Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PBL SISTEM SS

MODUL 3 - Gatal

Tutor :
Tutor : dr. Syahfreadi, Sp.B (K)
dr, Gladys Dwiani T. T, M.Pd.Ked
Anggota;
Fikri Walimaulana B 20167300040

Raka wibisono 2016730088


Annisa Rizky wuryanto 2012730007
Alifia Nurfitriana 2016730007
Dina syafaati 2016730026
Ghina Rasyidah 2016730041
Khoerunissa Cahyani K 2016730056
Ratu manik kencana 2016730090

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2018

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas nikmat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas laporan PBL (Problem Based Learning) dengan baik.
Shalawat dan salam marilah senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
karena beliau telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Dalam tugas laporan praktikum PBL kali ini penulis membahas tentang “Modul 3-
Gatal”. Tugas ini merupakan salah satu laporan pada Sistem SS program studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tugas
laporan ini dibuat bukan hanya untuk memenuhi syarat tugas saja melainkan untuk tambahan
bacaan teman-teman semuanya.
Dalam proses pembuatan tugas laporan ini tentunya penulis mendapat bimbingan,
arahan, pengetahuan, dan semangat, untuk itu penulis sampaikan terima kasih kepada:
● dr. Syahfreadi, Sp.B (K) dan dr, Gladys Dwiani T. T, M.Pd.Ked selaku tutor pada modul 3
ini
● Para dosen dan dokter yang telah memberikan ilmu-ilmunya pada sistem special sense
yang tidak bisa disebutkan satu persatu
● Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan banyak masukan dalam pembuatan
tugas laporan ini.
Pembahasan di dalamnya penulis dapatkan dari buku-buku text book, jurnal, internet,
diskusi, dan lainnya. Penulis sadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
kesempurnaannya. Demikian yang dapat penulis sampaikan, In Syaa Allah laporan ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan
pelajaran bagi teman-teman semua.
Waalaikumsalam Wr. Wb.
Jakarta, 1 Desember 2018

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............………………………………………………..…………...ii

DAFTAR ISI…….............………………………………………………………………...iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang………………………………..................………….1


1.2. Tujuan Pembelajaran……........…......…..……….............................1

1.3.Kegiatan yang dilakukan dan keluarannya……………..…........…...2

1.4. Rumusan masalah……………..…..…………………......................2

BAB II : PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA…….....……...………………………………………................21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasien dengan penyakit gatal sering dijumpai dalam praktek dokter sehari-hari. Penyakit gatal
merupakan tanda kardinal adanya inflamasi pada mata yang dapat disebabkan oleh berbagai
hal baik lokal maupun sistemik.
Penyakit mata merah sebagian besar ringan dan dapat ditangani oleh dokter umum, walau
demikian dokter umum harus memahami kapan harus merujuk pasien dengan mata merah ke
dokter spesialis kulit dan kelamin.
Penyebab gatal dapat didiagnosis dengan melakukan anamnesis yang detail dan pemeriksaan
fisik secara hati-hati. Penyakit gatal diterapi sesuai dengan penyebab spesifiknya.

1.2. Tujuan Pembelajaran


setelah mempelajari modul mata merah mahasiswa sistem SS mampu memahami penyakit-
penyakit dengan gejala gatal, patomekanisme, gejala klinik, ,alur diagosis dan
penatalaksanaan, serta epidemiologi penyakit- penyakit ss tersebut.

1.3.Kegiatan yang Dilakukan dan Keluarannya


Pada saat melakukan PBL, kelompok kami berdiskusi untuk mempelajari kasus-kasus
yang ada di skenario. Kami melakukan pembelajaran dengan mengikuti tujuh langkah (seven
jumps) utuk dapat menyelesaikan masalah yang kami dapatkan.

1.4.Laporan Seven Jumps


Kelompok kami telah melakukan diskusi pada pertemuan pertama dan kami telah
menyelesaikan 5 langkah dari 7 langkah yang ada. Berikut laporan dari hasil yang telah kami
dapatkan :

● LANGKAH 1 (Clarify Unfamiliar)


Skenario

• Seorang perempuan umur 25 tahun datang ke poliklinik mata dengan keluhan mata
merah disertai nyeri dan penglihatan buram. Keadaan dialami sudah 2 hari.

