Anda di halaman 1dari 24

EFEK FOTOLISTRIK

FARADHILLAH
• Efek fotolistrik adalah gejala keluarnya
elektronn-elektron (elektron logam) akhibat
permukaan dikenai radiasi elektromagnetik
• Elektron yang keluar tersebut disebut elektron
foto.
• Ditinjau dari sejarah, penemuan efek foto
listrik merupakan salah satu tonggak sejarah
fisika kuantum.
• Gejala efek foto listrik pertamakali diamati secara
kebetulan oleh Heinrich Hertz (1886/1887) melalui
percobaan tabung lucutan
• Hertz melihat bahwa lecutan elektrik akan menjadi
lebih mudah jika cahaya ultraviolet dijatuhkan
pada elektrode tabung lecutan.
• Cahaya ultraviolet dapat mencabut elektron dari
permukaan logam atau sekurang-kurangnya
memudahkan elektron terlepas dari logam.
Perlu dicatat bahwa efek fotolistrik hanyalah salah satu
dari beberapa proses pada massa elektron dapat
dilepaskanpancarkan dari permukaan suatu bahan.
Beberapa cara lain adalah sebagai berikut:
• Emisi termionik : pancaran elektron dari permukaan
logam melaui proses pemanasan
• Emisi medan (lucutan elektrik): pancaran elektron dari
permukaan logam akhibat pemberian medan listrik
eksternal yang sangat kuat.
• Emisi lanjutan (secondary emission): pancaran elektron
dari permukaan logam yang diakhibatkan oleh partikel
berenergi kinetik besar membentur logam.
Proses terlepasnya elektron melalui
efek fotolistrik
Penjelasan sederhana tentang gelaja terlepasnya
elektron melalui efek fotolistrik adalah sebagai
berikut: berkas cahaya memberikan energinya
kepada elektron. Jika energi yang diberikan
cahaya tersebut sama atau lebih besar dari energi
ikat elektron maka elektron akan terlepas dari
logam.
Skema Percobaan Efek Fotolistrik
• Peralatan utama terdiri atas plat logam, tabung kaca yang
dilengkapi dengan jendela, galvanometer/ammeter
• Plat logam A dan plat logam K ditempatkan dalam tabung
kaca yang hampa udara.
• Sisi tabung yang berperan sebagai jendela terbuat dari
kuarsa.
• Ammeter digunakan untuk mendeteksi adanya arus listrik
yang dihasilkan elektron foto tersebut, biasa disebut arus
fotoelektrik.
• Plat K dihubungkan kekutub negatif baterai (sebadai
katoda) dan
• Plat A dihubungkan ke kutub positif baterai (sebagai
anoda).
A K
Misalnya Cahaya merah
monokromatik diarahkan
pada elektroda negatif (K).
A K
Arus listrik tidak akan
mengalir atau terbaca di
pengukur arus.
• Cahaya biru
monokromatik
diarahkan pada
elektroda negatif (K)
• Arus listrik akan
mengalir dan
terbaca di pengukur
arus ( Ammeter )
• Energi kinetik elektron foto tercepat dapat
diketahui dari nilai 𝑉𝑠 .
• Berdasarkan prinsip kekekalan energi dapat
disimpulkan bahwa energi kinetik elektron foto
tercepat sama dengan 𝑒𝑉𝑠 , dengan 𝑒 menyatakan
muatan elektron yaitu 1,6 𝑥 10−19 𝐶. Jika energi
kinetik elektron tercepat dilambangkan dengan
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑒𝑉𝑠
• Dengan 𝑉𝑠 = potensial penghenti (stopping
potential)
PENJELASAN TEORITIS
Penjelasan berdasarkan fisika klasik
• Menurut paham klasik ini tidaklah mengherankan jika
cahaya mampu melepaskan elektroon dari logam.
• Sebab, sebagai gelombang cahaya membawa energi yang
dapat diberikan kepada elektron sehingga elektron mampu
melepaskan diri dari ikatannya dan bergerak dengan energi
kinetik tertentu.
• Semakin besar intensitas cahaya, semakin besar pula energi
yang dapat diberikan kepada elektron.
• Lepas tidaknya elektron akhibat penyinaran ini bergantung
pada cukup tidaknya energi yang dikumpulkan elektron
untuk melepaskan diri dari ikatannya.
• Namun demikian ada beberapa fakta eksperimen yang
tidak apat dijelaskan oleh fisika klasik.
• Tidak ada satupun elektron yang dibebasan dari plat K
jika frekuensi cahaya yang dipakai lebih kecil daripada
frekuensi tertentu. Frekuensi tertentu ini disebut
frekuensi ambang logam (𝑓0 ) yang besarnya
bergantung pada jenis logam. Peristiwa ini tidak
konsisten dengan teori gelombang cahaya yang
diramalkan bahwa efek fotolistrik akan terjadi pada
frekuensi berapapun asalkan intensitas cahaya cukup
besar.
• Jika frekuensi cahaya yang dipakai lebih besar dari
frekuensi ambang (𝑓0 ), maka efek fotolistrik terjadi dan
jumlah elektron-elektron foto yang dibebaskan
