ke atas di belakang glandula sampai setinggi cartilago cricoidea.
Kemudian arteri membelok ke medial dan bawah untuk mencapai
pinggir posterior glandula. Nervtrs laryngeus recurrens melintas di
depan atau belakang arteri ini, atau mungkin berjalan di antara cabang-
cabangnya. (Snell,2017)
Arteria thyroidea ima, jika ada merupakan cabang dari arteria
brachiocephalica atau arcus aortae. Berjalan ke atas di depan trachea
menuju isthmus. (Snell,2017)
Vena-vena dari glandula thyroidea adalah vena thyroidea superior
yang bermuara ke vena jugularis intema; Vena thyroidea media, yang
bermuara ke vena jugularis interna; dan vena thyroidea inferior. Vena
thyroidea in{erior dari kedua sisi beranastomosis safu dengan lainnya
pada saat mereka berjalan furun di depan trachea. Vena-vena ini akan
bermrrara ke dalam vena bradriocephalica sinistra di dalam rongga
thorax.
11
Aliran limfe
Cairan limfe dari glandula thyroidea terutama mengalir ke lateral ke
dalam nodi lymphoidei cervicales profundi. Beberapa pembuluh limfe
berjalan turun ke nodi lymphoidei parahacheales.
Persarafan
Ganglion sympathicum cervicale superius, medium, dan inferius.
12
Gambar 3. Pembentukan dan pengendalian sekresi sel-sel folikular di
dalam glandula thyroidea. Perhatikan mekanisme umpan balik ke
hypothalamus.
b) Apa makna Ny. B, 31 tahun, datang ke poli umum RSMP dengan keluhan
utama tangan sering gemetar sejak 1 minggu terakhir?
Jawaban :
Jawaban :
13
Karena adanya peningkatan hormone tiroid yang mengakibatkan
terjadinya hipertiroidisme. Hipertiroidisme yang berinteraksi dengan
sistem saraf simpatis (katekolamin) dapat menyebabkan peningkatan kerja
saraf simpatis dan juga dapat menyebabkan meningkatnya aktivitas motorik
pada tubuh sehingga timbul tremor (Guyton,2014).
Jawaban:
Jawaban :
Jawaban :
g) Apa makna Keluhan ini disertai dengan dada yang berdebar-debar, mudah
lelah bila banyak beraktivitas, keringat berlebihan, mudah merasa cemas
dan mudah tersinggung?
Jawaban :
h) Apa penyebab dari dada yang berdebar-debar, mudah lelah bila banyak
beraktivitas, keringat berlebihan, mudah merasa cemas dan mudah
tersinggung?
Jawaban :
15
ringat dan dehidrasi, sehingga mudah mengalami kelelahan.
(Mutalazimah,2017)
Mudah tersinggung
Jawaban :
16
peningkatan metabolism basal kebutuhan oksigen meningkat
vasodilatasi pembuluh darah aliran darah meningkat curah jantung
meningkat dada berdebar. (Price,2015)
Jawaban :
2. Ny. B tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu makannya meningkat namun
tidak disertai peningkatan berat badan. Ny. B terkadang merasa ada yang
mengganjal saat menelan karena terdapat benjolan pada leher bagian tengah
agak ke bawah yang makin lama makin membesar sejak 1 bulan yang lalu.
a) Apa makan Ny. B tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu makannya
meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan?
Jawaban :
17
metabolisme/hipermetabolisme menyebabkan glukosa dari makanan
digunakan untuk metabolisme yang meningkat. Jadi tubuh yang kekurangan
glukosa mengirim signal ke hipotalamus lateral, sehingga timbul rasa haus
dan lapar, setelah makan glukosa dari makanan yang baru di makan tadi di
pecah lagi oleh metabolisme (karena hipertiroid) oleh karena itu penderita
hipertiroid nafsu makannya meningkat namun tidak disertai peningkatan
berat badan (Guyton dan Hall, 2014).
b) Bagaimana mekanisme dari Ny. B tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu
makannya meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan?
Jawaban :
c) Apa makna Ny. B terkadang merasa ada yang mengganjal saat menelan
karena terdapat benjolan pada leher bagian tengah agak ke bawah yang
makin lama makin membesar sejak 1 bulan yang lalu?
Jawaban :
18
dengan wanita. Ukurannya berkurang dengan asupan yodium yang lebih
tinggi. (Can,2021)
Jawaban :
a) Ganas / maligna
Benjolan yang menginvasi jaringan non neoplastik disekitarnya /
menghasilkan metastasis.
b) Jinak / non- maligna
Benjolan yang tidak terdapat invasi atau metastasis. (Salaeh,2016)
19
Jawaban :
a. Defisiensi yodium
Jawaban :
Jawaban :
20
- Intoleransi terhadap panas
- Berkeringat banyak
- Kelemahan otot
- Rasa capai yang sangat, namun pasien tidak dapat tidur - Tremor pada
tangan, berdebar. (Silbernagl, 2017).
Jawaban :
(1) Struma Toksik Pembesaran kelenjar tiroid yang berisi nodul dengan sel-
sel autonom sehingga menyebabkan hipertiroidisme.