Kalimat sulit : -
Kata / kalimat kunci

1. Perempuan 25 tahun
2. Mata merah, nyeri, dan penglihatan buram
3. Dialami sudah 2 hari

● LANGKAH 2 ( Define Problem )


Pertanyaan:
1. Jelaskan Anatomi dari kulit !
2. Jelaskan Histologi dari kulit !
3. Jelaskan Fisiologi dari kulit !
4. Jelaskan patomekanisme gatal, kemerahan, dan kulit bersisik !
5. Jelaskan penyakit dengan gejala pada scenario !
6. Jelaskan Anamnesis Tambahan untuk menetukan DD !
7. Jelaskan Pemeriksaan Fisik yang diperlukan untuk menentukan DD !
8. Jelaskan DD yang di dapat sesuai dengan scenario !
9. Jelaskan rencana pemeriksaan penunjang untuk DD !
10. Jelaskan Penatalaksanaan yang diberikan untuk DD !
11. Jelaskan Komplikasi dan Prognosis untuk DD !

● LANGKAH 3 ( Brainstorme Possible)


Pada saat diskusi kami telah melakukan brain storming dengan cara menjawab pertanyan-
pertanyaan yang diajukan sebelumnya. Dalam langkah ke-3 ini beberapa pertanyaan yang telah
didapat dari langkah ke-2 telah ditemukan inti jawabannya.

● LANGKAH 4 (Mind Mapping)


● LANGKAH 5 ( Sasaran pembelajaran / Learning Objectif)
Mempelajari:
- Anatomi
- Fisiologi
- Histologi
- Etiologi
- Patomekanisme
- Alur diagnosis
- Penatalaksanaan
- komplikasi
- epidemiologi
- prognosis
2. DD
3. WD

● LANGKAH 6( Belajar Mandiri )


Kelompok kami melakukan belajar mandiri terlebih dahulu untuk mencari dasar ilmiah,
mengumpulkan data-data atau informasi yang dapat membantu meningkatkan pemahaman
dan penerapan konsep dasar yang telah ada yang pada tahap selanjutnya akan
dipersentasikan dan disajikan untuk dibahas bersama.

● LANGKAH 7( Pembahasan )
Kelompok kami telah melakukan diskusi kembali pada pertemuan kedua dan kami telah
menyelesaikan langkah yang belum tercapai pada pertemuan sebelumnya. Semua anggota
kelompok kami memaparkan semua hasil yang telah didapatkan pada saat belajar mandiri.
Pemaparan dari langkah teakhir ini akan kami bahas pada Bab II.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Jelaskan anatomi dari Kulit?


C) Dermis

Terdapat 2 jenis

(1) Pars papillarae -> menonjol ke epidermis mengandung pembuluh darah dan syaraf.

(2) Pars retikularae -> menonjol ke subkutis, terletak lebih dalam membentuk bagian terbesar
dermis.

2. Jelaskan histologi dari Kulit?


3) bagaimana fisiologi kulit?
1. Fungsi proteksi, kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau
mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, misalnya zat-zat
kimia terutama yang bersifat iritan, contonya lisol, karbol, asam, dan alkali kuat
lainnya. Gangguan yang bersifat panas, misalnya, radiasi, sengatan sinaar ultra violet,
gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri maupun jamur.
Hal di atas dimungkinkan karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit
dan serabut-serabut jaringan penunjang yang berperanan sebagai pelindung terhadap
gangguan fisis.

Melanosit turut berperanan dalam melindungi kulit terhadap pejanan sinar


matahari dengan mengadakan tanning. Proteksi rangsangan kimia ddapat terjadi
karena sifat stratum korneum yang impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air,
disamping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat-zat kimia
dengan kulit. Lapisan keasaman kulit ini mungkin terbentuk dari hasil eksresi keringat
dan sebum, keasaman kulit menyebakan pH kulit berkisar pada pH 5 – 6.5 sehingga
merupakan perlingdungan kimiawi terhadap infeksi bakteri maupun jamur. Proses
keratinisasi juga berperan sebagai sawar (barrier) mekanis karena sel – sel mati
melepaskan diri secara teratur.

