Anda di halaman 1dari 4

Manajer Sukses vs Manajer Efektif

Indria Guntarayana,SE,MM,MAB

Mana yang lebih penting, menjadi manajer sukses atau menjadi


manajer efektif? Jika dihadapkan pada pertanyaan ini mungkin
Anda sedikit bingung. Apakah manajer efektif tidak otomatis menjadi
manajer sukses? Bukankah seseorang manajer disebut sukses
karena dia efektif? Nah sebelum ngelantur lebih jauh sebaiknya kita
menyamakan bahasa terlebih dulu. Manajer sukses adalah manajer
yang mempunyai indeks sukses di atas rata-rata manajer lainnya, di
mana indeks sukses merupakan rasio antara tingkat manajerial yang
berhasil dicapai dan masa kerja. Manajer efektif, di lain pihak, adalah
manajer yang berhasil mencapai prestasi kerja tinggi dibanding
dengan standar yang telah ditentukan, serta mampu melakukan
pekerjaan melalui orang lain dengan tingkat kepuasan dan komitmen
yang tinggi. Dalam kenyataan memang tidak tertutup kemungkinan
bahwa seorang manajer sukses sekaligus juga menjadi manajer
efektif. Namun karakteristik kedua jenis manajer ini tetap dapat
dibedakan.

Tahukah Anda tugas atau pekerjaan manajer pada umumnya?


Jawaban yang paling populer mungkin adalah POAC
(Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling). Maka tidak heran
apabila Anda juga menjawab demikian. Hal ini dapat dimengerti
karena dalam kurun waktu yang cukup lama - sejak Henri Fayol
mengemukakan pemikirannya yang sangat terkenal ‘The five
Fayolian functions of management’ (Planning, Organizing,
Commanding, Coordinating, dan Controlling) - para manajer sejagad
meyakini (atau diyakinkan) bahwa tugas atau pekerjaan manajer
hanya melakukan kelima fungsi manajemen tersebut. Namun
berdasarkan penelitian beberapa pakar manajemen, di antaranya
Henry Mintzberg, John Kotter dan Fred Luthans diperoleh gambaran
yang lebih komprehensif bahwa tugas manajer sebenarnya tidak
hanya melakukan kelima fungsi manajemen seperti yang
dikemukakan oleh Fayol tersebut.

Mintzberg mengatakan bahwa pekerjaan manajer terdiri dari


banyak pekerjaan pendek (brief) yang tidak selalu berkesinambungan
(disconnected) dan mereka sering terlibat dalam hubungan dengan
banyak orang, baik di dalam maupun di luar organisasi. Lebih jauh
dikatakan pula bahwa manajer mempunyai banyak peran dan
mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan peran yang
dimainkannya. Dalam hal hubungan interpersonal, manajer berperan
sebagai figur kepala, pemimpin dan penghubung. Dalam hal
informasional mereka berperan sebagai pengawas, penyebar
informasi dan juru bicara. Kemudian sebagai pengambil keputusan
mereka berperan sebagai wirausaha, pemecah masalah, pengalokasi
sumber daya, dan negosiator.

John Kotter dari Harvard Business School menambahkan


bahwa pekerjaan manajer tidak hanya melulu melakukan ‘Fayolian
functions’. Lebih dari itu para manajer menggunakan sebagian besar
waktu mereka untuk berinteraksi dengan orang lain, melalui
pertemuan-pertemuan guna mendapatkan dan/atau memberi
informasi, yang oleh Kotter disebut sebagai ‘membangun jejaring
(networking)’. Melalui cara ini manajer dapat membuat ‘agenda’
sebagai hasil kompromi, serta sedikit melonggarkan kekakuan di
antara mereka yang kadang-kadang terjadi karena masing-masing
mempunyai sasaran berbeda.