2. Kankertiroid
3. Limfadenopati
4. Limfadenitis (infeksi)
5. Limfoma
3. Pemeriksaan fisik:
21
Kepala : exopthalmus (+), lid retraction (+), lid lag (+), stelwag sign
(+), rosenbach sign (+), mobius sign (+), von grave sign (+),
joffroy sign (+)
Pemeriksaan khusus
Thoraks :
Ekstremitas : kulit terlihat basah, teraba lembab, tremor (+), edema (-)
22
BB DAN TB BB 48 kg (BB 1 IMT: 18,5-22,9 IMT sekarang = 18,3
bulan lalu 58 kg), ( BB kurang )
TB 162 cm
IMT dulu = 22,1 (
BB normal )
Nadi 112x/menit, 60-100 x/mnt Takikardia
regular
23
joffroy sign (+) (-) Abnormal (Gejala
penyakit autoimun:
Grave’s Disease)
24
midclavicularis Takikardia
sinistra
HR: 60-100
auskultasi: bunyi x/menit
jantung normal,
HR 112 x/menit,
regular, bising (-)
Jawaban :
Jawaban :
T– TSI (tiroid
25
- tibody yang menyebabkan APC
T–
-
menganggap kelenjar tiroid se
sel T –
(+).
-
mengangg
T–
T – helper
-
s otot jantung
T – helper
26
-
otot jantung
-
menganggap kelenja
T–
- atnya T3 &
2. Von Graefe Sign : Bila melirik ke bawah kelopak mata atas tertinggal
karena palpebra superior tidak mengikuti bulbus okuli waktu melihat ke
bawah
4. Joffroy Sign : Tidak dapat mengerutkan dahi pada waktu melirik ke atas
27
4. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus?
Jawaban :
Anamnesis:
Pemeriksaan fisik:
4. Kepala : exopthalmus (+), lid retraction (+), lid lag (+), stelwag sign (+),
rosenbach sign (+), mobius sign (+), von grave sign (+), joffroy sign (+)
5. Inspeksi: tampak benjolan leher sebelah kanan dan kiri, bulat seperti telur
ayam, rata, ikut bergerak saat menelan.
Jawaban :
Jawaban:
28
T3 = meningkat
T4 = meningkat
TSH = menurun
Hanya sekitar 1% hormon tiroid berada dalam keadaan bebas dan aktif
secara metabolik karena baik T4 maupun T3 terikat kuat dengan protein
transport dalam plasma. Assay T3 atau T4 „total‟ terutama mengukur hormon
yang terikat protein. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai keadaan yang
mempengaruhi konsentrasi protein. Oleh karena itu, lonjakan tunggi T4 total
akan terjadi pada kehamilan dan pada wanita yang mengkonsumsi pil
kontrasepsi oral karena estrogen mengikat sintesis globulin pengikat tiroksin
(Thyroxine Binding Globulin, TBG). Hasil pengukuran yang sangat rendah
dapat terjadi pada individu dengan defisiensi TBG kongenital atau gangguan
hati berat. Assay hormon tiroid „bebas‟ saat ini tersedia luas dan secara umum
tidak terpengaruh oleh perubahan konsentrasi protein pengikat dalam plasma
(pemeriksaan FT4).
3. Pencitraan Tiroid
29
a. Ultrasonografi tiroid akan memperlihatkan adanya nodul dan kista tunggal
atau multiple. Aspirasi jarum untuk sitologi atau drainase kista dan biopsi tiroid
dapat dilakukan dengan panduan ultrasonografi.
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
30
Pada pasien yang berumur diatas 50 tahun, akan lebih cenderung mendapat
komplikasi payah jantung.
b. Ovtalmopati graves
c. Dermopati Graves
Dermopati tiroid terdiri dari penebalan kulit terutama kulit dibagian atas
tibia bagian bawah (miksedema pretibia), yang disebabkan glikosaminoglikans.
Kulit sangat menebal dan tidak dapat dicubit. (Brunne,2013)
9. Bagaimana tatalaksana?
Jawaban :
• Metimazol
d. Iodium radioaktif
e. Pembedahan (tiroidektomi)
Jawaban :
Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam -> lihat respon terhadap terapi obat
obatan, jika dioperasi maka malam
Artinya:
b. Al-Ahqaf ayat 13
32
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami
ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.
Interpretasi:
2.7 Kesimpulan
Ny B 31 thn mengeluh tangan tremor, yang disertai palpitasi, mudah lelah, cemas dan
tersinggung, keringat berlebih, tidak tahan panas, dan struma difusa toksik karena mengalami
tirotoksitosis dengan hipertiroidisme ec grave disease.
33
2.8 Kerangka Konsep Faktor resiko (usia, jenis
kelamin)
34
DAFTAR PUSTAKA
Can AS, Rehman A. Goiter. 2021 Aug 30. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan–. PMID: 32965832.
Harfana, dkk., 2021, Tsh Dan Ft4 Dengan Indeks Massa Tubuh (Imt) Pada Pasien
Dewasa: Studi Cross-Sectional Di Klinik Litbangkes Magelang, Jurnal Media
Gizi Mikro Indonesia, Vol. 13, No. 1.
Guyton, A. C., Hall, J. E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 12. Jakarta:
EGC
Permana, Agung Yudistira, dkk. 2020. Graves Disease dengan Gangguan Irama
Jantung. Medula. Vol. 10 No. 2
Price, S.A., Wilson, L.M. 2015. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi VI. Jakarta: EGC
Sakti, S. 2016. Oftalmopati Pada Penyakit Graves. Jurnal Kedokteran 2016, 5(3): 27-
30
Tallane, S., Monoarfa, A. and Wowiling, P.A.V., 2016. Profil struma non toksik pada
pasien di RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado
35
Ziaurrahman,M. 2014. FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP
PENYAKIT STRUMA
36