Anda di halaman 1dari 7

Gerak Dalam 1 Dimensi

Untuk mempermudah pembahasan tentang gerakan, kita akan mulai dengan benda-benda yang

posisinya dapat digambarkan dengan menentukan posisi satu titik. Benda semacam itu dinamakan partikel.

Orang cendrung membayangkan partikel sebagai benda yang sangat kecil, namun sebenarnya tidak ada batas

ukuran yang ditetapkan oleh kata partikel. Sebagai contoh kadang-kadang lebih enak bila mengganggap bumi

sebagai partikel yang bergerak mengeliling matahari dalam lintasan yang menyerupai lingkaran (tentunya jika

dilihat dari planet atau galaksi lain yang jauh bumi memang akan terlihat seperti sebuah titik kecil). Dalam

kasus ini kita tertarik untuk melihat lintasan pusat bumi mengelilingi matahari sehingga ukuran dan rotasi bumi

dapat kita abaikan.Dalam beberapa persoalan astronomi bahkan keseluruhan tata surya dan galaksi dapat

dianggap sebagai sebuah partikel, Namun bila kita menganalisa rotasi atau struktur internal dari bumi, maka kita

tidak dapat lagi memperlakukan bumi sebagai sebuah partikel tunggal. Tetapi pelajaran kita tentang gerakan

partikel tetap berguna, bahkan dalam kasus-kasus ini sekalipun, karena benda apapun, tak peduli betapa

rumitnya dapat dianggap sebagai kumpulan atau sistem partikel.

1. Kelajuan, perpindahan dan kecepatan


Kelajuan rata-rata partikel didefinisikan sebagai perbandingan jarak total yang ditempuh terhadap
waktu total yang dibutuhkan atau secara matematis dapat ditulis :

Satuan SI kelajuan rata-rata adalah meter/sekon (m/s) dan satuan lazin di US adalah feet/sekon (ft/s).
satuan kelajuan sehari-hari di US adalah mile/jam sedangkan dalam SI dikenal dengan km/jam.

Jika anda menempuh 200 km dalam 5 jam, maka kelajuan rata-rata anda adalah : 200/50 = 40 km/jam.
Kelajuan rata-rata tidak menceritakan apa-apa tentang rincian perjalanan itu. Anda mungkin berkendaraan
dengan kelajuan tetap 40 km/jam selama 5 jam atau mungkin anda berkendaraan cepat selama sebagian waktu
dan lebih lambat selama sisa waktunya atau mungkin anda telah berhenti untuk 1 jam dan kemudian
berkendaraan dengan kelajuan berubah-ubah selama 4 jam yang lainnya.

Sedangkan untuk konsep kecepatan sama dengan konsep kelajuan tetapi berbeda karena kecepatan mencakup
arah gerakan. Agar mengerti konsep ini, terlebih dahulu akan diperkenalkan konsep perpindahan. Mari kita buat
sebuah sistem koordinat dengan memilih titik acuan pada sebuah garis dengan titik asal O. untuk tiap titik lain
pada garis itu kita tetapkan sebuah bilangan x yang menunjukkan seberapa jauhnya titik itu dari titik asal. Nilai
x bergantung pada satuan (feet, meter atau apapun) yang dipilih untuk mengukur jaraknya. Tanda x bergantung
pada posisi relatifnya terhadap titik asal O. kesepakatan yang biasanya kita pilih adalah titik-titik di kanan titik
asal diberi nilai positif dan titik-titik dikirinya diberi nilai negatif.

Gambar 1 berikut ini menunjukkan sebuah titik yang berada pada posisi x 1 pada saat t1 dan berada pada posisi
x2 pada saat t2. Posisi partikel dari titik x2 x1disebut perpindahan partikel. Biasanya digunakan huruf Yunani
delta () untuk menyatakan perubahan kuantitas, jadi perubahan x dapat ditulis menjadi x atau secara
matematis dapat ditulis :

Gambar 1 perpindahan partikel dari x1 ke x2


Kecepatan adalah laju perubahan posisi. Kecepatan rata-rata partikel didefinisikan sebagai perbandingan antara
perpindahan (x) dengan selang waktu (t = t2 t1). Atau dapat ditulis dalam bentuk rumus :