Manajer Sukses vs Efektif : Empat Aktivitas Manajerial

Yang terakhir adalah penelitian oleh Fred Luthans dari


University of Nebraska, Lincoln. Luthans mengelompokkan pekerjaan
manajer dalam empat aktivitas manajerial sebagai berikut:

 Komunikasi, yaitu aktivitas yang meliputi pertukaran informasi


secara rutin dan pemrosesan pekerjaan tulis-menulis.
 Manajemen tradisional, yaitu aktivitas yang terdiri dari
perencanaan, pengambilan keputusan dan pengendalian.
 Manajemen sumber daya manusia, yaitu aktivitas yang
berkaitan dengan aspek perilaku, misalnya motivasi/pemberian
dukungan, pendisiplinan/penghukuman, manajemen konflik,
staffing, dan pelatihan/pengembangan.
 Jejaring (networking), yaitu aktivitas yang meliputi
sosialisasi/berpolitik, berinteraksi de-ngan pihak luar, serta hal-
hal ‘chit chat’ lainnya yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.
Luthans dapat dikatakan menampilkan uraian tentang pekerjaan
manajer yang paling lengkap dibanding Fayol, Mintzberg dan Kotter.
Diskripsinya mencakup pendapat klasik dari Fayol (aktivitas
manajemen tradisional), aktivitas komunikasi dari Mintzberg dan
aktivitas jejaring dari Kotter. Tambahan dari Luthans yang cukup
penting dan melengkapi adalah aktivitas manajer pada manajemen
sumber daya manusia.

Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan oleh para


manajer sukses dan manajer efektif, Luthans melakukan penelitian
terhadap 248 manajer. Hasilnya menunjukkan bahwa hampir
sepertiga waktu dan tenaga mereka digunakan pada aktivitas
komunikasi, sekitar sepertiga pada aktivitas manajemen tradisional,
seperlima pada manajemen sumber daya manusia dan kurang-lebih
seperlima pada aktivitas jejaring.

Selain melakukan penelitian secara umum tentang aktivitas


manajer, Luthans juga melakukan penelitian secara khusus untuk
mengamati apa yang dilakukan oleh kelompok manajer sukses dan
juga apa yang dilakukan oleh kelompok manajer efektif. Hasilnya
menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut mempunyai pola
aktivitas manajerial yang berbeda.

Pada kelompok manajer sukses, terlihat nyata bahwa


mereka mengalokasikan waktu dan tenaga paling banyak pada
aktivitas jejaring (48%). Selanjutnya aktivitas komunikasi berada
di urutan kedua (28%), manajemen tradisional di urutan ketiga
(13%) dan sumber daya manusia adalah aktivitas yang alokasi
waktunya paling sedikit (11%). Hal ini menunjukkan bahwa -
dengan menggunakan kecepatan promosi sebagai ukuran sukses -
manajer sukses lebih banyak menggunakan sebagian besar waktu
dan tenaga mereka untuk bersosialisasi, berpolitik, dan berinteraksi
dengan pihak luar dibandingkan dengan rekannya yang kurang
sukses. Lebih jauh lagi dapat dikatakan bahwa manajer sukses tidak
banyak menggunakan waktu dan tenaganya pada aktivitas
manajemen tradisional atau pada manajemen sumber daya manusia.

Pada kelompok manajer efektif, aktivitas yang mendapat


perhatian paling besar adalah komunikasi (44%), kemudian
manajemen sumber daya manusia (26%), selanjutnya
manajemen tradisional (19%), dan yang terakhir jejaring (11%).
Dari hasil penelitian tersebut diperoleh gambaran bahwa kontribusi
relatif terbesar bagi manajer efektif berasal dari aktivitas yang
berorientasi pada aspek manusia, yaitu komunikasi dan manajemen
sumber daya manusia. Dengan sendirinya berarti pula bahwa bagi
manajer efektif, aktivitas yang berkaitan dengan pembinaan jejaring
kurang diprioritaskan, sangat berbeda dengan apa yang dilakukan
oleh manajer sukses.

Uraian di atas barangkali dapat Anda gunakanan sebagai


acuan, atau setidak-tidaknya inspirasi, untuk mengembangkan karir
Anda di masa depan - mau menjadi manajer sukses atau manajer
efektif. Kalau mau menjadi manajer sukses, perluaslah jejaring
dan keterampilan berkomunikasi, sedangkan bila ingin menjadi
manajer yang efektif, asahlah kemampuan komunikasi dan
penguasaan akan manajemen sumber daya manusia.

Melalui tulisan ini mudah-mudahan Anda mendapat inspirasi


dan dapat menarik manfaat untuk memilih apakah Anda akan
menjadi manajer sukses atau efektif, atau bahkan keduanya - sukses
sekaligus efektif.

Anda mungkin juga menyukai