sebanding dengan intensitas cahaya. Tetapi, energi
kinetik maksimum elektron-elektron tidak bergantung
pada intensitas cahaya. Kejadian ini tidak dapat
dijelaskan dengan konsep-konsep gelombang cahaya
Penjelasan berdasarkan teori
Einstein: pengkuantuman cahaya
• Dia menganggap bahwa cahaya (gelombang-
gelombang elektromagnetik) dengan frekuensi𝑓
dapat dianggap sebagai aliran foton.
• Setiap foton memiliki energi yang diberikan oleh
𝐸 = ℎ𝑓, dengan ℎ tetapan Planck.
• Sesuai dengan model ini, satu foton dapat diserap
oleh satu elektron.
• Einstein menyatakan bahwa energi foton yang
dipindahkan kesebuah elektron dalam suatu
logam haruslah sebesar ℎ𝑓.
• Karena elektron terikat pada permukaan logam,
elektron memerlukan sejumlah energi untuk
membebaskan diri dari ikatan ini.
• Sejumlah energi (𝑊0 ) yang diperlukan untuk mengatasi
penghalang ini disebut energi ambang atau frekuensi
kerja, yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑐
𝑊0 = ℎ𝑓0 = ℎ
𝜆0
• Jadi energi foton sebesar 𝐸 = ℎ𝑓 yang diberikan pada
elektron akan dipakai untuk mengatasi energi ambang
𝑊0 = ℎ𝑓0 sementara sisanya muncul sebagai energi
kinetik elektron saat keluar dari permukaan logam.
• Dengan demikian kita dapat menghubungkan
sebagai berikut:
𝐸 = 𝑊0 + 𝐸𝑘
• Atau
1
ℎ𝑓 = ℎ𝑓0 + 𝑚𝑒 𝑣 2
2
• dengan 𝑚𝑒 adalah massa elektron
9,11 𝑥 10−31 𝑘𝑔 dan 𝑣 adalah kecepatan
elektron saat keluar dari permukaan logam.
• Dengan teori foton kita dapat menerangkan
efek fotolistrik yang tidak dapat diterangkan
oleh gelombang cahaya. Empat sifat utama
efek fotolistrik yang gagal diterangkan oleh
teori gelombang cahaya.
• Fakta bahwa efek fotoolistrik tidak terjadi jika
frekuensi cahaya yang digunakan dibawah
frekuensi ambang. Peristiwa ini sesuai dengan
fakta bahwa energi foton harus lebih besar
daripada energi ambang 𝑊0 . Jika energi foton
yang datang lebih kecil daripada 𝑊0 logam,
maka elektron-elektron tidak akan pernah
keluar dari permukaan logam, berapun
intensitas cahaya yang digunakan.
• Fakta bahwa 𝐸𝑘 maksimum tidak bergantung
pada intensitas cahaya. Jika intensitas cahaya
diduakalikan, maka jumlah foton menjadi dua
kali; berarti menduakalikan jumlah elektron
foto yang keluar tetapi energi kinetik elektron
(ℎ𝑓 − 𝑊0 ) hanya bergantung pada frekuensi
cahaya 𝑓 dan energi ambang 𝑊0 dan bukan
pada intensitas.
• Fakta bahwa 𝐸𝑘 maksimum bertambah dengan
bertambahnya frekuensi
1
ℎ𝑓 = ℎ𝑓0 + 𝑚𝑒 𝑣 2
2
• Fakta bahwa elektron-elektron dikeluarkan hampir
bersamaan dengan datangnya cahaya sesuai dengan
teori pertikel cahaya, yaitu energi datang dalam paket-
paket kecil dan terjadi interaksi satu-satu antara foton
dan elektron. Ini berbeda jauh jika energi foton
didistribusikan secara kontinu melalui daerah yang luas
seperti dalam konsep gelombang cahaya.
KOMPLEMENTARITAS SIFAT BAK-
GELOMBANG DAN BAK-PARTIKEL
BAGI CAHAYA
• Mengingat partikel dan gelombang merupakan
dua entitas yang sangat berbeda, sedangkan
menurut fisika klasik sesuatu yang teridentifikasi
sebagai gelombang akan tetap sebagai
gelombang (demikian pula yang teridentifikasi
sebagai partikel akan tetap sebagai partikel dalam
seluruh sejarah hidupnya)
• maka akan timbul satu pertanyaan: teori mana
yang benar? Cahaya sebagai gelombang atau
cahaya sebagai partikel?
• Ternyata pertanyaan yang sangat logis itu tidak
dapat dipecahkan dengan harus memilih salah
satunya.
• Kedua watak ini mempunyai dukungan
eksperimen yang sama kuat.
• Akhirnya disepakati bahwa pernyataan seperti ini
tidak perlu diperdebatkan lagi.
• Sebagai jalan keluar terbaik, kedua watak
tersebut dipandang saling melengkapi
(komplementer)
• Kedua watak ini dimiliki oleh cahaya, tetapi pada
sebagian besar peristiwa keduanya tidak muncul
secara bersamaan.
• Ada satu gejala yang ditunjukkan oleh cahaya
yang dapat dijelaskan baik dengan
memperlakukan cahaya sebagai partikel maupun
sebagai gelombang.
• contoh gejala yang dimaksud adalah efek dopper,
yaitu gejala berubahnya frekuensi cahaya akhibat
adanya gerak relatif antara pengamat dengan
sumber
TUGAS
• Coba Anda Jelaskan efek dopper dengan
menggunakan prinsip cahaya sebagai
gelombang dan cahaya sebagai partikel

Anda mungkin juga menyukai