Perhatikan bahwa perpindahan dan kecepatan rata-rata dapat bernilai positif atau negatif, bergantung pada nilai
x2 dan x1. Sesuai dengan perjanjian nilai positif menyatakan partikel bergerak ke kanan dan nilai negatif
menyatakan partikel bergerak ke kiri.
Perhatikan gambar 2 berikut ini. Pada gambar ini terlihat sebuah lintasan partikel yang berbentuk kurva dalam
bidang koordinat x terhadap t, dimana x menyatakan jarak dan t menyatakan waktu. Tiap titik pada kurva
mempunyai nilai x, yang merupakan lokasi partikel pada saat tertentu, dan sebuah nilai t, yang merupakan saat
partikel berada dilokasi tersebut. Pada grafik kita gambar garis lurus antara posisi yang dinamai P 1 dan posisi
yang dinamai P2, perpindahan x = x2 x1 dalam selang waktu t = t2 t1 . garis lurus yang menghubungkan
P1 dan P2 adalah sebuah sisi miring segitiga yang memiliki sisi tegak lurus x dan sisi datar t. Rasio x/t
adalah kemiringan (gradien) garis lurus ini. Dalam istilah goemetri, kemiringan ini merupakan ukuran
kecuraman garis lurus pada grafik. Untuk selang waktu tertentu t, makin curam garisnya, makin besar nilai
x/t. Karena kemiringan garis ini adalah kecepatan rata-rata untuk selang waktu t, maka kita mempunyai
tampilan bentuk geometrik untuk kecepatan rata-rata.
Gambar 2 grafik x terhadap

2. Kecepatan sesaat
Kecepatan sesaat pada saat tertentu adalah kemiringan garis lurus yang menyinggung kurva x terhadap
t pada saat itu. Gambar 3 adalah kurva x terhadap t yang sama seperti pada gambar 2 yang menunjukkan ururtan
selang waktu t, t1, t2, t3,.. yang masing-masing lebih kecil daripada selang sebelumnnya. Untuk tiap
selang waktu t, kecepatan rata-rata adalah kemiringan garis lurus yang sesuai untuk selang itu. Gambar
menunjukkan bahwa, jika selang waktu menjadi lebih kecil, garis lurusnya menjadi semakin curam, tetapi garis
tersebut tak pernah lebih miring dari pada garis singgung pada kurva t1. Kemiringan garis singgung ini kita
definisikan sebagai kecepatan sesaat pada t1.

Gambar 3 grafik x versus t dari gambar 2

Penting disadari bahwa perpindahan x bergantung pada selang waktu t. Ketika t mendekati nol, demikian
juga x (seperti dapat dilihat dari gambar 3), rasio x/t mendekati kemiringan garis yang menyinggung pada
kurva. Karena kemiringan garis singgung adalah limit rasio x/t jika t mendekati nol. Kita dapat menyatakan
kembali definisi kita sebagai berikut :

Kecepatan sesaat adalah limit rasio x/t jika t mendekati nol atau secara matematis dapat ditulis :

Limit ini dinamakan turunan x terhadap t dalam notasi kalkulus ditulis :


Kemiringan ini dapat positif (x bertambah besar) atau dapat juga negatif (x bertambah kecil), dengan demikian
dalam gerak satu dimensi , kecepatan sesaat dapat bernilai positif maupun negatif. Besarnya kecepatan sesaat
disebut kelajuan sesaat.

3. Percepatan
Bila kecepatan sesaat sebuah partikel berubah seiring dengan berubahnya waktu, maka partikel
dikatakan dipercepat. Percepatan rata-rata untuk suatu selang waktu tertentu t = t2 t1 didefinisikan sebagai
rasio v/t dengan v = v2 v1 adalah perubahan kecepatan sesaat untuk selang waktu tersebut.

Dimensi percepatan adalah panjang dibagi (waktu) 2. Satuan yang umum adalah meter per sekon
kwadrat atau ditulis m/s2. Artinya bila suatu benda dipercepat dengan percepatan 10 m/s2, maka tiap detik ,
kecepatan benda tersebut bertambah sebesar 10 m/s. misalnya pada saat t=0; v = 0 maka untuk detik pertama
(t=1) maka kecepatan benda menjadi 10 m/s, untuk detik kedua (t=2) kecepatan benda menjadi 20 m/s dan
seterusnya.

