MODUL 3 - Gatal
Tutor :
Tutor : dr. Syahfreadi, Sp.B (K)
dr, Gladys Dwiani T. T, M.Pd.Ked
Anggota;
Fikri Walimaulana B 20167300040
MASYARAKAT
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas nikmat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas laporan PBL (Problem Based Learning) dengan baik.
Shalawat dan salam marilah senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
karena beliau telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Dalam tugas laporan praktikum PBL kali ini penulis membahas tentang “Modul 3-
Gatal”. Tugas ini merupakan salah satu laporan pada Sistem SS program studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tugas
laporan ini dibuat bukan hanya untuk memenuhi syarat tugas saja melainkan untuk tambahan
bacaan teman-teman semuanya.
Dalam proses pembuatan tugas laporan ini tentunya penulis mendapat bimbingan,
arahan, pengetahuan, dan semangat, untuk itu penulis sampaikan terima kasih kepada:
● dr. Syahfreadi, Sp.B (K) dan dr, Gladys Dwiani T. T, M.Pd.Ked selaku tutor pada modul 3
ini
● Para dosen dan dokter yang telah memberikan ilmu-ilmunya pada sistem special sense
yang tidak bisa disebutkan satu persatu
● Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan banyak masukan dalam pembuatan
tugas laporan ini.
Pembahasan di dalamnya penulis dapatkan dari buku-buku text book, jurnal, internet,
diskusi, dan lainnya. Penulis sadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
kesempurnaannya. Demikian yang dapat penulis sampaikan, In Syaa Allah laporan ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan
pelajaran bagi teman-teman semua.
Waalaikumsalam Wr. Wb.
Jakarta, 1 Desember 2018
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............………………………………………………..…………...ii
DAFTAR ISI…….............………………………………………………………………...iii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA…….....……...………………………………………................21
BAB I
PENDAHULUAN
Pasien dengan penyakit gatal sering dijumpai dalam praktek dokter sehari-hari. Penyakit gatal
merupakan tanda kardinal adanya inflamasi pada mata yang dapat disebabkan oleh berbagai
hal baik lokal maupun sistemik.
Penyakit mata merah sebagian besar ringan dan dapat ditangani oleh dokter umum, walau
demikian dokter umum harus memahami kapan harus merujuk pasien dengan mata merah ke
dokter spesialis kulit dan kelamin.
Penyebab gatal dapat didiagnosis dengan melakukan anamnesis yang detail dan pemeriksaan
fisik secara hati-hati. Penyakit gatal diterapi sesuai dengan penyebab spesifiknya.
• Seorang perempuan umur 25 tahun datang ke poliklinik mata dengan keluhan mata
merah disertai nyeri dan penglihatan buram. Keadaan dialami sudah 2 hari.
Kalimat sulit : -
Kata / kalimat kunci
1. Perempuan 25 tahun
2. Mata merah, nyeri, dan penglihatan buram
3. Dialami sudah 2 hari
● LANGKAH 7( Pembahasan )
Kelompok kami telah melakukan diskusi kembali pada pertemuan kedua dan kami telah
menyelesaikan langkah yang belum tercapai pada pertemuan sebelumnya. Semua anggota
kelompok kami memaparkan semua hasil yang telah didapatkan pada saat belajar mandiri.
Pemaparan dari langkah teakhir ini akan kami bahas pada Bab II.
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat 2 jenis
(1) Pars papillarae -> menonjol ke epidermis mengandung pembuluh darah dan syaraf.
(2) Pars retikularae -> menonjol ke subkutis, terletak lebih dalam membentuk bagian terbesar
dermis.
2. Fungsi absorpsi, kulit yang sehat tidak udah menyerap air, larutan dan benda padat,
tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak.
Permeabilitas kullit terhadap O₂, CO₂, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal
tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolismedan jenis venhikulum. Penyerapan
berlangsung melalui celah antara sel, menembus sel – sel epidermis atau memlalui
muara saluran kelenjar tetapi lebih banyak yang melalui sel – sel epidermis dari pada
yang melalui muara kelenjar.
3. Fungsi eksresi, kelenjar – kelenjar kulit mengeluarkan zat – zat yang tidak berguna lagi
atau sisa metabolism dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan ammonia.
Kelenjar lemak pada fetus atas pengaruh hormon androgen dari ibunya memproduksi
sebum untuk melindungi kulitnya terhadap cairan amnion, pada waktu lahir dijumpai
sebagai vernix caseosa. Sebum yang di produksi melindungi kulit karena lapisan sebum
ini selain meminyaki kulit juga menahan evaporsi air yang berlebihan sehinggga kulit
tidak menjadi kering. Produk kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan
keasaman kulit pada pH 5 – 6.5.
4. Fungsi persepsi, kulit mengandung ujung – ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan – badan Ruffini di dermis
dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan – badan Krause yang terletak di
dermis. Badan taktil Meissener terletak di papilla dermis berperan terhadap rabaan,
demikian pula badan merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap
tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf – saraf sensrk tersebut
lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), kulit melakukan peranan ini dengan
cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah
kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi
yang cukup baik. Tonus vascular dipengaruhi oleh saraf simpatis (aserilkolin). Pada
bayi biasanya dinding pembuluh darah belum terbentuk sempurna, sehingga terjadi
ekstravasasi cairan, karena itu kulit bayi tampak lebih edematosa karena lebih banyak
mengandung air dan Na.
6. Fungsi pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen (melanosit), terletak di lapisan
basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit
adalah 10 : 1. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen
(melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu. Pada pulasan H.E. sel
ini jernih berbentuk bulat dan merupakan sel dendrit, disebut pula sebagai clear cell.
Melanosom di bentuk alat golgi dengan bantuan enzim tirotinase, ion Cu dan O₂.
pejanan pada matahari mempengaruhi produksi melanosome. Pigmen disebar ke
epidermis melalui tangan – tangan dendrit sedangkan kelapisan kulit di bawahnya
dibawa oleh sel melanofag (melanofor). Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi
oleh pigmen kulit, melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb,
karoten.
7. Fungsi keratinisasi, lapisan epidermis mempunyai 3 jenis sel utama yaitub keratinosit,
sel Langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan
sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel
spinosum, makin ke atas sel makin menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel
granulosum. Makin lama inti menghilang dankeratinosit ini menjadi sel tanduk yang
amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup, dan sampai sekarang
belum sepenuhnya dimengerti. Matolsty berpendapat mungkin keratinosit melalui
proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk. Proses ini berlangsung normal
selama kira – kira 14 – 21 hari, dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara
mekanis fisiologik.
8. Fungsi pembentukan vit D, dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidraksi kolesterol
dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vit D tidak cukup
hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vit D sistemik masih tetap diperlukan.
Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya
pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot – otot di bawah kulit.
4. Jelaskan patomekanisme gatal, kemerahan, dan kulit bersisik !
Adhi Djuanda, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Sibernagl, Stefan; Florian Lang. 2006. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kumar, V., Cotran, R.S., dan Robbins S.L. 20015 Buku Ajar Patologi. Edisi 9; ali Bahasa,
Brahm U, Pendt ;editor Bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto, Nurwany Darmaniah, Nanda
Wulandari.-ed.7-Jakarta: EGC
Sinaga, Dameria. 2013. Pengaruh Stress Psikologis terhadap Pasien Psoriasis. Jurnal Ilmiah
WIDYA Vol. 1 No. 2. FK UKI
Wardhan, Made. 2012. Stres Psikologis Pada pasien Psoriasis : Suatu Kajian
Psikoneuroimunologi. Vol 39 No. 1. FK udayana