2. Fungsi absorpsi, kulit yang sehat tidak udah menyerap air, larutan dan benda padat,
tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak.
Permeabilitas kullit terhadap O₂, CO₂, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal
tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolismedan jenis venhikulum. Penyerapan
berlangsung melalui celah antara sel, menembus sel – sel epidermis atau memlalui
muara saluran kelenjar tetapi lebih banyak yang melalui sel – sel epidermis dari pada
yang melalui muara kelenjar.
3. Fungsi eksresi, kelenjar – kelenjar kulit mengeluarkan zat – zat yang tidak berguna lagi
atau sisa metabolism dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan ammonia.
Kelenjar lemak pada fetus atas pengaruh hormon androgen dari ibunya memproduksi
sebum untuk melindungi kulitnya terhadap cairan amnion, pada waktu lahir dijumpai
sebagai vernix caseosa. Sebum yang di produksi melindungi kulit karena lapisan sebum
ini selain meminyaki kulit juga menahan evaporsi air yang berlebihan sehinggga kulit
tidak menjadi kering. Produk kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan
keasaman kulit pada pH 5 – 6.5.
4. Fungsi persepsi, kulit mengandung ujung – ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan – badan Ruffini di dermis
dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan – badan Krause yang terletak di
dermis. Badan taktil Meissener terletak di papilla dermis berperan terhadap rabaan,
demikian pula badan merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap
tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf – saraf sensrk tersebut
lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), kulit melakukan peranan ini dengan
cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah
kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi
yang cukup baik. Tonus vascular dipengaruhi oleh saraf simpatis (aserilkolin). Pada
bayi biasanya dinding pembuluh darah belum terbentuk sempurna, sehingga terjadi
ekstravasasi cairan, karena itu kulit bayi tampak lebih edematosa karena lebih banyak
mengandung air dan Na.
6. Fungsi pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen (melanosit), terletak di lapisan
basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit
adalah 10 : 1. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen
(melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu. Pada pulasan H.E. sel
ini jernih berbentuk bulat dan merupakan sel dendrit, disebut pula sebagai clear cell.
Melanosom di bentuk alat golgi dengan bantuan enzim tirotinase, ion Cu dan O₂.
pejanan pada matahari mempengaruhi produksi melanosome. Pigmen disebar ke
epidermis melalui tangan – tangan dendrit sedangkan kelapisan kulit di bawahnya
dibawa oleh sel melanofag (melanofor). Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi
oleh pigmen kulit, melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb,
karoten.
7. Fungsi keratinisasi, lapisan epidermis mempunyai 3 jenis sel utama yaitub keratinosit,
sel Langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan
sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel
spinosum, makin ke atas sel makin menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel
granulosum. Makin lama inti menghilang dankeratinosit ini menjadi sel tanduk yang
amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup, dan sampai sekarang
belum sepenuhnya dimengerti. Matolsty berpendapat mungkin keratinosit melalui
proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk. Proses ini berlangsung normal
selama kira – kira 14 – 21 hari, dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara
mekanis fisiologik.
8. Fungsi pembentukan vit D, dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidraksi kolesterol
dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vit D tidak cukup
hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vit D sistemik masih tetap diperlukan.
Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya
pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot – otot di bawah kulit.
4. Jelaskan patomekanisme gatal, kemerahan, dan kulit bersisik !