4. Percepatan sesaat
Percepatan sesaat adalah limit (rasio v/t) dengan t mendekati nol. Jika kita gambar grafik
kecepatan terhadap waktu , percepatan sesaat pada saat t didefinisikan sebagai kemiringan garis yang
menyinggung kurva pada saat itu

Jadi percepatan adalah turunan kecepatan terhadap waktu. Notasi kalkulus untuk turunan ini adalah
dv/dt. Karena kecepatan adalah turunan posisi x terhadap waktu t, percepatan adalah turunan kedua x terhadap
waktu t, yang biasanya ditulis d2x/dt2. Kita dapat melihat alasan notasi semacam ini dengan menulis percepatan
sebagai dv/dt dan mengganti v dengan dx/dt:

Jika kecepatan konstan maka percepatan akan sama dengan nol atau v = 0 untuk seluruh selang
waktu. Dalam hal ini kemiringan kurva x terhadap t yang bersangkutan tidak berubah. Secara matematik
hubungan, percepatan, kecepatan, jarak dan waktu dapat dijabarkan sebagai berikut :

Perubahan jarak terhadap waktu adalah kecepatan :


Perubahan kecepatan terhadap waktu adalah percepatan :

Sumber :

1. Tipler; Fisika untuk sains dan teknik jilid 1, Erlangga

2. Halliday Resnick, Fiska jilid 1, Erlangga

Gerak dengan percepatan konstan


Di sekitar kita banyak dijumpai gerak dengan percepatan konstan, misalnya gerak jatuh bebas sebuah benda.
Pada saat benda dijatuhkan dari ketinggian tertentu, maka benda tersebut akan mengalami percepatan yang
besarnya tetap yaitu sebesar percepatan gravitasi bumi (9,81 m/s2 atau 32 ft/s2).
Gerak dengan percepatan konstan akan memiliki kemiringan kurva v terhadap t yang konstan artinya kecepatan
berubah secara linier terhadap waktu. Jika nilai kecepatan awal adalah v0 pada saat t = 0, nilai v pada saat t
berikutnya diberikan oleh :

Jika partikel memulai gerakan di x0 pada saat t =0 dan posisinya adalah x pada saat t, perpindahan x = x
x0 diberikan oleh :

Kecepatan rata-rata dapat dihitung dengan persamaan :

Jadi perpindahan adalah :

Bila v = v0 + at maka kita mendapatkan persamaan perpindahan adalah :


Bila diketahui t = (v v0)/a maka didapat :

Jika tiap ruas dikalikan dengan a dan tiap sukunya dijabarkan, maka akan didapat :

Integrasi
Bagaimana caranya kita mendapatkan fungsi kecepatan dan percepatan dari suatu fungsi posisi yang diketahui
lewat diferensiasi. Persoalan kebalikannya adalah mendapatkan fungsi posisi x bila diketahui kecepatan v atau
percepatan a. Untuk melakukan hal ini kita menggunakan sebuah prosedur yang dinamakan integrasi. Contoh
mendapatkan nilai kecepatan dan posisi dari percepatan yang diberikan. Jika kita mengetahui percepatan itu
sebagai fungsi waktu, kita dapat menemukan kecepatan dengan mencari fungsi v(t) yang turunannya adalah
percepatan. Sebagai contoh jika percepatan konstan

Maka kecepatan adalah fungsi waktu yang bila dideferensiasikan sama dengan konstanta ini. Fungsi semacam
ini adalah :

Namun persamaan ini bukanlah persamaan yang paling umum untuk v yang akan memenuhi hubungan dv/dt =
a. Secara khusus kita dapat menambahkan sembarangan konstanta pada at tanpa mengubah nilai turunannya
terhadap waktu. Dengan menamakan konstanta ini vo, kita mendapatkan :
Konstanta v0 adalah kecepatan awal. Fungsi posisi x adalah fungsi yang turunannya adalah kecepatan:

Kita dapat mengolah tiap suku secara terpisah, fungsi yang turunannya terhadap waktu adalah konstanta
v0 adalah v0t ditambah dengan sebuah konstanta sembarang. Sedangkan fungsi yang turunannya at adalah
1/2at2ditambah dengan sebuah konstanta sembarang. Dengan menggabungkan hasil integrasi ini dan
menambahkan sebuah konstanta gabungan sembarang x0 maka kita mendapatkan :

Bilamana kita mendapatkan sebuah fungsi dari turunannya maka kita juga harus menyertakan sebuah konstanta
sembarang dalam fungsi umumnya. Karena kita harus melakukan 2 kali proses integrasi untuk mendapat x(t)
dari fungsi a(t) maka muncul 2 buah konstanta. Konstanta-konstanta ini biasanya ditentukan dari kecepatan dan
posisi pada suatu saat tertentu, yang biasanya dipilih pada saat t = 0. Oleh sebab itu kedua konstanta itu disebut
kondisi awal.

Anda mungkin juga menyukai