5. Jelaskan penyakit dengan gejala sesuai skenario?


6. Jelaskan macam-macam efloresensi?
Efloresensi kulit
7. Jelaskan anamnesis tambahan dan pemeriksaan fisik yang diperlukan !?
Anamnesis tambahan
Anamnesis mencakup identifikasi penderita, keluhan utama dan perjalanan penyakit. Yang
perlu ditanyakan pada keluhan utama ialah keluhan yang mendorong penderita meminta
pertolongan medis.
Perjalanan penyakit mencakup:
● sejak kapan mulai sakit (berapa hari, minggu, bulan),
● bagaimana dan berupa kelainan apa pada awalnya (merah – merah, bitnik – bitnik,
luka, dsb.),
● dimana kelainan pertama kali timbul (kaki, kepala, wajah, anggota gerak),
● apakah menjalar/tidak, atau hilang timbul,
● apakah gatal, sakit, atau bagaimana,
● apakah keluar cairan/kering,
● obat yang telah digunakan, bagaimana pengaruh obat tersebut, apakah penyakit
membaik, memburuk atau menetap,
Mengenai keluarga harus ditanyakan:
● sosio-ekonomi keluarga, jumlah anggota keluarga, cara hidup, dan penyakit dalam
keluarga atau pada individu di sekitarnya.
● Apakah timbulnya penyakit berkaitan dengan suatu sebab, misalnya akibat pekerjaan,
luka – luka akibat benda tertentu, hubungan dengan musim, atau akibat suatu factor
dalam lingkungan.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan keadaan umum adalah penting, dan perlu dicari hubungannya dengan penyakit
kulit yang sedang diderita. Pemeriksaan kulit sendiri harus dikerjakan di tempat yang terang,
jika perlu dengan bantuan kaca pembesar. Pertama – tama harus ditentukan lokalisasi
kelainan, yaitu secara:
a. Regional: r. fasialis, r. torakalis, r. abdominalis
b. Dengan region relative: 1/3 proksimal ekstremitas inferior kiri, 1/3 tengah lengan
kanan, dll.
Di atas lokalisasi tersebut dicari efloresensi atau ruam kulitnya. Ada 2 jenis ruam kulit:
1. Ruam kulit primer
● Makula, adalah efloresensi primer yang hanya berupa perubahan warna kulit
tanpa perubahan bentuk, seperti pada tinea versicolor, morbus Hansen.
● Eritema adalah macula yang berwarna merah, seperti pada dermatitis, lupus
eritematosus.
● Papula adalah penonjolan padat di atas permukaan kulit, berbatas tegas, berukuran
kurang dari 1 cm.
● Nodula sama seperti papula tetapi diameternya lebih besar dari 1 cm, misalnya
pada prurigo nodularis.
● Vesikula adalah gelembung yang berisi cairan serosa dengan diameter kurang dari
1 cm, misalnya pada varisela, herpes zoster.
● Bula adalah vesikel dengan diameter lebih besar dari 1 cm, missal pada
pemphigus, luka bakar. Jika vesikel berisi darah disebut vesikel/bula hemoragik.
Jika bula berisi nanah disebut bula purulent.
● Pustula adalah vesikel berisi nanah, seperti pada variola, varisela, psoriasis
pustulosa.
● Urtika adalah penonjolan di atas permukaan kulit akibat edema setempat dan
dapat hilang perlahan – lahan, misalnya pada dermatitis medikamentosa, dan
gigitan serangga.
● Tumor adalah penonjolan di atas permukaan kulit berdasarkan pertumbuhan sel
maupun jaringan tubuh
● Kista adalah penonjolan di atas permukaan kulit berupa kantong yang berisi cairan
serosa atau padat atau setngah padat, seperti pada kista epidermoid.

2. Ruam kulit sekunder


● Skuama adalah pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit. Dapat berupa
sisik halus, sedang (dermatitis) atau kasar (psoriasis). Skuama dapat berwarna
putih (psoriasis), cokelat, atau seperti sisik (iktiosis).
● Krusta adalah onggokan cairan darah, kotoran, nanah, dan obat yang sudah
mongering di atas permukaan kulit, misalnya pada impetigo krustosa,
dermatitis kontak. Krusta dapat berwarna hitam (pada jaringan nekrosis),
merah (asal darah) atau cokelat (asal darah, nanah, serum).
● Erosi adalah kerusakan kulit sampai stratum spinosum. Kulit tampak menjadi
merah dan keluar cairan serosa, misalnya pada dermatitis kontak.
● Ekskoriasi adalah kerusakan kulit sampai ujung stratum papilaris sehingga
kulit tampak merah disertai bitnik – bitnik perdarahan. Ditemukan pada
dermatitis kotnak dan ektima.
● Ulkus adalah kerusakan kulit (epidermis dan dermis) yang memiliki dasar,
dinding, tepid an isi. Misalnya pada ulkus tropikum, ulkus durum.
● Rhagaden adalah belahan – belahan kulit dengan dasar yang sangat
kecil/dalam misalnya pada keratoskisis, keratoderma.
8. Jelaskan DD yang didapatkan !

9. Jelaskan rencana pemeriksaan penunjang untuk DD !


10. Jelaskan Penatalaksanaan yang diberikan untuk DD !
11. Jelaskan Komplikasi dan Prognosis untuk DD !
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC

Adhi Djuanda, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Sibernagl, Stefan; Florian Lang. 2006. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Kumar, V., Cotran, R.S., dan Robbins S.L. 20015 Buku Ajar Patologi. Edisi 9; ali Bahasa,
Brahm U, Pendt ;editor Bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto, Nurwany Darmaniah, Nanda
Wulandari.-ed.7-Jakarta: EGC

Burns T. Breathnach S. Cox N. Girffths C. 2010. Rooks textbook of Dermatology. Oxford:


Wley-Blackwell Publisher

Sinaga, Dameria. 2013. Pengaruh Stress Psikologis terhadap Pasien Psoriasis. Jurnal Ilmiah
WIDYA Vol. 1 No. 2. FK UKI

Wardhan, Made. 2012. Stres Psikologis Pada pasien Psoriasis : Suatu Kajian
Psikoneuroimunologi. Vol 39 No. 1. FK udayana

Anda mungkin juga menyukai